PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI MEDIASI DI POLRES KOTA PAYAKUMBUH ARTIKEL
PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI
MEDIASI DI POLRES KOTA PAYAKUMBUH
ARTIKEL
ZULMI FADHIL FRENGKY
NPM : 1310018412006
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2016
1
PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI
MEDIASI DI POLRES KOTA PAYAKUMBUH
1
Zulmi Fadhil Frengky,1 Uning Pratimaratri, 1 Yofiza Media,
Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
Email : zulmifadhilfrengky@gmail.com
ABSTRACT
Misdemeanor is a criminal offense does not have a major impact to the justice
system and law enforcement, have a low level of danger. Examination process
quickly and simply. Action committed is a misdemeanor offense and contained in
Book II of the Criminal Code, like penalty of less than four years, fines, does not
include an exception artcle, to a complaint and set in PERMA No: 02 of 2012.
This study aims to know the settlement of minor criminal offenses by mediation,
obstacles, and
mediation prospect to solve the minor criminal act in
Payakumbuh Payakumbuh Police Departemen. This study using sociological
juridical approach with primary and secondary data. The results showed that to
complete minor criminal act by mediation considered better and local wisdom
suitable. Peace is in writing and signed by the parties and witnesses known by the
police. The obstacles are that demand for compensation is too big to victims,
limited mediator and public understanding of the law is still low. Mediation
Prospects will grow and gaining attention as a new legal guidelines. Handling
cases faster and lucrative litigants and and law enforcement officers.
Key Word : misdemeanor, mediation, local wisdom, investigator.
diberlakukan harus memberikan
PENDAHULUAN
kepastian hukum, berkeadilan dan
Pada
dasarnya
mendatangkan kemanfaatan bagi
hukum
memberikan pengaturan tentang
kehidupan
manusia
sehingga
itu,
hukum
hukum
menjadi
yang
dipatuhi
dan
konstruksi ide tentang tujuan dari
ditengah-tengah
hukum.
masyarakat yang mengakibatkan
Untuk
keberadaan
dia mengandung nilai-nilai atau
kewajibannya, termasuk jika terjadi
keadaan
akhirnya,
dihormati oleh masyarakat, karena
terjamin apa yang menjadi hak dan
terganggunya
Pada
kebiasaan
manusia hidup tertib, aman dan
kejahatan
masyarakat.
Menurut Mulya W. Kusuma,
tersebut.
bahwa kejahatan tersebut pada
yang
2
prinsipnya merupakan suatu gejala
hukum
yang
menanggulangi,
buruk,
beragam
serta
memiliki
sebab,Dalam
dan
bertujuan
untuk
mencegah
atau
ilmu
membina
kriminologi, dikenal adanya sebab-
terjadinya
sebab orang melakukan kejahatan,
pelanggaran hukum pidana. Hal ini
seperti: memang adanya bakat pada
dimaksudkan
diri seseorang untuk melakukan
perbuatan-perbuatan
kejahatan, atau karena
melanggar
pengaruh
dan
mengurangi
kejahatan
atau
agar
setiap
yang
aturan
perundang-
dari lingkungan masyarakat, dan
undangan
adanya dorongan untuk melakukan
khususnya
kejahatan
dikarenakan
dicegah, serta membuat kehidupan
meratanya
tatanan
tidak
kehidupan
atau
dapat
masyarakat
dalam masyarakat.1
dapat
anggota
dalam
kategorinya
berkurang,
terganggu
ditanggulangi,
sehingga
masyarakat
menjadi
aman, tenteram, terkendali dan
perkara pidana sebagai akibat
tindakan
pidana
menjadi
kehidupan
Berkaitan dengan penyelesaian
hukum
sinergis.
masyarakat
Dalam penyelesaian perkara
telah
pidana
lebih
terfokus
pada
melakukan kejahatan di tengah-
penyelesaian
tengah masyarakat. Pengaturan
peradilan, dalam arti penyelesaian
hukum tentang bagaimana proses
dilakukan
penyelesaian
litigasi.Artinya,
berdasarkan
peradilannya,
Undang-undang
perkara
dalam
dengan
pidana
ranah
pola
penyelesaian
berdasarkan
Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
perundang-undangan yang berlaku
Kitab
di Indonesia saat ini atau hukum
Acara
Undang-undang
Pidana
Hukum
(selanjutnya
positif.Pada
disingkat KUHAP).
Pada
dasarnya
kasus
prinsipnya,
pidana
tidak
kasusdapat
penegakan
diselesaikan di luar pengadilan,
hukum di dalam Sistem Peradilan
walaupun dalam hal-hal tertentu
Pidana bertugas untuk menegakkan
adanya penyelesaian kasus pidana
tersebut
dilakukan
pengadilan
atau
diluar
1
Mulya W. Kusuma, 1992,
Kriminologi dan Masalah Kejahatan,
Amico, Jakarta, hlm. 16.
3
dimungkinkan
saja dilakukan melalui pola non
tidak begitu besar dan menjadi
litigasi atau diluar peradilan resmi
tidak berfungsi.3
yang disediakan oleh negara.
Selanjutnya
Nawawi
menurut
Barda
Peran Polisi saat ini adalah
bahwa
dalam
sebagai pemelihara keamanan dan
Arief,
hukum positif Indonesia, perkara
ketertiban
pidana tidak dapat diselesaikan
(Kamtibmas) juga sebagai aparat
diluar proses pengadilan, akan
penegak hukum dalam proses
tetapi
tertentu
penegakan hukum pidana dalam
pelaksanaannya
Sistem Peradilan Pidana di Sub
diselesaikan
Penyidikan. Dengan hal itulah
diluar pengadilan, walaupun tidak
antara tugas serta kewaijiban yang
ada
hukum
diemban
formalnya.Perkara
Pidana
sangatlah berat, karena antara satu
diselesaikan
dlluar
proses
dengan yang lainnya bertentangan
melalui
diskresi
dan
hukum,
ikhwal manusia sebagai aparat
dan
penegak hukum yang melindungi
adat
serta
dalam
hal-hal
dimungkinkan
atau
prakteknya
landasan
pengadilan
aparatur
penegak
mekanisme
melalui
perdamaian
lembaga-lembaga
2
masyarakat
oleh
seorang
kontradiktif,
akan
mengayomi
Polisi
tetapi
masyarakat
ada. Konsekuensi
harus lebih mengedepankan sikap
diterapkannya eksistensi mediasi
profesionalisme dan humanisme
sebagai
yang
satu
alternatif
yang
perkara
dibidang
masyarakat ke arah pelayanan
hukum pidana melalui restitusi
yang prima dan optimal. Polisi
dalam proses pidana, hal ini
adalah aparat penegak hukum
menunjukan
yang langsung berhadapan dengan
salah
penyelesaian
bahwa
perbedaan
tinggi
dalam
melayani
masyarakat dan penjahat.4
antara hukum pidana dan perdata
Berdasarkan
2
penulis
Barda Nawawi Arief, 2008,
Mediasi Penal Penyelesaian Perkara
Diluar Pengadilan, Pustaka Magister,
Universitas Diponegoro, Semarang,
hlm. 4-5. (selanjutnya disebut Barda
Nawawi.1)
dilapangan,
pengamatan
khususnya
penyelesaian dengan cara mediasi,
3
4
Ibid.
4
Ibid.
semakin lazim dilakukan, dapat
mekanisme mediasi.Namun dalam
diterima oleh masyarakat karena
praktik,
dirasakan
pidana
lebih
mampu
sering
juga
perkara
diselesaikan
menjangkau rasa keadilan.Para
melaluimekanisme mediasi, yang
praktisi
hukum
merupakan
bahwa
hukum
dan
ahli
berpandangan
inisiatif penegak
sebagai bagian
AlternatifPenyelesaianSengketa
dari penyelesaian perkara. Pada
(APS) hanya dapat diterapkan
kenyataannya, mediasi sebenarnya
dalam perkara perdata dan bukan
dapat dijalankan dalam Sistem
untuk
Peradilan Pidana. Negara-negara
menyelesaikan
perkara
pidana.Hal ini disebabkan, karena
yang
perkara pidana pada asasnya tidak
tersebut ialah Austria, Jerman,
dapat
Belgia,
diselesaikan
melalui
mediasi
hukum,
mungkin
menyimpang
Polandia,
Amerika
Finlandia. Mediasi inilah yang
penal
disebut sebagai Mediasi Penal.5
sangat signifikan dalam proses
penegakan
hal
Serikat, Norwegia, Denmark, dan
Penyelesaian perkara pidana
bentuk
Perancis,
Slovenia,Canada,
mekanisme di luar peradilan.
dalam
telahmenerapkan
walaupun
Berdasarkan Latar belakang
dari
prosedur. Penyelesaian perkara
masalah
pidana melalui mediasi khususnya
penelitiannya
adalah
berkaitan dengan tindak pidana
:Bagaimanakah
bentuk
ringan tidak dapat dilepaskan dari
penyelesaian perkara tindak pidana
cita hukum yang didasarkan pada
ringan melalui mediasi, Apa saja
landasan filsafat hukum yaitu
kendala-kendalanya
keadilan dan asas hukum proses
bagaimana prospek penyelesaian
penyelesaian
perkara
perkara
yang
diatas,
tindak
permasalahan
pidana
dan
ringan
mengacu pada sumber hukum
dengan cara mediasi di POLRES
tertulis dan sumber hukum tidak
Kota Payakumbuh? penelitian ini
tertulis.
