PABRIK GLISEROL DARI CPO DENGAN PROSES CONTINUE FAT SPLITTING.
PRA RENCANA PABRIK
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai PersyaratanDalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Kimia
Oleh :
EDDO PRAMANA PUTRA
0931010009
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
(2)
PRA RENCANA PABRIK
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai PersyaratanDalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Kimia
Oleh :
EDDO PRAMANA PUTRA
0931010009
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
(3)
(4)
(5)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik pra rencana pabrik ini yang berjudul “Pabrik Gliserol dari CPO dengan Proses Continue Fat Splitting”.
Pra rencana ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Kimia.
Sebagai dasar penyusunan pra rencana pabrik ini adalah teori yang diperoleh selama kuliah, data-data dari majalah, internet maupun literatur yang ada. Selanjutnya, dengan tersusunnya pra rencana pabrik ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku Kepala Jurusan Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Tutuk Harsini, MT selaku dosen pembimbing.
4. Bapak, Ibu, Saudara tercinta yang telah memberikan dorongan, doa, dan restu serta semangat demi berhasilnya studi kami.
5. Rekan-rekan serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu sehingga pra rencana pabrik ini terselesaikan.
(6)
penyusunan pra rencana pabrik ini oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi kesempurnaan laporan ini akan kami terima dengan senang hati.
Akhir kata, semoga pra rencana pabrik ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Surabaya, Juni 2013
(7)
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GRAFIK ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN... I.1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... II.1 BAB III NERACA MASSA... III.1 BAB IV NERACA PANAS ... IV.1 BAB V SPESIFIKASI ALAT ... V.1 BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ... VI.1 BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VII.1 BAB VIII UTILITAS ... VIII.1 BAB IX ANALISA EKONOMI ... IX.1 BAB X SISTEM ORGANISASI ... X.1 BAB XI TATA LETAK DAN LOKASI ... XI.1 BAB XII KESIMPULAN DAN DISKUSI... XII.1 DAFTAR PUSTAKA ... vii
(8)
Tabel I.1 Data bahan baku CPO dalam negeri ... I.3 Tabel I.2 Data konsumsi Gliserol dalam negeri ... I.4 Tabel I.3 Data produsen gliserol Indonesia ... I.5 Tabel II.2 Seleksi Proses ... II.7
(9)
DAFTAR GRAFIK
Grafik I.4 Penentuan kapasitas produksi ... I.5 Grafik I.4 Grafik Penentuan kapasitas produksi ... I.5
(10)
Gambar II.4 Gambar Diagram blok proses produksi Gliserol ... II.1 Gambar XI.1 Gambar Denah lokasi Pabrik ... XI.1 Gambar XI.2 Gambar Denah Pabrik ... XI.2
(11)
Perencanaan Pabrik Gliserol ini dimaksudkan untuk mengolah CPO yang
melimpah di Indonesia untuk mencukupi kebutuhan konsumen serta membuka peluang lapangan pekerjaan.
Rencana lokasi pendirian pabrik ini di daerah Rokan Hilir, Riau, dengan perencanaan sebagai berikut:
1. Perencanaan Operasi : 24 jam / hari 2. Proses yang digunakan : 330 hari per tahun 3. Kapasitas Produksi : 13.500 ton per tahun 4. Bahan Baku Utama
- CPO : 17689.12 kg /jam 5. Kebutuhan Utilitas
- Bahan bakar : 750.604 liter / hari - Air : 142726.7 m3 / hari - Listrik : 248.8 kWh
6. Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas 7. Struktur Organisasi : Garis dan Staf 8. Jumlah Tenaga Kerja : 139 Orang 9. Umur Pabrik : 10 tahun 10.Masa Konstruksi : 2 Tahun
(12)
12.Analisa Ekonomi
- Modal Tetap (FCI) : Rp. 205,420,648,775 - Modal Kerja (WCI) : Rp. 270,643,306,149 - Modal Total (TCI) : Rp. 476,063,954,923 - Internal Rate of Return (IRR) : 40 %
- Rate On Equity (ROE) : 38.9% % - Pay Out Periode (POP) : 3 tahun 6hari - Break Event Point (BEP) : 33.71%
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gliserol
Gliserin adalah nama komersia dari produk yang terdiri dari gliserol dan sejumlah kecil air. Gliserol sebenarnya merupakan Propanatriol. Berat Molekul 92,02 gr/mol, titik didih 290o dan Berat jenis 1,2617 gr/cm. (Swern,D.,”Bailey’s Industrial Oil And Fat Produts”,Vol.5,Ed.5p.275). Propanatriol.(Swern,D.,”Bailey’s Industrial Oil And Fat Products”, Vol.5,Ed.5p.275). Gliserol 1,2,3-propanatriol ,gliserin CH2OHCOHCH2OH,
adalah sebuah alcohol trihidrat berupa cairan kental,bening dengan rasa manis. (kirk Othmer,”Encycopedia Of Chemical Technogy”,Vol 11,Ed.3,p. 921).
Gliserol pertama kali ditemukan oleh Scheele pada tahun 1779, dengan memanaskan campuran minyak zaitun (olive oil) dan litharge, kemudian membilasnya dengan air. Bilasan dengan air tersebut, menghasilkan suatu larutan berasa manis, yang disebutnya sebagai “the sweet principle of fats”. Sejak 1784, Scheele membuktikan bahwa substansi yang sama dapat diperoleh dari minyak nabati dan lemak hewan seperti lard dan butter. Pada tahun 1811, Chevreul memberi nama hasil temuan Scheele ini dengan sebutan gliserin, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu glyceros, yang berarti manis.
Perkembangan pembangunan industri di Indonesia semakin meningkat. Kemajuan ini tampak dengan semakin banyak berdirinya pabrik yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi. Kegunaan gliserol sangat banyak, terutama adalah sebagai : resin sintetis, getah ester, obat – obatan kosmetika dan pasta gigi. Proses pengolahan tembakau dan makanan juga mengkonsumsi gliserin dalam jumlah besar sebagai bahan pembantu. (Kirk Othmer,”Encyclopedia Of Chemical Technology”, Vol. 11, Ed. 3, p.921).
(14)
Perkembangan Pabrik Gliserol dari tahun-ketahun di Indonesia masih kecil dan melihat ketersediaan bahan baku CPO yang terbesar kedua setelah Malaysia mendorong untuk dikembangkannya pabrik gliserol. Dituntut juga perkembangan industry yang memanfaatkan gliserol untuk dijadikan bahan baku utama dalam produk olahan gliserol. Untuk proses pembuatan gliserol tergolong masih sederhana dan tidak terlalu sulit untuk pemrosesan.
Pertimbangan utama yang melatarbelakangi pendirian Pabrik Gliserol mendirikan suatu pabrik yang secara sosial-ekonomi cukup menguntungkan. Pendirian Pabrik Gliserol ini cukup menarik karena masih sedikit Pabrik Gliserol di Indonesia, dan juga karena prospeknya yang menguntungkan di masa mendatang.
1.1.1 Alasan Pendirian Pabrik
Perkembangan pembangunan industri di Indonesia semakin meningkat. Kemajuan ini tampak dengan semakin banyak berdirinya pabrik yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, serta meningkatnya industri barang untuk modal termasuk industri mesin dan peralatan. Istilah gliserol digunakan untuk zat kimia yang murni, sedang gliserin digunakan untuk istilah hasil pemurnian secara komersial.
Di samping itu, dilihat dari kebutuhan Gliserol yang semakin meningkat di Indonesia, maka Pabrik Gliserol ini layak didirikan atas dasar pertimbangan:
1. Sebagai pemasok bahan baku untuk industri-industri farmasi dan kosmetik dalam negeri.
2. Mengurangi jumlah impor gliserol sehingga dapat menghemat devisa negara.
3. Memacu tumbuhnya industri lain yang memerlukan gliserol sebagai bahan baku.
(15)
Pertimbangan utama yang melatarbelakangi pendirian Pabrik Gliserol ini pada umumnya sama dengan sektor-sektor industri kimia yang lain, yaitu mendirikan suatu pabrik yang secara sosial-ekonomi cukup menguntungkan untuk saat in dan mendatang.
1.1.2 Ketersediaan bahan baku di Indonesia
Potensi CPO Indonesia sangat besar saat ini Indonesia telah menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia, melebihi Malaysia. Bahan baku untuk pembuatan gliserol adalah minyak kelapa (CPO). Berikut ini adalah data ketersediaan bahan baku di Indonesia :
Tabel I.1 Data Bahan Baku CPO dalam negeri Tahun Produksi CPO Indonesia (Ton)
2004 675.003
2005 743.248
2006 867.341
2007 881.392
2008 931.802
2009 987.298
2010 1.119.160
(16)
1.1.3 Kebutuhan Nasional
Indonesia merupakan negara terbesar kedua penghasil CPO di dunia setelah Malaysia. Bahkan diperkirakan akan menjadi produsen CPO terbesar di dunia pada tahun 2012. Dengan demikian sumber bahan baku pembuatan gliserol ini banyak tersedia.
Tabel I.2 Data Konsumsi Gliserol Dalam Negeri
Tahun Konsumsi Gliserol (Ton)
2004 27.071
2005 28.995
2006 30.919
2007 32.439
2008 33.712
2009 34.829
2010 36.5171
2011 37.9632
Sumber : Badan Statistik Surabaya (2012)
Semakin tingginya konsumsi gliserol dalam negeri membuat para perusahaan yang menggunakan gliserol sebagai bahan baku memperolehnya dari perusahaan yang memproduksi gliserol. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang memproduksi gliserol :
(17)
Tabel I.3 Data Perusahaan produsen Gliserol Indonesia
Nama Perusahaan Lokasi
Kapasitas/Produksi (ton/thn)
PT. Sinar Oleochemical Int Medan 12.250
PT. Flora sawita Medan 5.400
PT. Cisadane Raya Chemical Tanggerang 5.500
PT. Sumi Asih Bekasi 3.500
PT. Sayap Mas Utama Bekasi 4.000
PT. Bukit Perak Semarang 1.440
PT. Wings Surya Surabaya 3.500
PT. Unilever Surabaya 8.450
(Sumber: Direktorat Jendral Industri Argo dan kimia,2009)
1.1.4 Kapasitas
y = 1510.x - 3E+06
20000 22000 24000 26000 28000 30000 32000 34000 36000 38000 40000
2003 2005 2007 2009 2011 2013
K o n su m si G li se ro l (T o n ) Tahun
(18)
Pada grafik diatas diperoleh impor Gliserol dari tahun 2004 sampai tahun 2011 cenderung mengalami kenaikan. Dari grafik tersebut dapat diperkirakan impor surfaktant pada tahun selanjutnya akan mengalami kenaikan. Berdasarkan grafik diatas diperoleh persamaan: y = 1510.x +3x10 6
Dari grafik diatas dengan metode regresi linear ( Menggunakan Microsoft Excel ), maka di dapatkan persamaan untuk mencari kebutuhan pada tahun tertentu dengan persamaan :
Y = 1510.x – 3.000.000 Keterangan : Y = Kapasitas (ton/th)
X = Tahun ke-n
Pabrik ini direncanakan beroperasi pada tahun 2022 Kapasitas pada tahun 2012 :
Y = (1510)(2022) – 3.000.000 = 53.220 ton / tahun.
