PENGARUH KONSEP DIRI, PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA: Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

(1)

No.Daftar /FPEB/412/UN.40.7.D1/LT/2013

PENGARUH KONSEP DIRI, PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN,

DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT

BERWIRAUSAHA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh RUTH DEBORA

0906340

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH KONSEP DIRI, PENGETAHUAN

KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN

KELUARGA TERHADAP MINAT

BERWIRAUSAHA

Oleh Ruth Debora

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ruth Debora 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

Bandung, Oktober 2013 Skripsi ini disetujui oleh :

Pembimbing

Prof. Dr. H. Disman, MS. NIP. 195902091984121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. IkaputeraWaspada.MM NIP. 196104201987031002


(4)

(5)

ABSTRAK

“Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan KeluargaTerhadap Minat Berwirausaha

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI)” di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Disman, MS.

Oleh Ruth Debora

0906340

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Rendahnya minat berwirausaha dikalangan mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar mahasiswa lebih memilih untuk mencari pekerjaan dari pada menciptakan pekerjaan (berwirausaha) setelah lulus kuliah.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek sasaran penelitian yaitu mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Sampel sebanyak 242 mahasiswa yang diambil secara proportionate random sampling. Penelitian ini mampu menjelaskan kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen sebesar77,3% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan Hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial bahwa Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perguruan tinggi untuk lebih mendukung pengetahuan kewirausahaan baik teori, pelatihan, dan kegiatan kewirausahaanl ainnya agar menghasilkan lulusan yang tidak hanya mencari kerja, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja.

Kata kunci :Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, Lingkungan Keluarga dan Minat Berwirausaha


(6)

Abstract

“The effect of self-concept, knowledge of entrepreneurship and family environment toward the interest of entrepreneurship

(A survey to the Students of Economic and Business Education Faculty in Indonesia University

of Education)”

Supervisor: Prof. Dr. H. Disman, MS. Written by:

Ruth Debora 0906340

The problem in this study is the lack of students’ interest in entrepreneurship. It can be seen from most of the students choose to find a job than create a job field (entrepreneurship) after they graduate from the university. This study is aimed at finding out the effect of self-concept, knowledge of entrepreneurship and family environment.

The object of this study was the students of Economic and Business Education Faculty in Indonesia University of Education. The method used was explanatory survey. There were 242 samples involved based on proportionate random sampling. This study showed the contribution of independent variable toward dependent variable was 77.3% and the rest was affected by another factor. Based on the findings, self-concept, knowledge of entrepreneurship and family environment gave a significant effect to the interest of entrepreneurship simultaneously and partially. This study is expected as an input for university to enrich the knowledge of entrepreneurship theories, training and other entrepreneurship activities in order to create not only a graduate who find a job but also a graduate who create a job field.


(7)

vi Ruth Debora, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK………... ... i

KATA PENGANTAR. ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH. ... iv

DAFTAR ISI………. ... vi

DAFTAR TABEL…….. ... ix

DAFTAR GAMBAR…. ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 6

1.3.Tujuan dan Manfaat penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .... 9

2.1.Kajian Pustaka ... 9

2.1.1.1 Konsep Minat Berwirausha ... 9

2.1.1.2.1Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha . 11 2.1.1.2.2 Konsep Kewirausahaan ... 15

2.1.1.2.3Karakteristik Kewirausahaan ... 17

2.1.1.2.4 Sifat – sifat Kewirausahaan ... 18

2.1.1.2.5 Berwirausaha ... 20

2.1.1.2.6 Fungsi Berwirausaha........ 21

2.1.1.2.7Indikator Minat Berwirausaha.... 22

2.1.2.Konsep Diri dan Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri... 23

2.1.2.1. Pengertian Konsep Diri... 23

2.1.2.2. Macam Konsep Diri dan Cirinya... 26


(8)

vii Ruth Debora, 2013

2.1.3 Pengetahuan Kewirausahaan...27

2.1.3.1.Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan...27

2.1.3.2.Indikator Pengetahuan Kewirausahaan...29

2.1.4 Lingkungan Keluarga...29

2.1.4.1. Pengertian Keluarga ... 29

2.1.4.2. Fungsi Keluarga ... 32

2.2.Penelitian Terdahulu ... 35

2.3.Kerangka Pemikiran...37

2.4.Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 46

3.1.Objek Penelitian ... 46

3.2.Metode Penelitian... 46

3.3.Populasi dan Sampel ... 46

3.3.1. Populasi ... 47

3.3.2. Sampel ... 48

3.4.Operasional Variabel ... 51

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.6.Instrumen Penelitian ... 55

3.7.Pengujian Instrumen Penelitian ... 56

3.7.1. Tes Validitas ... 56

3.7.2. Uji Reliabilitas... 57

3.8.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 58

3.8.2. Teknik Analisis Data ... 58

3.8.3.Uji Asumsi Klasik ... 59

3.8.4. Pengujian Hipotesis ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1.Hasil Penelitian ... 68

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 68

4.1.2 Gambaran Umum Responden ... ..68


(9)

viii Ruth Debora, 2013

4.1.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 72

4.1.5 Hasil Analisis Data ... 82

4.1.6 Uji Asumsi Klasik ... 86

4.1.7 Pengujian Hipotesis ... 89

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

4.3.Implikasi Pendidikan ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

5.1.Kesimpulan ... 97

5.2.Saran ... 98


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi permasalahan di Indonesia. Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah penawaran kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusan atau penawaran tenaga kerja baru di segala level pendidikan (Saiman, 2009: 22).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional jumlah angkatan kerja yang menganggur sebagian besar diciptakan oleh pengangguran terdidik. Tingginya jumlah pengangguran yang ada di Indonesia, khususnya pengangguran terdidik disebabkan karena orientasi para lulusan perguruan tinggi bukan untuk menciptakan lapangan kerja, melainkan untuk mencari pekerjaan. Pendidikan secara sempit telah dimaknai sebagai bekal untuk mencari pekerjaan, bukan sebagai proses untuk meningkatkan kualitas diri sebagai manusia.