Perkara pidana pada prinsipnya
5
DS.Dewi, 2011, Mediasi Penal,
Penerapan
Restorative
Justice
Peradilan Anak di Indonesia, IndiePublishing, Depok, hlm. 86.
tidak dapat diselesaikan melalui
5
bertujuan untuk: mengetahui dan
hukum, mekanisme perdamaian,
menganalisis bentuk penyelesaian
lembaga
perkara
sebagainya.Implikasi
tindak
melalui
pidana
ringan
adat
dan
lain
praktek
mediasi,
kendala-
penyelesaian
dan
prospek
pengadilan selama ini memang
kendalanya
di
tidak
ringan dengan cara mediasi di
formalnya, sehingga kasus secara
POLRES
informal
Payakumbuh.Penelitian
telah
penyelesaian
ini
landasan
luar
penyelesaian perkara tindak pidana
Kota
ada
perkara
hukum
dilakukan
damai
melalui
yuridis
mekanisme hukum adat, namun
empiris, bersifat deskriptif analitik
tetap saja diproses ke pengadilan
menggunakan data primer dan
sesuai hukum positif yang berlaku.
menggunakan
Metode
sekunderdengan
menggunakan
Menurut Adek Chandra,92
analisis kualitatif,
penanganan kasus tindak pidana
HASIL PENELITIAN DAN
ringan sesuai dengan Surat Kapolri
PEMBAHASAN
No.Pol. B/3022/XII/2009/SDEOPS
A. Bentuk Penyelesaian Tindak
Pidana
Ringan
di
tanggal 14 Desember 2009 tentang
POLRES
penanganan
Kota Payakumbuh
Mediasi
Alternatif
yang
(ADR)
lazim
kasus
Dispute
dan
melalui
Resolution
Peraturan
diterapkan terhadap kasusperdata,
Kepolisian
berdasarkan
positif
Indonesia Nomor 7 Tahun 2008
Indonesia asasnya perkara pidana
Tentang Pedoman Dasar Strategi
tidak dapat diselesaikan di luar
dan
pengadilan, walaupun dalam hal-
Masyarakat
hal tertentu dimungkinkan adanya
Penyelenggaraan Tugas Polri. Hal
penyelesaian
tersebut
hukum
kasus
pengadilan.Akan
tetapi,
di
luar
praktik
Negara
Kepala
Implementasi
Republik
Kepolisian
Dalam
dilaksanakan
dengan
kreteria :
penegakan hukum di Indonesia
sering
juga
perkara
pidana
92
Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.
diselesaikan di luar pengadilan
melalui diskresi aparat penegak
6
1.
utk
mampu
kasus pidana yang mempunyai
mengidentifikasi
kasus-kasus
kerugian
kecil,
pidana
mempunyai
dapat
kerugian materiil kecil dan
Mengupayakan
materi
penyelesaiannya
diarahkan
masing
penanganan
melalui
memungkinkan
konsep
diselesaikan
ADR.
2.
Penyelesaian
kasus
untuk
melalui
konsep
ADR.
pidana
6.Untuk kasus yang telah dapat
dengan menggunakan ADR,
harus disepakati oleh pihak-
diselesaikan
pihak yang berperkara namun
ADR agar tidak lagi di sentuh
apabila
terdapat
oleh tindakan hukum lain yang
kesepakatan baru diselesaikan
kontra produktif dengan tujuan
sesuai dengan prosedur hukum
Polmas”.
tidak
yang berlaku secara profesional
melalui
konsep
Dalam melakukan upaya
dan proporsional.
penyelesaian perkara tindak pidana
ringan dengan mediasi, penyidik
3.Penyelesaian kasus pidana yang
harus
berpatokan kepada aturan tentang
berprinsip pada musyawarah
tugas dan tanggung jawab seorang
mufakat dan harus diketahui
Bhayangkara
oleh masyarakat sekitar dengan
Penyidik/Penyidik
menyertakan Ninik Mamak, RT
memiliki Diskresi Kepolisian yang
RW atau perangkat pemerintah
diatur dalam Undang-undang No. 2
daerah setempat setempat.
tahun 2002 Tentang Kepolisian
menggunakan
4.
yang
Penyelesaian
dengan
harus
hukum
ADR
kasus
menggunakan
PERMA
ADR
norma
sosial/adat
serta
selaku
Pembantu
Negara Republik Indonesia dan
pidana
menghormati
Polri
(Peraturan
Mahkamah
Agung Republik Indonesia) No: 02
Tahun 2012 Tentang Penyesuaian
Batasan Tindak Pidana Ringan
memenuhi azas keadilan.
Dan Jumlah Denda Dalam KUHP.
5.Memberdayakan anggota Polmas
Dengan adanya PERMA
yang ada di wilayah masing-
dan Diskresi Kepolisian tersebut
7
maka
dimungkinkan
Penyidik/Penyidik
kepolisian
untuk
Penyelesaian
bagi
Laporan Polisi
Pembantu
Piket Reskrim
melakukan
Tindak
Unit yang menangani
Pidana
Gelar Perkara
Ringan dengan cara mediasi di
Pidana murni
Pidana ringan
tingkat kepolisian atau dilakukan
Mediasi
peyelesaian
Damai
perkara
diluar
peradilan, demi lebih terwujut nya
Berawal dari diterimanya
kepuasan dan terpenuhi nya rasa
Laporan Polisi/ pengaduan dari
keadilan bagi para pihak yang
bermasalah
masalah
tanpa
baru
masyarakat yang merasa dirugikan
menimbulkan
atau
atau menjadi korban tindak pidana
menjadi
ke bagian SPKT (Sentra Pelayanan
permulaan untuk dampak masalah
Kepolisian
yang lebih besar setelah adanya
Terpadu)
Polres
Payakumbuh yang di emban oleh
tindak pidana ringan yang di
fungsi Satuan SABHARA , setelah
hadapi sebelum nya.
Tahapan
Bukan tindak pidana
diterimanya
laporan
polisi/pengaduan
Penyelesaian
Perkara Tindak Pidana Ringan
tersebut
melalui mediasi di Polres Kota
dibuatkan LP (Laporan – Polisi )
Payakumbuh memiliki beberapa
maka diteruskanlah oleh piket
tahapan mulai dari penerimaan
SPKT ke pada Piket RESKRIM
Laporan Polisi atau pengaduan dari
yang ada pada saat itu.
masyarakat yang merasa dirugikan
atau
menjadi
Korban
tindak
Penyelesaian
Tahapan
Perkara
Melalui
dan
Pemeriksaan
atau permintaan keterangan awal
dan
1.
tertulis
Dilakukan
Pidana.
Bagan
secara
masyarakat
dituangkan
dalam
bentuk
berita acara singkat oleh Piket
Reskrim
sebagai
bahan
kelengkapan administrasi tindak
Mediasi
lanjut Laporan Polisi/pengaduan
dari masyarakat, setelah itu piket
Reskrim
menyerahkan
berkas
tersebut ke bagian Min Ops Resrim
8
dan dilanjutkan ke Kasat Reskrim/
saksi-saksi,
Kaur Bin Ops Reskrim untuk di
(Tempat
disposisi dan diserahkan kepada
beberapa hasil wawancara dari
bagian atau Unit yang menangani
informen dan saksi-saksi lain di
Perkara yang dilaporkan tersebut.
sekitar
Polres,
untuk
Laporan/Pengaduan
masyarakat
tersebut
melengkapi
dari
Penyelidikan
Kasat
Reskrim,
Kasat
Hukum, Kasi Pengawasan (Was
Penyidikan
terhadap
didapati
Intelkam, Kasat Bhimas, Kasubag
menangani atau melakukan Proses
dan
yang
gelar perkara : Ka Polres/Waka
Penyidik/Penyidik Pembantu yang
Penyelidikan
maka
tersebut yang di hadiri oleh peserta
menunjuk
jawab
Perkara),
,
perkembangan
yang dituakan dan di seniorkan
bertanggung
TKP
hasil
yang telah di disposisi Kanit atau
tersebut
Kejadian
TKP
menangani Perkara memaparkan
perkara setelah menerima berkas
Unit
olah
Penyidik/Penyidik Pembantu yang
Pada Unit yang menangani
pada
hasil
Sidik),
Kasi
Propam
dan
Penyidik/Penyidik Pembantu pada
dengan
Unit
administrasi
yang
menangani
penanganan
Penyelidikan dan Penyidikan juga
proses
laporan/pengaduan
masyarakat tersebut.
melakukan pemanggilan terhadap
Dalam
Korban kembali untuk dimintai
gelar
keterangan yang dituangkan dalam
Paraperesta
berita acara pemeriksaan lengkap
masukan dan analisis terhaadap
begitu juga dengan saksi-saksi
Perkara yang di gelarkan tersebut
yang di cantumkan oleh Pelapor/
dengan menuangkan pada form
Korban.
hasil
menangani
Perkara
bahan
peserta
gelar
pendapat,
Hukum,
atau
pandangan terhadap kasus/perkara
atau
yang
laporan masyarakat tersebut setelah
memiliki
memberikan
masukan,
pandangan
oleh Penyidik/Penyidik Pembantu
yang
masukan
terhadap
Dilakukan Gelar Perkara
gelar
perkara
dipaparkan
oleh
Penyidik/Penyidik Pembantu pada
berupa
saat gelar perkara tersebut dan dari
pemeriksaan korban, pemeriksaan
situlah
9
didapati
hasil
oleh
Penyidik/Penyidik Pembantu atau
(Bhayangkara
Pembina
merupakan persaamaan persepsi
Ketertibandan
Keamanan
atau
untuk
Masyarakat) di wilayah tempat
penangan
tinggal Korban begitu juga di
Polisi/Penganduan
wilayah tempat tinggal Pelaku dan
pandangan
tindak
lanjut
hukum
proses
Laporan
masyarakat yang telah diterima dan
TKP
dilakukan Proses Penyelidikan nya
koordinasi
, maka didapatilah hasil Perkara
pemerintahan setempat ( RT, RW,
atau laporan tersebut merupakan
Lurah, LPM, Ketua Pemuda), juga
Tindak Pidana , Tindak Pidana
dengan Niniak Mamak atau yang
Ringan , Bukan Tindank Pidana,
dituakan di wilayah tersebut guna
juga
bagi
untuk mendapatkan keterangan dan
Penyidik/Penyidik Pembantu untuk
gambaran akan sebab dan awal
langkah ke tahap selanjut nya
mula sampai terjadinya tindak
Penyelidikan
pidana ringan itu, lalu Bhabin
beberapa
saran
dan
Penyidikan,
guna
sedangkan untuk Tindak Pidana
kamtibmas
Ringan biasanya dari hasil Gelar
penyuluhan
Perkara
Hukum
didapati
saran
agar
untuk
melakukan
dengan
perangkat
memnerikan
dan
agar
pemahaman
pihak
yang
dilakukan Mediasi atau agar dapat
bermasalah dapat mencari jalan
di upayakan penyelesaian secara
penyelesaian secara mediasi yaang
mediasi.
ditengahi atau di fasilitassi oleh
setempat ( RT, RW, Lurah, LPM,
Terhadap Tindak Pidana
Ketua
Murni dilanjutkan proses hukum
nya
sesuai
positif
ketentuan
Hukum
KUHAP
(Kitab
dan
Pemuda),
atau
Niniak
Mamak
selaku
Mediator/Negosiator.
