MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN MELALUI PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN
MELALUI PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ
Fitri Nurjayani 1), Peduk Rintayati 2), Siti Istiyati 3)
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, J. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126
e-mail: [email protected]

Abstract: Improving the ability of adding fractions through team quiz method. The purpose of this research is to
improve the ability of adding fractions in the fifth grade students of SD Negeri 3 Karangdowo. This research is a
classroom action research by using 2 cycles. Each cycle consists of four stages, namely: planning, action,
observation, and reflection. As the research subjects were students of fifth grade by 13 students. Data was
collected through tests, observations, interviews, and documentation. The validity of using triangulation of data
sources and triangulation techniques. The data analysis technique used model of interactive data analysis. Based
on the results of the action research cycle I and II showed an increased ability of adding fractions in fifth grade
students of SD Negeri 3 Karangdowo academic year 2012/2013 through team quiz method.
Abstrak: Meningkatkan kemampuan menjumlahkan pecahan melalui penggunaan metode team quiz. Tujuan
penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menjumlahkan pecahan pada siswa kelas V SD Negeri 3
Karangdowo. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus. Tiap siklus
terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek
penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 13 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan tes, observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik
analisis data yang digunakan adalah model analisis data interaktif. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas

pada siklus I dan II menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menjumlahkan pecahan pada siswa kelas V
SD Negeri 3 Karangdowo pada tahun ajaran 2012/2013 dengan penggunaan metode team quiz.
Kata kunci: pecahan, kemampuan menjumlahkan pecahan, team quiz

Dalam Undang-Undang No. 20 tahun
2003 pasal 4 dinyatakan bahwa pendidikan
diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi
segenap warga masyarakat (hlm. 6). Prinsip
penyelenggaraan pendidikan yang tercantum
dalam pasal 4 Undang-Undang Sisdiknas tersebut menyatakan bahwa tiga aspek yang
penting untuk dikembangkan dalam pendidikan di Indonesia adalah membaca, menulis,
dan berhitung. Kemampuan berhitung tersebut dikembangkan melalui mata pelajaran
matematika di sekolah. Matematika juga dijadikan sebagai mata pelajaran syarat kelulusan yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional (UAN). Oleh karenanya pendidik dituntut untuk profesional agar peserta didiknya
dapat memenuhi kriteria ketuntasan nilai sesuai standar Ujian Nasional yang telah ditentukankan.
Seharusnya pembelajaran matematika
berlangsung dengan menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Dengan pembelajaran yang bermakna, maka siswa lebih memahami apa yang dipelajarinya dengan baik dan mendapatkan nilai di atas kriteria yang telah ditentukan.
1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS
2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

Sekarang ini, Ujian Akhir Nasional

menuntut guru untuk menyelesaikan materi
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Guru sering menggunakan
metode drill agar siswa dapat mengerjakan
soal-soal UAN dan mendapatkan nilai sesuai
kriteria ketuntasan. Metode tersebut membuat kegiatan belajar yang dilakukan siswa
menjadi kurang bermakna. Metode drill juga
membuat siswa menjadi jenuh dan membuat
matematika menjadi pelajaran yang sulit bagi
siswa karena selalu dituntut untuk menghitung. Sering kali guru menganggap siswanya
pintar jika siswa tersebut dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dengan benar. Semakin banyak soal yang dapat dikerjakan dengan benar maka, semakin pintar pula siswa tersebut. Menghitung juga dijadikan
standar khusus bagi guru untuk menilai kecerdasan kognitif siswanya dalam pelajaran
matematika.
Dari hasil observasi yang dilakukan
peneliti ternyata masih banyak ditemui masalah dalam pembelajaran matematika di SD
Negeri 3 Karangdowo. Sebagian besar siswa
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60, sehingga perlu adanya

tindakan untuk mengatasi hal tersebut. Masalah-masalah lain yang ditemukan antara lain
kurangnya motivasi siswa, nilai matematika
sebagian besar siswa yang masih rendah karena siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika, kemampuan siswa dalam menjumlahkan pecahan masih rendah

