IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN PRA AKADEMIK PADA BALITA OLEH KADER POSYANDU DI KELURAHAN NEGLASARI KECAMATAN CIBEUNYING KALER KOTA BANDUNG.

(1)

i DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… i ii iii vi vii viii ix xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……….

B. Rumusan Masalah ………..

C. Tujuan ………

D. Manfaat ………..

E. Metode Penelitian ……….. F. Subyek Penelitian ………..

1 3 4 4 5 5 BAB II. IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN PRAKADEMIK PADA BALITA OEH KADER POSYANDU DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN GESSEL

A. Tumbuh Kembang Balita ………

B. Perkembangan Praakademik Pada Balita ……… C. Posyandu Pelayanan Terpadu Membantu Perkembangan Anak ……… D. Identifikasi Perkembangan Praakademik dalam Kegiatan Posyandu …

6 11 22 26


(2)

ii BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian ………. B. Definisi Konsep Variabel ……… C. Instrumen Penelitian ………... D. Proses Pengembangan Instrumen ………... E. Teknik Pengumpulan Data ………. F. Teknik Analisis Data ……….. G. Prosedur Peneltian ……….

29 30 32 33 36 37 37 BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………... B. Pembahasan Penelitian ………

42 70 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ……….

B. Saran ………...

78 77 DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN – LAMPIRAN……….. RIWAYAT HIDUP………

80 82 123


(3)

iii

DAFTAR TABEL Tabel

2.1 PERKEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR MEMBACA……. 2.2 PERKEMBANGAN KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG……… 2.3 PERKEMBANGAN PRA MENULIS………... 4.1Latar Belakang PendidikanKader Posyandu……….. 4.2Masa Kerja Kader Posyandu………. 4.3Pertanyaan WawancaraPemahaman Kader Posyandu Tentang

Perkembangan Pra Akdemik Pada Balita……… 4.4Pemahaman Kader Posyandu Tentang Perkembangan Pra

Akdemik Pada BalitaBerdasarkan Latar Belakang Pendidikan SD ……….. 4.5Pemahaman Kader Posyandu Tentang Perkembangan Pra

Akdemik Pada Balita Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan SLTP... 4.6Pemahaman Kader Posyandu Tentang Perkembangan Pra

Akdemik Pada BalitaBerdasarkan Latar Belakang Pendidikan SLTA………. 4.7 Rangkuman Pemahaman Kader Posyandu Tentang Perkembangan

Pra Akdemik Pada Balita Berdasarkan Latar Belakang

Pendidikan ……… 4.8Pemahaman Kader Posyandu Tentang Perkembangan Pra

Akdemik Pada Balita Berdasarkan Masa Kerja 1 - 5 Tahun………. 4.9Pemahaman Kader Posyandu Tentang Perkembangan Pra

Akdemik Pada Balita Berdasarkan Masa Kerja 6 – 10 Tahun…….. 4.10Pemahaman Kader Posyandu Tentang Perkembangan Pra

Akdemik Pada Balita Berdasarkan Masa Kerja 11 – 15 Tahun…... 4.11 Pemahaman Kader Posyandu Tentang Perkembangan Pra

Akdemik Pada Balita Berdasarkan Masa Kerja 16 – 20 Tahun…... 4.12 Rangkkuman Pemahaman Kader Posyandu Tentang

17 19 21 43 43

45

46

48

49

50

52

53

54


(4)

iv

Perkembangan Pra Akdemik Pada Balita Berdasarkan Masa Kerja……… 4.13Hasil Observasi Keterampilan KaderMenggunakan Isntrumen

Gessel Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan SD………. 4.14 Hasil Observasi Kemampuan KaderMenggunakan Isntrumen

Gessel Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan SLTP……… 4.15 Hasil Observasi Keterampilan KaderMenggunakan Isntrumen

Gessel Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan SLTA……… 4.16 Rangkuman Keterampilan Kader Menggunakan Instrumen Gessel

Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan………... 4.17Keterampilan Kader Posyandu Dalam Menggunkan Instrumen

Gessel Berdasarkan Masa Kerja 1 – 5 Tahun………. 4.18Keterampilan Kader Posyandu Dalam Menggunakan Instrumen

Gessel Berdasarkan Masa Kerja 6 – 10 Tahun………... 4.19Kemampuan Kader Posyandu Dalam Menggunkan Instrumen

Gessel Berdasarkan Masa Kerja 11 – 15 Tahun………. 4.20Kemampuan Kader Posyandu Dalam Menggunkan Instrumen

Gessel Berdasarkan Masa Kerja 16 – 20 Tahun………. 4.21 Rangkuman Kemampuan Kader Posyandu Dalam Menggunakan

