KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTEK INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMKN 12 BANDUNG.

(1)

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTEK INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI 12 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

Diki Ismail Permana E.0551.0807839

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Kontribusi Pengalaman Praktek

Industri Terhadap Prestasi Uji

Kompetensi di SMKN 12 Bandung

Oleh

Diki Ismail Permana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Diki Ismail Permana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DIKI ISMAIL PERMANA E.0551.0807839

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTIK DI INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMK NEGERI 12 BANDUNG

TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

PEBIMBING : Pembimbing I

Dr. Inu Hardi K, ST., M.Pd NIP. 19580206 198403 1002

Pembimbing II

Drs. Yayat, M.Pd NIP. 19680501 199302 1001

Diketahui oleh,

KETUA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Dr. Wahid Munawar, M. Pd. NIP. 19630520198901 1 001


(4)

KONTRIBUSI PENGALAMAN PRAKTEK INDUSTRI TERHADAP PRESTASI UJI KOMPETENSI SISWA SMKN 12 BANDUNG

Abstrak

Diki Ismail Permana 0807839

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi pengalaman praktik industri terhadap prestasi uji kompetensi pada siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian expost facto dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif korelasional. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung. Sampel diambil sebanyak 80 siswa dengan menggunakan diagram harry king secara proportional

random sampling dari jumlah populasi 92 siswa yang tersebar di tiga kelas.

Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan angket dan lembar rekap nilai. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa pengalaman praktek industri dan prestasi uji kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung termasuk kategori sedang. Berdasarkan hasil uji hipotesis chi-kuadrat (χ2) dengan menggunakan tabel kontingensi 2x2 (koreki Yattes) diperoleh, bahwa pengalaman praktek industri tidak berkontribusi terhadap prestasi uji kompetensi.


(5)

THE CONTRIBUTION OF INDUSTRY PRACTICE EXPERIENCE TO ACHIEVEMENT OF COMPETENCE TEST IN SMKN 12 BANDUNG

Abstrack

Diki Ismail Permana 0807839

The main objective of this study is to determine the contribution of industry practice experience to achievement of competency test on XII PPU class in SMKN 12 Bandung. This research is a kind of ex-post facto research using correlational descriptive analysis approach. The subjects were students of class XII PPU SMKN 12 Bandung. Samples were taken by 80 students using Harry

King diagrams with proportional random sampling from 92 students population

spread across three classes. Data collection is done by using a questionnaire and a recap sheet value. Descriptive analysis suggests that the industry practices experience and achievement of competency test on class XII PPU SMKN 12 Bandung in medium category. Based on the results of chi-kuadrat (χ2) hypothesis test using 2x2 contingency tables (Yattes correction) is obtained, that the industry practices experience do not contribute to the achievement of competency test.


(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur dan segala puji bagi Allah SWT; yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji Kompetensi Siswa SMKN 12 Bandung”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.

Dengan diselesaikannya skripsi, penulis berharap dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak. Penulis telah berusaha mengerjakan skripsi dengan seoptimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Bandung, Juni 2013


(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini. Penulis menyampaikan rasa terimakasih serta penghargaan kepada :

1. Ibu, Ayah dan keluarga tercinta yang terus berjuang, bekerja keras, memberikan motivasi, nasihat dan doa sehingga penulis selalu diberikan kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Wahid Munawar, M.Pd selaku Ketua Juruan Pendidikan Teknik Mesin

3. Bapak Dr. Inu Hardi K, ST., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak memberikan bantuan, arahan dan koreksi dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Yayat, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan, dorongan, arahan dan koreksi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.

6. Bapak Drs. Asep Syafarudin selaku wakasek bidang kurikulum SMKN 12 Bandung.

7. Bapak Drs. Tedi Rosadi selaku wakasek hubungan industri SMKN12 Bandung 8. Guru dan staf di SMKN 12 Bandung khususnya jurusan Permesinan Pesawat

Udara.

9. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2008 konsentrasi Produksi dan Perancangan.

10.Raisa Andriana yang menjadi penyemangat penulis.

11.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas bantuan dan kerjasamanya, semoga Allah SWT, membalas segala amal baiknya, amin.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

LEMBARAN PENGESAHAN ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ...1

1.2Identifikasi Masalah ...5

1.3Pembatasan Masalah ...5

1.4Perumusan Masalah ...6

1.5Tujuan Penelitian ...6

1.6Manfaat Penelitian ...6

1.7Definisi Operasional...7

1.8Sistematika Penulisan ...7

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1Praktek Industri ...9

2.1.1Pengertian Praktek Industri ...9

2.1.2Tujuan Praktek Industri ...10

2.1.3Fungsi Praktek Industri ...10

2.1.4Kegiatan yang Dilaksanakan Selama Prakerin ...11


(9)

2.1.7Kualifikasi Tempat Prakerin ...12

2.1.8Pengalaman Praktek Industri ...13

2.2 Prestasi Belajar ...16

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 16

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Proses Hasil Belajar Siswa di Sekolah ... 18

2.2.3 Hasil Belajar Dalam Praktek Indusri... 19

2.3 Uji Kompetensi ... 20

2.3.1 Konsep Uji Kompetensi ... 20

2.3.2 Fungsi Pelaksanaan Uji Kompetensi ... 21

2.3.3 Maksud dan Tujuan Uji Kompetensi ... 22

2.3.4 Jenis Uji Kompetensi ... 23

2.3.5 Pelaksanaan Uji Kompetensi... 23

2.4 Anggapan Dasar ... 24

2.5 Kerangka Berpikir ... 25

2.6 Hipotesis ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 27

3.2Variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian ... 27

3.2.1 Variabel Penelitian ... 27

3.2.2 Paradigma Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1 Populasi Penelitian ... 29

3.3.2 Sampel Penelitian ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 32

3.4.1 Data dan Sumber Data ... 32

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.4.3 Instrumen Penelitian ... 33