Acara
Dalam hal tersebut apabila
terhadap
menemukan hasil maka para pihak
yang
yang bermasalah dipanggil kembali
maka
oleh Penyidik/Penyidik Pembantu
Penyidik/Penyidik Pembantu akan
untuk dikonfrontasi dan didengar
melakukan
penjelasan
Undang-Undang
Pidana)
,
tindak
pidana
dilakukan
petugas
Hukum
sedangkan
ringan
mediasi
kordinasi
Bhabin
dengan
nya
terhadap
pemecahan/penyelesaian
Kamtibmas
10
titik
masalah
yang di hadapi
(di Mediasi),
mediasi tersebut tercapai maka
Penyidik/Penyidik
Pembantu
Pelapor disarankan agar membuat
memanggil juga PH dari para
permohonan
pihak/dapat
PH
Laporan/Pengaduuan yang telah
sebaagai
dibuat sebelum nya pada Polisi,
untuk
menghaadirkan
para
pihak
maka
Mediator/negosiator.
didapati
kesepakatan
dianggab
dan
mereka
peryataan
telah
penyelesaian
ada
dan
terjadi
diluar
proses
Adek
Chandra,
Peradilan.
juga menganggaab perkara tersebut
pernah
yang
yang bermasalah tersebut dengan
untuk
berdamai dan saling memaafkan
tidak
tersebut
atau hasil damai antara Para pihak
baahwa
sepakat
perkara
nya
ada, maka didapatilah Perdamaian
bermasalah lalu dibuatlah oleh para
surat
dicabut
antara paara pihak tidak pernah
kesepahaman dari para pihak yang
pihak
dengan
Laporan/Pengaduan
Setelah dilakukan mediasi
dan
Pencabutan
Menurut
surat
perjanjian antara kedua belah pihak
bahwa terjadinya peningkatan dan
yang disepakati oleh para pihak
penurunan
uang bermasalah tanpa ada unsur
tersebut
paksaan tekanan atau sebagai nya
masyarakat,
hal
dari pihak lain yang menerangkan
dikatakan,
masih
poin berisikan ketentuan-ketentuan
meningkatnya kesadaran hukum,
dari yang para pihak sepakati
artinya masyarakat kita masih terus
tersebut (sesuai kejadian/ perkara),
perlu pencerahan dan pembinaan
disaksikan
bertanda
atas pentingnya kesadaran hukum
Saksi-Saksi,
tersebut. Pada satu sisi juga tidak
(RT, RW,
bisa dihindari, bahwa faktor lain
atau
tangan
mediator/negosiator
ikut
kasus
penganiayaan
ditangah-tengah
ini
mempengaruhi
dapat
belum
Lurah, LPM, Ketua Pemuda), atau
juga
Niniak Mamak dari para Pihak.
kesadaran hukum, seperti faktor
ekonomi,
Dapat disimpulka bahwa
pendidikan
tingkat
dan
ketauladan yang ditunjukan oleh
mediasi yang dilakukan merupakan
kehendak dari para pihak, setelah
11
pejabat
negara
masyarakat.
dan
pemuka
musyawarah
94
korban
kesepakatan,
tujuannya
dilakukan
mediasi
maupun
baik
karena
penganiayaan,
memberikan bantuan pengobatan
sebagai
terhadap
korban.
Maka
berdasarkan hal tersebut terjadi
Artinya,
kesepakatan perdamaian antara
keputusan mediasi mengikat secara
pelaku dan korban serta keluarga
hukum dan berlaku sebagai alat
masing-masing pihak, namun hal
bukti yang sah.95
tersebut harus dilakukan dalam
Hasil wawancara dengan
di
dan
demikian juga kesediaan pelaku
putusan yang final dan tidak dapat
pelaku,
sosial
maupun
melakukan
oleh semua pihak, maka akta
penuntutan,
hubungan
dan penyesalannya yang telah
kesepakatan damai yang diterima
diadakan
perdamaian
pelaku telah menyadari kesalahan
mediasi. Jika mediasi mencapai
berlaku
mengadakan
tawaran
keagamaan,
segala
sesuatu yang terjadi selama proses
kesepakatan
dan
dengan berbagai pertimbangan,
kesepakatan
atas
ingin
menerima
mediator tidak dapat bersaksi atas
tercapainya
maksud
keluarga korban pada prinsipnya
terhadap
tindak pidanannya. Dalam hal ini
tidak
keluarganya,
keluarga korban. Dalam hal ini
dengan
penuntutan
oleh
dan
perdamaian dengan korban dan
dengan proses pemeriksaan di
pengadilan
keluarga
pelaku
mengemukakan
maka
perkara pidana akan dilanjutkan
sidang
oleh
didampingi
Dalam hal mediasi tidak
mencapai
dengan
mana
bentuk
setelah
surat
pernyataan
yang
dibuat oleh kedua belah pihak
dilakukannya pembicaraan atau
yang diketahui oleh saksi-saksi.
94
Menurut
Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.
dengan
Korban
April,
99
hasil
Penganiayaan
ringan, Hari Rabu, Tanggal 3
95
Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.
99
Pelaku
tindak
pidana
penganiayaan ringan, wawancara hari
Rabu 3 Februari 2016,
12
Februari
2016,
bahwa
kasus
Sejalan dengan hal di atas,
penganiayaan ringan yang terjadi,
menurut
telah diselesaikan dengan cara
Payakumbuh,
kekeluargaan, dimana kedua belah
dikemukakan bahwa polisi tidak
pihak
melakukan
telah
bersepakat
Kasatreskrim
Adek
Polres
Chandra,
penyidikan
lebih
untukmenerima kesepakatan yang
lanjut, sebab yang paling utama
telah diputuskan bersama, para
adalah pihak korban yang telah
pihak membuat Surat Pernyataan
menerima tawaran berdamai dari
yang ditulis di atas kertas segel,
tersangka,
dan
selanjutnya
menyatakan
bahwa
dihadapan
polisi
dilakukan hal-hal sebagai berikut
:
100
dan
telah
diselesaikan
dengan
cara
dan
demikian
pertama
akan
masalah
tersebut
pernah ada dengan adanya Surat
Pernyataan tersebut.Apalagi pihak
pihak kedua (korban) menerima
korban
bantuan tersebut.
telah
disaksikan
3. Pihak pelaku berjanji tidak
menurut
tersebut, baik kepada yang
menyetujui
oleh
Selanjutnya
akan mengulangi lagi perbuatan
para
pihak
dan
saksi.
korban,
Adek
Chandra,
mengajukan permohonan kepada
bersangkutan maupun kepada
Ka Polresta dengan prihal tentang
orang lain.
permohonan
4. Pihak pelaku berjanji apabila
mengulangi
tidak
dianggap tidak ada atau tidak
(pelaku)
memberi bantuan uang dan
tersebut,
tersebut
mengulanginya kembali. Dengan
keluarga
korban;
2. Pihak
penganiayaan
pihak
pelaku minta maaf dan diterima
korban
masalah
kekeluargaan (damai) antara para
1. Para pihak yang didahului oleh
oleh
sekaligus
lagi
bersedia
pencabutan
pelaporan atau tidak dilakukan
perbuatan
proses penyidikan. Dengan adanya
dituntut
permohonan
sesuai hukum yang berlaku.
tersebut,
pihak
penegak hukum dengan berbagai
100
pertimbangan,
April, wawancara dengan
Korban Penganiayaan ringan, Hari
Rabu, Tanggal 3 Februari 2016,
tidak
13
pihak
penyidik
melanjutkan
proses
penyidikan kasus, namun tetap
pendampingan namun polisi lebih
mencatat pada agenda yang telah
bersifat
tersedia
terjadi
mengarahkan para pihak karena
penganiayaan yang dilakukan oleh
sebelumnya antara para pihak telah
pelaku dengan korban, akan tetapi
melakukan
tidak dilanjutkan karena telah
Walaupun demikian, pihak polisi
terjadi perdamaian yang isinya
tetap memberikan arahan agar
diketahui oleh penegak hukum
kedua belah pihak benar-benar
baik secara tertulis maupun dibaca
sepakat
ulang oleh para pihak, demikian
perdamaian, demikian juga akibat
juga latar belakang perdamaian
hukum yang terjadi, bahwa putusan
yang
tersebut mengikat dan bersifat
bahwa
dibuat
telah
tanpa
adanya
keterpaksaan antara para pihak.
final,
Dengan
pelaku
demikian
kasus
pasif
dan
sekedar
musyawarah.
untuk
sementara
diingatkan,
melakukan
kepada
pihak
bahwa
jika
penganiayaan dihentikan setelah
terjadi pengulangan tindak pidana,
permohonan
maka
korban
diterima,
dipelajari dan dikabulkan oleh
pihak penegak hukum.
tindak
bahwa
pidana
101
tidak
semua
ringan
dapat
pidana
baik
terhadap
pelaku
maupun pada pihak lainnya.
B. Kendala dalam pelaksanaan
penyelesaian
namun bentuk penyelesaian yang
ringan
dilakukan
POLRES
Polres
dapat
juga jika korban melakukan tindak
diselesaikan dengan cara mediasi,
di
tidak
diadakan kepada pelaku, demikian
Dari uraian tersebut, dapat
dikatakan
perdamaian
Kota
tindak
dengan
pidana
mediasi
di
payakumbuh dilaksanakan dalam
bentuk surat
perdamaian
Hal di atas dapat dikatakan,
yang
bahwa proses penegakan hukum,
diketahui oleh kasatreskrim, dalam
prosesnya
sistem peradilan(pidana) formal
dilakukan
yaitu polisi, hakim, jaksa dan
kepolisian nyaris kurang memiliki
101
Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.
pengetahuan mendalam (bahkan
tidak perduli) tentang masalah
14
sosial dari korban seperti latar
belakang
keluarga
dan
C. Prosfektif penyelesaian perkara
mata
tindak pidana ringan dengan
pencaharian, yang dilihat hanya
cara mediasi di POLRES Kota
tindak kriminalitasnya sehingga
Payakumbuh
saat menangani dan memutuskan
perkara,
aspek
cenderung
sosial
Mediasi sangat berdampak
korban
Positif
diabaikan.Orientasi
ke polisi dan dirasa sangan efektif
membuat lembaga peradilan lebih
untuk diberlakukan juga memiliki
mengejar kuantitas seperti berapa
yang
ditangani
hasil
dan
kendala
pula
dalam
juga
akan
penuntasan
kasus
yang
juga
pidana
sebagai
lebih
keseimbangan
dalam
yang
pelaku dan korban tindak pidana,
sehingga
harmonisasi
tercipta
kembali
sosial
masyarakat.Bentuk
dalam
penyelesaian
ini dilakukan secara seimbang
harus
dengan jalan musyawarah antara
diselesaikan sesuai dengan hukum
acara
hukum
dimaksud di sini adalah antara
serta penumpukan perkara tindak
pidana
hendaknya
masyarakat.Keseimbangan
usaha perdamaian yang dilakukan
mempercepat
oleh
perkara
sosial
dituntaskan, maka dengan adanya
pihak
penegak
mengutamakan
proses
pidana lainya yang juga harus
para
dengan
pidana
penyelesaian pada perkara tindak
oleh
dirasakan
Penyelesaian
ringan tersebut, pada aasarnya
dalam
baik
yang
sendiri.
proses penyelesaian tindak pidana
mempengaruhi
perkembangan
masyarakat yang berperkara begitu
kualitas
putusan secara jujur dan adil.