Instrumen Gessel Berdasarkan Masa Kerja………... 56

59

59

60

60

62

63

63

64


(5)

v

DAFTAR GRAFIK Grafik

4.1 Jumlah Kader Berdasarkan Latar Belakang Pendidikanyang Belum MemahamiTentang Perkembangan Pra akademik Balita……… 4.2Jumlah Kader Berdasarkan Masa Kerja yang Belum Memahami

tentang Perkembangan Pra Akademik pada Balita……….. 4.3Jumlah Kader yang Menggunakan Instrument Gessel yang Sesuai

dan Tidak Sesuai dengan Tenaga Ahli, Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ………... 4.4Keterampilan Menggunakan Instrumen Gessel Berdasarkan Masa Kerja………. 4.5 Jumlah Kader yang Berpendapat Baik tentang Instrumen Gessel

di tinjau dari Latar Belakang Pendidikan……….. 4.6 Jumlah kader yang Berpendapat Baik Tentang Instrumen Gessel

ditinjau dari Masa Kerja ……….. 51

57

61

65

68


(6)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Surat Pernyataan Judgment Tenaga Ahli ………... Keputusan Direktur SPs UPI tentang Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis (S2) …….………... Surat Permohonan Ijin Studi Lapangan dari SPs UPI ………. Hasil Ujian Komprehensif Program Magister (S2) ……… Hasil Kemampuan Kader Posyandu dan Judgment Tenaga Ahli dalam Menggunakan Isntrumen Gessel ……….. Jawaban/Hasil Wawancara dengan Kader Posyandu ………... Riwayat Hidup ...

82

83 85 86

87 93 123


(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Lebih awal mengetahui itu lebih baik. Demikian ungkapan yang tepat untuk mengetahui perkembangan setiap anak. Dengan mengetahui lebih awal atau lebih dini mengetahui perkembangan anak maka kita akan mampu lebih dini pula mengetahi berbagai hal yang berkaitan dengan msalah-masalah pengembangan kemampuan anak sejak dini dan mengetahui berbagai hambatan perkembangannya.

Hambatan perkembangan perlu diketahui sedini mungkin agar segera pula diberi penanganan yang tepat. Penanganan sedini mungkin dapat membantu pada perkembangan yang lebih optimal. Namun, dalam kenyataannya masyarakat pada umumnya belum memahami pentingnya mengetahui perkembangan anak sedini mungkin.

Untuk mendorong kesadaran masyarakat tentang mengetahui perkembangan anak sedini mungkin perlu ada upaya yang tepat, diantaranya dengan kegiatan Posyandu. Melalui kegiatan tersebut maka akan terjadi kesadaran masal dari masyarakat mengenai pemahaman permsalahan perkembangan anak.

Kegiatan Posyandu yang menitikberatkan pada pelayanan perkembangan kesehatan bayi 0-5 tahun (Balita) (Dinkes Kota Bandung, 2003) dapat menjadi sarana yang tepat karena kegiatan ini adalah kegiatan yang banyak


(8)

2 diminati oleh masyarakat. Banyak orangtua yang berbondong-bondong membawa Balitanya.

Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan dengan adanya kegiatan tambahan selain melakukan layanan kesehatan dan gizi dapat ditambah dengan identifikasi dini mengenai masalah perkembangan yang dapat menunjang pada kemampuan Balita dimasa perkembangan berikutnya, terutama masalah perkembangan kemampuan dasar belajarnya. Identifikasi itu adalah berkaitan dengan perkembangan pra akademik.

Identifikasi perkambangan pra akdemik sejak Balita dapat membantu Balita dan orangtuanya untuk mengembangan kemampuan tersebut sedini mungkin. Orangtua juga akan mengeatahui hambatan perkembangan pra akademik yang dialami Balitanya sedini mungkin. Melalui pengetahuan tersebut maka hambatan yang terjadi diharapkan mendapat perlakuan segera untuk mengatasinya.

Salah satu factor yang menyebabkan anak memiliki kebutuhan khusus sehingga membutuhan layanan pendidikan khusus adalah karena adanya hambatan perkembangan yang terakumulasi sejak Balita. Hambatan perkembangan pra akdemik yang tidak diketahui sejak dini dapat memunculkan hambatan-hambatan belajar dikemudian hari. Balita yang memiliki hambatan perkembangan pra akademik jika tidak ditangani segera maka dapat diprediksi akan menjadi anak berkebutuhan khusus (ABK).

Oleh karena itu diaharapkan melalui Posyandu hambatan perkembangan tersbut dapat diketahui segera. Selanjutnya, perlu adanya peningkatan


(9)

3 kemampuan para petugas/kader Posyandu agar memiliki kemampuan identifikasi dini mengenai perkembangan pra akdemik. Berdasarkan pengamatan peneliti kader Posyandu belum dibekali dengan kemampuan tersebut. Padahal, sebagaimana telah dijelaskan di atas kemampuan tersbut cukup penting dan menentukan. Kader Posyandu menjadi ujung tombak yang akan mengetahui sedini mungkin perkembangan anak sehingga dapat mengiformasikan dengan segera kepada orangtua untuk menangani hambatan perkembangan yang dialami oleh Balitanya.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas maka perlu adanya penelitian yang mengkaji tentang kemampuan kader Posyandu dalam melakukan identifikasi perkembangan praakademik balita.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan kader Posyandu dalam melakukan identifikasi perkembangan praakademik balita dengan menggunakan instrumen Gessel di Kelurahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung?

Untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini maka diajukanlah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pemahaman kader Posyandu tentang perkembangan pra akdemik pada balita ditinjau dari latar belakang pendidikan dan masa kerja?


