FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH TINGKAT SMP DI LINGKUNGAN XV TEGAL SARI MANDALA II KELURAHAN TANGGUK BONGKAR X.

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH

TINGKAT SMP DI LINGKUNGAN XV TEGAL SARI

MANDALA II KELURAHAN TANGGUK

BONGKAR X KOTA MEDAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

YAN MANGISI SIPAHUTAR NIM.1103371034

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Faktor- Faktor Yang Menyebabkan Anak Putus Sekolah Tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tanggok Bongkar X Kota Medan’’.

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang saya hadapi, namu semua ini dapat teratasi berkat dukungan ataupun motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terimakasih terkhusunya kepada kedua orang tua tercinta atas kasih sayang, semangat serta dukungan moril dan materil mulai dari awal hingga selesai perkuliahaan.

Pada akhir kata penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya terutama sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan yang di angkat menjadi judul skripsi ini.

Medan, Agustus 2014 Penulis

YAN MANGISISI SIPAHUTAR 1103371034


(3)

iii

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan memgucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan sayang nya serta sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tanggok Bongkar X Kota Medan”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan. Dalam penyusunan ini penulis tidak luput dari segala kesulitan oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran serta sumbangan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan dan Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai terselesainya penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Hj. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan.


(4)

iv

5. Bapak Dr. Sudirman, S.E, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staff pegawai Pendidikan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan yang telah membekali berbagai pengetahuan dan pengalaman yang mendukung dalam penyusunan skripsiini.

7. Bapak/Ibu Dosen Penguji, notulis dan saksi yang telah membantu penulis dalam Ujian meja hijau.

8. Buat Kak Surya indrawati S.Pd yang telah membantu dalam penyelesaian surat-surat.

9. Bapak Masati Zebua, SH selaku LurahTegal Sari Mandala II.

10.Teristimewa Buat Kedua Orang Tua saya, Ayah Tercinta Albert Sipahutar A. Md. Pd dan Ibunda Tersayang Kasmide Hutagalung, yang telah banyak memberikan doa, dana, motivasi kepada penulis sejak perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

11.Buat kakak saya: Julitalia Sipahutar S.Pd , Hengky Sandro Sipahutar, dan Guna Kristi Sipahutar beserta keluarga besar Op. Merli Sipahutar, terima kasih atas doa dan dorongan, semangat, nasehat dan bantuan materi yang telah membantu Penulis selama mengikuti pendidikan di bangku perkuliahan di Universitas Negeri Medan.

12.Sahabat dan teman-teman yang saya sayangi dan kasihi, KTB Lateria (Kak Lusi, Amoy, Emi, Lilis, Junjung dan Agus) adik kelompok WPT (Wiwik, Linda, Elia, Mariati, Happi, Yuyun dan Wilda)

13.Buat teman koordinasi UKMKP UP-FIP, kakak alumni dan adik-adik mahasiswa trimakasih buat setiap dukungan dan doa-doanya.

14.Seluruh teman-teman Mahasiswa/I Jurusan Pendidikan Luar Sekolah stambuk 2010 terkhusus kepada Gank Motor (Ester, Reni, Ira, Lisna,


(5)

v

Elka) beserta teman seperjuangan saya Vera, Hendra, Elfrida, Yusniar dan Ainul.

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis tentu skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan masukan yang bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, Agustus 2014 Penulis

YanMangisiSipahutar NIM. 1103371034


(6)

i

ABSTRAK

Yan Mangisi Sipahutar. NIM 1103371034. Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Kelurahan Tangguk Bongkar X. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP Unimed 2014.

Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Keadaan sosial ekonomi orang tua yang rendah, (2) pendidikan orang tua yang rendah, (3) Persepsi orang tua terhadap pendidikan anak, (4) Lingkungan masyarakat (teman sebaya) yang kurang baik, (5) Minat Anak untuk sekolah rendah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui faktor-faktor penyebab anak putus sekolah tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tanggok Bongkar X Kota Medan .

