IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK MELALUIPEMBELAJARAN PKn DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN :Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang.

(1)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ………

Lembar Persembahan………... Lembar Pernyataan ………. Abstrak ………

Abstract………..

Kata Pengantar ……… Ucapan Terima Kasih ………. Daftar Isi ………. Daftar Tabel ……… Daftar Gambar ………

Daftar Lampiran ………..

BAB I PENDAHULUAN

i ii iii iv v vi vii x xiv xv xvi

A. Latar Belakang Masalah ……….

B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian ………..

C. Tujuan Penelitian ………

1. Tujuan Umum ………..

2. Tujuan Khusus ……….

D. Manfaat Penelitian ……….

E. Penjelasan Istilah ………

1. Pendidikan Politik ………... 2. Pendidikan Kewarganegaraan ………. 3. Kompetensi Kewarganegaraan ………...

1 6 7 7 7 8 9 9 9 10

F. Struktur Organisasi Tesis ……… 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Politik ………...

1. Konsep Pendidikan Politik ………... 2. Tujuan Pendidikan Politik ………...

12 12 20


(2)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

3. Urgensi Pendidikan Politik ………... 26

B. Pendidikan Kewarganegaraan ………. 30

1. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan…….. 2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ……….

3. Materi Pembelajaran ………

4. Metode Pembelajaran ………...

5. Media Pembelajaran ……….

6. Sumber Pembelajaran ………..

7. Evaluasi Pembelajaran ……….

41 44 51 53 54 55 56

C. Kompetensi Kewarganegaraan ………...

1. Pengertian dan Komponen-Komponen Kompetensi

Kewarganegaraan ………

2. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge)………. 3. Kecakapan Kewarganegaraan (Civic Skill) ………. 4. Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition) ……….

57

57 62 63 66

D. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan ………. 1. Idrus Affandi (1996) Mengenai Kepeloporan Organisasi

Kemasyarakatan Pemuda Dalam Pendidikan Politik ………..

2. Wildan Nurul Fajar (2010) Mengenai Model Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Media Pendidikan Politik Bagi Kader

Partai Dalam Meningkatkan Kesadaran Politik ………...

70

70

72

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ……….. 75

B. Metode Penelitian ………. 77

C. Teknik Pengumpulan Data ………...

1. Wawancara Mendalam ………..

2. Studi Dokumentasi ………

79 80 82


(3)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

3. Studi Literatur ………...

4. Observasi Partisipasi ……….

83 83 D. Teknik Analisis Data ………...

1. Reduksi Data ………... 2. Display Data ………...

3. Kesimpulan dan Verifikasi ………..

84 85 86 86 E. Lokasi dan Subjek Penelitian ………...

1. Lokasi Penelitian ………...

2. Subjek Penelitian ………...

F. Paradigma Penelitian ………

87 87 87 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………

1.Gambaran Umum Objek Penelitian ……….

2.Sejarah Perkembangan SMAN 2 Subang ………

3.Struktur Organisasi Sekolah ……….

4.Visi, Misi dan Strategi SMAN 2 Subang ……….

a) Visi ………

b) Misi ………

c) Strategi ………..

5. Profil Singkat SMA Negeri 2 Subang ………. a) Jumlah Rombongan Belajar Tahun 2011/2012 ……….

b) Tenaga Pendidik ………

c) Kualifikasi Tenaga Pendidik ……….

d) Tenaga Tata Laksana ……….

e) Keadaan Siswa ………..

f) Prestasi Yang Pernah Dicapai Akademik dan Non-Akademik …

6. Deskripsi Hasil Penelitian ………...

a)Materi pendidikan politik melalui pembelajaran Pkn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan ………...

91 91 91 93 93 93 94 94 95 95 96 96 96 97 97 97 99


(4)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

b)Metode pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan ………...

c)Media pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan……… d)Sumber pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam

mengembangkan kompetensi kewarganegaraan……… e)Evaluasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam

mengembangkan kompetensi kewarganegaraan………

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………..

1. Materi pendidikan politik melalui pembelajaran Pkn dalam

mengembangkan kompetensi kewarganegaraan ………

2. Metode pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam

mengembangkan kompetensi kewarganegaraan ………

3. Media pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan………. 4. Sumber pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam

mengembangkan kompetensi kewarganegaraan……….

5. Evaluasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam

mengembangkan kompetensi kewarganegaraan………. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………..

1. Kesimpulan Umum ………

2. Kesimpulan Khusus ………...

B. Saran………..

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN-LAMPIRAN 102 106 107 108 109 113 122 135 141 148 155 155 157 160 164


(5)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan


(6)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional, melainkan juga terhadap dinamika sistem-sistem lain yang menunjang penyelenggaraan kehidupan kenegaraan. Pembangunan sistem politik yang demokratis tersebut diarahkan agar mampu mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan makin mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia yang akan memberikan ruang yang semakin luas bagi perwujudan keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pendidikan politik pada hakikatnya adalah rangkaian usaha untuk menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, agar tingkah laku politik warga negara dalam kesehariannya selalu berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar NRI 1945.

Permasalahan yang di hadapi adalah partisipasi politik generasi muda belum dimaksimalkan dan generasi muda masih belum paham akan sesungguhnya pendidikan politik, sehingga partisipasi politik masih rendah, hal tersebut dikatakan Affandi dan Anggraeni (2011: 39) :


(7)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

belum dimaksimalkan. Generasi muda masih belum paham akan sesungguhnya pendidikan politik yang ada. Alhasil, partisipasi terhadap politik pun masih rendah.

Pendidikan politik menginginkan agar siswa berkembang menjadi warga negara yang baik, yang menghayati nilai-nilai dasar yang luhur dari bangsanya dan sadar akan hak dan kewajibannya di dalam kerangka nilai-nilai tersebut, untuk itu pendidikan kewarganegaraan perlu diajarkan di sekolah dengan alasan bahwa siswa memerlukan pengertian yang lebih mendalam mengenai nilai-nilai politik baik sebagai kerangka berpikir dalam mengambil keputusan maupun sebagai landasan dalam diskusi umum.

Dalam konteks ini peranan dan tanggungjawab sekolah seyogianya mampu memperkuat kebajikan siswa dan kesadaran sebagai warga negara dan membantu siswa untuk melihat kesesuaiannya dari aspek kewarganegaraan dalam kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan didalamnya terdapat pengembangan kompetensi warga negara untuk membentuk partisipasi siswa sebagai bagian dari warga negara yang bermutu dan bertanggungjawab. Pendidikan Kewarganegaraan berperan penting dalam kegiatan menjelaskan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan siswa dalam nilai-nilai politik.