3.4.4 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 34

3.5 Teknik Analisis Data ... 38

3.5.1 Tabel Distribusi Frekuensi ... 38

3.5.2 Uji Prasyarat Analisis ... 39

3.5.3 Uji Hipotesis ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Pengalaman Praktek Industri... 45

4.1.2 Prestasi Uji Kompetensi ... 48

4.2 Pengujian Hipotesis ... 51

4.3 Pembahasan ... 54


(10)

4.3.3 Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji

kompetensi ... 57

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 KeterbatasanPenelitian ... 59

5.3 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 28

Gambar 3.2 Nomogram Harry King ... 30

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktek Industri ... 46

Gambar 4.2 Diagram Kecenderungan Skor Pengalaman Praktek Industri ... 47

Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Uji Kompetensi ... 49


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Siswa Kelas III SMKN 12 Bandung yang Mengikuti Prakerin dan

Uji Kompetensi ... 3

Tabel 2.1 Kualifikasi Tempat Prakerin SMKN 12 Bandung Tahun 2011/2012 ... 13

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara SMKN 12 Bandung ... 29

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara SMKN 12 Bandung ... 31

Tabel 3.3 Pembobotan Skala Guttman ... 34

Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktik Industri ... 36

Tabel 3.5 Tingkat Reliabilitas ... 37

Tabel 3.6 Kontingensi Bi x Ki ... 39

Tabel 3.7 Kriteria Derajat Asosiasi ... 41

Tabel 3.8 Koreksi Yattes ... 42

Tabel 4.1 Tempat Prakerin Siswa PPU kelas XII SMKN 12 Bandung ... 43

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 44

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Industri ... 45

Tabel 4.4 Distribusi Kecendrungan Pengalaman Praktik Industri ... 47

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Uji Kompetensi ... 48

Tabel 4.6 Distribusi Kecendrungan Prestasi Uji Kompetensi ... 50

Tabel 4.7 Kontingensi 3x3 ... 52


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 (Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian)

1.1 Kisi-Kisi Angket Pengalaman Praktek Industri ... 62 1.2 Angket Pengalaman Praktek Industri ... 64

Lampiran 2 (Data Penelitian)

2.1 Skor Mentah Angket Pengalaman Praktek Industri ... 68 2.2 Hasil Skor Angket Pengalaman Praktek Industri ... 71 2.3 Nilai Uji Kompetensi ... 72

Lampiran 3 (Validitas dan Reliabilitas)

3.1 Perhitungan Angket Variabel Pengalaman Praktek Industri ... 73 3.2 Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Pengalaman Prakerin... 75

Lampiran 4 (Tabel Statistika)

4.1 Tabel Distribusi t-student ... 76 4.2 Tabel Distribusi Chi-kuadrat ... 77

Lampiran 5 (Surat-surat)

5.1 Lembar Bimbingan ... 78 5.2 Surat Keputusan ... 84 5.3 Berita Acara ... 86


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis.Perkembangan dan perubahan terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.Perubahan dalam arti menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga kependidikan, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah dan manajemen sekolah itu sendiri.

Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga formal yang bertujuan untuk menciptakan lulusan-lulusan yang siap untuk bekerja di dunia industri maupun dunia usaha. Para siswa mengikuti pembelajaran normatif, adaftif dan produktif di sekolah selama 3 tahun, yaitu dikelas X, XI, dan XII. Selain mengikuti pembelajaran di sekolah, dalam upaya untuk menciptakan lulusan yang kompeten dan siap kerja di dunia industri, maka siswa kelas XII diwajibkan untuk mengikuti Praktek Industri (Prakerin).

Praktek Industri merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematik dan singkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu. Pelaksanaan Praktek Industri menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan sesuai dengan ketentuan pada Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Praktek Industri dan sesuai dengan Kurikulum SMK (Dikmenjur : 2008) yang menyebutkan :

Prakerin adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang


(15)

2

merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan , seperti day release, block release, dan sebagainya. Prakerin merupakan praktek kerja Industri yang dilaksanakan oleh siswa kelas XII di dunia industri. Di SMK Negeri 12 Bandung. Praktek Kerja Industri (prakerin) dilaksanakan oleh siswa kelas XI dan XII selama 4 bulan. Salah satu tujuan prakerin adalah untuk mengenalkan dan memberi pengalaman kepada siswa tentang dunia kerja sebenarnya, yang akan mereka hadapi setelah menyelesaikan studi di SMK. Siswa langsung terjun ke lapangan di bawah pengawasan dari pihak perusahaan/ industri.

Setelah para siswa melaksanakan prakerin di dunia industri, diharapkan adanya peningkatan kemampuan (skill) individual siswa, memiliki motivasi kerja yang tinggi, disiplin dan sikap yang professional sesuai dengan tuntutan dunia industri. Selama masa prakerin berlangsung, siswa akan mendapat pengalaman-pengalaman kerja dilapangan yang tidak mereka dapatkan di sekolah. Menurut Nolker, H (2005:11), kegiatan belajar dapat dilakukan dimana saja, seperti diruang kelas, laboraturium, bengkel dan pabrik. Dengan demikian belajar dapat dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah.

Berkaitan dengan belajar yang dilakukan di luar sekolah, Nolker, H (2005:11) mengatakan bahwa pengalaman yang diperoleh siswa di luar sekolah, disamping akan membantu proses belajar mengajar, juga dapat digunakan untuk menguji keterampilan dan pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah. Adapun, menurut Chalpin (2006 : 179) pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktek atau dari luar usaha belajar. Selain itu belajar langsung didunia kerja akan lebih menguntungkan, karena disamping siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat di sekolah, siswa juga dapat mengenal keadaan yang sesungguhnya di dunia kerja. Oleh karena itu apabila pengalaman yang di alami oleh siswa selama praktek kerja itu baik, maka secara langsung dapat menambah keahlian atau kompetensi siswa dan begitu pula sebaliknya.


