PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI MEDIASI DI POLRES KOTA PAYAKUMBUH ARTIKEL

PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI
MEDIASI DI POLRES KOTA PAYAKUMBUH

ARTIKEL

ZULMI FADHIL FRENGKY
NPM : 1310018412006

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA

2016

1

PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI
MEDIASI DI POLRES KOTA PAYAKUMBUH
1

Zulmi Fadhil Frengky,1 Uning Pratimaratri, 1 Yofiza Media,
Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

Email : zulmifadhilfrengky@gmail.com
ABSTRACT

Misdemeanor is a criminal offense does not have a major impact to the justice
system and law enforcement, have a low level of danger. Examination process
quickly and simply. Action committed is a misdemeanor offense and contained in
Book II of the Criminal Code, like penalty of less than four years, fines, does not
include an exception artcle, to a complaint and set in PERMA No: 02 of 2012.
This study aims to know the settlement of minor criminal offenses by mediation,
obstacles, and
mediation prospect to solve the minor criminal act in
Payakumbuh Payakumbuh Police Departemen. This study using sociological
juridical approach with primary and secondary data. The results showed that to
complete minor criminal act by mediation considered better and local wisdom
suitable. Peace is in writing and signed by the parties and witnesses known by the
police. The obstacles are that demand for compensation is too big to victims,
limited mediator and public understanding of the law is still low. Mediation
Prospects will grow and gaining attention as a new legal guidelines. Handling
cases faster and lucrative litigants and and law enforcement officers.
Key Word : misdemeanor, mediation, local wisdom, investigator.


diberlakukan harus memberikan

PENDAHULUAN

kepastian hukum, berkeadilan dan
Pada

dasarnya

mendatangkan kemanfaatan bagi

hukum

memberikan pengaturan tentang
kehidupan

manusia

sehingga


itu,

hukum

hukum

menjadi

yang

dipatuhi

dan

konstruksi ide tentang tujuan dari

ditengah-tengah

hukum.


masyarakat yang mengakibatkan

Untuk

keberadaan

dia mengandung nilai-nilai atau

kewajibannya, termasuk jika terjadi

keadaan

akhirnya,

dihormati oleh masyarakat, karena

terjamin apa yang menjadi hak dan

terganggunya


Pada

kebiasaan

manusia hidup tertib, aman dan

kejahatan

masyarakat.

Menurut Mulya W. Kusuma,

tersebut.

bahwa kejahatan tersebut pada

yang

2


prinsipnya merupakan suatu gejala

hukum

yang

menanggulangi,

buruk,

beragam

serta

memiliki

sebab,Dalam

dan


bertujuan

untuk

mencegah

atau

ilmu

membina

kriminologi, dikenal adanya sebab-

terjadinya

sebab orang melakukan kejahatan,

pelanggaran hukum pidana. Hal ini


seperti: memang adanya bakat pada

dimaksudkan

diri seseorang untuk melakukan

perbuatan-perbuatan

kejahatan, atau karena

melanggar

pengaruh

dan

mengurangi

kejahatan


atau

agar

setiap
yang

aturan

perundang-

dari lingkungan masyarakat, dan

undangan

adanya dorongan untuk melakukan

khususnya


kejahatan

dikarenakan

dicegah, serta membuat kehidupan

meratanya

tatanan

tidak

kehidupan

atau

dapat

masyarakat


dalam masyarakat.1

dapat

anggota

dalam

kategorinya

berkurang,

terganggu

ditanggulangi,

sehingga

masyarakat

menjadi

aman, tenteram, terkendali dan

perkara pidana sebagai akibat
tindakan

pidana

menjadi

kehidupan
Berkaitan dengan penyelesaian

hukum

sinergis.

masyarakat

Dalam penyelesaian perkara

telah

pidana

lebih

terfokus

pada

melakukan kejahatan di tengah-

penyelesaian

tengah masyarakat. Pengaturan

peradilan, dalam arti penyelesaian

hukum tentang bagaimana proses

dilakukan

penyelesaian

litigasi.Artinya,

berdasarkan

peradilannya,
Undang-undang

perkara

dalam

dengan

pidana

ranah

pola

penyelesaian
berdasarkan

Nomor 8 Tahun 1981 Tentang

perundang-undangan yang berlaku

Kitab

di Indonesia saat ini atau hukum

Acara

Undang-undang
Pidana

Hukum

(selanjutnya

positif.Pada

disingkat KUHAP).
Pada

dasarnya

kasus

prinsipnya,

pidana

tidak

kasusdapat

penegakan

diselesaikan di luar pengadilan,

hukum di dalam Sistem Peradilan

walaupun dalam hal-hal tertentu

Pidana bertugas untuk menegakkan

adanya penyelesaian kasus pidana
tersebut

dilakukan

pengadilan

atau

diluar

1

Mulya W. Kusuma, 1992,
Kriminologi dan Masalah Kejahatan,
Amico, Jakarta, hlm. 16.

