FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ANAK PUTUS SEKOLAH TINGKAT SD DAN SMP DI KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA

ANAK PUTUS SEKOLAH TINGKAT SD DAN SMP

DIKECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

AKHMAD SYAHPUTRA SIREGAR NIM : 309331003

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ix ABSTRAK

AKHMAD SYAHPUTRA SIREGAR, NIM. 309331003. Faktor-Faktor Penyebab

Terjadinya Anak Putus Sekolah Tingkat SD Dan SMP Di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Faktor internal (minat anak.kesehatan dan kelelahan) dapat menyebabkan terjadinya anak putus sekolah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. (2) Faktor eksternal (persepsi orang tua,,Ekonomi, lingkungan masyarakat, dan aksesibilitas) dapat menyebabkan terjadinya anak putus sekolah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Juli 2015. Populasi pada penelitian ini adalah 112 jiwa anak putus sekolah di Kecamatan Beringin , dan sampel yang diambil adalah 34 jiwa anak putus sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi langsung dan teknik komunikasi langsung. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Sebanyak 34 anak di Kecamatan Beringin mengalami putus sekolah atau tidak sekolah disebabkan faktor internal (minat), sebesar 35.3% faktor kesehatan 2.9% , faktor kelelahan sebesar dan faktor eksternal terdiri dari perhatian orang tua 64.7% ,faktor pendidikan orang tua sebesar 50% .faktor ekonomi keluarga sebesar 44.1% ,faktor lingkungan sebesar 58.8% dan sebanyak 8 responden atau 23.5 % mengatakan bahwa tingkat aksesibilitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan anak putus sekolah dikecamatan beringin baiknya Orang tua beserta masyarakat dan lembaga pemerintahan kecamatan beringin hendaknya memberikan arahan, contoh yang baik, serta meningkatkan fasilitas aksesibilitas yang menunjang pendidikan agar anak dapat menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat perguruan tinggi atau sederajat. .


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Segalapuji, hormat dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Berkat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Anak Putus Sekolah Tingkat SD dan SMP Di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang .Adapun tujuan skripsi ini adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Selama dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima hambatan dalam penulisan skripsi dan telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dan sebagai rasa syukur, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom.M.Pd Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra Nurmala Berutu, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Sekaligus sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan Geografi Sekaligus sebagai Dosen Penguji yang telah memberi masukan dan saran kepada penulis.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan


(7)

iv

5. Bapak Drs.Mbina Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang banyak membimbing penulis, memberikan waktu dan pemikiran dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Nahor M.Simnungkalit.M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik dan penguji yang banyak memberikan motifasi selama penulis dalam perkuliahan.

7. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

8. Kepala Dinas Bappeda, Camat Beringin, dan seluruh staf kantor camat yang banyak membantu penulis selama dalam pelaksanaan penelitian. 9. Teristimewa kepada kedua orangtua, buat Ayah saya Sahrul Siregar dan

Ibu saya Ida Wati Pane yang telah memberikan doa, nasehat, motivasi dan pengorbanan yang tidak ternilai kepada penulis.

10. Abang dan Adek saya Sahti Kasmirullah dan Nursafitri yang selalu memberikan doa dan semangat.

11. Sahabat saya Khairunisa Pri Utami , Mega Oktavia dan Endah Yolanda terimakasih atas dukungan, semangat dan doanya

12. Teman-teman saya Nurmahardi,Nuraisyah Siregar. Ririn Anggraini , Saipul Husein Christin Simbolon,Ermalia Sembiring, Freddy Siswanto Simamora, Iqbalsyah, Alm.Jerry Banjarnahor, Sanny Suryani) terimakasih atas dukungan, semangat dan doanya, semoga kebersamaan kita tidak pernah berakhir.


(8)

v

13. Rekan–rekan seperjuangan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi stambuk 2009 dan khususnya buat KOMBES’09.

Penulis Menerima Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca hingga pada akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca kususnya Jurusan Pendidikan Geografi.

Medan, Februari 2016

Akhmad Syahputra Siregar NIM. 309331003


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Akhmad Syahputra Siregar Nim : 309 331 003

Jurusan : Pendidikan Geografi Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.

