KONSEP MODEL PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN RINGAN MELALUI MEDIASI PENAL.

TESIS

KONSEP MODEL PENYELESAIAN TINDAK PIDANA
PENGANIAYAAN RINGAN MELALUI MEDIASI PENAL

GEDE AGUNG WIRAWAN NUSANTARA
NIM : 1390561059

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

KONSEP MODEL PENYELESAIAN TINDAK PIDANA
PENGANIAYAAN RINGAN MELALUI MEDIASI PENAL

Tesis ini untuk Meperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister Program Studi Ilmu Hukum
Program Pascasarjana Universitas Udayana


GEDE AGUNG WIRAWAN NUSANTARA
NIM : 1390561059

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 8 AGUSTUS 2016

PEMBIMBING I

PEMBIMBING II

Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudi, S.H., M.S.
Dr. Gde Made Swardhana, S.H., M.H.

NIP : 195309141979031002
NIP : 195903251984031002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum
Program Pascasarjana
Universitas Udayana

Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana

Dr. Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, S.H., M.H.Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S.(K)
NIP : 195604101983031002
NIP : 195902151985102001

ii

ABSTRAK


Mediasi penal merupakan model penyelesaian perkara pidana yang saat ini
banyak digunakan di beberapa negara. Di Indonesia, mediasi penal digunakan
untuk menyelesaikan perkara yang dilakukan oleh anak, kekerasan dalam rumah
tangga, tindak pidana perbankan dan terhadap pelanggaran sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 82 KUHP.Penyelesaian perkara tindak pidana penganiayaan
ringan melalui mediasi penal hanya didasarkan pada diskresi kepolisian saja.
Mediasi penal belum diatur dalam undang-undang. Dalam penelitian ini dibahas
dua permasalahan yakni 1) Bagaimanakah pengaturan penyelesaian tindak pidana
penganiayaan ringan melalui mediasi penal di Indonesia? dan 2) Bagaimanakah
konsep model penyelesaian tindak pidana penganiayaan ringan melalui mediasi
penal dalam pembaharuan hukum pidana dimasa mendatang?
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif yang mengkaji
kekosongan norma yang mengatur mengenai mediasi penal dalam menyelesaikan
tindak pidana penganiayaan ringan. Bahan hukum dikumpulkan melalui studi
dokumen. Analisis permasalahan dilakukan secara kualitatif, sehingga dapat
ditarik suatu simpulan yang menggambarkan seluruh isi permasalahan.
Pengaturan penyelesaian tindak pidana penganiayaan ringan melalui
mediasi penal di Indonesia belum diatur dalam KUHP. Mediasi penal hanya diatur
melalui peraturan internal di kepolisian.Konsep model penyelesaian tindak pidana
penganiayaan ringan melalui mediasi penal dalam pembaharuan hukum pidana

dimasa mendatangharus diatur dalam undang-undang.Penyidik hendaknya
memperhatikan kepentingan pelaku, korban dan kepentingan umum dalam
menyelesaikan suatu perkara. Pembuat undang-undang agar segera mengatur
mediasi penal dalam bentuk undang-undang untuk menciptakan keadilan,
kemanfaatan dan kepastian hukum.
Kata kunci: mediasi penal, tindak pidana, penganiayaan ringan.

ii

ABSTRACT

Penal mediation is a settlement of criminal cases model that are currently
being used in some countries. In Indonesia, penal mediation is used to resolve the
case done by children, domestic violence, criminal acts of banking and the
infringement as stipulated in Article 82 of the Criminal Code. Settlement of the
case of light persecution criminal acts through penal mediation based solely on
the discretion of the police alone. Penal mediation is not regulated by law. In this
study addressed two issues namely 1) How does setting completion light
persecution criminal acts through penal mediation in Indonesia? and 2) How
does the concept solution model light persecution criminal acts through penal

