HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA), KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN BERAT BAYI LAHIR (BBL) Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA),Kadar Hemoglobin (Hb) Dan Frekuensi Antenatal Care (ANC) Dengan Berat Bayi Lahir Di RS PKU Muh
HUBUNGAN LINGKAR L
LENGAN ATAS (LILA), KADAR HEMOGLOBI
BIN (Hb) DAN
FREKUENSI ANTENAT
ATAL CARE (ANC) DENGAN BERAT BAYI LA
LAHIR (BBL)
DI RS
SP
PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
DINA PUSPITA ANDARBENI
J310 080 026
PROGRAM STUDI S1 GIZI
F
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERS
RSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
NIK. 747
HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA), KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DAN
FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN BERAT BAYI LAHIR (BBL) DI
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Dina Puspita Andarbeni
Email: sita190490@gmail.com
Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102
Telp: 0271-717417 ext 453 (office)
Abstract
Introduction : Upper arm araumference and haemoglobin can be use to measure
nutritional status. Birth weight can be influenced by upper arm araumference,
haemoglobin level and frequency of antenatal care. Maternal chronic energy
deficiency and low level of haemoglobin are strongly related to low birth weight
(LBW). Inadecuate iron intake can cause anemia. The frequency of antenatal care
may also affect birth weight because it can detect early complications of the disease
in pregnant women so it can be resolved if there are complications or disease in
pregnant women.
Objective : this study aimed to determine the relationship between upper arm
circumference, haemoglobin level and frequency of antenatal care with birth weight
at PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta.
Method : the study was observational analitic with cross sectional approach. The
sample of this study were 30 respondents who fit the inclusion criteria. Upper arm
circumference, haemoglobin and birthweight were obtained from the medical
records, while the frequency of antenatal care was obtained from the maternal and
child health record books. The statistical analisys used is the Pearson Product
Moment test.
Results : the result show that 93.3% of women were having good upper arm
circumference, 50% was anemia, 96.7% had a frequency of antenatal care wich
classified in a good category and 80% of infants born in normal weight. Statistical
analisys revealed no significant relationship between birth weight with upper arm
circumference (p = 0.487), haemoglobin level (p = 0,698) and frequency of antenatal
care (p = 0,296).
Conclusions : there is no significant relationship between upper arm circumference,
haemoglobin leveland frequency of antenatal care with birth weigth in PKU
Muhammadiyah of Yogyakarta.
Keywords : upper arm circumference, haemoglobin levels, frequency of antenatal
care, birth weight.
Bibliography : 36 : 1985 - 2012
1
PENDAHULUAN
hanya
Bayi
sedikit
zat
besi
setelah
kepada janin yang dibutuhkan untuk
dikandung kurang lebih 40 minggu
metabolisme zat besi yang normal.
dalam rahim ibu. Pada waktu lahir
Selanjutnya ibu hamil akan menjadi
bayi mempunyai berat badan sekitar 3
anemia pada saat kadar hemoglobin
Kg
cm
ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl
(Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI
selama trimester III (Kristiyanasari,
(2005), menyatakan salah satu faktor
2010).
dan
dilahirkan
memberi
panjang
badan
50
baik sebelum dan saat hamil yang
mempengaruhi
keberhasilan
Antenatal
perawatan
Care
atau
merupakan
asuhan
yang
kehamilan adalah status gizi ibu hamil.
diberikan kepada ibu hamil sebelum
Status gizi ibu hamil berpengaruh
kelahiran untuk memfasilitasi hasil
terhadap berat bayi lahir dan erat
yang optimal bagi ibu hamil maupun
hubungannya
tingkat
bayinya dengan cara menegakkan
kesehatan bayi dan angka kematian
hubungan kepercayaan dengan ibu,
bayi. Angka kematian bayi dengan
mendeteksi komplikasi yang dapat
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
mengancam
secara nasional hingga saat ini belum
kelahiran dan memberikan pendidikan
tersedia. Hasil estimasi proporsi bayi
kesehatan. Asuhan Antenatal penting
BBLR (kurang dari 2500 gram) oleh
untuk
Survei
Kesehatan
kelahiran berjalan normal dan sehat,
menunjukkan
baik kepada ibu maupun bayi yang
dengan
Demografi
Indonesia
dan
(SDKI)
menjamin
proporsi bayi BBLR pada periode
akan
2002-2003 adalah sebesar 7,6%.