Terjadinya
dan
sangat
kecepatan menyelesaikan daripada
mempertimbangkan
mendongkrak
penyelesaian perkara yang masuk
kerja pada hasil Daripada proses
perkara
dalam
pihak pelaku dan korban.Prinsip
mana
win-win solution harus diutamakan
dikemukakan dalam tabel pada
demi
uraian sub bab di atas, di mana
tercapainya
menyesaikan
perkara pidana masih banyak yang
akhirnya
dilanjutkan ke proses penuntutan.
15
kesepakatan
perkara.
diharapkan
Pada
pelaku
meminta maaf kepada korban dan
kecuali hanya terbatas sebagai
berjanji tidak akan mengulanginya
pilihan kebijakan dalam bentuk
lagi,
penyelesaian perkara dengan
apabila
perlu
mengganti
segala kerugian yang diderita oleh
korban.
Sebaliknya
memafkan
pelaku
menggunakan diskresi.
3. Prospektif
korban
dan
tidak
penyelesaian
perkara tindak pidana ringan
meneruskan perkara sampai ke
dengan
pengadilan.Konsep
POLRES Kota Payakumbuh,
seperti
ini
penyelesaian
disebut
dengan
dapat
uraian
pidana
penelitian,
di
atas,
formal
yang
pada
hal
KUHAP,
kecuali
tertentu
dengan
mediasi
ditangani
oleh
pihak
sehingga
polisi
memiliki
konstribusi
terhadap
pihak
polisi
aktifnya
Penyidik/Penyidiki
Pembantu
melalui
sebagai
mediator/negosiator.
2. Kendala dalam mediasi, masih
2. Dalam penyelesaian perkara
tindak
untuk melakukan mediasi baik
sebagai
penyelesaian
kelembagaan mediasi, dimana
dilakukan
berperan
Polres
benar-benar
para
sebagai alternatif
belum
di
perdamaian yang terjadi antara
polisi, maka
dapat
dalam
kepolisian,
adanya PERMA dan diskresi
yang dimiliki
ringan
tindak
perkara tindak pidana ringan
dasarnya tetap mempedomani
ketentuan
pengaduan
1. Dihaharapkan adanya bentuk
1. Bentuk penyelesaian perkara
ringan
penanganan
B. Saran
dapat
menjadi kesimpulan, antara lain:
pidana
akan
Payakumbuh
dikemukakan beberapa hal yang
dalam
dalam
perkara
rumusan masalah dan pembahasan
tindak
diberlakukan,
efektif
A. Simpulan
hasil
di
menjadi suatu metode yang
SIMPULAN DAN SARAN
Dari
mediasi
Dirasakan sangat tepat dan
restorative justice.
pada
cara
pidana
ringan,
penyidik/penyidik
pembantu
masih kurang berperan sebagai
mediator/negosiator
16
mediator/negosiator,
Adami Chazawi, 2002. Pelajaran
Hukum Pidana (Stelsel Pidana,
Tindak Pidana, Teori-Teori
Pemidanaan
&
Batas
Berlakunya Hukum Pidana),
Bagian 1, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
kendalanya adalah disamping
payung
hukum
yang
memberikan kewenangan polisi
terlibat secara langsung belum
ada.
3. Untuk
polisi
meningkatkan
dalam
Bambang Waluyo, 2008, Pidana dan
Pemidanaan, Sinar Grafika,
Jakarta.
peran
penyelesaian
perkara tindak pidana ringan,
Barda Nawawi Arief, 2008, Mediasi
Penal Penyelesaian Perkara
Diluar Pengadilan, Pustaka
Magister,
Universitas
Diponegoro, Semarang.
perlu juga dilakukan pelatihan
teknik mediasi bagi penegak
hukum
dan
pentingnya
sosialisasi
peningkatan
_________________, 2000, Kebijakan
Legislatif
dalam
Penanggulangan
Kejahatan
dengan Pidana Penjara, BP
UNDIP. Semarang.
kesadaran hukum masyarakat
melalui berbagai penyuluhan
dan penyadaran bagi pelaku
agar
tidak
pengulangan
melakukan
tindak
Bismar Siregar, 1978, dalam Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta
Utara-Timur,
No.
46/PID/78/UT/ WANITA, 17
Juni 1978. Hakim ketua siding.
pidana,
untuk itu perlu terus menerus
dilakukan
program
tersebut,
adanya Unit Khusus untuk
menangani
Perkara
Black, Donald, 1976, Behavior of Law,
New York, San Fransisco,
London: Academic Press.
Tindak
Pidana Ringan .
C.S.T. Cansil, 1989, Pengantar Ilmu
Hukum dan Tata Hukum
Indonesia,
Balai
Pustaka,
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Abdul
Abdoel
Djamali,
2005,
Pengantar Hukum Indonesia,
Raja Grafindo, Jakarta.
DS. Dewi, 2011, Mediasi Penal,
Penerapan Restorative Justice
Peradilan Anak di Indonesia,
Indie-Publishing, Depok.
Kadir Muhammad, 2004,
Hukum dan Penelitian Hukum,
Citra Aditya
Bakti,
Bandung.
Friedman, Lawrence, 1984, American
Law, London: W.W. Norton &
Company.
17
Auditorium Bumi Putera –
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Univ. Indonesia, Depok.
J.C.T. Simorangkir, Rudy T. Erwin,
J.T. Prasetyo, 2005, Kamus
hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
Jimly
Asshidiqie, 2009,
Negara
Hukum
Demokrasi, . Bhuana
Populer, Jakarta.
Salim HS dan Erlis Septiana Nurbani,
2014, Penerapan Teori Hukum
pada Penelitian Tesis dan
Disertasi,
Rajawali
Pers,
Jakarta.
Menuju
yang
Ilmu
Satjipto Rahardjo, 1991, llmu Hukum,
Citra Aditya Bakti, Bandung.
L.J. van Aveldoorn, 1986, Pengantar
Ilmu Hukum, Jakarta: Pradnya
Pramita.
______________, 2010. Sosiologi
Hukum, Genta Publishing,
Yogyakarta
Lexy J. Moleong, 2009, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Edisi
Revisi, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
M. Solly Lubis, 1989, Serba-serbi
Politik dan Hukum, Mandar
Maju, Bandung.
P.
Soedarto, 2004, Hukum dan Hukum
Pidana, Alumni, Bandung.
Soerjono Soekanto, 1983, Beberapa
Permasalahan Hukum Dalam
Kerangka Pembangunan Di
Indonesia, UI-Press, Jakarta.
Joko Subagyo, 1997, Metode
Penelitian Dalam Teori dan
Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudikno Mertokusumo, 1993, Sudikno,
Bab-bab Tentang Penemuan
Hukum,
Yoyakarta:
Citra
Aditya Bakti, Yogyakarta.
Philipus
M.
Hadjon. 1987. Perlindungan
Hukum Bagi Rakyat Indonesia.
Bina Ilmu, Surabaya.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian
Pendidikan
(Pendeketan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), Alfabeta, Bandung.
Roeslan Saleh, 1995. Perbuatan Pidana
Dan
Pertanggungjawaban
Pidana, Aksara Baru, Jakarta.
Soesilo. 1996, KUHP Serta
Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal.
Politeia, Bogor.
Rahmadi Takdir, 2010, Mediasi:
Penyelesaian Sengketa Melalui
Pendekatan Mufakat, Rajawali
Pers, Jakarta.
Romli Atmasasmita, 2008, ”Sinergi
Kerja Polri Dan Kejaksaan
Agung
Dalam
Sistem
Peradilan
Pidana
di
Indonesia,”
Makalah
disampaikan pada Seminar
Hubungan Polisi – Jaksa:
Menuju
Integrasi,
di
Amriani Nurnaningsih, 2011, Mediasi:
Alternatif
Penyelesaian
Sengketa
Perdata
di
Pengadilan, Rajawali Pers,
Jakarta.
R.
Sembiring Jimmy Joses, 2011, Cara
Menyelesaikan Sengketa di
18
Luar Pengadilan, Visimedia,
Jakarta.
Implementasi
Masyarakat.
Pemolisian
Peraturan Kapolri Nomor 14
Tahun 2011 Tentang Kode Etik
Kepolisian Republik Indonesia
B. Peraturan Perundangundangan
Peraturan mahkamah Agung
Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Penyesuaian Batasan Tindak
Pidana Rngan dan Jumlah
Denda dalam KUHPidana
Undang-undang
Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945
KUHPidana
Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981 Tentang KUHAP
C. Jurnal/Web-Site/Internet
Undang-undang Nomor 2
Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara RI
http://retno-ayufisip12.web.unair.ac.id/artikeldeta
il-85497-Umum.
nalisis%20Kasus%20Menggunakan
%20Teori%20Sistem%20 Hukum%
20Lawrence.html
Surat
Kapolri
No
Pol:
B/3022/XII/200S/SDEO
PS
tanggal 14 Desember 2009
Tentang Penanganan Kasus
Melalui Alternatif Dispute
Resolution (ADR)
http://zenhadi
HYPERLINK
"anto.blogspot.com/2014/01/teori
-sistem-hukum-lawrence-mfriedman.html
Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Dasar Strategi dan
"
19
MEDIASI DI POLRES KOTA PAYAKUMBUH
ARTIKEL
ZULMI FADHIL FRENGKY
NPM : 1310018412006
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2016
1
PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI
MEDIASI DI POLRES KOTA PAYAKUMBUH
1
Zulmi Fadhil Frengky,1 Uning Pratimaratri, 1 Yofiza Media,
Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
Email : zulmifadhilfrengky@gmail.com
ABSTRACT
Misdemeanor is a criminal offense does not have a major impact to the justice
system and law enforcement, have a low level of danger. Examination process
quickly and simply. Action committed is a misdemeanor offense and contained in
Book II of the Criminal Code, like penalty of less than four years, fines, does not
include an exception artcle, to a complaint and set in PERMA No: 02 of 2012.