Branson (dalam Winataputra & Budimansyah, 2007 : 185) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggungjawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik di tingkat lokal dan nasional. Partisipasi semacam itu memerlukan kompetensi kewarganegaraan sebagai berikut :


(8)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

1. Penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; 2. Pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; 3. Pengembangan karakter atau sikap mental tertentu; dan

4. Komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip fundamental demokrasi konstitusional.

Sejalan dengan pendapat di atas Somantri (2001:299) menjelaskan bahwa: Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

Suryadi (2000:24) menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan menekankan pada empat hal Pertama, Pendidikan Kewarganegaraan bukan lagi sebagai indoktrinasi politik. Kedua, Pendidikan Kewarganegaraan mengembangkan state of mind, pembangunan karakter bangsa merupakan proses pembentukan warga negara yang cerdas serta berdaya nalar tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan memusatkan perhatian pada pembentukan kecerdasan (civic

intelligence), tanggungjawab (civic responsibility), dan partisipasi (civic participation) warga negara sebagai landasan untuk mengembangkan nilai dan

perilaku demokrasi. Ketiga, Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses pencerdasan, pendekatan mengajar yang selama ini seperti menuangkan air ke dalam gelas watering down seharusnya diubah menjadi pendekatan yang lebih partisipatif dengan menekankan pada latihan penggunaan nalar dan logika.


(9)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Keempat, Pendidikan Kewarganegaraan sebagai laboratorium demokrasi, sikap

dan perilaku demokratis perlu berkembang.

Winataputra (2001:317) memandang bahwa:

Pendidikan Kewarganegaraan dalam paradigma baru mengusung tujuan utama mengembangkan “civic competences” yakni civic knowledge (pengetahuan dan wawasan kewarganegaraan), civic disposition (nilai, komitmen, dan sikap kewarganegaraan), dan civic skills (perangkat kecakapan intelektual, sosial, dan personal kewarganegaraan) yang seyogianya dikuasai oleh setiap individu warga negara.

Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berkaitan dengan materi substansi yang seharusnya diketahui oleh warga negara berkaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Pengetahuan ini bersifat mendasar tentang struktur dan sistem politik, pemerintah dan sistem sosial yang ideal sebagaimana terdokumentasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta nilai-nilai universal dalam masyarakat demokratis serta cara-cara kerjasama untuk mewujudkan kemajuan bersama dan hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat global.

Kecakapan kewarganegaraan (civic skills) merupakan kecakapan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic skills mencakup intelectual skills (kecakapan intelektual) dan participation skills (kecakapan partisipasi).

Kompetensi kewarganegaraan yang ketiga adalah watak-watak kewarganegaraan (civic disposition). Inti watak-watak kewarganegaraan adalah


(10)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

kesopanan yang mencakup penghormatan dan interaksi manusiawi, tanggungjawab individual, disiplin diri, kepedulian terhadap masyarakat, keterbukaan pikiran yang mencakup keterbukaan, skeptisisme, pengenalan terhadap kemenduaan, sikap kompromi yang mencakup prinsip-prinsip konflik dan batas-batas kompromi, toleransi pada keragaman, kesabaran dan keajekan, keharuan, kemurahan hati, dan kesetiaan terhadap bangsa dan segala prinsipnya. Pengembangan civic disposition akan memungkinkan proses politik berjalan dengan efektif untuk memajukan kepentingan umum dan memberi kontribusi terhadap perwujudan ide fundamental dari sistem politik termasuk di dalamnya perlindungan terhadap hak-hak individu.

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa komponen kompetensi kewarganegaraan yang hendak dikembangkan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah komponen civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), komponen civic skills (kecakapan berpikir kritis, rasional, kreatif dan kecakapan berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara), civic disposition (berkembang demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia, dan berinteraksi dengan bangsa lain di era globalisasi).

Pengembangan kompetensi kewarganegaraan dalam Pendidikan Kewarganegaraan sehubungan dengan konteks pengembangan partisipasi politik secara umum mempunyai pesan dalam mengantarkan warga negara untuk menjadi semakin dewasa dan tertib dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan


(11)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

bernegara. Dengan kata lain, menjadi warga negara yang cerdas dan bertanggungjawab (civic responsible). Didasari Pendidikan Kewarganegaraan yang berintikan pendidikan politik demokrasi mencakup pengembangan kompetensi-kompetensi kewarganegaraan yang menekankan bukan hanya pada aspek pengetahuan, tetapi juga ke arah pengembangan kecakapan dan sikap-sikap atau watak-watak yang harus dimiliki warga negara dalam berpartisipasi politik.

Atas dasar itulah peneliti melakukan penelitian terkait permasalahan tersebut di atas dengan judul “Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)”

B.Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi

persoalan inti dan menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam

mengembangkan kompetensi kewarganegaraan?”

Untuk memperjelas permasalah tersebut, masalah pokok dapat dijabarkan menjadi sub-sub masalah yang akan dijadikan pertanyaan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana materi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan?


(12)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

2. Bagaimana metode pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan?

3. Bagaimana media pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan?

4. Bagaimana sumber pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan?

5. Bagaimana evaluasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan?

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini berisi uraian tentang rumusan hasil yang akan dicapai oleh mahasiswa selaku peneliti yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan mengapa penelitian dilakukan. Tujuan berkaitan erat dengan pokok permasalahan penelitian. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara faktual mengenai implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan umum penelitian tersebut maka tujuan khusus penelitian ini ialah:


(13)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

1. Untuk mengetahui materi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan.

2. Untuk mengetahui metode pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan.

3. Untuk mengetahui media pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan.

4. Untuk mengetahui sumber pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan.

5. Untuk mengetahui evaluasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah : 1. Manfaat Akademis :

Secara akademis (keilmuan) diharapkan penelitian tentang implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan, dapat menjadi tambahan referensi untuk mengkaji dan merumuskan ilmu pengetahuan tentang pendidikan politik sebagai upaya dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan.


(14)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

a. Bahan pertimbangan bagi para akademisi atau komunitas akademik, mengenai materi pendidikan politik melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengembangan kompetensi kewarganegaraan.

b. Bahan pertimbangan Dinas Pendidikan dan sekolah dalam membuat kebijakan mengenai implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn.

c. Bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan khususnya yang terkait dengan program pendidikan politik.

d. Memberi gambaran kepada sekolah dan Guru PKn di sekolah dalam mengembangkan pola pendidikan politik.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran yang terdapat dalam penelitian ini berikut disampaikan definisi operasional sebagai berikut:

1. Pendidikan Politik

Alfian (1992 : 23) memberikan pengertiannya mengenai pendidikan politik, yakni :

Pendidikan politik sebagai usaha yang sadar untuk mengubah sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.


(15)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

(Cogan; Kerr dalam Winataputra dan Budimansyah, 2007:4) :

Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya. Pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran, dan belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut.

Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio cultural, bahasa, usia, dan suku bangsa menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2003;7)

3. Kompetensi Kewarganegaraan

Kompetensi kewarganegaraan adalah seperangkat pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan yang mendukung menjadi warga negara yang partisipatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ada tiga kompetensi penting yang harus dimiliki kewarganegaraan yang diadopsi dari pendapat Branson dalam Winataputra dan Budimansyah ( 2007 : 186 ) yaitu : a. Civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), berkaitan dengan

kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara;

b. Civic skill (kecakapan kewarganegaraan), adalah kecakapan intelektual dan


(16)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

c. Civic disposition (watak kewarganegaraan) yang mengisyaratkan pada

karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional.

F. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : BAB I Pendahuluan ; Bab ini membahas tentang Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, manfaat Penelitian, Penjelasan Istilah; Pendidikan Politik, Pendidikan Kewarganegaraan, Kompetensi Kewarganegaraan, Struktur Organisasi Tesis. BAB II Kajian Pustaka ; Bab ini membahas tentang ; Pendidikan Politik (Konsep Pendidikan Politik, Tujuan Pendidikan Politik, Urgensi Pendidikan Politik), Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan; Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Media Pembelajaran, Sumber Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan), Kompetensi Kewarganegaraan (Pengertian dan komponen-komponen kompetensi kewarganegaraan, Pengetahuan Kewarganegaraan/Civic Konowledge, Kecakapan Kewarganegaraan/Civic Skills, Watak Kewarganegaraan/Civic Disposition, Hasil Penelitian terdahulu yang relevan (Idrus Affandi (1996) mengenai Kepeloporan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Dalam Pendidikan Politik, Wilda Nurul Fajar (2010) mengenai Model Pendidikan Politik Bagi Kader Partai Dalam Meningkatkan Kesadaran Politik). BAB III Metode Penelitian; Bab ini memuat tentang; Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data


(17)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

(Wawancara Mendalam, Studi Dokumentasi, Observasi Partisipasi), Teknik Analisis Data (Reduksi Data, Display Data, Kesimpulan dan Verifikasi), Lokasi dan subjek Penelitian (Lokasi Penelitian, Subjek Penelitian). BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan dalam bab ini membahas tentang ; Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian. BAB V Kesimpulan dan Saran, dalam bab ini membahas tentang Kesimpulan umum, Kesimpulan Khusus dan Saran.


(18)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian mengenai implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan ini, adalah pendekatan penelitian kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang tidak menggunakan upaya kuantifikasi atau perhitungan-perhitungan statistik, melainkan lebih menekankan kepada kajian interpretatif.

Vernon van Dyke (1965: 114) memaknai pendekatan dalam penelitian sebagai :

An approach consists or criteria of selection-criteria employed in selecting the problems or questions to consider and in selecting the data to bring to bear; it consists of standards governing the inclusion of questions and data” (suatu pendekatan terdiri dari ukuran-ukuran pemilihan, adapun ukuran yang dipergunakan dalam memilih masalah-masalah atau pernyataan-pernyataan untuk dipertimbangkan dalam memilih data yang perlu diadakan: ini terdiri dari ukuran-ukuran baku yang menetapkan pemasukan atau pengeluaran pernyataan-pernyataan dan data)

Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa suatu pendekatan mengandung kriteria pemilihan yang dipergunakan dalam menentukan masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan dan data penelitian. Hal ini diperjelas oleh Kerlinger (2000:18), yang menyatakan “bahwa pendekatan atau rancangan ilmiah merupakan bentuk sistematis yang khusus dari seluruh pemikiran dan telaah reflektif.”


(19)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini berimplikasi pada penggunaan ukuran-ukuran kualitatif secara konsisten, maksudnya dalam pengolahan data, dan mereduksi, menyajikan dan memverifikasi dan menyimpulkan data tidak menggunakan perhitungan-perhitungan secara matematis dan statistik, melainkan lebih menekankan pada kajian interpretatif. Creswell (1998:15) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut :

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting.

Dari pendapat Creswell di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam situasi yang alamiah. Pendekatan penelitian kualitatif disebut juga pendekatan naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau alamiah, apa adanya, dan tidak dimanipulasi (Cresswell, 1998; Nasution, 1992:18).

Kecenderungan peneliti menggunakan pendekatan ini, karena masalah yang diteliti dilaksanakan di SMA Negeri 2 Subang. Dari penelitian ini diharapkan dapat dikumpulkan data sebanyak mungkin dengan tidak mengesampingkan keakuratan data yang diperoleh. Alasan lainnya mengapa peneliti memilih


(20)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

pendekatan kualitatif-naturalistik adalah disebabkan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan, lebih banyak menyangkut perbuatan dan ungkapan kata-kata dari responden yang sedapat mungkin bersifat alami, tanpa adanya rekayasa serta pengaruh dari luar. Sebagaimana Moleong (2003:3) mengatakan bahwa:

“Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari perilaku orang-orang yang diamati.”

B. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus atau penelitian kasus (case study) yang merupakan bagian dari penelitian kualitatif. Burgess (dalam Nasution, 1996:17) mengemukakan bahwa: “metode penelitian kualitatif sebenarnya meliputi sejumlah metode penelitian, antara lain kerja lapangan, penelitian lapangan, studi kasus, etnografi, prosedur interpretatif dan lain-lain.”

Hal di atas senada dengan apa yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1989:120), yang menyatakan bahwa: “Penelitian kasus adalah suatu penelitian

yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.” Ditinjau dari lingkup wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam membicarakan kemungkinan


(21)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data menyusun data mengaplikasikannya dan menginterprestasikannya.

Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa keuntungan. Lincon dan Guba (dalam Deddy Mulyana, 2002: 201) mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut :

1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.

2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan informan.

4. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan (trustworthiness)

5. Studi kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian

atau transferabilitas.

6. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

Dari pendapat di atas digambarkan bahwa metode studi kasus lebih menitikberatkan pada suatu kasus, adapun kasus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam upaya untuk mengembangkan kompetensi kewarganegaraan? Kasus tersebut dibatasi dalam suatu ruang siswa SMA Negeri 2 Subang. Penggunaan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus diharapkan mampu mengungkap aspek-aspek yang diteliti terutama, mengetahui; bagaimana materi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan? Bagaimana metode pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan? Bagaimana media


(22)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan? Bagaimana sumber pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan? Bagaimana evaluasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan?.

Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dengan studi kasus dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi yang objektif dan mendalam tentang fokus penelitian. Pendekatan studi kasus dipilih karena permasalahan yang dijadikan fokus penelitian ini hanya terjadi di tempat tertentu (Di SMA Negeri 2 Subang). Dalam pelaksanaannya, penulis lebih banyak menggunakan pendekatan antarpersonal di dalam penelitian ini, artinya selama proses penelitian penulis akan lebih banyak mengadakan kontak atau berhubungan dengan orang-orang di lingkungan lokasi penelitian.