Medan, 2016

Saya yang membuat pernyataan,

Akhmad Syahputra Siregar NIM : 309 331 003


(10)

vii

DAFTAR ISI

Daftar Isi Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... ...iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ...vi

DAFTAR ISI ... ...vii

ABSTRAK ... ...ix

DAFTAR TABEL ... ...x

DAFTAR GAMBAR ... ...xi

DAFTAR LAMPIRAN………...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori ... 7

B. Penelitian yang Relevan ... 38

C. Kerangka Berfikir ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42

A. Lokasi Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 43

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 43

E. Tehnik Analisa Data ... 44

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 45

B. Keadaan Fisik ... 45


(11)

viii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

B. Pembahasan ... 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA...79


(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1 Penggunaan Lahan ... 47

2 Komposisi Penduduk Menurut umur ... 49

3 Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 51

4 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ... 52

5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 53

6 Jumlah Kenderaan ... 54

7 Kondisi Jalan ... 54

8 Jumlah Prasarana Transportasi ... 55

9 Faktor Minat Anak Putus Sekolah ... 58

10 Faktor Kesehatan Anak Putus Sekolah ... 60

11 Faktor Kelelahan Pada Anak ... 61

12 Faktor Perhatian Orang Tua ... 62

13 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 64

14 Tingkat Ekonomi ... 65

15 Responden Memilih Bekerja ... 67

16 Faktor Berdasarkan Aksebilitas ... 68


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1 Daftar Wawancara ... 83 2 Lembar Data Diri Responden ... 85 4. Lembar Data Diri Anak Putus Sekolah menurut Kepala Keluarga ……… 86 5 Lembar Hasil Wawancara ... 88 6 Dokumentasi Foto Anak Putus Sekolah ... 90


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu sektor penting yang secara langsung memberikan kontribusi terbesar dalam mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sektor pendidikan. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu keharusan bagi sebuah bangsa di era globalisasi. Salah satu wahana untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah bidang pendidikan.

Dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang dasar, fungsi dan tujuan menyatakan pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perabapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan mengalami perubahan sepanjang waktu, oleh karena itu pendidikan tidak mengenal akhir atau pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan bertujuan untuk mencetak pribadi yang berpengetahuan tinggi, berwawasan luas dan berbudi pekerti yang luhur.

Menurut pasal 17 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah


(15)

2

Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan pendidikan yang memberikan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan, baik untuk pribadi maupun masyarakat. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama sembilan tahun pertama masa sekolah anak-anak. Secara sederhana pendidikan dasar dalam konsep pendidikan normal adalah pendidikan yang ada di level dasar, yakni Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’iyah, namun sesuai dengan aturan wajib mengenyam pendidikan dasar sembilan tahun hingga tingkat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Pendidikan merupakan serangkaian proses yang dilakukan suatu negara dalam rangka menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan. Pendidikan anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari persoalan mencerdaskan bangsa. Melalui pendidikan, anak-anak diasah dengan seperangkat pengetahuan untuk memiliki kesadaran dan kemauan yang positif dalam menemukan dan merumuskan tujuan untuk dirinya di masa-masa mendatang. Pembangunan pendidikan di Indonesia telah menunjukan keberhasilan yang cukup besar. Wajib belajar sembilan tahun yang didukung pembangunan insfratruktur sekolah dan diteruskan dengan wajib belajar sembilan tahun adalah program sektor pendidikan yang diakui cukup sukses. Kasus tinggal kelas, terlambat masuk sekolah dasar, anak putus sekolah dan ketidakmampuan untuk meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi merupakan hal yang


(16)

3

cukupbanyak menjadi sorotan di dunia pendidikan. (www.cetak.kompas.com). Fenomena putus sekolah merupakan masalah pendidikan di Indonesia yang belum terselesaikan sampai saat ini. Berdasarkan data yang dikutip dari situs

http://www.menegpp.go.id angka putus sekolah seluruh jenjang pendidikan di

Indonesia empat tahun terakhir masih di atas satu juta siswa per tahun. Dari jumlah itu, sebagian besar adalah mereka yang masih duduk di jenjang pendidikan dasar (SD - SMP). Dari semua hasil yang telah dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional, ternyata masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya jumlah anak usia sekolah yang harusnya duduk di bangku sekolah tetapi malah harus putus sekolah dan tentu saja dampak ini menyebabkan semakin bertambahnya beban pemerintah dalam memajukan mutu pendidikan nasional Meskipun program pendidikan wajib belajar sembilan tahun sudah berjalan di Indonesia, tetapi masih terdapat persoalan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yaitu masih tingginya angka putus sekolah.