3

dimungkinkan

saja dilakukan melalui pola non

tidak begitu besar dan menjadi

litigasi atau diluar peradilan resmi

tidak berfungsi.3

yang disediakan oleh negara.
Selanjutnya
Nawawi

menurut

Barda

Peran Polisi saat ini adalah

bahwa

dalam

sebagai pemelihara keamanan dan

Arief,

hukum positif Indonesia, perkara

ketertiban

pidana tidak dapat diselesaikan

(Kamtibmas) juga sebagai aparat

diluar proses pengadilan, akan

penegak hukum dalam proses

tetapi

tertentu

penegakan hukum pidana dalam

pelaksanaannya

Sistem Peradilan Pidana di Sub

diselesaikan

Penyidikan. Dengan hal itulah

diluar pengadilan, walaupun tidak

antara tugas serta kewaijiban yang

ada

hukum

diemban

formalnya.Perkara

Pidana

sangatlah berat, karena antara satu

diselesaikan

dlluar

proses

dengan yang lainnya bertentangan

melalui

diskresi

dan

hukum,

ikhwal manusia sebagai aparat

dan

penegak hukum yang melindungi

adat

serta

dalam

hal-hal

dimungkinkan
atau

prakteknya

landasan

pengadilan
aparatur

penegak

mekanisme
melalui

perdamaian

lembaga-lembaga
2

masyarakat

oleh

seorang

kontradiktif,

akan

mengayomi

Polisi

tetapi

masyarakat

ada. Konsekuensi

harus lebih mengedepankan sikap

diterapkannya eksistensi mediasi

profesionalisme dan humanisme

sebagai

yang

satu

alternatif

yang

perkara

dibidang

masyarakat ke arah pelayanan

hukum pidana melalui restitusi

yang prima dan optimal. Polisi

dalam proses pidana, hal ini

adalah aparat penegak hukum

menunjukan

yang langsung berhadapan dengan

salah

penyelesaian

bahwa

perbedaan

tinggi

dalam

melayani

masyarakat dan penjahat.4

antara hukum pidana dan perdata

Berdasarkan
2

penulis

Barda Nawawi Arief, 2008,
Mediasi Penal Penyelesaian Perkara
Diluar Pengadilan, Pustaka Magister,
Universitas Diponegoro, Semarang,
hlm. 4-5. (selanjutnya disebut Barda
Nawawi.1)

dilapangan,

pengamatan
khususnya

penyelesaian dengan cara mediasi,
3
4

Ibid.

4

Ibid.

semakin lazim dilakukan, dapat

mekanisme mediasi.Namun dalam

diterima oleh masyarakat karena

praktik,

dirasakan

pidana

lebih

mampu

sering

juga

perkara

diselesaikan

menjangkau rasa keadilan.Para

melaluimekanisme mediasi, yang

praktisi

hukum

merupakan

bahwa

hukum

dan

ahli

berpandangan

inisiatif penegak
sebagai bagian

AlternatifPenyelesaianSengketa

dari penyelesaian perkara. Pada

(APS) hanya dapat diterapkan

kenyataannya, mediasi sebenarnya

dalam perkara perdata dan bukan

dapat dijalankan dalam Sistem

untuk

Peradilan Pidana. Negara-negara

menyelesaikan

perkara

pidana.Hal ini disebabkan, karena

yang

perkara pidana pada asasnya tidak

tersebut ialah Austria, Jerman,

dapat

Belgia,

diselesaikan

melalui

mediasi

hukum,

mungkin

menyimpang

Polandia,
Amerika

Finlandia. Mediasi inilah yang

penal

disebut sebagai Mediasi Penal.5

sangat signifikan dalam proses
penegakan

hal

Serikat, Norwegia, Denmark, dan

Penyelesaian perkara pidana
bentuk

Perancis,

Slovenia,Canada,

mekanisme di luar peradilan.

dalam

telahmenerapkan

walaupun
Berdasarkan Latar belakang

dari

prosedur. Penyelesaian perkara

masalah

pidana melalui mediasi khususnya

penelitiannya

adalah

berkaitan dengan tindak pidana

:Bagaimanakah

bentuk

ringan tidak dapat dilepaskan dari

penyelesaian perkara tindak pidana

cita hukum yang didasarkan pada

ringan melalui mediasi, Apa saja

landasan filsafat hukum yaitu

kendala-kendalanya

keadilan dan asas hukum proses

bagaimana prospek penyelesaian

penyelesaian

perkara

perkara

yang

diatas,

tindak

permasalahan

pidana

dan

ringan

mengacu pada sumber hukum

dengan cara mediasi di POLRES

tertulis dan sumber hukum tidak

Kota Payakumbuh? penelitian ini

tertulis.
Perkara pidana pada prinsipnya

5

DS.Dewi, 2011, Mediasi Penal,
Penerapan
Restorative
Justice
Peradilan Anak di Indonesia, IndiePublishing, Depok, hlm. 86.

tidak dapat diselesaikan melalui

5

bertujuan untuk: mengetahui dan

hukum, mekanisme perdamaian,

menganalisis bentuk penyelesaian

lembaga

perkara

sebagainya.Implikasi

tindak

melalui

pidana

ringan

adat

dan

lain
praktek

mediasi,

kendala-

penyelesaian

dan

prospek

pengadilan selama ini memang

kendalanya

di

tidak

ringan dengan cara mediasi di

formalnya, sehingga kasus secara

POLRES

informal

Payakumbuh.Penelitian

telah

penyelesaian

ini

landasan

luar

penyelesaian perkara tindak pidana

Kota

ada

perkara

hukum

dilakukan

damai

melalui

yuridis

mekanisme hukum adat, namun

empiris, bersifat deskriptif analitik

tetap saja diproses ke pengadilan

menggunakan data primer dan

sesuai hukum positif yang berlaku.

