Pengaruh Bekatul dan Oat Terhadap Kadar Glukosa Darah.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH BEKATUL DAN OAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

Dian Luminto., 2010

Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS.,MM.,Mkes.,AIF

Latar belakang Penelitian dari Jerman yang dilakukan oleh Matthias Schulze menunjukkan, bahwa 16.000 orang dewasa yang mengkonsumsi sereal yang kaya akan serat pangan selama 7 tahun berisiko terjangkit penyakit diabetes 27% lebih rendah. Oleh karena itu, American Diabetes Association, menganjurkan penderita diabetes untuk diet tinggi serat. Di mana serat sebagai pengontrol glukosa darah.

Tujuan Untuk mengetahui apakah oat dan bekatul menurunkan kadar glukosa darah.

Metode Prospektif eksperimental sungguhan, bersifat komparatif, disertai pre test dan post test with control group design. 22 pria atau wanita, diberi test meal tiga kali, glukosa 50 gram, glukosa 50 gram dengan bekatul 20 gram, dan glukosa 50 gram dengan oat 20 gram setelah berpuasa 8 jam. Sampel darah diambil pre test dan pada menit ke-30, 40, 50 post test. Data yang diukur adalah glukosa dalam darah dengan satuan mg/dL. Analisis data menggunakan uji one way ANOVA dilanjutkan Multiple Comparison LSD dengan α = 0.05.

Hasil Rata-rata peningkatan glukosa darah di menit ke-30 pada kedua perlakuan yaitu 64.77 mg/dL, 47.23 mg/dL, 60.41 mg/dL dengan p=0.237. Rata-rata peningkatan glukosa darah di menit ke-40 pada kedua perlakuan yaitu 52.68 mg/dL, 41.36 mg/dL, 51.36 mg/dL dengan p=0.281. Rata-rata peningkatan glukosa darah di menit ke-50 pada kedua perlakuan yaitu 36.50 mg/dL, 29.86 mg/dL, 37.68 mg/dL dengan p=0.638.

Kesimpulan Bekatul tidak menurunkan kadar glukosa darah. Oat tidak menurunkan kadar glukosa darah.


(2)

v ABSTRACT

THE INFLUENCES OF RICE BRAN AND OATMEAL CONCERNING ABOUT BLOOD GLUCOSE

Dian Luminto., 2010

Tutor : Dr. Iwan Budiman, dr.,MS.,MM.,Mkes.,AIF

Backgrounds A research from German, whose doing by Matthias Schulze, showed that 16.000 adult who consume high fiber of cereal in 7 years, have lower 27% risk in diabetes. Because of that, American Diabetes Association recomend people with diabetes to eat high fiber of diet. Which fiber as a controller of blood glucose.

Objectives To find whether rice bran and oatmeal can reduce blood glucose. Methods The characteristics of this research is truly prospective experimental, comparative, and also pre test and post test with control group design. Each of the 22 male or female participating in this study were given 3 treatments (test meals) consisting of 50 g glucose, 50 g glucose with 20 g rice bran, and 50 g glucose with 50 g oat bran, after 8 hours fasting period. Glucose level is measured as a data by mg% for the squad. Blood sample were taken before and thirtty, forty, fifty minute after the treatment. Analyzing data used one way ANOVA and continued with LSD test

Results The incresing mean of blood glucose after consuming test meal in thirtty minute = 64.77 mg/dL, 47.23 mg/dL, 60.41 mg/dL with p=0.237. The incresing mean of blood glucose after consuming test meal in forty minute = 52.68 mg/dL, 41.36 mg/dL, 51.36 mg/dL with p=0.281.The incresing mean of blood glucose after consuming test meal in fifty minute = 36.50 mg/dL, 29.86 mg/dL, 37.68 mg/dL with p=0.638.

Conclusions Rice bran and oat bran was not proven to reduce blood glucose level.