(10)

4 2. Bagaimanakah kemampuan kader dalam melakukan identifikasi perkembangan pra akademik balita dengan menggunakan instrumen Gessel ditinjau dari latar belakang pendidikan dan masa kerja?

3. Bagaimanakah pendapat kader Posyandu tentang instrumen Gessel ditinjau dari latar belakang pendidikan dan masa kerja?

C. TUJUAN

1. Memperoleh gambaran mengenai pemahaman para kader Posyandu tentang perkembangan pra akademik balita.

2. Memperoleh gambaran mengenai kemampuan kader dalam melakukan identifikasi perkembangan pra akademik balita dengan menggunakan instrumen Gessel

3. Memperoleh gambaran mengenai pendapat kader Posyandu tentang instrumen Gessel.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para kader Posyandu dalam mengenali dan menemukan anak berkebutuhan khusus sedini mungkin dalam hal perkembangan pra akademiknya. Diharapkan pula dapat menjadi dasar untuk mengembangkan program Posyandu yang dapat memberikan layanan terbaik untuk semua anak.


(11)

5 2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam kajian identifikasi dini anak berkebutuhan khusus.

E. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Untuk memperoleh data penelitian, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: a. Wawancara kepada kader Posyandu,

b. Studi dokumentasi, berupa hasil penggunaan instrument perkembangan pra akademik oleh kader dan oleh tenaga ahli.

F. SUBYEK PENELITIAN

Subyek dalam penelitian ini adalah kader Posyandu yang ada di Kelurahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung. Dari setiap Posyandu mengirimkan satu orang wakil terbaik dari kader Posyandu. Agar lebih meyakinkan, kader Posyandu yang menjadi subyek adalah kader yang telah memiliki pengalaman sebagai kader sekurang-kurangnya 1 tahun.


(12)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti membutuhkan sistematika yang jelas tentang langkah-langkah yang akan diambil sehubungan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapainya. Sukmadinata (2005: 52) dalam Sartika (2009) menyebutkan bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang berdasarkan pada asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, serta pertanyaan dan isu-isu yang dihadapai”. Dalam metode penelitian akan tergambar prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan kondisi data yang dikumpulkan, serta dengan cara bagaimana data tersebut diperoleh dan diolah.

Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Sehingga berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan cara penyajian data yang diperoleh dari lapangan disajikan apa adanya tanpa adanya manipulasi. Sehingga berdasarkan cara penyajian data yang disampaikan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif.

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Lokasi penelitian ini berada di Kelurahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung. Ada beberapa hal yang menjadi alasan pemilihan Kelurahan Neglasari sebagai lokasi penelitian. Pertama, berdasarkan data yang ada terdapat banyak anak berkebutuhan khusus (ABK) di kelurahan Neglasari Kecamatan


(13)

30 Cibeunying Kaler Kota Bandung. Disisi lain, ABK yang terdata kebanyakan sudah tidak bersekolah lagi dan pengklasifikasian ABK tdk jelas. Kedua, para aparat kelurahan beserta para kader Posyandu di Kelurahan Neglasari mudah diajak kerjasama.

Subjek dalam penelitian ini adalah kader posyandu yang berada di setiap Rukun Warga (RW) di lingkungan Kelurahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung. Alasan pemilihan kader Posyandu sebagai subjek penelitian disebabkan karena kader Posyandu adalah tenaga sukarelawan yang berperan langsung dalam pelayanan perkembangan balita di lingkungan masyarakat. Dalam penelitian ini melibatkan 30 orang kader posyandu yang berada di lingkungan Kelurahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung yg tersebar di 5 RW.

B. DEFINISI KONSEP VARIABEL

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Suryabrata,1992:72) berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian ini mengambil judul: “Identifikasi Perkembangan Pra-akademik pada Balita Oleh Kader Posyandu di Kelurahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung”. Untuk dapat mengukur variabel penelitian di atas maka diperlukan pendefinisian secara operasional dari variabel tersebut. Effendi (1995) menyebutkan bahwa definisi operasional adalah unsur penelitian yang


(14)

31 memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Sehingga penting sekali bagi seorang peneliti untuk merumuskan hal tersebut.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Identifikasi Perkembangan Pra Akademik pada Balita.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kemampuan kader dalam melakukan identifikasi perkembangan pra akademik balita dengan menggunakan instrument Gessel.

Berikut ini penjelasan dari definisi opeasional variabel yang terdapat dalam penelitian:

1. Identifikasi Perkembangan Pra-akademik adalah pengukuran kemampuan dasar menulis, membaca, dan berhitung yang dilakukan pada anak-anak yang berusia antara 0 – 5 tahun. Data identifikasi perkembangan Pra-akademik ditunjukkan oleh data kuantitatif dalam bentuk tingkatan kemampuan pra-akademik berdasarkan usia. Data tersebut diperoleh dari hasil tes perkembangan pra-akademik yang dilakukan oleh kader.