This study aims to know the settlement of minor criminal offenses by mediation,
obstacles, and
mediation prospect to solve the minor criminal act in
Payakumbuh Payakumbuh Police Departemen. This study using sociological
juridical approach with primary and secondary data. The results showed that to
complete minor criminal act by mediation considered better and local wisdom
suitable. Peace is in writing and signed by the parties and witnesses known by the
police. The obstacles are that demand for compensation is too big to victims,
limited mediator and public understanding of the law is still low. Mediation
Prospects will grow and gaining attention as a new legal guidelines. Handling
cases faster and lucrative litigants and and law enforcement officers.
Key Word : misdemeanor, mediation, local wisdom, investigator.
diberlakukan harus memberikan
PENDAHULUAN
kepastian hukum, berkeadilan dan
Pada
dasarnya
mendatangkan kemanfaatan bagi
hukum
memberikan pengaturan tentang
kehidupan
manusia
sehingga
itu,
hukum
hukum
menjadi
yang
dipatuhi
dan
konstruksi ide tentang tujuan dari
ditengah-tengah
hukum.
masyarakat yang mengakibatkan
Untuk
keberadaan
dia mengandung nilai-nilai atau
kewajibannya, termasuk jika terjadi
keadaan
akhirnya,
dihormati oleh masyarakat, karena
terjamin apa yang menjadi hak dan
terganggunya
Pada
kebiasaan
manusia hidup tertib, aman dan
kejahatan
masyarakat.
Menurut Mulya W. Kusuma,
tersebut.
bahwa kejahatan tersebut pada
yang
2
prinsipnya merupakan suatu gejala
hukum
yang
menanggulangi,
buruk,
beragam
serta
memiliki
sebab,Dalam
dan
bertujuan
untuk
mencegah
atau
ilmu
membina
kriminologi, dikenal adanya sebab-
terjadinya
sebab orang melakukan kejahatan,
pelanggaran hukum pidana. Hal ini
seperti: memang adanya bakat pada
dimaksudkan
diri seseorang untuk melakukan
perbuatan-perbuatan
kejahatan, atau karena
melanggar
pengaruh
dan
mengurangi
kejahatan
atau
agar
setiap
yang
aturan
perundang-
dari lingkungan masyarakat, dan
undangan
adanya dorongan untuk melakukan
khususnya
kejahatan
dikarenakan
dicegah, serta membuat kehidupan
meratanya
tatanan
tidak
kehidupan
atau
dapat
masyarakat
dalam masyarakat.1
dapat
anggota
dalam
kategorinya
berkurang,
terganggu
ditanggulangi,
sehingga
masyarakat
menjadi
aman, tenteram, terkendali dan
perkara pidana sebagai akibat
tindakan
pidana
menjadi
kehidupan
Berkaitan dengan penyelesaian
hukum
sinergis.
masyarakat
Dalam penyelesaian perkara
telah
pidana
lebih
terfokus
pada
melakukan kejahatan di tengah-
penyelesaian
tengah masyarakat. Pengaturan
peradilan, dalam arti penyelesaian
hukum tentang bagaimana proses
dilakukan
penyelesaian
litigasi.Artinya,
berdasarkan
peradilannya,
Undang-undang
perkara
dalam
dengan
pidana
ranah
pola
penyelesaian
berdasarkan
Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
perundang-undangan yang berlaku
Kitab
di Indonesia saat ini atau hukum
Acara
Undang-undang
Pidana
Hukum
(selanjutnya
positif.Pada
disingkat KUHAP).
Pada
dasarnya
kasus
prinsipnya,
pidana
tidak
kasusdapat
penegakan
diselesaikan di luar pengadilan,
hukum di dalam Sistem Peradilan
walaupun dalam hal-hal tertentu
Pidana bertugas untuk menegakkan
adanya penyelesaian kasus pidana
tersebut
dilakukan
pengadilan
atau
diluar
1
Mulya W. Kusuma, 1992,
Kriminologi dan Masalah Kejahatan,
Amico, Jakarta, hlm. 16.
3
dimungkinkan
saja dilakukan melalui pola non
tidak begitu besar dan menjadi
litigasi atau diluar peradilan resmi
tidak berfungsi.3
yang disediakan oleh negara.
Selanjutnya
Nawawi
menurut
Barda
Peran Polisi saat ini adalah
bahwa
dalam
sebagai pemelihara keamanan dan
Arief,
hukum positif Indonesia, perkara
ketertiban
pidana tidak dapat diselesaikan
(Kamtibmas) juga sebagai aparat
diluar proses pengadilan, akan
penegak hukum dalam proses
tetapi
tertentu
penegakan hukum pidana dalam
pelaksanaannya
Sistem Peradilan Pidana di Sub
diselesaikan
Penyidikan. Dengan hal itulah
diluar pengadilan, walaupun tidak
antara tugas serta kewaijiban yang
ada
hukum
diemban
formalnya.Perkara
Pidana
sangatlah berat, karena antara satu
diselesaikan
dlluar
proses
dengan yang lainnya bertentangan
melalui
diskresi
dan
hukum,
ikhwal manusia sebagai aparat
dan
penegak hukum yang melindungi
adat
serta
dalam
hal-hal
dimungkinkan
atau
prakteknya
landasan
pengadilan
aparatur
penegak
mekanisme
melalui
perdamaian
lembaga-lembaga
2
masyarakat
oleh
seorang
kontradiktif,
akan
mengayomi
Polisi
tetapi
masyarakat
ada. Konsekuensi
harus lebih mengedepankan sikap
diterapkannya eksistensi mediasi
profesionalisme dan humanisme
sebagai
yang
satu
alternatif
yang
perkara
dibidang
masyarakat ke arah pelayanan
hukum pidana melalui restitusi
yang prima dan optimal. Polisi
dalam proses pidana, hal ini
adalah aparat penegak hukum
menunjukan
yang langsung berhadapan dengan
salah
penyelesaian
bahwa
perbedaan
tinggi
dalam
melayani
masyarakat dan penjahat.4
antara hukum pidana dan perdata
Berdasarkan
2
penulis
Barda Nawawi Arief, 2008,
Mediasi Penal Penyelesaian Perkara
Diluar Pengadilan, Pustaka Magister,
Universitas Diponegoro, Semarang,
hlm. 4-5. (selanjutnya disebut Barda
Nawawi.1)
dilapangan,
pengamatan
khususnya
penyelesaian dengan cara mediasi,
3
4
Ibid.
4
Ibid.
semakin lazim dilakukan, dapat
mekanisme mediasi.Namun dalam
diterima oleh masyarakat karena
praktik,
dirasakan
pidana
lebih
mampu
sering
juga
perkara
diselesaikan
menjangkau rasa keadilan.Para
melaluimekanisme mediasi, yang
praktisi
hukum
merupakan
bahwa
hukum
dan
ahli
berpandangan
inisiatif penegak
sebagai bagian
AlternatifPenyelesaianSengketa
dari penyelesaian perkara. Pada
(APS) hanya dapat diterapkan
kenyataannya, mediasi sebenarnya
dalam perkara perdata dan bukan
dapat dijalankan dalam Sistem
untuk
Peradilan Pidana. Negara-negara
menyelesaikan
perkara
pidana.Hal ini disebabkan, karena
yang
perkara pidana pada asasnya tidak
tersebut ialah Austria, Jerman,
dapat
Belgia,
diselesaikan
melalui
mediasi
hukum,
mungkin
menyimpang
Polandia,
Amerika
Finlandia. Mediasi inilah yang
penal
disebut sebagai Mediasi Penal.5
sangat signifikan dalam proses
penegakan
hal
Serikat, Norwegia, Denmark, dan
Penyelesaian perkara pidana
bentuk
Perancis,
Slovenia,Canada,
mekanisme di luar peradilan.
dalam
telahmenerapkan
walaupun
Berdasarkan Latar belakang
dari
prosedur. Penyelesaian perkara
masalah
pidana melalui mediasi khususnya
penelitiannya
adalah
berkaitan dengan tindak pidana
:Bagaimanakah
bentuk
ringan tidak dapat dilepaskan dari
penyelesaian perkara tindak pidana
cita hukum yang didasarkan pada
ringan melalui mediasi, Apa saja
landasan filsafat hukum yaitu
kendala-kendalanya
keadilan dan asas hukum proses
bagaimana prospek penyelesaian
penyelesaian
perkara
perkara
yang
diatas,
tindak
permasalahan
pidana
dan
ringan
mengacu pada sumber hukum
dengan cara mediasi di POLRES
tertulis dan sumber hukum tidak
Kota Payakumbuh? penelitian ini
tertulis.