(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 1

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 1

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 2

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 2

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karbohidrat ... 4

2.1.1 Klasifikasi Karbohidrat ... 5

2.1.1.1 Monosakarida ... 5

2.1.1.2 Disakarida dan Oligosakarida ... 5

2.1.1.3 Polisakarida ... 5

2.1.2 Pencernaan ... 6

2.1.3 Penyerapan ... 8

2.1.4 Metabolisme Karbohidrat... 10

2.2 Serat Makanan ... 16

2.2.1 Kelarutan Serat dalam Air ... 16

2.2.1.1 Serat Larut ... 16

2.2.1.2 Serat Tidak Larut... 16

2.2.2 Fermentasi ... 18

2.2.2.1 Serat Terfermentasi ... 18

2.2.2.2 Serat Tidak Terfermentasi ... 19

2.2.3 Oat ... 19

2.2.4 Bekatul ... 20


(4)

ix

2.4 Indeks Glikemik ... 20

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 25

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 25

3.1.2 Subjek Penelitian ... 25

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.2 Metode Penelitian ... 26

3.2.1 Desain Penelitian ... 26

3.2.2 Variabel Penelitian ... 26

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 26

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 27

3.2.4 Prosedur Kerja ... 28

3.2.5 Metode Analisis ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan... 30

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 35

4.2.1 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 36

5.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 39


(5)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Rata-Rata Peningkatan Glukosa Darah Sesudah test meal Glukosa ... 26

Tabel 4.2 Rata-Rata Peningkatan Glukosa Darah Sesudah test meal Bekatul ... 27

Tabel 4.3 Rata-Rata Peningkatan Glukosa Darah Sesudah test meal Oat ... 27

Tabel 4.4 Perbandingan Rata-Rata Peningkatan Glukosa Darah pre test ... 28

Tabel 4.5 Perbandingan Rata-Rata Peningkatan Glukosa Darah pada Menit ke-30... 28

Tabel 4.6 Perbandingan Rata-Rata Peningkatan Glukosa Darah pada Menit ke-40... 28

Tabel 4.7 Perbandingan Rata-Rata Peningkatan Glukosa Darah pada Menit ke-50... 29


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses fotosintesis ... 4

Gambar 2.2 Pencernaan Karbohidrat ... 7

Gambar 2.3 Penyerapan Karbohidrat ... 9

Gambar 2.4 Glikolisis Anaerob ... 12

Gambar 2.5 Glikogenesis dan glikogenolisis ... 15

Gambar 2.6 Morfologi oat ... 19


(7)

39 LAMPIRAN


(8)

40

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dian Luminto

NRP : 0710140

Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 23 Maret 1989

Alamat : Jl. WR. Supratman no 28, Probolinggo Alamat Bandung : Jl. Suria Sumantri no 48

Riwayat Pendidikan :

1992-1995 : TKK Mater Dei Probolinggo 1995-2001 : SDK Mater Dei Probolinggo 2001-2004 : SMPK Mater Dei Probolinggo 2004-2007 : SMAK Mater Dei Probolinggo

2007-sekarang : sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Serat merupakan nutrient penting yang diperlukan bagi tubuh kita, baik itu serat larut maupun serat tidak larut dalam air. Di mana serat mempunyai banyak manfaat, yang salah satunya adalah dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Penelitian dari Jerman yang dilakukan oleh Schulze et al. (2004)menunjukkan, bahwa 16.000 orang dewasa yang mengkonsumsi sereal yang kaya akan serat pangan selama 7 tahun punya risiko terjangkit penyakit Diabetes Melitus tipe 2 27% lebih rendah. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Montonen et al. (2003) menyatakan bahwa ada hubungan terbalik antara kebutuhan gandum dan risiko DM tipe 2. Begitu juga dengan hasil penelitian Sheehan et al. (1997), asupan tinggi serat dapat menguntungkan pada pasien DM.

Oleh karena itu, American Diabetes Association, menganjurkan penderita diabetes untuk diet makanan tinggi serat. Di mana serat sebagai pengontrol glukosa darah.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah bekatul menurunkan kadar glukosa darah. Apakah oat menurunkan kadar glukosa darah.

1.3Maksud dan Tujuan

Ingin mengetahui apakah bekatul menurunkan kadar glukosa dalam darah. Ingin mengetahui apakah oat menurunkan kadar glukosa dalam darah.


(10)

2

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi ilmiah mengenai hubungan kandungan serat dalam bekatul dan oat terhadap glukosa darah.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberi informasi kepada masyarakat pada umumnya, mengenai manfaat bekatul dan oat dalam diet sehari-hari.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Sebagai salah satu bahan pangan yang tergolong dalam hemiselulosa, bekatul mengandung soluble fibers 1,16 g/40 g, insoluble fibers 4,86 g/40 g, serta phytosterol 328 mg (Cara L, 1992). Pada umumnya, serat larut akan memperlambat transit time dalam usus halus. Sebaliknya serat tidak larut akan mempercepat transit time. Jika transit time memendek, maka berakibat absorpsi nutrient menurun karena kurangnya waktu kontak dengan enterocyte. Selain itu, serat tidak larut yang terdapat dalam bekatul mempercepat waktu transit dalam intestinal dan meningkatkan fecal bulk (Gropper, 2005).

