Profil Kepribadian Guru Pkn Dalam Membina Civic Dispositions Siswa Di Sekolah : studi deskriptif di SMP Negeri 2 Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran.

(1)

ABSTRAK

RENI RISMA NURSARI (1105604) PROFIL KEPRIBADIAN GURU PKN DALAM MEMBINA CIVIC DISPOSITIONS SISWA DI SEKOLAH. (Studi

Deskriptif di SMP Negeri 2 Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kepribadian seorang guru PKn yang berpengaruh terhadap karakter disiplin siswa di sekolah. Guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, maka dari itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Namun, pada kenyataannya masih banyak guru PKn di sekolah yang belum menjadi contoh profil kepribadian guru yang harus digugu dan ditiru oleh para siswanya karena guru itu dianggap sebagai teladan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode studi deskriptif. Pengumpulan data dalam bentuk wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di sekolah sudah menampilakan sosok keteladan di hadapan siswa, dengan selalu berpenampilan rapih, dan bersih, sikap dan berperilaku sopan, komunikasi yang baik terjalin dengan siswa, dalam bertutur kata selalu mengutamakan kesopanan. Dalam merencanakan pembelajaran civic dispositions di sekolah guru PKn merencanakan pembuatan RPP yang berbasis nilai-nilai sikap, yang diambil dari kurikulum yang telah ditetapkan, dan meggunakan metode pembelajaran yang bervariasi untuk digunakan dalam setiap pembelajarannya. Dalam pelaksanaanya guru PKn dengan melaksanakan pembelajaran civic dispositions siswa, guru PKn menggunakan metode yang bervariasi sehingga menjadikan siswa lebih aktif, dalam pelaksanaan pembelajarannya pun memperlihatkan aktivitas siswa dengan guru, menjadikan suasana kelas lebih aktif dan siswa pun bersemangat dalam setiap proses pembelajarannya. Faktor dominan dari kepribadian guru PKn yaitu dari penampilannya yang selalu menarik, rapih, dan bersih. Sehingga menjadikan siswa tertarik akan mengikuti pembelajarannya. Maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian guru itu menampilkan sosok keteladanan yang dapat menimbulkan sikap civic dispositions siswa menjadi lebih baik dalam hal kedisiplinan. Rekomendasi dari hasil penelitian agar guru PKn selalu membangun sikap teladan dengan konsisten dan siswa selalu menerapkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.


(2)

ABSTRACT

RENI RISMA NURSARI (1105604) PERSONALITY PROFILE OF TEACHERS IN PROMOTING CIVIC PKN dispositions SCHOOL STUDENT. (Descriptive Study on SMP Negeri 2 Cimerak District of Cimerak District Pangandaran).

This research is motivated by the personality of a Civics teacher that influence the character of student discipline at school. The teacher is a person who should digugu and imitated, therefore teachers must have certain personal quality standards, which include the responsibility, authority, independence, and discipline. However, in reality there are many Civics teachers in schools that have not become a personality profile examples of teachers who should digugu and emulated by the students because the teacher was regarded as exemplary. The approach used in this study is a qualitative approach, using methods of descriptive studies. The collection of data in the form of interview, observation and documentation study. The results showed that personality Civics teachers in fostering civic dispositions of students in schools already menampilakan keteladan figure in front of students, to always look neat and clean, attitudes and behave decently, good communication is established with the students, the spoken word always put modesty. In planning the civic dispositions learning in school Civics teacher RPP plan of making values-based attitudes, which were taken from the curriculum that have been set, and receipts variety of learning methods to be used in each lesson. In the implementation Civics teacher to carry out civic dispositions student learning, Civics teachers use a variety of methods to make students more active, in the implementation of Its study showed the activity of students and teachers, making classroom atmosphere more active and was eager students in any learning process. The dominant factor of Civics teacher's personality is from her appearance is always interesting, neat, and clean. Making students interested in learning will follow. It can be concluded that the personality of the teacher showing exemplary figure that could cause dispositions civic attitudes of students to be better in terms of discipline. Recommendations from the research that Civics teacher always build with consistent and exemplary attitude always apply discipline students in everyday life.


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang dipilih untuk melakukan penelitian dilengkapi dengan alamat lengkap lokasi, pelaku serta kegiatan yang akan diteliti. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasution (2003, hlm 43) bahwa “lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat, atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat di observasi”. Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Cimerak, yang terletak di Jalan Ciparanti No. 351, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Lokasi penelitian dipilih oleh peneliti karena memenuhi kriteria yang diharapakan oleh peneliti yang dapat menunjang terhadap penelitian yang dilakukan. Adapun alasan peneliti yaitu :

1. Kurangnya peran nilai kepribadian guru terhadap civic dispositions, yang mana belum berperan sebagai fasilitator

2. Dalam pembinaan civic dispositions dalam pembelajaran PKn masih belum banyak dimunculkan di sekolah

3. Pembinaan civic dispositions sangat dipngaruhi oleh keteladanan guru di sekolah

4. Terdapat factor-faktor yang menghambat siswa dalam pembinaan civic dispositions di sekolah.

Maka dari itu, peneliti tertarik ingin melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Cimerak, agar mengetahui bagaimana peran guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di sekolah.