dan guru juga belum melakukan inovasi dalam pembelajaran. Guru belum melakukan inovasi dalam pembelajaran karena masih menggunakan metode ceramah dan drill dalam
mengajar. Menggunakan metode drill membuat siswa hanya menghafal materi dari soalsoal yang dikerjakannya. Siswa menjadi kurang paham jika menemui soal yang berbeda
dari apa yang diberikan oleh guru.
Terutama pada pokok bahasan mengenai pecahan. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa banyak siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan memahami pecahan dan operasinya. Sulit bagi siswa sekolah dasar untuk memahami pecahan karena
pecahan merupakan suatu konsep yang masih
abstrak. Khususnya pada materi operasi hitung pecahan termasuk operasi penjumlahan.
Biasanya siswa kurang mampu menjumlahkan pecahan karena konsep penjumlahan pecahan yang berbeda dengan penjumlahan bilangan utuh. Menjumlahkan pecahan sangat
penting karena operasi hitung yang pertama
diajarkan adalah penjumlahan. Jika siswa sudah paham cara menjumlahkan pecahan, maka operasi hitung yang lain (pengurangan,
perkalian, dan pembagian) akan lebih mudah
dipahami. Selain itu, pecahan sangat penting
karena berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Masalah tersebut perlu diatasi oleh
guru dalam pembelajaran dengan melakukan
inovasi pembelajaran. Dengan adanya inovasi diharapkan masalah yang ada dapat diatasi.
Cara yang dapat digunakan guru untuk mengadakan inovasi dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam menjumlahkan adalah dengan melakukan perubahan, misalnya perubahan metode pembelajaran. Guru dapat menggunakan metode yang
berbeda dari biasanya yang hanya ceramah
dan drill. Penggunaan metode yang lebih bervariasi akan menjadikan siswa lebih antusias
sehingga hasil belajar yang diperoleh lebih

maksimal dan bermakna. Dengan tidak me-

nggunakan metode drill maka siswa tidak lagi terbebani dengan soal dan siswa tidak lagi
menganggap matematika sebagai pelajaran
yang sulit. Dengan melakukan inovasi diharapkan 85% siswa mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh sekolah.
Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam melakukan inovasi pembelajaran yaitu dengan menerapkan metode
team quiz untuk pembelajaran penjumlahan
pecahan. Metode team quiz dianggap tepat
karena mempunyai berbagai kelebihan. Kelebihan dari metode ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dari teman sebaya dengan saling memberikan pertanyaan dan mendorong siswa aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran juga dapat
berlangsung dengan menyenangkan melalui
kuis secara berkelompok. Antusias siswa dapat meningkat dengan metode team quiz. Seperti yang dikemukakan oleh Silberman, ML.
(2009: 175) bahwa metode team quiz dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara menyenangkan dan tidak mengancam atau tidak
membuat mereka takut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai penggunaan metode team quiz sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menjumlahkan pecahan pada siswa kelas
V SD Negeri 3 Karangdowo tahun pelajaran
2012/2013.
METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
3 Karangdowo yang terletak di Desa Jetis,
Kelurahan Karangdowo, Kecamatan Karangdowo pada tahun ajaran 2012/2013. Subyek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang terdiri dari 13 siswa. Waktu pelaksanaan
penelitian ini dimulai dari bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2013.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui tes, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
metode. Teknik analisis data yang digunakan
adalah model analisis interaktif yang terdiri
dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Prosedur penelitian terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus dimana tiap
siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan.
Alokasi waktu setiap pertemuan 3x35 menit.
Refleksi pada siklus I akan diperbaiki dengan
perencanaan tindakan di siklus II.
HASIL
Hasil dari penelitian yang dilaksanakan
dalam dua siklus ini menunjukkan adanya
peningkatan di setiap siklusnya.

Pada kondisi awal atau prasiklus disimpulkan bahwa kemampuan menjumlahkan
pecahan pada siswa masih rendah. Dilihat dari Ketuntasan klasikal penjumlahan pecahan
siswa adalah 7,69% dan sebanyak 92,31%
siswa nilainya masih dibawah 60 atau KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Data nilai kemampuan menjumlahkan prasiklus dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa
dalam Menjumlahkan Pecahan
pada Prasiklus
Frekuensi
Nilai Tengah
(fi )
(xi )
30 – 39
5
34,5
40 – 49
6
44,5
50 – 59
1

54,5
60 – 69
0
64,5
70 – 79
1
74,5
Jumlah
13
Nilai Rata-rata = 571,5 : 13 = 43,96
Ketuntasan Klasikal = 1 : 13 x 100% = 7,69%
Interval

fi. xi

Persentase (% )