Selain bekatul, salah satu bahan pangan yang kaya akan serat dan telah menjadi konsumsi masyarakat saat ini adalah oat. Kandungan oat yaitu, soluble fibers 5,14 g/40 g, insoluble fibers 4,86 g/40 g, dan phytosterol 30 mg (Cara L, 1992). Oat mempunyai kadar serat larut lebih banyak karena masuk dalam golongan gums dan β-glukan. Nutrien yang akan diabsorpsi harus berpindah dari lumen melewati lapisan glikoprotein (mucin) yang kaya akan air, yang berada di atas enterocyte. Penurunan kecepatan difusi nutrien terjadi karena serat makanan menyebabkan penebalan dari unstirred water layer ini.

Penghambatan absorpsi glukosa oleh gums yaitu dengan cara mengurangi gerakan konveksi glukosa di dalam lumen intestinal. Konveksi diinduksi oleh gerakan peristaltic yang bertanggung jawab membawa nutrien dari lumen


(11)

3

intestinal ke permukaan epitel untuk absorpsi. Konsumsi serat kental ( viscous fiber ), seperti : gums, pectin, β-glukan, psyllium dapat memperlambat pengosongan lambung, menunda absorpsi glukosa, menurunkan konsentrasi glukosa dan mempengaruhi respon hormon insulin terhadap penyerapan nutrient.

Penurunan rata-rata kecepatan difusi mengakibatkan nutrien melewatkan bagian normal untuk absorpsi maksimal. Misalnya, apabila nutrien tersebut secara normal diabsorpsi di usus bagian proksimal, tetapi karena terbentuknya gel dan nutrien terjebak di dalamnya, maka tidak ada penyerapan pada bagian ini. Pelepasan nutrient terjadi pada usus bagian distal di mana sudah tidak ada penyerapan nutrien. (Gropper, 2005)

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Bekatul menurunkan kadar glukosa darah. 2. Oat menurunkan kadar glukosa darah.


(12)

36 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Bekatul tidak menurunkan kadar glukosa darah. 2. Oat tidak menurunkan kadar glukosa darah.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek serat terhadap glukosa darah dengan S.P yang lebih banyak.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh metabolisme tubuh dengan makanan berserat.


(13)

37

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 1994. Position statement: Nutricions recommendations and principles for people with diabetes mellitus. Diabetes Care. 17 : 519-522

Ardiansyah Michwan., 2008., Sehat dan Cantik dengan Bekatul., http://io.ppi-jepang.org/article., 20 Juli 2009

Braaten, Jall., Wood, Peter.,Scott, Frasser., Riedel, Doreen., Poste, Linda., Collins, Maurice.1991.Oat gum lowers glucose and insulin after an oral glucose load. American Journal of Clinical Nutrition. 53 : 1425-30.

Cara L., Dubois C., Borel P., Armand M., Senfi M., Portugal H., et al. 1992. Effects of oat bran, rice bran, wheat fiber, and wheat germ on postprandial lipemia in healthy adults. Am J Clin Nutr, 55: 8l-8.

Ganong, William. F.,2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC. Hal. 450-455

Gropper, S.S, Smith J. L, Groff J. L. 2005. Advanced Nutrition and Human Metabolism. 4th ed. United State of America : Thomson Wadsworth. P. 108-118

Jenkins DJA, Thomas DM, Wolever MS. et al.1981. Glycemic index of foods: a physiological basis for carbohydrate exchange. American Journal of Clinical Nutrition. 34 : 362-6.

Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers. p 4.

Made Astawan., Andreas Leomintro. 2002. Khasiat Whole Grain. Jakarta : PT. Gramedia.

Murray R. K., Granner D. K, Mayes P. A., Rodwell V. M. 2003. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : EGC. Hal.114-282.

Sheehan, J. P., Wei, I. W., Ulchaker, M., Tseng, K. L. 1997. Effect of High Fiber Intake in Fish Oil-Treated Patient with Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus. http://www.ajcn.org.