Perkara pidana pada prinsipnya
5
DS.Dewi, 2011, Mediasi Penal,
Penerapan
Restorative
Justice
Peradilan Anak di Indonesia, IndiePublishing, Depok, hlm. 86.
tidak dapat diselesaikan melalui
5
bertujuan untuk: mengetahui dan
hukum, mekanisme perdamaian,
menganalisis bentuk penyelesaian
lembaga
perkara
sebagainya.Implikasi
tindak
melalui
pidana
ringan
adat
dan
lain
praktek
mediasi,
kendala-
penyelesaian
dan
prospek
pengadilan selama ini memang
kendalanya
di
tidak
ringan dengan cara mediasi di
formalnya, sehingga kasus secara
POLRES
informal
Payakumbuh.Penelitian
telah
penyelesaian
ini
landasan
luar
penyelesaian perkara tindak pidana
Kota
ada
perkara
hukum
dilakukan
damai
melalui
yuridis
mekanisme hukum adat, namun
empiris, bersifat deskriptif analitik
tetap saja diproses ke pengadilan
menggunakan data primer dan
sesuai hukum positif yang berlaku.
menggunakan
Metode
sekunderdengan
menggunakan
Menurut Adek Chandra,92
analisis kualitatif,
penanganan kasus tindak pidana
HASIL PENELITIAN DAN
ringan sesuai dengan Surat Kapolri
PEMBAHASAN
No.Pol. B/3022/XII/2009/SDEOPS
A. Bentuk Penyelesaian Tindak
Pidana
Ringan
di
tanggal 14 Desember 2009 tentang
POLRES
penanganan
Kota Payakumbuh
Mediasi
Alternatif
yang
(ADR)
lazim
kasus
Dispute
dan
melalui
Resolution
Peraturan
diterapkan terhadap kasusperdata,
Kepolisian
berdasarkan
positif
Indonesia Nomor 7 Tahun 2008
Indonesia asasnya perkara pidana
Tentang Pedoman Dasar Strategi
tidak dapat diselesaikan di luar
dan
pengadilan, walaupun dalam hal-
Masyarakat
hal tertentu dimungkinkan adanya
Penyelenggaraan Tugas Polri. Hal
penyelesaian
tersebut
hukum
kasus
pengadilan.Akan
tetapi,
di
luar
praktik
Negara
Kepala
Implementasi
Republik
Kepolisian
Dalam
dilaksanakan
dengan
kreteria :
penegakan hukum di Indonesia
sering
juga
perkara
pidana
92
Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.
diselesaikan di luar pengadilan
melalui diskresi aparat penegak
6
1.
utk
mampu
kasus pidana yang mempunyai
mengidentifikasi
kasus-kasus
kerugian
kecil,
pidana
mempunyai
dapat
kerugian materiil kecil dan
Mengupayakan
materi
penyelesaiannya
diarahkan
masing
penanganan
melalui
memungkinkan
konsep
diselesaikan
ADR.
2.
Penyelesaian
kasus
untuk
melalui
konsep
ADR.
pidana
6.Untuk kasus yang telah dapat
dengan menggunakan ADR,
harus disepakati oleh pihak-
diselesaikan
pihak yang berperkara namun
ADR agar tidak lagi di sentuh
apabila
terdapat
oleh tindakan hukum lain yang
kesepakatan baru diselesaikan
kontra produktif dengan tujuan
sesuai dengan prosedur hukum
Polmas”.
tidak
yang berlaku secara profesional
melalui
konsep
Dalam melakukan upaya
dan proporsional.
penyelesaian perkara tindak pidana
ringan dengan mediasi, penyidik
3.Penyelesaian kasus pidana yang
harus
berpatokan kepada aturan tentang
berprinsip pada musyawarah
tugas dan tanggung jawab seorang
mufakat dan harus diketahui
Bhayangkara
oleh masyarakat sekitar dengan
Penyidik/Penyidik
menyertakan Ninik Mamak, RT
memiliki Diskresi Kepolisian yang
RW atau perangkat pemerintah
diatur dalam Undang-undang No. 2
daerah setempat setempat.
tahun 2002 Tentang Kepolisian
menggunakan
4.
yang
Penyelesaian
dengan
harus
hukum
ADR
kasus
menggunakan
PERMA
ADR
norma
sosial/adat
serta
selaku
Pembantu
Negara Republik Indonesia dan
pidana
menghormati
Polri
(Peraturan
Mahkamah
Agung Republik Indonesia) No: 02
Tahun 2012 Tentang Penyesuaian
Batasan Tindak Pidana Ringan
memenuhi azas keadilan.
Dan Jumlah Denda Dalam KUHP.
5.Memberdayakan anggota Polmas
Dengan adanya PERMA
yang ada di wilayah masing-
dan Diskresi Kepolisian tersebut
7
maka
dimungkinkan
Penyidik/Penyidik
kepolisian
untuk
Penyelesaian
bagi
Laporan Polisi
Pembantu
Piket Reskrim
melakukan
Tindak
Unit yang menangani
Pidana
Gelar Perkara
Ringan dengan cara mediasi di
Pidana murni
Pidana ringan
tingkat kepolisian atau dilakukan
Mediasi
peyelesaian
Damai
perkara
diluar
peradilan, demi lebih terwujut nya
Berawal dari diterimanya
kepuasan dan terpenuhi nya rasa
Laporan Polisi/ pengaduan dari
keadilan bagi para pihak yang
bermasalah
masalah
tanpa
baru
masyarakat yang merasa dirugikan
menimbulkan
atau
atau menjadi korban tindak pidana
menjadi
ke bagian SPKT (Sentra Pelayanan
permulaan untuk dampak masalah
Kepolisian
yang lebih besar setelah adanya
Terpadu)
Polres
Payakumbuh yang di emban oleh
tindak pidana ringan yang di
fungsi Satuan SABHARA , setelah
hadapi sebelum nya.
Tahapan
Bukan tindak pidana
diterimanya
laporan
polisi/pengaduan
Penyelesaian
Perkara Tindak Pidana Ringan
tersebut
melalui mediasi di Polres Kota
dibuatkan LP (Laporan – Polisi )
Payakumbuh memiliki beberapa
maka diteruskanlah oleh piket
tahapan mulai dari penerimaan
SPKT ke pada Piket RESKRIM
Laporan Polisi atau pengaduan dari
yang ada pada saat itu.
masyarakat yang merasa dirugikan
atau
menjadi
Korban
tindak
Penyelesaian
Tahapan
Perkara
Melalui
dan
Pemeriksaan
atau permintaan keterangan awal
dan
1.
tertulis
Dilakukan
Pidana.
Bagan
secara
masyarakat
dituangkan
dalam
bentuk
berita acara singkat oleh Piket
Reskrim
sebagai
bahan
kelengkapan administrasi tindak
Mediasi
lanjut Laporan Polisi/pengaduan
dari masyarakat, setelah itu piket
Reskrim
menyerahkan
berkas
tersebut ke bagian Min Ops Resrim
8
dan dilanjutkan ke Kasat Reskrim/
saksi-saksi,
Kaur Bin Ops Reskrim untuk di
(Tempat
disposisi dan diserahkan kepada
beberapa hasil wawancara dari
bagian atau Unit yang menangani
informen dan saksi-saksi lain di
Perkara yang dilaporkan tersebut.
sekitar
Polres,
untuk
Laporan/Pengaduan
masyarakat
tersebut
melengkapi
dari
Penyelidikan
Kasat
Reskrim,
Kasat
Hukum, Kasi Pengawasan (Was
Penyidikan
terhadap
didapati
Intelkam, Kasat Bhimas, Kasubag
menangani atau melakukan Proses
dan
yang
gelar perkara : Ka Polres/Waka
Penyidik/Penyidik Pembantu yang
Penyelidikan
maka
tersebut yang di hadiri oleh peserta
menunjuk
jawab
Perkara),
,
perkembangan
yang dituakan dan di seniorkan
bertanggung
TKP
hasil
yang telah di disposisi Kanit atau
tersebut
Kejadian
TKP
menangani Perkara memaparkan
perkara setelah menerima berkas
Unit
olah
Penyidik/Penyidik Pembantu yang
Pada Unit yang menangani
pada
hasil
Sidik),
Kasi
Propam
dan
Penyidik/Penyidik Pembantu pada
dengan
Unit
administrasi
yang
menangani
penanganan
Penyelidikan dan Penyidikan juga
proses
laporan/pengaduan
masyarakat tersebut.
melakukan pemanggilan terhadap
Dalam
Korban kembali untuk dimintai
gelar
keterangan yang dituangkan dalam
Paraperesta
berita acara pemeriksaan lengkap
masukan dan analisis terhaadap
begitu juga dengan saksi-saksi
Perkara yang di gelarkan tersebut
yang di cantumkan oleh Pelapor/
dengan menuangkan pada form
Korban.
hasil
menangani
Perkara
bahan
peserta
gelar
pendapat,
Hukum,
atau
pandangan terhadap kasus/perkara
atau
yang
laporan masyarakat tersebut setelah
memiliki
memberikan
masukan,
pandangan
oleh Penyidik/Penyidik Pembantu
yang
masukan
terhadap
Dilakukan Gelar Perkara
gelar
perkara
dipaparkan
oleh
Penyidik/Penyidik Pembantu pada
berupa
saat gelar perkara tersebut dan dari
pemeriksaan korban, pemeriksaan
situlah
9
didapati
hasil
oleh
Penyidik/Penyidik Pembantu atau
(Bhayangkara
Pembina
merupakan persaamaan persepsi
Ketertibandan
Keamanan
atau
untuk
Masyarakat) di wilayah tempat
penangan
tinggal Korban begitu juga di
Polisi/Penganduan
wilayah tempat tinggal Pelaku dan
pandangan
tindak
lanjut
hukum
proses
Laporan
masyarakat yang telah diterima dan
TKP
dilakukan Proses Penyelidikan nya
koordinasi
, maka didapatilah hasil Perkara
pemerintahan setempat ( RT, RW,
atau laporan tersebut merupakan
Lurah, LPM, Ketua Pemuda), juga
Tindak Pidana , Tindak Pidana
dengan Niniak Mamak atau yang
Ringan , Bukan Tindank Pidana,
dituakan di wilayah tersebut guna
juga
bagi
untuk mendapatkan keterangan dan
Penyidik/Penyidik Pembantu untuk
gambaran akan sebab dan awal
langkah ke tahap selanjut nya
mula sampai terjadinya tindak
Penyelidikan
pidana ringan itu, lalu Bhabin
beberapa
saran
dan
Penyidikan,
guna
sedangkan untuk Tindak Pidana
kamtibmas
Ringan biasanya dari hasil Gelar
penyuluhan
Perkara
Hukum
didapati
saran
agar
untuk
melakukan
dengan
perangkat
memnerikan
dan
agar
pemahaman
pihak
yang
dilakukan Mediasi atau agar dapat
bermasalah dapat mencari jalan
di upayakan penyelesaian secara
penyelesaian secara mediasi yaang
mediasi.
ditengahi atau di fasilitassi oleh
setempat ( RT, RW, Lurah, LPM,
Terhadap Tindak Pidana
Ketua
Murni dilanjutkan proses hukum
nya
sesuai
positif
ketentuan
Hukum
KUHAP
(Kitab
dan
Pemuda),
atau
Niniak
Mamak
selaku
Mediator/Negosiator.