(16)

3

Pengalaman di dunia kerja sangat dibutuhkan oleh peserta didik, khususnya pada saat mulai bekerja setelah lulus. Para siswa sebagai lulusan harus siap kerja serta menguasai kompetensi-kompetensi standar yang ada di industri. Hasil Penugasan berupa kompetensi yang dialami oleh siswa itu dapat dievaluasi, salah satunya melalui pelaksanaan uji kompetensi. Uji kompetensi adalah suatu proses pengumpulan bukti-bukti penilaian apakah suatu kompetensi telah tercapai atau tidak. Pengujian kompetensi juga dimaksudkan untuk mengkonfirmasi, apakah siswa sudah dapat melaksanakan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum.

Untuk mencapai hasil uji kompetensi yang optimal, para pelaksana harus mengacu pada pedoman atau aturan yang berlaku yang menyangkut proses pelaksanaan pengujian berbasis kompetensi dengan aturan go dan no go. Ketentuan yang berlaku di SMKN 12 Bandung, siswa dinyatakan lulus, apabila telah lulus ujian nasional dan uji kompetensi.

Tabel 1.1. Jumlah Siswa Kelas XII SMKN 12 Bandung yang Mengikuti Prakerin dan Uji Kompetensi Tahun Pelajaran 2009/2010, 2010/2011, 2011/2012

(Sumber : Arsip Wakasek Hubin SMKN 12 Bandung) Namun, pada kenyataannya, masih ada siswa yang tidak lulus uji kompetensi, meskipun mereka sudah melaksanakan prakerin dan dinyatakan lulus, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 atas. Berdasarkan data Tabel 1.1, persentase jumlah siswa yang lulus uji kompetensi pada tahun 2009/2010 adalah 96,68%, 2010/2011 adalah 94,67%

No Tahun

Pelajaran

Jumlah Siswa Kelas XII

Siswa yang Lulus

Uji Prakerin % Uji Kompetensi %

1 2009/2010 181 181 100 175 96,68

2 2010/2011 169 169 100 160 94,67


(17)

4

dan tahun pelajaran 2011/2012 adalah 95,53%. Sementara, harapannya siswa kelas XIIlulus dalam uji prakerin maupun uji kompetensi.

Umaran (2008 : 4) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan prestasi uji kompetensi siswa kelas XII SMKN 12 Bandung belum optimal, diantaranya kurangnya tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang diujikan dalam uji kompetensi, kurangnya motivasi belajar siswa, fasilitas/alat praktek kurang optimal digunakan, kurangnya instruktur/guru yang komponen, proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah belum optimal, serta penguasaan kompetensi pada saat prakerin belum optimal. Adanya faktor prakerin sebagai penyebab belum optimalnya prestasi uji kompetensi tidak lepas dari faktor-faktor yang menyebabkan pelaksanaan prakerin di SMKN 12 Bandung belum optimal diantaranya teori yang masih kurang menunjang sehingga bekal teori untuk melaksanakan prakerin belum optimal, kompetensi adaptif dan profuktif yang belum sesuai dengan standarisasi perusahaan, siswa yang masih kurang teliti memilih tempat prakerin, pembimbing yang belum intensif mengontrol siswa yang melaksanakan prakerin dan penempatan siswa yang belum sesuai dengan program keahlian mereka disekolah.

Faktor-faktor penghambat tersebut, menyebabkan tidak adanya kesesuaian antara jumlah siswa yang lulus uji prakerin dengan jumlah siswa yang lulus uji kompetensi. Berdasarkan uraian mengenai prakerin dan uji kompetensi di atas, penulis merasa perlu untuk mengadakan suatu penelitian mengenai kontribusi pengalaman prakerin terhadap prestasi uji kompetensi yang dilaksanakan oleh siswa kelas XII SMKN 12 Bandung, dengan judul “Kontribusi Pengalaman Praktek Industi Dengan Prestasi Uji Kompetensi Siswa SMK Negeri 12 Bandung”.


(18)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah untuk memperjelas permasalahan yang kemungkinan timbul untuk diteliti dan juga identifikasi masalah ini berguna untuk menentukan suatu objek permasalahan pada situasi tertentu. Identifikasi masalah diperoleh antara lain mencakup sebagai berikut:

1. Kurikulum SMK yang di rasa belum sesuai dengan tuntutan SMK.

2. Pengalaman yang di dapat oleh siswa pada saat prakerin belum dapat meningkatkan kompetensi siswa sesuai keahliannya.

3. Adanya kesenjangan antara jumlah siswa yang lulus dalam prakerin dengan jumlah siswa yang lulus dalam uji kompetensi.

4. Proses pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik belum mengacu pada pada pedoman atau aturan yang berlaku yang menyangkut proses pelaksanaan pengujian berbasis kompetensi dengan aturan go dan no go.

5. Faktor-faktor penghambat prakerin siswa yang masih belum dibenahi oleh pihak sekolah yang dapat mengakibatkan pengalaman prakerin yang di dapat oleh siswa tidak optimal.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka bidang kajian yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan praktek industri hanya meliputi pelaksanaan selama di lapangan pada saat praktek industri pada siswa kelas XII semester satu.

2. Prestasi uji kompetensi siswa kelas XII kelas Permesinan Pesawat Udara.

3. Pengalaman praktek industri pada industri permesinan di tingkat SMK pada kompetensi pembubutan, pengefraisan, penggunaan mesin CNC.