Berdasarkan data BKKBN (Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) tahun 2010, angka putus sekolah di Indonesia mencapai 13.685.324 siswa dengan usia sekolah 7-15 tahun. Di Provinsi Sumatera Utara, jumlah anak usia sekolah saat ini diperkirakan mencapai 2,6 juta jiwa dari hampir 13 juta penduduk Sumatera Utara hasil sensus penduduk 2010 lalu sedangkan jumlah anak yang tidak sekolah termasuk tinggi, yaitu mencapai sekitar 17.286 anak dan yang tidak melanjutkan sekolah, mencapai lebih dari 78.000 anak. Di Sumut, menurut Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, dana anggaran pendidikan 2009 diperkirakan mencapai 2 triliun rupiah lebih. Dari jumlah tersebut,


(17)

4

diantaranya untuk penyaluran dan dana bantuan operasional sekolah yang mencapai 1,065 triliun. Meski nilai ini mengalami kenaikan yang signifikan dibanding tahun 2008, namun penyalurannya tidak lancar menjadi kendala saat ini.

Mengutip pernyataan Kepala Bidang Pendidikan non Formal, Informal dan PAUD Dinas Pendidikan Sumut, Bambang Siswanto, pada tahun 2010 sebanyak 213.138 jiwa di Sumut mengalami buta huruf, dimana hal yang menyebabkan buta huruf akibat dari banyaknya masyarakat yang putus sekolah sebelum kelas empat sekolah dasar (www.waspada.co.id). Jumlah tersebut tersebar di 33 kabupaten kota dengan jumlah terbanyak ditemukan di Kabupaten Deli Serdang, 24.591 jiwa, disusul Kabupaten Asahan mencapai 24.558 jiwa, Nias Selatan 23.740 jiwa, Simalungun 21.807 jiwa dan Kabupaten Langkat 20.694 jiwa.

Kabupaten Deli Serdang memiliki angka buta huruf terbesar yakni 24.591 jiwa dimana salah satu hal yang menjadi penyebabnya ialah adanya fenomena putus sekolah di kabupaten ini. Angka putus sekolah di Kabupaten Deli Serdang mencapai 296 anak usia SD dan 312 anak usia SMP. Jumlah anak putus sekolah di Kabupaten Deli Serdang ini tersebar di beberapa kecamatan, salah satu kecamatan yang turut menyumbang jumlah angka anak putus sekolah adalah Kecamatan Beringin, terdapat 112 anak usia 7-15 tahun di kecamatan ini yang mengalami putus sekolah.

Banyak faktor yang melatarbelakangi seorang anak putus sekolah. Muhammad Firman (2009) menyatakan faktor ketidakmampuan membiayai sekolah atau faktor ekonomi menjadi faktor penyebab paling dominan putus


(18)

5

sekolah. Kenyataan itu dibuktikan dengan tingginya angka rakyat miskin di Indonesia yang anaknya tidak bersekolah atau putus sekolah berasal dari aspek internalnya, yaitu tidak ada keinginan atau motivasi untuk melanjutkan sekolah dalam diri anak sehingga menyebabkannya memutuskan untuk berhenti sekolah. Burhannudin (dalam Prihatin, 2011), menyatakan bahwa setidaknya ada enam faktor yang menyebabkan terjadinya putus sekolah khususnya pada jenjang pendidikan dasar yaitu faktor ekonomi, minat untuk bersekolah rendah, perhatian orang tua yang kurang, fasilitas belajar yang kurang mendukung, faktor budaya dan lokasi atau jarak sekolah.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Anak Putus Sekolah Tingkat SD/Sederajat Dan SMP/Sederajat Di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu hal-hal yang berkaitan dengan faktor eksternal dan faktor internal yang menyebabkan anak putus sekolah Tingkat SD/Sederajat Dan SMP/Sederajat Di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

C.Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan dari identifikasi masalah tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi hanya pada faktor internal dan eksternal yang menyebabkan anak putus sekolah.