2. Kemampuan kader dalam melakukan identifikasi perkembangan pra akademik balita dengan menggunakan instrument Gessel adalah cara kader pada saat melakukan identifikasi perkembangan pra akademik. Untuk mengukur kemampuan kader dalam melakukan identifikasi perkembangan pra akademik balita dengan menggunakan instrumen Gessel maka dilakukan pembandingan hasil identifikasi yang telah dilakukan oleh kader dengan hasil identifikasi yang dilakukan oleh tenaga ahli pendidikan. Selain itu, dilakukan pula wawancara terhadap kader mengenai latar belakang pendidikan dan masa


(15)

32 kerja kader guna melihat pengaruh kedua variabel tersebut terhadap kemampuan kader dalam melakukan identifikasi.

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Menurut Suryabrata (1992) menyebutkan bahwa dalam sebuah penelitian, instrumen atau alat pengumpul data menentukan kualitas data yang akan dikumpulkan dan hal tersebut menentukan juga kualitas dari penelitiannya. Keputusan mengenai pemilihan instrumen yang akan digunakan ditentukan oleh variabel yang akan diamati atau diambil datanya. Dengan kata lain instrumen yang digunakan harus sesuai dengan variabel penelitiannya.

Berdasarkan variabel dan tujuan dari penelitian ini, maka instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan tes perkembangan pra akademik dari Gessel.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini merupakan wawancara langsung antara pewawancara dan responden tentang pemahaman kader Posyandu mengenai perkembangan pra akademik dan latar belakang serta kompetensi yang dimiliki oleh kader dalam melakukan identifikasi perkembangan pra akademik.

Pedoman wawancara ini terdiri dari 16 butir pertanyaan. Butir pertanyaan yang diajukan berupa pertanyaan terbuka dan tertutup. Data hasil wawancara terhadap kader Posyandu yang diperoleh dalam penelitian ini menghasilkan data kuantitatif.


(16)

33 2. Instrumen Perkembangan Pra Akademik

Instrumen perkembangn pra akademik yang digunakan dalam penelitian ini dirancang oleh Gessel. Instrumen perkembangan pra akademik ini merupakan alat pengumpul data untuk mengungkap kemampuan dasar menulis, membaca, dan berhitung pada anak balita. Untuk kepentingan penelitian ini, maka tampilan instrumen tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Tujuannya adalah untuk mempermudah tester (kader Posyandu dan tenaga ahli pendidikan) dalam mencatatkan data hasil tes. Dalam melakukan identifikasi ini kader dan tenaga ahli pendidikan cukup memberikan tanda centang atau tanda silang pada kolom yang tersedia.

Instrumen perkembangan pra akademik dikelompokkan berdasarkan tingkatan usia. Sehingga dalam pelaksanaan tes, tester dapat memulai tes perkembangan akademik ini dari instrumen yang sesuai dengan tingkat usia balita yang dites. Jika balita tersebut mampu mengerjakan tes sesuai dengan tingkat usianya, maka tester dapat melanjutkan tes dengan menggunakan instrumen yang setingkat lebih tinggi. Namun jika balita tersebut tidak mampu mengerjakan tes sesuai dengan tingkat usianya, maka tester dapat melanjutkan tes dengan menggunakan instrument yang setingkat lebih rendah.

D. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan intrumen tes perkembangan pra akademik. Berikut ini penjelasan mengenai proses pengembangan instrumen yang dilakukan oleh peneliti.


(17)

34 Pertama, pedoman wawancara. Instrumen ini dibuat berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat kisi-kisi pedoman wawancara.

2. Membuat item-item pernyataan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

Berikut ini kisi-kisi instrumen pola pengasuhan orangtua yang dikembangkan oleh peneliti.

No Pertanyaan Penelitian

Indikator Pertanyaan 1 Bagaimanakah

pemahaman kader Posyandu tentang perkembangan pra akdemik pada balita? - Memahami tahapan perkembangan Balita (terutama perkembangan yang kasat mata: perkembangan fisik motorik) - Memahami masalah gangguan perkembangan pada Balita - Memahami berbagai aktifitas yang dapat mendukung pada perkembangan Balita

1. Kira-kira sudah berapa banyak balita yang anda layani? 2. Berapa usia Balita yang paling banyak di bawa ke

Posyandu ini? 3. Bagaimana menurut

ibu tahapan

perkembangan fisik motorik Balita? (mulai dari lahir hingga 5 tahun) 4. Gangguan

perkembangan apa saja yang sering dialami oleh balita? 5. Bila ada gangguan

perkembangan, bagaimana mengatasinya? 6. Aktifitas apa saja

yang dapat mendukung pada perkembangan Balita? 2 Bagaimanakah

kemampuan kader dalam melakukan identifikasi perkembangan pra akademik balita - Mengetahui aspek-aspek yang digali oleh instrument Gessel - Mengetahui

7. Instrumen apa saja yang selama ini digunakan di Posyandu 8. Apa yang anda


(18)

35 dengan menggunakan instrumen Gessel? peralatan yang mendukung instrument Gessel - Kader memahami langkah-langkah instrument Gessel

- Mengetahui cara mengisi kolom-kolom dalam instrument Gessel perkembangan pra akademik pada Balita?