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak putus sekolah yang dikemukakan oleh Suyanto (2013:406) adalah anak terlantar diartikan sebagai anak yang orang tuanya karena suatu sebab, tidak mampu memenuhi kebutuhan anak sehingga anak terlantar yakni anak yang kebutuhannya tidak terpenuhi secara wajar, baik kebutuhan fisik, mental,spiritual maupun sosial.

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, informan dalam penelitian ini adalah anak putus sekolah sebagai informan kunci. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara bersamaan dengan proses pengamatan yang tidak terlepas satu sama lain serta prediksi data dan membangun keabsahan penelitian. Untuk membangun keabsahan penelitian dilakukan dengan cara: (1) Kredibilitas, (2) Membercheck, (3) Transferability, (4) dependability, (5) Confirmability.

Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak putus sekolah atau tidak bersekolah di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Kelurahan Tangguk Bongkar X disebabkan oleh 3 faktor yaitu (1) Keadaan Sosial Ekonomi Orang Tua sebanyak 5 responden (31,25%), (2) Lingkungan Masyarakat (teman sebaya) sebanyak 5 responden (31,25%), (3) Minat Anak sebanyak sebanyak 6 responden (37,5%). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penyebab utama terjadi angka putus sekolah di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Kelurahan Tangguk Bongkar X adalah faktor keadaan sosial ekonomi orang tua yang rendah, lingkungan masyarakat /teman sebaya yang kurang baik, dan kurangnya minat anak untuk belajar. Oleh sebab itu orang tua harus menyadari bahwa pentingnya pendidikan terhadap masa depan anak, pemerintah harus ikut andil memberi keterampilan khusus bagi masyarakat yang membutuhkan sehingga anak putus sekolah khususnya di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Kelurahan Tangguk Bongkar X di harapkan akan menurun.


(7)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1: Pedoman Observasi ... 33

Tabel 3.2: Waktu Penelitian ... 42

Tabel 4.1: Penggunaan LahanTegal Sari Mandala II ... 45

Tabel 4.2: Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin ... 46

Tabel 4.3: Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur... 47

Tabel 4.4: Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 48

Tabel 4.5: Fasilitas Pendidikan ... 49

Tabel 4.6: Jumlah Fasiltas Rumah Ibadah ... 50

Tabel 4.7: Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 50

Tabel 4.8: Penduduk Usia Sekolah (7-19 ... 51

Tabel 4.9: Responden Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 4.10: Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.11: Responden Berdasarkan Agama ... 54

Tabel 4.12: Faktor-faktor Penyebab Anak Putus Sekolah (Eksternal .... 55

Tabel 4.13: Tingkat Pendidikan Orang Tua ………..… 56

Tabel 4.14: Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah (Eksternal) . 58 Tabel 4.15: Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah (Eksternal) . 60 Tabel 4.16: MinatAnak ……….. 61 Tabel 4.17: Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah (Internal )…. 61


(8)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Daftar Wawancara ... 70

Lampiran 2: Faktor-faktor Penyebab Anak Putus Sekolah ... 72

Lampiran 3: Cara Penentuan Sampel... 73

Lampran 4: Daftar Nama Responden ... 75


(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I :PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 7

1.3Batasan Masalah ... 8

1.4Rumusan Masalah... 8

1.5Tujuan Penelitian ... 8

1.6Manfaat Penelitian ... 8

BAB II :KAJIAN PUSTAKA 2.1KerangkaTeoritis ... 10

2.1.1 PutusSekolah ... 10

2.1.2 Faktor-faktor Penyebab Anak Putus Sekolah ... 15

2.1.2.1Faktor Eksternal ... 17

2.1.2.2 Faktor Internal ... 26

2.2 Penelitian Relevan ... 28

2.3 Kerangka Berfikir ... 30

BAB III :METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 32

3.2Subjek Penelitian ... 32

3.3Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional……… 32

3.3.1 Variabel ……….. 32

3.3.2 Defenisi Operasional ………... 33


(10)