(19)

6

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi terjadinya anak putus sekolah tingkat SD/Sederajat dan SMP/Sederajat di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Yang Membatasi Faktor Eksternal Dan Internal?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya anak putus sekolah tingkat SD/Sederajat dan SMP/Sederajat di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang


(20)

77

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Anak Putus Sekolah Tingkat SD Dan SMP Di Kecamatan Beringin ada dua faktor yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu faktor internal dan faktor eksternal, adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi anak putus sekolah adalah mengenai minat anak, kesehatan dan kelelahan. Dari ketiga hal yang mempengaruhi angka putus sekolah tersebut, minat anak menjadi hal yang paling dominan yang mempengaruhi angka putus sekolah pada anak. Dari 34 anak yang mengalami putus sekolah 22 diantaranya mengalami putus sekolah disebabkan karena rendahnya minat terhadap pendidikan.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi anak putus sekolah adalah perhatian orangtua, pendidikan orangtua, tingkat ekonomi orang tua, lingkungan masyarakat dan tingkat aksesbilitas. Dari kelima hal yang mempengaruhi angka putus sekolah tersebut, perhatian orang tua menjadi hal yang paling dominan dari faktor eksternal yang mempengaruhi anak putus sekolah. Dari 34 anak yang mengalami putus sekolah 22 diantaranya mengalami putus sekolah disebabkan karena rendahnya perhatian orangtua terhadap pendidikan anak.


(21)

78

3. Dari tingkat aksebilitas jalan terdapat 8 orang anak (23.5%) mengatakan putus sekolah karena kondisi jalan yang rusak yang menyebabkan sulit mendapatkan transportasi ke sekolah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa saran antara lain sebagai berikut :

1. Orang tua perlu memupuk semangat dan minat anak terhadap pendidikan. Melalui menanaman mengenai pentingnya pendidikan dan manfaat pendidikan diharapkan dapat memupuk minat dan semangat anak dalam belajar sehingga anak tidak pupus harapan ketika dalam proses belajar timbul halangan dan hambatan.

2. Orang tua diharapkan mau memberikan perhatiannya terhadap pendidikan yang tengah dijalani anaknya melalui pemberian umpan balik terhadap apa yang telah dipelajari anaknya disekolah ataupun pemberian penghargaan terhadap sekecil apapun pencapaian yang telah dicapai anaknya dalam proses belajar. Sekecil apapun perhatian yang diberikan orangtua terhadap anak diharapkan dapat memuput semangat anak dalam menimbah ilmu dan akan berdampak terhadap menurunnya angka putus sekolah.

3. Orang tua beserta masyarakat dan lembaga pemerintahan hendaknya memberikan perhatian khusus terhadap sarana dan prasarana yang menunjang berjalannya proses pendidikan dengan memperbaiki segala kerusakan yang dapat menghambat proses pendidikan anak usia sekolah. Dengan perhatian yang lebih diharapkan tingkat aksesbilitas.


(22)

79

DAFTAR PUSTAKA

Ary H. Gunawan. (2010). Sosiologi pendidikan: Suatu analisis sosiologi

tentang pelbagai problem pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin. (2007). Psikologi pendidikan: Reflektif teoritis terhadap

fenomena. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Berns, R.M. (2004). Child, family, school, community, socialization

and support. Australia: Thomson.

BPS. (2010). Statistik pendidikan 2009. Jakarta: BPS RI. . (2010). Indikator kesejahteraan rakyat 2009. Jakarta: BPS RI.

Bruns, B., Mingat, A., & Rakotomalala, R. (2003). Achieving Universal

Primary Education by 2015: A Chance for Every Child.

Washington, DC: The World Bank

Burhanudin. (2007). Pemetaan anak tidak dan putus sekolah usia 7–15 tahun di Kota Mataram dan Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi NTB: Ke arah penuntasan wajar 9 tahun. Diambil dari: http://www.puslitjaknov.org

/data/file/2008/makalah_peserta/30_Burhanudin_Pemetaan%20anak%20 tidak%20dan%20putus%20sekolah%20usia.pdf. Diunduh 20 Juli 2011. Crain, W. (2004). Theories of development: Concepts and aplications fifth

edition. New Jersey: Pearson.