Tabel 1

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2010 – 2012

S

Sumber: Badan Pusat Statistika www.bps.go.id 2013

Data diatas merupakan data Badan Pusat Statistika (BPS) tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Menurut BPS, tingkat pengangguran terbuka adalahperbandingan antarajumlahpencarikerja dengan jumlah angkatan kerja. Dari data tabel 1 tersebut menunjukan bahwa pada tahun 2010 pengangguran terbuka lulusan

No. Pendidikan

Tertinggi Yang Ditamatkan

2010 2011 2012

(juta jiwa) (%) (juta jiwa) (%) (juta jiwa) (%) 1. Tidak/belum pernah

sekolah

157.586 3,81 190.370 3,56 82.411 3,69

2. Belum/tidak tamat

SD

600.221 7,45 686.895 8,37 503.379 7,80

3. SD 1.402.858 11,90 1.120.090 10,66 1.449.508 10,34

4. SLTP 1.661.449 11,87 1.890.755 10,43 1.701.294 5,51

5. SLTA Umum 2.149.123 12,78 2.042.629 7,16 1.832.109 7,50

6. SLTA Kejuruan 1.195.192 11,92 1.032.317 8,02 1.041.265 6,95

7. Diploma

I,II,III/Akademi

443.222 7,14 244.687 6,56 196.780 6,32

8. Universitas 710.128 6,15 492.343 5,23 438.210 5,13


(11)

Diploma I,II,III dan universitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak/belum sekolah, begitu pula pada tahun 2011 dan 2012.

Untuk mengurangi jumlah pengangguran, cara yang paling efektif yaitu dengan membuka usaha secara mandiri atau berwirausaha.Dengan berwirausaha, tidak hanya memberikan pekerjaan pada diri sendiri, namun bisa juga untuk orang lain jika memang usaha yang dijalankan telah berkembang dan maju.

Menurut Alma (2001:1) semakin maju suatu negara, semakin banyak orang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya wirausaha, sebab kemampuan pemerintah sangat terbatas dalam hal anggaran belanja, personalia, dan pengawasan sehingga tidak akan dapat menggarap semua aspek pembangunan, sehingga wirausaha merupakan potensi pembangunan.

Rendahnya minat wirausaha mahasiswa diketahui dari data di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mencatat bahwa 60,87 persen lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan 83,18 persen lulusan perguruan tinggi lebih berminat menjadi pekerja atau karyawan kantor.

Jumlah wirausahawan di Indonesia baru 0,18 persen dari jumlah penduduk, masih jauh di bawah negara lainyaitu dibandingkan dengan Malaysia yang sudah 2 persen,Amerika 4 persen, dan Singapura 7 persen. Suatu negara akan maju dan stabil perekonomiannya jika penduduk yang menjadi wirausahawan minimal 2 persen dari jumlah penduduk (www.jpnn.com).

Dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi, khususnya pengembangankewirausahaan di seluruh tanah air, PresidenRepublik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) pada Februari 2011. Dengan adanya GKN diharapkan generasi muda memiliki minat untuk menjadi wirausahawan.

Untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha dan sekaligus mampu melakukan wirausaha, maka yang harus tertanam dahulu adalah minat untuk berwirausaha. Slamento (2003:180) mengatakan bahwa :

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa Mahasiswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa memiliki minat terhadap suatu subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap subjek

tertentu.

Sejalan dengan pengertian di atas, Djaali mengungkapkan bahwa :

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal artau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh, minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan


(12)

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnyaa

(Djaali, 2007 :121).

Berdasarkan pendapat diatas , Menurut Suryana (2003:47) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor lingkungan.

Berdasarkan hal itu maka, faktor yang pertama untuk menumbuhkan minat dalam berwirausaha yang perlu diperhatikan adalah konsep diri Mahasiswa itu sendiri sebagai faktor pribadi Mahasiswa. Sehingga dengan adanya konsep diri maka Mahasiswa dapat mengenali pribadi, potensi dan kelemahannya. Dengan mengetahui semuanya itu, Mahasiswa dapat menemukan jati dirinya dan mampu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mempunyai kemampuan yang dapat ia kembangkan sehingga percaya diri akan muncul bahwa ia dapat melakukan usaha mandiri tanpa harus selalu mengandalkan orang lain karena mampu melihat peluang yang ada untuk dapat berguna bagi kehidupannya.Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Bina Karier (1990) dalam Setyawan (1994:3-5) bahwa calon wirausaha, mereka merasa perlu mengenali kepribadian dan kompetensi diri mereka sendiri. Mereka merasa butuh mewujudkan hal ini, karena bila seseorang berhasil mengenali dirinya, ia menemukan kebenaran tentang dirinya. Hal ini akan sangat berarti bagi kehidupannya. Karena bagi wirausaha, pengenalan diri adalah modal awal untuk dapat mengenali lingkungan, mengindera peluang bisnis dan menggerakan sumber daya, guna meraih peluang tersebut, dalam batas resiko yang tertanggungkan, untuk menikmati nilai tambah.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi atau mendukung minat berwirausaha adalah berasal dari Perguruan tinggi, yaitu bahwa pihak perguruan tinggi perlu membekali pengetahuan tentang kewirausahaan. Melalui pengajaran kewirausahaan Mahasiswa diajak dan diarahkan agar mampu membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan karena dapat dijadikan potensi untuk dapat memberikan kehidupan yang baik pada kondisi dunia pekerjaan sekarang ini. Penguasaan tentang kewirausahaan pada Mahasiswa dapat dilihat pada nilai mata diklat kewirausahaan. Nilai ini dapat menunjukan seberapa besar perhatian siswa tentang kewirausahaan sehingga menunjukkan pula minatnya dalam mempelajari kewirausahaan yang akhirnya dharapkan dengan minat terhadap mata diklat kewirausahaan ini akan menjadi faktor pendorong bagi Mahasiswa untuk mau terjun secara langsung dalam berwirausaha dan bukan hanya secara teori saja. Sesuai dengan anjuran Dirjen Dikti tersebut, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) banyak program studi telah memberikan mata kuliah kewirausahaan.Namun, minat berwirausaha mahasiswanya masih


(13)

rendah, Untuk memperkuatfakta tersebut, Peneliti melakukan pra-penelitiandengan tujuan untuk mengetahui perbandingan antara minat berwirausaha dengan minat bekerja sebagai pegawai di instansi pemerintah atau swasta pada mahasiswa setelah lulus kuliah.Dengan melakukan observasi berupa penyebaran angket yang diajukan kepada responden mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnisi (FPEB).