(19)

6

1.4 Perumusan Masalah

Penulis perlu merumuskan masalah dalam penelitian ini supaya penulisannya lebih terarah. Perumusan masalah itu sendiri menurut Arikunto, S (2006:30): “perumusan masalah merupakan langkah suatu problematika penelitian dan merupakan bagian pokok dari kegiatan penelitian”. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan:

1. Bagaimana pengalaman prakerin siswa SMKN 12 Bandung ? 2. Bagaimana prestasi uji kompetensi siswa SMKN 12 Bandung ?

3. Bagaimanakah kontribusi pengalaman prakerin terhadapprestasi uji kompetensi siswa SMKN 12 Bandung ?

1.5 Tujuan Penelitian

Agar penelitian lebih terarah dan hasil yang diperoleh lebih optimal maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kualitas pengalaman kerja prakerin pada siswaSMKN 12 Bandung.

2. Untuk mengetahui kualitas prestasi uji kompetensi siswa SMKN 12 Bandung. 3. Untuk mengetahui kontribusi antara pengalaman prakerin dengan prestasi uji

kompetensi siswa SMKN 12 Bandung.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, diantaranya adalah :

1. Bagi pihak SMKN 12 Bandung, dapat menjadi acuan dalam perencanaan dan pelaksanan prakerin di industri, agar hasilnya lebih optimal.


(20)

7

2. Bagi pihak industri, sebagai acuan untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa selama kerja praktek, dengan cara memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya siswa kelas XII SMKN 12 Bandung.

1.7 Definisi Operasional

1. Pengalaman Praktek Industri

Pengalaman praktek industri adalah semua pengetahuan yang di dapat dan kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama melaksanakan prakerin di suatu industri dalam kurun waktu tertentu yang di ukur oleh suatu angket.

2. Uji Kompetensi

Uji kompetensi adalah suatu penilaian untuk mengukur tingkat penguasaan atau kemampuan siswa dalam bidang permesinan dengan standar yang berlaku atau standar kompetensi yang telah ditetapkan.

1.8 Sistematika Penelitian

Penelitian ini disajikan dalam bab-bab yang disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan : berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

2 Bab II Tinjauan Teori : mengemukakan landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian, berikut anggapan dasar penelitian dan hipotesis penelitian.

3 Bab XII Metodologi Penelitian : berisi metode penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan instrumen data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengujian hipotesis.


(21)

8

4 Bab IV Hasil dan pembahasan penelitian : berisi uraian dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh meliputi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

5 Bab V Kesimpulan dan saran : berisi penjelasan kesimpulan dari penelitian dan saran sebagai tindak lanjut dari kesimpulan penelitian.


(22)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah metode Deskriptif Analisis Korelasional. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada tanpa mempersoalkan keadaan sebelum dan sesudahnya, baik fenomena yang bersifat alami ataupun rekayasa manusia. Studi hubungan (associational study), disebut juga studi korelasional (correlational study), meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih. Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa

Penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.

Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi (2008:166) mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.

3.2 Variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian 3.2.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Variabel bebas (variabel X) adalah perlakuan yang sengaja dimanipulasi untuk diketahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap vaiabel terikat.Sedangkan, variabel terikat (variabel Y) adalah variabel yang timbul akibat adanya variabel bebas


(23)

28

atau respon dari variabel bebas. Berdasarkan penjelasan di atas, yang dimaksud dengan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (variabel X) yaitu pengalaman praktek industri b. Variabel terikat (variabel Y) yaitu prestasi uji kompetensi

3.2.2 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:42) paradigma penelitian dapat diartikan sebagai berikut :

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagi pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang seklaigus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistic yang digunakan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka paradigma penelitiannya sebagai berikut :

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian (X)

Pengalaman Praktek Industri. Aspek yang diungkap :

1.Pembekalan prakerin 2. Pekerjaan saat prakerin

3. Suasana bekerja di Industri

(Y) Prestasi Uji

Kompetensi. Aspek yang diunkap : - nilai uji kompetensi siswa SMKN 12 Bandung jurusan PPU Siswa SMKN 12

Bandung H A S I L P E N E L I T I A N


(24)

29

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sugiyono (2010:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMKN 12 Bandung kompetensi keahlian Permesinan Pesawat Udara yang berjumlah 92 orang.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara SMKN 12 Bandung

Kompetensi Keahlian Kelas Jumlah Siwa

Permesinan Pesawat Udara

PPU 1 30

PPU 2 29

PPU 3 33

Jumlah Populasi 92

Sumber: wakasek Hubin SMKN 12 Bandung

3.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:116) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. “Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu”. Apa yang dipelajari dari populasi


(25)

30

digunakan untuk penentuan jumlah sampel dari suatu populasi menggunakan Nomogram Harry King. Sugiyono (2010;85) menuturkan “Dalam Nomogram Harry

King tersebut, jumlah populasi maksimum 2000, dengan taraf kesalahan yang

bervariasi, mulai 0,3 sampai 15%, dan faktor pengali disesuaikan dengan taraf kesalahan yang ditentukan”.

Gambar 3.2.Nomogram Harry King Untuk Menentukan Jumlah Sampel Dari Populasi Sampai 2000 (Sugiyono 2010 : 85)


(26)

31

Anggota populasi dalam penelitian ini adalah 92 orang siswa dari 3 kelas. Berdasarkan Nomogram Harry King di atas, dikehendaki kepercayaan sampel terhadap populasi 95% atau tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang diambil 0,73 x 92 x 1,195 = 80 orang. Jadi banyaknya sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 orang.