adalah
Anemia
devisiensi
besi
jiwa,
mempersiapkan
proses
dilahirkan.
alamiah
Antenatal
perawatan
yang
Care
ditujukan
kepada ibu hamil, yang bukan saja
merupakan salah satu gangguan yang
bila
paling
selama
perawatan, tetapi juga pengawasan
umumnya
dan penjagaan ibu hamil agar tidak
sehingga
terjadi kelainan agar ibu dan bayinya
sering
terjadi
kehamilan.
Ibu
hamil
mengalami
deplesi
besi
ibu
sakit
atau
memerlukan
2
sehat. Tujuan dari asuhan Antenatal
Januari 2013. Data dianalisis dengan
Care
uji statistik Person-Product Moment
adalah
untuk
memantau
kemajuan kehamilan dan memastikan
dengan program SPSS.
kesehatan ibu serta tumbuh kembang
HASIL DAN PEMBAHASAN
bayi,
A. Karakterisitik Responden
selain
itu
juga
dapat
meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan
fisik
dan
mental
ibu.
Subyek penelitian ini adalah
ibu yang melahirkan di Rumah
Disamping tujuan tersebut, Antenatal
Sakit
Care juga bertujuan untuk mengenali
Yogyakarta
secara dini adanya ketidaknormalan
kriteria inklusi. Jumlah subyek
atau komplikasi yang mungkin terjadi
penelitian
selama
Sebagian besar subyek penelitian
hamil
termasuk
riwayat
penyakit (Mufdlilah, 2009).
Sebagai
PKU
Muhammadiyah
yang
adalah
memenuhi
30
pasien.
adalah wanita dewasa (>20th)
variabel
variabel
dan
subyek
penelitian
yang
bebasnya Lingkar Lengan Atas (LILA),
berusia remaja hanya terdapat 4
kadar hemoglobin (Hb) dan frekuensi
subyek.
Antenatal Care (ANC) ibu hamil.
penelitian
Sedangkan
pekerjaannya
sebagai
variabel
terikatnya Berat Bayi Lahir (BBL).
Data
anemia
dan
diperoleh
menggunakan
tentang
kebiasaan
makan
wawancara
kuesioner.
subyek
menurut
jenis
sebagian
besar
adalah wiraswasta dan sebagian
pengetahuan
dengan
Sedangkan
Data
kebiasaan makan meliputi frekuensi
makan dan jenis makanan. Semua
kecilnya
adalah
dokter/paramedis/PNS.
B. LILA,
Kadar
Hemoglobin,
Frekuensi Antenatal Care dan
Berat Bayi Lahir
Sebagian
besar
subyek
data diperoleh secara sekunder yaitu
penelitian tidak KEK, dilihat dari
data
BBL
frekuensi antenatal care sebagian
diperoleh dari catatan rekam medik
besar subyek penelitian tergolong
sedangkan data frekuensi antenatal
baik, serta dilihat dari berat bayi
care diperoleh dari catatan buku KIA.
lahir subyek penelitian sebagian
Penelitian
besar normal sedangkan menurut
LILA,
Kadar
dilakukan
Hb
dan
pada
bulan
3
kadar
hemoglobin
subyek
mempunyai
bayi
normal
penelitian yang tergolong anemia
(78,6%). Uji statistik dengan
dan
menggunakan
tidak
anemia
jumlahnya
Pearson
Product Moment diperoleh nilai
sama.
C. Hubungan Lingkar Lengan Atas
p sebesar 0,487, ini berarti
nilai p ≥ 0,05 maka dapat
dengan Berat Bayi Lahir
Hasil
penelitian
disimpulkan bahwa tidak ada
menunjukkan subyek mempunyai
hubungan
LILA minimal 21,5 cm dan nilai
antara ukuran lingkar lengan
maksimalnya 31,0 cm dengan
atas ibu hamil dengan berat
rata-rata
bayi lahir.