Untuk itu kapasitas terpasang pada pabrik ini direncanakan mengambil 25% dari jumlah total produksi tahun 2014 sebesar :
(19)
I.1.6. Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku 1. Minyak Sawit (CPO)
Sifat Fisika:
1. Spesific gravity (37,80C) : 0,9 2. Titik beku : 50C 3. Titik didih : 2980C
4. Densitas : 0,895 g/cm3
5. Kadar air (%) : 2 6. Bilangan Penyabunan : 198
7. Berat Molekul : 847,28 g/mol
8. Massa Jenis : 0.9
9. Rumus Kimia : C3H5(COOR)3 (Ketaren, 1986)
(20)
2 Air ( H2O)
Sifat Fisika:
1. Berat molekul : 18,016 gr/grmol 2. Rumus molekul : H2O
3. Densitas : 1 gr/ml 4. Viskositas : 0,01002 P 5. Panas spesifik : 1 kal/g 6. Tekanan uap : 760 mmHg 7. Panas laten : 80 kal/g 8. Indeks bias : 1,33
(Perry, 1984)
3 Gliserol Sifat Fisika:
Beberapa sifat fisis dan karakteristik yang penting dari gliserol, antara lain 1. Rumus molekul : C3H8O3
2. Berat Molekul : 92,09 gr/mol 3. Titik lebur :18,17 0C 4. Titik didih : 290 0C 5. Berat jenis : 1,2617 gr/cm
6. Specific gravity : 1,260
(21)
8. Panas spesifik : 0,5795 kal/gram pada 26 0C (99,94 % gliserol)
9. Panas Penguapan : 21,060 kal/mol pada 55 0C 10.Panas Pembentukan : 159,60 kal/mol
11.Titik api : 204 0C
12.Flash point : 177 0C
(Sumber : Kirk dan Orthmer, 1971;Mc Graw Hill Encyclopedia, 1977; Perry, 1999)
4 Soda Kaustik (NaOH)
Sifat Fisika:
1. Rumus Molekul : NaOH 2. Berat Molekul : 40
3. Warna : Putih
4. Sifat kristal : Higroskopis mudah mencair 5. Spesific gravity : 2,13
6. Titik lebur : 318,4 oC 7. Titik didih : 1,39 oC 8. Kelarutan dalam
setiap 100 bagian : - Air dingin (0oC) : 42 - Air panas (100oC) : 347 (Perry,R.H., “Perry’s Chemical Engineer’s Handbook”, Ed. 5, p. 3 –21)
(22)
5 Fatty Acid (Asam Lemak)
1. Rumus Kimia : C16H23O2 2. Berat Molekul : 256,42 g/mol 3. Boiling point : 215 oC at 15 mmHg 4. Melting point : 52 oC
5. Flash point : 185 0C 6. Spesific gravity (at 20 0C) : 0.861 g/cm3
(23)
BAB II URAIAN PROSES
II.1. Macam Proses Pembuatan
Gliserol dapat diproduksi melalui beberapa metode proses Penggolongan ini didasarkan pada perbedaan bahan baku yang digunakan. Ketiga cara itu antara lain yaitu :
Minyak
1.Saponifikasi
2.Fat Spliting
3. Transifikasi
2. Proses Enzimatis
4. Prose Kontinyu 3. Proses Batch Autoclave
1. Proses Twitcheal
Proses Hidrolisis
Gambar II.1 Blok Diagaram Proses Produksi Gliserol
1. Proses Saponifikasi
Saponifikasi lemak dengan NaOH, menghasilkan gliserol dan sabun.
R1-COO- CH2 CH2OH
R2-COO-CH + 3NaOH 3R-COONa + CHOH
R3-COO- CH2 CH2OH
Trigliserida Sodium hidroksida Sabun Gliserol
minyak Tangki Saponifikasi
Sabun R-COONa
Gliserol NaOH
Air
(24)
Proses saponifikasi ini berada dengan proses yang lain, dimana dalam proses ini dilakukan dengan beberapa tahap yang dirancang untuk saponifikasi lemak, Gliserol yang didapat untuk proses ini hanya 12 -25 % sehingga masih memerlukan tahap pemurnian gliserol sehingga kadar yang didapat maksimal adalah 90%.
2. Proses Fat Spliting
A. Proses Twitchell
Minyak Reaktor
Air Reagensia
Katalis H2SO4
Hidrolisis
Asam Lemak
Gliserol
Gambar II.3 Blok Diagaram Proses Twitchell
Proses twitchell adalah proses yang mula-mula dikembangkan pada pemisahan asam lemak. Proses ini menggunakan cara yang relatif sederhana, disebabkan murah dan kemudahan dari instalasi dan operasinya. Tetapi secara umum proses ini memutuhkan konsumsi energi yang besar serta kualitas produk yang relatif rendah. Proses pemisahan menggunakan reagent twitchell dan H2SO4 seagai katalis. Reagentnya
adalah campuran oleic atau asam lemak lainnya dengan naphtha tersulfonasi. Operasi terjadi dalam suatu wooden lead-lined, atau tong tahan kondisi asam. Kandungan lemak yang tercampur dengan air yang jumlahnya lebih kurang ½ dari jumlah lemak. H2SO4 dengan jumlah 1-2
% dan reagent twitchell 0,75–1,25 %, dipanaskan pada tekanan atmosfer selama 36 – 48 jam, dengan menggunakan steam terbuka. Proses biasanya diulangi 2 sampai 4 kali, pada tiap tahap menghasilkan gliserin dan air. Pada tahap akhir air ditambahkan dan campuran dipanaskan kembali hingga mendidih guna mencuci asam yang tertinggal. Pada periode reaksi yang panjang, steam yang dibutuhkan makin tinggi dan diskolorasi asam
(25)
lemak terjadi tidak merata, dan pemakaian proses ini relatif kurang menguntungkan kadar maksimal yang dicapai 85-90%.
B. Proses Enzimatis
Minyak Degumming Hidrolisis
Enzim Lipase
Asam Lemak dan Triliserida
Gliserol dan Air
Air Distilasi Asam Lemak Trigleserida Evaporator Gliserol Air
Gambar II.3 Proses Spliting Enzimatis
Proses hidrolisa minyak nabati dengan menggunakan biokatalis enzim lipase memerlukan waktu selama 5 hari. Laju hidrolisis tidak berubah pada rentang suhu 24- 460C dan optimum pada rentang pH 4,8-7,2 sedangkan enzim menjadi kurang aktif pada suhu diatas 50 oC. kelemahan dari proses ini adalah untuk berekasi sempurna enzim memerlukan waktu 5 hari untuk proses. Gliserol yang awal yang didapat adalah sekitar 9-12% setelah berlanjut ketahap selelanjutnya gliserol hanya maksimal sampai 87-90 %.
C. Proses Batch Autoclave
Minyak Reaktor Air Katalis Steam Hidrolisis Asam Lemak Gliserol
Gambar II.2 Proses Spliting Autoclave
Proses hidrolisa minyak nabati dengan menggunakan penambahan air sebanyak 30-60% dari volume minyak nabati dan menambahkan katalis CaO,MgO,BaO dan ZnO memerlukan waktu selama 5-10 jam. Laju hidrolisis berjalan rentang suhu 230-240 0C dan optimum menggunakan steam dengan suhu 150-1750C . kelamahan dari proses ini adalah untuk berekasi sempurna memerlukan jumlah dan
(26)
beberapa macam katalis selain itu juga reactor yang digunakan harus berbahan stailess/copper yang harganya mahal mengingat adanya penambahan katalis yang menyebabkan korosif. Proses ini gliserol yang dicapai hanya maksimal sampai 95-98 %.
D. Proses Kontinue
Minyak Menara Splitting Air
Asam Lemak
Gliserol Tangki Netraliser
Centrifuge
Evaporator R-COONaSabun Air
Gliserol
NaOH
Steam (240-250C)
Gambar II.2 Proses Spliting Kontinue
Proses kontinu counter current dilakukan dengan menggunakan suhu dan tekanan yang tinggi. Hidrolisis lemak peran suhu dan tekanan dipergunakan untuk mempercepat waktu reaksi. Aliran counter current penuh dari minyak dan air guna menghasilkan suatu derajat pemanasan yang maksimal, tanpa memerlukan katalis.Menara pemanasan merupakan alat utama. Kebanyakan dari menara pemisah mempunyai konfigurasi sama dan dioperasikan dengan cara sama, tergantung dari kapasitas, menara bisa berkapasitas pada diameter 508 – 1220 mm dengan tinggi 18 – 25 m, yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja steanless 316
Suatu rancangan pemisahan lurgi counter current single stage, lemak terdegradasi pada sebuah cincin sparge bagian tengah sekitar 1 m dari dasar dengan sebuah pompa bertekanan tinggi. Air terdapat pada bagian atas dengan perbandingan 0 – 50 % dari berat lemak. temperatur pemisah yang tinggi (250 – 260 C) cukup menjamin penghancuran fase air pada lemak.
Volume kosong menara digunakan sebagai tempat reaksi. Lemak mentah lewat sebagai fase yang bersentuhan dari dasar atas menara, sementara cairan lebih berat mengalir turun sebagai fase terdispersi dalam bentuk campuran. Lemak dan asam. Gliserol awal yang diperoleh antara
(27)
10-25% sehingga apabila diproses selanjutnya derajat pemisahan dapat dicapai hingga 99 %.