(14)

38

Shills M. E., Moshe S., Catharine A., Caballero B., Cousins R. 2006. In Modern Nutrition in Health and Disease. 10th. ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. P. 83-91

Sri Widowati, 2007. Sehat dengan Pangan Indeks Glikemik Rendah. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Vol. 29, No. 3, 2007.

Ucik Witasari, Setyaningrum Rahmawaty, Siti Zulaekah. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Asupan Karbohidrat dan Serat dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Teknologi, Vol. 10, No. 2, 2009: 130 – 138 Wikipedi.2010. Indeks Glikemik. http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Glikemik


(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Serat merupakan nutrient penting yang diperlukan bagi tubuh kita, baik itu serat larut maupun serat tidak larut dalam air. Di mana serat mempunyai banyak manfaat, yang salah satunya adalah dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Penelitian dari Jerman yang dilakukan oleh Schulze et al. (2004)menunjukkan, bahwa 16.000 orang dewasa yang mengkonsumsi sereal yang kaya akan serat pangan selama 7 tahun punya risiko terjangkit penyakit Diabetes Melitus tipe 2 27% lebih rendah. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Montonen et al. (2003) menyatakan bahwa ada hubungan terbalik antara kebutuhan gandum dan risiko DM tipe 2. Begitu juga dengan hasil penelitian Sheehan et al. (1997), asupan tinggi serat dapat menguntungkan pada pasien DM.

Oleh karena itu, American Diabetes Association, menganjurkan penderita diabetes untuk diet makanan tinggi serat. Di mana serat sebagai pengontrol glukosa darah.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah bekatul menurunkan kadar glukosa darah. Apakah oat menurunkan kadar glukosa darah.

1.3Maksud dan Tujuan

Ingin mengetahui apakah bekatul menurunkan kadar glukosa dalam darah. Ingin mengetahui apakah oat menurunkan kadar glukosa dalam darah.


(2)

2

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi ilmiah mengenai hubungan kandungan serat dalam bekatul dan oat terhadap glukosa darah.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberi informasi kepada masyarakat pada umumnya, mengenai manfaat bekatul dan oat dalam diet sehari-hari.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Sebagai salah satu bahan pangan yang tergolong dalam hemiselulosa, bekatul mengandung soluble fibers 1,16 g/40 g, insoluble fibers 4,86 g/40 g, serta phytosterol 328 mg (Cara L, 1992). Pada umumnya, serat larut akan memperlambat transit time dalam usus halus. Sebaliknya serat tidak larut akan mempercepat transit time. Jika transit time memendek, maka berakibat absorpsi nutrient menurun karena kurangnya waktu kontak dengan enterocyte. Selain itu, serat tidak larut yang terdapat dalam bekatul mempercepat waktu transit dalam intestinal dan meningkatkan fecal bulk (Gropper, 2005).

Selain bekatul, salah satu bahan pangan yang kaya akan serat dan telah menjadi konsumsi masyarakat saat ini adalah oat. Kandungan oat yaitu, soluble fibers 5,14 g/40 g, insoluble fibers 4,86 g/40 g, dan phytosterol 30 mg (Cara L, 1992). Oat mempunyai kadar serat larut lebih banyak karena masuk dalam golongan gums dan β-glukan. Nutrien yang akan diabsorpsi harus berpindah dari lumen melewati lapisan glikoprotein (mucin) yang kaya akan air, yang berada di atas enterocyte. Penurunan kecepatan difusi nutrien terjadi karena serat makanan menyebabkan penebalan dari unstirred water layer ini.

Penghambatan absorpsi glukosa oleh gums yaitu dengan cara mengurangi gerakan konveksi glukosa di dalam lumen intestinal. Konveksi diinduksi oleh gerakan peristaltic yang bertanggung jawab membawa nutrien dari lumen


(3)

3

intestinal ke permukaan epitel untuk absorpsi. Konsumsi serat kental ( viscous fiber ), seperti : gums, pectin, β-glukan, psyllium dapat memperlambat pengosongan lambung, menunda absorpsi glukosa, menurunkan konsentrasi glukosa dan mempengaruhi respon hormon insulin terhadap penyerapan nutrient.