menggunakan

Metode

sekunderdengan

menggunakan

Menurut Adek Chandra,92

analisis kualitatif,

penanganan kasus tindak pidana

HASIL PENELITIAN DAN

ringan sesuai dengan Surat Kapolri

PEMBAHASAN

No.Pol. B/3022/XII/2009/SDEOPS

A. Bentuk Penyelesaian Tindak
Pidana

Ringan

di

tanggal 14 Desember 2009 tentang

POLRES

penanganan

Kota Payakumbuh
Mediasi

Alternatif
yang

(ADR)

lazim

kasus
Dispute

dan

melalui
Resolution

Peraturan

diterapkan terhadap kasusperdata,

Kepolisian

berdasarkan

positif

Indonesia Nomor 7 Tahun 2008

Indonesia asasnya perkara pidana

Tentang Pedoman Dasar Strategi

tidak dapat diselesaikan di luar

dan

pengadilan, walaupun dalam hal-

Masyarakat

hal tertentu dimungkinkan adanya

Penyelenggaraan Tugas Polri. Hal

penyelesaian

tersebut

hukum

kasus

pengadilan.Akan

tetapi,

di

luar
praktik

Negara

Kepala

Implementasi

Republik

Kepolisian
Dalam

dilaksanakan

dengan

kreteria :

penegakan hukum di Indonesia
sering

juga

perkara

pidana

92

Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.

diselesaikan di luar pengadilan
melalui diskresi aparat penegak

6

1.

utk

mampu

kasus pidana yang mempunyai

mengidentifikasi

kasus-kasus

kerugian

kecil,

pidana

mempunyai

dapat

kerugian materiil kecil dan

Mengupayakan

materi

penyelesaiannya
diarahkan

masing

penanganan

melalui

memungkinkan

konsep

diselesaikan

ADR.
2.

Penyelesaian

kasus

untuk

melalui

konsep

ADR.

pidana

6.Untuk kasus yang telah dapat

dengan menggunakan ADR,
harus disepakati oleh pihak-

diselesaikan

pihak yang berperkara namun

ADR agar tidak lagi di sentuh

apabila

terdapat

oleh tindakan hukum lain yang

kesepakatan baru diselesaikan

kontra produktif dengan tujuan

sesuai dengan prosedur hukum

Polmas”.

tidak

yang berlaku secara profesional

melalui

konsep

Dalam melakukan upaya

dan proporsional.

penyelesaian perkara tindak pidana
ringan dengan mediasi, penyidik

3.Penyelesaian kasus pidana yang
harus

berpatokan kepada aturan tentang

berprinsip pada musyawarah

tugas dan tanggung jawab seorang

mufakat dan harus diketahui

Bhayangkara

oleh masyarakat sekitar dengan

Penyidik/Penyidik

menyertakan Ninik Mamak, RT

memiliki Diskresi Kepolisian yang

RW atau perangkat pemerintah

diatur dalam Undang-undang No. 2

daerah setempat setempat.

tahun 2002 Tentang Kepolisian

menggunakan

4.

yang

Penyelesaian
dengan
harus
hukum

ADR

kasus

menggunakan

PERMA

ADR
norma

sosial/adat

serta

selaku
Pembantu

Negara Republik Indonesia dan

pidana

menghormati

Polri

(Peraturan

Mahkamah

Agung Republik Indonesia) No: 02
Tahun 2012 Tentang Penyesuaian
Batasan Tindak Pidana Ringan

memenuhi azas keadilan.

Dan Jumlah Denda Dalam KUHP.

5.Memberdayakan anggota Polmas

Dengan adanya PERMA

yang ada di wilayah masing-

dan Diskresi Kepolisian tersebut

7

maka

dimungkinkan

Penyidik/Penyidik
kepolisian

untuk

Penyelesaian

bagi

Laporan Polisi

Pembantu

Piket Reskrim

melakukan

Tindak

Unit yang menangani

Pidana

Gelar Perkara

Ringan dengan cara mediasi di

Pidana murni

Pidana ringan

tingkat kepolisian atau dilakukan

Mediasi

peyelesaian

Damai

perkara

diluar

peradilan, demi lebih terwujut nya

Berawal dari diterimanya

kepuasan dan terpenuhi nya rasa

Laporan Polisi/ pengaduan dari

keadilan bagi para pihak yang
bermasalah
masalah

tanpa
baru

masyarakat yang merasa dirugikan

menimbulkan
atau

atau menjadi korban tindak pidana

menjadi

ke bagian SPKT (Sentra Pelayanan

permulaan untuk dampak masalah

Kepolisian

yang lebih besar setelah adanya

Terpadu)

Polres

Payakumbuh yang di emban oleh

tindak pidana ringan yang di

fungsi Satuan SABHARA , setelah

hadapi sebelum nya.
Tahapan

Bukan tindak pidana

diterimanya

laporan

polisi/pengaduan

Penyelesaian

Perkara Tindak Pidana Ringan

tersebut

melalui mediasi di Polres Kota

dibuatkan LP (Laporan – Polisi )

