Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir di RSUP H. Adam Malik Medan

(1)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN LINGKAR KEPALA BAYI BARU LAHIR

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Oleh:

MARGARETH R. M. HUTABARAT 070100160

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN LINGKAR KEPALA BAYI BARU LAHIR

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

MARGARETH R. M. HUTABARAT 070100160

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir di RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Margareth R. M. Hutabarat NIM : 070100160

Pembimbing Penguji I

(dr. Lita Feriyawati, M. Kes) (dr. Alfred C. Satyo, M. Sc., MHPE, Sp. F (K)) NIP. 19700208 200112 2 001 NIP. 19450920 198003 1 001

Penguji II

(dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp. GK) NIP. 19731221 200312 2 001

Medan, 13 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD - KGEH) NIP. 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Anemia merupakan masalah yang sering dijumpai pada kehamilan, terutama di negara berkembang. Dampak anemia pada kehamilan adalahinfeksi maternal, IUGR, BBLR, prematuritas, dan mortalitas. Pada bayi IUGR, ukuran kepala kecil saat kelahiran merupakan faktor penting dalam memprediksi perkembangan neurologi yang buruk. Pertumbuhan otak yang terganggu pada masa janin dan bayi dapat mengarah pada fungsi kognitif yang lebih buruk di masa anak-anak.

Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif-analitik dengan pendekatan

cross sectional. Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan selama bulan

Juli 2010 sampai dengan Agustus 2010. Sampel penelitian adalah 45 orang ibu hamil dan 45 orang bayi baru lahir. Sampel dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi melalui teknik consecutive sampling. Data penelitian didapatkan melalui rekam medis sampel. Data penelitian diolah dengan menggunakan program SPSS 17.0 dan dianalisis dengan uji Chi Square.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kadar hemoglobin pada ibu hamil, karakteristik lingkar kepala pada bayi baru lahir, serta hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir di RSUP H. Adam Malik Medan.

Pada penelitian ini, terdapat 19 orang (42,2%) ibu hamil anemia dan 2 orang (4,4%)bayi baru lahir mikrosefal. Ibu hamil anemia ditemukan paling banyak pada kelompok usia 31-35 tahun (47,7%) dan ibu multipara (57,9%). Bayi baru lahir mikrosefal hanya ditemukan pada ibu dengan kelompok usia 31-35 tahun (100,0%) dan ibu multipara (100,0%). Bayi baru lahir mikrosefal memiliki distribusi yang merata berdasarkan jenis kelamin dan kadar hemoglobin ibu. Hasil uji Fisher’s Exact mendapatkan p value lebih besar daripada α (p value = 1,0 > α = 0,05 (95% CI)).

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir. Asuhan prenatal dan pemantauan nutrisi perlu dilakukan secara rutin selama masa kehamilan.


(5)

ABSTRACT

Anemia is a common problem in pregnancy, especially in developing countries. The affects of anemia during pregnancy are maternal infection, IUGR, low birth weight, prematurity, and mortality. In infant with IUGR, small head size at birth is an important predictor of subsequent adverse neurodevelopment. Impaired brain growth in utero and in infancy may lead to poorer cognitive function in childhood.

This research was a descriptive-analytic cross sectional study. It had been held at RSUP H. Adam Malik Medan on July 2010 until August 2010. Samples of the research were 45 pregnant women and 45 newborn babies. Samples were chosen based on inclusion criteria and exclusion criteria with consecutive sampling technic. Research data were collected from samples’ medical record. Research data were processed with SPSS 17.0 and analyzed with Chi Square tests.

The aims of the research were to know the character of hemoglobin concentration in pregnant women, the character of head circumference in newborn babies, also the relation between hemoglobin concentration of pregnant woman and head circumference of newborn baby in RSUP H. Adam Malik Medan.

In this research, there were 19 (42,2%) anemic pregnant women and 2 (4,4%) microcephaly newborn babies. Anemic pregnant women were mostly found in 31-35 years aged group (47,7%) and multiparity (57,9%). Microcephaly newborn babies were only found in women with 31-35 years aged group (100,0%) and multiparity (100,0%). Microcephaly newborn babies had an equal distribution based on sex and women’s hemoglobin concentration. Fisher’s Exact test found that p value was more

than α (p value = 1,0 > α = 0,05 (95% CI)).

From the result of the research, we concluded that there was no relation between hemoglobin concentration of pregnant woman and head circumference of newborn baby. Prenatal care and nutritional monitoring need to be performed regularly during pregnancy.

Keywords : pregnant woman, haemoglobin concentration, newborn baby, head circumference


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul:

“Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir di RSUP H. Adam Malik Medan”

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses penyusunan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini, antara lain:

1. Prof. dr. Gontar Siregar, Sp. PD - KGEH, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Lita Feriyawati, M. Kes, sebagai dosen pembimbing karya tulis ilmiah, yang telah memberikan waktu untuk membimbing dan memperlengkapi saya dalam proses penyusunan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

3. dr. Alfred C. Satyo, M. Sc., MHPE, Sp. F (K), dr. Amira Permatasari, Sp. P, dan dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp. GK, sebagai dosen penguji karya tulis ilmiah, yang telah memberikan banyak kritik dan saran yang membangun saya untuk memperlengkapi karya tulis ilmiah ini.

4. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan.

5. Staff Bagian Penelitian dan Pembangunan serta Sub-Bagian Rekam Medis RSUP H. Adam Malik Medan, yang telah memberi bantuan kepada saya selama proses pengambilan data penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan.


(7)

6. Staf pengajar dan pegawai Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah membimbing dan mendidik saya selama mengikuti Program Pendidikan Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

7. Orang tua saya, Marnix Sahata Hutabarat dan dr. Rointan Simanungkalit, Sp. KK (K), yang telah mengajarkan banyak hal kepada saya dan selalu mendukung saya dalam menjalani tiap hal yang saya lakukan, termasuk penyusunan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

8. Opung-opung saya, yang telah memberikan banyak inspirasi kepada saya dalam dapat menjalani setiap hal yang saya lakukan.

9. Adik-adik saya, Rodinda Hutabarat dan Michella Hutabarat, yang membuat saya selalu bersemangat dalam menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 10.Sahabat-sahabat saya, Benjamin Ricardo, Debby Karina, Katerin Naulibasa, Septi

Ginting, dan Silvia Brahmana, yang selalu ada bersama saya dalam melewati waktu, baik suka maupun duka.

11.Teman-teman Sok Kompak, Amelia, Andy, Axel, Berry, Cerah, Charles, Christine, Citra, Gerald, Laurent, Listra, Otneil, Paul, Sarah, Shanti, Sheba, Threesa, dan Todung, yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada saya selama proses penyusunan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

12.Teman-teman satu kelompok karya tulis ilmiah, Deza Anggraini, Istia Parinda, dan Rayhan Aghanie, yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada saya selama proses penyusunan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

13.Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 lainnya, Adeline, Dina, Elvi, Tina, Yohannes, Dedy, Fransisco, Bona, Goklas, dan Joandrew, yang telah mendukung dan membantu saya selama proses penyusunan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

14.Senior dan junior saya di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah mendukung saya selama dalam menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.


(8)

15.Seluruh keluarga dan teman yang tidak dapat diucapkan satu per satu, saya ucapkan terima kasih atas segala dukungannya.

Saya menyadari kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini. Namun, saya berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai salah satu sumber pengetahuan ataupun referensi untuk penelitian selanjutnya.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan kurnia-Nya kepada kita semua.

Medan, 23 November 2010 Penulis,

Margareth R. M. Hutabarat NIM. 070100160


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Perubahan Hematologis pada Kehamilan ... 4

2.1.1. Volume Darah ... 4

2.1.2. Konsentrasi Hemoglobin dan Hematokrit ... 5

2.1.3. Metabolisme Besi ... 6

2.1.4. Fungsi Leuko sit dan Sistem Imunologis ... 7

2.1.5. Kehilangan Darah ... 7

2.2. Anemia pada Kehamilan ... 8

2.2.1. Definisi dan Kriteria Anemia ... 8

2.2.2. Epidemiologi Anemia ... 9

2.2.3. Etiologi Anemia ... 9

2.2.4. Klasifikasi Anemia ... 10

2.2.5. Dampak Anemia pada Kehamilan ... 10

2.3. Embriologi Tengko rak ... 12


(10)

2.4. Pemeriksaan Antropometri Lingkar Kepala ... 16

2.4.1. Pertumbuhan Lingkar Kepala Bayi dan Anak ... 16

2.4.2. Faktor yang Mempengaruhi Lingkar Kepala ... 17

2.4.3. Cara Pengukuran Lingkar Kepala ... 17

2.4.4. Penilaian dan Interpretasi Lingkar Kepala ... 18

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 20

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 20

3.2. Definisi Operasional ... 20

3.2.1. Hemoglobin... 20

3.2.2. Ibu Hamil ... 20

3.2.3. Lingkar Kepala ... 21

3.2.4. Bayi Baru Lahir ... 21

3.3. Hipotesis ... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 22

4.1. Jenis Penelitian ... 22

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

4.3.1. Populasi Penelitian ... 22

4.3.2. Sampel Penelitian ... 23

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 24

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 24

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS ... 25

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 25

5.2. Deskripsi Karakteristik Sampel... 25

5.2.1. Karakteristik Ibu Berdasarkan Usia ... 26

5.2.2. Karakteristik Ibu Berdasarkan Paritas ... 26

5.2.3. Karakteristik Ibu Berdasarkan Jenis Persalinan ... 27

5.2.4. Karakteristik Ibu Berdasarkan Kadar Hemoglobin ... 27

5.2.5. Karakteristik Bayi Baru Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28

5.2.6. Karakteristik Bayi Baru Lahir Berdasarkan Lingkar Kepala ... 28

5.3. Hasil Analisis Data ... 29

5.3.1. Karakteristik Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Berdasarkan Usia dan Paritas ... 29


(11)

5.3.2. Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir

Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia Ibu, dan Paritas Ibu .. 31

5.3.3. Hubungan Antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir ... 33

5.4. Pembahasan ... 33

5.4.1. Karakteristik Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Berdasarkan Usia dan Paritas ... 33

5.4.2. Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia Ibu, dan Paritas Ibu .. 34

5.4.3. Hubungan Antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir ... 36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

6.1. Kesimpulan ... 38

6.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 41 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Nilai Batas Anemia Berdasarkan Trimester Kehamilan 8 5.1. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Usia 26 5.2. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Paritas 27 5.3. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Jenis Persalinan 27 5.4. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Kadar Hemoglobin 28 5.5. Distribusi Karakteristik Bayi Baru Lahir Berdasarkan

