TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DI INDONESIA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL DAN NASIONAL.

ABSTRAK
Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam melimpah yang
dapat dipakai untuk membiayai pembangunan. Batu bara, minyak bumi,
gas alam merupakan contoh sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
secara optimal. Tetapi sumber daya alam tersebut dapat habis sewaktuwaktu. Untuk itu dibutuhkan sumber daya alam alternatif yang dapat
dipakai untuk menggantikannya. Energi nuklir merupakan salah stu
sumber daya alam tersebut. Kasus pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia sudah ada sejak tahun 1970-an. Hasil
studi 1990 sampai 2004 merekomendasikan kawasan Muria yang paling
tepat dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),
namun sampai sekarang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
pertama di Indonesia belum bisa terwujud. Perjanjian-perjanjian
internasional dan undang-undang di Indonesia
belum mengatur
pertanggungjawaban atau ganti rugi terhadap kerusakan-kerusakan yang
ditimbulkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan
yuridis normatif dan spesifikasi penelitian deskripstif analitis, yaitu dengan
meneliti data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder. Data yang diperoleh dianalisis secara yuridis kualitatif.
Penelitian ini mengacu pada ketentuan internasional dan nasional

mengenai tanggung jawab kerugian dalam Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN) untuk menjawab permasalahan yang terjadi di lapangan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan penyusun: bahwa
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di
Indonesia belum memperhatikan aspek pertanggungjawaban atau ganti
rugi menurut hukum internasional dan nasional khususnya yang
berhubungan dengan tanggung jawab negara. Kendala-kendalanya ialah
Indonesia belum meratifikasi perjanjian-perjanjian internasional terkait
pertanggungjawaban atau ganti rugi. Serta belum ada undang-undang
yang mengatur secara khusus tentang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN). Indonesia harus meratifikasi perjanjian-perjanjian internasional
terkait pertanggungjawaban kerugian nuklir dan membuat undang-undang
yang mengatur mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

iv

ABSTRACT
Indonesia has abundant natural resources that could be used to finance the
construction. Coal, petroleum, natural gas is an example of the natural resources
that can be utilized optimally. But these resources can be depleted at any time. That

requires alternative natural resources that can be used to replace it. Nuclear energy
is one of stu natural resources. The case of the construction of Nuclear Power Plant
(NPP) in Indonesia has existed since the 1970s. The study results 1990 to 2004
recommending the most appropriate Muria region in the construction of Nuclear
Power Plant (NPP), but until now the Nuclear Power Plant (NPP) in Indonesia can
not be realized. International treaties and laws in Indonesia has not set liability or
compensation for damage caused by the Nuclear Power Plant (NPP).
This research was conducted by using a normative juridical approach deskripstif
research and analytical specifications, namely by examining the secondary data
consists of primary legal materials and secondary legal materials. The data obtained
were analyzed qualitatively juridical. This study refers to the international and
national provisions concerning liability damages Nuclear Power Plant (NPP) to
answer
the
problems
that
occur
in
the
field.

Based on the analysis conducted authors: that the construction of Nuclear Power
Plant (NPP) in Indonesia has not the aspect of accountability or redress under
international and national laws, especially relating to the responsibility of the state.
Constraints is that Indonesia has not ratified international agreements related to
liability or damages. And there is no law that specifically regulates Nuclear Power
Plant (NPP). Indonesia should ratify international agreements related to nuclear
damage liability and make laws regulating the Nuclear Power Plant (NPP).