Acara
Dalam hal tersebut apabila
terhadap
menemukan hasil maka para pihak
yang
yang bermasalah dipanggil kembali
maka
oleh Penyidik/Penyidik Pembantu
Penyidik/Penyidik Pembantu akan
untuk dikonfrontasi dan didengar
melakukan
penjelasan
Undang-Undang
Pidana)
,
tindak
pidana
dilakukan
petugas
Hukum
sedangkan
ringan
mediasi
kordinasi
Bhabin
dengan
nya
terhadap
pemecahan/penyelesaian
Kamtibmas
10
titik
masalah
yang di hadapi
(di Mediasi),
mediasi tersebut tercapai maka
Penyidik/Penyidik
Pembantu
Pelapor disarankan agar membuat
memanggil juga PH dari para
permohonan
pihak/dapat
PH
Laporan/Pengaduuan yang telah
sebaagai
dibuat sebelum nya pada Polisi,
untuk
menghaadirkan
para
pihak
maka
Mediator/negosiator.
didapati
kesepakatan
dianggab
dan
mereka
peryataan
telah
penyelesaian
ada
dan
terjadi
diluar
proses
Adek
Chandra,
Peradilan.
juga menganggaab perkara tersebut
pernah
yang
yang bermasalah tersebut dengan
untuk
berdamai dan saling memaafkan
tidak
tersebut
atau hasil damai antara Para pihak
baahwa
sepakat
perkara
nya
ada, maka didapatilah Perdamaian
bermasalah lalu dibuatlah oleh para
surat
dicabut
antara paara pihak tidak pernah
kesepahaman dari para pihak yang
pihak
dengan
Laporan/Pengaduan
Setelah dilakukan mediasi
dan
Pencabutan
Menurut
surat
perjanjian antara kedua belah pihak
bahwa terjadinya peningkatan dan
yang disepakati oleh para pihak
penurunan
uang bermasalah tanpa ada unsur
tersebut
paksaan tekanan atau sebagai nya
masyarakat,
hal
dari pihak lain yang menerangkan
dikatakan,
masih
poin berisikan ketentuan-ketentuan
meningkatnya kesadaran hukum,
dari yang para pihak sepakati
artinya masyarakat kita masih terus
tersebut (sesuai kejadian/ perkara),
perlu pencerahan dan pembinaan
disaksikan
bertanda
atas pentingnya kesadaran hukum
Saksi-Saksi,
tersebut. Pada satu sisi juga tidak
(RT, RW,
bisa dihindari, bahwa faktor lain
atau
tangan
mediator/negosiator
ikut
kasus
penganiayaan
ditangah-tengah
ini
mempengaruhi
dapat
belum
Lurah, LPM, Ketua Pemuda), atau
juga
Niniak Mamak dari para Pihak.
kesadaran hukum, seperti faktor
ekonomi,
Dapat disimpulka bahwa
pendidikan
tingkat
dan
ketauladan yang ditunjukan oleh
mediasi yang dilakukan merupakan
kehendak dari para pihak, setelah
11
pejabat
negara
masyarakat.
dan
pemuka
musyawarah
94
korban
kesepakatan,
tujuannya
dilakukan
mediasi
maupun
baik
karena
penganiayaan,
memberikan bantuan pengobatan
sebagai
terhadap
korban.
Maka
berdasarkan hal tersebut terjadi
Artinya,
kesepakatan perdamaian antara
keputusan mediasi mengikat secara
pelaku dan korban serta keluarga
hukum dan berlaku sebagai alat
masing-masing pihak, namun hal
bukti yang sah.95
tersebut harus dilakukan dalam
Hasil wawancara dengan
di
dan
demikian juga kesediaan pelaku
putusan yang final dan tidak dapat
pelaku,
sosial
maupun
melakukan
oleh semua pihak, maka akta
penuntutan,
hubungan
dan penyesalannya yang telah
kesepakatan damai yang diterima
diadakan
perdamaian
pelaku telah menyadari kesalahan
mediasi. Jika mediasi mencapai
berlaku
mengadakan
tawaran
keagamaan,
segala
sesuatu yang terjadi selama proses
kesepakatan
dan
dengan berbagai pertimbangan,
kesepakatan
atas
ingin
menerima
mediator tidak dapat bersaksi atas
tercapainya
maksud
keluarga korban pada prinsipnya
terhadap
tindak pidanannya. Dalam hal ini
tidak
keluarganya,
keluarga korban. Dalam hal ini
dengan
penuntutan
oleh
dan
perdamaian dengan korban dan
dengan proses pemeriksaan di
pengadilan
keluarga
pelaku
mengemukakan
maka
perkara pidana akan dilanjutkan
sidang
oleh
didampingi
Dalam hal mediasi tidak
mencapai
dengan
mana
bentuk
setelah
surat
pernyataan
yang
dibuat oleh kedua belah pihak
dilakukannya pembicaraan atau
yang diketahui oleh saksi-saksi.
94
Menurut
Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.
dengan
Korban
April,
99
hasil
Penganiayaan
ringan, Hari Rabu, Tanggal 3
95
Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.
99
Pelaku
tindak
pidana
penganiayaan ringan, wawancara hari
Rabu 3 Februari 2016,
12
Februari
2016,
bahwa
kasus
Sejalan dengan hal di atas,
penganiayaan ringan yang terjadi,
menurut
telah diselesaikan dengan cara
Payakumbuh,
kekeluargaan, dimana kedua belah
dikemukakan bahwa polisi tidak
pihak
melakukan
telah
bersepakat
Kasatreskrim
Adek
Polres
Chandra,
penyidikan
lebih
untukmenerima kesepakatan yang
lanjut, sebab yang paling utama
telah diputuskan bersama, para
adalah pihak korban yang telah
pihak membuat Surat Pernyataan
menerima tawaran berdamai dari
yang ditulis di atas kertas segel,
tersangka,
dan
selanjutnya
menyatakan
bahwa
dihadapan
polisi
dilakukan hal-hal sebagai berikut
:
100
dan
telah
diselesaikan
dengan
cara
dan
demikian
pertama
akan
masalah
tersebut
pernah ada dengan adanya Surat
Pernyataan tersebut.Apalagi pihak
pihak kedua (korban) menerima
korban
bantuan tersebut.
telah
disaksikan
3. Pihak pelaku berjanji tidak
menurut
tersebut, baik kepada yang
menyetujui
oleh
Selanjutnya
akan mengulangi lagi perbuatan
para
pihak
dan
saksi.
korban,
Adek
Chandra,
mengajukan permohonan kepada
bersangkutan maupun kepada
Ka Polresta dengan prihal tentang
orang lain.
permohonan
4. Pihak pelaku berjanji apabila
mengulangi
tidak
dianggap tidak ada atau tidak
(pelaku)
memberi bantuan uang dan
tersebut,
tersebut
mengulanginya kembali. Dengan
keluarga
korban;
2. Pihak
penganiayaan
pihak
pelaku minta maaf dan diterima
korban
masalah
kekeluargaan (damai) antara para
1. Para pihak yang didahului oleh
oleh
sekaligus
lagi
bersedia
pencabutan
pelaporan atau tidak dilakukan
perbuatan
proses penyidikan. Dengan adanya
dituntut
permohonan
sesuai hukum yang berlaku.
tersebut,
pihak
penegak hukum dengan berbagai
100
pertimbangan,
April, wawancara dengan
Korban Penganiayaan ringan, Hari
Rabu, Tanggal 3 Februari 2016,
tidak
13
pihak
penyidik
melanjutkan
proses
penyidikan kasus, namun tetap
pendampingan namun polisi lebih
mencatat pada agenda yang telah
bersifat
tersedia
terjadi
mengarahkan para pihak karena
penganiayaan yang dilakukan oleh
sebelumnya antara para pihak telah
pelaku dengan korban, akan tetapi
melakukan
tidak dilanjutkan karena telah
Walaupun demikian, pihak polisi
terjadi perdamaian yang isinya
tetap memberikan arahan agar
diketahui oleh penegak hukum
kedua belah pihak benar-benar
baik secara tertulis maupun dibaca
sepakat
ulang oleh para pihak, demikian
perdamaian, demikian juga akibat
juga latar belakang perdamaian
hukum yang terjadi, bahwa putusan
yang
tersebut mengikat dan bersifat
bahwa
dibuat
telah
tanpa
adanya
keterpaksaan antara para pihak.
final,
Dengan
pelaku
demikian
kasus
pasif
dan
sekedar
musyawarah.
untuk
sementara
diingatkan,
melakukan
kepada
pihak
bahwa
jika
penganiayaan dihentikan setelah
terjadi pengulangan tindak pidana,
permohonan
maka
korban
diterima,
dipelajari dan dikabulkan oleh
pihak penegak hukum.
tindak
bahwa
pidana
101
tidak
semua
ringan
dapat
pidana
baik
terhadap
pelaku
maupun pada pihak lainnya.
B. Kendala dalam pelaksanaan
penyelesaian
namun bentuk penyelesaian yang
ringan
dilakukan
POLRES
Polres
dapat
juga jika korban melakukan tindak
diselesaikan dengan cara mediasi,
di
tidak
diadakan kepada pelaku, demikian
Dari uraian tersebut, dapat
dikatakan
perdamaian
Kota
tindak
dengan
pidana
mediasi
di
payakumbuh dilaksanakan dalam
bentuk surat
perdamaian
Hal di atas dapat dikatakan,
yang
bahwa proses penegakan hukum,
diketahui oleh kasatreskrim, dalam
prosesnya
sistem peradilan(pidana) formal
dilakukan
yaitu polisi, hakim, jaksa dan
kepolisian nyaris kurang memiliki
101
Adek
Chandra
,
Wawancara dengan Kasat Reskrim
Kota Payakumbuh, pada hari Senin
tanggal 15 Februari 2016.
pengetahuan mendalam (bahkan
tidak perduli) tentang masalah
14
sosial dari korban seperti latar
belakang
keluarga
dan
C. Prosfektif penyelesaian perkara
mata
tindak pidana ringan dengan
pencaharian, yang dilihat hanya
cara mediasi di POLRES Kota
tindak kriminalitasnya sehingga
Payakumbuh
saat menangani dan memutuskan
perkara,
aspek
cenderung
sosial
Mediasi sangat berdampak
korban
Positif
diabaikan.Orientasi
ke polisi dan dirasa sangan efektif
membuat lembaga peradilan lebih
untuk diberlakukan juga memiliki
mengejar kuantitas seperti berapa
yang
ditangani
hasil
dan
kendala
pula
dalam
juga
akan
penuntasan
kasus
yang
juga
pidana
sebagai
lebih
keseimbangan
dalam
yang
pelaku dan korban tindak pidana,
sehingga
harmonisasi
tercipta
kembali
sosial
masyarakat.Bentuk
dalam
penyelesaian
ini dilakukan secara seimbang
harus
dengan jalan musyawarah antara
diselesaikan sesuai dengan hukum
acara
hukum
dimaksud di sini adalah antara
serta penumpukan perkara tindak
pidana
hendaknya
masyarakat.Keseimbangan
usaha perdamaian yang dilakukan
mempercepat
oleh
perkara
sosial
dituntaskan, maka dengan adanya
pihak
penegak
mengutamakan
proses
pidana lainya yang juga harus
para
dengan
pidana
penyelesaian pada perkara tindak
oleh
dirasakan
Penyelesaian
ringan tersebut, pada aasarnya
dalam
baik
yang
sendiri.
proses penyelesaian tindak pidana
mempengaruhi
perkembangan
masyarakat yang berperkara begitu
kualitas
putusan secara jujur dan adil.