9. Aspek apa saja yang digali dalam

instrument Gessel 10. Sebutkan langkah-langkah/prosedur penggunaan instrument Gesse? 11. Bagaimanakah cara

mengisi kolom respon (ya, tidak, bimbingan) yang ada pada instrument Gessel?

12. Apa makna dari kolom ya, tidak, bimbingan? 13. Peralatan apa saja

yang dapat

mendukung dalam penggunaan instrument Gessel. 3 Bagaimanakah

pendapat kader Posyandu tentang instrumen Gessel? - Kader memberikan saran-saran terhadap pengunaan instrument Gessel

14. Bagaimana menurut anda tentang

instrument Gessel yang telah anda gunakan? 15. Jika instrument

Gessel digunakan di Posyandu maka pada bagian/sesi mana dari kegiatan Posyandu dapat digunakan? 16. Apa saran anda

mengenai identifikasi perkembangan pra akademik pada balita dengan menggunakan instrument Gessel?


(19)

36 Kedua, instrumen perkembangan pra akademik. Instrumen ini merupakan instrumen yang dibuat oleh Gessel untuk mengetahui kemampuan pra akademik anak balita. Isi dari instrumen perkembangan pra akademik ini tidak mengalami peerubahan. Pengembangan yang dilakukan peneliti pada instrumen bertujuan mempermudah tester (kader Posyandu dan tenaga ahli pendidikan) dalam mencatatkan data hasil tes ini. Sehingga pengembangan yang dilakukan terjadi pada unsur tampilan instrumen. Tampilan instrument perkembangan pra akademik ini selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel. Instrumen ini sifatnya universal, sehingga tidak diperlukan uji coba sebelum digunakan.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk memperoleh jawaban mengenai pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan pada BAB I, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Wawancara.

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpul data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan tanya jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung (Djumhur: 1975). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap kader Posyandu tentang pemahaman kader Posyandu mengenai perkembangan pra akademik dan latar belakang serta kompetensi yang dimiliki oleh kader dalam melakukan identifikasi perkembangan pra akademik.


(20)

37

2. Tes.

Tes sebagai alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes buatan dan tes terstandar. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes perkembangan pra akademik yang merupakan tes standar yang dibuat oleh Gessel untuk mengukur kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan cara deskriptif analitik, yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.

Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengelompokkan dan mentabulasi data berdasarkan variabelnya, menyajikan data setiap variabel dalam bentuk tabel, dan melakukan interpretasi data untuk menjawab masalah dalam penelitian ini.

G. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh penelitian dalam menemukan data penelitiannya. Proses pengambilan data ke lapangan dilakukan sendiri oleh peneliti.


(21)

38 Data pertama yang diambil adalah data tentang pemahaman kader Posyandu mengenai perkembangan pra akademik dan latar belakang serta kompetensi yangp dimiliki oleh kader dalam melakukan identifikasi perkembangan pra akademik. Data ini diperoleh melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap kader Posyandu.

Kedua, pengambilan data perkembangan pra akademik balita. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data ini adalah:

1. Kader Posyandu melakukan tes perkembangan pra akademik pada balita. 2. Untuk mengetahui kebenaran hasil tes, maka dilakukan tes perkembangan pra


(22)

39 KISI-KISI DAN PEDOMAN WAWANCARA

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN PRA AKADEMIK PADA BALITA OLEH KADER POSYANDU DI KELURAHAN NEGLASARI

KECAMATAN CIBEUNYING KALER KOTA BANDUNG

Kisi-kisi

No Pertanyaan Penelitian

Indikator Pertanyaan 1 Bagaimanakah

pemahaman kader Posyandu tentang perkembangan pra akademik pada balita? - Memahami tahapan perkembangan Balita (terutama perkembangan yang kasat mata: perkembangan fisik motorik) - Memahami masalah gangguan perkembangan pada Balita - Memahami berbagai aktifitas yang dapat mendukung pada perkembangan Balita

17. Kira-kira sudah berapa banyak balita yang anda layani? 18. Berapa usia Balita yang paling banyak di bawa ke

Posyandu ini? 19. Apa yang ibu

ketahui tentang perkembangan pra akademik pada Balita?

20. Bagaimana menurut ibu tahapan

perkembangan fisik motorik Balita? (mulai dari lahir hingga 5 tahun) 21. Gangguan

perkembangan apa saja yang sering dialami oleh balita? 22. Bila ada gangguan

perkembangan, bagaimana mengatasinya? 23. Aktifitas apa saja

yang dapat mendukung pada perkembangan Balita? 2 Bagaimanakah

kemampuan kader dalam melakukan identifikasi

- Mengetahui aspek-aspek yang digali oleh instrument

24. Instrumen apa saja yang selama ini digunakan di Posyandu


(23)

40 perkembangan pra akademik balita dengan menggunakan instrumen Gessel? Gessel - Mengetahui peralatan yang mendukung instrument Gessel - Kader memahami langkah-langkah instrument Gessel

- Mengetahui cara mengisi kolom-kolom dalam instrument Gessel

25. Apa yang anda ketahui tentang perkembangan pra akademik pada Balita?

26. Aspek apa saja yang digali dalam

instrument Gessel 27. Sebutkan langkah-langkah/prosedur penggunaan instrument Gesse? 28. Bagaimanakah cara

mengisi kolom respon (ya, tidak, bimbingan) yang ada pada instrument Gessel?