Pada proses pemecahan lemak dan minyak selanjutnya menggunakan tekanan tinggi, lebih efisiendibandingkan proses lain dengan waktu reaksi 2–3 jam. Penghilangan zat asam yang mengandung lemak punterjadi. Sebagai hasil dari pertukaran panas yang efisien proses ini diusahakan memakai panas yang tinggi. Pada perancangan pabrik gliserin, biasanya menggunakan proses kontinu ini sebagai metode hidrolisis,dan kami pun telah menetapkan proses ini merupakan proses yang dipakai, pemilihan proses ini berdasarkan pertimbangan:
1. konversi produk lebih tinggi
2. waktu reaksi lebih singkat
3. biaya operasi lebih murah
3. Proses Transifikasi
Minyak Esterifikasi
Metanol Katalis
Transifikasi NaOH
Metanol
Separator Gliserol
Methyl ester Gambar II.2 Proses Transifikasi
Alkoholis minyak dan lemak dengan alkohol mono hidroksi alifatik seperti methanol dapat dikatalisa dengan asam atau alkali akan tetapi reaksi dengan katalis alkali (misalnya sodium) pada umumnya laju reaksinya lebih cepat, lebih sempurna dan temperaturnya lebih rendah. Gliserol dapat dihasilkan dengan cara interesterifikasi trigliserida dengan methanol yang mengikut i persamaan berikut:
(28)
Gliserol yang dihasilkan dari hidrolisa lemak atau minyak pada unit fat Splitting ini mengandung air manis (sweet water) dengan kadar 10- 12%. Kandungan air biasanya diuapkan untuk mendapatkan gliserol murni kadar maksimum yang diperoleh adalah 85-90%. Selain itu juga perlu adanya biaya tambahan untuk methanol yang harganya lebih mahal. Tidak sebanding dengan kadar yang didapat.
(29)
II.2. Pemilihan Proses
Berikut ini adalah macam proses pembuatan gliserol dengan proses hidrolisi (Fat Splitting ) ;
Tabel 2.1 Seleksi Proses Hidrolisis
Jenis Proses
Splitting Twichell Enzimatis Autoclave
Hidrolisa Kontinyu
Suhu (oC) 100-105 24-46 230-240 240-250
Tekanan (atm) Atmosferik Atmosferik 28-30 45-50
Katalis / enzim
Asam alkilaryl sulfonat atau asam sikloalifatic
sulfonat
Asam laurat dan enzim lipase
CaO,BaO,Mg
O dan ZnO None
Waktu (jam) 12-48 jam 5 Hari 5-10 jam 2-3 jam
Mode Operasi Batch Batch Batch Continuous
Peralatan Logam monel, copper, Logam stainlees
steel
Auto-clave
stainless steel Stainless steel
Hidrolisa
85-90% terhidrolisa,5-15% larutan gliserol, tergantung jenis lemak
87-90% terhidrolisa,9-12% larutan gliserol, tergantung jenis lemak 95-98% terhidrolisa,10 -15% larutan gliserol, tergantung jenis lemak 97-99% terhidrolisis,10 -25% larutan gliserol, tergantung jenis lemak Keunggulan
Suhu dan tekan rendah, sesuai untuk skala yang kecil, biaya awal kecil karena alat sederhana dan
tidak mahal
Penggunaan suhu,tekanan dan alat yang sederhana
tidak mahal lebih cocok untuk dalam skala industri kecil
Waktu reaksi lebih cepat dari proses Twitchell, hasil jernih, konversi tinggi, biaya tahuanan rendah Konversi produk tinggi, sebanding dengan biaya awal proses yang tinggi, biaya tenaga kerja rendah, memenuhi standart jual.
(30)
Jenis Proses
Splitting Twichell Enzimatis Autoclave
Hidrolisa Kontinyu
Kelemahan
Penanganan katalis, waktu reaksi sangat lama,
apabila CPO dengan kualitas rendah, menyebabkan kerusakan
pada katalis cenderung membentuk asam
berwarna gelap, membutuhkan lebih dai
2-4 kali proses konsentrasi gliserin tinggi, tidak dapat
dikontrol secara Pengunaan enzim, dan pengontrolan suhu, sangat berperan dalam proses.apabila suhu terlalu lebih
dari 50 C enzim akan mati maka produk gliserol yang didapat akan
berkadar kecil, selain itu waktu 5
hari yang dibutuhkan relatif lama untuk memperoleh kadar ideal gliserol. Pengunaan enzim, dan pengontrolan suhu, sangat berperan dalam proses.apabila suhu terlalu lebih dari 50 C
enzim akan mati maka produk gliserol
yang didapat akan berkadar kecil, selain itu
waktu 5 hari yang dibutuhkan relatif lama untuk memperoleh kadar ideal gliserol. Biaya awal tinggi, suhu
dan tekanan tinggi sehingga
perlu skill dan pengalaman
tinggi, investasi alat dan konsumsi
energi besar
II.2.1 Pemilihan Proses
Ditinjau dari beberapa hal, maka diplih proses pembuatan gliserol dengan bahan baku CPO kelapa yang tepat adalah proses Hidrolisa Kontinyu”.
II.3. Diskripsi Proses
Pada proses pembuatan Gliserol dari CPO dilakukan dalam tiga tahap proses yaitu :
1. Proses Continuous Fat Spliting 2. Proses Pemurnian Gliserol
(31)
II.2.1 Proses Continuous Fat Spliting
Reaksi antara CPO dengan air berlangsung dalam reaktor yang disebut sebagai fat splitting coloumn (kolom hidrolisa) yang beroperasi pada suhu 2500C, tekanan 50 atm dan waktu reaksi 2 jam. Dengan rasio steam sebanyak 40% berlebih dari berat CPO. Reaksi yang terjadi adalah reaksi endotermis, sehingga diperlukan panas. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan mengalirkan steam secara kontak dengan temperatur 250 0C dengan tekanan 50 Atm. Reaksinya:
Produk yang terbentuk terpisah berdasarkan perbedaan berat jenis, gliserol akan keluar melalui bagian bawah kolom Splitting berupa Sweet Water (Gliserol dengan kadar 63 %) bersama dengan air sedangkan asam lemak yang memiliki berat lebih ringan akan keluar melalui bagian atas fat splitting coloumn (kolom hidrolisa). Produk gliserol yang terbentuk ditampung pada flash tank gliserol. Asam lemak ditampung pada flash tank asam lemak. Flash tank berfungsi untuk mengurangi kadar air yang mempunyai effisiensi 80% dari asam lemak pada produk dan mengurangi tekanan serta tempat penampungan sementara produk. Asam lemak dari flash tank dialirkan ketangki produk asam lemak sebagai produk samping.
Produk flash tank gliserol Dialirkan pada tangki Netraliser dengan menambahkan soda kaustik (NaOH) dengan kadar 0.5%. Pemberian NaOH dimaksudkan agar memperoleh kemurnian gliserol yang tinggi dan terbebas dari sisa asam lemak dan gliserol. Pada proses ini tidak ada gliserol yang dikembalikan (recovery) ke reaktor. Untuk produksi dalam jumlah besar dapat dilakukan dengan menggunakan proses pemanasan. Sebab produk (sabun dan gliserol) yang dihasilkan memilki kualitas tinggi, zat pewarna dan pengotor lainnya dan dibersihkan pada saat pemanasan serta sebagian lemak
(32)
yang terkandung dalam gliserol dapat direkoveri (Miner & Dalton 1953). Reaksi saponifikasi dapat ditulis sebagai berikut :
Reaksi 1 :
RCOOH + NaOH 3RCOONa + H2O
Asam Lemak Soda Kaustik Sabun air Reaksi 2:
C3H5(OOCR)3 + NaOH 3 RCOONa + C3H8O3
Trigelirisida Soda Kaustik Sabun Gliserol
Proses ini djalankan dengan untuk menghilangkan campuran trigliserida dan asam lemak menggunakan tangki netraliser reaksi berjalan dengan sempurna terbentuk sabun. Pada proses netralisasi kosentrasi yang didapat hingga 15% gliserol. Tahap selanjutnya dialirkan ke dekanter untuk memisahkan gliserol dengan sabun. Alat ini lebih mudah dan efisien untuk memisahkan larutan gliserol dengan sabun. kemudian tahap selanjutnya adalah pemurnian gliserol
II.2.3 Proses Pemurnian Gliserol
Pada evaporator, air (titik didih 100 0C) dan produk, gliserol (titik didih 2900C) dengan pemanas dari steam 150 0C. Air yang akan menguap dan Uap tersebut diumpankan ke evaporator II sebagai pemanas . Kondisi operasi evaporator kedua dengan temperatur 120 0C dan tekanan vakum untuk mengkondisikan vakum digunakan steam jet ejector untuk menghisap uap air dan dilewatkan Barometrik Kondensat untuk di kondensasi. Produk utama gliserol keluar dari evaporator kedua dengan konsentrasi 99 % didinginkan pada cooler dengan temperatur 30 0C dan ditampung pada tangki produk gliserol.