Dari Tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa terdapat 3 populasi kelas. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel siswa.Dalam penarikan sampel angkatan dilakukan secara random dan proporsional. Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui sampel yang diambil secara proporsional random sampling yang menggunakan perhitungan sebagai berikut:

ni = x n (Riduwan, 2008 : 49)

Keterangan:

ni = Jumlah sampel proporsional n = Jumlah sampel seluruhnya NI = Jumlah populasi proposional N = Jumlah populasi seluruhnya

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian Siswa Kelas XII Permesinan Pesawat Udara SMKN 12 Bandung

Kelas Populasi Sampel

PPU 1 30 (30/92 x 80) = 26

PPU 2 29 (29/92 x 80) = 25

PPU 3 33 (33/92 x 80) = 29


(27)

32

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.4.1 Data dan Sumber Data

a. Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Arikunto, S (2006 : 92). Data yang terdapat dalam penelitian ini terdiri :

a. Data tentang pengalaman praktek kerja industri siswa kelas XII SMKN 12 Bandung kompetensi keahlian Permesinan Pesawat Udara.

b. Data tentang prestasi uji kompetensi siswa kelas XII SMKN 12 Bandung kompetensi keahlian Permesinan Pesawat Udara.

b. Sumber Data

Menurut Arikunto, S (2010:172), yang dimaksud dengan dengan sumber data

dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh”. Berdasarkan kutipan

tersebut, maka sumber data untuk pengalaman praktek industri adalah siswa-siswa kelas XII PPU 1, XII PPU 2, dan XII PPU 3SMKN 12 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Sedangkan sumber data untuk prestasi uji kompetensi diperoleh dari dokumen-dokumen yang sudah dikumpulkan oleh pihak hubin SMKN 12 Bandung.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi dan metode kuesioner.

a. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang bersumber pada hal-hal atau benda-benda yang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto S, 2002: 135). Metode ini digunakan untuk memperoleh data prestasi uji kompetensi siswa


(28)

33

b. Metode Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Jenis Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan jawaban sehingga pengisi hanya memberikan tanda pada jawaban yang dipilihnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3.4.3 Instrumen Penelitian

Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, akurat, karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung kepada kebenaran dan ketepatan data.Sementara, kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat pengumpul data yang digunakan dan sumber datanya. Sesuai dengan metode pengumpul data, maka instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan lembar nilai.

a.Angket

Penggunaan angket sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini, dilandasi oleh kenyataan yang dihadapi peneliti, seperti apa yang dikemukakan oleh Hajar, I (1996:181), bahwa :

Angket merupakan suatu daftar pertanyaan/pernyataan tentang topic tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti keyakinan, minat perilaku, ataupun kejadian-kerjadian yang telah dialami seseorang.Dalam mendapat informasi dengan angket ini peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan subjek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan/pernyataan tertulis untuk mendapatkan respon.

Berdasarkan landasan di atas, maka instrumen yang digunakan dalam penelitianini adalah angket yang digunakan untuk menunjang data tentang pengalaman praktek industri.Angket disusun dengan mengacu pada skala Guttman


(29)

34

respon terhadap pernyataan dengan memberikan salah satu jawaban dari dua alternatif jawaban yang diberikan. Pembobotan skala Guttman ini terdiri dari dua tingkatan penilaian, seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3. Pembobotan Skala Guttman

Arah Pertanyaan Bobot Penilaian

Ya Tidak

Positif Negatif

1 0

0 1

Pertimbangan dari penggunaan angket model skala Guttman ini, menurut Nasir, Moh

(1999;89) menyatakan bahwa “skala Guttman sangat baik untuk meyakinkan peneliti

tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti”. b. Rekap nilai

Instrumen penelitian yang digunakan untuk menunjang data variabel Y mengenai prestasi uji kompetensi yaitu dengan dokumen data-data hasil prestasi uji kompetensi.Dengan demikian, Alat untuk mengumpulkan data-data hasil prestasi uji kompetensi adalah berupa rekap nilai uji kompetensi yang telah dihimpun oleh pihak hubin SMKN 12 Bandung.

3.4.4 Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen dilakukan karena angket dalam penelitian ini belum merupakan alat ukur yang standar, dan belum teruji keterandalannya.Pada uji coba angket ini, yang di uji cobakan adalah mengenai validitas dan reliabilitasnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto, S (2006 : 158) bahwa, “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting yaitu valid dan reliabel”.


(30)

35

a. Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Arikunto, S. 2006 : 130). Untuk menguji validitas dari tiap item angket, maka dilakukan uji validitas dari tiap item angket dengan cara analisa butir.Untuk menguji tingkat validitas angket ini digunakan rumus korelasi

product moment yang dikemukakan oleh Pearson :

rxy =

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ } ∑ ∑ } (Arikunto,S. 2006:69)

dimana:

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor tiap item yang diperoleh responden uji coba

Y = jumlah skor tiap item yang diperoleh responden uji coba

XY = jumlah skor X dan Y

N = jumlah responden

Selanjutnya, dilakukan uji t dalam rangka untuk mengetahui dari nilai korelasi yang didapat. Adapun rumus yang digunakan adalah :

(Arikunto,S, 2006: 165) dimana :

t = uji signifikasi korelasi

r = koefisien korelasi yang telah dihitung

n = jumlah responden

Setelah didapat thitung, selanjutnya nilai thitung tersebut dikonsultasikan dengan

ttabel. Apabila dari hasil perhitungan thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen tersebut valid. Sebaliknya, apabila dari hasil perhitungan thitung lebih kecil dari ttabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen


(31)

36

instrument dikatakan valid apabila thitung>ttabel, pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil uji

validitas instrument dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4. Uji Validitas Instrumen Pengalaman Praktek Industri