Firma, Muhammad. 2009.Problem Putus Sekolah yang Kompleks. Tersedia pada http://kosmo.vivanews.com/news/read/70884

problem_putus_sekolah_yang_kompleks.Diakses 20 juli 2015.


(23)

80

Gigih Mulpratangga (2011). Pengaruh perhatian orang tua dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Rejosari tahun Ajaran 2010/2011”. Tesis. Tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gunarsa Singgih D dan Ny.Y. Singgih Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing,Jakarta: Balai Pustaka, 2002

Harahap, A.H. (1981). Bina Remaja.Medan: Yayasan Bina Pembangunan Indonesia

Harmon, A. D & Jones, T. S (2005). Elementary education: A

reference handbook. California: ABC-CLIO, inc.

Inu Hardi Kusumah, 2008. Makalah: Actions Research (Penelitian Tindakan) dalam Proses Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah. Dapatdiakses: www. rand. org/ pemberdayaan/ putus/ sekolah. htm.Tanggal akses: 22 juli 2015

Kyridis, A., Tsakiridou, E., Zagkos, C., Koutouzis, M. & Tziamtzi, C. (2011). “Educational inequalities and school dropout in greece”. International

Journal of Education, Vol 3, No. 2: 1-15

Mudjito AK. (2008). Kebijakan direktorat pembinaan TK dan SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

Nazili Shaleh Ahmad. (2011). Pendidikan dan masyarakat: Kajian

peran pendidikan dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya. perkembangan pendidikan di negara maju, berkembang dan terbelakang.

Yogyakarta: Sabda Media.

Panpan Achmad Fadjri. (2000). Analisis kualitas sumber daya manusia menurut kota di Indonesi a”, Warta Demografi, 30 No.3: 34-39.


(24)

81

Pendidikan Sosial, Jilid II (Yogyakarta Paramita, 1975), hal. 85 Tim Penyusun Peace Education Program, Pendidikan Damai Dalam Perspektif Ulama Aceh (Banda Aceh: PPD, 2005), hal. 208

Sabates, R., Akyeampong, K., Westbrook, J. & Hunt, F. (2010). School drop

out: Patterns, causes, changes and policies. Diambil dari:

unesdoc.unesco.org/images/.../190771e.pdf. diakses tanggal 15 Januari 2010.

Sambodo. (2003). Pembangunan tanpa perasaan: Evaluasi pemenuhan hak

ekonomi, sosial dan budaya. Jakarta: ELSAM.

Jurnal pendidikan dan kebudayaan. Tahun ke 14, No 073: 664-668

Santoso, Soegeng . 2008. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta diambil dari https://madaniyogyakarta.wordpress.com/2013/03/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan-anak/ diunduh 20 juli 2015

Santrock, J.W. (2004). Life span development. Boston: McGraw-Hill Hogher Education.

Slamet. 2003. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi com. http://info-loker-kerja.blogspot.com/2012/08/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar

siswa.html.Diunduh tanggal 20 Oktober 2015

Slamet Widiyono. (2007). Partsipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 Tahun di Desa Sawangan dan Banyuroto, Sawangan Magelang. Tesis. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta.


(25)

82

Soedomo, A. Hadi. (2008). Pendidikan: Suatu pengantar. Surakarta: UNS Sugiyanto. (2010). Karakteristik anak SD. Diambil dari:

staff.uny.ac.id sites/default/files/.../Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf. Diakses tanggal 20 Juli 2015

Suharjo. (2006). Mengenal pendidikan sekolah dasar: Teori dan praktek. Jakarta: Depdiknas.

Suparlan Suhartono. (2008). Wawasan pendidikan: Sebuah pengantar

pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia.

Sumadi Suryabrata.(2006). Psikologi pendidikan.Yogyakarta:PT RajagrafindoPersada.

Suryosubroto. (1998). Humas dalam dunia pendidikan: Suatu

pendekatan praktis. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Tilaar H.A.R. (2002). Perubahan sosial dan pendidikan: Pengantar

pedagogik transformatif untuk Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Todaro, P. M & Smith, SC. (2003). Pembangunan ekonomi di dunia

ketiga. Terjemahan: Haris Munandar. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Tutut Faridawati. (2011). Pengaruh fasilitas belajar dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas atas SD Negeri Ngepringan 2 Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2011.