Penurunan rata-rata kecepatan difusi mengakibatkan nutrien melewatkan bagian normal untuk absorpsi maksimal. Misalnya, apabila nutrien tersebut secara normal diabsorpsi di usus bagian proksimal, tetapi karena terbentuknya gel dan nutrien terjebak di dalamnya, maka tidak ada penyerapan pada bagian ini. Pelepasan nutrient terjadi pada usus bagian distal di mana sudah tidak ada penyerapan nutrien. (Gropper, 2005)

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Bekatul menurunkan kadar glukosa darah. 2. Oat menurunkan kadar glukosa darah.


(4)

36 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Bekatul tidak menurunkan kadar glukosa darah. 2. Oat tidak menurunkan kadar glukosa darah.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek serat terhadap glukosa darah dengan S.P yang lebih banyak.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh metabolisme tubuh dengan makanan berserat.


(5)

37

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 1994. Position statement: Nutricions recommendations and principles for people with diabetes mellitus. Diabetes Care. 17 : 519-522

Ardiansyah Michwan., 2008., Sehat dan Cantik dengan Bekatul., http://io.ppi-jepang.org/article., 20 Juli 2009

Braaten, Jall., Wood, Peter.,Scott, Frasser., Riedel, Doreen., Poste, Linda., Collins, Maurice.1991.Oat gum lowers glucose and insulin after an oral glucose load. American Journal of Clinical Nutrition. 53 : 1425-30.

Cara L., Dubois C., Borel P., Armand M., Senfi M., Portugal H., et al. 1992. Effects of oat bran, rice bran, wheat fiber, and wheat germ on postprandial lipemia in healthy adults. Am J Clin Nutr, 55: 8l-8.

Ganong, William. F.,2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC. Hal. 450-455

Gropper, S.S, Smith J. L, Groff J. L. 2005. Advanced Nutrition and Human Metabolism. 4th ed. United State of America : Thomson Wadsworth. P. 108-118

Jenkins DJA, Thomas DM, Wolever MS. et al.1981. Glycemic index of foods: a physiological basis for carbohydrate exchange. American Journal of Clinical Nutrition. 34 : 362-6.

Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers. p 4.

Made Astawan., Andreas Leomintro. 2002. Khasiat Whole Grain. Jakarta : PT. Gramedia.

Murray R. K., Granner D. K, Mayes P. A., Rodwell V. M. 2003. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : EGC. Hal.114-282.

Sheehan, J. P., Wei, I. W., Ulchaker, M., Tseng, K. L. 1997. Effect of High Fiber Intake in Fish Oil-Treated Patient with Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus. http://www.ajcn.org.


(6)

38

Shills M. E., Moshe S., Catharine A., Caballero B., Cousins R. 2006. In Modern Nutrition in Health and Disease. 10th. ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. P. 83-91

Sri Widowati, 2007. Sehat dengan Pangan Indeks Glikemik Rendah. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Vol. 29, No. 3, 2007.

Ucik Witasari, Setyaningrum Rahmawaty, Siti Zulaekah. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Asupan Karbohidrat dan Serat dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Teknologi, Vol. 10, No. 2, 2009: 130 – 138 Wikipedi.2010. Indeks Glikemik. http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Glikemik


Dokumen yang terkait

PENGARUH OLAHRAGA JALAN SANTAI TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus.

4 9 13

KEMAMPUAN EKSTRAK ETANOL BEKATUL BERAS HITAM DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA Kemampuan Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Nefropati Diabetes.

0 1 12

KEMAMPUAN EKSTRAK ETANOL BEKATUL BERAS HITAM DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA Kemampuan Ekstrak Etanol Bekatul Beras Hitam Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Nefropati Diabetes.

0 2 13

PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus) Pengaruh Minuman Berkarbonasi Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus musculus).

0 0 14

PENGARUH MINUMAN BERKARBONASI TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus musculus) Pengaruh Minuman Berkarbonasi Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus musculus).

0 0 15

PENGARUH MINUMAN RINGAN KEMASAN GELAS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Pengaruh Minuman Ringan Kemasan Gelas Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit ( Mus musculus ).

0 1 14

PENGARUH MINUMAN RINGAN KEMASAN GELAS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT Pengaruh Minuman Ringan Kemasan Gelas Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit ( Mus musculus ).

0 5 16

Pengaruh Jenis Beras Kadar Amilosa Rendah dan Sedang Terhadap Peningkatan Kadar Glukosa Darah.

0 0 23

Pengaruh Spirulina sp terhadap kadar kolesterol dalam darah

0 0 2

PENGARUH METODE INTERVAL DAN CONTINUOUS RUNNING TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH

0 0 45