PENGARUH SIKAP DAN MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA : Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

(1)

Canro Hutasoit, 2013

BERWIRAUSAHA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi Bisnis UPI )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh Canro Hutasoit

0901287

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

No. Daftar. 445/UN. 40.7 DI/LT/2013

Canro Hutasoit, 2013

CANRO HUTASOIT

PENGARUH SIKAP DAN MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi Bisnis UPI )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

PEMBIMBING

Prof. Dr. H. Disman, MS

NIP. 19590209 198412 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Dr. Ikaputera Waspada, MM


(3)

Canro Hutasoit, 2013

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Sikap dan Minat Kewirausahaan dan terhadap Intensi Berwirausaha (Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan

Indonesia)” ini sepenuhnya adalah karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan ataupun pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Bandung, 2013 Pembuat Pernyataan


(4)

No. Daftar. 445/UN. 40.7 DI/LT/2013

Canro Hutasoit, 2013

PENGARUH SIKAP DAN MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

INTENSI BERWIRAUSAHA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh:

CANRO HUTASOIT

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Canro Hutasoit 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

Canro Hutasoit, 2013

ABSTRAK

“Pengaruh Sikap dan Minat Kewirausahaan Terhadap Perilaku Berwirausaha (Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI)”

di bawah bimbingan Prof. Dr. H.Disman, MS. Oleh

Canro Hutasoit 0901287

Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatnya jumlah pengangguran terbuka tingkat Universitas disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara bidang keahlian lulusan dengan tuntunan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan pencari kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap dan minat kewirausahaan terhadap perilaku berwirausaha mahasiswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey eksplanatori dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap kewirausahaan, minat kewirausahaan berpengaruh secara signifikan baik secara parsial ataupun bersamaan. Penelitian ini mampu menjelaskan bahwa sikap dan minat kewirausahaan berpengaruh sebesar 33,2% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 66,8%.

Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi diharapkan mampu mempersiapkan masa depan yang lebih baik dengan mengembangkan Intelektual dan keterampilan agar generasi muda dapat melakukan aktualisasi diri. Tingginya Intensi berwirausaha mahasiswa pada penemuan penelitian ini berharap menjadi masukan bagi perguruan tinggi, institusi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk menstimulus dan mendukung pengembangan kewirausahaan dikalangan mahasiswa di Indonesia.


(6)

3

Canro Hutasoit, 2013

ABSTRACT

“The Influence of the Attitudes and the Interest of Entrepreneurship towards the Intention of Entrepreneurship (Survey on the Faculty of Economics and Business

Students UPI)” under the guidance of Prof. Dr. H. Disman, MS.

By:

Canro Hutasoit 0901287

The problem of the study is an increasing of unemployment in the

university which is caused by the discrepancy between the student’s expertise and

the qualification of the company. This study is aimed to examine the influence of the attitudes and the interest of entrepreneurship.

The method of the study is an explanatory survey which uses a questionnaire as an instrument and multiple linear regression in collecting the data. The findings indicate that the attitudes and the interest of entrepreneurship affect significantly, either partially and simultaneously. This study explains that the attitudes and the interest of entrepreneurship affect for about 33,2% and the remaining are influenced by another factor for about 66,8%.

As an educational institution, colleges are expected to capable of preparing for the better future by developing skill and intellectual in order to make a younger generation are capable of doing the self actualization. A high intention of entrepreneurship among students in this study is expected to become the incidence for the colleges, the government institution, and the policy makers to encourage and support the development of entreprenurship among college students in Indonesia.

Keywords: attitude, intention of entreprenurship, unemployment, interest.


(7)

Canro Hutasoit, 2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH

Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK

Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL

Error! Bookmark not defined.

DAFRTAR GAMBAR

Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN

Error! Bookmark not defined.

1.1.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookm 1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookm 1.3.Tujuan Penelitian ... Error! Bookm 1.4.Manfaat Penelitian ... Error! Bookm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Error! Bookmark not defined.

2.1.Tinjauan Pustaka ... Error! Bookm

Gambar 2.1 Theory Planned Of Behavior, Icek Ajzen

Error! Bookmark not defined.

2.1.Penelitian Terdahulu ... Error! Bookm 2.2.Kerangka Pemikiran ... Error! Bookm

Gambar 2.2 Paradigma Berpikir

Error! Bookmark not defined.

2.3.Hipotesis ... Error! Bookm

BAB III METODE PENELITIAN

Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian... Error! Bookm 1.2.Metode penelitian ... Error! Bookm 3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookm


(8)

2

Canro Hutasoit, 2013

1.4.Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookm 1.5.Sumber Data ... Error! Bookm 1.6.Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookm 1.7.Instrumen Penelitian ... Error! Bookm 1.8.Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookm 1.9.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookm

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Error! Bookmark not defined.

4.1.Hasil Penelitian ... Error! Bookm

Gambar 4.1 Scatter Plot

Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Statistika Durbin Watson d

Error! Bookmark not defined.

4.2.Pembahasan ... Error! Bookm

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Error! Bookmark not defined.