25,98
sedangkan
cm
berat
menunjukkan
±
2,23
bayi
lahir
nilai
minimalnya
D.
Hubungan
gram
dengan
rata-rata
3030, 37 gram ± 368,47 gram.
Kadar
signifikan
Hemoglobin
dengan Berat Bayi Lahir
adalah 2390 gram, maksimalnya
3780
yang
Hasil
penelitian
menunjukkan subyek mempunyai
kadar hemoglobin minimal 7,5 g/dl
Distribusi Lingkar Lengan Atas
dan nilai maksimalnya 13,4 g/dl
dengan Berat Bayi Lahir
dengan rata-rata 10,89 g/dl ± 1,5.
LIL
A
Berat Bayi Lahir
BBLR
N
%
Normal
N
%
0
2
Distribusi Kadar Hemoglobin dengan
Total
Berat Bayi Lahir
N
%
2
10
0
Berat Bayi Lahir
KEK
Tida
k
KEK
0
21,
4
6
2
2
Hasil
10
0
78,
6
2
8
10
0
penelitian
Kadar Hb
Normal
N
%
N
%
Anemia
2
13,3
13
86,7
15
100
Tidak
Anemia
4
26,7
11
73,3
15
100
menunjukkan bahwa semua
subyek yang mengalami KEK
mempunyai
bayi
normal
(100%). Demikian pula pada
subyek yang tidak mengalami
KEK
sebagian
besar
Total
BBLR
N
%
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang
anemia
melahirkan
sebagian
bayi
besar
normal
(86,7%). Demikian pula pada
ibu
yang
tidak
anemia
4
sebagian
bayi
besar
normal
melahirkan
(73,3%).
Uji
ANCnya
tergolong
baik
sebagian besar mempunyai bayi
statistik dengan menggunakan
normal.
Pearson
Product
Moment
product moment nilai p diperoleh
diperoleh
nilai
sebesar
sebesar 0,296 sehingga dapat
p
Uji
statistik
pearson
0,698, ini berarti nilai p ≥ 0,05
disimpulkan
maka
ANC tidak ada hubungannya
dapat
disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan
bahwa
frekuensi
dengan berat bayi lahir.
yang signifikan antara kadar
hemoglobin ibu hamil dengan
berat bayi lahir.
F. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini
adalah :
E. Hubungan Frekuensi Antenatal
faktor-faktor
Care dengan Berat Bayi Lahir
Hasil
1. Penelitian ini tidak melihat
penelitian
obatan,
minimal
sebagainya.
kali
dan
nilai
maksimalnya 20 kali dengan rata-
makanan
dan
2. Data yang diambil adalah data
sekunder
rata 12,83 kali ± 4,54.
yang
dikonsumsi ibu seperti obat-
menunjukkan frekuensi antenatal
1
lain
sehingga
sangat
Distribusi Frekuensi Antenatal
tergantung data yang
Care Dengan Berat Bayi Lahir
pada catatan rekam medik
Frekuen
si ANC
dan buku KIA.
Berat Bayi Lahir
Total
BBLR
n
%
Normal
N
%
N
Kurang
0
0
1
100
1
Baik
6
20,
7
2
3
79,
3
2
9
Hasil
menunjukkan
yang
tergolong
%
10
0
10
0
penelitian
bahwa
ada
subyek
PENUTUP
Berdasarkan analisis penelitian
pada bab sebelumnya, maka peneliti
merumuskan kesimpulan dan saran
frekuensi
ANCnya
sebagai berikut :
kurang
mempunyai
A. Kesimpulan
bayi normal (100%). Demikian
pula
subyek
yang
frekuensi
5
1. Hasil penelitian subyek ratarata berusia dewasa sebanyak
86,7%, usia remaja sebanyak
13,3%
dan
menurut
pekerjaan
sebagian
responden
bekerja
jenis
besar
sebagai
wiraswasta sebanyak 33,3%,
pegawai
26,7%,
swasta
ibu
sebesar
sebanyak
rumah
30,0%
dan
bekerja
tangga
yang
sebagi
3,3% dan yang tergolong baik
sebanyak 96,7%.