Jenis Kelamin 28

5.6. Distribusi Karakteristik Bayi Baru Lahir Berdasarkan

Lingkar Kepala 29

5.7. Distribusi Karakteristik Kadar Hemoglobin Ibu Hamil

Berdasarkan Usia 30

5.8. Distribusi Karakteristik Kadar Hemoglobin Ibu Hamil

Berdasarkan Paritas 30

5.9. Distribusi Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir

Berdasarkan Jenis Kelamin 31

5.10. Distribusi Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir

Berdasarkan Usia Ibu 32

5.11. Distribusi Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir

Berdasarkan Paritas 32

5.12. Distribusi Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1 Grafik Lingkar Kepala Nellhaus pada Anak Laki-Laki 19 Gambar 2 Grafik Lingkar Kepala Nellhaus pada Anak Perempuan 19


(14)

DAFTAR SINGKATAN

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

CDC : Centers for Disease Control and Prevention CI : Confident Interval

CRH : Corticotrophin-Releasing Hormone CRP : C-Reactive Protein

DNA : Deoxyribonucleic Acid

ESR : Erythrocyte Sedimentation Rate Hb : Hemoglobin

HIV : Human Immunodeficiency Virus IMT : Indeks Massa Tubuh

IUGR : Intrauterine Growth Retardation NK : Natural Killer

os : ossis

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat SD : Standar Deviasi


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Ethical Clearance

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Formulir Data Subjek Penelitian

Lampiran 5 Data Induk


(16)

ABSTRAK

Anemia merupakan masalah yang sering dijumpai pada kehamilan, terutama di negara berkembang. Dampak anemia pada kehamilan adalahinfeksi maternal, IUGR, BBLR, prematuritas, dan mortalitas. Pada bayi IUGR, ukuran kepala kecil saat kelahiran merupakan faktor penting dalam memprediksi perkembangan neurologi yang buruk. Pertumbuhan otak yang terganggu pada masa janin dan bayi dapat mengarah pada fungsi kognitif yang lebih buruk di masa anak-anak.

Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif-analitik dengan pendekatan

cross sectional. Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan selama bulan

Juli 2010 sampai dengan Agustus 2010. Sampel penelitian adalah 45 orang ibu hamil dan 45 orang bayi baru lahir. Sampel dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi melalui teknik consecutive sampling. Data penelitian didapatkan melalui rekam medis sampel. Data penelitian diolah dengan menggunakan program SPSS 17.0 dan dianalisis dengan uji Chi Square.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kadar hemoglobin pada ibu hamil, karakteristik lingkar kepala pada bayi baru lahir, serta hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir di RSUP H. Adam Malik Medan.

Pada penelitian ini, terdapat 19 orang (42,2%) ibu hamil anemia dan 2 orang (4,4%)bayi baru lahir mikrosefal. Ibu hamil anemia ditemukan paling banyak pada kelompok usia 31-35 tahun (47,7%) dan ibu multipara (57,9%). Bayi baru lahir mikrosefal hanya ditemukan pada ibu dengan kelompok usia 31-35 tahun (100,0%) dan ibu multipara (100,0%). Bayi baru lahir mikrosefal memiliki distribusi yang merata berdasarkan jenis kelamin dan kadar hemoglobin ibu. Hasil uji Fisher’s Exact mendapatkan p value lebih besar daripada α (p value = 1,0 > α = 0,05 (95% CI)).

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir. Asuhan prenatal dan pemantauan nutrisi perlu dilakukan secara rutin selama masa kehamilan.


(17)

ABSTRACT

Anemia is a common problem in pregnancy, especially in developing countries. The affects of anemia during pregnancy are maternal infection, IUGR, low birth weight, prematurity, and mortality. In infant with IUGR, small head size at birth is an important predictor of subsequent adverse neurodevelopment. Impaired brain growth in utero and in infancy may lead to poorer cognitive function in childhood.

This research was a descriptive-analytic cross sectional study. It had been held at RSUP H. Adam Malik Medan on July 2010 until August 2010. Samples of the research were 45 pregnant women and 45 newborn babies. Samples were chosen based on inclusion criteria and exclusion criteria with consecutive sampling technic. Research data were collected from samples’ medical record. Research data were processed with SPSS 17.0 and analyzed with Chi Square tests.

The aims of the research were to know the character of hemoglobin concentration in pregnant women, the character of head circumference in newborn babies, also the relation between hemoglobin concentration of pregnant woman and head circumference of newborn baby in RSUP H. Adam Malik Medan.

In this research, there were 19 (42,2%) anemic pregnant women and 2 (4,4%) microcephaly newborn babies. Anemic pregnant women were mostly found in 31-35 years aged group (47,7%) and multiparity (57,9%). Microcephaly newborn babies were only found in women with 31-35 years aged group (100,0%) and multiparity (100,0%). Microcephaly newborn babies had an equal distribution based on sex and women’s hemoglobin concentration. Fisher’s Exact test found that p value was more

than α (p value = 1,0 > α = 0,05 (95% CI)).

From the result of the research, we concluded that there was no relation between hemoglobin concentration of pregnant woman and head circumference of newborn baby. Prenatal care and nutritional monitoring need to be performed regularly during pregnancy.

Keywords : pregnant woman, haemoglobin concentration, newborn baby, head circumference


(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anemia merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat dunia yang mempengaruhi negara maju dan negara berkembang. Anemia memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan masyarakat, begitu juga pada perkembangan sosial dan ekonomi. Anemia terjadi di setiap tahap siklus hidup manusia, di mana satu dari empat orang di dunia menderita anemia. Risiko tertinggi anemia terdapat pada anak-anak yang belum bersekolah (0-4,99 tahun) dan ibu hamil (World Health

Organization, 2008).

Menurut World Health Organization (2008), seorang ibu hamil dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin < 11,0 g/dl. Prevalensi anemia saat kehamilan tahun 1993-2005 mencakup 41,8% populasi penderita anemia di dunia (95% CI: 39,9-43,8%), yaitu sebanyak 56 juta jiwa penduduk dunia (95% CI: 54-59 juta). Di Indonesia, proporsi populasi anemia saat kehamilan mencakup 44,3% (95% CI: 17,3-75,2%), yaitu sebanyak 1.950.000 jiwa (95% CI: 761.000-3.308.000).

Pada tahun 2002, anemia defisiensi besi telah dipertimbangkan sebagai faktor kontribusi beban penyakit dunia yang paling penting (World Health Organization, 2008). Anemia defisiensi besi merupakan tipe anemia paling umum pada kehamilan, terutama di negara berkembang. Menurut Scholl dkk. (1992), ibu dengan anemia defisiensi besi memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk melahiran BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Selain itu, Sakande dkk. (2004) menyatakan bahwa keadaan defisiensi besi yang berat pada ibu telah menunjukkan dampak buruk pada kadar besi bayi baru lahir, dan selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya (Emamghorashi dan Heidari, 2004).


(19)

Masa neonatus merupakan waktu yang sangat rentan, di mana terdapat banyak penyesuaian fisiologis yang diperlukan untuk kehidupan ekstrauteri. Banyak masalah khusus pada bayi baru lahir yang terkait dengan adaptasi yang buruk, seperti: asfiksia, kelahiran prematur, anomali kongenital, dan pengaruh-pengaruh proses persalinan yang merugikan. Oleh sebab itu, pemeriksaan fisik dan perawatan rutin perlu diperlukan sejak bayi dilahirkan (Needlman, 2000).

Pemeriksaan fisik bayi baru lahir dilakukan minimal tiga kali, yaitu saat lahir, pemeriksaan 24 jam di ruang perawatan, dan saat pulang. Beberapa pemeriksaan fisik bayi baru lahir yang harus dicatat adalah lingkar kepala, berat badan, panjang badan, kelainan fisik yang ditemukan, frekuensi nafas, frekuensi nadi, serta keadaan tali pusat (Suradi, 2008).

Menurut Gross dkk. (1978) dan Dolk (1991) dalam Bateman dan Chiriboga (2000), ukuran kepala kecil saat kelahiran bayi IUGR (Intrauterine Growth

Retardation) merupakan faktor penting dalam memprediksi perkembangan neurologi

yang buruk. Terdapat bukti bahwa pertumbuhan otak yang terganggu pada masa janin dan bayi dapat mengarah pada fungsi kognitif yang lebih buruk di masa anak-anak. Namun, efek dari kecepatan pertumbuhan otak setelah masa bayi masih belum diketahui (Lundgren dkk., 2001 dan Gale dkk., 2004 dalam Gale dkk.,2006).

Berdasarkan uraian dari berbagai data dan penelitian di atas, penulis menyadari bahwa kondisi kehamilan seorang ibu sangat berperan penting pada perkembangan janin. Kondisi janin selama kehamilan akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan bayi, anak, bahkan pada tahap tumbuh-kembang selanjutnya. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir?


(20)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik kadar hemoglobin pada ibu hamil di RSUP H. Adam Malik Medan.

2. Untuk mengetahui karakteristik lingkar kepala pada bayi baru lahir di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Untuk memberikan masukan kepada RSUP H. Adam Malik Medan, sebagai pemberi pelayanan kesehatan, agar lebih meningkatkan pelayanan dalam mencegah dan menata laksana anemia pada ibu hamil.

2. Agar pemberi pelayanan kesehatan dan masyarakat semakin menyadari peran penting asuhan prenatal pada ibu hamil.

3. Agar pemberi pelayanan kesehatan dan masyarakat dapat mengetahui dampak dari anemia pada kehamilan terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin.

4. Untuk menjadi bahan masukan atau referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perubahan Hematologis pada Kehamilan

Adaptasi anatomis, fisiologis, dan biokimiawi terhadap kehamilan sangat besar. Banyak dari perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut selama kehamilan. Sebagian besar adaptasi pada kehamilan terjadi sebagai respons terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin. Salah satu perubahan yang terjadi selama kehamilan adalah perubahan hematologis. Perubahan pada sistem ini berupa peningkatan volume darah ibu, penurunan hemoglobin dan hematokrit, peningkatan kebutuhan besi, perubahan pada leukosit dan sistem imunologis, serta kehilangan darah yang terjadi selama proses kelahiran (Cunningham dkk., 2006).