Payakumbuh memiliki beberapa

maka diteruskanlah oleh piket

tahapan mulai dari penerimaan

SPKT ke pada Piket RESKRIM

Laporan Polisi atau pengaduan dari

yang ada pada saat itu.

masyarakat yang merasa dirugikan
atau

menjadi

Korban

tindak

Penyelesaian

Tahapan

Perkara

Melalui

dan

Pemeriksaan

atau permintaan keterangan awal
dan

1.

tertulis

Dilakukan

Pidana.
Bagan

secara

masyarakat

dituangkan

dalam

bentuk

berita acara singkat oleh Piket
Reskrim

sebagai

bahan

kelengkapan administrasi tindak

Mediasi

lanjut Laporan Polisi/pengaduan
dari masyarakat, setelah itu piket
Reskrim

menyerahkan

berkas

tersebut ke bagian Min Ops Resrim
8

dan dilanjutkan ke Kasat Reskrim/

saksi-saksi,

Kaur Bin Ops Reskrim untuk di

(Tempat

disposisi dan diserahkan kepada

beberapa hasil wawancara dari

bagian atau Unit yang menangani

informen dan saksi-saksi lain di

Perkara yang dilaporkan tersebut.

sekitar

Polres,

untuk

Laporan/Pengaduan

masyarakat

tersebut

melengkapi

dari

Penyelidikan

Kasat

Reskrim,

Kasat

Hukum, Kasi Pengawasan (Was

Penyidikan

terhadap

didapati

Intelkam, Kasat Bhimas, Kasubag

menangani atau melakukan Proses
dan

yang

gelar perkara : Ka Polres/Waka

Penyidik/Penyidik Pembantu yang

Penyelidikan

maka

tersebut yang di hadiri oleh peserta

menunjuk

jawab

Perkara),

,

perkembangan

yang dituakan dan di seniorkan

bertanggung

TKP

hasil

yang telah di disposisi Kanit atau

tersebut

Kejadian

TKP

menangani Perkara memaparkan

perkara setelah menerima berkas

Unit

olah

Penyidik/Penyidik Pembantu yang

Pada Unit yang menangani

pada

hasil

Sidik),

Kasi

Propam

dan

Penyidik/Penyidik Pembantu pada

dengan

Unit

administrasi

yang

menangani

penanganan

Penyelidikan dan Penyidikan juga

proses

laporan/pengaduan

masyarakat tersebut.

melakukan pemanggilan terhadap

Dalam

Korban kembali untuk dimintai

gelar

keterangan yang dituangkan dalam

Paraperesta

berita acara pemeriksaan lengkap

masukan dan analisis terhaadap

begitu juga dengan saksi-saksi

Perkara yang di gelarkan tersebut

yang di cantumkan oleh Pelapor/

dengan menuangkan pada form

Korban.

hasil

menangani

Perkara

bahan

peserta

gelar

pendapat,

Hukum,

atau

pandangan terhadap kasus/perkara

atau

yang

laporan masyarakat tersebut setelah
memiliki

memberikan

masukan,

pandangan

oleh Penyidik/Penyidik Pembantu
yang

masukan

terhadap

Dilakukan Gelar Perkara

gelar

perkara

dipaparkan

oleh

Penyidik/Penyidik Pembantu pada

berupa

saat gelar perkara tersebut dan dari

pemeriksaan korban, pemeriksaan

situlah

9

didapati

hasil

oleh

Penyidik/Penyidik Pembantu atau

(Bhayangkara

Pembina

merupakan persaamaan persepsi

Ketertibandan

Keamanan

atau

untuk

Masyarakat) di wilayah tempat

penangan

tinggal Korban begitu juga di

Polisi/Penganduan

wilayah tempat tinggal Pelaku dan

pandangan

tindak

lanjut

hukum

proses

Laporan

masyarakat yang telah diterima dan

TKP

dilakukan Proses Penyelidikan nya

koordinasi

, maka didapatilah hasil Perkara

pemerintahan setempat ( RT, RW,

atau laporan tersebut merupakan

Lurah, LPM, Ketua Pemuda), juga

Tindak Pidana , Tindak Pidana

dengan Niniak Mamak atau yang

Ringan , Bukan Tindank Pidana,

dituakan di wilayah tersebut guna

juga

bagi

untuk mendapatkan keterangan dan

Penyidik/Penyidik Pembantu untuk

gambaran akan sebab dan awal

langkah ke tahap selanjut nya

mula sampai terjadinya tindak

Penyelidikan

pidana ringan itu, lalu Bhabin

beberapa

saran

dan

Penyidikan,

guna

sedangkan untuk Tindak Pidana

kamtibmas

Ringan biasanya dari hasil Gelar

penyuluhan

Perkara

Hukum

didapati

saran

agar

untuk

melakukan

dengan

perangkat

memnerikan
dan
agar

pemahaman
pihak

yang

dilakukan Mediasi atau agar dapat

bermasalah dapat mencari jalan

di upayakan penyelesaian secara

penyelesaian secara mediasi yaang

mediasi.

ditengahi atau di fasilitassi oleh
setempat ( RT, RW, Lurah, LPM,

Terhadap Tindak Pidana

Ketua

Murni dilanjutkan proses hukum
nya

sesuai

positif

ketentuan

Hukum

KUHAP

(Kitab

dan

Pemuda),

atau

Niniak

Mamak

selaku

Mediator/Negosiator.