Tesis. Tidak diterbitkan. Surakarta: Univerversitas Muhammadiyah Surakarta.

Undang-Undang RI Nomor 09 Tahun 1960 tentang faktor kesehatan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang 4 aspek kesehatan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Anak Putus Sekolah Tingkat SD Dan SMP Di Kecamatan Beringin ada dua faktor yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu faktor internal dan faktor eksternal, adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal

Faktor internal yang mempengaruhi anak putus sekolah adalah mengenai minat anak, kesehatan dan kelelahan. Dari ketiga hal yang mempengaruhi angka putus sekolah tersebut, minat anak menjadi hal yang paling dominan yang mempengaruhi angka putus sekolah pada anak. Dari 34 anak yang mengalami putus sekolah 22 diantaranya mengalami putus sekolah disebabkan karena rendahnya minat terhadap pendidikan.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi anak putus sekolah adalah perhatian orangtua, pendidikan orangtua, tingkat ekonomi orang tua, lingkungan masyarakat dan tingkat aksesbilitas. Dari kelima hal yang mempengaruhi angka putus sekolah tersebut, perhatian orang tua menjadi hal yang paling dominan dari faktor eksternal yang mempengaruhi anak putus sekolah. Dari 34 anak yang mengalami putus sekolah 22 diantaranya mengalami putus sekolah disebabkan karena rendahnya perhatian orangtua terhadap pendidikan anak.


(2)

3. Dari tingkat aksebilitas jalan terdapat 8 orang anak (23.5%) mengatakan putus sekolah karena kondisi jalan yang rusak yang menyebabkan sulit mendapatkan transportasi ke sekolah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa saran antara lain sebagai berikut :

1. Orang tua perlu memupuk semangat dan minat anak terhadap pendidikan. Melalui menanaman mengenai pentingnya pendidikan dan manfaat pendidikan diharapkan dapat memupuk minat dan semangat anak dalam belajar sehingga anak tidak pupus harapan ketika dalam proses belajar timbul halangan dan hambatan.

2. Orang tua diharapkan mau memberikan perhatiannya terhadap pendidikan yang tengah dijalani anaknya melalui pemberian umpan balik terhadap apa yang telah dipelajari anaknya disekolah ataupun pemberian penghargaan terhadap sekecil apapun pencapaian yang telah dicapai anaknya dalam proses belajar. Sekecil apapun perhatian yang diberikan orangtua terhadap anak diharapkan dapat memuput semangat anak dalam menimbah ilmu dan akan berdampak terhadap menurunnya angka putus sekolah.

3. Orang tua beserta masyarakat dan lembaga pemerintahan hendaknya memberikan perhatian khusus terhadap sarana dan prasarana yang menunjang berjalannya proses pendidikan dengan memperbaiki segala kerusakan yang dapat menghambat proses pendidikan anak usia sekolah. Dengan perhatian yang lebih diharapkan tingkat aksesbilitas.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ary H. Gunawan. (2010). Sosiologi pendidikan: Suatu analisis sosiologi tentang pelbagai problem pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin. (2007). Psikologi pendidikan: Reflektif teoritis terhadap fenomena. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Berns, R.M. (2004). Child, family, school, community, socialization and support. Australia: Thomson.

BPS. (2010). Statistik pendidikan 2009. Jakarta: BPS RI. . (2010). Indikator kesejahteraan rakyat 2009. Jakarta: BPS RI.

Bruns, B., Mingat, A., & Rakotomalala, R. (2003). Achieving Universal Primary Education by 2015: A Chance for Every Child. Washington, DC: The World Bank

Burhanudin. (2007). Pemetaan anak tidak dan putus sekolah usia 7–15 tahun di Kota Mataram dan Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi NTB: Ke arah penuntasan wajar 9 tahun. Diambil dari: http://www.puslitjaknov.org

/data/file/2008/makalah_peserta/30_Burhanudin_Pemetaan%20anak%20 tidak%20dan%20putus%20sekolah%20usia.pdf. Diunduh 20 Juli 2011. Crain, W. (2004). Theories of development: Concepts and aplications fifth edition. New Jersey: Pearson.

Firma, Muhammad. 2009.Problem Putus Sekolah yang Kompleks. Tersedia pada http://kosmo.vivanews.com/news/read/70884

problem_putus_sekolah_yang_kompleks.Diakses 20 juli 2015.