29. Apa makna dari kolom ya, tidak, bimbingan? 30. Peralatan apa saja

yang dapat

mendukung dalam penggunaan instrument Gessel. 3 Bagaimanakah

pendapat kader Posyandu tentang instrumen Gessel? - Kader memberikan saran-saran terhadap pengunaan instrument Gessel

31. Bagaimana menurut anda tentang

instrument Gessel yang telah anda gunakan? 32. Jika instrument

Gessel digunakan di Posyandu maka pada bagian/sesi mana dari kegiatan Posyandu dapat digunakan? 33. Apa saran anda

mengenai identifikasi perkembangan pra akademik pada balita dengan menggunakan instrument Gessel?


(24)

41 PEDOMAN WAWANCARA

Nama : ………..

Pendidikan terakhir : ……….. Masa kerja sebagai kader : ………..

Posyandu : ………..

RW : ………...

1. Kira-kira sudah berapa banyak balita yang anda layani?

2. Berapa usia Balita yang paling banyak di bawa ke Posyandu ini?

3. Apa yang Anda ketahui tentang perkembangan praakademik pada Balita? 4. Bagaimana menurut ibu tahapan perkembangan fisik motorik Balita?

(mulai dari lahir hingga 5 tahun)

5. Gangguan perkembangan apa saja yang sering dialami oleh balita? 6. Bila ada gangguan perkembangan, bagaimana mengatasinya?

7. Aktifitas apa saja yang dapat mendukung pada perkembangan Balita? 8. Instrumen apa saja yang selama ini digunakan di Posyandu

9. Apa yang anda ketahui tentang perkembangan pra akademik pada Balita? 10. Aspek apa saja yang digali dalam instrument Gessel

11. Sebutkan langkah-langkah/prosedur penggunaan instrument Gesse?

12. Bagaimanakah cara mengisi kolom respon (ya, tidak, bimbingan) yang ada pada instrument Gessel?

13. Apa makna dari kolom ya, tidak, bimbingan?

14. Peralatan apa saja yang dapat mendukung dalam penggunaan instrument Gessel.

15. Bagaimana menurut anda tentang instrument Gessel yang telah anda gunakan?

16. Jika instrument Gessel digunakan di Posyandu maka pada bagian/sesi mana dari kegiatan Posyandu dapat digunakan?

17. Apa saran anda mengenai identifikasi perkembangan pra akademik pada balita dengan menggunakan instrument Gessel?


(25)

77 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sembelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemahaman Kader Posyandu tentang Perkembangan Praakademik Pada Balita

Latar belakang pendidikan dan masa kerja sebagai kader tidak memberikan pemahaman kader tentang perkembangan praakdemik pada Balita. Data menunjukkan semua kader (30 orang) belum memahami perkembangan praakademik pada Balita. Pemahaman kader tentang perkembangan Balita lebih ditentukan karena adanya pelatihan dan pembinaan dari pihak yang berwenang.

2. Kemampuan Kader Posyandu dalam Menggunakan Instrumen Gessel Untuk Identifikasi Perkembangan Praakademik Pada Balita

Dalam kemampuan menggunakan instrument Gessel lebih ditentukan oleh pengalaman/masa kerja sebagai kader. Data menunjukkan bahwa kader yang lebih lama masa kerjanya lebih mampu menggunakan instrument Gessel ini. Kader yang berada pada rentang masa kerjanya 16 – 20 tahun semuanya mampu menggunakan instrument Gessel.


(26)

78 3. Pendapat Kader Posyandu Tentang Instrumen Gessel

Semua kader berharap ada pelatihan khusus tentang perkembangan praakademik pada Balita dan penggunaan instrument Gessel. Kader juga menyarankan agar format atau lembar instrument dibuat lebih menarik, dilengkapi gambar, dan peralatannya sudah disediakan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan dan temuan-temuan lapangan maka ada beberapa hal rekomendasi yang terkait dengan:

1. Posyandu yang ada di Kelurahan CIbeunying dapat meningkatkan pelayanannya dengan menyelnggarakan layanan identifikasi perkembanga pra akademik pada balita. Untuk memberikan layanan tersebut Posyandu sebelumnya memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya layanan identifikasi praakademik dan dalam teknis layanannya dapat menambah meja layanan serta menambah kader yang siap memberikan layanan tersebut.

2. Agar kader Posyandu siap dan pemhamannya bertambah tentang perkembangan pra akademik pada Balita maka perlu adanya pelatihan mengenai hal tersebut. Pelatihan ini bisa diprakarsai oleh Posyandu setempat dengan dukungan pemerintahan setempat.

3. Pemerintahan setempat, mulai dari RT, RW hingga Kecamatan perlu mendukung pada kegiatan pendataan perkembangan pra akademik dengan cara memberikan bantuan moril dan materil, misalnya dengan menyusun


(27)

79 program bantuan/dukungan baik ke pemerintah maupun ke lembaga-lembaga apapun. Pelatihan bagi kader Posyandu yang penyelenggaranya adalah pemerintahan setempat.