mediation in criminal law reform in the future?
This research is normative legal research that examines the emptiness
norms that govern the penal mediation in resolving the light persecution criminal
acts. Legal materials collected through the study of documents. Qualitative
analysis of the issue is done, so it can be concluded that describes the entire
content of the issue.
Setting completion light persecution criminal acts through penal
mediation in Indonesia have not been regulated in the Criminal Code. Penal
mediation is only set through internal regulations in force. The concept model
solution light persecution criminal acts through penal mediation in criminal law
reform in the future should be regulated by law. Investigators should consider the
interests of the offender, the victim and the public interest in solving a case.
Lawmakers to immediately regulate penal mediation in the form of legislation to
create fairness, expediency and legal certainty.
Keywords: penal mediation, criminal acts, light persecution.

ii

RINGKASAN
KONSEP MODEL PENYELESAIAN TINDAK PIDANA

PENGANIAYAAN RINGAN MELALUI MEDIASI PENAL
Penelitian

tentang

“Konsep

Model

Penyelesaian

Tindak

Pidana

Penganiayaan Ringan Melalui Mediasi Penal” dibahas dalam lima bab. Bab I
membahas mengenai latar belakang masalah yang menguraikan mengenai
kekosongan norma tentang penyelesaian tindak pidana penganiayaan ringan
melalui mediasi penal. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1)
Bagaimanakah pengaturan penyelesaian tindak pidana penganiayaan ringan

melalui mediasi penal di Indonesia? dan 2) Bagaimanakah konsep model
penyelesaian tindak pidana penganiayaan ringan melalui mediasi penal dalam
pembaharuan hukum pidana dimasa mendatang? Penelitian ini adalah penelitian
yuridis normatif yang mengkaji kekosongan norma yang mengatur mengenai
mediasi penal dalam menyelesaikan tindak pidana penganiayaan ringan.
Bab II membahas mengenai tinjauan umumtindak pidana, mediasi penal,
diskresi, pembaharuan hukum pidana di Indonesia. Mediasi penal adalah suatu
bentuk alternatif penyelesaian perkara dalam konteks ruang lingkup hukum pidana
di luar jalur penal. Penyelesaian dilakukan secara damai. Mediasi penal dalam
prosesnya mempertemukan para pihak yang berselisih yaitu antara korban tindak
pidana dengan pelaku tindak pidana serta masyarakat, sehingga proses mediasi
penal ini sering juga dikenal dengan istilah ”Victim-Offender Medi-ation” (VOM),
Täter-Opfer-Ausgleich (TOA), atau Offender-victim Arrangement (OVA).

ii

Bab III membahas tentang pengaturan penyelesaian tindak pidana melalui
mediasi penal di Indonesia. Dalam permasalahan ini diuraikan mengenai mediasi
penal terhadap tindak pidana kejahatan penganiayaan ringan, nilai-nilai keadilan
yang ideal dalam penegakan hukum melalui mediasi penal dan perbuatan pidana

yang dapat diselesaikan dengan mediasi penal.
Bab IV menguraikan tentang konsep model penyelesaian tindak pidana
melalui mediasi penal dalam pembaharuan hukum pidana dimasa mendatang. Bab
ini membahas lebih dalam mengenai kebijakan hukum pidana dalam penyelesaian
tindak pidana penganiayaan ringan dengan mediasi penal, model mediasi penal di
beberapa negara dan konsep hukum yang ideal dalam penyelesaian tindak pidana
penganiayaan ringan yang mengedepankan nilai keadilan substantif.
Penelitian ini diakhiri dengan simpulan dan saran yang disusun dalam Bab
V. Pengaturan penyelesaian tindak pidana penganiayaan ringan melalui mediasi
penal di Indonesia belum diatur dalam KUHP. Konsep model penyelesaian tindak
pidana penganiayaan ringan melalui mediasi penal dalam pembaharuan hukum
pidana dimasa mendatangharus diatur dalam undang-undang.Penyidik polisi
dalam menyelesaikan perkara pidana penganiayaan ringan melalui mediasi penal
agar melaksanakan diskresi yang dimilikinya tersebut dengan berorientasi pada
perlindungan pelaku, perlindungan korban dan kepentingan umum. Pembuat
undang-undang agar segera mengatur mediasi penal sebagai penyelesaian perkara
pidana di luar pengadilan dalam bentuk undang-undang untuk menciptakan
kepastian hukum, kemanfaatan dan kepastian hukum.