Tabel 2

Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner

NO. PERNYATAAN

SS S KS TS STS Jumlah

Skor Ideal 150

5 4 3 2 1 Skor Skala

1.

Mahasiswa memiliki keinginan untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah.

70 40 8 6 - 124 STS

2.

Mahasiswa memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah.

15 12 6 8 18 59 R

Sumber : Prapenelitian (data diolah)

Berdasarkan Tabel 2 diketahui banyak mahasiswa yang merencanakan setelah menyelesaikan pendidikanlebih berminat untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan swasta/negeri daripada menciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha. Hal tersebut dikarenakan bahwa dengan menjadi pegawai swasta/negeri akan mendapatkan penghasilan yang jelas dan kontinyu setiap bulannya dengan tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika menjadi wirausaha masih banyak mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut mengalami kegagalan serta masih memiliki tingkat percaya diri yang rendah.Melihat kenyataan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya arah kepada pembentukan mahasiswa sebagai individu yang mampu menciptakan pekerjaan dan bukan lagi sebagai pencari pekerjaan yaitu dengan berwirausaha, dan untuk menuju ke arah pembentukan wirausaha ini, maka perlu penumbuhan minat yang kuat pada mahasiswa agar dapat merealisasikannya. Faktor lain yang juga mempengaruhi terhadap minat berwirausaha mahasiswa adalah lingkungan keluarga. Hal ini karena keluarga merupakan lingkungan dimana anak pertama kali diberikan penanaman nilai dan sikap bagi perkembanganya. Dalam kaitannya dengan minat berwirausaha bahwa lingkungan keluarga dengan segala kondisi yang ada di dalamnya


(14)

dapat menunjang, membimbing dan mendorong mahasiswa untuk memilih karier bagi kehidupannya mendatang, termasuk pilihannya untuk berwirausaha. Kondisi orang tua sebagai keadaan yang ada dalam lingkungan keluarga dapat menjadi figur bagi pemilihan karier anak juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuhkembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan. Minat tidaklah akan cukup kuat jika hanya dibina dan dibentuk melalui pengalaman di perguruan tinggi dan masyarakat tanpa ada dorongan dan bimbingan dari orang tua. Walaupun telah tumbuh minat yang kuat dalam diri mahasiswa bahwa ia akan mampu terjun ke suatu bidang pekerjaan sebagai wirausaha, jika tidak ada. dukungan orang tua yang kuat dan tidak menemukan figur yang baik/menguntungkan bagi dirinya pada bidang yang ditekuni, maka kemungkinan ia akan merasa kurang yakin kembali untuk dapat melakukannya bahkan tidak mau lagi untuk meneruskan keinginan tersebut. Jelas bahwa dorongan orang tua maupun anggota keluarga dapat memberikan pengaruh terhadap minat berwirausahamenunjukkan bahwa seorang wirausaha memerlukan pengetahuan tentang kewirausahaan itu sendiri.Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil JUDUL PENGARUH KONSEP DIRI,

PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN KELUARGA

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA(Survey Pada Mahasiswa Fakultas

Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia ) 1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran konsep diri, pengetahuan kewirausahaan,lingkungan keluarga dan minat berwirausaha ?

2. Bagaimana pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha?

3. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha? 4. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha?

1.3Tujuan Penulisan

Memacu dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran konsep diri, pengetahuan kewirausahaan, lingkungan keluarga dan minat berwirausaha.


(15)

2. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.

1.4Manfaat Penelitian

Selain memiliki tujuan, dilakukannya penelitian ini memiliki manfaat dan keunggulan. Keunggulan dalam penelitian ada dua, yaitu keunggulan teoritis dan keunggulan praktis yaitu sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi untuk memperluas wawasan dan pengetahuan dalam hal ini matakuliah dan pengalaman pelatihan kewirausahaan sebagai sebagian dari pengaruh dari pembentukan pengetahuan kewirausahaan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mempunyai keunggulan bagi beberapa pihak seperti dibawah ini :

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan bagi beberapa pihak seperti di bawah ini :

1. Bagi masyarakat luas

Sebagai salah satu sumber informasi tentang faktor-faktoryang mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha, khususnya faktor konsep diri pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan keluarga.

2. Bagi Universitas

Para dosen dapat mengetahui pentingnya pengetahuan kewirausahaan baik teori, pelatihan, dan kegiatan kewirausahaan lainnya bagi mahasiswa agar dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya mencari kerja, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja.

3. Bagi mahasiswa

Sebagai salah satu referensi untuk memperluas pengetahuan maupun pembanding dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha.


(16)

4. Bagi Penulis

Menambah wawasan dalam hal kewirausahaan, mengetahui faktor-fakor yang mempengaruhi minat seseorang berwirausaha, dan mengetahui peranan Konsep diri , Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini ada tiga objek yang menjadi variabel bebas, yaitu konsep diri sebagai X1, pengetahuan kewirausahaan sebagai X2 dan lingkungan keluarga sebagai X3 .Sedangkan variable terikatnya yaitu minat berwirausaha sebagai Y. Sehingga yang menjadi unit analisisnya yaitu para mahasiswaFakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pendidikan Indonesiayang telah mendapatkan mata kuliah kewirausahaan.