Dengan demikian diharapkan peneliti dapat lebih leluasa mencari informasi dan mendapatkan data yang lebih terinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Selain juga berusaha mendapatkan pandangan dari orang di luar sistem dari subjek penelitian, atau dari pengamat, untuk menjaga objektivitas hasil penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia maupun


(23)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

bukan manusia. Selanjutnya sesuai pendapat Denzin dan Lincoln, (2009:495) bahwa: “Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah teknik observasi secara partisipatif, wawancara, dokumentasi dan literatur.” Oleh karena itu, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara partisipatif, wawancara mendalam, teknik observasi, dokumentasi dan literatur.

1. Wawancara Mendalam

Dengan wawancara mendalam ini diharapkan dapat diperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua responden dengan susunan kata dan urutan yang disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden. Metode ini memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan.

Teknik pengumpulan data ini berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi. Langkah-langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan,

Pada langkah ini, peneliti menetapkan narasumber/ informan kunci yang akan menjadi sumber data primer. Penetapan narasumber berdasarkan teknik


(24)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

(Sugiyono, 2009:392). Dalam hal ini peneliti menentukan akan mewawancara narasumber yang berkaitan dengan fokus masalah yang diteliti, yaitu pihak tenaga pengajar dan siswa di SMA Negeri 2 Subang. Selain itu, narasumber ditentukan berdasarkan kemampuan mereka untuk memahami, dan mampu menjelaskan masalah yang diteliti, yakni mengenai implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan.

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

Dalam langkah ini, peneliti menyusun terlebih dahulu instrumen penelitian, yaitu daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. Penyusunan daftar pertanyaan ini berdasarkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini.

3) Membuka alur wawancara dan melangsungkan alur wawancara

Sebelum mengajukan pertanyaan kepada narasumber, peneliti akan memberikan pengantar berupa latar belakang dan maksud penelitian ini. Hal tersebut agar narasumber dapat memahami maksud dan tujuan pertanyaan yang akan diajukan.

4) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

Peneliti akan mengulangi resume jawaban-jawaban dari narasumber untuk mengklarifikasi jawaban yang telah diberikan narasumber. Apabila terdapat hasil yang kurang sesuai, maka akan dibahas kembali. Setelah semua data sesuai, maka peneliti akan mengakhiri wawancara dengan narasumber.


(25)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

5) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

Agar peneliti dapat fokus dalam melakukan wawancara, maka peneliti menggunakan alat bantu berupa alat perekam dalam wawancara. Setelah semua keterangan narasumber didapatkan, maka peneliti akan menulis hasil wawancara ke dalam catatan yang dimiliki.

6) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

Dalam tahapan ini, peneliti akan melakukan pemilahan data pengelompokkan data hasil wawancara untuk kemudian mengolahnya menjadi bahan analisis.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif yang sudah lama digunakan, karena sangat bermanfaat. Cresswell (2010; 269-270) mengungkapkan bahwa:

Pengumpulan data dalam kualitatif melalui dokumen dapat dilakukan melalui dokumen publik (seperti koran, majalah, laporan kantor) ataupun dokumen privat (buku harian, diari, surat, email) dan materi audio visual berupa foto, objek-objek, seni, video tape atau segala jenis suara dan bunyi. Pemilihan metode ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam sumber-sumber tertulis tersebut dapat diperoleh ungkapan bagaimana implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam upaya untuk mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. Dokumen publik misalnya KTSP, Silabus PKn SMA, RPP PKn, buku sumber, dokumen privat seperi hasil materi pembelajaran, kumpulan naskah soal-soal ulangan PKn dan dokumen visual


(26)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

berupa foto-foto atau video kegiatan belajar mengajar PKn di SMA Negeri 2 Subang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

3. Studi Literatur

Studi literatur, yaitu alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Faisal (1992:30) mengemukakan bahwa hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti, termasuk juga latar belakang mengapa masalah tadi penting diteliti. Teknik studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah mempelajari sejumlah literatur yang berupa buku, jurnal, surat kabar dan sumber-sumber kepustakaan lainnya guna mendapatkan informasi-informasi yang menunjang dan berhubungan dengan pendidikan politik yang terkait dengan kompetansi kewarganegaraan.

4. Observasi Partisipasi

Menurut Cresswell (2010: 267): “Observasi yang dilakukan dalam penelitian kulitatif adalah observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian.” Observasi partisipatif dalam penelitian ini dengan terjun langsung di lapangan dan mengamati bagaimana materi pendidikan politik melalui


(27)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan,

bagaimana metode pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam

mengembangkan kompetensi kewarganegaraan, bagaimana media pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan, bagaimana sumber pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan, bagaimana evaluasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan, bagaimana hasil pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan dan unsur pengembangan kompetansi kewarganegraan (civic knowledge, civic skill dan civic disposition). Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi yang seutuh mungkin dengan memperhatikan tingkat peluang kapan dan di mana serta kepada siapa peneliti sebagai instrumen dapat menggali, mengkaji, memilih, mengorganisasikan, dan mendeskripsikan informasi selengkap mungkin. Dalam hal ini, peneliti adalah instrumen utama (key instrument) dalam pengumpulan data. Untuk mendukung ketersediaan data dan analisis data, peneliti memanfaatkan sumber-sumber lain berupa dokumen dan arsip administrasi pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Subang.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.


(28)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi dan transformasi terhadap data “kasar” yang diperoleh dari catatan lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang bertujuan untuk menajamkan, mengelompokkan, memfokuskan, pembuangan yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data untuk memperoleh kesimpulan final. Penyajian data dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun dalam suatu kesatuan bentuk yang disederhanakan, selektif dalam konfigurasi yang mudah dipakai sehingga memberi kemungkinan adanya pengambilan keputusan.

1. Reduksi Data

Reduksi data digunakan untuk mendeskripsikan, mengkonstruksi dari catatan di lapangan. Reduksi data merupakan langkah untuk menajamkan dan mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti. Data yang diperoleh jumlahnya cukup banyak, sehingga memerlukan susunan dan sistematika secara konsisten. Untuk itu perlu dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok dan penting. Selama proses reduksi data peneliti dapat melanjutkan meringkas, mengkode, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai pada pelaporan penelitian selesai.

Reduksi data ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan dan hasil observasi yang dilakukan sesuai dengan aspek-aspek permasalahan penelitian, yakni


(29)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

impelementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn yang terdiri atas Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Media Pembelajaran, Sumber Pembelajaran, serta Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 2 Subang. Setelah mengklasifikasi data, kemudian peneliti mencocokan data dengan literatur dan nilai urgensi data tersebut. Keterangan informan yang sama akan dikelompokkan ke dalam satu kelompok data yang sama, apabila terdapat data yang tidak sesuai atau tidak konsisten akan diabaikan/ dibuang. Dengan cara melakukan pengelompokkan dan reduksi tersebut maka peneliti untuk menampilkan konstruksi data yang diperoleh.