Variabel Aspek yang

Diungkap

No. Item soal

t hitung t tabel Keterangan

Pengalaman Praktek Industri Mengalami Pembekalan Prakerin

1 2.45 1.67 valid

2 2.27 1.67 valid

3 2.76 1.67 valid

4 2.15 1.67 valid

5 2.31 1.67 valid

Mengalami Pekerjaan saat Prakerin

6 2.83 1.67 valid

7 3.81 1.67 valid

8 2.68 1.67 valid

9 3.84 1.67 valid

10 3.27 1.67 valid

11 3.99 1.67 valid

12 3.61 1.67 valid

13 2.27 1.67 valid

14 1.16 1.67 Tidak valid

15 3.48 1.67 valid

16 2.56 1.67 valid

17 3.82 1.67 valid

18 4.07 1.67 valid

19 3.75 1.67 valid

Mengalami Suasana bekerja di industri

20 3.45 1.67 valid

21 0.99 1.67 Tidak valid

22 4.73 1.67 valid

23 2.12 1.67 valid

24 2.61 1.67 valid

25 4.71 1.67 valid

26 3.58 1.67 valid

27 4.39 1.67 valid

Berdasarkan Tabel 3.4 ternyata ada dua butir soal yang gugur, yaitu pada nomor item soal 14 dan 21.Karena itu butir soal yang gugur tersebut tidak dapat digunakan


(32)

37

b. Uji Reliabilitas

Definisi reliabilitas menurut Sugiyono (2010 : 172) adalah ketepatan atau keajegan alat ukur tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Untuk mencari reliabilitas ada beberapa teknik yang diperguanakan.Salah satu teknik itu adalah menggunakan rumus Kuder-Richadson. Arikunto, S (2006: 164) mengemukakan

bahwa “Rumus Kuder Richadson digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen

dengan skor 1 atau 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus tersebut adalah :

(Arikunto,S. 2006: 165) Dimana:

r11 = Reliabilitas instrument

n = banyaknya butir pertanyaan/item Xt = rata – rata skor total

St2 = variansi skor total

Sebagai pedoman kriteria penafsiran r11 menurut Arikunto adalah dengan cara

membandingkan nilai r11hitungdengan nilai rkoefisien korelasi pada tabel berikut ini :

Tabel 3.5.Tingkat Reliabilitas

KOEFISIEN KORELASI (r11) PENAFSIRAN

0,800 – 1,00 Sangat Tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 – 0,399 Rendah


(33)

38

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan (lampiran 2), didapatkan nilai r11

sebesar 0,374. Dengan demikian menurut Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa kriteria tentang pengalaman praktek industri memiliki reliabilitas yang tergolong rendah.

3.5 Teknik Analisis Data

Berdasarkan hipotesis yang akan di uji, tujuan penelitian, jenis data, dan variabel penelitian, penulis melakukan pengolahan data dengan analisis statistik non parametrik. Hasil dari analisis data ini merupakan bahan untuk menarik kesimpulan. Adapuan langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data adalah :

a. Mengecek kelengkapan angket yang telah diisi oleh responden. b. Memberikan skor pada lembar jawaban angket.

c. Menjumlahkan skor dari tiap item variabel. d. Mengolah data dengan uji statistik.

3.5.1 Tabel Distribusi Frekuensi

Dalam membuat tabel distribusi frekuensi, penulis mengikuti aturan Sturgers, yaitu sebagai berikut :

a. Menentukan rentang skor (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil b. Menentukan banyaknya kelas interval

BK = 1 + 3,3 log N

Keterangan : BK = banyaknya kelas interval N = jumlah data

c. Menentukan panjang kelas interval (P) d. Membuat tabel distribusi frekuensi.


(34)

39

√∑

3.5.2 Uji Prasyarat Analisis

Mengingat data yang diperoleh merupakan data nominal, maka uji prasyarat analisis tidak dilakukan. Oleh karena itu, alur penelitian ini menggunakan analisis statistik non-parametrik.

3.5.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji independen chi-kuadrat (χ2). Pengujian χ2 hanya dapat membahas (menguji) paling banyak dua variabel (atribut, kriteria atau faktor). Variabel I dan II berasal dari sumber data yang sama. Selain hubungan antar variabel, nilai χ2 juga dapat menjelaskan pengaruh atau kontribusi antarvariabel, sesuai dengan fenomena yang diukur atau dasarnya sampel.

Tabel 3.6 Kontingensi Bi × Ki

Var 1 Var II

Variabel I Jumlah

K1 K2 K3 ….. Ki

V a r i a b e l I

B1 F11

E11

F12

E12

F1j

E1j

ΣB1

B2 F21

E21 F22 E22 F2j E2j ΣB2 B3 . .

ΣB3

. . Bi Fi1

Ei1

Fi2

Ei2

Fij

Eij

ΣBi

Jumlah ΣK1 ΣK2 ΣK3 . . . ΣKi N


(35)

40

Banyaknya pengamatan untuk tiap sel-sel matrik dinyatakan dengan fij,

sehingga pengamatan total yang dilakukan adalah N = Σfij = f11 + f12 + …. + fij.

Hipotesis yang diuji berdasarkan data seperti dalam tabel tersebut adalah : Ho ; Kedua variabel bebas statistik (independen).

Ha : Tidak bebas statistik (dependen)

Pengujian dilakukan dengan pendekatan eksak dengan memprediksi frekuensi teoritik atau banyak gejala yang diharapkan pada tiap sel matriks, yang dinyatakan dengan eij, yaitu :

∑ ∑ (Siregar, S 2004 : 184) ΣBi = jumlah baris ke-i

ΣKj = jumlah kolom ke-j

Selanjutnya nilai χ2adalah :

∑( )

Dengan derajat kebebasan : dk = (B-1) (K-1).

Kriteria pengujian : tolak Ho jika χh2> χ2tabel .