(4)

Dalam penelitian kualitatif memerlukan informasi dan data-data dari berbagai sumber yang sesuai dengan tujuan dari penelitian. Oleh karena itu, perlu ditentukan subjek penelitian yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi tersebut. Adapun subjek penelitian itu sendiri merupakan sasaran atau pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009, hlm 53-54) mengungkapkan bahwa :

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dijadikan sebagai subjek penelitian dalam penelitian ini adalah:

a. Kepala sekolah SMP Negeri 2 Cimerak Djodo Sudrajat, S.Pd, M.Pd sebagai pihak yang dapat memberikan informasi berkenaan dengan penyusunan kebijakan dan perencanaan serta penyedia sarana prasana sekolah di SMP Negeri 2 Cimerak

b. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan Nursoleh S.Pd, sebagai pemberi informasi berkenaan dengan gambaran umum kepribadian guru PKn dan kedisiplinan siswa yang dimiliki oleh guru PKn dan peserta didik SMP Negeri 2 Cimerak

c. Guru PKn Dadang Nugraha S.Pd, MM, dan Ngadimin S.Pd, merupakan objek dan informan yang sangat baik dalam memberikan gambaran tentang kedisiplinan siswa yang kaitannya dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

d. Peserta didik kelas 8 sebagai objek dalam kedisiplinan siswa di SMP Negeri 2 Cimerak


(5)

Dalam penelitian kualitatif tidak dapat ditentukan berapa banyak informan untuk menunjang penelitian. Penelitian kualitatif akan berhenti ketika tidak ada lagi fenomena atau aspek baru yang muncul.

B. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam mencapai tujuan penelitian yang diharapkan diperlukan tahapan-tahapan penelitian agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Oleh karena itu, penulis menyusun tahapan-tahapan penelitian guna memperoleh hasil yang maksimal. Adapun tahapan-tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian merupakan langkah awal dalam melakukan sebuah penelitian. Hal yang pertama kali dilakukan adalah menentukan masalah yang akan diteliti, objek atau sasaran penelitian serta lokasi penelitian kemudian dibentuk menjadi sebuah judul penelitian. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah masalah bagaimana peran kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di sekolah, sasarannya adalah peserta didik di SMP Negeri 2 Cimerak, Jalan Ciparanti No. 351, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran.

Setelah ditetapkan judul penelitian, tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pra penelitian atau penelitian pendahuluan. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum tentang permasalahan atau situasi lokasi penelitian apakah sesuai dengan fokus penelitian atau tidak. Pada tahap ini dilakukan penelitian pendahuluan dengan pihak SMP Negeri 2 Cimerak dan memperkenalkan identitas, serta menjelaskan maksud dan tujuan penulis datang ke sekolah.

Setelah penulis mendapatkan gambaran umum tentang kondisi masalah kepedulian lingkungan siswa SMP Negeri 2 Cimerak, selanjutnya penulis mengajukan rancangan penelitian yang terdiri dari judul penelitian, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian metode dan pendekatan penelitian, lokasi dan subjek penelitian serta teknik dalam


(6)

2. Tahap Perizinan Penelitian

Tahapan perizinan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh penulis dalam mendapatkan legalitas dari lembaga atau instansi terkait. Sejalan dengan pernyataan Moleong (2002, hlm 87) bahwa “pertama-tama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berkuasa dan berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian”. Perolehan izin dari pihak-pihak yang terkait ini guna memberikan kelancaran dalam proses penelitian. Adapun tahapan perizinan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) UPI Bandung

b. Selanjutnya, surat permohonan izin penelitian yang sudah ditandatangani oleh Ketua Jurusan PKn, kemudian diserahkan kepada Dekan FPIPS UPI melalui Dekan Pembantu Bidang Akademik dan Kemahasiswaan untuk mendapatkan surat rekomendasi dari Kepala BAAK UPI yang mengatur segala urusan administrasi dan akademik

c. Surat permohonan izin penelitian kemudian diserahkan kepada lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Cimerak

d. Setelah surat sampai pada pihak sekolah, kemudian penulis melakukan konfirmasi kepada pihak sekolah SMP Negeri 2 Cimerak terkait izin sekolah sebagai lokasi penelitian

e. Penulis menyiapkan segala sesuatu yang menjadi langkah awal penelitian dengan membuat format wawancara terlebih dahulu

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai dan penulis mendapatkan izin dari sekolah untuk penelitian, maka barulah penelitian dapat dilaksanakan. Dalam tahap pelaksanaan penelitian, penulis mencari segala hal yang dapat dijadikan sebagai informasi dari subjek penelitian di lokasi penelitian sebagaimana yang telah dirancang. Informasi yang diperoleh, selanjutnya dianalisis dan diolah sesuai