(28)

80 DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Z. (2008). Hambatan Belajar dan Perkembangan. Tersedia di: zaenalalimin.blogspot.com

Alimin, Z. (2009). Perkuliahan Asesmen Perkembangan: Prodi PKKh SPs UPI: tidak diterbitkan.

Crain, W. (2007). Teori Perkembangan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Dinkes Kota Bandung (2003). Pedoman Kegiatan Dukungan Puskesmas. Buku saku Puskesmasm Kota Bandung: tidak diterbitkan.

Djumhur, A. (1975). Teknik Jurnalistik Mahasiswa dalam Bidang Komunikasi. UNPAD Bandung.

Efendi. (1995). Metode Penelitian Untuk Guru. Epsilon: Bandung

Efrina, E. (2007). Penjaringan Anak Berkebutuhan Khusus dalam Pelaksanaan

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Tesis Prodi PKKh SPs UPI:

tidak diterbitkan.

Gessel, A. (1946). The Child Five to Ten. Harper and Row Publisher: New York USA.

Hidayat. (2010). Perkuliahan Hambatan Belajar dan Perkembangan: Prodi PKKh SPs UPI: tidak diterbitkan.

Hurlock, E. (1978). Perkembangan Anak. Erlangga: Jakarta.

Judarwanto, W. (2008). Deteksi Dini ADHD. Tersedia di: http://puterakembara.org/rm/adhd2.shtml

Moleong, LJ. (1994) Medote Penelitian Kualitatif. Jakarta: Erlangga.

Rahman, Y. (2003). Pengembangan Media Belajar Membaca Untuk Anak

Disleksia. Skripsi Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Bandung: tidak

diterbitkan.

Rochyadi, E. (2005). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi

Anak Tunagrahita. Depdiknas Dikti Direktorat PPTKKPT: Jakarta


(29)

81 Sartika. (2009). Hubungan Interaksi Sosial Anak Usia Dini dengan Kemampuan:

Tesis pada Prodi Bimbingan dan Konseling SPs UPI: tidak diterbitkan. Sembiring. N. (2004). Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat Dalam

Usaha Meningkatakan Kesehatan Masyarakat: Makalah pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan Sjahbana, dkk. (…). Buku Pedonaman Perkembangan Balita di Posyandu.

Bandung: PUSPA Suryakanti.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung

Suhaeri (2009) Intervensi Dini. Prodi PKKh SPs UPI: Bandung

Suryabrata. (1992). Panduan Karya Tulis Ilmiah Pendidikan. Tarsito: Yogyakarta Tim Penggerak PKK Kota Bandung. (2003). Buku Saku Kader Posyandu.

Bandung: tiak diterbitkan.

Tim Penggerk PKK Kota Bandung. (2006). Buku Pedoman PKK. Bandung: tidak diterbitkan.

911medical.blogspot.com. (2008) Ke Posyandu Terhindar Busung Lapar. Tersedia di: http://911medical.blogspot.com/2008/04/posyandu.html


(1)

41 PEDOMAN WAWANCARA

Nama : ………..

Pendidikan terakhir : ……….. Masa kerja sebagai kader : ………..

Posyandu : ………..

RW : ………...

1. Kira-kira sudah berapa banyak balita yang anda layani?

2. Berapa usia Balita yang paling banyak di bawa ke Posyandu ini?

3. Apa yang Anda ketahui tentang perkembangan praakademik pada Balita? 4. Bagaimana menurut ibu tahapan perkembangan fisik motorik Balita?

(mulai dari lahir hingga 5 tahun)

5. Gangguan perkembangan apa saja yang sering dialami oleh balita? 6. Bila ada gangguan perkembangan, bagaimana mengatasinya?

7. Aktifitas apa saja yang dapat mendukung pada perkembangan Balita? 8. Instrumen apa saja yang selama ini digunakan di Posyandu

9. Apa yang anda ketahui tentang perkembangan pra akademik pada Balita? 10. Aspek apa saja yang digali dalam instrument Gessel

11. Sebutkan langkah-langkah/prosedur penggunaan instrument Gesse?

12. Bagaimanakah cara mengisi kolom respon (ya, tidak, bimbingan) yang ada pada instrument Gessel?

13. Apa makna dari kolom ya, tidak, bimbingan?

14. Peralatan apa saja yang dapat mendukung dalam penggunaan instrument Gessel.

15. Bagaimana menurut anda tentang instrument Gessel yang telah anda gunakan?

16. Jika instrument Gessel digunakan di Posyandu maka pada bagian/sesi mana dari kegiatan Posyandu dapat digunakan?

17. Apa saran anda mengenai identifikasi perkembangan pra akademik pada balita dengan menggunakan instrument Gessel?


(2)

77 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sembelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemahaman Kader Posyandu tentang Perkembangan Praakademik Pada Balita

Latar belakang pendidikan dan masa kerja sebagai kader tidak memberikan pemahaman kader tentang perkembangan praakdemik pada Balita. Data menunjukkan semua kader (30 orang) belum memahami perkembangan praakademik pada Balita. Pemahaman kader tentang perkembangan Balita lebih ditentukan karena adanya pelatihan dan pembinaan dari pihak yang berwenang.