Selanjutnya bila diinginkan informasi derajat hubungan antar kedua variabel, dihitung koefisien kontingensi C melalui rumus :

(Siregar, S. 2004 : 186) Nilai C digunakan untuk menilai derajat asosiasi antar variabel yang diukur, dengan cara membandingkannya dengan koefisien kontingensi maksimum matriks B × K, yaitu :


(36)

41

(Siregar, S. 2004 : 187)

m = jumlah baris atau kolom yang paling sedikit. Kemudian hitung derajat asosiasi sampel dengan rumus :

(Siregar, S 2004 : 187)

Secara umum kriteria r adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7. Kriteria Derajat Asosiasi

Kriteria Derajat Asosiasi PENAFSIRAN

0,80< r <1 Sangat Tinggi

0,60< r < 0,80 Tinggi

0,40< r < 0,60 Cukup

0,20< r < 0,40 Rendah

0,00 < r < 0,20 Sangat Rendah

r = 1 Derajat asosiasi sempurna

R = 0 Tidak berasosiasi

(sumber : Siregar,S. 2004 : 187)

Persyaratan perhitungan yang harus dipenuhi pada tabel kontingensi ini telah dibahas oleh Siregar, S (2004; 296), yaitu

Frekuensi observasi yang diharapkan di bawah Ho, untuk tiap sel tidak boleh

kurang dari 1. Tidak boleh lebih dari 20%, sel-sel matriks berfrekuensi harapan kurang dari lima. Bila terjadi hal yang demikian dianjurkan agar baris atau kolom (kategori) yang berdekatan digabungkan, sehingga frekuensi harapan pada sel-sel gabungan lebih besar dari lima.


(37)

42

Tabel 3.8. Koreksi Yattes Var I

Var II

K1 K2 Σ

B1

B2

a c

b d

ΣB1

ΣB2

Σ ΣK1 ΣK2 N

(Siregar, S. 2004 : 189)

Dengan demikian perhitungan χ2

untuk tabel koreksi Yattes menggunakan rumus sebagai berikut :

| |

∑ ∑ ∑ ∑

(Siregar, S. 2004:189)

Koefisien asosiasi untuk tabel koreksi Yattesdapat dihitung dengan rumus koefisien Φ, yaitu :


(38)

65

BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji Kompetensi”, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengalaman Praktek Industri siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung termasuk ke dalam kategori sedang.

2. Prestasi Uji Kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung termasuk ke dalam kategori sedang.

3. Pengalaman praktek industri tidak berkontribusi terhadap prestasi uji kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung.

5.2 KeterbatasanPenelitian

1. Penelitian pengalaman praktek industri hanya diteliti dengan angket, sehingga kejujuran responden adalah kunci pokok dalam kebenaran keadaan diri responden.

2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SMKN 12 Bandung, sehingga penelitian ini tidak dapat dijadikan dasar pengembangan pengalaman praktek industri pada SMK lain.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:

1. Bagi SMKN 12 Bandung, hendaknya secara berkala meninjau kegiatan atau rincian tugas yang dilakukan siswa selama prakerin.

2. Bagi Siswa, hendaknya ketika memilih industri untuk tempat praktek industri sesuai dengan kompetensi keahliannya masing-masing atau pemilihan institusi pasangan.


(39)

63

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, D. (2008). Praktik Kerja Industri Mencetak Siswa SMK Siap Kerja. Diakses dari dari http://daffa-akhtar.blog.plasa.com/ pada tanggal 15 februari 2013.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

As’ad, Mohammad. (1998). Psikologi Industri. Yogyakarta : Andi offset

Bidulang, D. (2000). Studi Tentang Implementasi Kurikulum Pendekatan

Kompetensi pada Pelatihan Pamong Belajar SKB di BPKP Sulawesi Utara (Tesis). Bandung : PPS UPI

Chalpin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Garis-Garis Besar Program

Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) Kurikulum SMK. Jakarta : Depdikbud

Depdiknas. (2006). UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15. Jakarta : Depdiknas Dikmenjur. (2008). Kurikulum SMK. Jakarta : Dikmenjur

Djamarah, S. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Jakarta : Rineka Cipta

Hajar, I. (1999). Dasar-Dasar Metode Penelitian Kuantitaif Dalam Pendidikan. Jakarta : Rajawali

Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hasan, A dkk. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Made, W. (1996). Pendidikan Sistem Ganda. Bandung : Tarsito


(40)

63 Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes Nontes. Yogyakarta :

Mitra Cendikia

Mulyasa, E. (2007). Menjadi GuruProfesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Nasir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia

Nasution, S. (1986). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Nolker, H. (2005). Pendidikan Kejuruan : Pengajaran, Kurikulum, Perencanaan. Jakarta : Gramedia.

Nolker H. dan Schoenfeldt E. (1983). Pendidikan Kejuruan. Jakarta : Gramedia. Riduwan dan Sunarto. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Siregar, S. (2004). Statistika Terapan. Jakarta : Grasindo

Slameto. (1999). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

SK Menteri Perindustrian. 1986. Jenis-jenis Industri Berdasarkan Jumlah Modal

dan Tenaga Kerja [online]. Tersedia : http://cetak.bankapos.com diakses

tanggal 24 mei 2013

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara Sumanto, W. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gunung jati Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Garfindo

Tim Penyusun (2008). Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat PSMK

Tim Penyusun UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan buku,

Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung : Universitas Pendidikan

Indonesia

Umaran. (2008). “Kontirbusi Prestasi Prakerin Terhadap Uji Kompetensi Siswa


(1)

Banyaknya pengamatan untuk tiap sel-sel matrik dinyatakan dengan fij, sehingga pengamatan total yang dilakukan adalah N = Σfij = f11 + f12 + …. + fij. Hipotesis yang diuji berdasarkan data seperti dalam tabel tersebut adalah :

Ho ; Kedua variabel bebas statistik (independen). Ha : Tidak bebas statistik (dependen)

Pengujian dilakukan dengan pendekatan eksak dengan memprediksi frekuensi teoritik atau banyak gejala yang diharapkan pada tiap sel matriks, yang dinyatakan dengan eij, yaitu :

∑ ∑ (Siregar, S 2004 : 184)

ΣBi = jumlah baris ke-i

ΣKj = jumlah kolom ke-j Selanjutnya nilai χ2adalah :

∑( )

Dengan derajat kebebasan : dk = (B-1) (K-1).

Kriteria pengujian : tolak Ho jika χh2> χ2tabel .