2. Display Data

Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan aspek-aspek penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan untuk menyimpulkan informasi secara konsisten. Sesuai dengan aspek-aspek penelitian ini, maka data atau informasi yang diperoleh dari lapangan disajikan secara berturut-turut mengenai keadaan aktual lokasi penelitian, dan starategi-strategi implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam upaya untuk mengembangkan kompetensi kewarganegaraan.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan akan dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan. Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif,


(30)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan cara bertahap. Pertama, manarik kesimpulan sementara atau tentatif, namun seiring dengan bertambahnya data maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Kedua, verifikasi data juga dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dari pihak-pihak lain yang ada keterkaitannya dengan penelitian, atau dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu dengan sumber-sumber lain. Akhirnya peneliti menarik kesimpulan akhir untuk mengungkap temuan-temuan penelitian.

E. Lokasi dan Subjek Penelitian 1.Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini di SMA Negeri 2 Subang.

2.Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, teknik penentuan subjek penelitian dimaksudkan agar peneliti sebanyak mungkin memperoleh informasi dengan segala kompleksitas yang berkaitan dengan implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. Meskipun demikian, pemilihan subjek penelitian tidak dimaksudkan untuk mencari persamaan yang mengarah pada pengembangan generalisasi, melainkan untuk mencari informasi-informasi secara rinci yang sifatnya spesifik yang memberikan data yang dibutuhkan dalam proses penelitian.


(31)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Terdapat beberapa kriteria yang digunakan dalam penetapan subjek penelitian, yakni latar (setting), para pelaku (actors), peristiwa-peristiwa (events), dan proses (process) (Miles dan Huberman, 1992:56; Alwasilah, 2003:145-146). Kriteria pertama: adalah latar, yang dimaksud adalah situasi dan tempat berlangsungnya proses pengumpulan data, yakni di SMA Negeri 2 Subang Kriteria kedua: pelaku yang di maksud adalah siswa, Guru PKn, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Kepala SMA Negeri 2 Subang. Kriteria ketiga: adalah peristiwa yang dimaksud hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PKn di SMA Negeri 2 Subang, keempat: adalah proses, yang dimaksud wawancara peneliti dengan subjek penelitian berkenaan dengan pendapat dan pandangannya terhadap fokus masalah dalam penelitian ini.

Berdasarkan subjek penelitian tersebut, maka peneliti menentukan siapa saja informan yang akan diwawancarai. Adapun yang menjadi informan dalam pelaksanaan wawancara, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dra.Hj. Nani Heryati, M.M.Pd, selaku Kepala SMAN 2 Subang (NH) 2. Drs. Bagja Gumelar, selaku Wakasek Kesiswaan SMAN 2 Subang (BG) 3. Drs. Casdim, selaku Guru PKn SMAN 2 Subang (CD)

4. Euis Ratnasari, S.Pd, selaku Guru PKn SMAN 2 Subang (ER) 5. Nurul Trimulya, Siswa/Ketua OSIS SMAN 2 Subang (NT) 6. Anisa, Siswa pengurus OSIS SMAN 2 Subang (AN) 7. Titin, Siswa pengurus OSIS SMAN 2 Subang (TT). 8. Fajar, Siswa pengurus OSIS SMAN 2 Subang (FJ)


(32)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Penentuan informan tersebut berdasarkan pertimbangan :

1. Para informan tersebut merupakan pihak-pihak yang terkait dengan fokus masalah yang diteliti

2. Para informan tersebut memiliki kapasitas untuk memahami konteks permasalahan dan mampu memberikan/ menjelaskan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

3. Mereka tergolong masih terlibat pada kegiatan yang sedang diteliti. 4. Mereka mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.


(33)

90

F. Paradigma Penelitian

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian


(34)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi

Kewarganegaraan (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)” yang dilakukan melalui wawancara, studi dokumentasi serta mengacu pada referensi pendapat dari beberapa pakar atau ahli yang relevan, maka kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kesimpulan Umum

Kesimpulan umum merupakan kesimpulan secara keseluruhan dari apa yang diteliti, yaitu tentang Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan dengan Studi Kasus di SMAN 2 Subang.

Pendidikan politik melalui pembelajaran PKn disampaikan kepada siswa memiliki tujuan yang tidak hanya menambah wawasan pengetahuan akan konsep dan teori politik yang ada, tetapi juga membentuk kesadaran siswa sebagai warga negara yang sadar mengenai dinamika politik kenegaraan, agar memiliki kesiapan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar NRI 1945 sebagai bentuk tanggung jawab warga negara dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.


(35)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Sebagai suatu bagian dari upaya menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dalam kehidupan keseharian siswa, maka pendidikan politik melalui pembelajaran PKn diarahkan untuk membentuk kompetensi kewarganegaraan siswa, yang terdiri dari civic

knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), komponen civic skills (kecakapan

berpikir kritis, rasional, kreatif dan kecakapan berpartisipasi dan bertanggungjawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara), serta civic disposition (berkembang demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia, dan berinteraksi dengan bangsa lain di era globalisasi).

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya proses pembelajaran PKn yang pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara siswa dan guru dalam mengoperasionalisasikan materi, metode, media, sumber dan evaluasi pembelajaran.

Secara programatik, pelaksanaan pembelajaran telah diarahkan sebagai subjek pembelajaran yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku politik yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hal tersebut telah sejalan dengan Kompetensi Dasar yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan SMA mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Meskipun demikian, permasalahan kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang semakin kompleks menuntut adanya upaya


(36)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

pengembangan kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berorientasi pada konsep contextualized multiple intelligence yang mampu mengakomodasi berbagai permasalahan kontekstual dalam nuansa lokal, nasional, dan global.

Pada implementasinya, proses pembelajaran PKn telah mengarah kepada pengembangan kompetensi kewarganegaraan para siswa, baik itu dalam aspek

Civic Knowledge, Civic Skills dan Civic Disposition. Materi PKn lebih

dikontekstualkan dengan kehidupan politik sehari – hari siswa, dan ditunjang dengan metode pembelajaran yang dapat mengenalkan budaya politik dan sistem politik demokratis kepada siswa. Meskipun demikian, masih nampak berbagai kelemahan yang paling terlihat terletak dalam aspek media, sumber dan mekanisme evaluasi atas capaian pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan diperlukan penyatuan isi materi dengan proses pembelajaran lainnya agar terjadi sinergi antara pengetahuan, kecakapan, dan kebajikan kewarganegaraan sehingga siswa akan berpikir kritis, berperilaku efektif dan bijak dalam merespon isu-isu publik, serta turut berpartisipasi aktif dalam proses politik sesuai dengan Pancasila dan UUD NRI 1945.