Acara

Dalam hal tersebut apabila

terhadap

menemukan hasil maka para pihak

yang

yang bermasalah dipanggil kembali

maka

oleh Penyidik/Penyidik Pembantu

Penyidik/Penyidik Pembantu akan

untuk dikonfrontasi dan didengar

melakukan

penjelasan

Undang-Undang
Pidana)

,

tindak

pidana

dilakukan

petugas

Hukum

sedangkan
ringan

mediasi

kordinasi
Bhabin

dengan

nya

terhadap

pemecahan/penyelesaian

Kamtibmas

10

titik

masalah

yang di hadapi

(di Mediasi),

mediasi tersebut tercapai maka

Penyidik/Penyidik

Pembantu

Pelapor disarankan agar membuat

memanggil juga PH dari para

permohonan

pihak/dapat

PH

Laporan/Pengaduuan yang telah

sebaagai

dibuat sebelum nya pada Polisi,

untuk

menghaadirkan

para

pihak

maka

Mediator/negosiator.

didapati

kesepakatan

dianggab

dan

mereka

peryataan

telah

penyelesaian

ada

dan

terjadi

diluar

proses

Adek

Chandra,

Peradilan.

juga menganggaab perkara tersebut
pernah

yang

yang bermasalah tersebut dengan

untuk

berdamai dan saling memaafkan

tidak

tersebut

atau hasil damai antara Para pihak

baahwa

sepakat

perkara

nya

ada, maka didapatilah Perdamaian

bermasalah lalu dibuatlah oleh para
surat

dicabut

antara paara pihak tidak pernah

kesepahaman dari para pihak yang

pihak

dengan

Laporan/Pengaduan

Setelah dilakukan mediasi
dan

Pencabutan

Menurut

surat

perjanjian antara kedua belah pihak

bahwa terjadinya peningkatan dan

yang disepakati oleh para pihak

penurunan

uang bermasalah tanpa ada unsur

tersebut

paksaan tekanan atau sebagai nya

masyarakat,

hal

dari pihak lain yang menerangkan

dikatakan,

masih

poin berisikan ketentuan-ketentuan

meningkatnya kesadaran hukum,

dari yang para pihak sepakati

artinya masyarakat kita masih terus

tersebut (sesuai kejadian/ perkara),

perlu pencerahan dan pembinaan

disaksikan

bertanda

atas pentingnya kesadaran hukum

Saksi-Saksi,

tersebut. Pada satu sisi juga tidak

(RT, RW,

bisa dihindari, bahwa faktor lain

atau

tangan
mediator/negosiator

ikut

kasus

penganiayaan
ditangah-tengah
ini

mempengaruhi

dapat
belum

Lurah, LPM, Ketua Pemuda), atau

juga

Niniak Mamak dari para Pihak.

kesadaran hukum, seperti faktor
ekonomi,

Dapat disimpulka bahwa

pendidikan

tingkat

dan

ketauladan yang ditunjukan oleh

mediasi yang dilakukan merupakan
kehendak dari para pihak, setelah

11

pejabat

negara

masyarakat.

dan

pemuka

musyawarah

94

korban

kesepakatan,

tujuannya

dilakukan

mediasi

maupun

baik

karena

penganiayaan,

memberikan bantuan pengobatan

sebagai

terhadap

korban.

Maka

berdasarkan hal tersebut terjadi

Artinya,

kesepakatan perdamaian antara

keputusan mediasi mengikat secara

pelaku dan korban serta keluarga

hukum dan berlaku sebagai alat

masing-masing pihak, namun hal

bukti yang sah.95

tersebut harus dilakukan dalam

Hasil wawancara dengan
di

dan

demikian juga kesediaan pelaku

putusan yang final dan tidak dapat

pelaku,

sosial

maupun

melakukan

oleh semua pihak, maka akta

penuntutan,

hubungan

dan penyesalannya yang telah

kesepakatan damai yang diterima

diadakan

perdamaian

pelaku telah menyadari kesalahan

mediasi. Jika mediasi mencapai

berlaku

mengadakan

tawaran

keagamaan,

segala

sesuatu yang terjadi selama proses

kesepakatan

dan

dengan berbagai pertimbangan,

kesepakatan
atas

ingin

menerima

mediator tidak dapat bersaksi atas
tercapainya

maksud

keluarga korban pada prinsipnya

terhadap

tindak pidanannya. Dalam hal ini

tidak

keluarganya,

keluarga korban. Dalam hal ini

dengan

penuntutan

oleh

dan

perdamaian dengan korban dan

dengan proses pemeriksaan di
pengadilan

keluarga

pelaku

mengemukakan

maka

perkara pidana akan dilanjutkan

sidang

oleh

didampingi

Dalam hal mediasi tidak
mencapai

dengan

mana

bentuk

setelah

surat

pernyataan

yang

dibuat oleh kedua belah pihak

dilakukannya pembicaraan atau

yang diketahui oleh saksi-saksi.

94

Menurut

Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.

dengan

Korban

April,

99

hasil

Penganiayaan

ringan, Hari Rabu, Tanggal 3

95

Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.