2.1.1. Volume Darah

Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Tingkat ekspansi sangat bervariasi, di mana pada beberapa wanita hanya terjadi peningkatan sedang dan pada wanita lain peningkatan hampir berlipat ganda. Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan eritrosit. Peningkatan plasma biasanya lebih banyak daripada eritrosit pada sirkulasi ibu. Menurut Harstad dkk. (1992), peningkatan kadar eritropoietin plasma ibu dan produksi tertinggi eritrosit setelah usia gestasi 20 minggu menyebabkan hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang belakang, dan hitung retikulosit sedikit meningkat pada kehamilan normal. Pritchard (1965) menyatakan janin tidak berperan penting dalam hipervolemia, sebab keadaan ini juga


(22)

dapat terjadi pada beberapa wanita dengan mola hidatidosa (Cunningham dkk., 2006).

Pada wanita normal, volume darah saat aterm meningkat kira-kira 40-45% di atas volume saat tidak hamil. Volume darah ibu mulai meningkat pada trimester pertama, bertambah cepat pada trimester kedua, kemudian naik dengan kecepatan yang lebih pelan pada trimester ketiga untuk mencapai kecepatan konstan (kondisi plateau) pada beberapa minggu akhir kehamilan. Peningkatan progresif volume darah terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8, dan mencapai puncak pada minggu ke-32 sampai ke-34. Volume darah akan kembali seperti semula pada 2-6 minggu setelah persalinan (Cunningham dkk., 2006; Sulin, 2009).

Menurut Cunningham dkk. (2006) dan Sulin (2009), hipervolemia yang diinduksi oleh kehamilan mempunyai beberapa fungsi penting sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi kebutuhan uterus yang membesar dan sistem vaskuler yang hipertrofi.

2. Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek merusak dari gangguan aliran balik vena pada posisi telentang dan berdiri tegak. 3. Untuk menjaga ibu dari efek samping kehilangan darah selama

persalinan.

2.1.2. Konsentrasi Hemoglobin dan Hematokrit

Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun selama kehamilan normal walaupun terdapat peningkatan eritropoiesis. Jika dibandingkan dengan peningkatan volume plasma, peningkatan volume eritrosit sirkulasi tidak begitu banyak, sekitar 450 ml atau 33%.


(23)

Akibatnya, viskositas darah secara keseluruhan menurun (Cunningham dkk., 2006).

Konsentrasi hemoglobin tertinggi terdapat pada trimester pertama, mencapai nilai terendah pada trimester kedua, dan mulai meningkat kembali pada trimester ketiga. Konsentrasi hemoglobin rata-rata adalah 12,73 ± 1,14 g/dl pada trimester pertama, 11,41 ± 1,16 g/dl pada trimester kedua, dan 11,67 ± 1,18 g/dl pada trimester ketiga (James dkk., 2008).

Pada sebagian besar wanita, konsentrasi hemoglobin di bawah 11,0 g/dl, terutama di akhir kehamilan, dianggap abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi besi daripada hipervolemia gravidarum (Sulin, 2009).

2.1.3. Metabolisme Besi

Peningkatan volume eritrosit dan massa hemoglobin selama kehamilan berhubungan dengan jumlah besi yang tersedia dari cadangan besi dalam tubuh ibu hamil. Rata-rata volume total eritrosit meningkat sekitar 450 ml dalam sirkulasi, di mana dalam 1 ml eritrosit normal terkandung 1,1 mg besi. Dari 1000 mg kebutuhan besi pada kehamilan, sekitar 300 mg ditransfer secara aktif ke janin dan plasenta, serta sekitar 200 mg hilang di sepanjang jalur ekskresi normal. Keadaan ini tetap terjadi walaupun ibu kekurangan zat besi. Bila zat besi tersebut tersedia, 500 mg besi lainnya akan digunakan dalam eritrosit. Akibatnya, semua zat besi akan terpakai selama paruh akhir kehamilan dan dibutuhkan zat besi yang cukup besar selama paruh kedua kehamilan. Pritchard dan Scott (1970) menuliskan kebutuhan zat besi selama paruh kedua kehamilan tersebut sekitar 6-7 mg/hari. Dalam keadaan tidak ada zat besi suplemental, konsentrasi hemoglobin dan hematokrit turun cukup besar saat volume


(24)

darah ibu bertambah, meskipun absorpsi zat besi dari traktus gastrointestinal tampak meningkat. Pada ibu dengan anemia defisiensi berat, produksi hemoglobin dalam janin tidak akan terganggu. Hal ini disebabkan perolehan besi dari plasenta ibu cukup untuk menghasilkan kadar hemoglobin normal untuk janin (Cunningham dkk., 2006).

2.1.4. Fungsi Leukosit dan Sistem Imunologis

Selama kehamilan, jumlah leukosit akan meningkat sekitar 5.000-12.000/µl. Pada saat kelahiran dan masa nifas, jumlah leukosit mencapai puncak, yaitu antara 14.000-16.000/µl. Distribusi tipe sel juga berubah selama kehamilan. Pada awal kehamilan, aktivitas leukosit alkalin

fosfatase dan C-Reactive Protein (CRP) meningkat. Selain itu, reaktan

serum akut dan Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) meningkat akibat dari peningkatan plasma globulin dan fibrinogen. Pada trimester ketiga kehamilan, jumlah granulosit dan limfosit CD8 T meningkat, tetapi limfosit dan monosit CD4 T menurun (Sulin, 2009).

2.1.5. Kehilangan Darah

Pada mayoritas wanita, separuh dari eritrosit yang ditambahkan ke sirkulasi ibu selama masa kehamilan akan hilang saat pelahiran per vaginam normal sampai beberapa hari setelahnya. Kehilangan ini terjadi melalui tempat implantasi plasenta, plasenta, episiotomi atau laserasi, dan lokia. Pritchard (1965) dan Ueland (1976) menyatakan sekitar 500-600 ml darah prapelahiran akan hilang saat kelahiran per vaginam bayi tunggal sampai setelahnya. Sedangkan, sekitar 1000 ml darah hilang pada seksio sesarea dan pelahiran per vaginam bayi kembar (Cunningham dkk., 2006).


(25)

2.2. Anemia pada Kehamilan

2.2.1. Definisi dan Kriteria Anemia

Secara fungsional, anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsi untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Anemia bukan suatu kesatuan penyakit tersendiri, tetapi gejala dari berbagai jenis penyakit yang mendasari (Bakta, 2007).

Parameter penurunan jumlah massa eritrosit adalah kadar hemoglobin, hematokrit, dan hitung retikulosit. Umumnya, ketiga parameter tersebut saling bersesuaian. Kadar hematokrit dan hemoglobin adalah parameter yang paling lazim dipakai (Bakta, 2007).

Umumnya, ibu hamil dinyatakan anemia jika kadar hemoglobin < 11,0 g/dl atau hematokrit < 33% (World Health Organization, 2008; Abdulmuthalib, 2009).

CDC membuat nilai batas hemoglobin dan hematokrit khusus berdasarkan trimester kehamilan (Abdulmuthalib, 2009).

Tabel 2.1. Nilai Batas Anemia Berdasarkan Trimester Kehamilan Status Kehamilan Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%)

Tidak hamil 12,0 36

Kehamilan Trimester I 11,0 33

Kehamilan Trimester II 10,5 32

Kehamilan Trimester III 11,0 33


(26)

2.2.2. Epidemiologi Anemia

Anemia terdapat pada 1,62 juta jiwa di dunia (95% CI: 1,50-1,74 juta), yaitu mencapai 24,8% populasi dunia (95% CI: 22,9-26,7%). Anak-anak yang belum bersekolah, ibu hamil, dan wanita tanpa kehamilan di Asia Tenggara merupakan kelompok yang paling banyak mengalami anemia, sebanyak 315 juta jiwa (95% CI: 291-340 juta). Prevalensi anemia saat kehamilan tahun 1993-2005 mencakup 41,8% populasi penderita anemia di dunia (95% CI: 39,9-43,8%), yaitu sebanyak 56 juta jiwa penduduk dunia (95% CI: 54-59 juta). Lebih dari 80% negara di dunia mengalami masalah kesehatan masyarakat sedang ke berat akibat anemia pada ibu hamil (World Health Organization, 2008).

2.2.3. Etiologi Anemia

Pada dasarnya, anemia dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang belakang, kehilangan darah dari tubuh (perdarahan), ataupun proses penghancuran eritrosit sebelum waktunya (hemolisis). Anemia juga terdapat pada penyakit yang mendasarinya, seperti: infeksi parasit, malaria, keganasan, tuberkulosis, HIV, dan sebagainya (Bakta, 2007; World Health Organization, 2008).

Pada kehamilan, penyebab tersering anemia adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Penyebab mendasar anemia nutrisional berupa asupan gizi tidak terpenuhi, absorpsi tidak adekuat, peningkatan kehilangan zat gizi, peningkatan kebutuhan, dan utilisasi nutrisi hemopoietik berkurang. Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi. Selain itu, defisiensi asam folat dan vitamin B12 juga merupakan penyebab yang sering ditemui. Walaupun begitu, defisiensi nutrisi juga dapat terjadi multipel dengan infeksi, gizi buruk, ataupun kelainan herediter (Abdulmuthalib, 2009).


(27)

2.2.4. Klasifikasi Anemia

Abdulmuthalib (2009) menuliskan klasifikasi anemia sebagai berikut: 1. Anemia defisiensi besi

Gambaran anemia defisiensi besi berupa eritrosit mikrositik hipokrom, serta ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, saturasi transferin, dan konsentrasi hemoglobin atau hematokrit.

2. Anemia defisiensi asam folat

Pada kehamilan, defisiensi asam folat dan vitamin B12 merupakan penyebab anemia megaloblastik. Gangguan sintesis DNA juga menyebabkan anemia megaloblastik.

3. Anemia aplastik

Anemia aplastik dapat terjadi berulang pada beberapa kasus kehamilan dan eksaserbasi membaik setelah terminasi kehamilan pada kasus lainnya.

4. Anemia penyakit sel sabit

Selama kehamilan, anemia sel sabit disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infark pulmonal, pneumonia, perdarahan ante partum, prematuritas, dan kematian janin.

2.2.5. Dampak Anemia pada Kehamilan

Anemia pada kehamilan dapat memberikan dampak yang buruk pada ibu dan janin, antara lain:


(28)

1. Infeksi maternal

Menurut Hooton dkk. (1996), anemia pada kehamilan memperburuk fungsi imunitas dengan mempengaruhi proliferasi limfosit T dan B, yang menyebabkan penurunan aktivitas fagosit, neutrofil, bakterisidal, dan sel NK (Natural Killer). Stamey dkk. (1975) menyatakan indeks stimulasi limfosit mengalami penurunan pada wanita anemia (Lone dkk., 2004).