175,5
267
54,5

0
74,5
571,5

38,47%
46,15%
7,69%
0%
7,69%
100%

Berdasarkan data Tabel 1 menunjukkan
bahwa siswa yang mendapatkan nilai di atas
KKM adalah sebanyak 1 siswa atau 7,69%
dan siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM sebanyak 12 siswa atau 92,31% dengan nilai rata-rata kelas 43,96.
Pada siklus I setelah menggunakan metode team quiz nilai kemampuan menjumlahkan pecahan siswa menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pada prasiklus. Ketuntasan klasikal pada siswa untuk siklus I adalah sebesar 69,23%. Data perolehan nilai
tes kemampuan menjumlahkan pecahan siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 2
sebagai berikut:


Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa
dalam Menjumlahkan Pecahan
pada Siklus I
Frekuensi
Nilai Tengah
(fi )
(xi )
35 – 47
2
41
48 – 60
2
54
61 – 73
3
67
74 – 86
5
80
87 – 99

1
93
Jumlah
13
Nilai Rata-rata = 817 : 13 = 62,85
Ketuntasan Klasikal = 9 : 13 x 100% = 69,23%
Interval

fi. xi

Persentase (% )

82
108
134
400
93
817

15,38 %

15,38 %
23,08 %
38,47 %
7,69 %
100%

Berdasarkan data pada Tabel 2 menunjukan bahwa siswa yang tuntas KKM
adalah sebanyak 9 siswa atau 69,23% dan yang belum tuntas KKM sebanyak 4 siswa atau
30,77% dengan nilai rata-rata 62,85. Karena
indikator kinerja belum tercapai maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.
Siklus II menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menjumlahkan pecahan
pada siswa daripada tindakan sebelumnya.
Siklus II dilakukan berdasarkan analisis dari
siklus I. Ketuntasan klasikal pada siklus II adalah sebesar 100%. Perolehan nilai siswa
pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa
dalam Menjumlahkan Pecahan
pada Siklus II
Frekuensi
Nilai Tengah
(fi )
(xi )
65 – 70
4
68,5
71 – 76
0
73,5
77 – 82
1
79,5
83 – 88
6
85,5
89 – 95
2
92
Jumlah
13
Nilai Rata-rata = 1050,5 : 13 = 80,81
Ketuntasan Klasikal = 13 : 13 x 100% = 100%
Interval

fi. xi

Persentase (% )

274
0
79,5
513
184
1050,5

30,77 %
0%
7,69 %
46,16 %
15,38 %
100%

Berdasarkan data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas KKM adalah sebanyak 13 siswa atau 100% dengan
nilai rata-rata kelas 80,81. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
menjumlahkan. Hasil siklus II sudah memenuhi indikator ketercapaian sebesar 85% sudah tercapai maka penelitian dapat dihentikan dan dinyatakan berhasil.

Perbandingan nilai terendah, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan persentase ketuntasan klasikal pada prasiklus,
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel
4 berikut:
Tabel 4 Perbandingan Nilai Prasiklus,
Siklus I Dan Siklus II.
Keterangan

Prasiklus

Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-Rata
Ketuntasan Klasikal

30
77
43,96
7,69%

Siklus I Siklus II
35
90
62,85
69,23%

65
95
80,81
100%

Berdasarkan perbandingan tersebut, ada
peningkatan kemampuan menjumlahkan pecahan siswa kelas V pada tiap-tiap siklus dengan penggunaan metode team quiz.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, terdapat peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri 3 Karangdowo
melalui metode team quiz pada setiap siklusnya.
Sebelum dilakukan tindakan atau prasiklus, tingkat kemampuan menjumlahkan
pecahan siswa masih rendah. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode
drill yang membuat siswa jenuh. Guru hanya
memberikan latihan soal matematika mengenai penjumlahan pecahan sehingga siswa merasa kesulitan jika menemui soal yang berbeda dengan soal yang diberikan guru. Ketuntasan klasikal pada prasiklus sebesar 7,69%.
Pada siklus I dilakukan tindakan berupa
penerapan metode team quiz. Sebagaimana
dijelaskan oleh Zaini, dkk (2008: 54) bahwa
team quiz merupakan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan tanggung jawab siswa dalam suasana yang menyenangkan. Dalam metode ini siswa dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil yang setiap anggotanya mempunyai tanggung jawab yang
sama atas keberhasilan kelompoknya dalam
menguasai materi dan menjawab soal serta
melatih siswa untuk mampu bekerja sama.
Khotimah dan Mukhafifah (2011: 155) menyatakan bahwa team quiz merupakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan

keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Hasilnya tingkat ketuntasan klasikal pada
siswa untuk siklus I meningkat menjadi
69,23%. Hasil ini belum memenuhi indikator
ketercapaian sehingga dilanjutkan ke siklus
berikutnya.
Pada siklus II dilakukan beberapa perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Penerapan metode team quiz membuat siswa
bekerjasama dan berpikir kritis dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan metode team
quiz melatih siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cara yang menyenangkan melalui
pertandingan akademik. Dalam pembelajaran
siswa tidak hanya berlatih menjawab pertanyaan tetapi juga membuat pertanyaan dan
jawabanya. Dengan begitu tanggungjawab
siswa terhadap materi yang dipelajarinya akan semakin meningkat sehingga nilai siswa
juga ikut meningkat.
Dengan meningkatnya nilai siswa berarti
bahwa kemampuan menjumlahkan pecahan
siswa juga meningkat. Hasilnya ketuntasan
klasikal pada siklus II meningkat menjadi
100%. Hasil ini sudah memenuhi indikator
ketercapaian sehingga penelitian dihentikan
dan dinyatakan berhasil.
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa melalui metode team
quiz dapat meningkatkan kemampuan menjumlahkan pecahan pada siswa kelas V SD
Negeri 3 Karangdowo tahun 2013. Didukung
oleh penelitian yang dilakukan Purwanto tahun 2012 dengan judul penerapan metode
team quiz sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ilmu bangunan gedung di kelas X SMK Negeri 5
Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa metode team quiz dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dengan peningkatan 9%
disetiap siklusnya. Ketuntasan belajar pada
siklus I dan siklus II lebih dari 73%.
Selain itu, didukung dengan pendapat
Shirley Jackson (2013) yang menyatakan
bahwa “Though quiz team competitions are
often viewed as the pursuit of trivial
knowledge, they encourage students to
achieve academic excellence and increase
their awareness of the world around them.
Meskipun kompetisi kuis tim sering dipandang untuk mengejar pengetahuan semata,
namun metode ini mendorong siswa untuk

mencapai keunggulan akademik dan meningkatkan kesadaran mereka tentang dunia di sekitar mereka. Metode ini juga dapat dijadikan
sebagai tes formatif dan sumatif, serta mendorong siswa belajar mandiri.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan metode team quiz pada
materi penjumlahan pecahan pada siswa kelas V SD Negeri 3 Karangdowo dapat disim-

pulkan bahwa dengan menerapkan metode
team quiz dapat meningkatkan kemampuan
menjumlahkan pecahan pada siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri 3 Karangdowo tahun
pelajaran 2012/2013.
Peningkatan tersebut terbukti dari hasil
nilai rata-rata prasiklus 43,96 dengan ketuntasan klasikal 7,69%, siklus I nilai rata-rata
62,85 dengan ketuntasan klasikal 69,23%,
dan pada siklus II nilai rata-rata 80,81 dengan ketuntasan klasikal 100%.

DAFTAR PUSTAKA
Khotimah, Mukhafifah (2011). Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode
Team Quiz Dan Learning Cell Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa. Prosiding
Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, hal 155-159 Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwanto.(2012). Penerapan Metode Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung Di Kelas X Teknik Sipil C SMK
Negeri 5 Surakarta. Skripsi Tidak dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Shirley Jackson. Organizing Quiz Team Competitions. Diperoleh 14 April 2013 dari
www.sos.wa.gov/elections/just4you/pdf.
Silberman, M.L. (2009). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia.
Undang-Undang SISDIKNAS. (2003). Solo: Kharisma.
Zaini, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Metode Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Mts Darul Ma'arif Jakarta Selatan

2 18 139

Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team Pada Siswa Kelas V C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014

0 13 0

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TEAM QUIZ Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Team Quiz Pada Siswa Kelas V SDN 01 Sambirejo Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TEAM QUIZ Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Team Quiz Pada Siswa Kelas V SDN 01 Sambirejo Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar

0 1 11

PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN BILANGAN PECAHAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS IV SDN 5 JATISRONO TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 21

PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN SEDERHANA.

0 0 6

PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN 3 KARANGDOWO TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 17

PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN 3 KARANGDOWO TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL KARTU PECAHAN.

0 0 6

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE ... 1 PB

0 1 15