2. Kesimpulan Khusus

Kesimpulan khusus adalah kesimpulan yang menjadi jawaban atas pertanyaan penelitian, yaitu mengenai implementasi pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan, yang terdiri atas Materi, Metode,


(37)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Media, Sumber dan Evaluasi pembelajaran. Untuk lebih jelaskannya simpulan dari penelitian ini adalah :

a. Materi Pembelajaran PKn telah diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. Dalam aspek pengembangan Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), pembahasan tentang suprastruktur, infrastruktur dan budaya politik demokratis disampaikan melalui kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Melalui cara ini dapat membantu siswa untuk mampu memahami apa yang dapat mereka lakukan untuk bangsa dan negara. Dalam aspek pengembangan Civic Skills (kecakapan berfikir dan berpartisipasi), materi pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Subang telah diarahkan sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) politik demokratis dan pengalaman belajar (learning experiences) berdemokrasi dalam bentuk berbagai perilaku demokratis yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dalam pengembangan Civic Disposition (pembentukan karakter dan watak kewarganegaraan sesuai dengan nilai dan prinsip demokrasi), watak yang bertanggung jawab, disiplin, dan demokratis, diberikan melalui materi yang menekankan hakikat sistem politik demokratis dan melatih siswa berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi di sekolah seperti partisipasi dalam proses pemilihan OSIS maupun Pemilukada.


(38)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

2 Subang yaitu menekankan pada pemecahan masalah adalah metode ceramah, diskusi, voting, serta metode tanya jawab.

Melalui pemberian tugas individual, siswa diminta untuk menentukan sendiri topik permasalahan dan mencari pemecahan masalahnya. materi pelajaran dilaksanakan secara interaktif dengan mengundang sebesar mungkin keterlibatan siswa. Tugas mandiri di luar kelas umumnya merupakan kunjungan dan observasi ke dinas pemerintahan, Instansi Kepolisian dan Militer yang didukung studi literatur dari internet (Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur, KMTT). Metode portofolio dinilai sangat membantu dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan siswa. Tetapi hal tersebut tidak dilaksanakan secara berkelanjutan karena keterbatasan sumber daya dana dan tenaga di SMAN 2 Subang.

c. Dalam aspek Media Pembelajaran, penggunaan media dan alat peraga sangat minim serta terbatas pada pembelajaran model ceramah dan menulis di papan tulis. Akibatnya, proses pembelajaran PKn menjadi kegiatan yang membosankan karena kurang interaktif dan minim terjadi komunikasi antara guru dan siswa. Dengan keterbatasan tersebut, kegiatan pembelajaran di kelas akhirnya cenderung hanya berorientasi pada target penguasaan materi, namun gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam jangka panjang dan juga proses pembelajaran membutuhkan waktu yang relatif lama


(39)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa dan media pendidikan. Sejauh ini frekwensi pemanfaatan buku paket sebagai sumber belajar PKn SMAN 2 Subang masih yang tertinggi, sedangkan pemanfaatan media lain (audiovisual, visual) seperti internet, radio, televisi, film, tokoh masyarakat/ tokoh politik, masih kurang optimal. Konsep pembelajaran yang kurang menarik dan berorientasi pada ranah kognitif dengan sumber belajar berasal buku teks mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk berpartisipasi aktir dan tidak tampaknya pengembangan ranah afektif dan psikomotorik dalam kegiatan pembelajaran.

e. Kegiatan evaluasi pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Subang telah mengarah kepada evaluasi penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas mencakup kegiatan pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi tersebut. Evaluasi tersebut dilaksanakan secara rutin setiap tengah semester dan akhir semester. Meskipun demikian, evaluasi pembelajaran tersebut kurang dapat melakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kompetensi kewarganegaraan siswa, karena sumber utama penilaian yang berasal dari ujian semester melalui pilihan berganda masih dilakukan secara parsial dan kurang diintegrasikan dengan penilaian-penilaian lain seperti penilaian kecakapan dan perilaku siswa, serta prestasi non-akademik siswa.


(40)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan refleksi mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan, terdapat beberapa saran yang akan disampaikan terkait dengan proses pendidikan politik melalui pembelajaran PKn tersebut. Saran secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Bagi guru PKn : Agar proses pembelajaran PKn mampu mencapai tujuan

kompetensi siswa yang diharapkan, di dalam menyampaikan materi pembelajaran PKn, agar mengurangi kepadatan materi dan tugas siswa yang menekankan pada bentuk hafalan dan verbalistik (satu arah). Guru disarankan untuk meningkatkan (1) diskusi interaktif bersama siswa mengenai berbagai isu-isu publik yang aktual, (2) mengadakan simulasi-simulasi kelompok seperti praktek peradilan, simulasi-simulasi proses sidang legislatif atau simulasi debat publik yang dikobinasikan dengan ceramah umum dengan menghadirkan narasumber di ruang kelas seperti pejabat publik, penegakan hukum, dan para pakar lainnya dari berbagai bidang sesuai tema yang diangkat, dan (3) mengembangkan model pembelajaran berbasis portofolio kelas seperti proyek penelitian dan penulisan makalah ilmiah yang dipresentasikan di depan forum kelas. Dengan bobot materi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, diharapkan dari implementasi model ini siswa dapat lebih mengembangkan suatu pemahaman dan komitmen terhadap nilai-nilai demokratis, meningkatkan


(41)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

kemauannya untuk ikut dalam kehidupan politik, dan secara positif mempengaruhi isi pemahaman, kemampuan berpikir kritis, dan kecakapan-kecakapan interpersonal sebagai generasi muda yang disiapkan untuk menjadi warga negara yang sadar hak dan kewajibannya seperti termuat dalam konstitusi, serta bertanggung jawab untuk melakukan peran konstitusionalnya tersebut. Di samping itu, model ini dapat memberdayakan para siswa sehingga pada saat yang sama memperbaiki masyarakat dan pemahaman kewarganegaraan serta komitmen terhadap para warganya, dan membantu para siswa untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan kewarganegaraan, termasuk dalam hal riset (meneliti), analisis, dan presentasi.

b. Bagi pihak sekolah : meningkatkan fasilitas belajar siswa seperti

pengadaan jaringan internet, pengadaan laboratorium audiovisual, dan memperbarui koleksi buku perpustakaan sehingga tujuan pembelajaran khususnya bagi mata pelajaran PKn dapat lebih mudah tercapai melalui peningkatan media dan sumber belajar siswa tersebut. Manfaat lainnya, motivasi dan kreativitas guru di dalam meningkatkan kinerja pembelajaran akan semakin meningkat. Guru difasilitasi untuk mengeksplorasi berbagai metode pembelajaran baru melalui sarana dan prasarana sekolah yang memadai.

c. Bagi pihak Dinas Pendidikan : dengan model pembelajaran interaktif dan


(42)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

dan model pembelajaran berbasis portofolio dinilai mampu meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa maupun guru di dalam mencapai tujuan kompetensi mata pelajaran PKn. Untuk itu diharapkan pihak Dinas Pendidikan untuk merancang lebih banyak program perlombaan serta pelatihan bagi siswa dan guru secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan guna mendukung peningkatan mutu pembelajaran PKn.

d. Bagi para Siswa : agar senantiasa meningkatkan motivasi belajar, dan

mengubah pola pikir bahwa belajar bukan hanya dilakukan di kelas namun juga dapat dilakukan di lingkungan dan kehidupan sehari-hari.