2. Kemampuan Kader Posyandu dalam Menggunakan Instrumen Gessel Untuk Identifikasi Perkembangan Praakademik Pada Balita

Dalam kemampuan menggunakan instrument Gessel lebih ditentukan oleh pengalaman/masa kerja sebagai kader. Data menunjukkan bahwa kader yang lebih lama masa kerjanya lebih mampu menggunakan instrument Gessel ini. Kader yang berada pada rentang masa kerjanya 16 – 20 tahun semuanya mampu menggunakan instrument Gessel.


(3)

78 3. Pendapat Kader Posyandu Tentang Instrumen Gessel

Semua kader berharap ada pelatihan khusus tentang perkembangan praakademik pada Balita dan penggunaan instrument Gessel. Kader juga menyarankan agar format atau lembar instrument dibuat lebih menarik, dilengkapi gambar, dan peralatannya sudah disediakan.

B.Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan dan temuan-temuan lapangan maka ada beberapa hal rekomendasi yang terkait dengan:

1. Posyandu yang ada di Kelurahan CIbeunying dapat meningkatkan pelayanannya dengan menyelnggarakan layanan identifikasi perkembanga pra akademik pada balita. Untuk memberikan layanan tersebut Posyandu sebelumnya memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya layanan identifikasi praakademik dan dalam teknis layanannya dapat menambah meja layanan serta menambah kader yang siap memberikan layanan tersebut.

2. Agar kader Posyandu siap dan pemhamannya bertambah tentang perkembangan pra akademik pada Balita maka perlu adanya pelatihan mengenai hal tersebut. Pelatihan ini bisa diprakarsai oleh Posyandu setempat dengan dukungan pemerintahan setempat.

3. Pemerintahan setempat, mulai dari RT, RW hingga Kecamatan perlu mendukung pada kegiatan pendataan perkembangan pra akademik dengan cara memberikan bantuan moril dan materil, misalnya dengan menyusun


(4)

79 program bantuan/dukungan baik ke pemerintah maupun ke lembaga-lembaga apapun. Pelatihan bagi kader Posyandu yang penyelenggaranya adalah pemerintahan setempat.


(5)

80 DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Z. (2008). Hambatan Belajar dan Perkembangan. Tersedia di: zaenalalimin.blogspot.com

Alimin, Z. (2009). Perkuliahan Asesmen Perkembangan: Prodi PKKh SPs UPI: tidak diterbitkan.

Crain, W. (2007). Teori Perkembangan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Dinkes Kota Bandung (2003). Pedoman Kegiatan Dukungan Puskesmas. Buku saku Puskesmasm Kota Bandung: tidak diterbitkan.

Djumhur, A. (1975). Teknik Jurnalistik Mahasiswa dalam Bidang Komunikasi. UNPAD Bandung.

Efendi. (1995). Metode Penelitian Untuk Guru. Epsilon: Bandung

Efrina, E. (2007). Penjaringan Anak Berkebutuhan Khusus dalam Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Tesis Prodi PKKh SPs UPI: tidak diterbitkan.

Gessel, A. (1946). The Child Five to Ten. Harper and Row Publisher: New York USA.

Hidayat. (2010). Perkuliahan Hambatan Belajar dan Perkembangan: Prodi PKKh SPs UPI: tidak diterbitkan.

Hurlock, E. (1978). Perkembangan Anak. Erlangga: Jakarta.

Judarwanto, W. (2008). Deteksi Dini ADHD. Tersedia di: http://puterakembara.org/rm/adhd2.shtml

Moleong, LJ. (1994) Medote Penelitian Kualitatif. Jakarta: Erlangga.

Rahman, Y. (2003). Pengembangan Media Belajar Membaca Untuk Anak Disleksia. Skripsi Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Bandung: tidak diterbitkan.

Rochyadi, E. (2005). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Depdiknas Dikti Direktorat PPTKKPT: Jakarta


(6)

81 Sartika. (2009). Hubungan Interaksi Sosial Anak Usia Dini dengan Kemampuan:

Tesis pada Prodi Bimbingan dan Konseling SPs UPI: tidak diterbitkan. Sembiring. N. (2004). Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat Dalam

Usaha Meningkatakan Kesehatan Masyarakat: Makalah pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan Sjahbana, dkk. (…). Buku Pedonaman Perkembangan Balita di Posyandu.

Bandung: PUSPA Suryakanti.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung

Suhaeri (2009) Intervensi Dini. Prodi PKKh SPs UPI: Bandung

Suryabrata. (1992). Panduan Karya Tulis Ilmiah Pendidikan. Tarsito: Yogyakarta Tim Penggerak PKK Kota Bandung. (2003). Buku Saku Kader Posyandu.

Bandung: tiak diterbitkan.

Tim Penggerk PKK Kota Bandung. (2006). Buku Pedoman PKK. Bandung: tidak diterbitkan.

911medical.blogspot.com. (2008) Ke Posyandu Terhindar Busung Lapar. Tersedia di: http://911medical.blogspot.com/2008/04/posyandu.html