99

Pelaku
tindak
pidana
penganiayaan ringan, wawancara hari
Rabu 3 Februari 2016,

12

Februari

2016,

bahwa

kasus

Sejalan dengan hal di atas,

penganiayaan ringan yang terjadi,

menurut

telah diselesaikan dengan cara

Payakumbuh,

kekeluargaan, dimana kedua belah

dikemukakan bahwa polisi tidak

pihak

melakukan

telah

bersepakat

Kasatreskrim
Adek

Polres
Chandra,

penyidikan

lebih

untukmenerima kesepakatan yang

lanjut, sebab yang paling utama

telah diputuskan bersama, para

adalah pihak korban yang telah

pihak membuat Surat Pernyataan

menerima tawaran berdamai dari

yang ditulis di atas kertas segel,

tersangka,

dan

selanjutnya

menyatakan

bahwa

dihadapan

polisi

dilakukan hal-hal sebagai berikut
:

100

dan

telah

diselesaikan

dengan

cara

dan

demikian
pertama

akan

masalah

tersebut

pernah ada dengan adanya Surat
Pernyataan tersebut.Apalagi pihak

pihak kedua (korban) menerima

korban

bantuan tersebut.

telah

disaksikan

3. Pihak pelaku berjanji tidak

menurut

tersebut, baik kepada yang

menyetujui

oleh

Selanjutnya

akan mengulangi lagi perbuatan

para

pihak

dan
saksi.

korban,

Adek

Chandra,

mengajukan permohonan kepada

bersangkutan maupun kepada

Ka Polresta dengan prihal tentang

orang lain.

permohonan

4. Pihak pelaku berjanji apabila
mengulangi

tidak

dianggap tidak ada atau tidak

(pelaku)

memberi bantuan uang dan

tersebut,

tersebut

mengulanginya kembali. Dengan

keluarga

korban;
2. Pihak

penganiayaan

pihak

pelaku minta maaf dan diterima
korban

masalah

kekeluargaan (damai) antara para

1. Para pihak yang didahului oleh

oleh

sekaligus

lagi
bersedia

pencabutan

pelaporan atau tidak dilakukan

perbuatan

proses penyidikan. Dengan adanya

dituntut

permohonan

sesuai hukum yang berlaku.

tersebut,

pihak

penegak hukum dengan berbagai
100

pertimbangan,

April, wawancara dengan
Korban Penganiayaan ringan, Hari
Rabu, Tanggal 3 Februari 2016,

tidak

13

pihak

penyidik

melanjutkan

proses

penyidikan kasus, namun tetap

pendampingan namun polisi lebih

mencatat pada agenda yang telah

bersifat

tersedia

terjadi

mengarahkan para pihak karena

penganiayaan yang dilakukan oleh

sebelumnya antara para pihak telah

pelaku dengan korban, akan tetapi

melakukan

tidak dilanjutkan karena telah

Walaupun demikian, pihak polisi

terjadi perdamaian yang isinya

tetap memberikan arahan agar

diketahui oleh penegak hukum

kedua belah pihak benar-benar

baik secara tertulis maupun dibaca

sepakat

ulang oleh para pihak, demikian

perdamaian, demikian juga akibat

juga latar belakang perdamaian

hukum yang terjadi, bahwa putusan

yang

tersebut mengikat dan bersifat

bahwa

dibuat

telah

tanpa

adanya

keterpaksaan antara para pihak.

final,

Dengan

pelaku

demikian

kasus

pasif

dan

sekedar

musyawarah.

untuk

sementara
diingatkan,

melakukan

kepada

pihak

bahwa

jika

penganiayaan dihentikan setelah

terjadi pengulangan tindak pidana,

permohonan

maka

korban

diterima,

dipelajari dan dikabulkan oleh
pihak penegak hukum.

tindak

bahwa
pidana

101

tidak

semua

ringan

dapat

pidana

baik

terhadap

pelaku

maupun pada pihak lainnya.
B. Kendala dalam pelaksanaan
penyelesaian

namun bentuk penyelesaian yang

ringan

dilakukan

POLRES

Polres

dapat

juga jika korban melakukan tindak

diselesaikan dengan cara mediasi,

di

tidak

diadakan kepada pelaku, demikian

Dari uraian tersebut, dapat
dikatakan

perdamaian

Kota

tindak

dengan

pidana

mediasi

di

payakumbuh dilaksanakan dalam
bentuk surat

perdamaian

Hal di atas dapat dikatakan,

yang

bahwa proses penegakan hukum,

diketahui oleh kasatreskrim, dalam
prosesnya

sistem peradilan(pidana) formal

dilakukan

yaitu polisi, hakim, jaksa dan
kepolisian nyaris kurang memiliki

101

Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.