(43)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Affandi, Idrus. (2009). Bedah Buku political Education dari Robert Brownhil dan

Patricia Smart. Bandung : Kencana Utama

Affandi dan Anggraeni. (2011). Pendidikan Politik (Sebuah Kajian dan Analisis). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia dan Lensa Media Pustaka Indonesia

Amal, Ichlasul. (1988). Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta : PT Tiara WacanaYogya

Alfian. (1992). Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Alwasilah, A. Chaedar. (2009). Pokoknya Kualitatif (Dasar dasar Merancang

dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Arif, Didik Baehaqi. (2008). Kompetensi Kewarganegaraan Untuk Mengembangkan Masyarakat Multikultural Indonesia. Jurnal Acta civicus, 2(1) hlm. 98-102.

Arikunto, Suharsimi. (1989). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta : Gelar Pustakan Mandiri

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Budiarjo, Miriam. (2008). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Budimansyah dan Suryadi. (2008). PKN dan masyarakat Multikultural. Bandung :

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI Bandung.

Budimansyah dan Komalasari. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual

dalam Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan. Jurnal Acta civicus, 2(1) hlm. 76-97

Brownhill, Robert and Patricia Smart (1989), Political Education, London and New York : Routledge.

Creswell, J.W. (1998). Research Design Qualitative & Quantitative Approach London: Publication.


(44)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

____________. (2010). Research Design Qualitative & Quantitative Approach.Penerjemah Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Denzin. K. Norman dan Lincol. S. Y. (2009). Handbook Of Qualitative

Research.Yogyakarta: Pusataka Pelajar.

Darmadi, Hamid. (2009). Dasar dan Konsep Pendidikan Moral: Landasan

Konsep Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Darmawan, Cecep (2009), Demokrasi Prespektif Teoritis dan Empiris. Bandung : Pustaka Aulia Press.

Deddy Mulyana, (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Djahiri, (2006), Esensi Pendidikan Nilai-Moral dan PKn di Era Globalisasi. Bandung, Laboratorium PKn, FPIPS UPI.

Djamarah, (2001), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, Sayeful Bahri. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Cet ke-3. Jakarta, PT. Rineka Cipta

Djamarah dan Zain, (2002), Evaluasi Pengajaran Bahasa. Jakarta : rineka Cipta. Djojosoekarto, Agung dkk. (2008). Transformasi Demokrasi Partai Politik di

Indonesia : Model, Strateg dan Praktek. Jakarta : Kemitraan Patnership

Firmanzah. (2008) Marketing Politik antara Pamahaman dan Realitas. Jakarta : Yayasa Obor

Kantaprawira, Rusadi. (1988). Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung : Sinar Baru

Kartono, Kartini. (2009). Pendidikan Politik Sebagai Bagian Dari Pendidikan

Orang Dewasa. Bandung : CV Mandar Maju

Kamarudin. (2003) Partai Politik Islam di Pentas Reformasi. Jakarta : Visi Publishing

Lincon and Guba. (1985). Naturalistic Inquiry. London : Sage Publication

Miles dan Huberman. (1992). Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New

Methods. SAGE: Beverly Hills


(45)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Rosdakarya.

Mulyasa (2002), Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Widiasana Indonesia.

Rush, Michael dan Phillip Althoff. 1988. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : Raja Gratindo Persada

Sadirman, (2003), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Somantri, (2001), Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Rosda Karya.

Surbakti, Ramlan. (1999). Memahami Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sudjana, Nana. 2002. Media Pembelajaran. Bandung : Penerbit C.V. Sinar Baru Bandung

Sumantri, Endang, Siti Nurbayanti Kusumaningsih, Cecep Darmawan. (2003).

Pendidikan Politik. Jakarta : Universitas Terbuka

Suryadi, Ace (2000), Pemikiran Kearah Rekayasa Kurikulum Pendidikan

Kewarganegaraan. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional di

Bandung.

Vernon van Dyke, (1965, Ideology and Political Choice. University Of lowa.. Winataputra, (2006), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Pendidikan

disiplin ilmu Tentang Epistimologis dan Implikasi Pedagogis.

Winataputra dan Budimansyah. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan,

Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI Bandung.

Winataputra dan Sapriya, (2004), Pendidikan Kewarganegaraan Model

Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung, Laboratorium PKn

FPIPS UPI.


(46)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Affandi, Idrus. (1996). Kepeloporan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dalam

Pendidikan politik : Suatu Analisis tentang Pengembangan Kepemimpinan dalam Perspektif Budaya Politik Pemuda di Jawa Barat. Disertasi UPI

Bandung. Tidak Diterbitkan.

Fajar, Nurul Wildan. (2010). Model Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai

Media Pendidikan Politik Bagi Kader Partai Dalam Meningkatka Kesadaran Politik. Tesis UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Sugiartini, Tini. 2006. Efektivitas Model Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio

Dalam Menumbuhkan Sikap Demokratis Dan Kesadaran Hukum Siswa, Studi Kasus Pada SMK Negeri 13 Bandung. Tesis SPS UPI : Tidak

diterbitkan

Sofhian, Subhan dan Asep S. Gatara (2011). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic

Education): Pendidikan Politik, Nasionalisme, dan Demokrasi. Bandung:

Fokusmedia.

Winataputra (2001), Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana

Sistematik Pendidikan Demokrasi, Disertasi: PPS UPI. Tidak Diterbitkan.

Jurnal :

Branson, Stimmann Margaret dan Quigley, Charles N. 1998. The Role of Civic

Education. Washington : The Communitarian Network

Haryoko, Sapto. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai

Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi @ Elektro

Vol.5 No.1, Maret 2009, hlm 1-10.