5. Tidak ada hubungan antara
Lingkar Lengan Atas, kadar
hemoglobin
dan
frekuensi
antenatal care dengan Berat
Bayi Lahir di Rumah Sakit
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta.
B. Saran
dokter/paramedis/PNS
sebanyak 10,0%. Sedangkan
bayi yang BBLR sebanyak
20,0% dan bayi yang normal
1. Bagi Petugas Poli Kebidanan
Hendak
memberikan
motivasi/pengetahuan
gizi
yang tepat untuk ibu hamil
sebanyak 80,0%.
saat
2. Pengukuran
atas
yang
sebanyak
lingkar
tergolong
6,7%
dan
lengan
KEK
kandungannya
yang
kesehatan pasien dan janin
tidak mengalami KEK sebesar
93,3%.
kadar
hemoglobin responden yang
mengalami anemia sebanyak
50,0% dan yang tidak anemia
jumlahnya sama dengan yang
anemia.
tetap terjamin.
Institusi pendidikan khususnya
program
studi
hendaknya
Gizi
S1,
mempersiapkan
anak didiknya agar mereka
memiliki
pengetahuan
yang
memadai tentang diet saat
hamil, sehingga ketika mereka
4. Dilihat dari frekuensi antenatal
tergolong
agar
2. Bagi Institusi Pendidikan
3. Pengukuran
care
berkonsultasi/memeriksakan
responden
kurang
yang
terjun di masyarakat mampu
menjadi
nara
sumber
bagi
sebanyak
6
masyarakat
khususnya
mengenai diet saat hamil.
Pudjiadi, S. 2003. Ilmu Gizi Klinis
Pada Anak. Balai Penerbit
FKUI : Jakarta.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti
yang
hendaknya
akan
datang
memperkaya
jumlah variabel independent
yang
mempengaruhi
perubahan kadar hemoglobin.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan, RI. 2005.
Profil Kesehatan Indonesia
2003, Menuju Indonesia Sehat
2010.
Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu
Hamil.
Nuha
Medika
:
Yogyakarta.
Mufdlilah. 2009. ANC Fokus. Nuha
Medika : Yogyakarta.
7
LENGAN ATAS (LILA), KADAR HEMOGLOBI
BIN (Hb) DAN
FREKUENSI ANTENAT
ATAL CARE (ANC) DENGAN BERAT BAYI LA
LAHIR (BBL)
DI RS
SP
PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
DINA PUSPITA ANDARBENI
J310 080 026
PROGRAM STUDI S1 GIZI
F
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERS
RSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
NIK. 747
HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA), KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DAN
FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN BERAT BAYI LAHIR (BBL) DI
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Dina Puspita Andarbeni
Email: sita190490@gmail.com
Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102
Telp: 0271-717417 ext 453 (office)
Abstract
Introduction : Upper arm araumference and haemoglobin can be use to measure
nutritional status. Birth weight can be influenced by upper arm araumference,
haemoglobin level and frequency of antenatal care. Maternal chronic energy
deficiency and low level of haemoglobin are strongly related to low birth weight
(LBW). Inadecuate iron intake can cause anemia. The frequency of antenatal care
may also affect birth weight because it can detect early complications of the disease
in pregnant women so it can be resolved if there are complications or disease in
pregnant women.
Objective : this study aimed to determine the relationship between upper arm
circumference, haemoglobin level and frequency of antenatal care with birth weight
at PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta.
Method : the study was observational analitic with cross sectional approach. The
sample of this study were 30 respondents who fit the inclusion criteria. Upper arm
circumference, haemoglobin and birthweight were obtained from the medical
records, while the frequency of antenatal care was obtained from the maternal and
child health record books. The statistical analisys used is the Pearson Product
Moment test.
Results : the result show that 93.3% of women were having good upper arm
circumference, 50% was anemia, 96.7% had a frequency of antenatal care wich
classified in a good category and 80% of infants born in normal weight. Statistical
analisys revealed no significant relationship between birth weight with upper arm
circumference (p = 0.487), haemoglobin level (p = 0,698) and frequency of antenatal
care (p = 0,296).