3.2 Metode penelitian

Menurut Sugiyono (2010:3) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode suvey eksplanatory. Dalam metode survai, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Pengertian survei dibatasi pada penelian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan

demikian penelitian survei menurut Masri Singarimbun (1995:3) adalah “penelitian yang

mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul

data yang pokok”. Peneliti eksplanatory menjelaskan hubungan kausal antara

variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jadi metode eksplanatory ini yaitu metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan data dari responden malalui kuesioner dibatasi oleh sampel yang dapat mewakili populasi dengan cara menghubungkan variabel-variabel yang digunakan melalui suatu pengujian hipotesis.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian initerdiri dari populasi daerah dan populasi subyek. Populasi daerah dalam penelitian adalah Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia yang terdiri dari 6 prodi. Populasi subjek yaitu mahasiswa FPEB yang berjumlah3.219 orang. Pemilihan populasi subjek yang difokuskan pada mahasiswa angkatan 2010 karena siswa telah memepelajari mata kuliah kewirausahaan selama 1 semester dan siswa telah terlibat pada praktek kewirausahaan seperti membuat perencanaan bisnis, praktek


(18)

pemasaran produk dan magang. Berikut daftar sekolah dan jumlah mahasiswa yang menjadi populasi:

Tabel 3.2.

Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010

NO. PRODI JUMLAH

1. Pendidikan Akuntansi – S1 106

2. Pendidikan Manajmen Bisnis – S1 86

3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 98

4. Pendidikan Ekonomi – S1 99

5. Manajmen – S1 89

6. Akuntansi – S1 97

Jumlah 575

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Dalam penelitian ini, tidak semua populasi diteliti Pengertian mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi terdapat atau tercermin dalam sampel.

Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampling bertujuan (Sugiyono, 2010:68) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Keterangan:

S = jumlah sampel yang dikehendaki N = jumlah anggota populasi

P = proporsi populasi 0,50 d = tingkat akurasi 0,05

X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1)

Dalam penelitian ini, jumlah populasi 302 dimasukkan kedalam rumus tersebut dan menghasilkan nilai 170 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai berikut:


(19)

230,16 dibulatkan menjadi 230

Jadi, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 230 mahasiswa.

3.3.2.1.Sampel Angkatan

Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 230 mahasiswa.Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk angkatan dihitung secara random dan proporsional, dengan menggunakan rumus:

n x N N n  i

i (Riduwan, 2008 : 45)

Keterangan :

N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. ni = Jumlah sampel menurut stratum.

Tabel 3.3.

Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

No. Jurusan Jumlah Mahasiswa Perhitungan Sampel

Mahasiswa

Jumlah Sampel

1. Pendidikan Akuntansi 106

42

2. Pendidikan Manajmen Bisnis 86

34

3. Pendidikan Manajmen Perkantoran 98

40

4. Pendidika Ekonomi 99

40

5. Manajmen 89

36

6. Akuntansi 97

39

JUMLAH 575 231

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

3.3.2.2.Sampel Kelas

Sebagaimana diketahui bahwa terdapat 231 sampel mahasiswa dari angkatan 2010, selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan kelas masing-masing dengan cara random dan proporsional.


(20)

Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas Nama

Jurusan Kelas

Jumlah Mahasiswa

Perhitungan Sampel

aMahasiswa Per Kelas Jumlah Pendidikan

Akuntansi (S1) 1. Kelas A 52

21

2. Kelas B 54

22

Pendiidkan Manajemen Bisnis (S1)

1. Kelas A

45

18

2. Kelas B

44 18 Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1)

1. Kelas A

49

20

2. Kelas B

49

20

Pendidikan Ekonomi (S1)

1. Kelas A

52

21

2. Kelas B

49

20

Manajemen (S1)

1. Kelas A

44

18

2. Kelas B

45

19

Nama

Jurusan Kelas

Jumlah Mahasiswa

Perhitungan Sampel

aMahasiswa Per Kelas Jumlah Akuntansi (S1) 1. Kelas A

44

18

2. Kelas B

43

18

Jumlah Sampel 575 233

3.3.2.3.Sampel Jenis Kelamin

Setelah diperoleh sampel kelas 2010, langkah selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan jenis kelamin secara random. Dengan penarikan sampel berdasarkan jenis kelamin ditujukan agar sampel yang diperoleh teracak secara merata dan proporsional.

Tabel 3.5.

Sampel Menurut Jenis Kelamin Jurusan Kelas Jenis

Kelamin

Jumlah Mahasiswa

Sampel Mahasiswa

Menurut Jenis Kelamin Jumlah

Pendidikan Akuntansi

(S1)

A

P 39

16

L 13

6

B

P 40

16

L 14

6

Pendiidkan A P 29


(21)

Manajemen

Bisnis (S1) L 16

7

B

P 16

7

L 28

12 Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1) A

P 34

14

L 15

6

B

P 33

14

L 16

7

Pendidikan Ekonomi

(S1)

A

P 37

15

L 15

6

B

P 31

13

L 17

7

Manajemen (S1)

A

P 28

12

L 16

7

B

P 28

12

L 17

7

Akuntansi (S1)

A

P 27

11

L 17

11

B

P 29

12

L 15

6

Jumlah 575 242

3.4

Operasionalisasi Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian secara rinci diuraikan sebagai berikut :


(22)

Tabel 3.6.

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator skala Pertanyaan

(1) (2) (3) (4)

Minat Berwirausaha (Y)

Minat merupakan suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. (Slameto 1997 :180)

1.Memiliki motif berprestasi yang tinggi.

2. Memiliki perspektif kedepan

3. Memiliki kreativitas yang tinggi

4. Memiliki sifat inovasi yang tinggi

5. Memiliki komitmen terhadap pekerjaan

6. Memiliki tanggung jawab

7. Memiliki

kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain

8. Memiliki keberanian dalam mengambil resiko

9. Selalu mencari peluang

10. Memiliki jiwa kepemimpinan

ordinal 1.Dorongan untuk selalu lebih unggul dalam mengerjakan segala sesuatu

melebihi standar yang harus ada dalam diri seseorang.

2.cita-cita yang dapat memacu serta memberi semangat untuk mencapainya.

3.mencoba sesuatu yang dan dapat dilakukan dengan kreasi sendiri. 4. menciptakan ide ide baru

5. Perhatian saya terhadap usaha yang akan dijalani cukup besar.

6. mampu memberikan cara-cara baru dalam menangani pekerjaan.

7.mampu berwirausaha dan tidak mau bekerja pada orang lain

8.menyukai pekerjaan yang beresiko tinggi. 9. mampu mengolah sesuatu yang berada dalam dimensi yang berlainan menjadi sebuah peluang. 10. mampu untuk mengembangkan orang-orang disekeliling.

Konsep Diri (X1)

Konsep diri adalah

1. Gambaran diri

2.Persepsi Orang

ordinal 1.percaya diri akan bakat yang dimiliki


(23)

pandangan diri anda tentang anda sendiri (Calhoun1990:67)

lain tentang diri sendiri

3. Cita cita diri Sendiri

4.Tujuan Hidup Sendiri 5.Mampu menilai keadaan diri sendiri (evaluasi diri)

1. 6. Proses Harga diri

2. Dapat menjadi orang yang sukses dimasa yang akan datang

3. menjadi wirausaha yang sukses

4. memiliki penghasilan sendiri.

5. memiliki semangat hidup yang tinggi jika gagal, akan bangkit lagi 6.yakin akan kemampuan sendiri untuk bersaing

Pengetahuan

Kewirausahaan (X2)

Pengetahuan

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar kiat dan menuju sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.

( Suryana 2006 : 2)

1. percaya diri

2.Berorientasi pada hasil 3.Berani mengambil

resiko

4.Kepemimpinan 5. Keorisinilan

6.Orientasi ke masa depan

ordinal 1. Pengetahuan tentang kemandirian dapat memperkuat percaya diri 2. Pengetahuan berorientasi pada hasil dapat mendorong untuk berprestasi maksimal 3. Pengetahuan mampu menyelesaikan masalah dengan baik adalah tantangan

4. Pengetahuan pentingnya bergaul dengan baik dapat menambah kemitraan . 5. Pengetahuan memanfaatkan peluang usaha mutlak diperlukan 6. Pengetahuan dalam memperkerjakan orang berdasarkan kemampuan menjadi prioritas utama Lingkungan

Keluarga (X3)

Lingkungan Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama karena inilah anak

pertama – tama

mendapatkan didikan bimbingan,dan

dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah

dalam keluarga

sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga

1. cara orang tua mendidik

2. relasi antara anggota keluarga

3.suasana rumah

4.keadaan ekonomi keluarga

5. perhatian orang tua 6.latar belakang kebudayaan keluarga

ordinal 1. Orang tua memberikan dukungan dalam berwirausaha

1. Suasana rumah yang nyaman memberikan ketenangan dalam menyelesaikan pekerjaan

2. Penghasilan keluarga dapat mencukupi kebutuhan dalam berwirausaha

3. Orang tua selalu memperhatikanpekem bangan anak dalam


(24)

(Indrakusuma 2001:166)

belajar dan bergaul

4. Orang tua yang berwirausaha

menginginkan

wirausaha adalah hal utama dalam keluarga.

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan test. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner/ Angket

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151).

Sesuai dengan operasionalisasi variabel yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur variable Konsep Diri (X1) Pengetahuan Kewirausahaan (X2) dan Lingkungan Keluarga (X3) terhadap Minat Berwirausaha (Y).

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu peneliti menyelidiki dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal yang terkait, peraturan-peraturan dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini studi dokumentasinya yaitu data mahasiwa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis, peraturan tentang Silabus Mata Kuliah Kewirausahaan di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.


(25)

Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden mengenai konsep diri, pengetahuan kewirausahaan, lingkungan keluarga,dan minat berwirausaha

b. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu mahasiswa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

c. Menyususn kisi-kisi instrumen penelitian.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis jawaban yang sifatnya tertutup.

f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, berarti objek yang diteliti mempunyai peringkat saja.

g. Menyebarkan angket

h. Mengelola dan menganalisis angket.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. SkalaLikert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Riduwan, 2012:20). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2012: 93).

Jawaban setiap item instumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis ketentuan skala yang digunakannya sebagai berikut:

Tabel 3.7

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju 5


(26)

KS = Kurang Setuju 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat Tidak Setuju 1

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian. Untuk itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrument penelitian ini.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan (Umar, 2008:52). Pertanyaan yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan pertanyaan yang kurang valid memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010:211). Untuk menguji validitas instrumen (pertanyaan) ini menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007 dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

√{ } { }

(Rianse dan Abdi, 2012:167) Keterangan:

r = koefisien korelasi

X = skor yang diperoles dari subjek tiap item Y = skor total item pertanyaan

∑ = jumlah skor dalam distribusi X

∑ = jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor X

∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y n = jumlah responden

Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut : r = 0 - 0,199 = Sangat rendah (tidak valid) r = 0,2 - 0,399 = Rendah

r = 0,4 - 0,699 = Cukup tinggi r = 0,6 - 0,799 = Tinggi r = 0,8 - 1 = Sangat tinggi


(27)

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan persamaan sebagai berikut :

(Rianse dan Abdi, 2012:167)

Keterangan :

thitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrument

n = jumlah responden

Maka, jika thitung≤ ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung> ttabel berarti valid.

3.7.2 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen (pertanyaan) dapat digunakan lebih dari satu kali (Husein Umar, 2008:54). Untuk menghitung reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007 dengan rumus Spearman-Brown sebagai berikut :

(Umar, 2008:54)

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

⁄ ⁄ = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan persamaan sebagai berikut :

(Rianse dan Abdi, 2012:167)

Keterangan :

thitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrument

n = jumlah responden

Maka, jika thitung≤ ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung> ttabel berarti valid.

3.8. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Teknik Analisis Data


(28)

Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi Minat Berwirausaha.

Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer SPSS 17. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.

Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara digunakan model Persamaan Regresi Linier Ganda, sebagai berikut:

Y = β0+ β1X1+ β2X2 +e

Dimana :

Y = Minat berwirausaha X2 = Pengetahuan Kewirausahaan

β0= Konstanta regresi Β3 = Koefisien regresi X3

β1 = Koefisien regresi X1 X3 = Lingkungan Keluarga

X1= Konsep Diri e = Faktor pengganggu

β2 = Koefisien regresi X2

2. Uji Normalitas

Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui uji-t hanya akan valid jika residual yang kita dapatkan mempunyai distribusi normal. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menditeksi apakan residual mempunyai distribusi normal atau tidak. (Rohmana, 2010:52).Untuk mendeteksi normal atau tidaknya variabel pengganggu dapat melihatnya dari normal probability plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Menurut Imam Ghazali dalam Suci Wulandari (2012:12) jika data menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya/grafik histogram maka, menunjukan pola distribusi normal dan sebaliknya.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas


(29)

Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel bebas antara satu variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antara sesamanya sama dengan nol. Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan Multikolinearitas dalam model regresi OLS (Gujarati, 2001:166), yaitu:

1.Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi (biasanya berkisar 0,8 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas.

2.Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi, perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinieritas.

3.Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap Xi terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan tertentu, maka terdapat multikolinieritas variabel bebas.

4.Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu variabel independen lainnya.

5.Variance inflation factor dan tolerance. (VIF)

Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan uji Variance

inflation factor dan tolerance. (VIF), dengan bantuan program SPSS 17. Untuk melihat gejala

multikolinearitas, kita dapat melihat dari hasil Collinerity Statistics. Hasil VIF yang lebih besar dari lima menunjukan adanya gejala multikolinearitas.

Apabila terjadi multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010: 149-154) disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

o Tanpa ada perbaikan o Dengan perbaikan:

o Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori). o Menghilangkan salah satu variabel independen.

o Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series. o Transformasi variabel.


(30)

2.Heteroskedastisitas (Heteroskedasticity)

Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variable-variabel bebas

adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan δ2

. inilah yang disebut sebagai asumsi heterokedastisitas (Gujarati, 2001:177).

Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan atau varian yang sama. Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :

• Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.

• Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas (Widarjono, 2005:147-161), yaitu sebagai berikut :

1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :

 Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.

 Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).

3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut variabel pengganggu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk, diantaranya:

1 i 2 1 i 1

i 2 1

i X atau û X

û 

 



4) Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test.) Koefisien korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut :


(31)

   

 

  

1 n n

d 6 -1

rs 2

2 1

Dimana :

d1= perbedaan setiap pasangan rank n = jumlah pasangan rank

5. Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji metode grafik, dengan bantuan program SPSS 17.Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tidak memiliki pola tertentu. Salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual.

3. Autokorelasi (Autocorrelation)

Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lain. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang lain (Widarjono, 2005:177).

Akibat adanya autokorelasi adalah:

 Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.

 Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.

 Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien), sehingga koesisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.

Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tetap digunakan maka kesimpulan yang diperoleh salah. Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi, pada penelitian ini pengujian asumsi autokorelasi dapat diuji melalui beberapa cara di bawah ini:

1. Graphical method, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual dengan trend

waktu.

2. Runs test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).


(32)

4. Uji dDurbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson hitung dengan Durbin-Watson tabel.

5. Nilai Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi baik positif maupun negatif, jika digambarkan akan terlihat seperti pada gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 2. 1

Statistika d Durbin- Watson

Keterangan:

dL= Durbin Tabel Lower dU= Durbin Tabel Up

H0= Tidak ada autkorelasi positif H*0= Tidak ada autkorelasi negatif

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin- Watson dengan bantuan program SPSS 17. Uji ini mengahsilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL dan du).

Jika diketahui adanya masalah autokorelasi, maka ada beberapa cara untuk menghilangkan masalah autokorelasi menurut Yana Rohmana (2010:215), yaitu:

1) Jika struktur autokorelasi (p) diketahui, dapat diatasi dengan memakukan transpormasi terhadap persamaan.

2) Bila p tinggi, maka diatasi dengan metode diferensiasi tingkat pertama. 3) Estimasi p didasarkan pada Berenblutt-Webb.

Menolak H0

Bukti autokorelasi positif

Menolak H0

*

Bukti autokorelasi negatif

Daerah keragu-raguan

Daerah keragu-raguan Menerima H0 atau

H*0 atau

kedua-duanya

d

0 dL du 4-du 4-dL 4


(33)

4) Estimasi p dengan metode dua langkah Durbin.

5) Bila p tidak diketahui, dapat mengunakan metode Cochrane-Orcutt.

Autokorelasi (Autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual dengan observasi lainya (Rohmana, 2010:192). Yana Rohmana (2010:192) menjelaskan autokorelasi dapat terjadi karena sebab-sebab sebagai berikut:

1) Kelembaman (inertia)

2) Terjadi bias dalam spesifikasi

3) Bentuk fungsi yang dipergunakan tidak tepat 4) Penomena sarang laba-laba (cobweb phenomena) 5) Beda kala (time lags)

6) Kekliruan manipulasi data

7) Data yang dianalisis tidak bersifat stasioner

3.8.3 Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Secara Simultan (Uji F )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:

Ho : βi≤ 0, semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap Y, dimana i = X1, X2

Hi : βi> 0, semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y, dimana i = X1, X2

Pengujian hipotetsis secara keseluruhan merupakan penggabungan variabel X terhadap terhadap variabel terikat Y untuk diketahui berapa besar pengaruhnya. Pengujian dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari F hitung dengan formula sebagai berikut :

(Yana Rohmana, 2010:78) 2) Setelah diperoleh F hitung, selanjutnya mencari F tabel berdasarkan besaran α = 0,05 dan

df dimana besarannya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k). 3) Perbadingkan F hitung dengan F tabel, dengan kriteria Uji-F sebagai berikut:

 Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

 Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).


(34)

Kaidah keputusan;

Tolak Ho jika F hit > F tabel dan terima Ho jika F hit< F tabel

5. Koefisien Determinasi

Menurut Rohmana (2010:76) menjelaskan dalam regresi sederhana kitaakan menggunakan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang dimiliki. Dalam hal ini mengukur “seberapa besar proporsi variansi variabel dependen

dijelaskan oleh semua variabel independen”.