(7)

dengan fokus permasalahan sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan responden yang akan diwawancarai, dengan cara mendatangi dan

menghubunginya

b. Mengadakan wawancara dengan responden sesuai dengan kesepakatan

c. Melakukan studi dokumentasi disertai dengan catatan lapangan sesuai dengan fokus permasalahan di lapangan

d. Sambil memproses data, penulis mengkaji literatur yang berkaitan dengan fokus masalah dalam penelitian ini

e. Setelah data diperoleh, kemudian diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan

C. Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam mencapai keberhasilan penelitian diperlukan adanya pendekatan dan metode yang menunjang. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu fenomena atau situasi sosial dalam ruang lingkup tertentu yang hasil analisisnya berupa pemaparan gambaran dalam bentuk uraian naratif. Hal ini sesuai dengan definisi yang diungkapkan oleh Syaodih (2012, hlm 60) bahwa “Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”.

Secara lebih detail Sugiyono (2009, hlm 1) mengartikan penelitian kualitatif sebagai

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Sejalan dengan pendapat di atas Creswell (dalam Patilima, 2010, hlm 2-3) mendefinisikan bahwa


(8)

Penelitian kualitatif sebagai sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan pada penciptaan gambar holistik yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmiah

Adapun karakteristik penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2009, hlm 9) bahwa penelitian kualitatif itu:

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument kunci

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)

Berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas mengenai penelitian kualitatif, dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang meneliti permasalahan sosial atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat dimana untuk mencari informasi peneliti dijadikan sebagai alat utama, setelah data diperoleh kemudian disusun secara terperinci dalam bentuk kata-kata atau uraian naratif.

Sebagaimana penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yang merupakan kajian analitis terhadap fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan berkenaan dengan kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa yang diterapkan guru yang bersangkutan dalam membina kedisiplinan di lingkungan sekolah. Karena penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang hasil dari penelitian yang telah dianalisis berupa pemaparan gambaran mengenai fenomena yang terjadi selama proses penelitian berlangsung dalam bentuk uraian naratif yang menunjukan bagaimana peran guru PKn dalam membina civic dispositions siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dalam melakukan penelitian kualitatif penulis harus memiliki kompetensi-kompetensi tertentu agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik. Adapun beberapa kompetensi yang


(9)

diperlukan penulis dalam melakukan penelitian kualitatif dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm 26) sebagai berikut:

1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti

2. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks sosial yang akan diteliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun hubungan yang akrap dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial

3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada objek penelitian (konteks sosial)

4. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan, dan wawancara mendalam secara triangulasi serta sumber-sumber lain 5. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan

mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema kultural/budaya

6. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas dan trasferabilitas hasil penelitian

7. Mampu mengahasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru 8. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis dapat dikatakan sebagai instrument kunci dalam penelitian kualitatif. Hal ini didasarkan pada beberapa kompetensi yang perlu dimiliki oleh peneliti dalam melakukan penelitian kualitatif. Dengan demikian proses penelitian bergantung pada peneliti itu sendiri dalam mengumpulkan informasi yang menjadi fokus permasalahan, proses pengumpulan informasi ini akan dianggap berakhir ketika dalam mengumpulkan informasi telah ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh artinya sudah tidak ada lagi informasi baru.

Untuk dapat mencapai tujuan penelitian yang diharapkan maka diperlukan suatu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Metode merupakan cara yang digunakan dalam penelitian untuk mencapai suatu tujuan penelitian yang diharapkan. Menurut Syaodih (2012, hlm 52) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “metode penelitian adalah rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.


(10)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif. Adapun pengertian metode deskriptif menurut Nana Syaodih Sukmadina (2012, hlm 72) bahwa:

Penelitian deskriptif adalah yaitu suatu bentuk penelitian yang paling dasar, dan ditujukan untuk mendeskriptifkan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan gambaran yang mendetail tentang fokus permasalahan yaitu bagaimana peran kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di sekolah secara intensif, terperinci dan mendalam yang diterapkan di SMP Negeri 2 Cimerak. Dengan menggunakan studi Deskriftip ini penulis berharap dapat mengidentifikasi, menggambarkan dan mengkaji peranan kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di SMP Negeri 2 Cimerak secara rinci dan menyeluruh.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian, karena pada langkah ini bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif alat yang digunakan sebagai pengumpul data adalah peneliti itu sendiri. Sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2009, hlm 2) bahwa “dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrument. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument”. Selain mengandalkan pada kemampuan dari peneliti itu sendiri perlu juga menggunakan pedoman wawancara dan observasi. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sugiyono (2009, hlm 63) mengatakan bahwa

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya yaitu, wawancara, observasi, catatan


(11)

lapangan, studi literatur, dokumentasi dan triangulasi. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing teknik pengumpulan data:

1. Wawancara

Wawancara menurut Esterberg dalam (Sugiyono, 2009, hlm 72) sebagai berikut “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of

meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Sejalan dengan pendapat di atas Moleong (2002, hlm 135) mendefinisikan bahwa

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Definisi dari wawancara juga diungkapkan oleh Herdiansyah (2013, hlm 31) yang menyatakan bahwa

Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini menggunakan wawancara dalam proses pengumpulan data dengan menjadikan responden sebagai sumber lengkap yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas secara lisan, agar penulis dapat mengetahui secara mendalam tentang hal-hal yang akan diteliti serta mendapatkan informasi jelas mengenai peran kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa. Pada penelitian ini wawancara ditujukan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru PKn dan perwakilan siswa-siswi SMP Negeri 2 Cimerak.