vii

3.4.1 Observasi ... 33

3.4.2 Wawancara ... 35

3.4.3 Dokumentasi ... 36

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

3.6Pengujian Keabsahan Data ... 36

3.7Lokasi danWaktu Penelitian ... 41

3.7.1 Lokasi Penelitian ... 41

3.7.2 Waktu Penelitian ... 42

BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umun ... 43

4.1.1 Kondisi Fisik ... 43

4.1.2 Kondisi Non Fisik ... 45

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 51

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian………. 62

BAB V :KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 66

5.2Saran ... 67

-Daftar Pustaka ... 68


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan demi cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Pendididikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan . Sifatnya mutlak dari kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, maupun keluarga. Untuk itu dapat di peroleh bagi seluruh warga Negara tanpa terkecuali, baik warga yang tinggal di kota maupun di desa, semuanya berhak mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Tidak seorang pun manusia dapat hidup sempurna tanpa melalui pendidikan. Melalui pendidikan potensi manusia dapat berkembang guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Bahkan maju mundurnya suatu bangsa di tentukan oleh pendidikan masyarakatnya. Pendidikan dapat diartikan secara umum yaitu usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik melalui suatu bimbingan, pengajaran dan latihan untuk membantu peserta didik menuju kearah tercapainya kepribadian yang dewasa. Proses pendidikan tersebut di peroleh dari pendidikan formal maupun non formal. Menurut undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 13 ayat 1 bahwa pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat


(12)

2

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga.

Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi pengembangan sumber daya manusia sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrument yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia yang keterbelakanngan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat di peroleh manusia produktif.

Sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia pertengahan tahun 1997, sebenarnya telah diproyeksisikan bahwa sekitar 35 juta anak usia 7-15 tahun sudah bisa bersekolah di jenjang SD atau SLTP. Tetapi, akibat inflasi, gelombang PHK, kenaikan harga barang kebutuhan pokok, dan tekanan kemiskinan pasca kenaikan harga BBM, rentan terjadi keluarga miskin yang ada terpaksa mengorbankan kelangsungan pendidikan anak-anaknya dan lebih memiliki mengeluarkan atau tidak meneruskan sekolah anaknya, baik untuk sementara waktu maupun seterusnya (Suyanto,2013).

Dalam rangka memperluas pengetahuan, pendidikan dan keterampilan perlu diperhatikan kesempatan bagi anak bertempat tinggal di desa terpencil, berasal dari keluarga kurang mampu atau menyandang cacat. Dalam bidang pendidikan pemerintahan membuat kebijaksanaan yaitu membuat UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu ; Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang


(13)

3

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan merupakan kegiatan yang bertujuan, meningkatkan kemampuan seseorang dalam segala bidang melalui pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pendidikan juga kebutuhan yang penting bagi manusia. Tidak seorang pun manusia yang dapat hidup secara sempurna tanpa melalui proses pendidikan. Melalui pendidikan potensi manusia dapat berkembang guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan di peroleh seseorang dari keluarga, sekolah dan masyarakat.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan untuk mendewasakan peserta sesuai dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana di rumuskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan merupakan fenomena pendidikan manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat kontruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita di tuntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggung jawaban terhadap perbuatan yang di lakukan, yaitu mendidik dan di didik.

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal maupun salah satu lembaga pendidkan yang sangat potensial dalam mensejahterakan hidup manusia. Di sekolah seseorang banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat. Hal ini di sebabkan tujuan pendidikan di sekolah di rancang agar peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik untuk dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, atau setelah tamat dari pendidikan


(14)

4

sekolah anak akan memperoleh pekerjaan yang layak dari ilmu yang di pelajarinya.

Secara hirarki tujuan pendidikan itu dapat di urutkan sebagai berikut: 1) Tujuan pendidikan 2) Tujuan institusional 3) Tujuan Kurikuler 4) Tujuan Instruktur Umum dan 5) Tujuan Instruksional Khusus Arikunto (dalam Suriawati, 2012: 3). Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, kualitas mengajar guru dan kualitas belajar siswa harus di tingkatkan melalui pendayagunaan sumber daya pendidikan berupa tenaga, dana, sarana dan prasarana baik oleh keluarga, masyarakat, pemerintah, baik sendiri maupun bersama.