Conclusions : there is no significant relationship between upper arm circumference,
haemoglobin leveland frequency of antenatal care with birth weigth in PKU
Muhammadiyah of Yogyakarta.
Keywords : upper arm circumference, haemoglobin levels, frequency of antenatal
care, birth weight.
Bibliography : 36 : 1985 - 2012
1
PENDAHULUAN
hanya
Bayi
sedikit
zat
besi
setelah
kepada janin yang dibutuhkan untuk
dikandung kurang lebih 40 minggu
metabolisme zat besi yang normal.
dalam rahim ibu. Pada waktu lahir
Selanjutnya ibu hamil akan menjadi
bayi mempunyai berat badan sekitar 3
anemia pada saat kadar hemoglobin
Kg
cm
ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl
(Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI
selama trimester III (Kristiyanasari,
(2005), menyatakan salah satu faktor
2010).
dan
dilahirkan
memberi
panjang
badan
50
baik sebelum dan saat hamil yang
mempengaruhi
keberhasilan
Antenatal
perawatan
Care
atau
merupakan
asuhan
yang
kehamilan adalah status gizi ibu hamil.
diberikan kepada ibu hamil sebelum
Status gizi ibu hamil berpengaruh
kelahiran untuk memfasilitasi hasil
terhadap berat bayi lahir dan erat
yang optimal bagi ibu hamil maupun
hubungannya
tingkat
bayinya dengan cara menegakkan
kesehatan bayi dan angka kematian
hubungan kepercayaan dengan ibu,
bayi. Angka kematian bayi dengan
mendeteksi komplikasi yang dapat
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
mengancam
secara nasional hingga saat ini belum
kelahiran dan memberikan pendidikan
tersedia. Hasil estimasi proporsi bayi
kesehatan. Asuhan Antenatal penting
BBLR (kurang dari 2500 gram) oleh
untuk
Survei
Kesehatan
kelahiran berjalan normal dan sehat,
menunjukkan
baik kepada ibu maupun bayi yang
dengan
Demografi
Indonesia
dan
(SDKI)
menjamin
proporsi bayi BBLR pada periode
akan
2002-2003 adalah sebesar 7,6%.
adalah
Anemia
devisiensi
besi
jiwa,
mempersiapkan
proses
dilahirkan.
alamiah
Antenatal
perawatan
yang
Care
ditujukan
kepada ibu hamil, yang bukan saja
merupakan salah satu gangguan yang
bila
paling
selama
perawatan, tetapi juga pengawasan
umumnya
dan penjagaan ibu hamil agar tidak
sehingga
terjadi kelainan agar ibu dan bayinya
sering
terjadi
kehamilan.
Ibu
hamil
mengalami
deplesi
besi
ibu
sakit
atau
memerlukan
2
sehat. Tujuan dari asuhan Antenatal
Januari 2013. Data dianalisis dengan
Care
uji statistik Person-Product Moment
adalah
untuk
memantau
kemajuan kehamilan dan memastikan
dengan program SPSS.
kesehatan ibu serta tumbuh kembang
HASIL DAN PEMBAHASAN
bayi,
A. Karakterisitik Responden
selain
itu
juga
dapat
meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan
fisik
dan
mental
ibu.
Subyek penelitian ini adalah
ibu yang melahirkan di Rumah
Disamping tujuan tersebut, Antenatal
Sakit
Care juga bertujuan untuk mengenali
Yogyakarta
secara dini adanya ketidaknormalan
kriteria inklusi. Jumlah subyek
atau komplikasi yang mungkin terjadi
penelitian
selama
Sebagian besar subyek penelitian
hamil
termasuk
riwayat
penyakit (Mufdlilah, 2009).
Sebagai
PKU
Muhammadiyah
yang
adalah
memenuhi
30
pasien.
adalah wanita dewasa (>20th)
variabel
variabel
dan
subyek
penelitian
yang
bebasnya Lingkar Lengan Atas (LILA),
berusia remaja hanya terdapat 4
kadar hemoglobin (Hb) dan frekuensi
subyek.