Amici dkk. (1999) dalam Lone dkk. (2004) menyatakan infeksi maternal selama kehamilan merupakan faktor risiko bayi lahir prematur. Lin dkk. (1998) dan Vandenbosche dkk. (1998) dalam Haram dkk. (2007) menyatakan infeksi maternal menyebabkan 5-10% IUGR (Intrauterine Growth Retardation).

2. Prematuritas

Anemia dapat menyebabkan kelahiran prematur secara langsung ataupun tidak langsung, yang berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi. Kurki dkk. (1992) menyatakan efek langsung anemia berhubungan dengan peningkatan sintesis CRH

(Corticotrophin-Releasing Hormone) sebagai akibat dari hipoksia jaringan. Menurut

Mikhail dkk. (1995), peningkatan CRH (Corticotrophin-Releasing

Hormone) menginduksi stress maternal dan janin, yang merupakan

faktor risiko kelahiran prematur dan hipertensi diinduksi kehamilan (Lone dkk., 2004).

3. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Steer dkk. (1995) dalam Lone dkk. (2004) menuliskan anemia berat (< 8 g/dl) berhubungan dengan penurunan berat lahir bayi, di mana


(29)

lebih rendah 200-400 g daripada ibu hamil dengan kadar hemoglobin lebih tinggi (> 10 g/dl).

Scholl dkk. (1992) dalam Haram dkk. (2007) menyatakan anemia defisiensi besi meningkatkan insidensi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) sebanyak tiga kali. Lone dkk. (2004) menyatakan defisiensi besi menstimulasi produksi CRH (Corticotrophin-Releasing

Hormone).

Menurut Allen (2001) dalam Haram dkk. (2007) CRH (Corticotrophin-Releasing Hormone) janin meningkatkan produksi kortisol dan kerusakan oksidatif pada eritrosit, yang dapat menghambat pertumbuhan janin.

4. Mortalitas

Anemia selama kehamilan meningkatkan risiko mortalitas pada intrauterin dan perinatal. Umumnya, keadaan ini berhubungan dengan prematuritas dan sepsis (Lone dkk., 2004).

2.3. Embriologi Tengkorak

2.3.1. Proses Pembentukan Tengkorak

Menurut Sadler (2000), tengkorak terbagi atas dua bagian, yaitu: 1. Neokranium

Neokranium adalah bagian pembentuk batok pelindung di sekitar otak. Neokranium terdiri atas dua bagian, meliputi:

a. Neokranium membranosa

Neokranium membranosa terdiri atas tulang-tulang pipih yang mengelilingi otak sebagai suatu kubah. Perkembangan atap dan sebagian besar sisi tulang tengkorak berasal dari sel-sel krista


(30)

neuralis, sedangkan daerah oksipital dan bagian posterior rongga mata berasal dari mesoderm paraksial. Kedua sumber ini memiliki mesenkim yang membungkus otak dan mengalami penulangan membranosa. Akibatnya, terbentuk sejumlah tulang pipih membranosa yang ditandai dengan spikula-spikula tulang berbentuk seperti jarum. Spikula menyebar dari pusat penulangan primer ke arah tepi secara progresif.

Pada pertumbuhan masa janin dan setelah kelahiran, tulang membranosa membesar dengan perlekatan lapisan-lapisan baru pada permukaan luar yang diikuti oleh resorpsi osteoklastik dari arah dalam.

b. Neokranium kartilaginosa atau kondrokranium

Neokranium kartilaginosa/kondrokranium merupakan bagian yang membentuk tulang-tulang dasar tengkorak. Awalnya, bagian ini terdiri dari beberapa kartilago yang terpisah-pisah. Kartilago yang terletak di depan batas rostral korda dorsalis dan berakhir setinggi kelenjar hipofisis di tengah sella tursika, berasal dari sel-sel krista neuralis dan membentuk kondrokranium parakordal. Kartilago yang terletak di sebelah posterior batas tersebut berasal dari mesoderm paraksial dan membentuk kondrokranium kordal. Apabila kartilago-kartilago ini menyatu dan mengalami penulangan endokondral, maka terbentuk dasar tengkorak.

Dasar tulang oksipital terbentuk oleh kartilago parakordal dan korpus tiga sklerotom oksipital. Pada bagian rostal lempeng dasar oksipital, terdapat kartilago hipofisis dan trabekula kranii. Kartilago-kartilago ini segera menyatu untuk membentuk korpus


(31)

tulang sfenoid dan ethmoid. Akibatnya, terbentuk suatu lempeng kartilago median yang berjalan dari daerah nasal sampai tepi depan foramen magnum.

Lempeng kartilago median tersebut mengalami sejumlah kondensasi mesenkim di bagian kanan dan kiri. Bagian paling rostral, ala orbitalis, membentuk ala minor tulang sfenoid. Ala minor tulang sfenoid diikuti oleh ala temporalis ke arah kaudal, dan membentuk ala magna tulang sfenoid. Terdapat juga kapsula periotik yang membentuk pars petrosa dan pars mastoidea ossis temporalis. Bagian-bagian ini menyatu dengan lempeng median satu sama lain, kecuali bagian lubang tempat saraf otak meninggalkan tengkorak.

2. Viserokranium

Viserokranium adalah bagian pembentuk kerangka wajah. Mesenkim untuk pembentukan tulang-tulang wajah, termasuk tulang hidung dan tulang mata (os. lakrimalis), berasal dari sel-sel krista neuralis.

Viserokranium terutama dibentuk oleh dua lengkung faring pertama. Salah satu lengkung tersebut membentuk bagian dorsal, yaitu prosesus maksillaris. Prosesus maksillaris berjalan ke depan, di bawah daerah mata, dan membentuk os. maksilaris, os. zigomatikum, dan sebagian os. temporalis. Sedangkan, lengkung lainnya membentuk bagian ventral, yaitu prosesus mandibularis. Bagian ini mengandung kartilago Meckel. Mesenkim di sekitar kartilago Meckel memadat, menghilang, dan mengalami penulangan membranosa sehingga membentuk mandibula. Kartilago Meckel tidak menghilang pada ligamentum sfenomandibularis. Ujung dorsal


(32)

prosesus mandibularis dan lengkung faring kedua membentuk inkus, malleus, dan stapes.

2.3.2. Tengkorak Bayi Baru Lahir

Tengkorak bayi baru lahir memiliki besar kranium yang relatif tidak seimbang dengan wajah, bila dibandingkan dengan orang dewasa. Tulang-tulang tengkorak bersifat licin dan unilaminar. Hampir semua tulang mengalami proses osifikasi yang belum selesai pada saat kelahiran (Snell, 2006).

Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu sama lain oleh sutura. Sutura merupakan perekat tipis dari jaringan ikat, yang berasal dari krista neuralis. Tempat pertemuan lebih dari dua tulang sutura yang lebar dikenal sebagai ubun-ubun (fontanella). Ubun-ubun yang paling tampak adalah ubun-ubun besar (fontanella anterior). Ubun-ubun ini terdapat pada pertemuan dua tulang parietal di belakang dan dua tulang frontalis di depan (Sadler, 2000). Menurut Snell (2006), membran fibrosa membentuk dasar fontanella anterior dan akan digantikan oleh tulang. Pada usia 18 tahun, fontanella anterior akan menutup.

Selain fontanella anterior, terdapat fontanella posterior di antara dua tulang parietal di depan dan tulang oksipitalis di belakang. Pada akhir tahun pertama, fontanella posterior biasanya menutup dan tidak dapat dipalpasi lagi (Snell, 2006).

Sutura dan ubun-ubun memungkinkan tulang-tulang tengkorak saling bertumpang tindih (proses molase) selama kelahiran bayi. Setelah bayi lahir, tulang-tulang membranosa segera bergerak kembali ke posisi asal sehingga tengkorak tampak besar dan bulat. Namun, beberapa sutura dan ubun-ubun tetap tampak seperti membran setelah kelahiran.


(33)

Pertumbuhan tulang-tulang kubah yang berlangsung setelah bayi lahir terutama diakibatkan oleh pertumbuhan otak (Sadler, 2000).

2.4. Pemeriksaan Antropometri Lingkar Kepala

Lingkar kepala diukur secara rutin pada bayi dengan usia kurang dari 2 tahun. Pengukuran rutin dilakukan untuk mengetahui kemungkinan penyebab yang mempengaruhi pertumbuhan otak. Pengukuran lingkar kepala berkala lebih bermakna daripada pengukuran sewaktu (Matondang dkk., 2009).

Menurut Soetjiningsih (1995), lingkar kepala dapat mencerminkan volume intrakranial. Menurut Bhushan dan Paneth (1991) serta Martins dan Lyons-Jones (1994) dalam Miles dkk. (2000), lingkar kepala merupakan indeks yang berperan dalam menilai tumbuh-kembang otak dan inteligensi, serta untuk mengetahui kelainan yang diderita seseorang.

Dalam mendiagnosis, pemeriksaan lingkar kepala harus diikuti dengan memperhatikan gejala-gejala klinis yang menyertai (Soetjiningsih, 1995).

2.4.1. Pertumbuhan Lingkar Kepala Bayi dan Anak

Saat lahir, lingkar kepala bayi sekitar 34-35 cm. Pada 6 bulan pertama kehidupan, terjadi pertumbuhan lingkar kepala terbesar sehingga mencapai 43-45 cm. Ukuran lingkar kepala sekitar 47 cm pada usia 1 tahun dan sekitar 49 cm pada usia 2 tahun. Pada usia 6 tahun, lingkar kepala bertambah sekitar 6 cm dari ukuran lingkar kepala saat usia 2 tahun. Semakin lama, pertambahan ukuran lingkar kepala semakin sedikit. Saat dewasa, ukuran lingkar kepala mencapai 54-55 cm (Soetjiningsih, 1995; Matondang dkk., 2009).


(34)

2.4.2. Faktor yang Mempengaruhi Lingkar Kepala

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lingkar kepala bayi dan anak, meliputi:

1. Tumbuh-kembang otak

Pertumbuhan tulang kepala bergantung pada pertumbuhan otak. Apabila otak tidak berkembang dengan normal, maka kepala akan lebih kecil dari normal. Keadaan ini disebut dengan mikrosefal. Mikrosefal merupakan tanda retardasi mental. Namun, apabila terdapat sumbatan pada aliran cairan serebrospinal, maka volume kepala meningkat dan lingkar kepala akan lebih besar dari normal. Keadaan ini disebut dengan makrosefal (Soetjiningsih, 1995; Hidayat, 2009).