(33)
(34)
(35)
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas : 13500 ton / tahun:1847.91 kg / jam Kebutuhan bahan baku : 17689.12 kg / jam
Proses : Kontinyu
1. NERACA MASSA REAKTOR FAT SPLITTING (F-110)
Komponen
Aliran Kg/jm
Masuk Keluar
[1] [2] [3] [4]
Trigliserida
Tri Miristat 420.1166 - - 4.201 Tri Palmitat 8368.723 - - 83.687
Tri Stearat 789.8192 - - 7.898 Tri Oleat 5881.632 - - 58.816 Tri Linoleat 1344.374 - - 13.444
Asam lemak
As. Miristat 22.1114 - 394.033 22.1114 As. Palmitat 440.4591 - 7894.574 440.4591
As. Stearat 41.56943 - 748.725 41.56943 As. Oleat 309.5596 - 5572.604 309.5596 As. Linoleat - - 1273.345 70.75648
Gliserol - - - 1821.964
Steam - 1512.302 442.888
Total 17689.12 1512.302 16326.169 2874.466
(36)
2. NERACA MASSA FLASH TANK ASAM LEMAK (F-310)
Komponen
Aliran Kg/jam
Masuk Keluar
[3] [4 a] [5 a]
Asam Lemak
As. Miristat 394.033 - 394.033
As. Palmitat 7894.574 - 7894.574
As. Stearat 748.725 - 748.725
As. Oleat 5572.604 - 5572.604
As. Linoleat 1273.345 - 1273.345
H2O 442.888 442.888 -
Total 16326.169 442.888 15883.281 16326.169 16326.169
3. NERACA MASSA FLASH TANK GLISEROL (F-320)
Komponen
Aliran Kg/jam Masuk Keluar
[4 b] [5 b]
Trigliserida
Tri Miristat 4.201 4.201
Tri Palmitat 83.687 83.687
Tri Stearat 7.898 7.898
Tri Oleat 58.816 58.816
Tri Linoleat 13.444 13.444
Asam lemak
As. Miristat 22.111 22.111
As. Palmitat 440.459 440.459
As. Stearat 41.569 41.569
As. Oleat 309.560 309.560
As. Linoleat 70.756 70.756
Gliserol 1821.964 1821.964
(37)
4. NERACA MASSA TANGKI PELARUT NaOH (M-330)
Komponen
Aliran Kg/jam
Masuk Keluar
[6b] [7b] [8b]
NaOH 421.058 421.058
H2O 2631.615 2631.615
Total 421.058 2631.615 3052.674
3052.674 3052.674
5. NERACA MASSA TANGKI NETRALISER GLISEROL (M-340)
Komponen
Aliran Kg/jam
Masuk Keluar
[5 b] [8 b] [9 b]
Trigliserida
Tri Miristat 4.201 - -
Tri Palmitat 83.687 - -
Tri Stearat 7.898 - -
Tri Oleat 58.816 - -
Tri Linoleat 13.444 - -
Asam Lemak
As. Miristat 22.111 - -
As. Palmitat 440.459 - -
As. Stearat 41.569 - -
As. Oleat 309.560 - -
As. Linoleat 70.756 - -
NaOH - 421.058
Gliserol 1821.964 - 1840.367
Sabun - - 1395.599627
H2O - 8421.169 8480.727
Total 2874.466 8842.227 11716.694
(38)
6. NERACA MASSA DEKANTER (H-350)
Komponen
Aliran Kg/jam
Masuk Keluar
[9 b] [10 b] [11 b]
Gliserol 1840.367 1840.367
Sabun 1395.600 1395.600
H2O 8480.727 - 8480.727
Total 9876.327 1395.600 8480.727
9876.327 9876.327
7. NERACA MASSA EVAPORATOR I (V-410)
Komponen
Aliran Kg/jam
Masuk Keluar
[11 b] [12 b] [13 b]
Gliserol 1840.367 - 1840.367
H2O 8480.727 8226.305 254.422
Total 10321.094 8226.305 2094.789
10321.094 10321.094
8. NERACA MASSA EVAPORATOR II (V-420)
Komponen
Aliran Kg/jam
Masuk Keluar
[12 b] [14 b] [15 b]
Gliserol 1840.367 - 1840.367
H2O 254.422 246.789 7.633
Total 2094.789 246.7892 1848.000
(39)
BAB IV
NERACA PANAS
Kapasitas : 13500 ton / tahun:1847.91 kg / jam Kebutuhan bahan baku : 17689.12 kg / jam
Proses : Kontinyu
1. NERACA PANAS TANGKI PENYIMPAN BAHAN BAKU (F-110)
Heater CPO Q Suply T=250 oC Q CPO T=100 oC Q CPO T=30 oC Steam Condensat
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
Entalpi CPO masuk pada Entalpi CPO masuk pada
suhu 30 oC suhu 100 oC
Trigliserida Trigliserida
Tripalmitin 2845.1318 Tripalmitin 13500.6272 Trimiristin 44948.8874 Trimiristin 212186.7845 Tristearin 4837.3343 Tristearin 23048.2742
Triolein 32531.9559 Triolein 154369.5831
Trilinolein 7916.0308 Trilinolein 37644.2432
Asam lemak Asam lemak
Asam Palmitat 44.0492 Asam Palmitat 131.1450 Asam Miristat 3297.6037 Asam Miristat 3363.5136 Asam Stearat 500.9908 Asam Stearat 2222.2598 Asam Olein 2770.1018 Asam Olein 10312.8025 Asam Linoliet 850.0139 Asam Linoliet 3886.5580
100542.0996 460665.7910
Q suplay 445648.5225 H Peleburan 58215.3
(40)
2. NERACA PANAS REAKTOR FAT SPLITTING (R-220) Reaktor Fat Splitting Q CPO T=100 oC
Q Asam Lemak T= 250 oC Q Suply
T=250 oC
Q Asam Lemak T= 250 oC
P-1
P-2
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
Entalpi CPO masuk
pada suhu 100 oC
Entalpi CPO masuk pada suhu 250 oC
Trigliserida Bagian Atas
Tripalmitin 93916.3224 Asam Lemak
Trimiristin 1478398.5735 Asam Palmitat 3775.1028 Tristearin 160134.4726 Asam Miristat 96821.1777 Triolein 1073862.9671 Asam Stearat 63969.3593 Trilinolein 261697.8943 Asam Olein 296861.4954
Asam lemak Asam Linoliet 111877.3884
Asam Palmitat 1120.6683 H2O 25.507103
Asam Miristat 72690.3535
Asam Stearat 15856.3101 Bagian Bawah
Asam Olein 76678.8006 Gliserol 526322.6811 Asam Linoliet 27162.6078 Tripalmitin 3886.2534
H20 52728.9249 Trimiristin 61079.5041
3314247.8951 Tristearin 6634.6128
Triolein 44436.4035
Trilinolein 10836.1683
Asam Lemak
Asam Palmitat 67273.6343
Asam Miristat 1735375.5357
Asam Stearat 1152180.4589
Asam Olein 5344016.5497
Asam Linoliet 2013363.1481
Q suplay 7726716.367 Qloss 552488.367
∆ Hr 131748.7058
(41)
3. NERACA PANAS COOLER ASAM LEMAK (F-310)
Cooler Asam Lemak
Q Asam Lemak T= 250 oC
Q Asam Lemak T= 100 oC Q Air Proses
T= 30 oC
Steam Kondensat
T= 60 oC
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
Entalpi Asam Lemak masuk pada Suhu 250oC
Entalpi CPO keluar pada suhu 100 oC
Asam Lemak 10327651.3691 Asam Lemak 6970651.5753
Air 3690.7367 Air 3690.7367
6974342.3120
Q Serap 3356999.7938
(42)
4. NERACA PANAS COOLER GLISEROL (F-320)
Cooler Gliserol Q Gliserol
T= 250 oC
Q Gliserol T= 100 oC Q Air Proses
T= 30 oC
Steam Kondensat
T= 60 oC
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
Entalpi Gliserol masuk pada suhu 250 oC
Entalpi Gliserol masuk pada suhu 100 oC
Trigliserida Trigliserida
Tripalmitin 5829.3801 Tripalmitin 1878.3264 Trimiristin 91619.2561 Trimiristin 29567.9715
Tristearin 9951.9192 Tristearin 3202.6895
Triolein 66654.6053 Triolein 21477.2593
Trilinolein 16254.2524 Trilinolein 5233.9579
Asam lemak Asam lemak
Asam Palmitat 5662.6542 Asam Palmitat 2241.3366 Asam Miristat 145231.7665 Asam Miristat 145380.7070 Asam Stearat 95954.0389 Asam Stearat 31712.6202 Asam Olein 445292.2431 Asam Olein 153357.6012 Asam Linoliet 167816.0826 Asam Linoliet 54325.2156
Gliserol 789484.0216 Gliserol 251413.0206
1839750.2201 699790.7059
Q Serap 1139959.5142
Total 1839750.2201 Total 1839750.2201
(43)
5. NERACA PANAS TANGKI PELARUT NaOH (M-330)
Tangki Pelarut NaOH
Q NaOH (s) T=30 oC
Q NaOH (l) T= 80 oC Q Air Proses
T= 30 oC
Steam Kondensat
T= 60 oC Q Suply T=100 oC
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
Entalpi NaOH masuk pada
suhu 30 oC
Entalpi Gliserol masuk
pada 30 oC
NaOH 1745.0399 NaOH 27418.3663
Air 9787.2697 Air 97872.6965
Q Suply 120353.0197 Q Loss 6594.2665
(44)
6. NERACA PANAS NETRALISER ( M-340 )
Tangki Netraliser
Q NaOH (l) T= 80 oC
Steam Kondensat
T= 60 oC Q Gliserol
T= 100 oC
Q Gliserol T= 80 oC
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
Entalpi Gliserol masuk pada suhu 100 oC
Entalpi Gliserol masuk pada sush
80 oC
Trigliserida Trigliserida
Tripalmitin 1043.6109 Tripalmitin -
Trimiristin 16428.1652 Trimiristin -
Tristearin 1779.4359 Tristearin -
Triolein 11932.9107 Triolein -
Trilinolein 2908.0224 Trilinolein -
Asam lemak Asam lemak
Asam Palmitat 1245.3018 Asam Palmitat - Asam Miristat 80774.5053 Asam Miristat - Asam Stearat 17619.7465 Asam Stearat -
Asam Olein 85206.5218 Asam Olein -
Asam Linoliet 30183.4577 Asam Linoliet -
Gliserol 139686.7768 Gliserol 29632.6434
NaOH 31419.7743 H2O 696.2824
H2O 1121.5614 Sabun 269701.9758
421349.7909 300030.9016
Q Loss 121318.8893
(45)
7. NERACA PANAS EVAPORATOR (V-410) EVAPORATOR Q Suply T=150 oC Q Gliserol T=120 oC Q Vapour T=120 oC Glierol T=80
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
Entalpi Gliserol masuk pada suhu 150 oC
Entalpi Gliserol Keluar pada suhu 120 oC
Gliserol 111122.4126 Gliserol 1227577.7210
Air 2611.0592 Air 13.9256
Q supply 1179919.4607 Air Proses Keluar 1378.639249
Q loss 64682.6466
Total 1293652.9325 Total 1293652.9325
8. NERACA PANAS EVAPORATOR II (V-420)
EVAPORATOR II Q Suply T=120 oC Q Gliserol T=60 oC Steam Condensat Glierol T=100
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
Entalpi Gliserol masuk pada suhu 120oC
Entalpi Gliserol Keluar pada suhu 60oC
Gliserol 244729.7047 Gliserol 42635.0419
Air 7392.3670 Air 1774.1681
Q supply 187260.3450
Air Proses Keluar 373004.0859
(46)
9. NERACA PANAS COOLER ASAM LEMAK (E-312)
Cooler Asam Lemak II
Q Asam Lemak T= 100 oC
Q Asam Lemak T= 30 oC Q Air Proses
T= 30 oC
Steam Kondensat
T= 60 oC
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
Entalpi Gliserol masuk pada suhu 60 oC
Entalpi Gliserol masuk pada suhu 30 oC
Asam Lemak Asam Lemak
Asam Palmitat 9297.0666 Asam Palmitat 187.53730 Asam Miristat 676317.5626 Asam Miristat 14120.64741 Asam Stearat 107156.8529 Asam Stearat 2155.81416 Asam Olein 595026.2015 Asam Olein 11913.59114 Asam Linoliet 182010.816 Asam Linoliet 3654.59154
Q Terserap 1537776.3180
(47)
10.NERACA PANAS COOLER GLISEROL (E-424)
Cooler Gliserol II
Q Gliserol T= 60 oC
Q Gliserol T= 30 oC Q Air Proses
T= 30 oC
Steam Kondensat
T= 40 oC
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
Entalpi Gliserol masuk pada suhu 60 oC
Entalpi Gliserol masuk pada suhu 30 oC
Gliserol 81489.7692 Gliserol 37410.7054
Q serap 44079.0639
Total 81489.7692 Total 81489.7692
11. NERACA PANAS COOLER GLISEROL (E-424)
Cooler Sabun
Q Sabun T= 80 oC
Q Sabun T= 30 oC Q Air Proses
T= 30 oC
Steam Kondensat
T= 40 oC
Panas Masuk Panas Keluar
Komponen Kkal/jam Komponen Kkal/jam
(48)
Sabun 9641481.678
7
Sabun
24673.78197
Q Terserap
9616807.896 7 Total
9641481.678
7 Total
9641481.678 7
(49)
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
1. TANGKI PENYIMPAN BAHAN BAKU CPO (F-111)
Fungsi : Untuk Penyimpanan Bahan Baku CPO selama 7 Hari Type : Silinder tegak , tutup atas standar
Diameter Shell :
Tinggi total tangki : 1770.78 ft
Tinggi shell : 876.15 ft Diameter, inside : 549.44 ft
Tebal Shell : 2 5 in
Dimensi Tutup :
Tinggi tutup Atas : 74.55 ft
Tebal tutup atas : 3 5 in
Tebal tutup bawah : 3 5 in
Bahan Konstruksi : Stainless Steel SA-240 Jumlah Vessel : 1 buah
(50)
2. POMPA CPO ( E-113 )
Fungsi : Mengalirkan CPO dari tangki penampung ke reactor fatsplitting
Type : Reciprocating Pump
Dasar Pemilihan : Sesuai untuk viskositas CPO Bahan : Stainless Steel
Perpipaan : 3 1 2 in sch 40
Rate Volumetrik : 89.4641 gpm
Total Dyamic Head : 57.2339 ft lbf / lbm
Effisiensi Motor : 82%
Power : 3 Hp
Jumlah : 1 buah
3. HEATER CPO ( E-113 )
Fungsi : Memanaskan CPO dari suhu 300C sampai suhu 100 0C Tyepe : Double pipe Heat Exchanger
Shell side
ID : 19 ¼ in
Phasses : 2
(51)
Tube Side
OD : ¾ in Panjang : 29 ft
Jumlah : 74 buah ∆P : 1,3346 psi
Bahan Konstruksi : Carbon steel Jumlah Alat : 1 buah
4. Reaktor Fatspliting (R-210)
Fungsi : Untuk mereksikan cpo dengan steam
Type : Silinder tegak , tutup atas standar dan tutup bawah konis
Diameter Shell :
Tinggi total tangki : 205.4 ft
Tinggi shell : 243.554 ft Diameter, inside : 102.73 ft
(52)
Dimensi Tutup :
Tinggi tutup Atas : 24.72 ft Tinggi tutup bawah : 24.72 ft
Tebal tutup atas : 5 5 6 in
Tebal tutup bawah :5 5 6 in
Bahan Konstruksi : Stainless Steel SA-240 Jumlah Vessel : 1 buah
5. Cooler Asam Lemak (E-211)
Fungsi : Menurunkan suhu Asam lemak yang keluar dari reaktor Fatsplitting
Tyepe : shell and tube Heat Exchanger (Fixed Tube) Shell side
ID : 23 ¼ in Phasses : 6
∆P : 8.1733 psi
Tube Side
(53)
Panjang : 12 ft
Jumlah : 528 buah ∆P : 1.12029 psi
Bahan Konstruksi : Carbon steel Jumlah Alat : 1 buah
6. FLASH TANK ASAM LEMAK (F-310)
Fungsi : Mengurangi tekanan dan memisahkan uap air pada produk asam lemak yang keluar dari reactor fatspliting
Dasar Pemilihan : Efisien untuk menurunkan temperature dan tekanan dengan cepat
Bahan Konstruksi : Carbon steel SA-grade C (Brownell:253) Volume : 349.95 cuft
Tinggi : 37.5 ft (450 in) Diameter : 18 ft (216 in) Teabal shell : 0.375 in (3/8 in) Tebal tutup atas : 0.375 in (3/8 in) Jumlah : 1 buah
(54)
7. COOLER GLISEROL I (E-212)
Fungsi : Mendinginkan campuran gliserol yang keluar dari reactor Fatsplitting
Tyepe : shell and tube Exchanger (Fixed Tube)
Shell side
ID : 36 1 5 in
Phasses : 5
∆P : 5.62425 psi
Tube Side
OD : 3 4 in
Panjang : 10 ft
Jumlah : 137 buah ∆P : 0.32458 psi
Bahan Konstruksi : Carbon steel
(55)
8. FLASH TANK GLISEROL
Fungsi : Mengurangi tekanan pada campuran gliserol yang keluar dari reactor fatspliting
Dasar Pemilihan : Efisien untuk menurunkan temperature dan tekanan dengan cepat
Bahan Konstruksi : Carbon steel SA-grade C Volume : 90.1507 cuft
Tinggi : 18.46 ft (221.52 in) Diameter : 8.23 ft (98.7 in)
Tebal shell : 0.44 in (1/2 in) Tebal tutup atas : 0.494 in (1/2 in) Tebal tutup bawah : 0.494 in (1/2 in)
Jumlah : 1 buah
9. TANGKI PELARUT NaOH (M-330)
Fungsi : Melarutkan NaOH dengan air untuk proses Netralisasi untuk 7 hari
Type : Silinder tegak , tutup atas standar dan tutup bawah dilengkapi dengan pengaduk
(56)
Jenis Bahan : Carbon Steel SA-283 grade C
Jumlah : 1 buah
Diameter Shell :
Diameter, : 46.7 ft
Tebal Shell : 1 5 in
Tinggi shell : 98 ft
Dimensi Tutup :
Tinggi tutup bawah : 1.6181 ft Tinggi tutup bawah : 1.6181 ft
Tebal tutup atas : 1
5 in
Tebal tutup bawah : 1 5 in
Sistem Pengaduk :
Dipakai impeller jenis Turbin dengan 3 buah flat blade dengan 1 buah impeller
Diameter Impeler : 10.5 ft
Panjang blade : 2.6342 ft
(57)
Power motor : 1 hp
10.TANGKI NETRALISASI (M-340)
Fungsi : Tempat proses netralisasi kandungan asam lemak berlebih dengan penambahan NaOH
Tyepe : Silinder tegak , tutup atas standar dan tutup bawah dilengkapi dengan pengaduk dan jaket
Diameter Shell :
Diameter, inside : 10.5 ft
Tebal Shell : 1 5 in
Tinggi shell : 27.76 ft
Dimensi Tutup :
Tinggi tutup bawah : 4.505 ft Tinggi tutup bawah : 4.505 ft
Tebal tutup atas : 1
5 in
(58)
Sistem Pengaduk :
Dipakai impeller jenis Turbin dengan 3 buah flat blade dengan 1 buah impeller
Diameter Impeler : 7.40 ft Panjang blade : 3.3519 ft
Lebar Blade : 1.481 ft
Power motor : 3 hp
Sistem Pengaduk :
Diameter Jaket : 54.2 ft Tinggi jaket : 68.7 ft
Tebal jaket : 1 5 in
11.DEKANTER (H-350)
Fungsi : Untuk memisahkan gliserol yang bercampur dengan soap stock
Type : Tangki Silinder Horisontal dan sisi-sisinya berbentuk elips
Bahan Konstruksi : Stainlees Steel SA-304
(59)
Dimensi Shell :
Diameter shell : 18.7 ft Tinggi tangki total : 24.5371 ft
Tinggi cairan : 18.4028 ft Panjang Tangki : 67.296 ft
Tebal Shell : 3 5 in
12.POMPA PRODUK GLISEROL (L-351)
Fungsi : Mengalirkan campuran gliserol ke evaporator Type : Reciprocating pump
Bahan : Stainless Steel Perpipaan : 2 in sch 40 Rate Volumetrik : 39.9035 gpm
Total Dyamic Head : 54.3438 ft lbf / lbm
Effisiensi Motor : 82%
Power : 2 Hp
(60)
13.POMPA PRODUK SABUN (L-352)
Fungsi : Mengalirkan produk samping sabun ke tangki penampung sabun
Type : Reciprocating pump Bahan : Stainless Steel
Perpipaan : 2 1
2 in sch 40
Rate Volumetrik : 46.4715 gpm Total Dyamic Head : 35.6413 ft lbf / lbm
Effisiensi Motor : 82%
Power : 2 Hp
Jumlah : 1 buah
14.TANGKI PENYIMPAN PRODUK SABUN (L-352)
Fungsi : Menyimpan produk samping sabun untuk 7 hari
Type : Silinder tegak , tutup atas standar Jenis Bahan : Carbon Steel SA-283 grade C Jumlah : 1 buah
(61)
Diameter Shell :
Diameter, inside : 144 3 8 ft
Tebal Shell : 1 5 in
Tinggi shell : 24.5 ft
Dimensi Tutup :
Tinggi tutup atas : 48.462 ft
Tebal tutup atas : 1 5 in
15. EVAPORATOR I (V-410)
Fungsi : Menghilangkan komponen air pada gliserol
Type : Silinder tegak dan tutup atas dengan bentuk bagian bawah kerucut (Long tube evaporator Calandria)
Diameter Shell :
Diameter shell , inside : 39.37 ft Diameter shell , outside : 39.49 ft
Tinggi total tangki : 132.30 ft
(62)
Dimensi Tutup :
Tebal tutup atas (dished) : 1 7 ft
Tebal tutup bawah (dished ) : 1 7 ft
Tinggi tutup bawah : 75.312 ft
Bahan Konstruksi : Stainless Steel SA-283 Jumlah Vessel : 1 buah
16. POMPA EVAPORATOR I (L-411)
Fungsi : Mengalirkan campuaran gliserol ke evaporator II Type : Reciprocating pump
Bahan : Stainless Steel
Perpipaan : 2 1 2 in sch 40
Rate Volumetrik : 31.256gpm
Total Dyamic Head : 50.711 ft lbf / lbm
Effisiensi Motor : 82%
Power : 2 Hp
(63)
17. EVAPORATOR II (V-410)
Fungsi : Menghilangkan komponen air pada gliserol
Type : Silinder tegak dan tutup atas dengan bentuk bagian bawah kerucut (Long tube evaporator Calandria)
Diameter Shell :
Diameter shell , inside : 30.37 ft Diameter shell , outside : 30.49 ft Tinggi total tangki : 130.822 ft
Tebal Shell : 3 4in
Dimensi Tutup :
Tebal tutup atas (dished) : 1 7 in
Tebal tutup bawah (dished ) : 1 7 in
Tinggi tutup bawah : 72.11 in
Bahan Konstruksi : Stainless Steel SA-283
(64)
18. POMPA EVAPORATOR II (L-412)
Fungsi : Mengalirkan campuaran gliserol ke tangki penampung gliserol
Type : Reciprocating Bahan : Stainless Steel
Perpipaan : 2 in sch 40 Rate Volumetrik : 28.256 gpm Total Dyamic Head : 50.711 ft lbf / lbm
Effisiensi Motor : 80 %
Power : 2 Hp
Jumlah : 1 buah
19.BAROMETRIK KONDENSOR ( E-422 )
Fungsi : Mengkondensasi uap dan menjaga tekanan evaporator
Type : Multi Jet
Bahan : Stainless Steel
Rate Volumetrik : 1546,43313 cuft/menit Diameter Pipa : 12 in
(65)
Tekanan : 1,765164 psia
Jumlah : 1 buah
20.STEAM JET EJECTOR ( G-423 )
Fungsi : Memvakumkan Evaporator Type : Single stage steam jet ejector Dasar Pemilihan : Sesuai untuk penjagaan vacum Bahan : Stainless Steel
Inlet : 1.22 in
Outlet : 0.9185 in Panjang : 11.022 in Kapasitas : 257.09 kg/jam
Jumlah : 1 buah
21.HOT WELL
Fungsi : Menampung kondensat selama 1 jam Kapasitas : 2 m3
Bentuk : Persegi Panjang Ukuran : Panjang = 1,6 m
Lebar = 1,6 m Tinggi = 0,8 m Bahan Konstruksi : Beton
(66)
22. TANGKI PENYIMPAN PRODUK GLISEROL (F-325)
Fungsi : Untuk menyimpan produk gliserida dalam tangki penampung untuk 7 hari
Type : Silinder tegak , tutup atas dan tutup bawah dished
Dimensi Shell :
Diameter shell , inside : 311.37 ft Diameter shell , otside : 322.96 ft Tinggi tangki total : 629.20 ft
Tinggi Shell : 622.7 ft
Tebal Shell : 1 3 in
Dimensi Tutup :
Tebal tutup atas (dished) : 1 3in
Tinggi tutup atas : 48.46 ft
Bahan Konstruksi : Stainless Steell SA-240 Jumlah Vessel : 1 buah
(67)
BAB V1
SPESIFIKASI ALAT UTAMA
VI.A. Keterangan Alat fix
Nama Alat : Reaktor FAT SPLTTING ( R - 210 )
Fungsi : Sebagai tempat bereaksinya trigliserida dan steam untuk membentuk Type : Monobloc Vessel for high pressure dengan tutup atas dan bawah Jenis : Continous
Bahan : Stainless Steel Jumlah Alat : 1 buah
VI. B. Prinsip Kerja
Reaktor Fatsplitting merupakan suatu bejana berbentuk silinder d atas dan bawah berbentuk standart dishead dimana dalam reaktor tersebut bagian atas
asam lemak dan uap air akan menguap terlebih dahulu kemudian bagian bawah tersisa produk gliserida dan sedikit campuran asam lemak dan trigliserida yang tidak ikut bereaksi kemudian akan dimurniakan lagi dengan proses netralisasi asam lemak
dan trigliserida dalam tangki netralisasi P-1
P-3
P-2 P-4 P-5
P-6 Air Proses
CPO
Steam Proses
Asam Lemak
(68)
VI. C. Kondisi Operasi
Tekanan Operasi : 50 atm
Suhu Operasi : 250 o C
VI. D. Tahap - tahap Perencanaan
1. Perencanaan dimensi reaktor
Perhitungan Densitas bahan masuk ke reaktor :
Komponen Berat (Kg/jam) Fraksi(Xi) (gr/cc) Xi/r
Trigliserida
- Tripalmitin 420.1166 0.0219 0.8850 0.02472
- Trimiristin 8368.7226 0.4358 0.8620 0.50561
- Tristearin 789.8192 0.0411 0.9500 0.04330
- Triliolein 5881.6323 0.3063 0.9250 0.33115
- Triolein 1344.3731 0.0700 0.8530 0.08208
FFA 0.0000
- As. Palmitat 22.1114 0.0012 0.853 0.00135
- As. Miristat 440.4591 0.0229 0.8622 0.02661
- As. Stearat 41.5694 0.0022 0.8470 0.00256
- As. Linoleat 309.5596 0.0161 0.9000 0.01791
- As. Oleat 70.7565 0.0037 0.8950 0.00412
H2O 1512.3019 0.0788 1.0000 0.07876
Total 19201.4216 1 1.11816
( 1 gr/cc = 62.43 lb/cuft )
1 =
∑ xi = 1.11816
= 1 = 0.8943 gr/cc
1.11816
= 894.32 kg/m3
= 55.8326 lb/cuft
Campuran = 55.8326 lb/cuft
Perhitungan Viskositas campuran (m) bahan masuk reaktor:
m = 1 + 0.5 s
L ( 1 - s )4
(Perry 5th ed hal 3-247 pers 3-126)
s = Vs = ( m / ) padatan
VL ( m / ) larutan
Dimana :
(69)
m = Viscositas campuran 1 x 62.43 L = Viscositas Pelarut 1.11816
Vs = Laju alir volumetrik padatan 55.8326045 55833 VL = Laju alir volumetrik larutan
s = 17689.1198 / 55832.605 = 0.0148 19201.4216 / 894.323
L = 0.2838 cp ( Pelarut pada 250 oC Geankoplis App A-2 )
Sehingga :
m = 1 + 0.5 x 0.014756
0.2838 1 - 0.014756
m = 1.06910 x 0.2838
= 0.3034 cp = 0.0002 lb/ft.s
Perhitungan Densitas bahan keluar ke reaktor :
Komponen
Berat
(Kg/jam) Fraksi (Xi) (gr/cc) Xi/
Trigliserida
- Tripalmitin 4.2012 0.0002 0.8850 0.00025
- Trimiristin 83.6872 0.0044 0.8620 0.00506
- Tristearin 7.8982 0.0004 0.9500 0.00043
- Triliolein 58.8163 0.0031 0.9250 0.00331
- Triolein 13.4437 0.0007 0.8530 0.00082
FFA 0.0000
- As. Palmitat 416.1442 0.0217 0.8622 0.02514
- As. Miristat 8335.0327 0.4341 0.8470 0.51252
- As. Stearat 790.2949 0.0412 0.9000 0.04573
- As. Linoleat 5882.1638 0.3064 0.8950 0.34229
- As. Oleat 1344.1012 0.0700 0.8950 0.07822
Gliserin 1821.9637 0.0949 1.2000 0.07908
H2O 442.8884 0.0231 1.0000 0.02307
Total 19200.6355 1.000 1.11591
( 1 gr/cc = 62.43 lb/cuft )
(70)
= 1 = 0.8961 gr/cc
1.11591
= 896.13 kg/m3
= 55.9455 lb/cuft Campuran = 55.9455 lb/cuft
Perhitungan Viskositas campuran (m) bahan keluar reaktor :
m = 1 + 0.5 s
L ( 1 - s )4
....(Perry 5th ed hal 3-247 pers 3-126) s = Vs = ( m / padatan )
VL ( m / larutan ) Dimana :
s = Fraksi Volume solid
m = Viscositas campuran
L = Viscositas Pelarut
Vs = Laju alir volumetrik padatan
VL = Laju alir volumetrik larutan
s = 18757.7471 / 55945.495 = 0.0156
19200.6355 / 896.13158
L = 0.2838 cp ( Pelarut pada 240 oC Geankoplis App A-2 )
Sehingga :
m= 1 + 0.5 x 0.015648
0.2838
1 - 0.015648
4
m = 1.07346 x 0.2838
= 0.3046 cp = 0.0002 lb/ft
Perhitungan Volume Tangki :
Rate massa = 19200.6355 kg/jam = 42329.7210 lb
Rate Volumetrik = 42329.7210 lb/jam = 756.62
55.9455 lb/cuft
Dengan waktu tinggal 2 jam dimana volume bahan mengisi V
(71)
756.624302 cuft/jam x 2 jam
= 1513.2
1
Sehingga volume tangki = 1513.2486 = 1891.6
80%
Menentukan ukuran tangki dan ketebalannya :
Perhitungan Diameter Tangki :
Asumsi Dimension ratio : H/D = 2
Volume = 0.25 D^2 H
1891.560755 = 0.25 . D^2 2 D
1891.560755 = 1.57 D^3
1204.815767 = D^3
10.64078204 = D D = 10.640782 ft = 127.6893845
H = 2 x 10.640782 = 21.282 ft
= 255.38 in
Bahan Konstruksi :
Carbon steel type SA - 283 grade C, dari brownell & young di peroleh :
f = 12650 psi
E = 0.8
c = 0.125 in
Tutup atas berbentuk dished, dari Brownell & Young Tab. 5.7 P - 91 :
Rc = 90 in
rc = 5.5 in
AB = ( ID / 2 ) - rc = 127.6894 - 5.5
2
= 58.344692 in
BC = Rc - rc = 90 - 5.5 = 84.5
Tinggi Silinder
Tinggi head (h) = Rc - (BC2 - AB^2)0,5
h = 90 - [ ( 84.5 )2-( 58.345 )
= 90 - 61.124029 6
= 28.8759713 in = 2.4063 ft
Volume dishead head = 1.05
h^2 x (3RC - h)
(72)
12
128.8949 cuft
Tinggi Total = Tinggi silinder + Tinggi tutup atas + Tinggi tutup bawah
= 21.28156408 + 2.4063 +
= 26.0942 ft
Volume silinder = 1/4 x p x D2 x 2D
= 1.57 X ( 10.640782 )3 = 1891.56 cu
Volume larutan dalam tangki (cuft) = 0.8 x 1891.56
= 1513.2486 cuft
Tinggi larutan dalam tangki = 4 x Vol. Larutan
3.14 x D^2
hl = 17.0253 ft
Menentukan tebal minimum shell :
Untuk Perhitungan reaktor bertekanan tinggi maka perhitungan tebal shell menggunakan monobloc vessel. (Brownell, Chapter 14)
Bahan Konstruksi :
Bahan yang digunakan Low Alloy steel, SA-353
f = 12650 psi
E = 0.8
c = 0.125 in
Dimana :
ft = Stress Tangensial ; psi
fr = Stress radial ; psi
t = Tebal shell ; in
ri = Jari - jari dalam ; in
ro = Jari - jari luar ; in
Menentukan Diameter luar ( do )
K =
f + P 1/2
f - P ...( Brownell pers 14.54 hal 286 )
Dimana :
P = 50 atm = 735.0000 psi
Sehingga :
K = 12650 + 735.0000
1/2
=
12650 - 735.0000
do = 1.0599 x 10.6408 = 11.278 ft
(73)
λ =
Faktor
keamanan 1.5
ft(max) = fy.p = .P1 K
2
+ 1 ( Brownel & Young, Pers 14.14b ; hal 274 )
K^2 - 1
fy.p = 1.5 x 735.0000 1.0599 ^2 + 1
1.0599 ^2 - 1
= 18975 psi
Maximum- shear - stress Theory
K = fy.p
1/2
fy.p - Pi 3 0,5
18975
18975 - 1.5 x 735.0000 x 3
= 1.0545
K = do do = K x di
di
do = 1.0545 x 10.640782 = 11.22 ft
= 134.64 in
Dari Brownel figure 14.6 hal 277 untuk :
1.5 x 735.0000 / 18975 =
Diperoleh
di = 18 in
t - c
t - c = 127.68938 = 7.0939 in
18
t = 7.0939 + 0.125 = 7.2189 in
Tebal tutp atas (th)
Dari pers. 13.10, Brownel & Young, diperoleh
th = P . Rc . W + c dima
2. f. E - 0,2P
Dari H & R, table 4-3 hal 87
rc/Rc = 5.5 / 90 = 0.0611
W = 1.8 Ph = . g. h
= 55.9455 x 17.0253 / 144
= 6.6145 psi
Pop = 735.0000 + 6.6145 = 741.61 ps
(74)
P design = 1.1 x 741.6145 = 815.78 ps
815.7759355 x 90 x 1.8
12650 x
0.8 - 0.2 x 815.7759355
+ 0.125
= 6.70749355 in 0.5589578
Untuk tebal tutup bawah disamakan dengan tebal shell = 7.2189 in
Dari Brownell & Young Table 5 - 7 hal 89 diperoleh :
Rc = 228 in
rc = 13.75 in
AB = (ID/2 ) - rc
= 127.6894 -
13.75 =
50.095 in 2
BC = Rc - rc = 228 - 13.75 = 214.25 in
Perhitungan tinggi :
Tinggi head (h) = Rc - (BC2 - AB2)0,5
h = 228 - [ ( 214.25 )2
-( 50.095 ) 2 ] 0,5
= 228 - 208.31127
= 19.6887322 in = 1.6407 ft
Spesifikasi :
Nama Alat : Reaktor FAT SPLTTING ( R - 210 )
Fungsi : Sebagai tempat bereaksinya trigliserida dan steam untuk membentuk
gliserida dan asam lemak
Type : Monobloc Vessel for high pressure dengan tutup atas dan bawah
berbentuk standart dishead dan dilengkapi jacket.
Bahan Stainless steel
Jumlah alat : 1 Buah
Dimensi Tangki :
Volume : 1891.56 cuft
Diameter : 10.64 ft 127.689385 in
Tinggi shel : 21.28 ft 255.378769 in
tinggi total : 26.09 ft 313.130712 in
Tebal shell : 7.22 in
Tinggi tutup atas : 1.6407 ft 19.69 in
(75)
Tebal tutup atas : 7.2189 in
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Dalam proses industri kimia, instrumentasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengendalian suatu rangkaian proses. Instrumentasi disisni berfungsi sebagai alat ukur yang terdiri dari indikator (penunjuk), pencatat dan alat kontrol (pengendali). Adapun kondisi operasi dari suatu peralatan yang diatur oleh instrumentasi adalah suhu, tekanan, rate aliran, tinggi cairan/ padatan dalam suatu tangki dan sebagainya.
Pengendalian peralatan suatu proses bisa dilakukan secara otomatis. Pengendalian secara manual digunakan apabila pengendalian dari proses sepenuhnya ditangani oleh tenaga manusia. Pengendalian proses dilakukan secara otomatis apabila pengaturan peralatan proses cukup rumit atau memerlukan pengontrolan yang tepat dan tidak memungkinkan untuk dilakukan secara manual, biaya pengoperasian dari alat kontrol ini lebih murah dibanding dengan biaya secara manual. Disamping itu pengendalian secara otomatis mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :
1. mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
2. keselamatan kerja dipabrik dapat lebih terjamin. 3. produk yang dihasilkan lebih dapat diharapkan. 4. ketelitian pengaturan proses cukup tinggi.
Oleh karena itu dalam perencanaan pendirian pabrik ini, pengoperasian peralatan proses labih cenderung menggunakan alat kontrol otomatis. Namun demikian tenaga kerja masih sangat diperlukan dalam pengawasan proses.
A. Pemilihan Instrumentasi
Untuk dapat menentukan jenis instrumentasi yang perlu digunakan pada suatu peralatan, terlebih dahulu perlu ditinjau kondisi operasi. Jadi harus diketahui input apa saja yang tak dapat dikontrol serta output dari alat
(84)
kontrol yang diinginkan. Pemakaian instrumentasi harus menguntungkan baik ditinjau dari segi proses maupun segi ekonomi.
Kriteria ini meliputi :
1. Mudah dalam pengawasan dan pengaturan 2. Mudah dalam perawatan dan perbaikan. 3. Mudah dalam mendapatkan suku cadang
4. Harga peralatan relatif murah dengan kualitas yang memadai.
B. Macam-macam Instrumentasi
1. Pengatur suhu
a. T.I. ( Temperatur Indikator) Fungsi : Penunjuk suhu b. T.C. (Temperatur Controller)
Fungsi : Mengendalikan suhu agar dapat dipertahankan pada harga yang telah ditentukan.
2. Pengatur tekanan
a. P.I. ( Pressure Indikator) Fungsi : Penunjuk tekanan b. P.C.( Pressure Controller)
Fungsi : Mengatur tekanan agar dapat dipertahankan pada harga yang diperlukan.
3. Pengatur aliran
a. F.C. ( Flow Controller )
Fungsi : mengendalikan rate aliran b. F.R.C. ( Flow Recorder & Controller )
Fungsi : mencatat dan mengatur rate aliran. 4. Pengatur tinggi liquida
a. L.I. ( Level Indikator )
Fungsi : penunjuk tinggi bahan dalam aliran. b. L.C. ( Level Controller )
Fungsi : pengatur tinggi bahan dalam peralatan agar bertahan pada ketinggian yang telah ditentukan.
(85)
Beberapa syarat penting yang harus diperhatikan dalam perancangan pabrik antara lain :
1. Tidak boleh terjadi konflik antar unit, di mana terdapat dua pengendali pada satu aliran.
2. Penggunaan supervisory computer control untuk mengkoordinasikan tiap unit pengendali.
3. Control valve yang digunakan sebagai elemen pengendali akhir memiliki opening position 70 %.
4. Dilakukan pemasangan check valve pada pompa dengan tujuan untuk menghindari fluida kembali ke aliran sebelumnya. Check valve yang dipasangkan pada pipa tidak boleh lebih dari satu dalam one dependent line. Pemasangan check valve diletakkan setelah pompa.
5. Seluruh pompa yang digunakan dalam proses diletakkan di permukaan tanah dengan pertimbangan syarat safety dari kebocoran.
6. Pada perpipaan yang dekat dengan alat utama dipasang flange dengan tujuan untuk mempermudah pada saat maintenance.
(86)
Berikut adalah Instrumentasi Pabrik Gliserol dari Coconut Palm Oil (CPO) :
Tabel VII.2 Daftar Instrumentasi Pabrik Pembuatan Gliserol dari CPO Sawit
No Nama alat
Jenis instrumen
Kegunaan
1 Pompa FC Mengontrol laju alir cairan dalam pipa
2
Tangki cairan dan tangki produk
LI TC
Menunjukkan tinggi cairan dalam tangki
3
Kolom Hidrolisa Evaporator I Evaporator II
PC dan TC
Mengatur serta menunjukkan tekanan dan temperatur kolom hidrolisa dan
Evaporator
4 Heater dan cooler TC Mengontrol suhu dalam alat
1. Pompa
F C
Gambar VII.1 Instrumentasi Pompa
Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran (flow rate). Untuk mengetahui laju aliran pada pompa dipasang flow control (FC). Jika laju aliran pompa lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis katup pengendali (control valve) akan menutup atau memperkecil pembukaan katup.
(87)
2. Tangki Penampung
L I
Gambar VII.2 Instrumentasi Tangki Cairan
Instrumentasi pada tangki cairan mencakup level indicator (LI) yang berfungsi untuk menunjukkan tinggi cairan didalam tangki.
3. Kolom Hidrolisa
P C
T C
Gambar 6.3 Instrumentasi Kolom Hidrolisa
Reaktor sebagai alat tempat berlangsungnya reaksi antara bahan-bahan yang digunakan. Dalam pabrik ini, reaktor sebagai tempat mereaksikan antara minyak jagung dan air. Instrumentasi pada reaktor mencakup Pressure Controller (PC) yang berfungsi untuk mengontrol tekanan dalam reaktor dan Temperature Indicator (TI) untuk menunjukkan temperatur dalam reaktor
(88)
4. Heater dan Cooler
T C
Gambar 6.4 Instrumentasi Cooler dan Heater
Instrumentasi pada heater, dan cooler mencakup temperature controller (TC) yang berfungsi untuk mengatur temperatur bahan keluaran heater dan cooler dengan mengatur bukaan katup steam atau air pendingin masuk.
VII.2. Keselamatan Kerja
A. Usaha Keselamatan
Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi pada seseorang dalam hubungan kerja yang disebabkan oleh bahaya yang berkaitan dengan pekerjaan. Kecelakaan ini menimbulkan kerugian bagi karyawan, perusahaan dan masyarakat.
Pelaksanaan usaha keselamatan kerja bertujuan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja, dengan cara mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kecelakaan kerja tersebut.
B. Sebab-sebab Kecelakaan Kerja 1) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik ini meliputi mesin, peralatan, bahan-bahan produksi dan lingkungan kerja ( suhu, penerangan dan lain-lain) Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kesalahan perancangan, aus, rusak, kesalahan dalam pemeblian, peletakan, penyusunan peralatan, bahaya produksi, serta adanya lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat (panas, bising, penerangan yang kurang dan lain-lain).
(89)
2) Manusia
Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh manusia, antara lain disebabkan oleh :
a. Tidak cocoknya manusia terhadap mesin atau lingkungan kerja b. Kurangnya ilmu pengetahuan dan ketrampilan pekerja.
c. Ketidak mampuan fisik atau mental serta faktor bakat lainnya. d. Kurangnya motivasi dan kesadaran akan keselamatan kerja. 3) Sistem Manajemen
Merupakan unsur terpenting sebab sistem manajemen ini merupakan pengatur dari kedua unsur diatas. Kesalahan sistem manajemen dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Contohnya :
a. Manajemen yang tidak memperhatikan keselamatan kerja b. Prosedur kerja yang tidak diterapkan dengan baik
c. Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan dan modifikasi pabrik
d. Tidak adanya inspeksi peralatan
e. Tidak adanya sistem penanggulangan bahaya.
VII.3. Peningkatan Keselamatan Kerja
A. Lingkungan Fisik
Peningkatan usaha keselamatan kerja yang berkaitan dengan lingungan fisik meliputi :
a. Perencanaan mesin dan peralatan dengan memperhatikan keselamatan kerja.
b. Pengolahan alat yang benar
c. Menciptakan suasana kerja yang nyaman (suhu, dan penerangan yang cukup)
B. Manusia
Pemilihan, penempatan dan pembinaan karyawan agar setiao pegawai dapat menempati posisi pekerjaan sesuai dengan kemampuannya dan menumbuhkan kesadaran akan keselamatan kerja.
(90)
C. Sistem Manajemen
Sistem manajemen yang benar maliputi :
a. Pokok-pokok kebijaksanaan direksi dalam bidang keselamatan kerja, dengan pelaksanaan dan pengawasan.
b. Melaksanakan prosedur kerja yang tetap berpedoman pada keselamatan kerja karyawan.
c. Membuat usaha-usaha untuk mengawasi bahaya yang mungkin timbul ditempat kerja.
VII.4. Alat Pelindung Diri
Untuk mengurangi akibat kerja, maka setiap perusahaan harus menyediakan alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan setiap karyawannya. Macam-macam alat pelindung diri antara lain :
1. Alat pelindung mata 2. Alat pelindung muka 3. Masker
4. Sarung tangan 5. Sepatu pengaman 6. Baju pelindung
Usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga keselamatan pekerja dipabrik adalah sebagai berikut :
1. Untuk peralatan pabrik seperti baja/tangki harus disediakan seleksi bahan konstruksi, juga penyediaan alat-alat kontrol tekanan dan suhu, yang keseluruhannya berguna untuk menghindari terjadinya peledakan.
2. Perpipaan yang mengandung steam pemanasan maupun bahan panas diberi tanda peringatan dan dijauhkan dari jalan lalu lalang (manway)
3. Dalam ruang pelistrikan, agar diberi penerangan yang cukup agar operator dapat bekerja dengan baik. Kabel-kabel listrik yang
(91)
berdekatan dengan peralatan yang beroperasi pada suhu tinggi agar diberi isolasi yang cukup.
4. Pada tiap gedung yang tinggi harus dipasang penangkal petir
5. Konstruksi dan bangunan pabrik harus diperhatikan kekuatannya terutama yangdigunakan untuk menyangga suatu alat proses.
6. Untuk peralatan yang bergerak sebaiknya dipasang pagar-pagar pengaman dan jarak yang ukup antar unit-unit untuk mempermudah pemeliharaan.
7. Untuk mencegah bahaya kebakaran, sebaiknya setiap ruangan disediakan alat pemadam kebakaran. Tata ruang pada lokasi pabrik diatur sehingga bisa dilewati mobil pemadam kebakaran dan sebaiknya bangunannya dibuat terpisah, sehingga apabila terjadi kebakaran apinya dapat dilokalisir.
8. Harus dipasang alarm pada setiap peralatan pabrik yang berbahaya agar semua personil dapat segera mengetahui dan bertindak apabila ada bahaya.
9. Limbah pabrik yang direncanakan ini berupa air, dimana air ini dialirkan ke unit peengolahan air untuk dipergunakan lagi, atau kalau tidak bisa akan dibuang ke sungai yang ada didekat lokasi pabrik (asal tidak mengandung bahan-bahan berbahaya)
10.Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu perawatan periodik terhadap seluruh peralatan dan instalasi pabrik.
VII.5. Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi.
Statistik menunjukkan bahwa angka kecelakan rata-rata dalam pabrik kimia relatif tidak begitu tinggi. Tetapi situasi beresiko memiliki bentuk khusus, misalnya reaksi kimia yang berlangsung tanpa terlihat dan
(92)
hanya dapat diamati dan dikendalikan berdasarkan akibat yang akan ditimbulkannya. Kesalahan-kesalahan dalam hal ini dapat mengakibatkan kejadian yang fatal.
Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja, Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja pada tanggal No 1 tanggal 12 Januari 1970. Semakin tinggi tingkat keselamatan kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan.
Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban para perancang untuk merencanakannya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
- Penanganan dan pengangkut an bahan harus seminimal mungkin.
- Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik.
- Jarak antar mesin dan peralatan lain cukup luas.
- Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin.
- Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran.
- Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya.
- Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran.
Berikut ini usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan dengan cara :
(1)
(2)
DISKUSI DAN KESIMPULAN XII -1
Pra Rencana Pabrik Gliserol dari CPO dengan Proses Continoue Fatspliting BAB XII
DISKUSI DAN KESIMPULAN
XII.1. Diskusi
Untuk menilai sampai mana kelayakan Pra Rencana Pabrik Gliserol ini, maka perlu ditinjau beberapa hal sebagai berikut :
1. Bahan Baku
2. Teknik dan Peralatan
Secara teknik Pra Rencana Pabrik ini digunakan banyak peralatan yang umum dipakai dalam industri kimia, mudah didapat dan tidak terlalu rumit dalam perancangan dan pengoperasiannya
3. Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi dalam Pra Rencana Pabrik Gliserol ini adalah Rokan Hilir, Riau, Sumatra. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor bahan baku, daerah pemasaran, daerah persediaan tower dan bahan bakar, persediaan air, iklim, cuaca, dan sarana transportasi seperti yang sudah dibahas di BAB XI.
4. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor dominan yang perlu dipertimbangkan dalam pendirian suatu pabrik. Beberapa indikasi ekonomi yang dapat dipakai untuk menilai kelayakan Pra Rencana Pabrik Gliserol ini adalah :
a. Rate of Equity (ROE)
(3)
b. Internal Rate of Return (IRR) c. Pay Out Time (POT)
d. Break Event Point (BEP)
Metode yang dipakai dalam menganalisa Pra Rencana Pabrik Gliserol ini adalah Metode Discounted Cash Flow, karena cara ini lebih akurat dan mendekati kebenaran dimana setiap nilai modal diproyeksikan ke dalam nilai sekarang dengan memperhatikan perubahan-perubahan variable-variabel ekonomis seperti yang di bahas pada BAB XI
Berdasarkan uraian pada bab – bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan Operasi : 24 jam / hari 2. Proses yang digunakan : 330 hari per tahun 3. Kapasitas Produksi : 13.500 ton per tahun 4. Bahan Baku
CPO : 17689.12 kg /jam 5. Kebutuhan Utilitas
Bahan bakar : 750.604 liter / hari
Air : 142726.7 m3 / hari
Listrik : 248.8 kWh
6. Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas 7. Struktur Organisasi : Garis dan Staf 8. Jumlah Tenaga Kerja : 139 Orang
(4)
DISKUSI DAN KESIMPULAN XII -3
Pra Rencana Pabrik Gliserol dari CPO dengan Proses Continoue Fatspliting
9. Umur Pabrik : 10 tahun
10.Masa Konstruksi : 2 Tahun
11.Lokasi Pabrik : Roksn Hilir-Riau 12.Analisa Ekonomi
Modal Tetap (FCI) : Rp. 205,420,648,775 Modal Kerja (WCI) : Rp. 270,643,306,149 Modal Total (TCI) : Rp. 476,063,954,923 Internal Rate of Return (IRR) : 40 %
Rate On Equity (ROE) : 38.9% % Pay Out Periode (POP) : 3 tahun 6hari Break Event Point (BEP) : 33.71%
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa baik dipandang dari segi teknik maupun ekonomis pabrik Gliserol dari CPO ini layak untuk didirikan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008d. http://www.bankindonesia.co.id Tanggal : 5 Desember 2009 Bapedal. 2005. Laporan Baku Mutu Air. Sumut.
Bank Mandiri. 2008. Cicilan Ringan KPR dan Kredit Usaha. Jakarta.
Bernasconi, G. 1995. Teknologi Kimia. Bagian 1 dan 2. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. BPS. 2004 ,2005, 2006, 2007. Data Ekspor Indonesia. Badan Pusat Statistik.
Brownell, L.E., Young E.H.. 1959. Process Equipment Design. Wiley Eastern Ltd. New Delhi.
Crities, Ron dan George Tchobanoglous, 1998. Small and Decentralized
Wastemanagement System. Singapore: Mc.Graw-Hill, Inc.
Degremont. 1991. Water Treatment Hadbook. 5th Edition, New York: John Wiley &
Sons.
Geankoplis, C.J.. 1997. Transport Processes and Unit Operations. 3 rd editions.
Prentice-Hall of India. New Delhi.
Kawamura. 1991. An Integrated Calculation of Wastewater Engeneering. John Willey and Sons. Inc. New York.
Lorch, Walter. 1981. Handbook of Water Purification. Britain : McGraw-Hill Book Company, Inc.
Kern, D.Q.. 1965. Process Heat Transfer. McGraw-Hill Book Company. New York Ketaren, S, 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Cetakan I,
UI-Press, Jakarta.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Pra Rencana Pabrik Gliserol dari CPO dengan Proses Continoue Fatspliting
Lyman, 1982. Handbook of Chemical Property Estimation Methods. Jhon Wiley and Sons Inc, New York.
McCabe, W.L., Smith, J.M. 1997. Operasi Teknik Kimia. Edisi Keempat. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Metcalf dan Eddy, 1991. Wastewater Engineering Treatment, Disposal, Reuse. McGraw-HillBook Company, New Delhi.
Montgomery, Douglas C. 1992. Reka Bentuk dan Analisis Uji Kaji (Terjemahan). Kuala Lumpur: Penerbit Universiti Sains Malaysia Pulau Pinang.
Perry, Jhon H. (Ed). 1999. Perry’s Chemical Engeneers’ Handbook. Edisi Ketujuh,
McGraw-Hill Book Company, New York.
Peters, M.S; Klaus D. Timmerhaus dan Ronald E.West. 2004. Plant Design and
Economics for Chemical Engineer. 5th Edition. International Edition.
Mc.Graw-Hill. Singapore.
Swern,D.,”Bailey’s Industrial Oil And Fat Produts”,Vol.5,Ed.5p.27
Smith, J.M., Van Ness, H.C.. 2001. Chemical Engineering Thermodynamics. Edisi Keenam, McGraw-Hill Book Company, New York.
Sutarto. 2002. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Treybal, R.E.. 1984. Mass Transfer Operation. McGraw-Hill Book Company, New
York.
Walas, Stanley M. 1988. Chemical Process Equipment. United States of America : Butterworth Publisher.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :