HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA), KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN BERAT BAYI LAHIR (BBL) Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA),Kadar Hemoglobin (Hb) Dan Frekuensi Antenatal Care (ANC) Dengan Berat Bayi Lahir Di RS PKU Muh

HUBUNGAN LINGKAR L
LENGAN ATAS (LILA), KADAR HEMOGLOBI
BIN (Hb) DAN
FREKUENSI ANTENAT
ATAL CARE (ANC) DENGAN BERAT BAYI LA
LAHIR (BBL)
DI RS
SP
PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

DINA PUSPITA ANDARBENI
J310 080 026

PROGRAM STUDI S1 GIZI
F
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERS

RSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

NIK. 747
HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA), KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DAN
FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN BERAT BAYI LAHIR (BBL) DI
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Dina Puspita Andarbeni
Email: sita190490@gmail.com
Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102
Telp: 0271-717417 ext 453 (office)
Abstract
Introduction : Upper arm araumference and haemoglobin can be use to measure
nutritional status. Birth weight can be influenced by upper arm araumference,
haemoglobin level and frequency of antenatal care. Maternal chronic energy
deficiency and low level of haemoglobin are strongly related to low birth weight
(LBW). Inadecuate iron intake can cause anemia. The frequency of antenatal care
may also affect birth weight because it can detect early complications of the disease

in pregnant women so it can be resolved if there are complications or disease in
pregnant women.
Objective : this study aimed to determine the relationship between upper arm
circumference, haemoglobin level and frequency of antenatal care with birth weight
at PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta.
Method : the study was observational analitic with cross sectional approach. The
sample of this study were 30 respondents who fit the inclusion criteria. Upper arm
circumference, haemoglobin and birthweight were obtained from the medical
records, while the frequency of antenatal care was obtained from the maternal and
child health record books. The statistical analisys used is the Pearson Product
Moment test.
Results : the result show that 93.3% of women were having good upper arm
circumference, 50% was anemia, 96.7% had a frequency of antenatal care wich
classified in a good category and 80% of infants born in normal weight. Statistical
analisys revealed no significant relationship between birth weight with upper arm
circumference (p = 0.487), haemoglobin level (p = 0,698) and frequency of antenatal
care (p = 0,296).
Conclusions : there is no significant relationship between upper arm circumference,
haemoglobin leveland frequency of antenatal care with birth weigth in PKU
Muhammadiyah of Yogyakarta.

Keywords : upper arm circumference, haemoglobin levels, frequency of antenatal
care, birth weight.
Bibliography : 36 : 1985 - 2012

1

PENDAHULUAN
hanya
Bayi

sedikit

zat

besi

setelah

kepada janin yang dibutuhkan untuk


dikandung kurang lebih 40 minggu

metabolisme zat besi yang normal.

dalam rahim ibu. Pada waktu lahir

Selanjutnya ibu hamil akan menjadi

bayi mempunyai berat badan sekitar 3

anemia pada saat kadar hemoglobin

Kg

cm

ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl

(Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI


selama trimester III (Kristiyanasari,

(2005), menyatakan salah satu faktor

2010).

dan

dilahirkan

memberi

panjang

badan

50

baik sebelum dan saat hamil yang
mempengaruhi


keberhasilan

Antenatal
perawatan

Care

atau

merupakan

asuhan

yang

kehamilan adalah status gizi ibu hamil.

diberikan kepada ibu hamil sebelum


Status gizi ibu hamil berpengaruh

kelahiran untuk memfasilitasi hasil

terhadap berat bayi lahir dan erat

yang optimal bagi ibu hamil maupun

hubungannya

tingkat

bayinya dengan cara menegakkan

kesehatan bayi dan angka kematian

hubungan kepercayaan dengan ibu,

bayi. Angka kematian bayi dengan


mendeteksi komplikasi yang dapat

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

mengancam

secara nasional hingga saat ini belum

kelahiran dan memberikan pendidikan

tersedia. Hasil estimasi proporsi bayi

kesehatan. Asuhan Antenatal penting

BBLR (kurang dari 2500 gram) oleh

untuk

Survei


Kesehatan

kelahiran berjalan normal dan sehat,

menunjukkan

baik kepada ibu maupun bayi yang

dengan

Demografi

Indonesia

dan

(SDKI)

menjamin


proporsi bayi BBLR pada periode

akan

2002-2003 adalah sebesar 7,6%.

adalah

Anemia

devisiensi

besi

jiwa,

mempersiapkan

proses


dilahirkan.

alamiah

Antenatal

perawatan

yang

Care

ditujukan

kepada ibu hamil, yang bukan saja

merupakan salah satu gangguan yang

bila

paling

selama

perawatan, tetapi juga pengawasan

umumnya

dan penjagaan ibu hamil agar tidak

sehingga

terjadi kelainan agar ibu dan bayinya

sering

terjadi

kehamilan.