2. Faktor maternal

Pada penelitian terhadap BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah), albumin maternal memiliki korelasi positif terhadap lingkar kepala bayi baru lahir. Sebaliknya, berat badan, IMT (Indeks Massa Tubuh), dan fibronektin maternal memiliki korelasi negatif dengan lingkar kepala bayi baru lahir (Mohsen dan Wafay, 2007).

3. Status gizi

Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai pada usia 36 bulan (Matondang dkk., 2009).

2.4.3. Cara Pengukuran Lingkar Kepala

Lingkar kepala diukur dengan menggunakan pita metal fleksibel. Pengukuran tidak menggunakan pita kain karena mudah meregang dan memberi nilai yang salah (Matondang dkk., 2009).


(35)

Pengukuran dilakukan pada lingkar kepala terbesar dengan meletakkan pita melingkari kepala secara kencang, melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata, bagian atas kedua telinga, dan protuberansia oksipitalis. Protuberansia oksipitalis merupakan bagian belakang kepala yang paling menonjol (Matondang dkk., 2009).

2.4.4. Penilaian dan Interpretasi Lingkar Kepala

Menurut Matondang dkk. (2009), penilaian lingkar kepala dilakukan dengan memetakan hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala Nellhaus (1968).

Interpretasi lingkar kepala berdasarkan grafik lingkar kepala Nellhaus (1968) adalah:

a. Lingkar kepala < -2 SD menunjukkan mikrosefal. b. Lingkar kepala > +2 SD menunjukkan makrosefal.


(36)

Gambar 1. Grafik Lingkar Kepala Nellhaus pada Anak Laki-Laki Dikutip dari Matondang dkk., 2009

Gambar 2. Grafik Lingkar Kepala Nellhaus pada Anak Perempuan Dikutip dari Matondang dkk., 2009


(37)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, kerangka konsep penelitian ini adalah: Variabel Independen Variabel Dependen

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Hemoglobin

Hemoglobin adalah pigmen merah pembawa oksigen pada eritrosit, yang dibentuk oleh eritrosit dan berkembang di dalam sumsum tulang belakang. Pada penelitian ini, data kadar hemoglobin ibu hamil diambil sebagai data sekunder dari rekam medis. Berdasarkan World Health

Organization (2008), seorang ibu hamil dinyatakan anemia apabila

kadar hemoglobin < 11,0 g/dl.

Kategori : ibu hamil normal (Hb ≥ 11,0 g/dl) ibu hamil anemia (Hb < 11,0 g/dl) Skala Pengukuran : numerik

3.2.2. Ibu Hamil

Ibu hamil adalah ibu yang mengandung janin selama 37-42 minggu, dan mengalami perubahan anatomis maupun fisiologis selama masa tersebut. Kehamilan normal harus dibedakan dengan kehamilan ektopik dan keganasan.

Kadar Hemoglobin Ibu Hamil

Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir


(38)

3.2.3. Lingkar Kepala

Pada penelitian ini, data lingkar kepala bayi baru lahir diambil sebagai data sekunder dari rekam medis. Berdasarkan grafik lingkar kepala Nellhaus (1968), lingkar kepala normal berada di antara -2 SD dan +2 SD. Lingkar kepala di atas +2 SD disebut makrosefal, sedangkan lingkar kepala di bawah -2 SD disebut mikrosefal. Lingkar kepala normal bayi baru lahir, baik laki-laki maupun perempuan, adalah 32-37 cm.

Kategori : bayi mikrosefal (lingkar kepala < 32 cm) bayi normosefal (lingkar kepala 32-37 cm) bayi makrosefal (lingkar kepala > 37 cm) Skala Pengukuran : numerik

3.2.4. Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami transisi dari lingkungan intrauteri ke lingkungan ekstrauteri, di mana masa ini dihitung mulai saat bayi dilahirkan sampai dengan 24 jam pertama setelah kelahiran.

3.3. Hipotesis

Ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir.


(39)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif-analitik dengan pendekatan

cross sectional, di mana pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali pada

satu saat.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai dengan Agustus 2010 di Sub Bagian Rekam Medis RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan di rumah sakit tersebut karena RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan di kota Medan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang melahirkan bayi di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan.

Kriteria inklusi populasi penelitian adalah: 1. Wanita dengan usia 20-40 tahun

2. Kehamilan trimester III (minggu ke-28 sampai ke-40) 3. Melahirkan bayi aterm (37-42 minggu kehamilan)


(40)

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah anggota dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive

sampling. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan

memasukkan setiap data yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi ke dalam penelitian hingga mencapai jumlah data yang diperlukan di dalam kurun waktu tertentu (Sastroasmoro, 2010).

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus estimasi proporsi berikut (Madiyono dkk., 2010):

di mana: n = jumlah sampel

α = tingkat kemaknaan; pada penelitian α = 0,05 (95% CI)

Zα = nilai distribusi normal baku tabel Z pada α tertentu,

pada penelitian Zα = 1,96

P = proporsi kejadian atau keadaan yang dicari; pada penelitian P = 0,44

(World Health Organization, 2008) Q = (1-P) = (1-0,44) = 0,56

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki; pada penelitian d = 0,15


(41)

n = 42

Jadi, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 42. Sampel yang diambil sebanyak 45 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data kadar hemoglobin ibu hamil dan data lingkar kepala bayi baru lahir diambil sebagai data sekunder dari rekam medis periode September 2009 sampai dengan Agustus 2010 di Sub Bagian Rekam Medis RSUP H. Adam Malik Medan.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science) 17.0 dan dianalisis dengan uji Fisher’s


(42)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sub Bagian Rekam Medis RSUP H. Adam Malik Medan yang berlokasi di Jl. Bunga Lau No. 17, Medan 20136. Rumah sakit ini mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1993.

RSUP H. Adam Malik Medan adalah rumah sakit kelas A berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 355/Menkes/SK/VII/1990. Selain itu, RSUP H. Adam Malik Medan merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan Wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Riau.

RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 502/Menkes/SK/IX/1991. Dalam melaksanakan peran ini, RSUP H. Adam Malik melakukan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang melahirkan bayi di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan selama bulan September 2009 sampai dengan Agustus 2010. Total sampel adalah 45 orang ibu hamil dan 45 orang bayi baru lahir. Sampel dipilih dengan teknik consecutive sampling, di mana karakteristik sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi penelitian.


(43)

Karakteristik ibu hamil dideskripsikan berdasarkan usia, paritas, jenis persalinan, dan kadar hemoglobin selama kehamilan. Sedangkan, karakteristik bayi baru lahir dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin dan ukuran lingkar kepala saat kelahiran.

5.2.1. Karakteristik Ibu Berdasarkan Usia

Distribusi usia ibu hamil dibedakan dalam empat kelompok usia, di mana usia terendah adalah 20 tahun dan usia tertinggi adalah 37 tahun. Rata-rata usia ibu hamil adalah 29,78 tahun dengan nilai median 30 tahun. Ibu hamil dengan usia 31-35 tahun (17 orang (37,8%)) merupakan kelompok yang ditemukan paling banyak pada penelitian ini. Kemudian, frekuensi ibu hamil semakin menurun pada kelompok usia 26-30 tahun (16 orang (35,6%)), 20-25 tahun (8 orang (17,8%)), dan 36-40 tahun (4 orang (8,9%)).

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Usia

Usia Ibu (tahun) Frekuensi Persentase (%)

20-25 8 17,8

26-30 16 35,6

31-35 17 37,8

36-40 4 8,9

Total 45 100,0

5.2.2. Karakteristik Ibu Berdasarkan Paritas

Dari 45 orang ibu hamil, terdapat 19 orang (42,2%) ibu multipara, 14 orang (31,1%) ibu nulipara, dan 12 orang (26,7%) ibu primipara. Ibu multipara merupakan kelompok yang ditemukan paling banyak pada penelitian ini.


(44)

Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Paritas

Paritas Frekuensi Persentase (%)

Nulipara 14 31,1

Primipara 12 26,7

Multipara 19 42,2

Total 45 100,0

5.2.3. Karakteristik Ibu Berdasarkan Jenis Persalinan

Ibu dengan partus spontan per vaginam ditemukan lebih banyak daripada ibu dengan seksio sesarea pada penelitian ini. Frekuensi ibu dengan partus spontan per vaginam adalah 25 orang (55,6%). Sedangkan, frekuensi ibu dengan seksio sesarea adalah 20 orang (44,4%).

Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Jenis Persalinan Jenis Persalinan Frekuensi Persentase (%)

Partus Spontan Per Vaginam 25 55,6

Seksio Sesarea 20 44,4

Total 45 100,0

5.2.4. Karakteristik Ibu Berdasarkan Kadar Hemoglobin

Rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah 11,2 g/dl dengan nilai median 11,2 g/dl. Kadar hemoglobin terendah adalah 7,7 g/dl, sedangkan kadar hemoglobin tertinggi adalah 15,4 g/dl. Pada penelitian ini, ibu dengan kadar hemoglobin normal (26 orang (57,8%)) ditemukan lebih banyak daripada ibu hamil anemia (19 orang (42,2%)).


(45)

Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Kadar Hemoglobin

Kadar Hb Ibu (g/dl) Frekuensi Persentase (%)

< 11,0 (Anemia) 19 42,2

≥ 11,0 (Normal) 26 57,8

Total 45 100,0

5.2.5. Karakteristik Bayi Baru Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi jenis kelamin bayi baru lahir memperlihatkan bayi laki-laki ditemukan lebih banyak daripada bayi perempuan pada penelitian ini. Dari 45 orang bayi baru lahir, terdapat 26 orang (57,8%) bayi laki-laki dan 19 orang (42,2%) bayi perempuan.

Tabel 5.5. Distribusi Karakteristik Bayi Baru Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-Laki 26 57,8

Perempuan 19 42,2

Total 45 100,0

5.2.6. Karakteristik Bayi Baru Lahir Berdasarkan Lingkar Kepala

Rata-rata lingkar kepala bayi baru lahir adalah 33,6 cm dengan nilai median 34 cm. Lingkar kepala terendah adalah 30 cm dan lingkar kepala tertinggi adalah 37 cm. Sebagian besar bayi baru lahir memiliki lingkar kepala normal (43 orang (95,6%)) dengan ukuran lingkar kepala yang ditemukan paling sering adalah 34 cm (13 orang (28,9%)). Bayi baru lahir mikrosefal hanya ditemukan sebanyak 2 orang (4,4%) dan tidak ditemukan bayi baru lahir makrosefal.


(46)

Tabel 5.6. Karakteristik Bayi Baru Lahir Berdasarkan Lingkar Kepala Lingkar Kepala Bayi (cm) Frekuensi Persentase (%)

< 32 (Mikrosefal) 2 4,4

32-37 (Normal) 43 95,6

Total 45 100,0

5.3. Hasil Analisis Data

Karakteristik tiap data dianalisis pada tiap kelompok sampel. Karakteristik kadar hemoglobin ibu hamil dianalisis berdasarkan usia dan paritas. Karakteristik lingkar kepala bayi baru lahir dianalisis berdasarkan jenis kelamin, usia ibu, dan paritas ibu. Kemudian, hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir dianalisis dengan uji Fisher’s Exact.

5.3.1. Karakteristik Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Berdasarkan Usia dan Paritas

Dari 45 orang ibu hamil, terdapat 26 orang (57,8%) ibu hamil dengan kadar hemoglobin normal dan 19 orang (42,2%) ibu hamil anemia. Ibu hamil dengan kadar hemoglobin normal ditemukan paling banyak pada kelompok usia 26-30 tahun (11 orang (42,3%)). Sedangkan, ibu hamil anemia ditemukan paling banyak pada kelompok usia 31-35 tahun (9 orang (47,7%)).


(47)

Tabel 5.7. Distribusi Karakteristik Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Berdasarkan Usia

Usia Ibu (tahun)

Kadar Hb Ibu (g/dl)

Total < 11 (Anemia) ≥ 11,0 (Normal)

n %

(95% CI) n

%

(95% CI) n %

20-25 2 10,5

(0,5-20,5) 6

23,1

(1,2-45,0) 8 17,8

26-30 5 26,3

(1,3-51,3) 11

42,3

(2,1-82,5) 16 35,6

31-35 9 47,4

(2,4-92,4) 8

30,8

(1,5-60,1) 17 37,8

36-40 3 15,8

(0,8-30,8) 1

3,8

(0,2-7,4) 4 8,9

Total 19 100,0 26 100,0 45 100,0

Ibu hamil dengan kadar hemoglobin normal memiliki distribusi paritas yang hampir merata, di mana terdapat 9 orang (34,6%) ibu nulipara, 9 orang (34,6%) ibu primipara, dan 8 orang (30,8%) ibu multipara. Namun, distribusi paritas pada ibu hamil anemia memperlihatkan ibu multipara (11 orang (57,9%)) sebagai kelompok dengan frekuensi terbesar.

Tabel 5.8. Distribusi Karakteristik Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Berdasarkan Paritas

Paritas

Kadar Hb Ibu (g/dl)

Total < 11 (Anemia) ≥ 11,0 (Normal)

n %

(95% CI) n

%

(95% CI) n %

Nulipara 5 26,3

(1,3-51,3) 9

34,6

(1,7-67,5) 14 31,1

Primipara 3 15,8

(0,8-30,8) 9

34,6

(1,7-67,5) 12 26,7 Multipara 11 57,9

(2,9-112,9) 8

30,8

(1,5-60,1) 19 42,2


(48)

5.3.2. Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia Ibu, dan Paritas Ibu

Dari 45 orang bayi baru lahir, terdapat 43 orang (95,6%) bayi baru lahir dengan lingkar kepala normal dan 2 orang (4,4%) bayi baru lahir mikrosefal. Bayi baru lahir dengan lingkar kepala normal ditemukan lebih banyak pada bayi laki (25 orang (58,1%)), di mana bayi laki-laki (26 orang (57,8%)) merupakan karakteristik yang banyak ditemukan pada penelitian ini. Bayi baru lahir mikrosefal memiliki distribusi jenis kelamin yang merata antara bayi laki-laki (1 orang (50,0%)) dan bayi perempuan (1 orang (50,0%)).

Tabel 5.9. Distribusi Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Lingkar Kepala (cm)

Total < 32 (Mikrosefal) 32-37 (Normal)

n %

(95% CI) n

%

(95% CI) n % Laki-Laki 1 50,0

(2,5-97,5) 25

58,1

(2,9-113,3) 26 57,8 Perempuan 1 50,0

(2,5-97,5) 18

41,9

(2,1-81,7) 19 42,2

Total 2 100,0 43 100,0 45 100,0

Bila ditinjau dari usia ibu, bayi dengan lingkar kepala normal ditemukan paling banyak pada kelompok usia 26-30 tahun (16 orang (37,2%)). Sedangkan, bayi baru lahir mikrosefal hanya ditemukan pada ibu dengan kelompok usia 31-35 tahun (2 orang (100,0%)).


(49)

Tabel 5.10. Distribusi Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir Berdasarkan Usia Ibu

Usia Ibu (tahun)

Lingkar Kepala (cm)

Total < 32 (Mikrosefal) 32-37 (Normal)

n %

(95% CI) n

%

(95% CI) n %

20-25 0 0,0

(0,0-0,0) 8

18,6

(0,9-36,3) 8 17,8

26-30 0 0,0

(0,0-0,0) 16

37,2

(1,9-72,5) 16 35,6

31-35 2 100,0

(5,0-195,0) 15

34,9

(1,7-68,1) 17 37,8

36-40 0 0,0

(0,0-0,0) 4

9,3

(0,5-18,1) 4 8,9

Total 2 100,0 43 100,0 45 100,0

Bayi baru lahir dengan lingkar kepala normal ditemukan paling banyak pada ibu multipara dengan frekuensi sebesar 17 orang (39,5%). Sedangkan, seluruh bayi baru lahir mikrosefal hanya ditemukan pada ibu multipara (2 orang (100,0%)).

Tabel 5.11. Distribusi Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir Berdasarkan Paritas

Paritas

Lingkar Kepala (cm)

Total < 32 (Mikrosefal) 32-37 (Normal)

n %

(95% CI) n

%

(95% CI) n %

Nulipara 0 0,0

(0,0-0,0) 14

32,6

(1,6-63,6) 14 31,1

Primipara 0 0,0

(0,0-0,0) 12

27,9

(1,4-54,4) 12 26,7 Multipara 2 100,0

(5,0-195,0) 17

39,5

(2,0-77,0) 19 42,2


(50)

5.3.3. Hubungan Antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir dengan lingkar kepala normal ditemukan lebih banyak pada ibu hamil dengan kadar hemoglobin normal (25 orang (58,1%)) daripada ibu hamil anemia (18 orang (41,9%)). Tetapi, bayi baru lahir mikrosefal memiliki distribusi yang merata pada kedua kelompok ibu, di mana frekuensi masing-masing kelompok adalah 1 orang (50,0%).

Tabel 5.12. Distribusi Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir Berdasarkan Kadar Hemoglobin Ibu

Kadar Hb Ibu (g/dl)

Lingkar Kepala (cm)

Total < 32 (Mikrosefal) 32-37 (Normal)

n %

(95% CI) n

%

(95% CI) n % < 11 (Anemia) 1 50,0

(2,5-97,5) 18

41,9

(2,1-81,7) 19 42,2

≥ 11,0 (Normal) 1 50,0

(2,5-97,5) 25

58,1

(2,9-113,3) 26 57,8

Total 2 100,0 43 100,0 45 100,0

Berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact, p value adalah 1,0 dan α adalah 0,05 (95% CI). Hipotesis ditolak bila p value lebih besar dari α. Maka, tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir pada penelitian ini.

5.4. Pembahasan

5.4.1. Karakteristik Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Berdasarkan Usia dan Paritas

Penelitian ini mendapatkan ibu hamil anemia terdapat paling banyak pada kelompok usia 31-35 tahun (47,7% (95% CI: 2,4-92,4%))


(51)

dan ibu multipara (57,9% (95% CI: 2,9-112,9%)). Penelitian Emamghorashi dan Heidari (2004) terhadap 97 orang ibu hamil di Iran mendapatkan multiparitas sebagai faktor yang berperan dalam kejadian defisiensi besi pada ibu hamil. Penelitian tersebut tidak memperlihatkan hubungan antara usia ibu hamil dengan dengan kejadian defisiensi besi pada ibu hamil. Namun, King (2003) menyatakan bahwa ibu hamil dengan usia muda, terutama usia remaja, merupakan kelompok yang retan terhadap kejadian anemia defisiensi besi.

Telatar dkk. (2009) menemukan 1.588 orang (43,0%) ibu hamil anemia pada 3.688 orang ibu hamil di Turki, di mana 32 orang (2,0%) merupakan anemia berat. Dari 32 orang ibu hamil anemia berat, 22% adalah ibu nulipara dengan rata-rata usia adalah 23,78 tahun.

Penelitian tersebut dibandingkan dengan penelitian Malhotra dkk. (2002) terhadap 447 orang ibu hamil di India. Malhotra dkk. menemukan 72,5% ibu hamil anemia, di mana 31 orang (6,9%) merupakan anemia berat. Berbeda dengan penelitian Telatar dkk., Malhotra dkk. lebih banyak menemukan ibu hamil anemia pada usia yang lebih tua dan ibu multipara. Seluruh hasil penelitian tersebut memperlihatkan variasi yang luas mengenai prevalensi anemia selama kehamilan di negara berkembang.

5.4.2. Karakteristik Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia Ibu, dan Paritas Ibu

Penelitian ini mendapatkan bayi baru lahir mikrosefal memiliki distribusi jenis kelamin yang merata antara bayi laki-laki (50,0% (95% CI: 2,5-97,5%)) dan bayi perempuan (50,0% (95% CI: 2,5-97,5%)). Bayi baru lahir mikrosefal hanya ditemukan pada ibu dengan kelompok


(52)

usia 31-35 tahun (100,0% (95% CI: 5,0-195,0%)) dan ibu multipara (100,0% (95% CI: 5,0-195,0%)).

Pada penelitian Abdel-Salam dan Czeizel (2000) terhadap 109 orang bayi baru lahir mikrosefal di Hungaria, dinyatakan bahwa keadaan tersebut ditemukan lebih banyak pada bayi perempuan, salah satu bayi pada kelahiran kembar, dan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah).

Penelitian Costa dkk. (2006) terhadap 9.386 orang bayi baru lahir menemukan 162 (1,7%) malformasi kongenital di Brazil, di mana terdapat 55 (34,0%) malformasi mayor dan 107 (66,0%) malformasi minor. Malformasi mayor ditemukan paling banyak pada sistem saraf pusat berupa spina bifida (7 (4,3%)), hidrosefalus (5 (3,1%)), ensefalokel (3 (1,9%)), anensefali (1 (0,6%)), dan mikrosefal (1 (0,6%)).

