PENGARUH KUALITAS PESAN IKLAN DAN FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN HONDA ABSOLUTE REVO DI KEC-SAWAHAN SURABAYA.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang dapat memberikan kontribusi dan menjadi
acuan dalam penyusunan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
1.

Nugroho Ardhi Setiawan dan I Made Bayu Dirgantara, “analisis faktor –
faktor yang mempengaruhi Efektivitas iklan televisi AXIS” “Penjual
Gorengan”. Sampel pada penelitian ini adalah pelanggan jasa operator selular
di Semarang yang sudah melihat televisi AXIS “Penjual Gorengan”.
Dari hasil analisis regresi berganda, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari ketiga variabel , variabel frekuensi penayangan iklan X4 memiliki
pengaruh paling besar terhadap efektivitas iklan enggan kofisien sebesar
0,345
2. Kualitas pesan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas iklan dengan kofisien variabel sebesar 0,209 dan signifikasi
0,021
3. Kreatifitas iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas
iklan variabel sebesar 0,081 dan signifikasi s0,038.

4. Endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas iklan
dengan kofisien variabel sebesar 0,190 dan signifikasi 0,031

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Frekuensi penayangan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas iklan dengan koofisien variabel sebesar 0,345 dan signifikansi
0,001.
Kesimpulan : Seorang konsumen yang tergerak mungkin akan mencari informasi
yang lebih banyak terhadap produk yang diinginkannya, yang dapat diperolehnya
melalui pesan iklan dari berbagai sumber, seperti : media televisi, radio, majalah,
surat kabar, internet dan masih banyak lagi media informasi lainnya.

Tujuan informasi ini adalah merangsang konsumen untuk membeli
produk yang ditawarkan. Dengan informasi yang diberikan melalui iklan
tersebut, yang berupaya untuk mengenalkan produk yang ditawarkan,
sehingga dapat mempengaruhi konsumen agar membeli produk tersebut.

2. Faela Sufa, Bambang Munas analisis pengaruh daya tarik iklan, kualitas pesan
iklan, frekuensi penayangan iklan terhadap efektivitas iklan televisi mie
sedap. Kesimpulan
Daya Tarik Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas iklan.pengaruh daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan sebesar
0,281, hal ini berarti daya tarik iklan merupakam salah satu faktor yang dapat
meningkatkan efektivitas iklan. Maka daya tarik yang baik akan
meningkatkan efektivitas iklan.
Kualitas pesan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas iklan. Pengaruh kualitas pesan iklan berarti kualitas pesan iklan
yang baik akan meningkatkan efektivitas iklan, dengan perolehan nilai

10

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

koefisien sebesar 0,383,. Maka sebuah kualitas pesan iklan yang baik akan
meningkatkan efektivitas iklan.
Frekuensi penayangan iklan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap efektivitas iklan. Hal ini berarti bahwa frekuensi penayangan iklan
juga merupakan faktor yang meningkatkan efektivitas iklan. Pengaruh
frekuensi penayangan iklan yaitu sebesar 0,202 terhadap efektivtas iklan.
2.2

Landasan Teor i

2.2.1 Penger tian Pemasaran
Pemasaran sebagaimana diketahui, adalah inti dari sebuah usaha.
Tanpa pemasaran tidak ada namanya perusahaan akan tetapi apa yang
dimaksud dengan pemasaran itu sendiri orang masih merasa rancu. Menurut
Harper W (2000:4) pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan
kegiatan – kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran
dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.
Sedangkan menurut Kotler (1997 : 8) adalah suatu proses sosial dan
menejerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
pertukarkan produk dengan pihak lain.
Kotler dan Armstrong (1997) mendefinisikan periklanan adalah segala

bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang dan jasa darisuatu
sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Sedangkan pengertianIklan
11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menurut Rhenald Kasali (2000) ialah pesan dari produk, jasa atau ide yang
disampaikan kepada masyarakat melalui suatu media yang di arahkanuntuk
menarik

konsumen.

Berdasarkan

pengertian

tersebut

dapat


disimpulkanbahwa adalah pesan yang disampaikan kepada masyarakat
melalui bantuanmedia, menyinggung media promosi, promosi dapat
dilakukan melalui bantuanmedia-media publik, seperti radio, televisi, dan
media cetak.
2.2.3. Iklan
Periklanan merupakan salah satu dari alat yang paling umum digunakan
perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan
masyarakat. Kotler & Armstrong, (1997) Iklan adalah segala bentuk penyajian

non personal dan promosi ide, barang dan jasa dari suatu sponsor tertentu
yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut Rhebald Kasali, (2000)
iklan adalah pesan dari produk, jasa atau ide yang disampaikan kepada
masyarakat melalui media yang di arahkan untuk menarik konsumen.
2.2.4. Tujuan Iklan
Iklan

pada

dasarnya


bertujuan

untuk

memperkenalkan,

mengingatkan,mengajak dan menjaga hubungan dengan konsumen akan
tertarik pada produkyang ditawarkan. Menurut Kotler (2002:658). Tujuan
periklanan adalah salahsatu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan
yang harus dicapai atas udiens spesifik pada periode waktu yang spesifik.

12

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Menurut Kotler (2002:659) tujuan iklan berdasarkan sasarannya untuk
menginformasikan, membujuk, atau mengingat yaitu :
1. periklanan informative

2. periklanan persuasif
3. iklan pengingat
2.2.5. J enis - J enis Iklan
Kotler (2002:659) membagi iklan kepada empat golongan:
a.

Informative

terjadipeluncuran

Advertising,
produk

digunakan

baru,

oleh

berguna


perusahaan

untuk

disaat

memberitahukan

padamasyarakatataupasartentangkeberadaanprodukbaru,menginformasikank
egunaan baru, perubahan harga, cara kerja,pelayanan, memperbaiki
kesalahan persepsi, membangun citra merekperusahaan.
b. Persuasive Advertising, menjadi sangat vital disaat persaingan di
pasarmeningkat,
sehinggakonsumen

perusahaan
memilih

bertujuan

produk

yang

membentuk
dihasilkan

permintaan
perusahaan

dibandingkanproduk lain.
c. Comparison Advertising, adalah variasi dari iklan persuasif yang
bentuknya membandingkan langsung suatu merek dengan merek lain.
d. Reminder Advertising, adalah tipe iklan yang sangat vital bagi produk
yang berada pada tahap dewasa, iklan membuat konsumen selalu mengingat
keberadaan produk

13

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5. Kualitas Pesan Iklan
Kualitas pesan dalam sebuah iklan dibutuhkan dalam memasarkan
suatu produk agar konsumen tertarik untuk menggunakan produk tersebut.
Menurut Kotler (2008), pesan yang ideal adalah pesan yang dapat menarik
perhatian, mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan, dan
menggerakan tindakan. Keempat hal tersebut merupakan dalam dari adanya
pesan iklan yang berkualitas.
Dalam memformulasikan pesan iklan harus memperhatikan apa yang
akan dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya (struktur pesan),
bagaimana secara simbolis (format pesan), dan siapa yang harus mengatakan
(sumber pesan) (Durianto & Liana, 2004), Sebaliknya, jika kualitas pesan
iklan baik maka konsumen akan menjadi tertarik dengan produk tersebut, Tak
terkecuali dengan Honda Absolute Revo. Hal ini dilakukan sebagai salah satu
strategi dalam bersaing dengan produk dengan kompetitor, karena semakin
banyaknya bermunculan merek – merek baru yang juga ingin merebut pasar di
indonesia.
Di dalam kualitas pesan iklan bahasa dalam menyampaikan informasi
yang ideal harus dengan penyampaian yang mudah di mengerti oleh seseorang

yang akan menggunakan produk tersebut. Bahasa iklan merupakan suatu
pesan – pesan yang disampaikan secara verbal. Naskah iklan merupakan
tempat untuk merangkai bahasa – bahasa iklan menjadi suatu naskah yang
memuat informasi yang akan disampaikan. Dalam suatu pesan iklan
14

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dibutuhkan slogan yang berperan sebagai kunci yang membuka dan menutup
daya ingat orang terhadap suatu merek. Slogan adalah sebuah kata, fase, atau
kalimat yang berfungsi sebagai konstan (Sutherland, 2007).
Dalam merencanakan pesan yang baik, kata-kata iklan yang tepat akan
membantu sebuah iklan untuk berkomunikasi secara jelas kepada pasar
targetnya (Cannon,et al 2009). Hal ini menyangkut apa yang harus
dikomunikasikan oleh iklan kepada konsumen dengan ilustrasi dan katakatanya sehingga pesan yang disampaikan akan mudah dipahami dan menarik
pemirsa.
Menurut Kotler (1996) indikator kualitas pesan iklan antara lain


menarik perhatian (attention)



mempertahankan ketertarikan (interest)



menggerakkan tindakan (action).

2.2.6 Frekuensi Penayangan Iklan
Pemasangan iklan melalui media televisi secara geografis memiliki
jangkauan yang sangat luas. Iklan televisi memiliki efek pengulangan positif
dimana pengulangan suatu pesan iklan menjadi strategi untuk mendekati
khalayak sasaran. Semakin tinggi frekuensi tayang memungkinkan penonton
sering menerima informasi dari iklan tersebut. Frekuensi yang tinggi jika
tidak didukung dengan waktu penayangan yang tepat akan terasa sia – sia

15

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

karena iklan tidak akan menjangkau segmen pasaryang tepat. Seperti pada
radio, waktu – waktu dalam sehari ini disebut sebagai bagian hari (day part).
Menurut Terence A. Shimp (2003:530), ketiga day part utama adalah waktu
utama (prime time), siang hari (day time), dan waktu tambahan (fringe time)
yang masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Suatu iklan akan efektif jika rata – rata tiga kali. Jika hanya satu atau
dua kali dianggap belum memberikan dampak yang signifikan (Sihombing,
2010). Studi menggunakan iklan televisi memiliki efek positif pengulangan.
Dimana pengulangan suatu pesan iklan merupakan suatu strategi untuk
mendekati khalayak sasaran. Karena suatu pesan yang sama yang senantiasa
diulang – ulang pada akhirnya akan berakibat diingatnya pesan tersebut.
Namun penayangan iklan yang berlebihan juga dapat menimbulkan
efek yang merugikan yaitu sesudah jumlah tertentu pengulangan, maka
pengulangan tambahan mungkin mengurangi keefektifan iklan (Indriyanti
Ilhalauw, 2002) .
Frekuensi Penayangan Iklan adalah seberapa sering pemirsa televisi
melihat penayangan iklan (Indiarti&Ilhalauw, 2002) dan (Shimp, 2003).
Indikator Frekuensi Penayangan Iklan antara lain :


Intensitas muncul



Pemilihan stasiun TV



Bagian hari penayangan

16

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.7 Efektivitas Iklan
Mendefinisikan yang efektif akan terasa mudah apabila kita
menggunakan suatu pandangan yaitu sebuah iklan iklan di sebut efektif
apabila iklan tersebut mencapai tujuan – tujuan yang ingin dicapai oleh
pengiklan. Perspektif ini mendefinisikan efektivitas iklan dari sisi hasil apa
saja yang telah di capai. (Shimp, 2000, p. 415). Meskipun definisi tentang
periklanan yang efektif dapat dipergunakan untuk segala kegunanaan (multi
purpose definition) dianggap tidak terlalu praktis karena tidak memberikan
definisi yang tunggal, namun definisi tersebut bisa dianggap cukup baik
karena dapat mencakup berbagai karakteristik umum.
Menurut Kotler dalam Durianto dan Liana (2004) Efektifitas iklan
dapat dilihat dari sudut pandang / dampak yaitu : dalam komunikasi suatu
iklan dan yang kedua adalah dampak terhadap penjualan dimana dampak ini
lebih sulit untuk diukur karena penjualan dipengaruhi banyak faktor, tidak
hanya oleh periklanan. Jadi dalam mengukur efektifitas suatu iklan dapat
melalui beberapa indikator yang terkandung dalam iklan tersebut seperti pesan
iklan, kreatifitas iklan, dampak iklan, dan lain sebagainya.
Suatu periklanan harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan
sederhana serta mudah untuk dipahami. Iklan yang efektif adalah iklan yang
mengkomunikasikan keuntungan – keuntungan yang spesifik,. Iklan juga
disebut efektif apabila dapat mencapai tujuan – tujuan yang ingin dicapai oleh

17

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pengiklan. Menurut Shimp, (2003) Iklan yang baik atau efektif mencakup
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran
2. periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen
3. periklanan yang efektif harus persuasif
4. iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan
5. iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa di
berikan
6. iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan
(Sutherland, 2007) Efektifitas tayangan iklan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain :
1. Biaya iklan
2. Jangkauan tayangan
3. Penayangan
4. Pesan iklan
5. Tujuan iklan

18

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Efektivitas Iklan adalah seberapa besar efektif sebuah iklan yang
ditayangkan mampu memepengaruhi kesadaran dan respon pemirsa televisi
(AC Nielsen, 2000). Indikator efektivitas iklan antara lain :


Emphaty (kepedulian)



Persuasif (meyakinkan),



Impact (pengaruh)



Communiacation (komunikasi).

2.2.8 Hubungan Kualitas Pesan Iklan terhadap Efektivitas Iklan
Sebuah iklan yang efektif tidak hanya mencakup kadungan informatif
atas barang yang ditawarkan saja, melainkan suatu pesan yang dapat menarik
pemirsa (Wahyu, 2010). Ketika perhatian pemirsa tertuju kepada iklan
tersebut maka pesan – pesan iklan yang tertuang dalam iklan yang tertuang
dalam iklan tersampaikan kepada pemirsa, sehingga pemirsa dapat
mengetahui produk yang ditawarkan. Ketika masyarakat mampu memahami
dan merespon baik struktur pesan yang ada pada iklan yang ditayangkan maka
iklan tersebut termasuk iklan yang efektif (Arifin, 2005).
Menurut Kotler (2005) efektivitas iklan bergantung pada struktur isi
pesan. Suatu iklan tidak perlu secara memaksa menjejalkan banyak pesan atau
informasi mengenai suatu produk. Cukup dengan satu atau beberapa unsur
atau beberapa unsur dari iklan tersebut dirancang untuk memberikan impact
yang mendalam sehingga membuat para pemirsa mengidentifikasi informasi –

19

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

informasi lain yang ditampilkan kepada khalayak, diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas iklan produk
Kesimpulan dari beberapa kajian diatas bahwa persepsi seseorang
terhadap kualitas pesan iklan berpengaruh positif terhadap efektivitas iklan.
2.2.9 Hubungan Fr ekuensi Penayangan Iklan ter hadap Efektivitas Iklan
Suatu iklan baru akan efektif jika dilihat rata-rata tiga kali.Jika hanya
satu atau dua kali dianggap belum memberi dampak signifikan karena tingkat
perhatian pemirsa masih rendah atau belum terbentuk (Sihombing, 2010).
Akan tetapi terlalu banyak pengulangan dapat menimbulkan efek yang
merugikan, yaitu sesudah jumlah tertentu pengulangan maka pengulangan
tambahan mungkin mengurangi keefektifan iklan (Indriyanti & Ihalauw,
2002).
Kesimpulan dari beberapa kajian diatas bahwa pengaruh frekuensi
penayangan iklan terhadap efektivtas iklan bersifat positif.
2.3

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kualitas Pesan Iklan
(X1)
Efektivitas Iklan
(Y)
Frekuensi
Penayangan
Iklan(X2)

20

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4

Hipotesis
1. Diduga Kualitas Pesan Iklan (X1) bepengaruh positive terhadap
Efektivitas Iklan.
2. Diduga Frekuensi Penayangan Iklan (X2) bepengaruh positive terhadap
Efektivitas Iklan.

21

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Defnisi Operasional
Untuk mempermudah pengertian maka penelitian perlu menguraikan
dimensi operasional dalam penelitian ini, yaitu :
X.1 = Kualitas Pesan Iklan
Kualitas Pesan Iklan Merupakan seperangkat simbol verbal atau non
verbal yang mewakili perasaan nilai gagasan atau maksud sumber iklan
(Mulyana, 2000). Dan menurut Boyd (2000) Pesan adalah penjumlahan atau
sinyal yang berusaha mengungkapkan satu gagasan atau lebih. Kotler (2005)
berpendapat bahwa dalam pembuatan iklan, pesan merupakan salah satu iklan
yang tidak boleh dilupakan.
X1.1 Attention (menarik perhatian)
X1.2 Interrest (mempertahankan ketertarikan)
X1.3 Desire (membangkitkan keinginan)
X1.4 Action (menggerakkan tindakan)
X.2 = Fekuensi Penayangan Iklan
Teori advetising media menyebutkan, iklan akan memberikan hasil
efektif apabila disampaikan pada tingkat frekuensi efektif, kemudian menerpa
pemirsa dalam jumlah efektif, serta seharusnya ditampilkan pada masa
22

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

pembelian berlangsung (Sihombing, 2010). Dalam penelitiannya Ray et al
(dalam Indiarto, 2006) Menemukan bahwa pengulangan meningkatkan niat
beli dalam iklan low-price convenience goods tetapi tidak untuk high-price
shopping goods. Namun studi menggunakan iklan televisi memiliki efek
positif pengulangan.
X2.1

Intensitas muncul

X2.2

Bagian hari penayangan

X2.3

Pemilihan stasiun TV

Y = Efektivitas Iklan (Y)
Efektivitas Iklan adalah seberapa besar efektif sebuah iklan yang
ditayangkan mampu memepengaruhi kesadaran dan respon pemirsa televisi
(AC Nielsen, 2000).
Y.1.1 Emphaty (Kepedulian)
Y.1.2 Persuasif (Meyakinkan)
Y.1.3 Impact (Pengaruh)
Y.1.4 Communiacation (Komunikasi)
3.2

Pengukur an Var iabel
Skala pengukuran variabel menggunakan skala likert. Adapun teknik

pengukuran skala likert yaitu metode pengukuran sikap dengan menggunakan skala
penilaian lima butir yang berada dalam rentang dua sisi Umar, 2003:137. Digunakan
jenjang 1 - 5 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut, misalnya :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

1

5

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

Keterangan :
1 = sangat tidak setuju

4 = setuju

2 = tidak setuju

5 = sangat setuju

3 = netral
3.3

Teknik Penentuan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk
peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang
menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai salah
satu semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Populasi dalam penelitian ini
adalah masyarakat yang melihat iklan Honda Absolute Revo di Kecamatan
Sawahan, Surabaya.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sampel harus
representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45). Metode
pengambilan sampel yang dilakukan adalah non probability sampling dengan
teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu metode Purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

berdasarkan pertimbangan tertentu, dimana sampel diperoleh dari satu
kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi yang
dikehendaki karena mereka memang memiliki informasi tersebut dan mereka
memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Pada penelitian ini,sampel
diambil dari masyarakat yang pernah melihat iklan Honda Absolute Revo di
Kecamatan Sawahan Surabaya. Karena mampu memberikan data yang sesuai
dengan kreteria yang ditentukan.

Beberapa kriteria yang ditentukan oleh

peneliti :
1. Berdomisili di Kecamatan Sawahan.
2. Minimal umur 17 tahun.
3. Pemirsa iklan TV Honda Absolute Revo.
Penentuan jumlah sampel yang representatif menurut Ferdinand (2006)
adalah tergantung pada jumlah indikator dikalikan 5-10.
n = jumlah indikator x 10
Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman
pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48), antara lain :
1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.
2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5
– 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel
laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. bila terdapat 20
indikator, besarnya sampel adalah 100-200.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Dalam penelitian ini sampel diambil dari masyarakat yang pernah
melihat iklan Honda Absolute Revo. dengan jumlah minimal 11 indikator x 8
= 88 pengguna. Dan untuk memenuhi persyaratan uji PlS yang mengharuskan
sampel sebanyak 100, maka sampel pada penelitian ini 88 pengguna .

3.4

Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 J enis Data
3.4.1.1 Data primer
Data Primer biasanya diperoleh dengan survey lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2001:25).
Data ini berupa informasi yang diperoleh melalui keterangan-keterangan dari
karyawan yang berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam
kuesioner, wawancara maupun pengamatan langsung yang berkaitan dengan
veriabel-variabel dalam penelitian.
3.4.1.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan di publikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Tersedianya data sekunder akan lebih mempermudah dan mempercepat
jalannya penelitian (Kuncoro, 2001:25)
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data dari bukubuku referensi, artikel, jurnal, maupun website yang berkaitan dengan variabel
yang telah dipilih.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

3.5

Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Merupakan daftar pernyataan yang dimana untuk memproleh data berupa
jawaban dan responden.
2. Wawancara
Metode dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap
konsumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan mencatat
kegiatan yang ada.
3. Dokumentasi
Merupakan data artikel-artikel yang bersumber dari media majalah dan
internet.

3.6

TeknikAnalisis Data danPengujianHipotesis

3.6.1. TeknikAnalisis Data
Partial Least Squar e
Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk
mengkonstruksi model-model yang dapat diramalkan ketika faktor-faktor
terlalu banyak. PLS dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode
umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten
dengan mutiple indikator. PLS juga merupakan faktor indeterminacy metode
analisis yang powerful karena tidak mengasumsikan data harus dengan
pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. Awalanya Partial Least
Square berasal dari ilmu sosial (khususnya Ekonomi, HermanWold, 1996).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Model ini dikembangkan sebagai altrnatif untuk situasi dimana dasar teori
pada perancangan model lemah atau indikator yang tidak tersedia tidak
memenuhi model pengukuran refleksif. PLS selain dapat digunakan sebagai
konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang
belum ada landasan teorinya atau pengujian proposisi. Selain PLS, metode
lain yang dapat digunakan adalah SEM (Structur Equation Modelling) tetapi
dengan jumlah sampel yang besar.
PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi,
hal ini terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan
variabel laten berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai
dari variabel dapat dengan mudah diperoleh, sehingga prediksi terhadap
variabel laten yang dipengaruhinya juga dapat dengan mudah dilakukan
(Ghozali,2008). Sedangkan SEM kurang cocok untuk tujuan prediksi karena
indikatornya bersifat relfeksif, sehingga perubahan nilai dari suatu indikator
sangat sulit untuk mengetahui perubahan nilai dari variabel laten, sehingga
pelaksanaan prediksi sulit dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini
digunakan metode PLS.
Didalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pemcerminan
indikatornya, diistilahkan dengan indikator refleksif (reflesive indicator). Di
samping itu, variabel yang dipengaruhi oleh indikatornya, diistilahkan
dengan indikator formatif (formative indicator).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

1. Model refleksif dipandang secara matematis indikator seolah-olah
sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten. Hal ini
mengakibatkan bila terjadi perubahan dari suatu indikator akan berakibat
pada perubahan pada indikator lainnya dengan arah yang sama.
Ciri-ciri model indikator reflektif adalah :
a.

Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari variabel laten (Y) ke
indikator (X1, X2,)

b.

Antra indikator diharapkan saling berkorelasi (memiliki internal
consitency reliability).

c.

Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran tidak akan
merubah makna dan arti variabel laten.

d.

Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat
indikator.

2. Model formatif dipandang secara matematis indikator seolah-olah
sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten, jika salah satu
indikator meningkat, tidak harus diikuti oleh peningkatan indikator
lainnya dalam satu kontruk, tapi jelas akan meningkatkan variabel
latennya.
PLS adalah salah satu metode yang dapat menjawab masalah
pengukuran indeks keputusan pembelian karena PLS tidak memerlukan
asumsi yang ketat, baik mengenai sebaran dari sebuah pengamatan
maupun dari ukuran contoh yang tidak besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

Keunggulan PLS antara lain :
1. Fleksibilitas dari algoritma
Dimensi ukuran bukan masalah, misalnya variabelnya banyak.
2. Dapat mencocokkan data dengan komponen yang lebih sedikit (sampel
data tidak harus besar).
Cara Kerja PLS
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan
menjadi tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk
menciptakan skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi
jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel
laten dan indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi
parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk
memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses interasi tiga tahap
dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan
weigh estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan
outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means san lokasi
(konstanta).
Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk
mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu outer model
estimate digunakan untuk mendapatkan inside approximation weigth.
Prosedur iterasi ini akan berhenti ketika presentase perubahan setiap outside

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

approxomation weigth relatif terhadap proses iterasi sebelumnya kurang dari
0,01.
Model Spesifikasi PLS
PLS terdiri atas hubungan eksternal (outer model atau model
pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model struktur).
Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model
pengukuran yang menyatakan hubungan antara peubah laten dengan
sekelompok peubah penjelas dan model struktural yaitu hubungan antar
peubah-peubah laten (Gefen, 2000). Model analisis jalur semua variabel
laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan : (1) inner model yang
mengespesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), (2) outer
model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikator
atau variabel manifestasinya (measurement model), (3) weigth relation
dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.
Penduga PLS
Prosedur penduga PLS melalui dua tahapan yang mendasar. Tahap
pertama menggunakan pendugaan iterative dan didapat peubah-peubah laten
sebagai kombinasi linier dari sekelompok peubah-peubah penjelasnya.
Tahap kedua menggunakan pendugaan noniteratif untuk koefisien model
structural dari model pengukuran (Gefen, 2000).
Pendugaan peubah laten yang telah terdefinisi digunakan untuk
menghitung pembobot dan koefisien-koefisien model structural yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

32

diperoleh dengan cara menerapkan metode kuadrat terkecil. Koefisien lintas
model structural diperoleh dengan meregresikan setiap hubungan-hubungan
secara parsial. Inti prosedur PLS menentukan pembobot yang digunakan
untuk menduga peubah laten. Pembobot didapat dari hasil regresi dengan
metode kuadrat terkecil terhadap peubah penjelas pada setiap blok. Penduga
pembobotan dalam masalah ini adalah outward mode yang dapat dihitung
berdasarkan regresi sederhana. Outward mode sebenarnya pendugaan
pembobotan untuk peubah penjelas refleksif, yaitu peubah penjelas yang
diasumsikan sebagai cerminan dari peubah laten. Chin (2000).
Evaluasi PLS
Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu
untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji signifikasi
parameter tidak diperlukan, Chin (1998). Model evaluasi PLS berdasarkan
pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non parametrik. Model
pengukuran atau outer model dengan indicator refleksif dievaluasi dengan
corvengent dan discrimanant validity dari indikatornya dan composite
reliability untuk block indicator. Sedangkan outer model dengan formatif
indicator dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan
membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikasi dari ukuran
weight tersebut (Chin, 1998). Model structural atau inner model dievaluasi
dengan melihat persentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat
nilai R2 untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran stone-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

33

Geiser Q Squares test (Stone, 1974; Geisser, 1975) dan juga melihat
besarnya koefisien jalur strukturnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi
dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur boostraping.
Langkah-langkah Partial Least Square (PLS)
Langkah-langkah pemodelan persamaan struktural PLS dengan
software adalah seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
1.

Merancang Model Struktural
(inner model)

2.

Merancang Model Pengukuran
(outer model)

3.

Mengkonstruksi Diagram Jalur

4.

5.

Konversi Diagram Jalur ke
Sistem Persamaan

Estimasi: Weight, Koef. Jalur,
dan Loading

6.
Evaluasi Goodness of Fit

7.

Pengujian Hipotesis
(Resampling Bootstraping)

Gambar 3.2. Langkah-langkah Analisis PLS

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

34

a) Merancang inner model
Merancang model struktur (inner model) yaitu merancang hubungan antar
variabel laten pada PLS dengan didasarkan pada rumusan masalah atau
hipotesis penelitian.
b) Merancang outer model
merancang model pengukuran (outer model) yaitu merancang hubungan
variabel laten dengan indikatornya.Pada SEM semua bersifat refleksif,
model pengukuran tidak penting.Pada PLS perancangan outer model sangat
penting, refleksif atau formatif.Dasar teori penelitian empiris sebelumnya
atau rasional Estimasi: koefisien jalur, loading dan weight pendugaan
parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :
1. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten.
2. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten
(koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya (loading).
3. Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi)
untuk indikator dan variabel laten.
Goodness of Fit
Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif
dievaluasi dengan composite reliability. Model struktural atau inner model
dievaluasi dengan melihat presentase varian yang dijelaskan yaitu dengan
melihat R2 untuk variabel laten dependen dengan menggunakan ukuran
Stone-Geisser Q Square test dan juga melihat besarnya koefisien jalur

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

35

strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji
t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping.
Goodness of fit outer model reflesif meliputi convergent validity,
discriminant validity, dan composite validity. Sedangkan untuk outer model
formatif dievaluasi dengan signifikansi dari pembobotan (weight).
a.

Inner model
- Diukur menggunakan Q-Square predictive relevance
- Rumus Q-Square:
- Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22 ) ... ( 1- Rp2 )
- dimana R12 , R22 ... Rp2 adalah R-square variabel endogen dalam
model.
- Interpretasi Q2 sama dg koefisien determinasi total pada analisis jalur
(mirip dengan R2 pada regresi)

b.

Outer model

Convergent validity
Uji validitas yang dimaksud adalah pengujian terhadap indikator
dalam variabel laten untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan
dalam penelitian ini benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh
responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap
indikator yang digunakan.Nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup,
untuk jumlah indikator dari variabel laten berkisar antara 3 sampai 7.
Discriminant validity

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

36

Pengukuran indikator refleksif berdasarkan cross loading dengan
variabel latennya. Bilamana nilai cross loading setiap indikator pada variabel
bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan cross loading pada variabel
laten lainnya maka dikatakan valid. Metode lain dengan mebandingkan nilai
squre root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan
korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Jika AVE konstruk lebih besar
dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka dikatakan memiliki
discriminant yang baik.
Direkomendasikan nilai AVE lebih besar dari 0.50.
A V E =



λ

2
i

∑ λ
+ ∑

2
i
i

v a r(ε i )

Composite reliability
Composite reliability adalah indeks yang menunujukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai
dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang
diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel. Dengan kata lain,
reliabilitas menunujukkan suatu konsistensi alat pengukur dalam gejala yang
sama. Nilai reliablitas komposit (pc) dari peubah laten adalah nilai yang
mengukur kestabilan dan kekonsistenan dari pengukuran reliablitas gabungan.
Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit (ρc)
adalah ≥0.7, walaupun bukan merupakan standar absolut.

ρc =

(∑ λ i)2

(∑ λ i)2 +



i

v a r( ε i )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

37

3.6.2. Pengujian Hipotesis
a) Hipotesis statistik untuk outer model:
H0 : λi = 0

lawan

H1 : λi ≠0
b) Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten eksogen terhadap
endogen:
H0 : γi = 0

lawan

H1 : γi ≠0
c) Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten endogen
terhadap endogen:
H0 : βi = 0

lawan

H1 : βi ≠0
d) Statistik uji: t-test;p-value ≤0,05 (alpha 5 %); signifikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV
HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Deskripsi Objek Penelitian
Responden

yang

dijadikan

sampel

penelitian

ini

adalah

Berdomisili di kecamatan sawahan, minimal umur 17 tahun dan pemirsa
yang melihat iklan Honda Absolute Revo. Lokasi yang digunakan sebagai
ruang sampel adalah wilayah Kec-Sawahan - Surabaya, Jumlah responden
sebanyak 88 orang.
4.2

Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Responden Berdasar kan Umur
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 88 orang
responden diperoleh gambaran responden berdasarkan umur adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan umur
No

Umur

Jumlah

Prosentase (%)

1

17+

40

46%

2

30+

48

54%

Total

88

100 %

Sumber : Hasil penyebaran kuisioner
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar
responden dalam penelitian ini adalah berumur 30+ tahun yaitu sebanyak
48 orang atau sebesar 55% sedangkan responden yang berusia.17 – 30
tahun sebanyak 40 orang atau sebesar 46%.

38
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

39

4.2.2 Deskripsi Responden Berdasar kan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 88 orang
responden diperoleh gambaran responden berdasarkan pendidikan terakhir
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
No

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Prosentase ( % )

1

Pelajar SMU

4

4,54 %

2

Strata – 1

21

23,86 %

3

Strata -2

20

22,73 %

4

Strata – 3

5

5,69 %

5

Lain – lain

38

43,18 %

Total

88

100 %

L

Sumber : Hasil penyebaran kuisioner
Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar
responden berpendidikan SMU yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar
4,54%, sedangkan sisanya adalah S-1 sebanyak 21 orang yaitu sebesar
23,86%, S-2 sebanyak 20 orang atau sebesar 22,73%, S-3 sebanyak 5
orang atau sebesar 5,69%, dan lain – lain sebanyak 38 orang atau sebesar
43,18%.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

40

4.2.3 Deskripsi Responden Berdasar kan J enis Kelamin
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 88 orang
responden diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan J enis Kelamin
NO

Jenis Kelamin

Jumlah

Prosentase (%)

1

Laki-Laki

69

78,4 %

2

Perempuan

19

21,6 %

Total

88

100 %

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar
responden dalam penelitian ini adalah laki - laki yaitu sebanyak 69 orang
atau sebesar 78,4%, sedangkan responden yang perempuan sebanyak 19
orang atau sebesar 21,6%.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

41

4.2.4 Deskripsi Responden Berdasakan Pekerjaan
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasar kan pekerjaan
NO

Pekerjaan

Jumlah

Prosentase (%)

1

Pegawai Swasta

28

31,8 %

2

Pegawai Negeri

22

25 %

3

Wirausaha

11

12,5 %

4

Lain – lain

27

30,7 %

Total

88

100 %

Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner
Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar
responden bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 28 orang atau
sebesar 31,8%, sedangkan sisanya adalah pegawai negeri sebanyak 22
orang yaitu sebesar 25%, wirausaha 11 orang atau sebesar 12,5%, dan lain
– lain sebanyak 27 orang atau sebesar 30,7%.:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

42

4.2.5 Kualitas Pesan Iklan (XI)
Tabel 4.5 Hasil jawaban responden Kualitas Pesan Iklan ( X1 )
No

Per tanyaan

Pemirsa
memperhatikan
(Attention) Pesan
Iklan
Honda
Absolute Revo

1

Pr osentase
No

Pemirsa Tertarik
(Interest) terhadap
Pesan Iklan Honda
Absolute Revo

Pr osentase
No

Pemirsa
mempunyai
keinginan (desire)
untuk
melihat
Pesan
Honda
Absolute Revo.

Pr osentase

4

2

3

4

5

0

2

11

58

17

88

0%

2,3%

12,5%

65,9%

19,3%

100%

Skor J awaban
2

3

4

5

0

6

16

53

13

88

0%

6,8%

18,2%

60.2%

14,8%

100%

Skor J awaban

Presentase

Total

1

2

3

4

5

0

3

12

52

21

88

0%

3,4%

13,6%

59,1%

23,9%

100%

Skor jawaban

Per tanyaan

Pesan Iklan Honda
Absolute
Revo
menggerakan
tindakan (action)
pemirsa
untuk
melihat.

Total

1

Per tanyaan

3

Total

1

Per tanyaan

2

No

Skor J awaban

Total

1

2

3

4

5

1

8

12

33

34

88

1,1%

9,2%

13,6%

37,5%

38,6%

100%

Sumber : Data diolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

43

Deskripsi tabel

:

a. Indikator pertama dari kualitas pesan iklan, yaitu memperhatikan
(attention), mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah
responden sebanyak 58 , kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor
5 dengan jumlah resonden 17. Artinya, sebagian besar responden
yang menjawab Setuju
b. Indikator kedua dari kualitas pesan iklan, yaitu tertarik (interrest),
mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden 53 ,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah
responden 13. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
setuju
c. Indikator ketiga dari kualitas pesan iklan, yaitu keinginan (desire),
mendapat respon terbanyak skor 4 dengan jumlah 52, kemudian
terbanyak kedua terdapat skor 5 dengan jumlah responden 21. Artinya,
sebagian besar responden yang menjawab setuju.
d. Indikator ketiga dari kualitas pesan iklan, yaitu keinginan (desire),
mendapat respon terbanyak skor 4 dengan jumlah 52, kemudian
terbanyak kedua terdapat skor 5 dengan jumlah responden 21. Artinya,
sebagian besar responden yang menjawab setuju.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

44

4.2.6 Frekuensi Penayangan Iklan (X2)
Tabel 4.6 Hasil jawaban frekuensi penayangan iklan ( X2 )
No

1

Per tanyaan

Intensitas
munculnya Iklan
Honda Absolute
Revo tinggi.

Pr esentase
No

2

Bagian
Penayangan
Iklan
Honda
Absolute Revo
sudah tepat

3

2

3

4

5

0

4

11

58

15

88

0%

4,5%

12,5%

65,9%

17,1%

100%

Skor J awaban

Pr osentase

Total

1

2

3

4

5

0

3

21

55

9

88

0

3,4

23,9%

62,5%

10,2%

100%

Per tanyaan

Pemilihan
Stasiun
TV
untuk
Iklan
Honda Absolute
Revo sudah tepat

Total

1

Per tanyaan

Pr osentase
No

Skor J awaban

Skor J awaban

Total

1

2

3

4

5

0

4

31

47

6

96

0%

4,5%

35,2%

53,4%

6,8%

100%

Sumber : Data diolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

45

Deskripsi Tabel :
a. Indikator pertama dari frekuensi penayangan iklan, yaitu intensitas
munculnya iklan, mendapat respon terbanyak skor 4 dengan jumlah 58,
kemudian terbanyak kedua terdapat skor 5 dengan jumlah responden 15.
Artinya, sebagian besar responden yang menjawab setuju.
b. Indikator kedua dari frekuensi penayangan iklan, yaitu artikel bagian
penayangan iklan, mendapat respon terbanyak skor 4 dengan jumlah 56,
kemudian terbanyak kedua terdapat skor 3 dengan jumlah responden 21.
Artinya, sebagian besar responden yang menjawab setuju.

c. Indikator ketiga dari frekuensi penayangan iklan, yaitu pemilihan stasiun TV,
mendapat respon terbanyak skor 4 dengan jumlah 47, kemudian terbanyak
kedua terdapat skor 3 dengan jumlah responden 31. Artinya, sebagian besar
responden yang menjawab setuju.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

46

4.2.7 Efektivitas Iklan (Y)
Tabel 4.6 Hasil jawaban Efektivitas Iklan (Y)
No

Per tanyaan

Kepedulian
pemirsa
pada
Iklan
Honda
Absolute Revo
yang tinggi.

1

Pr osentase
No

Pemirsa
yakin
terhadap
Iklan
Honda Absolute
Revo

Pr osentase
No

Pemirsa
terpengaruh pada
Iklan
Honda
Absolute Revo

Pr osentase

4

2

3

4

5

0

1

16

49

22

88

0%

1,1%

18,2%

55,7%

25%

100%

Skor J awaban
2

3

4

5

0

0

13

52

23

88

0%

0%

14,8%

59,1%

26,1%

100%

Skor J awaban

Total

1

2

3

4

5

0

1

15

61

11

88

0%

1,1%

17,1%

69,3%

12,5%

100%

Skor jawaban

Per tanyaan

Komunikasi
Iklan
Honda
Absolute Revo
tersampaikan
pada pemirsa
Presentase

Total

1

Per tanyaan

3

Total

1

Per tanyaan

2

No

Skor J awaban

Total

1

2

3

4

5

0

1

13

62

12

88

0%

1,1%

14,8%

70,5%

13,6%

100%

Sumber : Data diolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

47

Deskripsi table :
a. Indikator pertama dari efektivitas iklan, yaitu kepedulian, mendapat
respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 49 ,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5

dengan

jumlah

resonden 22 . Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
setuju
b. Indikator kedua dari efektivitas iklan , yaitu keyakinan, mendapat
respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 52 ,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan

jumlah

resonden 23 . Artinya, sebagian besar responden yang menjawab
setuju
c. Indikator ketiga efektivitas iklan , yaitu terpengaruh, mendapat respon
terbanyak pada skor 4 dengan jumlah

responden sebanyak 61 ,

kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan

jumlah

resonden 15 . Artinya, sebagian besar responden menjawab setuju
d. Indikator keempat efektivitas iklan , yaitu komunikasi , mendapat
respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 62 ,
kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan

jumlah

resonden 13 . Artinya, sebagian besar responden menjawab setuju

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

48

4.3

Analisis Data

4.3.1. Evaluasi Outlier
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan
muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau
variabel kombinasi atau multivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier
multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang
dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi
observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan.
Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan
akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam
sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel,
1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan
jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi
dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak
pada tabel berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

49

Uji Outlier
Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum > Prob. & Jumlah
variabel [=CHIINV(0,001;11) : dicari melalui Excel]

= 31,264

Residuals Statisticsa
Minimu

Maximu

m

m

10.68

66.50

44.49

12.244

88

-2.761

1.798

.000

1.000

88

3.748

14.484

8.410

2.796

88

-1.41

67.28

44.45

13.312

88

-48.187

56.747

.000

22.420

88

Std. Residual

-2.009

2.366

.000

.935

88

Stud. Residual

-2.169

2.641

.001

1.007

88

-56.807

70.724

.041

26.154

88

-2.225

2.753

.001

1.018

88

Mahal. Distance

1.135

30.727

10.875

7.232

88

Cook's Distance

.000

.143

.014

.024

88

.013

.353

.125

.083

88

Predicted Value
Std. Predicted Value

Mean

Std.

N

Deviation

Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted
Value
Residual

Deleted Residual
Stud. Deleted Residual

Centered Leverage
Value
a. Dependent Variable: No.
Sumber : Data diolah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

50

Deskripsi tabel :
Nilai Mahal. Distance Maximum data yaitu 30,727 lebih kecil dari Nilai Maksimum
Mahal. Distance outlier 31,264 yang berarti data tersebut tidak terdapat outlier, oleh
karena itu data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih
lanjut.

4.3.2 Intrepetasi Hasil PLS
4.3.2.1 Pengujian Model Pengukuran (Outter Model)
Langkah selanjutnya adalah menilai outer model (Measurement
Model) dengan melihat outer loading factor discriminan validity dan
composite reliability dari konstruk.
1. Outer Loading, Hasil pengujian

Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS PESAN, DAYA TARIK, FREKUENSI PENAYANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI Pengaruh Kualitas Pesan, Daya Tarik, Frekuensi Penayangan, Iklan Televisi Indomie.

0 13 14

PENGARUH KUALITAS PESAN, DAYA TARIK, FREKUENSIPENAYANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI Pengaruh Kualitas Pesan, Daya Tarik, Frekuensi Penayangan, Iklan Televisi Indomie.

0 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Kualitas Pesan, Daya Tarik, Frekuensi Penayangan, Iklan Televisi Indomie.

0 3 9

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS WAKTU PENAYANGAN, PESAN IKLAN DAN IKLAN Analisis Waktu Penayangan, Pesan Iklan Dan Iklan Telivisi Terhadap Minat Beli Konsumen.

0 1 19

PENGARUH PESAN IKLAN, DAYA TARIK IKLAN, FREKUENSI IKLAN, DAN STRATEGI KREATIF IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN SEPEDA MOTOR YAMAHA

0 2 83

Pengaruh Daya Tarik Iklan, Kualitas Pesan Iklan dan Frekuensi Penayangan Iklan Terhadap Efektifitas Iklan Televisi Produk Mie Instan Merek Indomie Goreng Cabe Ijo

1 3 14

PENGARUH IKLAN, PERSEPSI HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR HONDA ABSOLUTE REVO DI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

0 1 19

PENGARUH IKLAN, PERSEPSI HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI MOTOR HONDA ABSOLUTE REVO DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH IKLAN, PERSEPSI HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELI MOTOR HONDA ABSOLUTE REVO DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 1 10

PENGARUH KUALITAS PESAN IKLAN DAN FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN HONDA ABSOLUTE REVO DI KECAMATAN SAWAHAN - SURABAYA

0 1 20