Pendidikan di butuhkan untuk mencetak manusia yang cerdas, kreatif, mandiri sebagai sendi dalam pembangunan negara. Jika suatu negara ingin maju maka sumber daya manusia harus di tingkatkan . Untuk itu semua anak harus dapat mengenyam dunia pendidikan . Namun itu tidak sesuai dengan keadaan di Indonesia ini. Masalah utama pendidikan di Indonesia, masih rendahnya persentase siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi khususnya dari SMP ke SMA.

Lulusan SD yang melanjutkan ke SMP baru sekitar 80 persen, sisanya sekitar 20 persen atau 15 ribu orang tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi atau putus sekolah. Anak-anak lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke SMA/SMK mencapai 40 persen. Andaikan jumlahnya sama dengan lulusan SD , berarti kurang lebih dari 30 ribu orang. Belum lagi angka lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke PT mencapai 60-70 persen, Harti (dalam Suriawati, 2012:4)


(15)

5

Kartono (dalam Lubis, 2003) “Putus sekolah bukan merupakan masalah baru dalam sejarah pendidikan”. Persoalan ini telah berakar dan sulit untuk di pecahkan, sebab ketika membicarakan solusi maka tidak ada pilihan lain kecuali memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Ada beberapa yang memengaruhi anak tidak dapat menikmati pendidikan sekolah. Faktor-faktor tersebut adalah faktor eksternal yaitu motivasi orangtua yang rendah, lingkungan masyarakat yang kurang mendukung dan faktor internal yaitu minat anak yang rendah, motivasi anak untuk melanjutkan sekolah kurang, dan intelektual anak.

Berdasarkan data BPS, pada tahun 2011, rata-rata nasional angka putus sekolah untuk kelompok umur 7-12 tahun (jenjang SD) adalah 0,67 persen. Untuk kelompok umur 13-15 tahun (jenjang SMP) adalah 2,21 persen, dan kelompok umur 16-18 tahun (jenjang SMA) adalah 3,14 persen. Dari segi angkanya, secara nasional terdapat 182.773 siswa SD yang putus sekolah alias tidak sampai tamat. Untuk tingkat SMP, terdapat 209.976 siswa yang putus sekolah, dan 223.676 siswa tingkat SMA yang drop out (DO).

Jika dilihat berdasarkan daerah, maka kelompok 5 besar angka putus sekolah tertinggi untuk tingkat SD adalah provinsi Sulawesi Barat (2,37%), Kepulauan Bangka Belitung (1,88 %) dan Papua Barat (1,56%), Papua (1,36%) dan Sulawesi Tenggara (1,32%). Sementara itu, provinsi DIY (0%), Kaltim (0,34%), Aceh (0,38%), Jatim (0,39%) dan Bali (0,39%) menempati 5 besar provinsi terendah angka putus sekolah untuk tingkat SD. Dalam hal ini, provinsi yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, mencatatakan diri sebagai provinsi bebas anak SD putus sekolah.


(16)

6

Berdasarkan data Pemerintah Kota Medan tahun 2011, Penduduk yang berusia 7 – 12 tahun di Kota Medan selama tahun 2010 sebesar 248,071 orang, sedangkan siswa yang bersekolah pada usia tersebut atau jenjang SD/MI/Paket A sebanyak 236.567 orang. Dengan demikian tingkat Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A di Kota Medan sebesar 95,36%. Persentase ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 1,50%.

Penduduk yang berusia 13-15 tahun di Kota Medan selama tahun 2010 sebesar 117.769 orang, sedangkan siswa yang bersekolah pada usia tersebut atau jenjang SMP/MTs?Paket B sebanyak 93.131 orang. Dengan demikian tingkat capaian kinerja Angka Partisipasi Murni ( APM ) SMP/MTs/Paket B di Kota Medan sebesar 79,08%. Persentase ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 0,20%.

Penduduk yang berusia 16-18 tahun di Kota Medan selama tahun 2010 sebesar 140.282 orang, sedangkan siswa yang bersekolah pada usia tersebut atau jenjang SMA/MA/Paket C sebanyak 93.626 orang. Dengan demikian tingkat capaian kinerja Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/Paket C di Kota Medan sebesar 66,74%. Persentase ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 0,43%.

Angka putus sekolah merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan. Penyebab putus sekolah, antara lain kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan sebagai investasi masa depannya, keadaan ekonomi yang miskin, dan keadaan geografis yang kurang mendukung.


(17)

7

Faktor-faktor penyebab anak putus sekolah karena: faktor eksternal adalah keadaan sosial ekonomi orang tua yang rendah, pendidikan orang tua, persepsi orang tua terhadap pendidikan, terjadinya pernikahan dini atau cultural patriarkihis, serta lingkungan masyarakat yang kurang mendukung. Faktor internal adalah minat anak untuk sekolah, motivasi anak untuk melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi serta intelegensi anak yang kurang dalam mengikuti pelajaran.

Data Jumlah penduduk yang ada di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X Kota Medan adalah 450 KK. Data anak sekolah yang masih duduk dibangku sekolah SD adalah 45 orang, SMP adalah 25 orang, SMA/Sederajat adalah12 orang. Data anak putus sekolah SD adalah 9 orang, SMP adalah 16 orang, SMA/Sederajat adalah 10 orang. Dari data tersebut jelas terlihat bahwa jumlah anak putus sekolah di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X Kota Medan masih cukup tinggi, terutama di tingkat SMP masih sangat tinggi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X Kota Medan”.

1.1. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di identifikasi bahwa faktor-faktor penyebab anak putus sekolah adalah karena :

1. Keadaan sosial ekonomi orangtua yang rendah 2. Pendidikan Orang Tua


(18)

8

3. Persepsi Orang Tua

4. Lingkungan masyarakat (teman sebaya) yang kurang mendukung 5. Minat anak untuk sekolah rendah

1.3. Batasan Masalah

Setelah memaparkan permasalahannya, agar tidak terjadi pembahasan yang meluas maka penulis membatasi masalah pada faktor-faktor penyebab anak putus sekolah Tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X Kota Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja penyebab anak putus sekolah tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tanggok Bongkar X Kota Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab anak putus sekolah tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X Kota Medan .

1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan dalam pembangunan lebih lanjut mengenai penelitian tentang faktor-faktor anak putus sekolah.


(19)

9

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk memiliki alternatif pendidikan yang memungkinkan anak putus sekolah dapat kembali belajar di samping mereka mencari nafkah.

b. Sebagai bahan masukan bagi orangtua khususnya masyarakat di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak mereka.

c. Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan penelitian yang akan datang, memberi informasi, saran minimal mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya anak putus sekolah.

d. Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca tentang masalah yang diteliti dan sebagai acuan pada peneliti yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.


(20)

1

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ahmadi, abu. 2005. Psikologi perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. 2003. Undang-undang No. 23 tahun 2003. Tentang sistem pendidikan Nasional. Jakarta: Visimedia.

Faisal, sanapiah.1990. Pendidikan Luar Sekolah di Dalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional.

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Jaya, Eko. 2003. Undang-undang No 23 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Perpustakaan CSIS.

Ma’mur, Jamal.2011. MetodePraktis Penelitian Pendidikan. Banguntapan Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI).

Moleong J, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sadulloh, Uyoh. 2008. Pengantar Filsafar Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: UNIMED.

Tim visi media. 2002. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Jakarta: Visimedia.

Tohirin.2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: Grafindo Persada.


(21)

2

Nuh, Muhammad. (2011), Komersialisasi Pendidikan, Harian Kompas, Selasa 29 april 2014.

Waluyadi. 2009. Undang-undang No 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. Jakarta: Mandar Maju.

Sumber Skripsi :

Elpi. 2003. Faktor-faktor mempengaruhi Kelanjutan Pendidikan Anak Ke Perguruan Tinggi Di Desa Hutapungut Tonga Kecamatan Kota Nopan Kabupaten Mandailing Natal.Skripsi. Medan: Jurusan Geografi FIS UNIMED.

Hutapea, Susianti. 2011. Tentang Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing TinggiSkripsi. Medan: Jurusan Geografi FIS UNIMED.

Lubis, Elpi. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelanjutan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi di Desa Sampali Kecamatan Percut

Sai Tuan KabupatenDeli Serdang .Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Panjaitan, Erika. 2008. Faktor-faktor yang melatarbelakangi Siswa/I Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi (studi Kasus di Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Perdana Kusuma, Halim. 2007.Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Angka Putus Sekolah Tingkat SD/Sederajat dan SMP/Sederajat di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupatten Batu Bara. Skripsi.Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Suriawati. 2012. Faktor-faktor penyebab Terjadinya Anak Putus Sekolah di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi.Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Sumber Internet:

Asri.2011. http://edukasi.Kompas/2011. Angka Putus Sekolah dan Komersialisasi Pendidikan (di akses selasa, 29 april 2014).

BPS.2013. http://www.srie.org/2013/02/inilah-peringkat-5-besar-provinsi.html (di akses selasa, 29 april 2014).

www.pemkomedan.go.id. 2011Program kerja pembangunan Bidang sosial budaya. (di akses selasa, 6 mei 2014).


(1)

Berdasarkan data Pemerintah Kota Medan tahun 2011, Penduduk yang berusia 7 – 12 tahun di Kota Medan selama tahun 2010 sebesar 248,071 orang, sedangkan siswa yang bersekolah pada usia tersebut atau jenjang SD/MI/Paket A sebanyak 236.567 orang. Dengan demikian tingkat Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A di Kota Medan sebesar 95,36%. Persentase ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 1,50%.

Penduduk yang berusia 13-15 tahun di Kota Medan selama tahun 2010 sebesar 117.769 orang, sedangkan siswa yang bersekolah pada usia tersebut atau jenjang SMP/MTs?Paket B sebanyak 93.131 orang. Dengan demikian tingkat capaian kinerja Angka Partisipasi Murni ( APM ) SMP/MTs/Paket B di Kota Medan sebesar 79,08%. Persentase ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 0,20%.

Penduduk yang berusia 16-18 tahun di Kota Medan selama tahun 2010 sebesar 140.282 orang, sedangkan siswa yang bersekolah pada usia tersebut atau jenjang SMA/MA/Paket C sebanyak 93.626 orang. Dengan demikian tingkat capaian kinerja Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/Paket C di Kota Medan sebesar 66,74%. Persentase ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 0,43%.

Angka putus sekolah merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan. Penyebab putus sekolah, antara lain kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan sebagai investasi masa depannya, keadaan ekonomi yang miskin, dan keadaan geografis yang kurang mendukung.


(2)

7

Faktor-faktor penyebab anak putus sekolah karena: faktor eksternal adalah keadaan sosial ekonomi orang tua yang rendah, pendidikan orang tua, persepsi orang tua terhadap pendidikan, terjadinya pernikahan dini atau cultural patriarkihis, serta lingkungan masyarakat yang kurang mendukung. Faktor internal adalah minat anak untuk sekolah, motivasi anak untuk melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi serta intelegensi anak yang kurang dalam mengikuti pelajaran.

Data Jumlah penduduk yang ada di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X Kota Medan adalah 450 KK. Data anak sekolah yang masih duduk dibangku sekolah SD adalah 45 orang, SMP adalah 25 orang, SMA/Sederajat adalah12 orang. Data anak putus sekolah SD adalah 9 orang, SMP adalah 16 orang, SMA/Sederajat adalah 10 orang. Dari data tersebut jelas terlihat bahwa jumlah anak putus sekolah di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X Kota Medan masih cukup tinggi, terutama di tingkat SMP masih sangat tinggi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X Kota Medan”.

1.1. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di identifikasi bahwa faktor-faktor penyebab anak putus sekolah adalah karena :

1. Keadaan sosial ekonomi orangtua yang rendah 2. Pendidikan Orang Tua


(3)

3. Persepsi Orang Tua

4. Lingkungan masyarakat (teman sebaya) yang kurang mendukung 5. Minat anak untuk sekolah rendah

1.3. Batasan Masalah

Setelah memaparkan permasalahannya, agar tidak terjadi pembahasan yang meluas maka penulis membatasi masalah pada faktor-faktor penyebab anak putus sekolah Tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X Kota Medan.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja penyebab anak putus sekolah tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tanggok Bongkar X Kota Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab anak putus sekolah tingkat SMP di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X Kota Medan .

1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan dalam pembangunan lebih lanjut mengenai penelitian tentang faktor-faktor anak putus sekolah.


(4)

9

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk memiliki alternatif pendidikan yang memungkinkan anak putus sekolah dapat kembali belajar di samping mereka mencari nafkah.

b. Sebagai bahan masukan bagi orangtua khususnya masyarakat di Lingkungan XV Tegal Sari Mandala II Tangguk Bongkar X tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak mereka.

c. Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan penelitian yang akan datang, memberi informasi, saran minimal mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya anak putus sekolah.

d. Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca tentang masalah yang diteliti dan sebagai acuan pada peneliti yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.


(5)

1

Ahmadi, abu. 2005. Psikologi perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. 2003. Undang-undang No. 23 tahun 2003. Tentang sistem pendidikan Nasional. Jakarta: Visimedia.

Faisal, sanapiah.1990. Pendidikan Luar Sekolah di Dalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional.

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Jaya, Eko. 2003. Undang-undang No 23 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Perpustakaan CSIS.

Ma’mur, Jamal.2011. MetodePraktis Penelitian Pendidikan. Banguntapan Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI).

Moleong J, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sadulloh, Uyoh. 2008. Pengantar Filsafar Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: UNIMED.

Tim visi media. 2002. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Jakarta: Visimedia.

Tohirin.2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: Grafindo Persada.


(6)

2

Nuh, Muhammad. (2011), Komersialisasi Pendidikan, Harian Kompas, Selasa 29 april 2014.

Waluyadi. 2009. Undang-undang No 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. Jakarta: Mandar Maju.

Sumber Skripsi :

Elpi. 2003. Faktor-faktor mempengaruhi Kelanjutan Pendidikan Anak Ke Perguruan Tinggi Di Desa Hutapungut Tonga Kecamatan Kota Nopan Kabupaten Mandailing Natal.Skripsi. Medan: Jurusan Geografi FIS UNIMED.

Hutapea, Susianti. 2011. Tentang Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing TinggiSkripsi. Medan: Jurusan Geografi FIS UNIMED.

Lubis, Elpi. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelanjutan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi di Desa Sampali Kecamatan Percut

Sai Tuan KabupatenDeli Serdang .Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Panjaitan, Erika. 2008. Faktor-faktor yang melatarbelakangi Siswa/I Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi (studi Kasus di Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Perdana Kusuma, Halim. 2007.Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Angka Putus Sekolah Tingkat SD/Sederajat dan SMP/Sederajat di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupatten Batu Bara. Skripsi.Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Suriawati. 2012. Faktor-faktor penyebab Terjadinya Anak Putus Sekolah di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi.Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

Sumber Internet:

Asri.2011. http://edukasi.Kompas/2011. Angka Putus Sekolah dan Komersialisasi Pendidikan (di akses selasa, 29 april 2014).

BPS.2013. http://www.srie.org/2013/02/inilah-peringkat-5-besar-provinsi.html (di akses selasa, 29 april 2014).

www.pemkomedan.go.id. 2011Program kerja pembangunan Bidang sosial budaya. (di akses selasa, 6 mei 2014).