pengetahuan mendalam (bahkan
tidak perduli) tentang masalah

14

sosial dari korban seperti latar
belakang

keluarga

dan

C. Prosfektif penyelesaian perkara

mata

tindak pidana ringan dengan

pencaharian, yang dilihat hanya

cara mediasi di POLRES Kota

tindak kriminalitasnya sehingga

Payakumbuh

saat menangani dan memutuskan
perkara,

aspek

cenderung

sosial

Mediasi sangat berdampak

korban

Positif

diabaikan.Orientasi

ke polisi dan dirasa sangan efektif

membuat lembaga peradilan lebih

untuk diberlakukan juga memiliki

mengejar kuantitas seperti berapa
yang

ditangani

hasil

dan

kendala

pula

dalam

juga

akan

penuntasan

kasus

yang

juga

pidana

sebagai

lebih

keseimbangan
dalam
yang

pelaku dan korban tindak pidana,
sehingga
harmonisasi

tercipta

kembali

sosial

masyarakat.Bentuk

dalam

penyelesaian

ini dilakukan secara seimbang

harus

dengan jalan musyawarah antara

diselesaikan sesuai dengan hukum
acara

hukum

dimaksud di sini adalah antara

serta penumpukan perkara tindak
pidana

hendaknya

masyarakat.Keseimbangan

usaha perdamaian yang dilakukan

mempercepat

oleh

perkara

sosial

dituntaskan, maka dengan adanya

pihak

penegak

mengutamakan

proses

pidana lainya yang juga harus

para

dengan

pidana

penyelesaian pada perkara tindak

oleh

dirasakan

Penyelesaian

ringan tersebut, pada aasarnya
dalam

baik

yang

sendiri.

proses penyelesaian tindak pidana

mempengaruhi

perkembangan

masyarakat yang berperkara begitu

kualitas

putusan secara jujur dan adil.
Terjadinya

dan

sangat

kecepatan menyelesaikan daripada
mempertimbangkan

mendongkrak

penyelesaian perkara yang masuk

kerja pada hasil Daripada proses

perkara

dalam

pihak pelaku dan korban.Prinsip

mana

win-win solution harus diutamakan

dikemukakan dalam tabel pada

demi

uraian sub bab di atas, di mana

tercapainya

menyesaikan

perkara pidana masih banyak yang

akhirnya

dilanjutkan ke proses penuntutan.

15

kesepakatan

perkara.
diharapkan

Pada
pelaku

meminta maaf kepada korban dan

kecuali hanya terbatas sebagai

berjanji tidak akan mengulanginya

pilihan kebijakan dalam bentuk

lagi,

penyelesaian perkara dengan

apabila

perlu

mengganti

segala kerugian yang diderita oleh
korban.

Sebaliknya

memafkan

pelaku

menggunakan diskresi.
3. Prospektif

korban
dan

tidak

penyelesaian

perkara tindak pidana ringan

meneruskan perkara sampai ke

dengan

pengadilan.Konsep

POLRES Kota Payakumbuh,

seperti

ini

penyelesaian

disebut

dengan

dapat

uraian

pidana

penelitian,

di

atas,

formal

yang

pada

hal

KUHAP,

kecuali

tertentu

dengan

mediasi

ditangani

oleh

pihak

sehingga

polisi

memiliki

konstribusi

terhadap

pihak

polisi

aktifnya

Penyidik/Penyidiki

Pembantu

melalui

sebagai

mediator/negosiator.

2. Kendala dalam mediasi, masih

2. Dalam penyelesaian perkara
tindak

untuk melakukan mediasi baik
sebagai

penyelesaian

kelembagaan mediasi, dimana

dilakukan

berperan

Polres

benar-benar

para

sebagai alternatif

belum

di

perdamaian yang terjadi antara

polisi, maka

dapat

dalam

kepolisian,

adanya PERMA dan diskresi
yang dimiliki

ringan

tindak

perkara tindak pidana ringan

dasarnya tetap mempedomani
ketentuan

pengaduan

1. Dihaharapkan adanya bentuk

1. Bentuk penyelesaian perkara
ringan

penanganan

B. Saran

dapat

menjadi kesimpulan, antara lain:

pidana

akan

Payakumbuh

dikemukakan beberapa hal yang

dalam

dalam

perkara

rumusan masalah dan pembahasan

tindak

diberlakukan,

efektif

A. Simpulan
hasil

di

menjadi suatu metode yang

SIMPULAN DAN SARAN

Dari

mediasi

Dirasakan sangat tepat dan

restorative justice.

pada

cara

pidana

ringan,

penyidik/penyidik

pembantu

masih kurang berperan sebagai

mediator/negosiator

16

mediator/negosiator,
Adami Chazawi, 2002. Pelajaran
Hukum Pidana (Stelsel Pidana,
Tindak Pidana, Teori-Teori
Pemidanaan
&
Batas
Berlakunya Hukum Pidana),
Bagian 1, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

kendalanya adalah disamping
payung

hukum

yang

memberikan kewenangan polisi
terlibat secara langsung belum
ada.
3. Untuk
polisi

meningkatkan
dalam

Bambang Waluyo, 2008, Pidana dan
Pemidanaan, Sinar Grafika,
Jakarta.

peran

penyelesaian

perkara tindak pidana ringan,
Barda Nawawi Arief, 2008, Mediasi
Penal Penyelesaian Perkara
Diluar Pengadilan, Pustaka
Magister,
Universitas
Diponegoro, Semarang.

perlu juga dilakukan pelatihan
teknik mediasi bagi penegak
hukum

dan

pentingnya

sosialisasi
peningkatan

_________________, 2000, Kebijakan
Legislatif
dalam
Penanggulangan
Kejahatan
dengan Pidana Penjara, BP
UNDIP. Semarang.

kesadaran hukum masyarakat
melalui berbagai penyuluhan
dan penyadaran bagi pelaku
agar

tidak

pengulangan

melakukan
tindak

Bismar Siregar, 1978, dalam Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta
Utara-Timur,
No.
46/PID/78/UT/ WANITA, 17
Juni 1978. Hakim ketua siding.

pidana,

untuk itu perlu terus menerus
dilakukan

program

tersebut,

adanya Unit Khusus untuk
menangani

Perkara

Black, Donald, 1976, Behavior of Law,
New York, San Fransisco,
London: Academic Press.