(12)

Pengumpulan data dengan cara observasi yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung di tempat penelitian atau objek penelitian untuk mengetahui secara langsung gejala sosial, proses, situasi, kondisi dan aktivitas dari yang diteliti. Definisi observasi menurut Syaodih (2012, hlm 220) merupakan ”suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”. Menurut Danial dan Warsiah (2009, hlm 77) bahwa

Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu penomena tertentu.

Selain itu, Herdiansyah (2013, hlm 131) menyatakan bahwa

Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta ”merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka melalui observasi dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan siswa yang berkenaan dengan kedisiplinan dan kondisi sekolah dengan segala fasilitas sekolah yang ada dalam mendukung terwujudnya civic dispositions siswa di sekolah. Selain itu, penulis akan melihat program kegiatan siswa di luar jam pelajaran.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan sangat penting digunakan dalam teknik pengumpulan data. Menurut Bogdan dan Biklen dalam (Moleong, 2002, hlm 153) bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

Dengan demikian maka dalam memudahkan proses pengumpulan data, penulis menggunakan teknik catatan lapangan dengan cara mencatat segala hal yang ditemukan pada saat penelitian berlangsung mengenai segala sesuatu yang


(13)

didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan oleh penulis berkenaan dengan peran kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di SMP Negeri 2 Cimerak.

4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan metode mempelajari sebuah hasil penelitian terdahulu atau sumber-sumber lainnya. Menurut Danial dan Warsiah (2009, hlm 30) bahwa “studi kepustakaan (literature) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa studi literatur digunakan dengan mempelajari beberapa referensi terkait untuk dapat melengkapi data-data primer dari objek penelitian. Studi literatur ini diperlukan sebagai bahan pembahasan dan menemukan teori-teori yang sesuai dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan literatur dari jurnal, buku-buku, dan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan permalasalahan yang penulis ambil yaitu kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa.

5. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif data yang didapatkan bisa melalui wawancara secara langsung dengan masyarakat, melalui observasi, juga melalui dokumentasi. Menurut Danial dan Warsiah (2009, hlm 30) mendefinisikan studi dokumentasi sebagai

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte dsb.

Sejalan dengan pengertian di atas, Sugiyono (2009, hlm 82) mendefinisikan dokumentasi sebagai ”catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Dari beberapa pengertian dokumentasi, dapat disimpulkan bahwa


(14)

Reni Risma Nursari, 2015

Sumber Data Sama Observasi

Partisipatif

Wawancara Mendalam

Dokumentasi

Kepala Sekolah

catatan selama melakukan penelitian berupa buku yang relevan, peraturan, laporan kegiatan, foto dan lain-lain yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data dari teknik wawancara dan observasi

6. Triangulasi

Prosedur triangulasi merupakan bukti-bukti yang yang berasal dari sumber-sumber tersebut. Keabsahan dalam sebuah data sangat diperlukan agar hasil penelitian tidak melenceng dari data yang ditemukan di lapangan. Dalam teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2009, hlm 83) ”triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Lebih lanjut Sugiyono (2009, hlm 83) membagi triangulasi menjadi dua jenis yaitu

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat digambarkan seperti gambar 3.1 dan 3.2 berikut.

Gambar 3.1

Triangulasi Teknik Pengumpulan Data (bermacam-macam cara pada sumber yang sama)


(15)

Gambar 3.2

Triangulasi dengan tiga sumber Sumber: Gambar diolah peneliti tahun 2014

E. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini merupakan langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data atau informasi yang didapat dari proses penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun pengertian dari analasis data dijelaskan oleh Moleong (2002, hlm 103) bahwa “analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”. Lebih lanjut, Sugiyono (2009, hlm 89) menyatakan bahwa

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian kualitatif tahap analisis data dilakukan dari sebelum memasuki lapangan, selama penelitian itu berlangsung sampai penelitian selesai dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nasution dalam (Sugiyono, 2009, hlm 89) bahwa

Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded”.