Ibu

hamil

mengalami

deplesi

besi

ibu

sakit

atau

memerlukan

2

sehat. Tujuan dari asuhan Antenatal

Januari 2013. Data dianalisis dengan

Care

uji statistik Person-Product Moment

adalah

untuk

memantau

kemajuan kehamilan dan memastikan

dengan program SPSS.

kesehatan ibu serta tumbuh kembang

HASIL DAN PEMBAHASAN

bayi,

A. Karakterisitik Responden

selain

itu

juga

dapat

meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan

fisik

dan

mental

ibu.

Subyek penelitian ini adalah
ibu yang melahirkan di Rumah

Disamping tujuan tersebut, Antenatal

Sakit

Care juga bertujuan untuk mengenali

Yogyakarta

secara dini adanya ketidaknormalan

kriteria inklusi. Jumlah subyek

atau komplikasi yang mungkin terjadi

penelitian

selama

Sebagian besar subyek penelitian

hamil

termasuk

riwayat

penyakit (Mufdlilah, 2009).
Sebagai

PKU

Muhammadiyah
yang

adalah

memenuhi

30

pasien.

adalah wanita dewasa (>20th)

variabel

variabel

dan

subyek

penelitian

yang

bebasnya Lingkar Lengan Atas (LILA),

berusia remaja hanya terdapat 4

kadar hemoglobin (Hb) dan frekuensi

subyek.

Antenatal Care (ANC) ibu hamil.

penelitian

Sedangkan

pekerjaannya

sebagai

variabel

terikatnya Berat Bayi Lahir (BBL).
Data
anemia

dan

diperoleh
menggunakan

tentang

kebiasaan

makan

wawancara

kuesioner.

subyek

menurut

jenis

sebagian

besar

adalah wiraswasta dan sebagian

pengetahuan

dengan

Sedangkan

Data

kebiasaan makan meliputi frekuensi
makan dan jenis makanan. Semua

kecilnya

adalah

dokter/paramedis/PNS.
B. LILA,

Kadar

Hemoglobin,

Frekuensi Antenatal Care dan
Berat Bayi Lahir
Sebagian

besar

subyek

data diperoleh secara sekunder yaitu

penelitian tidak KEK, dilihat dari

data

BBL

frekuensi antenatal care sebagian

diperoleh dari catatan rekam medik

besar subyek penelitian tergolong

sedangkan data frekuensi antenatal

baik, serta dilihat dari berat bayi

care diperoleh dari catatan buku KIA.

lahir subyek penelitian sebagian

Penelitian

besar normal sedangkan menurut

LILA,

Kadar

dilakukan

Hb

dan

pada

bulan

3

kadar

hemoglobin

subyek

mempunyai

bayi

normal

penelitian yang tergolong anemia

(78,6%). Uji statistik dengan

dan

menggunakan

tidak

anemia

jumlahnya

Pearson

Product Moment diperoleh nilai

sama.
C. Hubungan Lingkar Lengan Atas

p sebesar 0,487, ini berarti
nilai p ≥ 0,05 maka dapat

dengan Berat Bayi Lahir
Hasil

penelitian

disimpulkan bahwa tidak ada

menunjukkan subyek mempunyai

hubungan

LILA minimal 21,5 cm dan nilai

antara ukuran lingkar lengan

maksimalnya 31,0 cm dengan

atas ibu hamil dengan berat

rata-rata

bayi lahir.

25,98

sedangkan

cm

berat

menunjukkan

±

2,23

bayi

lahir

nilai

minimalnya

D.

Hubungan

gram

dengan

rata-rata

3030, 37 gram ± 368,47 gram.

Kadar

signifikan

Hemoglobin

dengan Berat Bayi Lahir

adalah 2390 gram, maksimalnya
3780

yang

Hasil

penelitian

menunjukkan subyek mempunyai
kadar hemoglobin minimal 7,5 g/dl

Distribusi Lingkar Lengan Atas

dan nilai maksimalnya 13,4 g/dl

dengan Berat Bayi Lahir

dengan rata-rata 10,89 g/dl ± 1,5.

LIL
A

Berat Bayi Lahir
BBLR
N
%

Normal
N
%

0

2

Distribusi Kadar Hemoglobin dengan
Total

Berat Bayi Lahir
N

%

2

10
0

Berat Bayi Lahir
KEK
Tida
k
KEK

0

21,
4

6

2
2

Hasil

10
0
78,
6

2
8

10
0

penelitian

Kadar Hb

Normal
N
%

N

%

Anemia

2

13,3

13

86,7

15

100

Tidak
Anemia

4

26,7

11

73,3

15

100

menunjukkan bahwa semua
subyek yang mengalami KEK
mempunyai

bayi

normal

(100%). Demikian pula pada
subyek yang tidak mengalami
KEK

sebagian

besar

Total

BBLR
N
%

Hasil

penelitian

menunjukkan bahwa ibu yang
anemia
melahirkan

sebagian
bayi

besar
normal

(86,7%). Demikian pula pada
ibu

yang

tidak

anemia

4

sebagian
bayi

besar

normal

melahirkan

(73,3%).