Selanjutnya bila diinginkan informasi derajat hubungan antar kedua variabel, dihitung koefisien kontingensi C melalui rumus :

(Siregar, S. 2004 : 186) Nilai C digunakan untuk menilai derajat asosiasi antar variabel yang diukur, dengan cara membandingkannya dengan koefisien kontingensi maksimum matriks B × K, yaitu :


(2)

41

Diki Ismail Permana , 2013

Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji Kompetensi Siswa Smk Negeri 12

(Siregar, S. 2004 : 187)

m = jumlah baris atau kolom yang paling sedikit. Kemudian hitung derajat asosiasi sampel dengan rumus :

(Siregar, S 2004 : 187)

Secara umum kriteria r adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7. Kriteria Derajat Asosiasi

Kriteria Derajat Asosiasi PENAFSIRAN 0,80< r <1 Sangat Tinggi

0,60< r < 0,80 Tinggi

0,40< r < 0,60 Cukup

0,20< r < 0,40 Rendah

0,00 < r < 0,20 Sangat Rendah

r = 1 Derajat asosiasi sempurna

R = 0 Tidak berasosiasi

(sumber : Siregar,S. 2004 : 187)

Persyaratan perhitungan yang harus dipenuhi pada tabel kontingensi ini telah dibahas oleh Siregar, S (2004; 296), yaitu

Frekuensi observasi yang diharapkan di bawah Ho, untuk tiap sel tidak boleh kurang dari 1. Tidak boleh lebih dari 20%, sel-sel matriks berfrekuensi harapan kurang dari lima. Bila terjadi hal yang demikian dianjurkan agar baris atau kolom (kategori) yang berdekatan digabungkan, sehingga frekuensi harapan pada sel-sel gabungan lebih besar dari lima.


(3)

Tabel 3.8. Koreksi Yattes Var I

Var II

K1 K2 Σ

B1 B2

a c

b d

ΣB1

ΣB2

Σ ΣK1 ΣK2 N

(Siregar, S. 2004 : 189)

Dengan demikian perhitungan χ2

untuk tabel koreksi Yattes menggunakan rumus sebagai berikut :

| |

∑ ∑ ∑ ∑

(Siregar, S. 2004:189)

Koefisien asosiasi untuk tabel koreksi Yattesdapat dihitung dengan rumus

koefisien Φ, yaitu :


(4)

65

Diki Ismail Permana , 2013

Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji Kompetensi Siswa Smk Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji Kompetensi”, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengalaman Praktek Industri siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung termasuk ke dalam kategori sedang.

2. Prestasi Uji Kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung termasuk ke dalam kategori sedang.

3. Pengalaman praktek industri tidak berkontribusi terhadap prestasi uji kompetensi siswa kelas XII PPU SMKN 12 Bandung.

5.2 KeterbatasanPenelitian

1. Penelitian pengalaman praktek industri hanya diteliti dengan angket, sehingga kejujuran responden adalah kunci pokok dalam kebenaran keadaan diri responden.

2. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SMKN 12 Bandung, sehingga penelitian ini tidak dapat dijadikan dasar pengembangan pengalaman praktek industri pada SMK lain.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu:

1. Bagi SMKN 12 Bandung, hendaknya secara berkala meninjau kegiatan atau rincian tugas yang dilakukan siswa selama prakerin.

2. Bagi Siswa, hendaknya ketika memilih industri untuk tempat praktek industri sesuai dengan kompetensi keahliannya masing-masing atau pemilihan institusi pasangan.


(5)

Akhtar, D. (2008). Praktik Kerja Industri Mencetak Siswa SMK Siap Kerja. Diakses dari dari http://daffa-akhtar.blog.plasa.com/ pada tanggal 15 februari 2013.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

As’ad, Mohammad. (1998). Psikologi Industri. Yogyakarta : Andi offset

Bidulang, D. (2000). Studi Tentang Implementasi Kurikulum Pendekatan Kompetensi pada Pelatihan Pamong Belajar SKB di BPKP Sulawesi Utara (Tesis). Bandung : PPS UPI

Chalpin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) Kurikulum SMK. Jakarta : Depdikbud Depdiknas. (2006). UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15. Jakarta : Depdiknas Dikmenjur. (2008). Kurikulum SMK. Jakarta : Dikmenjur

Djamarah, S. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Jakarta : Rineka Cipta

Hajar, I. (1999). Dasar-Dasar Metode Penelitian Kuantitaif Dalam Pendidikan. Jakarta : Rajawali

Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hasan, A dkk. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Made, W. (1996). Pendidikan Sistem Ganda. Bandung : Tarsito


(6)

63

Diki Ismail Permana , 2013

Kontribusi Pengalaman Praktek Industri Terhadap Prestasi Uji Kompetensi Siswa Smk Negeri 12 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes Nontes. Yogyakarta : Mitra Cendikia

Mulyasa, E. (2007). Menjadi GuruProfesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Nasir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia

Nasution, S. (1986). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Nolker, H. (2005). Pendidikan Kejuruan : Pengajaran, Kurikulum, Perencanaan. Jakarta : Gramedia.

Nolker H. dan Schoenfeldt E. (1983). Pendidikan Kejuruan. Jakarta : Gramedia. Riduwan dan Sunarto. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Siregar, S. (2004). Statistika Terapan. Jakarta : Grasindo

Slameto. (1999). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

SK Menteri Perindustrian. 1986. Jenis-jenis Industri Berdasarkan Jumlah Modal dan Tenaga Kerja [online]. Tersedia : http://cetak.bankapos.com diakses tanggal 24 mei 2013

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara Sumanto, W. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gunung jati Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Garfindo

Tim Penyusun (2008). Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat PSMK

Tim Penyusun UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Umaran. (2008). “Kontirbusi Prestasi Prakerin Terhadap Uji Kompetensi Siswa SMK”. Bandung : Skripsi FPTK UPI Bandung