R2 dinamakan koefisien determinasi atau koefisien penentu. Dinamakan demikian oleh karena 100 R2 % dari pada variasi yang terjadi dalam variabel tak bebas Y dapat dijelaskan oleh variabel bebas X dengan adanya regresi linier Y atas X (Sudjana, 2005:368).

Formula untuk menghitung koefisien determinasi (R2) adalah sebagai berikut:

∑ ̂

(Rohmana, 2010:76)

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1), dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka buhungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat atau dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka buhungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin tidak erat atau jauh, atau dengan kata lain lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.

6. Pengujian Secara Parsial (Uji t )

1) Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:

Ho : βi≤ 0, artinya masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Y, dimana i = X1, X2

Hi : βi> 0, artinya masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel Y, dimana i = X1, X2

2) Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai-nilai t kritis dari tabel distribusi t

pada α dan degree of fredom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula


(35)

Dimana merupakan nilai dari hipotesis nul.

Atau, secara sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3) Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel) dengan α = 0,05. Keputusannya menerima atau menolak H0, sebagai berikut :

 Jika t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak atau menerima H1, artinya variabel itu signifikan.

 Jika t hitung < nilai t kritisnya maka H0 diterima atau menolak H1, artinya variabel itu tidak signifikan.

Kaidah keputusan:


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Konsep DiriMahasiswa Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Secara umum, mereka memiliki konsep pengetahuan yang tinggi, Mereka mampu berpikir kreatif dan inovatif yang dapat dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang. Adapun untuk minat dalam berwirausaha, mereka senang dan berpartisipasi dalam aktivitas kewirausahaan, aktivitas tersebut memiliki arti penting bagi mereka, dan atas dorongan dari dalam dirinya sendiri mereka mengikuti aktivitas kewirausahaan tersebut. Hal ini berarti, minat berwirausaha mereka termasuk dalam kategori tinggi. 2. Konsep Diri Berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha,artinyasemakin baik

konsep diri para mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia , maka minat berwirausaha mereka cenderung akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

3. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positifterhadap minat berwirausaha,artinya semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula minat mahasiswa untuk berwirausaha. Sebaliknya, bila pengetahuan kewirausahaan rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

4. Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, artinya semakin baik lingkungan keluarga para mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI, maka hal tersebut cenderung akan meningkatkan minat berwirausaha yang dapat mereka raih.

5. Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga, secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, Artinya ketika Konsep Diri,Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga tinggi, maka minat untuk berwirausaha juga akan tinggi atau meningkat.


(37)

5.2.Saran

1. Bagi Mahasiswa, Pengetahuan agar lebih ditingkatkan karena jika semakin luas pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki maka minat berwirausaha akan semakin meningkat.

2. Bagi Masyarakatluas, khususnya lingkungan keluarga, orang tua mengenalkan anaknya dalam berwirausaha, melibatkan mereka kedalam dunia bisnis, sehingga anaknya sudah terbiasa dan menyukai dunia bisnis dan sewaktu kuliah pun mereka sudah bisa menjalankan bisnis sambil kuliah.

3.Bagi Fakultas, agar lebih menggerakkan kegiatan kewirausahaan baik berupa pelatihan ataupun seminar, baik dilakuakan didalam kelas maupun diluar kelas serta melakukan pembinaan bagi mahasiswa yang telah atau akan memulai berwirausaha sehingga mahasiswa mendapatkan arahan serta bimbingan dalam membuka usaha, dapat berupa konsultasi ataupun diskusi.

4. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia, agar memberikan wadah bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dengan mendirikan bisnis kecil di lokasi universitas selain itu melalui kebijakan dan program-program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan tinggi yang lebih siap bekerja dan menciptakan pekerjaan.


(38)

1

Ruth Debora, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abror, Abdurahmah. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan

Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Drucker, Peter. F. 1996. Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan

Dasar-dasar.Jakarta : Erlangga

Frinces, Z. Heflin. 2011. Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha)

Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan. Yogyakarta :Graha

Ilmu.

Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat.

R.B. Burns.1993. Konsep Diri(Teori,Pengukuran,Perkembangan da Perilaku) Jakarta :Arcan.

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju

Sukses Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat

Tjipto Susana.2006. Konsep Diri Positif Menentukkan Prestasi Anak. Yogyakarta : Kanisius.

Wasty Soemanto,Mpd . 2002. Pendidikan wiraswasta. Jakarta:PT.Bumi Aksara

Jurnal :

Aprilianty, Eka. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan

Kewirausahaan, Dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Jurnal Pendidikan Vokasi.Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah:SMK

MuhammadiyahVol 2, Nomor 3, November 2012, 311- 324.

Fitriani Tobing.2008. Pengaruh konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha. Jurusan :Mahasiswa Politeknik Negeri Medan.


(39)

2

Ruth Debora, 2013

Gallyn Ditya Manggala.2007. Faktor Faktor yang memepengaruhi Minat

berwirausaha Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.Jurusan :

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

Ika Pina Yuliyaningsih.2013. Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dan

Persepsi Peluang Kerja dibidang akutansi dengan Minat berwirausaha.

SMKN 1 Sukoharjo. Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 131 s/d 145.

Handriani, Eka. 2011. Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di

Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi

UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.

Hermina, Utin Nina, Syarifah Novieyana & Desvira Zain. 2011. Pengaruh Mata

Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos.Pontianak : Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri

Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093Jul. 2011, 130 – 141.

Kuntowicaksono. 2012. Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan

Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.Semarang : Prodi Pendidikan Ekonomi, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.

Lestari, RetnoBudi dan Trisnadi Wijaya.2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP.Musi : STIE

MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012.

Lilis Karlina.2009. Studi Hubungan Prestasi Siswa Pada Mata Diklat

Kewirausahaan Dan Perbedaan LaTar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat BeRwirausaha Siswa Kelas Ii Kelompok Bisnis Dan Manajemen Smkn I Karanganyar Tahun Diklat 2008/2009

Sumarni, 2006. Pengaruh konsep diri, prestasi belajar dan lingkungan terhadap minat berwirausaha pada siswa Smk negeri 2 semarangTahun Ajaran 2005/2006.