Terjadinya
dan
sangat
kecepatan menyelesaikan daripada
mempertimbangkan
mendongkrak
penyelesaian perkara yang masuk
kerja pada hasil Daripada proses
perkara
dalam
pihak pelaku dan korban.Prinsip
mana
win-win solution harus diutamakan
dikemukakan dalam tabel pada
demi
uraian sub bab di atas, di mana
tercapainya
menyesaikan
perkara pidana masih banyak yang
akhirnya
dilanjutkan ke proses penuntutan.
15
kesepakatan
perkara.
diharapkan
Pada
pelaku
meminta maaf kepada korban dan
kecuali hanya terbatas sebagai
berjanji tidak akan mengulanginya
pilihan kebijakan dalam bentuk
lagi,
penyelesaian perkara dengan
apabila
perlu
mengganti
segala kerugian yang diderita oleh
korban.
Sebaliknya
memafkan
pelaku
menggunakan diskresi.
3. Prospektif
korban
dan
tidak
penyelesaian
perkara tindak pidana ringan
meneruskan perkara sampai ke
dengan
pengadilan.Konsep
POLRES Kota Payakumbuh,
seperti
ini
penyelesaian
disebut
dengan
dapat
uraian
pidana
penelitian,
di
atas,
formal
yang
pada
hal
KUHAP,
kecuali
tertentu
dengan
mediasi
ditangani
oleh
pihak
sehingga
polisi
memiliki
konstribusi
terhadap
pihak
polisi
aktifnya
Penyidik/Penyidiki
Pembantu
melalui
sebagai
mediator/negosiator.
2. Kendala dalam mediasi, masih
2. Dalam penyelesaian perkara
tindak
untuk melakukan mediasi baik
sebagai
penyelesaian
kelembagaan mediasi, dimana
dilakukan
berperan
Polres
benar-benar
para
sebagai alternatif
belum
di
perdamaian yang terjadi antara
polisi, maka
dapat
dalam
kepolisian,
adanya PERMA dan diskresi
yang dimiliki
ringan
tindak
perkara tindak pidana ringan
dasarnya tetap mempedomani
ketentuan
pengaduan
1. Dihaharapkan adanya bentuk
1. Bentuk penyelesaian perkara
ringan
penanganan
B. Saran
dapat
menjadi kesimpulan, antara lain:
pidana
akan
Payakumbuh
dikemukakan beberapa hal yang
dalam
dalam
perkara
rumusan masalah dan pembahasan
tindak
diberlakukan,
efektif
A. Simpulan
hasil
di
menjadi suatu metode yang
SIMPULAN DAN SARAN
Dari
mediasi
Dirasakan sangat tepat dan
restorative justice.
pada
cara
pidana
ringan,
penyidik/penyidik
pembantu
masih kurang berperan sebagai
mediator/negosiator
16
mediator/negosiator,
Adami Chazawi, 2002. Pelajaran
Hukum Pidana (Stelsel Pidana,
Tindak Pidana, Teori-Teori
Pemidanaan
&
Batas
Berlakunya Hukum Pidana),
Bagian 1, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
kendalanya adalah disamping
payung
hukum
yang
memberikan kewenangan polisi
terlibat secara langsung belum
ada.
3. Untuk
polisi
meningkatkan
dalam
Bambang Waluyo, 2008, Pidana dan
Pemidanaan, Sinar Grafika,
Jakarta.
peran
penyelesaian
perkara tindak pidana ringan,
Barda Nawawi Arief, 2008, Mediasi
Penal Penyelesaian Perkara
Diluar Pengadilan, Pustaka
Magister,
Universitas
Diponegoro, Semarang.
perlu juga dilakukan pelatihan
teknik mediasi bagi penegak
hukum
dan
pentingnya
sosialisasi
peningkatan
_________________, 2000, Kebijakan
Legislatif
dalam
Penanggulangan
Kejahatan
dengan Pidana Penjara, BP
UNDIP. Semarang.
kesadaran hukum masyarakat
melalui berbagai penyuluhan
dan penyadaran bagi pelaku
agar
tidak
pengulangan
melakukan
tindak
Bismar Siregar, 1978, dalam Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta
Utara-Timur,
No.
46/PID/78/UT/ WANITA, 17
Juni 1978. Hakim ketua siding.
pidana,
untuk itu perlu terus menerus
dilakukan
program
tersebut,
adanya Unit Khusus untuk
menangani
Perkara
Black, Donald, 1976, Behavior of Law,
New York, San Fransisco,
London: Academic Press.
Tindak
Pidana Ringan .
C.S.T. Cansil, 1989, Pengantar Ilmu
Hukum dan Tata Hukum
Indonesia,
Balai
Pustaka,
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Abdul
Abdoel
Djamali,
2005,
Pengantar Hukum Indonesia,
Raja Grafindo, Jakarta.
DS. Dewi, 2011, Mediasi Penal,
Penerapan Restorative Justice
Peradilan Anak di Indonesia,
Indie-Publishing, Depok.
Kadir Muhammad, 2004,
Hukum dan Penelitian Hukum,
Citra Aditya
Bakti,
Bandung.
Friedman, Lawrence, 1984, American
Law, London: W.W. Norton &
Company.
17
Auditorium Bumi Putera –
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Univ. Indonesia, Depok.
J.C.T. Simorangkir, Rudy T. Erwin,
J.T. Prasetyo, 2005, Kamus
hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
Jimly
Asshidiqie, 2009,
Negara
Hukum
Demokrasi, . Bhuana
Populer, Jakarta.
Salim HS dan Erlis Septiana Nurbani,
2014, Penerapan Teori Hukum
pada Penelitian Tesis dan
Disertasi,
Rajawali
Pers,
Jakarta.
Menuju
yang
Ilmu
Satjipto Rahardjo, 1991, llmu Hukum,
Citra Aditya Bakti, Bandung.
L.J. van Aveldoorn, 1986, Pengantar
Ilmu Hukum, Jakarta: Pradnya
Pramita.
______________, 2010. Sosiologi
Hukum, Genta Publishing,
Yogyakarta
Lexy J. Moleong, 2009, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Edisi
Revisi, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
M. Solly Lubis, 1989, Serba-serbi
Politik dan Hukum, Mandar
Maju, Bandung.
P.
Soedarto, 2004, Hukum dan Hukum
Pidana, Alumni, Bandung.
Soerjono Soekanto, 1983, Beberapa
Permasalahan Hukum Dalam
Kerangka Pembangunan Di
Indonesia, UI-Press, Jakarta.
Joko Subagyo, 1997, Metode
Penelitian Dalam Teori dan
Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudikno Mertokusumo, 1993, Sudikno,
Bab-bab Tentang Penemuan
Hukum,
Yoyakarta:
Citra
Aditya Bakti, Yogyakarta.
Philipus
M.
Hadjon. 1987. Perlindungan
Hukum Bagi Rakyat Indonesia.
Bina Ilmu, Surabaya.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian
Pendidikan
(Pendeketan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), Alfabeta, Bandung.
Roeslan Saleh, 1995. Perbuatan Pidana
Dan
Pertanggungjawaban
Pidana, Aksara Baru, Jakarta.
Soesilo. 1996, KUHP Serta
Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal.
Politeia, Bogor.
Rahmadi Takdir, 2010, Mediasi:
Penyelesaian Sengketa Melalui
Pendekatan Mufakat, Rajawali
Pers, Jakarta.
Romli Atmasasmita, 2008, ”Sinergi
Kerja Polri Dan Kejaksaan
Agung
Dalam
Sistem
Peradilan
Pidana
di
Indonesia,”
Makalah
disampaikan pada Seminar
Hubungan Polisi – Jaksa:
Menuju
Integrasi,
di
Amriani Nurnaningsih, 2011, Mediasi:
Alternatif
Penyelesaian
Sengketa
Perdata
di
Pengadilan, Rajawali Pers,
Jakarta.
R.
Sembiring Jimmy Joses, 2011, Cara
Menyelesaikan Sengketa di
18
Luar Pengadilan, Visimedia,
Jakarta.
Implementasi
Masyarakat.
Pemolisian
Peraturan Kapolri Nomor 14
Tahun 2011 Tentang Kode Etik
Kepolisian Republik Indonesia
B. Peraturan Perundangundangan
Peraturan mahkamah Agung
Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Penyesuaian Batasan Tindak
Pidana Rngan dan Jumlah
Denda dalam KUHPidana
Undang-undang
Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945
KUHPidana
Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981 Tentang KUHAP
C. Jurnal/Web-Site/Internet
Undang-undang Nomor 2
Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara RI
http://retno-ayufisip12.web.unair.ac.id/artikeldeta
il-85497-Umum.
nalisis%20Kasus%20Menggunakan
%20Teori%20Sistem%20 Hukum%
20Lawrence.html
Surat
Kapolri
No
Pol:
B/3022/XII/200S/SDEO
PS
tanggal 14 Desember 2009
Tentang Penanganan Kasus
Melalui Alternatif Dispute
Resolution (ADR)
http://zenhadi
HYPERLINK
"anto.blogspot.com/2014/01/teori
-sistem-hukum-lawrence-mfriedman.html
Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Dasar Strategi dan
"
19