Tindak

Pidana Ringan .

C.S.T. Cansil, 1989, Pengantar Ilmu
Hukum dan Tata Hukum
Indonesia,
Balai
Pustaka,
Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku

Abdul

Abdoel
Djamali,
2005,
Pengantar Hukum Indonesia,
Raja Grafindo, Jakarta.

DS. Dewi, 2011, Mediasi Penal,
Penerapan Restorative Justice
Peradilan Anak di Indonesia,
Indie-Publishing, Depok.

Kadir Muhammad, 2004,
Hukum dan Penelitian Hukum,
Citra Aditya
Bakti,
Bandung.

Friedman, Lawrence, 1984, American
Law, London: W.W. Norton &
Company.

17

Auditorium Bumi Putera –
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Univ. Indonesia, Depok.

J.C.T. Simorangkir, Rudy T. Erwin,
J.T. Prasetyo, 2005, Kamus
hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
Jimly

Asshidiqie, 2009,
Negara
Hukum
Demokrasi, . Bhuana
Populer, Jakarta.

Salim HS dan Erlis Septiana Nurbani,
2014, Penerapan Teori Hukum
pada Penelitian Tesis dan
Disertasi,
Rajawali
Pers,
Jakarta.

Menuju
yang
Ilmu

Satjipto Rahardjo, 1991, llmu Hukum,
Citra Aditya Bakti, Bandung.

L.J. van Aveldoorn, 1986, Pengantar
Ilmu Hukum, Jakarta: Pradnya
Pramita.

______________, 2010. Sosiologi
Hukum, Genta Publishing,
Yogyakarta

Lexy J. Moleong, 2009, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Edisi
Revisi, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
M. Solly Lubis, 1989, Serba-serbi
Politik dan Hukum, Mandar
Maju, Bandung.
P.

Soedarto, 2004, Hukum dan Hukum
Pidana, Alumni, Bandung.
Soerjono Soekanto, 1983, Beberapa
Permasalahan Hukum Dalam
Kerangka Pembangunan Di
Indonesia, UI-Press, Jakarta.

Joko Subagyo, 1997, Metode
Penelitian Dalam Teori dan
Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudikno Mertokusumo, 1993, Sudikno,
Bab-bab Tentang Penemuan
Hukum,
Yoyakarta:
Citra
Aditya Bakti, Yogyakarta.

Philipus
M.
Hadjon. 1987. Perlindungan
Hukum Bagi Rakyat Indonesia.
Bina Ilmu, Surabaya.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian
Pendidikan
(Pendeketan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), Alfabeta, Bandung.

Roeslan Saleh, 1995. Perbuatan Pidana
Dan
Pertanggungjawaban
Pidana, Aksara Baru, Jakarta.
Soesilo. 1996, KUHP Serta
Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal.
Politeia, Bogor.

Rahmadi Takdir, 2010, Mediasi:
Penyelesaian Sengketa Melalui
Pendekatan Mufakat, Rajawali
Pers, Jakarta.

Romli Atmasasmita, 2008, ”Sinergi
Kerja Polri Dan Kejaksaan
Agung
Dalam
Sistem
Peradilan
Pidana
di
Indonesia,”
Makalah
disampaikan pada Seminar
Hubungan Polisi – Jaksa:
Menuju
Integrasi,
di

Amriani Nurnaningsih, 2011, Mediasi:
Alternatif
Penyelesaian
Sengketa
Perdata
di
Pengadilan, Rajawali Pers,
Jakarta.

R.

Sembiring Jimmy Joses, 2011, Cara
Menyelesaikan Sengketa di

18

Luar Pengadilan, Visimedia,
Jakarta.

Implementasi
Masyarakat.

Pemolisian

Peraturan Kapolri Nomor 14
Tahun 2011 Tentang Kode Etik
Kepolisian Republik Indonesia

B. Peraturan Perundangundangan

Peraturan mahkamah Agung
Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Penyesuaian Batasan Tindak
Pidana Rngan dan Jumlah
Denda dalam KUHPidana

Undang-undang
Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945
KUHPidana
Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981 Tentang KUHAP

C. Jurnal/Web-Site/Internet

Undang-undang Nomor 2
Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara RI

http://retno-ayufisip12.web.unair.ac.id/artikeldeta
il-85497-Umum.
nalisis%20Kasus%20Menggunakan
%20Teori%20Sistem%20 Hukum%
20Lawrence.html

Surat
Kapolri
No
Pol:
B/3022/XII/200S/SDEO
PS
tanggal 14 Desember 2009
Tentang Penanganan Kasus
Melalui Alternatif Dispute
Resolution (ADR)

http://zenhadi
HYPERLINK
"anto.blogspot.com/2014/01/teori
-sistem-hukum-lawrence-mfriedman.html

Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Dasar Strategi dan

"

19