Pada penelitian tersebut, prevalensi malformasi kongenital ditemukan lebih banyak pada bayi dari ibu hamil usia remaja dan ibu primipara. Namun, tidak terdapat perbedaan statistik yang signifikan antara kelompok tersebut dengan kelompok karakteristik lainnya.

Penulis tidak menemukan penelitian terdahulu yang memaparkan karakteristik usia ibu dan paritas ibu pada bayi baru lahir mikrosefal. Penulis hanya menemukan penelitian mengenai prevalensi dan faktor-faktor yang berkaitan dengan malformasi kongenital.

Bila penelitian penulis dibandingkan dengan penelitian Abdel-Salam dan Czeizel, terdapat perbedaan karakteristik jenis kelamin pada bayi baru lahir mikrosefal. Menurut asumsi penulis, perbedaan ini berkaitan dengan perbedaan jumlah sampel yang cukup besar pada kedua penelitian. Penelitian dengan sampel yang lebih banyak dapat memperlihatkan variasi karakteristik yang lebih banyak juga. Sebaliknya, penelitian dengan sampel yang sedikit memiliki keterbatasan variasi karakteristik.


(53)

5.4.3. Hubungan Antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir

Penelitian ini mendapatkan bayi baru lahir mikrosefal memiliki distribusi yang merata pada kelompok ibu hamil dengan kadar hemoglobin normal (50,0% (95% CI: 2,5-97,5%)) dan ibu hamil anemia (50,0% (95% CI: 2,5-97,5%)). Kruske dkk. (1999) mendapatkan kejadian mikrosefal yang tinggi (35%) pada anak-anak suku Aborigin Australia dengan prevalensi anemia defisiensi besi sebesar 40%.

Berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact, tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir pada penelitian ini (p value = 1,0 > α = 0,05 (95% CI)). Penelitian Emamghorashi dan Heidari terhadap 97 orang ibu hamil dan 97 orang bayi baru lahir di Iran menyatakan bahwa bayi dengan ibu hamil anemia defisiensi besi memiliki berat badan (3.517 g dan 3.254 g; p = 0,006) dan lingkar kepala (35,6 cm dan 34,5 cm; p = 0,009) yang lebih besar daripada bayi dari kelompok ibu lainnya. Sebagian besar ibu hamil mendapatkan suplementasi besi pada penelitian tersebut. Pada penelitian Cogswell dkk. (2003) terhadap 513 orang ibu hamil di Cleveland, pemberian suplementasi besi pada ibu hamil anemia berat dapat memperbaiki pertumbuhan fetus, tetapi tidak mengubah indeks besi ibu tersebut.

Penelitian Telatar dkk. (2009) terhadap 3.688 orang ibu hamil di Turki menyatakan bahwa anemia selama kehamilan mempengaruhi pengukuran antropometrik bayi baru lahir secara negatif, di mana anemia berat memiliki efek yang lebih signifikan. Penelitian tersebut mendapatkan perbedaan berat badan (p = 0,044), panjang badan (p = 0,036), lingkar kepala (p = 0,013), dan lingkar dada (p = 0,0002) yang signifikan secara statistik di antara bayi baru lahir pada ibu hamil non


(54)

anemia dan ibu hamil anemia. Berat badan (260 g), panjang badan (1,1 cm), lingkar kepala (0,42 cm), dan lingkar dada (1 cm) bayi dengan ibu hamil anemia berat memiliki nilai yang lebih kecil daripada ibu hamil anemia ringan.

Penulis melihat perbedaan yang bervariasi pada hasil penelitian mengenai hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir. Menurut asumsi penulis, perbedaan hasil penelitian tersebut berkaitan dengan perbedaan jumlah sampel, karakteristik sampel, dan tindakan yang diberikan terhadap sampel pada tiap penelitian.


(55)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, kesimpulan penelitian ini adalah:

1. Dari 45 orang ibu hamil, terdapat 19 orang (42,2%) ibu hamil anemia. Ibu hamil anemia ditemukan paling banyak pada kelompok usia 31-35 tahun (47,7%) dan ibu multipara (57,9%).

2. Dari 45 orang bayi baru lahir, terdapat 2 orang (4,4%) bayi baru lahir mikrosefal. Bayi baru lahir mikrosefal hanya ditemukan pada ibu dengan kelompok usia 31-35 tahun (100,0%) dan ibu multipara (100,0%).

3. Bayi baru lahir mikrosefal memiliki distribusi jenis kelamin yang merata antara bayi laki-laki (50,0%) dan bayi perempuan (50,0%).

4. Bayi baru lahir mikrosefal memiliki distribusi yang merata pada ibu hamil dengan kadar hemoglobin normal (50,0%) dan ibu hamil anemia (50,0%). 5. Berdasarkan hasil uji Chi Square, didapatkan p value lebih besar daripada α

(p value = 1,0 > α = 0,05 (95% CI)). Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir pada penelitian ini.

6.2. Saran

Selama proses pelaksanaan penelitian, penulis menemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dibenahi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan, serta penelitian. Berdasarkan hal tersebut, saran penulis adalah:


(56)

1. Bagi RSUP H. Adam Malik Medan

Sebagai pemberi pelayanan kesehatan, RSUP H. Adam Malik Medan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan bayi baru lahir dengan cara:

a. melakukan asuhan prenatal pada ibu hamil secara rutin untuk mengetahui kondisi ataupun masalah yang terjadi selama kehamilan. b. melakukan pemantau nutrisi pada ibu hamil secara rutin untuk

mengetahui apakah terdapat defisiensi nutrisi selama kehamilan yang dapat berdampak buruk pada kondisi ibu dan janin.

c. melakukan pengukuran antropometri pada bayi baru lahir secara rutin untuk mengetahui kondisi ataupun masalah yang terdapat pada bayi baru lahir secara dini.

2. Bagi tenaga medis, tenaga paramedis, dan pelayanan kesehatan lainnya Tenaga medis, tenaga paramedis, dan pelayanan kesehatan diharapkan berperan serta dalam mensosialisasikan peran penting asuhan prenatal dan pemantauan nutrisi ibu selama kehamilan. Kegiatan ini dilakukan agar masyarakat, terutama ibu hamil, lebih memahami tujuan kegiatan dan memiliki kemauan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

3. Bagi masyarakat

Masyarakat, terutama ibu hamil, diharapkan melakukan asuhan prenatal dan pemantauan gizi secara rutin pada tenaga medis ataupun pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Kegiatan ini berguna untuk memantau kesehatan ibu dan janin selama kehamilan, menanggulangi masalah-masalah yang terjadi selama kehamilan, serta mencegah dampak buruk dari masalah-masalah tersebut terhadap kondisi ibu dan janin.


(57)

4. Bagi peneliti

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih baik dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan variabel yang lebih bervariasi.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Salam, G., dan Czizel, A. E., Vitrinel, A., 2000. A Case-Control Etiologic Study of Microcephaly. Epidemiology, 11 (5): 571-575 [Diakses 16 November 2010].

Abdulmuthalib, 2009. Kelainan Hematologik. Dalam: Saifuddin, A. B., Rachimhadhi, T., dan Wiknjosastro, G. H., ed. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 774-799.

Bakta, I. M., 2007. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia. Dalam: Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Marcellus S. K., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 622-626. Bateman, D. A. dan Chiriboga, C. A., 2000. Dose-Response Effect of Cocaine on

Newborn Head Circumference. Pediatrics, 106 (3): 1-6 [Diakses 18 Maret 2010].

Cogswell, M. E., Parvanta, I., Ickes, L., Yip, R., dan Brittenham, G. M., 2003. Iron Supplementation During Pregnancy, Anemia, and Birth Weight: A Randomized Controlled Trial. Am. J. Clin. Nutr., 78 (4): 773-781 [Diakses 20 November 2010].

Costa, C. M. S., Gama, S. G. N., dan Leal, M. C., 2006. Congenital Malformations in Rio de Janeiro, Brazil: Prevalence and Associated Factors. Cad. Saúde

Pública, 22 (11): 2423-2431 [Diakses 21 November 2010].

Cunningham, F. G., Gant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap III, L. C., Hauth, J. C., dan Wenstrom, K. D., 2006. Obstetri Williams Volume 1. Edisi 21. Jakarta: EGC.

Emamghorashi, F. dan Heidari, T., 2004. Iron Status of Babies Born to Iron-Deficient Anaemic Mothers in an Iranian Hospital. Eastern Mediterranean Health


(59)

Gale, C. R., O’Callaghan, F. J., Bredow, M., Martyn, C. N., dan the Avon Longitudinal Study of Parents and Children Study Team, 2006. The Influence of Head Growth in Fetal Life, Infancy, and Childhood on Intelligence at the Ages of 4 and 8 Years. Pediatrics, 118 (4): 1486-1492 [Diakses 18 Maret 2010].

Haram, K., Svendsen, E., dan Myking, O., 2007. Growth Restriction: Etiology, Maternal and Neonatal Outcome. A Review. Current Women’s Health

Reviews, 3: 145-160 [Diakses 17 Maret 2010].

Hidayat, A. A. A., 2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.

James, T. R., Reid, H. L., dan Mullings, A. M., 2008. Are Published Standards for Haematological Indices in Pregnancy Applicable Across Populations: an Evaluation in Healthy Pregnant Jamaican Women. BMC Pregnancy and

Childbirth, 8 [Diakses 30 April 2010].

King, J. C., 2003. The Risk of Maternal Nutritional Depletion and Poor Outcomes Increases in Early or Closely Spaced Pregnancies. J. Nutr., 133 (5): 1732S-1736S [Diakses 20 November 2010].

Kruske, S. G., Ruben A. R., dan Brewster D. R., 1999. An Iron Treatment Trial in An Aboriginal Community: Improving Non-Adherence. J. Paediatr. Child

Health., 35 (2): 153-158 [Diakses 20 November 2010].

Lone, F. W., Qureshi, R. N., dan Emmanuel, F., 2004. Maternal Anaemia and Its Impact on Perinatal Outcome in a Tertiary Care Hospital in Pakistan.

Eastern Mediterranean Health Journal, 10 (6): 801-807 [Diakses 17 Maret

2010].

Madiyono, B., S. Moeslichan Mz, Sastroasmoro, S., Budiman, I., dan Purwanto, S. H., 2010. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Sastroasmoro, S. dan Ismael, S.

Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto,


(60)

Malhotra, M., Sharma, J. B., Batra, S., Sharma, S., Murthy, N. S., dan Arora, R., 2002. Maternal and Perinatal Outcome in Varying Degrees of Anemia. Int.