Suhartini, Yati. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Mahasiswa dalam berwiraswasta(Studi Pada Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta). Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universutas PGRI

Yogyakarta. Volume 7, tahun 2011, 38-59.

Wibowo, Muladi. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha

Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam


(40)

3


(1)

Ruth Debora, 2013

Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana merupakan nilai dari hipotesis nul.

Atau, secara sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3) Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel) dengan α = 0,05. Keputusannya menerima atau menolak H0, sebagai berikut :

 Jika t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak atau menerima H1, artinya variabel itu

signifikan.

 Jika t hitung < nilai t kritisnya maka H0 diterima atau menolak H1, artinya variabel

itu tidak signifikan. Kaidah keputusan:


(2)

Ruth Debora, 2013

Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Konsep DiriMahasiswa Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Secara umum, mereka memiliki konsep pengetahuan yang tinggi, Mereka mampu berpikir kreatif dan inovatif yang dapat dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang. Adapun untuk minat dalam berwirausaha, mereka senang dan berpartisipasi dalam aktivitas kewirausahaan, aktivitas tersebut memiliki arti penting bagi mereka, dan atas dorongan dari dalam dirinya sendiri mereka mengikuti aktivitas kewirausahaan tersebut. Hal ini berarti, minat berwirausaha mereka termasuk dalam kategori tinggi. 2. Konsep Diri Berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha,artinyasemakin baik

konsep diri para mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia , maka minat berwirausaha mereka cenderung akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

3. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positifterhadap minat berwirausaha,artinya semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula minat mahasiswa untuk berwirausaha. Sebaliknya, bila pengetahuan kewirausahaan rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

4. Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, artinya semakin baik lingkungan keluarga para mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI, maka hal tersebut cenderung akan meningkatkan minat berwirausaha yang dapat mereka raih.

5. Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga, secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, Artinya ketika Konsep Diri,Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga tinggi, maka minat untuk berwirausaha juga akan tinggi atau meningkat.


(3)

Ruth Debora, 2013

Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2.Saran

1. Bagi Mahasiswa, Pengetahuan agar lebih ditingkatkan karena jika semakin luas pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki maka minat berwirausaha akan semakin meningkat.

2. Bagi Masyarakatluas, khususnya lingkungan keluarga, orang tua mengenalkan anaknya dalam berwirausaha, melibatkan mereka kedalam dunia bisnis, sehingga anaknya sudah terbiasa dan menyukai dunia bisnis dan sewaktu kuliah pun mereka sudah bisa menjalankan bisnis sambil kuliah.

3.Bagi Fakultas, agar lebih menggerakkan kegiatan kewirausahaan baik berupa pelatihan ataupun seminar, baik dilakuakan didalam kelas maupun diluar kelas serta melakukan pembinaan bagi mahasiswa yang telah atau akan memulai berwirausaha sehingga mahasiswa mendapatkan arahan serta bimbingan dalam membuka usaha, dapat berupa konsultasi ataupun diskusi.

4. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia, agar memberikan wadah bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dengan mendirikan bisnis kecil di lokasi universitas selain itu melalui kebijakan dan program-program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan tinggi yang lebih siap bekerja dan menciptakan pekerjaan.


(4)

1 Ruth Debora, 2013

Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abror, Abdurahmah. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Drucker, Peter. F. 1996. Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan Dasar-dasar.Jakarta : Erlangga

Frinces, Z. Heflin. 2011. Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha) Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat.

R.B. Burns.1993. Konsep Diri(Teori,Pengukuran,Perkembangan da Perilaku) Jakarta :Arcan.

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju Sukses Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat

Tjipto Susana.2006. Konsep Diri Positif Menentukkan Prestasi Anak. Yogyakarta : Kanisius.

Wasty Soemanto,Mpd . 2002. Pendidikan wiraswasta. Jakarta:PT.Bumi Aksara

Jurnal :

Aprilianty, Eka. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, Dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Jurnal Pendidikan Vokasi.Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah:SMK MuhammadiyahVol 2, Nomor 3, November 2012, 311- 324.

Fitriani Tobing.2008. Pengaruh konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha. Jurusan :Mahasiswa Politeknik Negeri Medan.


(5)

2 Ruth Debora, 2013

Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gallyn Ditya Manggala.2007. Faktor Faktor yang memepengaruhi Minat berwirausaha Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.Jurusan : Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

Ika Pina Yuliyaningsih.2013. Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Peluang Kerja dibidang akutansi dengan Minat berwirausaha. SMKN 1 Sukoharjo. Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 131 s/d 145.

Handriani, Eka. 2011. Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.

Hermina, Utin Nina, Syarifah Novieyana & Desvira Zain. 2011. Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos.Pontianak : Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093Jul. 2011, 130 – 141.

Kuntowicaksono. 2012. Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa

Sekolah Menengah Kejuruan.Semarang : Prodi Pendidikan Ekonomi,

Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.

Lestari, RetnoBudi dan Trisnadi Wijaya.2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP.Musi : STIE MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012.

Lilis Karlina.2009. Studi Hubungan Prestasi Siswa Pada Mata Diklat Kewirausahaan Dan Perbedaan LaTar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat BeRwirausaha Siswa Kelas Ii Kelompok Bisnis Dan Manajemen Smkn I Karanganyar Tahun Diklat 2008/2009

Sumarni, 2006. Pengaruh konsep diri, prestasi belajar dan lingkungan terhadap minat berwirausaha pada siswa Smk negeri 2 semarangTahun Ajaran 2005/2006.

Suhartini, Yati. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam berwiraswasta(Studi Pada Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta). Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universutas PGRI Yogyakarta. Volume 7, tahun 2011, 38-59.

Wibowo, Muladi. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011, 109-122.


(6)

3 Ruth Debora, 2013

Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha


Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsep Diri, Pembelajaran Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU tahun 2011

0 69 113

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

7 91 92

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

18 140 92

PENGARUH SIKAP DAN MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA : Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

0 2 38

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 9

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 2

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 8

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 18

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 1 3

Pengaruh Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

0 0 10