Antenatal Care (ANC) ibu hamil.
penelitian
Sedangkan
pekerjaannya
sebagai
variabel
terikatnya Berat Bayi Lahir (BBL).
Data
anemia
dan
diperoleh
menggunakan
tentang
kebiasaan
makan
wawancara
kuesioner.
subyek
menurut
jenis
sebagian
besar
adalah wiraswasta dan sebagian
pengetahuan
dengan
Sedangkan
Data
kebiasaan makan meliputi frekuensi
makan dan jenis makanan. Semua
kecilnya
adalah
dokter/paramedis/PNS.
B. LILA,
Kadar
Hemoglobin,
Frekuensi Antenatal Care dan
Berat Bayi Lahir
Sebagian
besar
subyek
data diperoleh secara sekunder yaitu
penelitian tidak KEK, dilihat dari
data
BBL
frekuensi antenatal care sebagian
diperoleh dari catatan rekam medik
besar subyek penelitian tergolong
sedangkan data frekuensi antenatal
baik, serta dilihat dari berat bayi
care diperoleh dari catatan buku KIA.
lahir subyek penelitian sebagian
Penelitian
besar normal sedangkan menurut
LILA,
Kadar
dilakukan
Hb
dan
pada
bulan
3
kadar
hemoglobin
subyek
mempunyai
bayi
normal
penelitian yang tergolong anemia
(78,6%). Uji statistik dengan
dan
menggunakan
tidak
anemia
jumlahnya
Pearson
Product Moment diperoleh nilai
sama.
C. Hubungan Lingkar Lengan Atas
p sebesar 0,487, ini berarti
nilai p ≥ 0,05 maka dapat
dengan Berat Bayi Lahir
Hasil
penelitian
disimpulkan bahwa tidak ada
menunjukkan subyek mempunyai
hubungan
LILA minimal 21,5 cm dan nilai
antara ukuran lingkar lengan
maksimalnya 31,0 cm dengan
atas ibu hamil dengan berat
rata-rata
bayi lahir.
25,98
sedangkan
cm
berat
menunjukkan
±
2,23
bayi
lahir
nilai
minimalnya
D.
Hubungan
gram
dengan
rata-rata
3030, 37 gram ± 368,47 gram.
Kadar
signifikan
Hemoglobin
dengan Berat Bayi Lahir
adalah 2390 gram, maksimalnya
3780
yang
Hasil
penelitian
menunjukkan subyek mempunyai
kadar hemoglobin minimal 7,5 g/dl
Distribusi Lingkar Lengan Atas
dan nilai maksimalnya 13,4 g/dl
dengan Berat Bayi Lahir
dengan rata-rata 10,89 g/dl ± 1,5.
LIL
A
Berat Bayi Lahir
BBLR
N
%
Normal
N
%
0
2
Distribusi Kadar Hemoglobin dengan
Total
Berat Bayi Lahir
N
%
2
10
0
Berat Bayi Lahir
KEK
Tida
k
KEK
0
21,
4
6
2
2
Hasil
10
0
78,
6
2
8
10
0
penelitian
Kadar Hb
Normal
N
%
N
%
Anemia
2
13,3
13
86,7
15
100
Tidak
Anemia
4
26,7
11
73,3
15
100
menunjukkan bahwa semua
subyek yang mengalami KEK
mempunyai
bayi
normal
(100%). Demikian pula pada
subyek yang tidak mengalami
KEK
sebagian
besar
Total
BBLR
N
%
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang
anemia
melahirkan
sebagian
bayi
besar
normal
(86,7%). Demikian pula pada
ibu
yang
tidak
anemia
4
sebagian
bayi
besar
normal
melahirkan
(73,3%).
Uji
ANCnya
tergolong
baik
sebagian besar mempunyai bayi
statistik dengan menggunakan
normal.
Pearson
Product
Moment
product moment nilai p diperoleh
diperoleh
nilai
sebesar
sebesar 0,296 sehingga dapat
p
Uji
statistik
pearson
0,698, ini berarti nilai p ≥ 0,05
disimpulkan
maka
ANC tidak ada hubungannya
dapat
disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan
bahwa
frekuensi
dengan berat bayi lahir.
yang signifikan antara kadar
hemoglobin ibu hamil dengan
berat bayi lahir.
F. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini
adalah :
E. Hubungan Frekuensi Antenatal
faktor-faktor
Care dengan Berat Bayi Lahir
Hasil
1. Penelitian ini tidak melihat
penelitian
obatan,
minimal
sebagainya.
kali
dan
nilai
maksimalnya 20 kali dengan rata-
makanan
dan
2. Data yang diambil adalah data
sekunder
rata 12,83 kali ± 4,54.
yang
dikonsumsi ibu seperti obat-
menunjukkan frekuensi antenatal
1
lain
sehingga
sangat
Distribusi Frekuensi Antenatal
tergantung data yang
Care Dengan Berat Bayi Lahir
pada catatan rekam medik
Frekuen
si ANC
dan buku KIA.
Berat Bayi Lahir
Total
BBLR
n
%
Normal
N
%
N
Kurang
0
0
1
100
1
Baik
6
20,
7
2
3
79,
3
2
9
Hasil
menunjukkan
yang
tergolong
%
10
0
10
0
penelitian
bahwa
ada
subyek
PENUTUP
Berdasarkan analisis penelitian
pada bab sebelumnya, maka peneliti
merumuskan kesimpulan dan saran
frekuensi
ANCnya
sebagai berikut :
kurang
mempunyai
A. Kesimpulan
bayi normal (100%). Demikian
pula
subyek
yang
frekuensi
5
1. Hasil penelitian subyek ratarata berusia dewasa sebanyak
86,7%, usia remaja sebanyak
13,3%
dan
menurut
pekerjaan
sebagian
responden
bekerja
jenis
besar
sebagai
wiraswasta sebanyak 33,3%,
pegawai
26,7%,
swasta
ibu
sebesar
sebanyak
rumah
30,0%
dan
bekerja
tangga
yang
sebagi
3,3% dan yang tergolong baik
sebanyak 96,7%.
5. Tidak ada hubungan antara
Lingkar Lengan Atas, kadar
hemoglobin
dan
frekuensi
antenatal care dengan Berat
Bayi Lahir di Rumah Sakit
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta.
B. Saran
dokter/paramedis/PNS
sebanyak 10,0%. Sedangkan
bayi yang BBLR sebanyak
20,0% dan bayi yang normal
1. Bagi Petugas Poli Kebidanan
Hendak
memberikan
motivasi/pengetahuan
gizi
yang tepat untuk ibu hamil
sebanyak 80,0%.
saat
2. Pengukuran
atas
yang
sebanyak
lingkar
tergolong
6,7%
dan
lengan
KEK
kandungannya
yang
kesehatan pasien dan janin
tidak mengalami KEK sebesar
93,3%.
kadar
hemoglobin responden yang
mengalami anemia sebanyak
50,0% dan yang tidak anemia
jumlahnya sama dengan yang
anemia.
tetap terjamin.
Institusi pendidikan khususnya
program
studi
hendaknya
Gizi
S1,
mempersiapkan
anak didiknya agar mereka
memiliki
pengetahuan
yang
memadai tentang diet saat
hamil, sehingga ketika mereka
4. Dilihat dari frekuensi antenatal
tergolong
agar
2. Bagi Institusi Pendidikan
3. Pengukuran
care
berkonsultasi/memeriksakan
responden
kurang
yang
terjun di masyarakat mampu
menjadi
nara
sumber
bagi
sebanyak
6
masyarakat
khususnya
mengenai diet saat hamil.
Pudjiadi, S. 2003. Ilmu Gizi Klinis
Pada Anak. Balai Penerbit
FKUI : Jakarta.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti
yang
hendaknya
akan
datang
memperkaya
jumlah variabel independent
yang
mempengaruhi
perubahan kadar hemoglobin.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan, RI. 2005.
Profil Kesehatan Indonesia
2003, Menuju Indonesia Sehat
2010.
Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu
Hamil.
Nuha
Medika
:
Yogyakarta.
Mufdlilah. 2009. ANC Fokus. Nuha
Medika : Yogyakarta.
7