Samsuri. 2011. Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Kompetensi Warga Negara. Makalah disajikan dalam Kuliah

Umum di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) FKIP Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 9 Mei 2011

Peraturan Perundang-undangan :


(47)

Tarjana Nataraharja, 2012

Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Kompetensi Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Instruksi Presiden, Nomor 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Internet :

Kiranawati. 2008. Evaluasi Pembelajaran. [Online] tersedia :

http://gurupkn.wordpress.com/2008/01/17/evaluasi-pembelajaran/. Diakses tanggal 23 Juli 2012

http://uungmashuri.blogspot.com/2011/01/pendidikan-politik.html, diakses


(1)

dan model pembelajaran berbasis portofolio dinilai mampu meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa maupun guru di dalam mencapai tujuan kompetensi mata pelajaran PKn. Untuk itu diharapkan pihak Dinas Pendidikan untuk merancang lebih banyak program perlombaan serta pelatihan bagi siswa dan guru secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan guna mendukung peningkatan mutu pembelajaran PKn.

d. Bagi para Siswa : agar senantiasa meningkatkan motivasi belajar, dan mengubah pola pikir bahwa belajar bukan hanya dilakukan di kelas namun juga dapat dilakukan di lingkungan dan kehidupan sehari-hari.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Affandi, Idrus. (2009). Bedah Buku political Education dari Robert Brownhil dan Patricia Smart. Bandung : Kencana Utama

Affandi dan Anggraeni. (2011). Pendidikan Politik (Sebuah Kajian dan Analisis). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia dan Lensa Media Pustaka Indonesia

Amal, Ichlasul. (1988). Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta : PT Tiara WacanaYogya

Alfian. (1992). Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Alwasilah, A. Chaedar. (2009). Pokoknya Kualitatif (Dasar dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Arif, Didik Baehaqi. (2008). Kompetensi Kewarganegaraan Untuk Mengembangkan Masyarakat Multikultural Indonesia. Jurnal Acta civicus, 2(1) hlm. 98-102.

Arikunto, Suharsimi. (1989). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta : Gelar Pustakan Mandiri

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Budiarjo, Miriam. (2008). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Budimansyah dan Suryadi. (2008). PKN dan masyarakat Multikultural. Bandung :

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI Bandung.

Budimansyah dan Komalasari. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual

dalam Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Kompetensi

Kewarganegaraan. Jurnal Acta civicus, 2(1) hlm. 76-97

Brownhill, Robert and Patricia Smart (1989), Political Education, London and New York : Routledge.

Creswell, J.W. (1998). Research Design Qualitative & Quantitative Approach London: Publication.


(3)

____________. (2010). Research Design Qualitative & Quantitative Approach.Penerjemah Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Denzin. K. Norman dan Lincol. S. Y. (2009). Handbook Of Qualitative

Research.Yogyakarta: Pusataka Pelajar.

Darmadi, Hamid. (2009). Dasar dan Konsep Pendidikan Moral: Landasan Konsep Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Darmawan, Cecep (2009), Demokrasi Prespektif Teoritis dan Empiris. Bandung : Pustaka Aulia Press.

Deddy Mulyana, (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Djahiri, (2006), Esensi Pendidikan Nilai-Moral dan PKn di Era Globalisasi. Bandung, Laboratorium PKn, FPIPS UPI.

Djamarah, (2001), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, Sayeful Bahri. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Cet ke-3. Jakarta, PT. Rineka Cipta

Djamarah dan Zain, (2002), Evaluasi Pengajaran Bahasa. Jakarta : rineka Cipta. Djojosoekarto, Agung dkk. (2008). Transformasi Demokrasi Partai Politik di

Indonesia : Model, Strateg dan Praktek. Jakarta : Kemitraan Patnership Firmanzah. (2008) Marketing Politik antara Pamahaman dan Realitas. Jakarta :

Yayasa Obor

Kantaprawira, Rusadi. (1988). Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung : Sinar Baru

Kartono, Kartini. (2009). Pendidikan Politik Sebagai Bagian Dari Pendidikan Orang Dewasa. Bandung : CV Mandar Maju

Kamarudin. (2003) Partai Politik Islam di Pentas Reformasi. Jakarta : Visi Publishing

Lincon and Guba. (1985). Naturalistic Inquiry. London : Sage Publication

Miles dan Huberman. (1992). Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. SAGE: Beverly Hills


(4)

Rosdakarya.

Mulyasa (2002), Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Widiasana Indonesia.

Rush, Michael dan Phillip Althoff. 1988. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : Raja Gratindo Persada

Sadirman, (2003), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Somantri, (2001), Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Rosda Karya.

Surbakti, Ramlan. (1999). Memahami Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sudjana, Nana. 2002. Media Pembelajaran. Bandung : Penerbit C.V. Sinar Baru Bandung

Sumantri, Endang, Siti Nurbayanti Kusumaningsih, Cecep Darmawan. (2003). Pendidikan Politik. Jakarta : Universitas Terbuka

Suryadi, Ace (2000), Pemikiran Kearah Rekayasa Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional di Bandung.

Vernon van Dyke, (1965, Ideology and Political Choice. University Of lowa.. Winataputra, (2006), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Pendidikan

disiplin ilmu Tentang Epistimologis dan Implikasi Pedagogis.

Winataputra dan Budimansyah. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan,

Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Program Studi Pendidikan

Kewarganegaraan SPS UPI Bandung.

Winataputra dan Sapriya, (2004), Pendidikan Kewarganegaraan Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung, Laboratorium PKn FPIPS UPI.


(5)

Affandi, Idrus. (1996). Kepeloporan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dalam Pendidikan politik : Suatu Analisis tentang Pengembangan Kepemimpinan dalam Perspektif Budaya Politik Pemuda di Jawa Barat. Disertasi UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Fajar, Nurul Wildan. (2010). Model Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Media Pendidikan Politik Bagi Kader Partai Dalam Meningkatka Kesadaran Politik. Tesis UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Sugiartini, Tini. 2006. Efektivitas Model Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio Dalam Menumbuhkan Sikap Demokratis Dan Kesadaran Hukum Siswa, Studi Kasus Pada SMK Negeri 13 Bandung. Tesis SPS UPI : Tidak diterbitkan

Sofhian, Subhan dan Asep S. Gatara (2011). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Pendidikan Politik, Nasionalisme, dan Demokrasi. Bandung: Fokusmedia.

Winataputra (2001), Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Sistematik Pendidikan Demokrasi, Disertasi: PPS UPI. Tidak Diterbitkan.

Jurnal :

Branson, Stimmann Margaret dan Quigley, Charles N. 1998. The Role of Civic Education. Washington : The Communitarian Network

Haryoko, Sapto. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi @ Elektro Vol.5 No.1, Maret 2009, hlm 1-10.

Samsuri. 2011. Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Kompetensi Warga Negara. Makalah disajikan dalam Kuliah Umum di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) FKIP Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 9 Mei 2011

Peraturan Perundang-undangan :


(6)

Instruksi Presiden, Nomor 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Internet :

Kiranawati. 2008. Evaluasi Pembelajaran. [Online] tersedia : http://gurupkn.wordpress.com/2008/01/17/evaluasi-pembelajaran/. Diakses tanggal 23 Juli 2012

http://uungmashuri.blogspot.com/2011/01/pendidikan-politik.html, diakses