ii


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN
HALAMAN JUDUL................................................................................................

i

HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER................................................

ii

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN................................................................

iii

HALAMAN PERNYATAAN TELAH DIUJI........................................................

iv


SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT........................................................

v

HALAMAN UCAPAN TERIMAKASIH...............................................................

vi

ABSTRAK...............................................................................................................

xi

ABSTRACT............................................................................................................. xii
RINGKASAN.......................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI............................................................................................................ xv
BAB I

PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1.


Latar Belakang Masalah....................................................... 1

1.2.

Rumusan Masalah................................................................ 17

1.3.

Ruang Lingkup Masalah .................................................... 17

1.4.

Tujuan Penelitian................................................................. 18
1.4.1. Tujuan Umum.......................................................... 19
1.4.2. Tujuan Khusus......................................................... 19

1.5.

Manfaat Penelitian................................................................ 19
1.5.1. Manfaat Teoritis........................................................ 19
1.5.2. Manfaat Praktis......................................................... 20

1.6.

Orisinalitas Penelitian ........................................................... 20

1.7.

Landasan Teoritis ................................................................. 23
1.7.1. Asas-asas Hukum..................................................... 23
1.7.2. Konsep Hukum......................................................... 26
1.7.3. Teori Hukum............................................................. 37
1.7.4. Kerangka Berfikir..................................................... 51

1.8.

Metode Penelitian.................................................................. 52
1.8.1. Jenis Penelitian.......................................................... 52
1.8.2. Jenis Pendekatan........................................................ 53
1.8.3. Sumber Bahan Hukum............................................... 54
1.8.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum......................... 55
1.8.5. Teknik Analisa Bahan Hukum................................... 55

BABII TINJAUAN UMUMTINDAK PIDANA, MEDIASI PENAL
PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA........................................ 57
2.1.

Tindak Pidana........................................................................ 57

2.2.

Mediasi Penal........................................................................ 68

2.3.

Diskresi Kepolisian…………………………………………. 76

2.4.

Pembaharuan Hukum Pidana Di Indonesia........................... 79

BAB III PENGATURAN PENYELESAIAN TINDAK PIDANA
MELALUI MEDIASI PENAL DI INDONESIA.................................................... 88
3.1.

Mediasi Penal Terhadap Tindak Pidana Kejahatan
Penganiayaan Ringan........................................................... 88

3.2.

Nilai-nilai Keadilan yang Ideal dalam Penegakan
Hukum Melalui Mediasi Penal............................................

3.3.

93

Perbuatan Pidana yang Dapat diselesaikan dengan
Mediasi Penal....................................................................... 99

BAB IV KONSEP MODEL PENYELESAIAN TINDAK PIDANA MELALUI
MEDIASI PENAL DALAM PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DIMASA
MENDATANG....................................................................................................... 108
4.1.

Kebijakan Hukum Pidana dalam Penyelesaian Suatu
Tindak Pidana dengan Mediasi Penal................................. 108

4.2.

Model Mediasi Penal di Beberapa Negara.......................... 115

4.3.

Konsep Hukum yang Ideal dalam Penyelesaian
Tindak Pidana yang Mengedepankan
Nilai Keadilan Substantif.................................................... 120

BAB V PENUTUP................................................................................................ 126
5.1.

Kesimpulan.......................................................................... 126

5.2.

Saran.................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 129