J. Gynaecol. Obstet., 79 (2): 93-100 [Diakses 20 November 2010].

Matondang, C. S., Wahidiyat, I., dan Sastroasmoro, S., 2009. Diagnosis Fisis pada

Anak. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.

Miles, J. H., Hadden, L. L., Takahashi, T. N., dan Hillman, R. E., 2000. Head Circumference Is an Independent Clinical Finding Associated with Autism.

Am. J. Med. Genet., 95: 339-350 [Diakses 16 April 2010].

Mohsen, M. A. dan Wafay H. A., 2007. Influence of Maternal Anthropometric Measurements and Serum Biochemical Nutritional Indicators of Fetal Growth. J. Med. Sci., 7 (8): 1330-1334 [Diakses 17 Maret 2010].

Needlman, R. D., 2000. Bayi Baru Lahir. Dalam: Nelson, W. E., Behrman, R. E., Kliegman, R., dan Arvin, A. M., ed. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume

1. Edisi 15. Jakarta: EGC, 45-47.

Sadler, T. W., 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi 7. Jakarta: EGC.

Sastroasmoro, S., 2010. Pemilihan Subyek Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 78-91.

Snell, R. S., 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Sulin, Djusar, 2009. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Perempuan Hamil. Dalam: Saifuddin, A. B., Rachimhadhi, T., dan Wiknjosastro, G. H., ed.

Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta: PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 174-187.

Suradi, Rulina, 2008. Pemeriksaan Fisis pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Kosim, M. S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G. I., dan Usman, A., ed. Buku Ajar


(61)

Neonatologi. Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak

Indonesia, 71-88.

Telatar, B., Comert, S., Vitrinel, A., Erginoz, E., dan Akin, Y., 2009. The Effect of Maternal Anemia on Anthropometric Measurements of Newborns. Saudi

Med J, 30 (3): 409-412 [Diakses 17 November 2010].

World Health Organization, 2008. Worldwide Prevalence of Anaemia 1993-2005:


(1)

DATA INDUK

No.

Nama

Usia

Paritas

Jenis

Persalinan

Kadar Hb

JK

LK

Karakteristik

Usia

Karakteristik

Paritas

Karakteristik

Kadar Hb

Karakteristik

LK

24

X

36

1

SC

11.7

Lk

32

36-40 tahun

Primipara

Normal

Normal

25

Y

36

7

PSP

9.5

Lk

32

36-40 tahun

Multipara

Anemia

Normal

26

Z

21

2

PSP

11.5

Pr

33

20-25 tahun

Multipara

Normal

Normal

27

AA

35

4

PSP

10

Pr

30

31-35 tahun

Multipara

Anemia

Mikrosefal

28

BB

36

5

PSP

10.9

Pr

36.5

36-40 tahun

Multipara

Anemia

Normal

29

CC

30

2

PSP

9

Pr

33

26-30 tahun

Multipara

Anemia

Normal

30

DD

20

1

PSP

7.7

Pr

34

20-25 tahun

Primipara

Anemia

Normal

31

EE

29

3

SC

10.9

Lk

34

26-30 tahun

Multipara

Anemia

Normal

32

FF

23

1

PSP

11.9

Pr

34

20-25 tahun

Primipara

Normal

Normal

33

GG

34

3

SC

9.5

Pr

35

31-35 tahun

Multipara

Anemia

Normal

34

HH

25

2

SC

10.4

Lk

34

20-25 tahun

Multipara

Anemia

Normal

35

II

30

2

PSP

11.9

Lk

35

26-30 tahun

Multipara

Normal

Normal

36

JJ

23

1

PSP

11.1

Lk

34

20-25 tahun

Primipara

Normal

Normal

37

KK

25

2

PSP

12

Pr

34

20-25 tahun

Multipara

Normal

Normal

38

LL

31

1

PSP

9.8

Lk

32

31-35 tahun

Primipara

Anemia

Normal

39

MM

28

3

SC

12.1

Lk

33

26-30 tahun

Multipara

Normal

Normal

40

NN

25

2

SC

12.3

Pr

34

20-25 tahun

Multipara

Normal

Normal

41

OO

32

2

PSP

12.3

Lk

33

31-35 tahun

Multipara

Normal

Normal

42

PP

33

1

PSP

10.1

Lk

32

31-35 tahun

Primipara

Anemia

Normal

43

QQ

29

3

SC

11.3

Pr

36

26-30 tahun

Multipara

Normal

Normal

44

RR

27

1

SC

11.7

Pr

35

26-30 tahun

Primipara

Normal

Normal


(2)

HASIL PENGOLAHAN DATA

1.

Analisis Deskriptif Data Kontinu

2.

Analisis Frekuensi

Karakteristik Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20-25 tahun 8 17.8 17.8 17.8

26-30 tahun 16 35.6 35.6 53.3

31-35 tahun 17 37.8 37.8 91.1

36-40 tahun 4 8.9 8.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Karakteristik Paritas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Multipara 19 42.2 42.2 42.2

Nulipara 14 31.1 31.1 73.3

Primipara 12 26.7 26.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Statistics

Usia Ibu Hb Ibu Lingkar Kepala Bayi

N Valid 45 45 45

Missing 0 0 0

Mean 29.78 11.209 33.633

Median 30.00 11.200 34.000

Mode 27a 10.7a 34.0

Std. Deviation 4.166 1.3918 1.6321

Variance 17.359 1.937 2.664

Range 17 7.7 7.0

Minimum 20 7.7 30.0

Maximum 37 15.4 37.0

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Statistics

Jenis Partus

Jenis Kelamin Bayi

Karakteristik Usia

Karakteristik Paritas

Karakteristik Hb

Karakteristik LK

N Valid 45 45 45 45 45 45


(3)

Jenis Partus

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Partus Spontan Per Vaginam 25 55.6 55.6 55.6

Seksio Sesarea 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Karakteristik Hb

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Anemia 19 42.2 42.2 42.2

Normal 26 57.8 57.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Jenis Kelamin Bayi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 26 57.8 57.8 57.8

Perempuan 19 42.2 42.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Karakteristik LK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mikrosefal 2 4.4 4.4 4.4

Normal 43 95.6 95.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

3.

Analisis Inferensial

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Karakteristik Usia * Karakteristik Hb 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Karakteristik Paritas * Karakteristik Hb 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin Bayi * Karakteristik LK 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Karakteristik Usia * Karakteristik LK 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%


(4)

Crosstab Karakteristik Usia – Karakteristik Hb

Karakteristik Hb

Total

Anemia Normal

Karakteristik Usia 20-25 tahun Count 2 6 8

Expected Count 3.4 4.6 8.0

% within Karakteristik Hb 10.5% 23.1% 17.8%

26-30 tahun Count 5 11 16

Expected Count 6.8 9.2 16.0

% within Karakteristik Hb 26.3% 42.3% 35.6%

31-35 tahun Count 9 8 17

Expected Count 7.2 9.8 17.0

% within Karakteristik Hb 47.4% 30.8% 37.8%

36-40 tahun Count 3 1 4

Expected Count 1.7 2.3 4.0

% within Karakteristik Hb 15.8% 3.8% 8.9%

Total Count 19 26 45

Expected Count 19.0 26.0 45.0

% within Karakteristik Hb 100.0% 100.0% 100.0%

Crosstab Karakteristik Paritas – Karakteristik Hb

Karakteristik Hb

Total

Anemia Normal

Karakteristik Paritas Multipara Count 11 8 19

Expected Count 8.0 11.0 19.0

% within Karakteristik Hb 57.9% 30.8% 42.2%

Nulipara Count 5 9 14

Expected Count 5.9 8.1 14.0

% within Karakteristik Hb 26.3% 34.6% 31.1%

Primipara Count 3 9 12

Expected Count 5.1 6.9 12.0

% within Karakteristik Hb 15.8% 34.6% 26.7%

Total Count 19 26 45

Expected Count 19.0 26.0 45.0


(5)

Crosstab Jenis Kelamin Bayi – Karakteristik LK

Karakteristik LK

Total

Mikrosefal Normal

Jenis Kelamin Bayi Laki-Laki Count 1 25 26

Expected Count 1.2 24.8 26.0

% within Karakteristik LK 50.0% 58.1% 57.8%

Perempuan Count 1 18 19

Expected Count .8 18.2 19.0

% within Karakteristik LK 50.0% 41.9% 42.2%

Total Count 2 43 45

Expected Count 2.0 43.0 45.0

% within Karakteristik LK 100.0% 100.0% 100.0%

Crosstab Karakteristik Usia – Karakteristik LK

Karakteristik LK

Total

Mikrosefal Normal

Karakteristik Usia 20-25 tahun Count 0 8 8

Expected Count .4 7.6 8.0

% within Karakteristik LK .0% 18.6% 17.8%

26-30 tahun Count 0 16 16

Expected Count .7 15.3 16.0

% within Karakteristik LK .0% 37.2% 35.6%

31-35 tahun Count 2 15 17

Expected Count .8 16.2 17.0

% within Karakteristik LK 100.0% 34.9% 37.8%

36-40 tahun Count 0 4 4

Expected Count .2 3.8 4.0

% within Karakteristik LK .0% 9.3% 8.9%

Total Count 2 43 45

Expected Count 2.0 43.0 45.0


(6)

Crosstab Karakteristik Paritas – Karakteristik LK

Karakteristik LK

Total

Mikrosefal Normal

Karakteristik Paritas Multipara Count 2 17 19

Expected Count .8 18.2 19.0

% within Karakteristik LK 100.0% 39.5% 42.2%

Nulipara Count 0 14 14

Expected Count .6 13.4 14.0

% within Karakteristik LK .0% 32.6% 31.1%

Primipara Count 0 12 12

Expected Count .5 11.5 12.0

% within Karakteristik LK .0% 27.9% 26.7%

Total Count 2 43 45

Expected Count 2.0 43.0 45.0

% within Karakteristik LK 100.0% 100.0% 100.0%

Crosstab Karakteristik Hb – Karakteristik LK

Karakteristik LK

Total

Mikrosefal Normal

Karakteristik Hb Anemia Count 1 18 19

Expected Count .8 18.2 19.0

% within Karakteristik LK 50.0% 41.9% 42.2%

Normal Count 1 25 26

Expected Count 1.2 24.8 26.0

% within Karakteristik LK 50.0% 58.1% 57.8%

Total Count 2 43 45

Expected Count 2.0 43.0 45.0

% within Karakteristik LK 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .052a 1 .820

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .051 1 .821

Fisher's Exact Test 1.000 .672

N of Valid Cases 45

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .84. b. Computed only for a 2x2 table