(4)

Gigih Mulpratangga (2011). Pengaruh perhatian orang tua dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Rejosari tahun Ajaran 2010/2011”. Tesis. Tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gunarsa Singgih D dan Ny.Y. Singgih Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing,Jakarta: Balai Pustaka, 2002

Harahap, A.H. (1981). Bina Remaja.Medan: Yayasan Bina Pembangunan Indonesia Harmon, A. D & Jones, T. S (2005). Elementary education: A reference handbook. California: ABC-CLIO, inc.

Inu Hardi Kusumah, 2008. Makalah: Actions Research (Penelitian Tindakan) dalam Proses Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah. Dapatdiakses: www. rand. org/ pemberdayaan/ putus/ sekolah. htm.Tanggal akses: 22 juli 2015

Kyridis, A., Tsakiridou, E., Zagkos, C., Koutouzis, M. & Tziamtzi, C. (2011). “Educational inequalities and school dropout in greece”. International Journal of Education, Vol 3, No. 2: 1-15

Mudjito AK. (2008). Kebijakan direktorat pembinaan TK dan SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

Nazili Shaleh Ahmad. (2011). Pendidikan dan masyarakat: Kajian peran pendidikan dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya. perkembangan pendidikan di negara maju, berkembang dan terbelakang. Yogyakarta: Sabda Media.

Panpan Achmad Fadjri. (2000). Analisis kualitas sumber daya manusia menurut kota di Indonesi a”, Warta Demografi, 30 No.3: 34-39.


(5)

Pendidikan Sosial, Jilid II (Yogyakarta Paramita, 1975), hal. 85 Tim Penyusun Peace Education Program, Pendidikan Damai Dalam Perspektif Ulama Aceh (Banda Aceh: PPD, 2005), hal. 208

Sabates, R., Akyeampong, K., Westbrook, J. & Hunt, F. (2010). School drop out: Patterns, causes, changes and policies. Diambil dari: unesdoc.unesco.org/images/.../190771e.pdf. diakses tanggal 15 Januari 2010.

Sambodo. (2003). Pembangunan tanpa perasaan: Evaluasi pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya. Jakarta: ELSAM.

Jurnal pendidikan dan kebudayaan. Tahun ke 14, No 073: 664-668 Santoso, Soegeng . 2008. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta diambil dari https://madaniyogyakarta.wordpress.com/2013/03/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan-anak/ diunduh 20 juli 2015

Santrock, J.W. (2004). Life span development. Boston: McGraw-Hill Hogher Education.

Slamet. 2003. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi com. http://info-loker-kerja.blogspot.com/2012/08/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar

siswa.html.Diunduh tanggal 20 Oktober 2015

Slamet Widiyono. (2007). Partsipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 Tahun di Desa Sawangan dan Banyuroto, Sawangan Magelang. Tesis. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

Soedomo, A. Hadi. (2008). Pendidikan: Suatu pengantar. Surakarta: UNS Sugiyanto. (2010). Karakteristik anak SD. Diambil dari:

staff.uny.ac.id sites/default/files/.../Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf. Diakses tanggal 20 Juli 2015

Suharjo. (2006). Mengenal pendidikan sekolah dasar: Teori dan praktek. Jakarta: Depdiknas.

Suparlan Suhartono. (2008). Wawasan pendidikan: Sebuah pengantar pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia.

Sumadi Suryabrata.(2006). Psikologi pendidikan.Yogyakarta:PT RajagrafindoPersada. Suryosubroto. (1998). Humas dalam dunia pendidikan: Suatu

pendekatan praktis. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Tilaar H.A.R. (2002). Perubahan sosial dan pendidikan: Pengantar pedagogik transformatif untuk Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Todaro, P. M & Smith, SC. (2003). Pembangunan ekonomi di dunia ketiga. Terjemahan: Haris Munandar. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Tutut Faridawati. (2011). Pengaruh fasilitas belajar dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas atas SD Negeri Ngepringan 2 Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen Tahun 2011. Tesis. Tidak diterbitkan. Surakarta: Univerversitas Muhammadiyah Surakarta. Undang-Undang RI Nomor 09 Tahun 1960 tentang faktor kesehatan

Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang 4 aspek kesehatan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak