Pengaruh Management Background, Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada sektor perbankan, tahun 2020 merupakan tahun diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi
semua tenaga kerja bisa masuk ke negara yang mengikuti kesepakatan tersebut. Hal ini
berarti persaingan tenaga kerja di Indonesia akan semakin ketat. Masyarakat akan
berlomba-lomba meningkatkan kompetensi pribadinya agar tidak kalah dalam
persaingan. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat memberikan
dampak kemajuan sangat pesat bagi perkembangan sektor bisnis dan ini dapat membuat
sebagian masyarakat Indonesia berpikir bahwa menjadi lulusan luar negeri akan dapat
meningkatkan kompetensi diri dalam mempersiapkan persaingan dengan tenaga kerja
dari luar negeri.
Latumaerissa (2011) mengatakan bahwa adanya globalisasi dalam sektor
keuangan yang didukung dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat
dapat membuat sistem keuangan menjadi semakin terintegrasi. Industri perbankan di
Indonesia saat ini terus mengalami perkembangan. Dalam beberapa dekade ini dunia
perbankan dihadapkan pada kenyataan baru yang membawanya pada pendekatan dan
pemikiran baru dalam mengelola usahanya (Latumaerissa, 2011). Hal-hal inilah yang
dapat menimbulkan permasalahan sehingga insan perbankan harus dapat menemukan
cara untuk meningkatkan produktifitas dan juga menjamin profitabilitas.


Menurut Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan
OJK, perekonomian Indonesia di tahun 2016 memang diprediksikan akan bertumbuh
(Setiawan, 2016). Namun hal ini jangan membuat pihak perbankan hanya selalu berada di
comfort zone saja, karena seiring pelaksanaan MEA perbankan nasional hingga beberapa

tahun yang akan datang akan menemui persaingan cukup berat (Afrianto, 2016). Apabila
industri perbankan tidak melakukan persiapan yang matang, maka akan kesulitan
bersaing dengan bank asing yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Bank-bank asing
tersebut akan lebih gencar merambahi pangsa pasar yang belum pernah terjangkau.
Penulis memilih sektor perbankan karena dalam industri perbankan kemajuannya
berdasarkan sumber daya manusia yang ada. Hal ini sejalan dengan penelitian Kamath
(2007) yang mengatakan bahwa industri perbankan merupakan sektor industri yang sarat
dengan intelektualitas. Selain itu perbankan juga termasuk dalam sektor jasa sehingga
layanan bagi pelanggan sangat tergantung pada sumber daya manusia di dalamnya.
Perbankan juga merupakan salah satu subsektor yang menarik untuk dijadikan tempat
berinvestasi. Terlebih lagi di Indonesia yang masuk dalam kategori negara berkembang,
keberadaan sebuah bank sangatlah penting di dalam proses pembangunan ekonominya.
Godfred (2013) menyatakan dalam penelitiannya bahwa tata kelola yang baik dari suatu
perusahaan perbankan mampu meningkatkan efisiensi keuntungan dalam kinerja

perbankan.
Dalam dunia perbankan, sumber daya manusia merupakan aset yang terpenting
untuk dapat menjalankan bisnisnya. Hal ini berarti juga berkaitan erat dengan modal
intelektual yang dimiliki. Intellectual capital telah menjadi isu yang menarik selama lebih
dari satu dekade. Intellectual capital dalam dunia internasional telah menjadi fokus utama

bagi perusahaan untuk dapat mencapai competitive advantage dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan. Belkaoui (2003) mengatakan bahwa modal intelektual merupakan
pengetahuan khusus dan berharga yang dimiliki suatu organisasi. Kualifikasi modal
intelektual sebagai aset strategis terletak pada hubungannya yang potensial antara modal
intelektual di satu sisi dan kinerja perusahaan di sisi lain. Hal ini merupakan dampak dari
adanya fenomena knowledge based economy yang membuat perusahaan di Indonesia
mengubah cara menjalankan bisnis yang tadinya berdasarkan pada tenaga kerja, menjadi
bisnis yang berdasarkan pengetahuan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
Aset tak berwujud menurut PSAK No. 19 merupakan aset nonmoneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak memiliki wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, dapat disewakan kepada pihak lainnya,
atau untuk tujuan administratif (IAI, 2011). Contoh aset tak bewujud yang disebutkan
dalam PSAK No. 19 antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan
implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan

mengenai pasar dan merk dagang. Selain hal tersebut di atas juga terdapat pula piranti
lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar pelanggan, hak
pengusahaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan,
kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan juga pangsa pasar. Namun dunia akuntansi baik
di dalam IFRS ataupun PSAK belum terdapat regulasi khusus dan jelas mengenai
intellectual capital.

Penulis ingin menguji kinerja keuangan perbankan di Indonesia antara tahun 2012
hingga tahun 2015. Hal ini dikarenakan tahun 2015 merupakan tahun awal dimulainya
persiapan MEA. Berdasarkan analisa dari Ernst dan Young Indonesia, dalam

perbandingan tingkat kinerja perbankan di antara 5 negara Asia Tenggara (Indonesia,
Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina) Indonesia menempati posisi yang ke-4 sejak
tahun 2010. Selain itu sejak tahun 2012 kinerja ROA dalam perbankan di Indonesia,
Ernst dan Young Indonesia (2015) juga mengungkapkan adanya penurunan persentase
yakni dari 3,10 persen menjadi 2,53 persen di tahun 2015.
Penelitian yang dilakukan Sunarsih (2012) menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan akan meningkat dikarenakan mampu mengelola sumber daya intelektualnya
dengan efektif dan efisien, maka dari itu pasar juga memberi penilaian yang lebih tinggi
terhadap perusahaan yang memiliki kinerja keuangan tinggi tersebut. Nimtrakoon (2015)

juga menemukan bahwa perusahaan di lima negara di ASEAN yang memiliki intellectual
capital lebih besar cenderung memiliki nilai pasar yang lebih besar serta mempunyai

hubungan yang signifikan positif terhadap rasio pengembalian aset.
Khan, Khan, dan Khan (2012) yang meneliti mengenai pentingnya modal
intelektual terhadap kinerja keuangan perbankan di negara Pakistan diuji menggunakan
metode korelasi pearson. Data yang dikumpulkan dari laporan keuangan lima bank di
Pakistan selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 ini menguji modal intelektual
memakai model VAIC dan kinerja keuangan diproksikan dengan ROA. Hasilnya
membuktikan bahwa modal intelektual berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan.
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Arifin, Suhadak, Astuti, dan
Arifin (2014) mengatakan bahwa 26 perusahaan perbankan dari tahun 2008-2012 yang
menjadi sampel penelitian menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang memiliki tata
kelola yang baik serta pengungkapan intellectual capital memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Penelitian mengenai
corporate governance dan intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan di

Indonesia tergolong masih jarang dilakukan.

Indonesia juga merupakan negara yang memiliki banyak ras dan salah satu yang
mempunyai kontribusi besar dalam dunia bisnis adalah etnis Tionghoa (Kusumastuti,
Supatmi, dan Sastra, 2007). Populasi etnis Tionghoa sendiri berdasarkan data statistik
pada saat sensus penduduk tahun 2010 hanya sekitar 1,2% namun menguasai
perekonomian negara hingga 90%. Penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar
pengaruh etnis Tionghoa dalam kinerja keuangan pada industri perbankan nasional.
Penulis ingin menjadikan beberapa fenomena di atas sebagai topik penelitian
untuk menguji apakah keberadaan lulusan akuntansi, proporsi latar belakang pendidikan
MBA, dan etnis Tionghoa memengaruhi kinerja keuangan dalam sektor industri
perbankan di Indonesia. Selain itu penulis juga akan menghubungkan dengan intellectual
capital apakah juga turut berpengaruh. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu yaitu memiliki data yang terbarukan yakni antara tahun 2012 sampai dengan
tahun 2015. Belum banyak penelitian yang menggunakan variabel management
background dan intellectual capital yang tidak dapat dipungkiri juga turut mewarnai

dunia perekonomian Indonesia di sektor perbankan terutama dalam rangka menyambut
MEA. Hal ini membuat penulis termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai
Pengaruh Management Background dan Intellectual Capital terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan di Indonesia.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah keberadaan dewan direksi berlatar belakang pendidikan akuntansi berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perbankan?
2. Apakah proporsi dewan direksi berlatar belakang pendidikan MBA berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perbankan?
3. Apakah proporsi dewan direksi beretnis Tionghoa berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perbankan?
4. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dapat diperoleh dari uraian rumusan masalah di atas
yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh keberadaan dewan direksi berlatar belakang pendidikan
akuntansi terhadap kinerja keuangan perbankan.
2. Untuk mengetahui pengaruh proporsi dewan direksi berlatar belakang pendidikan MBA
terhadap kinerja keuangan perbankan.

3. Untuk mengetahui pengaruh proporsi dewan direksi beretnis Tionghoa terhadap kinerja
keuangan perbankan.
4. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perbankan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan antara lain adalah:
1. Bagi Regulator
Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan yang bermanfaat bagi penetapan peraturan
perbankan di Indonesia sehubungan dengan masalah yang menjadi topik dalam penelitian
ini terutama dalam rangka menyambut MEA.

2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi wawasan mengenai adanya dampak dari
masuknya tenaga kerja asing akibat dari keikutsertaan Indonesia dalam Masyarakat
Ekonomi ASEAN terhadap kinerja keuangan perbankan nasional. Penelitian ini juga
diharapkan memberi pengetahuan dan tambahan referensi dalam penelitian yang terkait
dengan Intellectual Capital yang memengaruhi kinerja keuangan pada industri
perbankan.


3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu membuka informasi dan pandangan bagi
masyarakat tentang adanya kontribusi yang besar dari latar belakang manajemen dan
intellectual capital.

4. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perusahaan dalam
memahami peran intellectual capital dan juga management background terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang digambarkan menggunakan rasio ROA pada perusahaan
perbankan di Indonesia terlebih dalam rangka menyambut MEA.

5. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharap mampu memberi informasi dan pandangan bagi para investor
baik dalam negeri maupun luar negeri mengenai kondisi perusahaan perbankan di
Indonesia yang sesungguhnya untuk dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dasar
dalam pengambilan keputusan penanaman modal.

6. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan referensi dan informasi dalam
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan management background dan intellectual
capital dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perbankan di Indonesia terutama

dalam rangka menyambut MEA.