Faktor Faktor Penyebab Anak Putus Sekola

Jurnal
Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Di Desa Suka Damai
Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango
RIZAL BAGOE
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK
Judul ini diangkat dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
anak putus sekolah di Desa Suka Damai Kecamatan Bulango Utara Kabupaten
Bone Bolango dan untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan pemerintah
dalam mencegah terjadinya anak putus sekolah.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif naturalistik dengan
pendekatan fenomologis, dalam penelitian ini didasarkan pada pandangan peneliti
untuk berusaha memahami arti peristiwa yang ada kaitannya dengan orang biasa
dalam arti tertentu.
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan
bahwa faktor penyebab anak putus sekolah di Desa Suka Damai Kecamatan
Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango adalah faktor ekonomi dan tingkat
pendidikan orang tua, faktor lingkungan baik itu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah serta lingkungan masyarakat. Dengan faktor ekonomi dan tingkat
pendidikan orang tua yang sangat berpengaruh terhadap anak putus sekolah.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah desa Suka Damai Kecamatan
Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango dalam mencegah terjadinya anak putus
sekolah. Mulai dari mengaktifkan kembali organisasi kepemudaan, memberikan
danan BOS (bantuan operasional sekolah) dan PKH (program keluarga harapan),
melaksanakan pembinaan melalui pendirian kembali TPQ serta melaksanakan
program paket A, B dan C.
Kata Kunci: Faktor Penyebab dan Upaya Mencegah Anak Putus Sekolah
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu wadah yang bertujuan untuk membentuk
karakter manusia secara utuh. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan
potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,
masyarakat serta bangsa dan negaranya. Sebagaimana yang tertuang dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea
ke empat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa (Undang-undang No. 20 Tahun
2003:3).
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, menyebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensipotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendaliuan diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang No. 20 Tahun 2003: 3).


1

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab anak-anak putus sekolah di
Desa Suka Damai Kec Bulango Utara. Kab Bone Bolango
Untuk mengetahui upaya apakah yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan/pemerintah Desa Suka Damai dalam mencegah terjadinya anak
putus sekolah. Manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut:
a) Manfaat Teoritis
1. Bagi pemerintah setempat
Sebagai masukan dan sumbangan pemimiran bagi pemerintah
khususnya pemerintah desa Suka Damai dalam menangani dan
mengatasi masalah pendidikan dalam hal ini anak putus sekolah.
2. Bagi masyarakat
Sebagai tambahan dan sumbangan pengetahuan kepada masyarakat
terhadap betapa pentingnya pendidikan yang diharapkan dapat
memotivasi para orang tua untuk tetap sekolah kan anaknya.
3. Bagi kalangan perguruan tinggi (PT)

Pertama, penelitian ini bermanfaat untuk menguji dan membuktikan
faktor-faktor penyebab anak putus sekolah dan upaya-upaya
pencegahannya. Kemudian manfaat kedua adalah merupakan pedoman
untuk kegiatan penelitian sejenis untuk berikutnya.
b) Manfaat Praktis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui alasan-alasan anak putus
sekolah, kemudian anak dapat mengetahui bahwa setiap anak harus
memiliki cita-cita untuk masa depan. Mengetahui perspektif orang tua
terhadap pendidikan agar lebih memperhatikan pendidikan dan berusaha
menyekolahkan anaknya ketingkatan yang lebih tinggi, serta dapat
memberikan solusi terhadap upaya-upaya apa yang dilakukan oleh
pemerintah dalam mencegah terjadinya anak putus sekolah.
Bagi peneliti merupakan satu pengalaman dan tambahan pengetahuan
terhadap fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan yang sedang
dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah.
Pengertian Pendidikan
Ahmadi dan Uhbiyati (2007 :70) mengemukakan bahwa pendidikan pada
hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta
penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga
timbul interaksi dari keduanya agar anak mencapai kedewasaan yang dicitacitakan dan berlangsung terus menerus.

Pendidikan dapat di tempuh melalui tiga jalur yaitu:
1. Pendidikan Formal
2. Pendidikan Non Formal
3. Pendidikan Informal
Menurut Langeveld dalam (Ahmadi dan Uhbiyati 2007 :105) tujuan
pendidikan bermacam-macam yaitu :
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Tujuan tak lengkap
4. Tujuan insidentil : (tujuan seketika atau sesaat).

2

5. Tujuan sementara
6. Tujuan perantara
Lembaga pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan bertanggung
jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Menurut Djumhur
dan Surya (1975: 179) jenis putus sekolah dapat dikelompokkan atas tiga yaitu:
1. Putus sekolah atau berhenti dalam jenjang
2. Putus sekolah di ujung jenjang

3. Putus sekolah atau berhenti antara jenjang
Putus sekolah secara umum dapat diartikan sebagai orang/anak ataupun si yang
keluar dalam suatu sistem pendidikan sebelum mereka menamatkan pendidikan
sesuai dengan jenjang waktu sistem persekolahan yang diikuti. Dengan demikian
putus sekolah dapat pula diartikan tidak tamat/gagal dalam belajar ketingkat
lanjut.
Faktor-faktor penyebab anak putus sekolah
a) Faktor Lingkungan
1. Lingkungan keluarga
Menurut Buharudin Salam (2002: 14) mengemukakan bahwa keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama, berlangsung secara
wajar, dan informal serta melalui media permainan. Keadaan keluarga berlainan
satu sama lain. Ada keluarga yang kaya, ada yang kurang mampu, ada keluarga
yang besar (banyak anggota keluarga), ada pula keluarga yang kecil. Ada keluarga
yang bercekcok dan gaduh dan sebagainya. Dalam keluarga yang bermacammacam seperti inilah yang membawa pengaruh terhadap pendidikan dan minat
sekolah anak (Purwanto, 84 : 2007).
2. Lingkungan sekolah
Ketika seorang anak mulai masuk sekolah, itu artinya ia telah masuk pada
lingkungan masyarakat yang berbeda dengan lingkungan masyarakat keluarga.
Jamaludin (2009: 156-157) mengatakan bahwa ketika menuju sekolah seorang

anak membawa beban-beban emosional yang berpotensi menghalanginya untuk
bersekolah. Jika di sekolah mereka tidak mendapat pengarahan yang baik dan
bahkan dibenturkan dengan peraturan-peraturan yang keras maka mereka akan
melanggar peraturan-peraturan tersebut.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan di mana seseorang hidup,
bergerak dan melakukan interaksi dengan orang lain dan saling mempengaruhi.
Lingkungan yang tidak baik akan memberikan pengaruh yang tidak baik pula
terhadap seorang anak, apalagi anak berusia sekolah.
b) Faktor Ekonomi
Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orangtua bekerja keras
mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga perhatian orang tua terhadap
pendidikan cenderung terabaikan. Bahkan dinggap meringankan beban orang tua
anak di ajak untuk bekerja sehingga meninggalkan bangku sekolah dalam waktu
yang cukup lama.
c) Kurangnya minat bersekolah.
Anak usia wajib belajar semestinya menggebu-gebu ingin menuntut ilmu
pengetahuan namun sudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik maka
keinginan bersekolah seorang anak secara tidak langsung sedikit demi sedikit
akan berkurang, ditambah lagi kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan

3

anaknya, kurangnya orang-orang terpelajar dalam pergaulan anak menyebabkan
seorang anak akan berhenti untuk bersekolah.
Upaya yang dilakukan lembaga pendidikan/pemerintah dalam mencegah
terjadinya anak putus sekolah.
1) Memberi Motivasi
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang mengerakkan dan
menggarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar (Dimyati dan
Mudjiono, 80 : 2006)
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dsan kemaunnya
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu
(Purwanto 73 : 2007).
2) Melakukan Pembinaan
Menurut Yurudik Yahya, (di akses 12 Maret 2013). Pembinaan adalah suatu
bimbingan atau arahan yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa kepada
anak yang perlu dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian
yang utuh dan matang kepribadian yang dimaksud mencapai aspek cipta, rasa dan
karsa.

1) Pendidikan Kesetaraan / Kejar Paket A, B dan C.
Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 26 ayat (3), bahwa pendidikan kesetaraan adalah
program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA yang mencakup Program Paket A, Paket B, dan
Paket C.
Untuk memahami dan mengetahui tentang faktor-faktor penyebab anak
putus sekolah dan upaya-upaya yang di lakukan oleh masyarakat yang ada di Desa
Suka Damai dalam menghadapi anak putus sekolah. Maka metode yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan
fenomologis.
Lokasi penelitian ini adalah di Desa Suka Damai Kecamatan Bulango
Utara Kabupaten Bone Bolango dengan objek penelitian tentang faktor-faktor
penyebab anak putus sekolah dari tahun 2008, 2009 sampai tahun 2010.
Menurut Sugiyono (2005 : 59) bahwa peneliti berfungsi sebagai pelaku
utama dalam penelitian, tentu saja sebagai manusia biasa dengan segala
kemampuan yang masih terbatas, maka dalam pengumpulan data masih
diperlukan catatan lapangan (note field).
Desa Suka Damai merupakan desa pemekaran dari desa Bandungan, yang
berdiri dan diresmikan pada tanggal 27 Mei 2007. Dimana kepala desa pertama

adalah Bapak Yunus Atalapu yang dilantik oleh Bupati Bone Bolango, Bapak Ir H
Ismet Mile. MM disaksikan secara langsung oleh masyarakat desa Suka Damai.
Desa Suka Damai pada saat ini berpenduduk 833 jiwa, terdiri dari laki-laki
berjumlah 451 jiwa dan perempuan 382 jiwa. Sedangkan jumlah KK adalah 235
yang tersebar di tiga dusun yang ada di desa Suka Damai.
Dalam pembahasan ini dapat diketahui ada beberapa faktor yang
menyebabkan anak putus sekolah di Desa Suka Damai yakni diantaranya adalah
4

faktor internal dan eksternal. Dimana faktor internal merupakan faktor yang
berhubungan dengan apa yang ada dalam diri seorang anak, seperti kurangnya
minat atau motivasi seorang anak untuk sekolah. Selain faktor yang berhubungan
dengan apa yang ada dalam diri seorang anak. Faktor motivasi seorang anak juga
dapat disebakan oleh faktor-faktor yang lain di luar dirinya.
1. Faktor ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua
Setiap keluarga mempunyai tingkatan ekonomi yang berbeda-beda. Pada
tingkatan ekonomi yang rendah tentunya aktivitas utama adalah bagaimana untuk
memenuhi kebutuhan primer keluarga mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan
tempat tinggal. Untuk mendapatkan kebutuhan primer tersebut kegiatan utama
keluarga adalah berusaha sekuat mungkin untuk bekerja setiap harinya mulai dari

pagi sampai sore. Sehingga menyebabkan terabaikannya kebutuhan sekunder
yang seyogyanya merupakan kebutuhan masa depan keluarga yang dalam hal ini
adalah kebutuhan pendidikan keluarga khususnya untuk anak-anaknya.Selain dari
faktor ekonomi diatas tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruh pada
pendidikan seorang anak.
2. Faktor Lingkungan Keluarga
Peranan lingkungan keluarga sangat berpengaruh pada aktivitas kehidupan
dalam pergaulan anak, kurangnya perhatian orang tua menyebabkan anak
perilakunya sering tidak terkontrol sehingga membuat ia tak dapat mengendalikan
diri berbuat semaunya. Maka hal ini tentunya akan menimbulkan permasalahan
permasalahan yang mengakibatkan kesulitan pada diri anak seperti, kesulitan
dalam belajar yang mengakibatkan motivasi anak untuk sekolah berkurang,
hingga menyebabkan anak berhenti atau putus sekolah.
3. Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang terstruktur dan
berjenjang yang mempunyai peraturan-peraturan yang harus di patuhi. Dalam
melaksanakan pendidikan sekolah sebaiknya menghilangkan peraturan-peraturan
keras karena hal ini mengakibatkan motivasi seorang anak untuk sekolah akan
berkurang sehingga menyebabkan anak putus sekolah.
4. Faktor Lingkungan Masyarakat

Keberadaan lingkungan masyarakat dimana anak itu berada memberikan
pengaruh yang besar terhadap pendidikan seorang anak.
Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah desa Suka
Damai dalam mencegah terjadinya anak putus sekolah adalah sebagai berikut:
1) Melakukan Pembinaan
Pembinaan dilakukan bersama-sama oleh pemerintah desa dan orang tua
secara berkesinambungan. Dalam pembinaan tersebut pemerintah desa berusaha
memberikan pengertian dan pencerahan terhadap arti pentingnya pendidikan
terhadap kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan cara
mengaktifkan kembali organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Desa Suka
Damai. Selain itu pemerintah desa juga mendirikan tempat pengajian Al Quran
(TPQ), yang diharapkan dapat memberikan pembinaan terhadap anak secara
kontinu untuk menjadi manusia yang mampu mengembangkan potensi-potensi
dirinya serta akan bermanfaat bagi dirinya, masyarakat serta bangsa dan negara.
2) Memberikan Motivasi
Motivasi sangat diperlukan dalam mendorong anak untuk sekolah.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan
seorang anak.
5

3) Melaksanakan Progam Pendidikan Paket A, B dan C
Selain melakukan pembinaan dan memberikan motivasi upaya lain yang
dilakukan oleh pemerintah desa Suka Damai adalah dengan melaksanakan
program pendidikan paket A, B Dan C.
Kesimpulan.
1. Bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak putus sekolah adalah Faktor
ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua, Faktor lingkungan baik itu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat.
Dari beberapa faktor tersebut faktor ekonomi dan tingkat pendidikan orang
tua sangat berpengaruh terhadap anak putus sekolah.
2. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal mencegah terjadinya
anak putus sekolah adalah memberi motivasi, melakukan pembinaan,
melaksanakan pendidikan kesetaraan.
Saran. Berkaitan dengan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan saran-saran
sebagai berikut:
1. Diharapkan bahwa dengan adanya faktor-faktor penyebab anak putus
sekolah di Desa Suka Damai Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone
Bolango. Diupayakan agar dapat meminimalisir anak putus sekolah
dengan meningkatkan ekonomi masyarakat dan juga meningkatkat
motivasi dan pengetahuan orang tua anak terhadap dunia pendidikan.
2. Diharapkan kepada pemerintah memberikan perhatian serius terhadap
pendidikan di desa Suka Damai. Sebagaimana dengan upaya-upaya yang
dilakukan dalam hal mencegah terjadinya anak putus sekolah selalu terus
dikontrol dan diawasi dan untuk kedepan lebih meningkatkan lagi upayaupaya tersebut dengan terus bekerjasama dengan masyarakat secara terus
menerus agar faktor-faktor penyebab anak putus sekolah dapat ditekan
bahkan kedepannya tidak ada lagi anak-anak putus sekolah di desa Suka
Damai Kecamata Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi A dan Uhbiyati Nur. 2007 Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Jakarta . Depdiknas.
Djumhur, I dan Surya Muhammad. 1975, Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah.
Bandung : CV Ilmu.
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Jamaludin, Mahruf Syaikh. M. 2009. Psikologi Anak dan Remaja Muslim.
Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

6

Salam, Burhanuddin. 2002. Pengantar Pedagogik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Yahya, Yurudik. 2011. Putus Sekolah dan Cara Pembinaanya . Tersedia di
Http://ilmiahtesiswordpress.com/page/101/.

7