Berdasarkan pernyataan di atas, analisis data dalam penelitian kualitatif sebelum penulis memasuki lapangan yaitu dengan melakukan studi pendahuluan


(16)

berlangsung dilapangan analisis data dilakukan secara interaktif yaitu pada saat pengumpulan data berlangsung. Hal ini sejalan dengan Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2009, hlm 91) mengemukakan bahwa

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa komponen yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Berikut merupakan penjelasan dari tiga komponen dalam analisis data, yaitu

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis data. Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Menurut Sugiyono (2009, hlm 92) mendefinisikan bahwa “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polannya”. Memilih hal yang pokok dan merangkum didasarkan pada fokus permasalahan penelitian. Proses reduksi ini dilakukan karena data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu maka proses reduksi ini dilakukan. Dengan demikian data yang telah direduksi dapat memudahkan penulis untuk mengetahui gambaran dengan lebih jelas dan untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya bila masih diperlukan.

Dalam penelitian ini data yang akan direduksi adalah mengenai peran kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di sekolah, sehingga memberikan gambaran jelas kepada penulis mengenai hal-hal pokok apa saja yang sesuai dengan kepribadian guru Pkn dalam mendisiplinkan siswa, serta memudahkan penulis untuk dapat menentukan pengumpulan data selanjutnya apabila masih diperlukan untuk melengkapi.


(17)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Menurut Sugiyono (2009: 95) menyatakan bahwa “dengan mendiplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut”. Dari pendapat di atas maka untuk memudahkan penulis dalam memahami data, display data dapat disajikan berupa uraian naratif, tabel, grafik dan sejenisnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan data yang disajikan dalam penelitian ini berupa gambaran uraian naratif mengenai peran kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di SMP Negeri 2 Cimerak.

3. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan dan Verifikasi)

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Menurut Sugiyono (2009: 99) bahwa

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.

Dengan demikian, kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini yaitu mendapatkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dalam bentuk pertanyaan singkat dan mudah dipahami sehingga mudah dalam menyimpulkan bagaimana gambaran peran kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di SMP Negeri 2 Cimerak.

Demikian tahapan pengolahan dan analisis data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini. Melalui tahapan-tahapan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memperoleh data-data yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan fokus kajian penelitian.


(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menggambarkan tentang profil kepribadian guru PKn terhadap membina civic dispositions siswa di sekolah. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Gambaran kepribadian guru PKn di SMP Negeri 2 Cimerak sudah menunjukan sikap dan perilaku teladan dihadapan siswa dan dikalangan staf pengajar lainnya. Membina civic dispositions yaitu dengan menapilkan sikap teladan dihadapan siswa dengan berusaha datang ke sekolah tepat waktu bahkan sebelum siswa datang ke sekolah, namun karena kendala dan halangan perilaku datang ke sekolah sebelum siswa datang tidak dilakukan secara konsisten. Selanjutnya yaitu selalu berpakaian rapih, bersih dan menarik dihadapan siswa sesuai dengan aturan yang diterapkan di sekolah. Menampilkan sikap taat beribadah dengan menjalankan shalat lima waktu ketika guru PKn berada di sekolah, menggunakan metode pembelajaran yang menarik untuk merangsang keaktifan siswa, menerapkan berbagai penanaman karakter-karakter yang harus dimiliki siswa salah satunya sikap disiplin. Membimbing siswa membaca Asmaul Husna dan tadarus Al-Qur’an selama 15 menit , memberikan hukuman yang sifatnya membangun siswa yang melanggar aturan sekolah berupa sanksi dalam bentuk administratif. Disiplin itu tidak hanya bersumber dari sikap teladan yang ditunjukan oleh guru-gurunya di sekolah, karena siswa memang lebih banyak menghabiskan waktu di lingkungan rumahnya dibandingkan di sekolah, maka dari itu, penerapan disiplin memang lebih kuat pengaruhnya dari lingkungan keluarga dan pola didikan orang tua.

2. Guru PKn merencanakan pembelajaran civic dispositions bahwa dalam penyusunan RPP selalu ditanamkan nilai-nilai karakter disiplin di


(19)

dalamnya, dan nilai-nilai sikap. Dalam materi pembelajaran guru PKn selalu mengaitkan dengan nilai-nilai karakter disiplin siswa dan empat norma yang berlaku di lingkungan masyarakat, khususnya dalam pembinaan disiplin siswa melalui pembelajaran civic dispositions di sekolah. Menggunakan metode yang bervariasi, kreatif dalam mengekplorasi materi pembelajaran, sehingga menarik siswa untuk lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajarannya.

3. Guru PKn melaksanakan pembelajaran civic dispositions sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat, dan dijadikan patokan atau pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran civic dispositions siswa di sekolah. Dalam penyusunan RPP pun ditanamkan nilai-nilai karakter disiplin siswa di dalamnya dan nilai-nilai sikap yang tercantum dalam RPP. Guru PKn selalu menerapkan sikap teladan dengan cara mentaati, menunjukan dan selalu membimbing siswa untuk melaksanakan program yang dibuat oleh sekolah. Contohnya yaitu tercermin dalam kehadiran, selalu tepat waktu datang ke sekolah, menghindari sikap bolos mengajar agar kehadiran guru dan siswa dapat terlaksana dengan baik. Mencontohkan dan membimbing siswa untuk menjauhi rokok dengan menyebutkan bahaya dari asap rokok bagi kesehatan, menunjukan dan membimbing siswa dalam program shalat lima waktu dan berjamaah bersama. Selain itu membimbing siswa dalam program membacakan Asmaul Husna dan tadarus Al-Qur’a dan kebersihan kelas.