Uji

ANCnya

tergolong

baik

sebagian besar mempunyai bayi

statistik dengan menggunakan

normal.

Pearson

Product

Moment

product moment nilai p diperoleh

diperoleh

nilai

sebesar

sebesar 0,296 sehingga dapat

p

Uji

statistik

pearson

0,698, ini berarti nilai p ≥ 0,05

disimpulkan

maka

ANC tidak ada hubungannya

dapat

disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan

bahwa

frekuensi

dengan berat bayi lahir.

yang signifikan antara kadar
hemoglobin ibu hamil dengan
berat bayi lahir.

F. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini
adalah :

E. Hubungan Frekuensi Antenatal

faktor-faktor

Care dengan Berat Bayi Lahir
Hasil

1. Penelitian ini tidak melihat

penelitian

obatan,

minimal

sebagainya.

kali

dan

nilai

maksimalnya 20 kali dengan rata-

makanan

dan

2. Data yang diambil adalah data
sekunder

rata 12,83 kali ± 4,54.

yang

dikonsumsi ibu seperti obat-

menunjukkan frekuensi antenatal
1

lain

sehingga

sangat

Distribusi Frekuensi Antenatal

tergantung data yang

Care Dengan Berat Bayi Lahir

pada catatan rekam medik

Frekuen
si ANC

dan buku KIA.

Berat Bayi Lahir

Total

BBLR
n
%

Normal
N
%

N

Kurang

0

0

1

100

1

Baik

6

20,
7

2
3

79,
3

2
9

Hasil
menunjukkan
yang
tergolong

%
10
0
10
0

penelitian
bahwa

ada

subyek

PENUTUP
Berdasarkan analisis penelitian
pada bab sebelumnya, maka peneliti
merumuskan kesimpulan dan saran

frekuensi

ANCnya

sebagai berikut :

kurang

mempunyai

A. Kesimpulan

bayi normal (100%). Demikian
pula

subyek

yang

frekuensi

5

1. Hasil penelitian subyek ratarata berusia dewasa sebanyak
86,7%, usia remaja sebanyak
13,3%

dan

menurut

pekerjaan

sebagian

responden

bekerja

jenis
besar

sebagai

wiraswasta sebanyak 33,3%,
pegawai
26,7%,

swasta
ibu

sebesar

sebanyak

rumah

30,0%

dan

bekerja

tangga
yang
sebagi

3,3% dan yang tergolong baik
sebanyak 96,7%.
5. Tidak ada hubungan antara
Lingkar Lengan Atas, kadar
hemoglobin

dan

frekuensi

antenatal care dengan Berat
Bayi Lahir di Rumah Sakit
PKU

Muhammadiyah

Yogyakarta.
B. Saran

dokter/paramedis/PNS
sebanyak 10,0%. Sedangkan
bayi yang BBLR sebanyak
20,0% dan bayi yang normal

1. Bagi Petugas Poli Kebidanan
Hendak

memberikan

motivasi/pengetahuan

gizi

yang tepat untuk ibu hamil

sebanyak 80,0%.

saat
2. Pengukuran
atas

yang

sebanyak

lingkar
tergolong

6,7%

dan

lengan
KEK

kandungannya

yang

kesehatan pasien dan janin

tidak mengalami KEK sebesar
93,3%.
kadar

hemoglobin responden yang
mengalami anemia sebanyak
50,0% dan yang tidak anemia
jumlahnya sama dengan yang
anemia.

tetap terjamin.

Institusi pendidikan khususnya
program

studi

hendaknya

Gizi

S1,

mempersiapkan

anak didiknya agar mereka
memiliki

pengetahuan

yang

memadai tentang diet saat
hamil, sehingga ketika mereka

4. Dilihat dari frekuensi antenatal

tergolong

agar

2. Bagi Institusi Pendidikan

3. Pengukuran

care

berkonsultasi/memeriksakan

responden
kurang

yang

terjun di masyarakat mampu
menjadi

nara

sumber

bagi

sebanyak
6

masyarakat

khususnya

mengenai diet saat hamil.

Pudjiadi, S. 2003. Ilmu Gizi Klinis
Pada Anak. Balai Penerbit
FKUI : Jakarta.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti

yang

hendaknya

akan

datang

memperkaya

jumlah variabel independent
yang

mempengaruhi

perubahan kadar hemoglobin.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan, RI. 2005.
Profil Kesehatan Indonesia
2003, Menuju Indonesia Sehat
2010.
Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu
Hamil.
Nuha
Medika
:
Yogyakarta.
Mufdlilah. 2009. ANC Fokus. Nuha
Medika : Yogyakarta.

7