4. Faktor-faktor dominan kepribadian guru pkn dalam pembelajaran civic dispositions dari diri individu dan dari lingkungan luar. Contohnya dari diri individu guru PKn yaitu cara beliau mengajar, berbicara sopan, berpenampilan menarik, komunikasi yang baik dengan siswanya, serta selalu mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari


(20)

Faktor kepribadian guru PKn yang paling dominan dalam pembelajaran civic dispositions siswa yaitu cara berpenampilan guru, ketika dalam pembelajaran di kelas guru PKn harus menampilkan penampilan yang sopan baik itu dalam berpakaian, berbicara, dan berkomunikasi, supaya siswa tertarik kepada gurunya untuk melaksanakan disiplin. Karena guru sifatnya ditiru dan digugu oleh siswa, jika seorang guru PKn memiliki kepribadian yang baik maka akan menciptakan peserta didik yang baik pula. Penampilan seorang guru dalam menerapkan disiplin adalah salah satu sikap dan perilaku sebagai guru PKn yang paling dominan yang dilihat oleh siswa, karena fungsi dari guru PKn itu sendiri membina moral siswa, dan membentuk siswa menjadi manusia Pancasila.

B. Saran

Setelah mengkaji permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian, maka peneliti memiliki pemahaman dan penilaian. Adapun saran/rekomendasi yang dapat peneliti berikan diantaranya:

1. Bagi Sekolah

a) Sekolah diharapkan selalu menjalankan aturan sekolah dengan konsisten yaitu dengan bersikap adil dan tegas dalam memberikan tindakan disiplin bagi setiap siswa tanpa membeda-bedakan status dan bagi siswa yang melanggar peraturan

b) Menambah jumlah kegiatan agar siswa dapat lebih merasakan dampak positif dari pembiasaan ini,

c) Lebih meningkatkan kediisiplinan bagi siswa yang masih malas- malasan dan tidak serius dalam mengikuti pembiasaan

d) Menampilkan sikap teladan dari semua staf pengajarnya dihadapan siswa dengan berusaha selalu datang tepat waktu, menggunakan bahasa komunikasi yang sesuai dengan kaidah, berpakaian rapih, bersih, menari, dan bersahaja, dan menghargai siswa sebagai suatu pribadi


(21)

e) Sekolah diharapkan selalu mengevaluasi tata tertib sekolah agar meningkatkan kualitas pembinaan civic dispositions siswa dan penanaman pendidikan karakter dengan mempertimbangkan apakah peraturan yang telah ada relevan atau tidak serta mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan dari poin-poin dalam tata tertib.

2. Bagi Guru PKn

a) Guru PKn diharapkan agar selalu meningkatkan iklim pembelajaran yang inspiratif, kreatif dan inovatif dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif agar dapat merangsang kektifan siswa dan motivasi belajar siswa menjadi tinggi

b) Guru PKn diharapkan selalu membangun kewibawaan dengan menerapkan kepribadian yang baik secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di lingkungan tenmapt tinggal

c) Guru PKn diharapkan selalu meningkatkan siswa akan pentingnya menerapkan budaya disiplin dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai cara seperti memberikan pembelajaran nilai moral, contoh teladan, dan pemberian sanksi yang tegas bagi siswa yang melanggar

d) Guru PKn diharapkan tetap berusaha mengatasi faktor-faktor kepribadian terhadap pembinaan civic dispositions siswa di sekolah lewat kerjasama dengan orang tua siswa, kepala sekolah, ataupun dengan staf pengajar lainnya.

3. Bagi Siswa

a) Siswa diharapkan selalu menenrapkan karakter disiplin dalam kegiatan pembelajaran dan kehidupan sehari-hari agar dapat


(22)

b) Siswa diharapkan mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam dirinya seperti sifat malas ke sekolah, malas belajar, penyalahgunaan intenet, selalu sering menonton televise dan menggunakan gadget

c) Siswa diharapkan agar memanfaatkan kelebihan dari teknologi dan tidak menyalahgunakan kemajuan teknologi ke arah negatif

d) Siswa diharapkan selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa karena siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler terlihat lebih aktif di kelas

4. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a) Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan lebih meningkatkan pengembangan metode dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn

b) Lebih meningkatkan penerapan dan penanaman pendidikan karakter di sekolah

c) Lebih meningkatkan dalam bentuk penelitian lebih jauh terhadap penguatan pembinaan civic dispositions siswa di sekolah.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya senantiasa selalu mencari informasi sebanyak-banyaknya dan berusaha meningkatkan wawasan dan pengetahuan, terutama yang menyangkut profil kepribadian guru PKn terhadap membina civic dispositions siswa di sekolah SMP Negeri 2 Cimerak.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Mahpudz Asep, (2007). Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan, (Menyambut 70 Tahun Prof Drs, H.A Kosasih Djahari). Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) FPIPS-UPI Bandung.

Djahari, K.A (1995/1998) Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai Moral. Bandung: IKIP.

Abin, Syamsudin Makmun. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda karya Remaja

Azis Wahab, Abdul dan Sapriya (2011). Teori dan Landasan pendidikan kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Budimansyah, D dan Winataputra, U. (2012) Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran). Bandung: Widya Aksara Press

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press

Budimansyah, D dan Suryadi, K (2008) PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi PKn Sekolah Pascasarjana UPI

Darajat, Zakiah (1980). Kepribadian Guru. Yogyakarta: PT Bulan Bintang

Daryanto, (2013). Standar Kompetensi Penilaian Guru Profesional. Yogyakarta: Gava Media

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara E, Mulyasa. (2008). Kurikulum Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyasa. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Musbikin, Imam. (2010). Guru yang Menakjubkan. Yogyakarta: Buku biru

Rochman, Chaeru dan Gunawan, Heri (2011). Mengembangkan Kompetensi Kepribadian Guru. Bandung: Nuansa cendekia


(24)

Wibowo, Agus dan Hamrin. (2012). Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Jayadi, Ahmad. (2005). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Konstektual. Bandung: Raja Grafindo Persada

Uzer, Usman (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya B, Daroeso. (1989). Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang:

CV. Aneka Ilmu

Nu’man, Sumantri. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakaera: Erlangga

Rusyan, Tabrani. (1990). Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Yayasan Karya Sarjana Mandiri

Sumadi, Suryabrata. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada Soetomo, (1993). Dasar-dasar Interaksi belajar Mengajar. Surabaya: Usaha

Nasional

Prijodarminto, Soegeng. (1994). Disiplin Kiat Menuju sukses. Jakarta: PT. Abadi Rachman, Maman. (1999). Manajemen Kelas. Jakarta: Depdiknas, Proyek

Pendidikan Guru SD

Rachman, Maman. (1999). Disiplin Siswa di Kelas.

Akhmadsudrajat.wordpress.com

Koestoer, (1983). Dinamika Dalam Psikologi Pendidikan. Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Kartidirdjo, Sartono (1993). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Uutama

Kartini, Kartono. (2003). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Center for Civic Education (1994). National Standard for Civics and Government, p. 127-135)

Danial, E dan Nanan W. (2009). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.


(25)

Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Groups Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Subana & Sudrajat. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syaodih, S.N. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Patilima, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sumber Dokumen:

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Sumber Skripsi :

Gian, Ikhsan, Muhamad, (2013), Peran Guru PKn dalam Upaya Meningkatkan Disiplin siswa. Studi kasus di SMK Negeri 1 Cimahi. Skripsi pada Sarjana FPIPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.


(1)

Faktor kepribadian guru PKn yang paling dominan dalam pembelajaran civic dispositions siswa yaitu cara berpenampilan guru, ketika dalam pembelajaran di kelas guru PKn harus menampilkan penampilan yang sopan baik itu dalam berpakaian, berbicara, dan berkomunikasi, supaya siswa tertarik kepada gurunya untuk melaksanakan disiplin. Karena guru sifatnya ditiru dan digugu oleh siswa, jika seorang guru PKn memiliki kepribadian yang baik maka akan menciptakan peserta didik yang baik pula. Penampilan seorang guru dalam menerapkan disiplin adalah salah satu sikap dan perilaku sebagai guru PKn yang paling dominan yang dilihat oleh siswa, karena fungsi dari guru PKn itu sendiri membina moral siswa, dan membentuk siswa menjadi manusia Pancasila.

B. Saran

Setelah mengkaji permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian, maka peneliti memiliki pemahaman dan penilaian. Adapun saran/rekomendasi yang dapat peneliti berikan diantaranya:

1. Bagi Sekolah

a) Sekolah diharapkan selalu menjalankan aturan sekolah dengan konsisten yaitu dengan bersikap adil dan tegas dalam memberikan tindakan disiplin bagi setiap siswa tanpa membeda-bedakan status dan bagi siswa yang melanggar peraturan

b) Menambah jumlah kegiatan agar siswa dapat lebih merasakan dampak positif dari pembiasaan ini,

c) Lebih meningkatkan kediisiplinan bagi siswa yang masih malas- malasan dan tidak serius dalam mengikuti pembiasaan

d) Menampilkan sikap teladan dari semua staf pengajarnya dihadapan siswa dengan berusaha selalu datang tepat waktu, menggunakan bahasa komunikasi yang sesuai dengan kaidah, berpakaian rapih, bersih, menari, dan bersahaja, dan menghargai siswa sebagai suatu pribadi


(2)

e) Sekolah diharapkan selalu mengevaluasi tata tertib sekolah agar meningkatkan kualitas pembinaan civic dispositions siswa dan penanaman pendidikan karakter dengan mempertimbangkan apakah peraturan yang telah ada relevan atau tidak serta mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan dari poin-poin dalam tata tertib.

2. Bagi Guru PKn

a) Guru PKn diharapkan agar selalu meningkatkan iklim pembelajaran yang inspiratif, kreatif dan inovatif dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif agar dapat merangsang kektifan siswa dan motivasi belajar siswa menjadi tinggi

b) Guru PKn diharapkan selalu membangun kewibawaan dengan menerapkan kepribadian yang baik secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di lingkungan tenmapt tinggal

c) Guru PKn diharapkan selalu meningkatkan siswa akan pentingnya menerapkan budaya disiplin dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai cara seperti memberikan pembelajaran nilai moral, contoh teladan, dan pemberian sanksi yang tegas bagi siswa yang melanggar

d) Guru PKn diharapkan tetap berusaha mengatasi faktor-faktor kepribadian terhadap pembinaan civic dispositions siswa di sekolah lewat kerjasama dengan orang tua siswa, kepala sekolah, ataupun dengan staf pengajar lainnya.

3. Bagi Siswa

a) Siswa diharapkan selalu menenrapkan karakter disiplin dalam kegiatan pembelajaran dan kehidupan sehari-hari agar dapat


(3)

b) Siswa diharapkan mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam dirinya seperti sifat malas ke sekolah, malas belajar, penyalahgunaan intenet, selalu sering menonton televise dan menggunakan gadget

c) Siswa diharapkan agar memanfaatkan kelebihan dari teknologi dan tidak menyalahgunakan kemajuan teknologi ke arah negatif

d) Siswa diharapkan selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa karena siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler terlihat lebih aktif di kelas

4. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a) Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan lebih meningkatkan pengembangan metode dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn

b) Lebih meningkatkan penerapan dan penanaman pendidikan karakter di sekolah

c) Lebih meningkatkan dalam bentuk penelitian lebih jauh terhadap penguatan pembinaan civic dispositions siswa di sekolah.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya senantiasa selalu mencari informasi sebanyak-banyaknya dan berusaha meningkatkan wawasan dan pengetahuan, terutama yang menyangkut profil kepribadian guru PKn terhadap membina civic dispositions siswa di sekolah SMP Negeri 2 Cimerak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Mahpudz Asep, (2007). Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan, (Menyambut 70 Tahun Prof Drs, H.A Kosasih Djahari). Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) FPIPS-UPI Bandung.

Djahari, K.A (1995/1998) Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai Moral. Bandung: IKIP.

Abin, Syamsudin Makmun. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda karya Remaja

Azis Wahab, Abdul dan Sapriya (2011). Teori dan Landasan pendidikan kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Budimansyah, D dan Winataputra, U. (2012) Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran). Bandung: Widya Aksara Press

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press

Budimansyah, D dan Suryadi, K (2008) PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi PKn Sekolah Pascasarjana UPI

Darajat, Zakiah (1980). Kepribadian Guru. Yogyakarta: PT Bulan Bintang

Daryanto, (2013). Standar Kompetensi Penilaian Guru Profesional. Yogyakarta: Gava Media

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara E, Mulyasa. (2008). Kurikulum Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyasa. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Musbikin, Imam. (2010). Guru yang Menakjubkan. Yogyakarta: Buku biru

Rochman, Chaeru dan Gunawan, Heri (2011). Mengembangkan Kompetensi Kepribadian Guru. Bandung: Nuansa cendekia


(5)

Wibowo, Agus dan Hamrin. (2012). Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Jayadi, Ahmad. (2005). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Konstektual. Bandung: Raja Grafindo Persada

Uzer, Usman (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya B, Daroeso. (1989). Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang:

CV. Aneka Ilmu

Nu’man, Sumantri. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakaera: Erlangga

Rusyan, Tabrani. (1990). Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Yayasan Karya Sarjana Mandiri

Sumadi, Suryabrata. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada Soetomo, (1993). Dasar-dasar Interaksi belajar Mengajar. Surabaya: Usaha

Nasional

Prijodarminto, Soegeng. (1994). Disiplin Kiat Menuju sukses. Jakarta: PT. Abadi Rachman, Maman. (1999). Manajemen Kelas. Jakarta: Depdiknas, Proyek

Pendidikan Guru SD

Rachman, Maman. (1999). Disiplin Siswa di Kelas. Akhmadsudrajat.wordpress.com

Koestoer, (1983). Dinamika Dalam Psikologi Pendidikan. Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Kartidirdjo, Sartono (1993). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Uutama

Kartini, Kartono. (2003). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Center for Civic Education (1994). National Standard for Civics and Government, p. 127-135)

Danial, E dan Nanan W. (2009). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Groups Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Subana & Sudrajat. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syaodih, S.N. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Patilima, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sumber Dokumen:

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Sumber Skripsi :

Gian, Ikhsan, Muhamad, (2013), Peran Guru PKn dalam Upaya Meningkatkan Disiplin siswa. Studi kasus di SMK Negeri 1 Cimahi. Skripsi pada Sarjana FPIPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.