1.1.Kesimpulan ... Error! Bookm 1.2.Saran ... Error! Bookm

DAFTAR PUSTAKA


(9)

(10)

Canro Hutasoit, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dunia kerja semakin menuntut manusia untuk lebih mampu bersaing dari kompetitornya, sehingga tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan yang layak sesuai yang di inginkan, oleh karena itu manusia di tuntut lebih memiliki kualitas diri terhadap kemampuannya agar hasil yang diberikan dalam perkerjaannya optimal. Dalam kondisi sekarang ini perkembangan berlangsung begitu cepat, diharapkan setiap individu mampu membuka wawasannya dan melihat peluang pekerjaan yang ada.

Tingginya tingkat pengangguran menjadikan keadaan Indonesia lambat untuk berkembang hal ini dapat semakin buruk apabila tingkat pengangguran setiap tahunnya meningkat. Dari banyaknya penduduk yang menganggur maka garis kemiskinan di Indonesia pun makin meningkat. Dilihat dari data Tingkat Pengangguran Terbuka, bahwa pengangguran di indonesia masih tergolong tinggi.

Tabel 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2008-2012

No

Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan

2008 2009 2010 2011 2012

1 Tidak pernah

sekolah 103,206 90,471 157,586 190,370 82,411

2 Tidak tamat SD 443,832 547,430 600,221 686,895 503,379

3 SLTA 2,099,968 1,531,671 1,402,858 1,120,090 1,449,508

4 SLTA Umum 1,973,986 1,770,823 1,661,449 1,890,755 1,701,294 5 SLTA Kejuruan 2,403,394 2,472,245 2,149,123 2,042,629 1,832,109

6 Diploma 1,409,128 1,407,226 1,195,192 1,032,317 1,041,265

7 I,II,III

/Akademik 362,683 441,100 443,222 244,698 196,780

8 Universitas 598,318 701,651 710,128 492,343 438,210

Total 9,394,515 8,962,617 8,319,779 7,700,086 7,244,956


(11)

Canro Hutasoit, 2013

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat pengangguran di Indonesia masih sangat tinggi, khususnya dikalangan terdidik. Diketahui bahwa angkatan kerja yang menganggur mempunyai latar pendidikan yang berbeda.

Data diatas menunjukan bahwa lulusan yang memiliki pendidikan tinggi tidak menjamin memiliki pekerjaan, data yang diperoleh menunjukan lulusan Universitas memiliki angka yang cukup tinggi dalam tingkat pengangguran. Meningkatnya jumlah pengangguran terbuka tingkat Universitas ini disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara bidang keahlian lulusan dengan tuntutan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan pencari tenaga kerja.

Melalui kegiatan berwirausaha Mahasiswa diharapkan mampu melihat peluang kerja, dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja yang banyak . Dengan demikian selain memperbanyak lapangan pekerjaan banyak pula penyerapan tenaga kerja yang menganggur.

Konsep kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki beberapa pengertian. Kata entrepreneur sebenarnya berasal dari kata Perancis, entreprendre yang berarti “undertake.” Dalam kaitannya dengan dunia bisnis, kata tersebut berarti langkah awal memulai suatu bisnis. Dalam kamus The Merriam-webster dictionary

“entrepreneur is one who organizes, manages, and assumes the risk of a business or enterprise” .

Wirausaha atau kita sebut pengusaha adalah seorang pelopor bisnis baru atau seorang manajer yang mampu hidup mandiri dalam menjalakan kegiatan usahanya. Kewirausahaan meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.

Menurut Zulfadhli dalam TribunNews.com menyatakan bahwa : “ Tingkat

kemajuan dan kesejahteraan sebuah Negara dilihat dari berapa jumlah wirausaha di Negara tersebut. Sedikitnya yang harus dimiliki sebanyak 2 persen dari total penduduk, dengan jumlah penduduk Indonesia 237 juta jiwa, maka Indonesia


(12)

3

Canro Hutasoit, 2013

membutuhkan sekitar 4,5 juta lebih wirausahawan. Hanya saja Indonesia ini baru saja memiliki sekitar 0.24 persen atau sekitar 590 ribu wirausahawan. Jumlah ini jauh dari target minimal sebesar 2 persen atau 4,4 juta wirausahawan”. (http://id.berita.yahoo.com)

Pendapat ini diperkuat oleh David McClelland seorang ilmuan dari Amerika Serikat dalam Gallyn (2011:3) „menyatakan bahwa suatu Negara dapat dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah entrepreneur atau wirausaha sebanyak 2% dari jumlah populasi penduduknya‟.

Berdasarkan hasil survei Srihandriatmo Malau (2010) menyatakan bahwa “sebanyak 83,18 persen lulusan perguruan tinggi berharap menjadi karyawan. Sementara yang becita-cita menjadi pengusaha hanya 6,14 persen”. Data ini menunjukan bahwa tingkat ketertarikan kalangan terdidik pada wirausaha masih sangat rendah. Sedangkan menurut Wijaya (2007:118) “salah satu faktor pendukung menjadi wirausaha adalah adanya keinginan dan keinginan ini Fishbein dan Ajzen disebut sebagai intensi yaitu komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu”.

Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi diharapkan mampu mempersiapkan calon atau output masa depan yang lebih baik dengan mengembangkan intelektual dan keterampilan agar generasi muda dapat melakukan aktualisasi diri. Pendidikan tinggi juga berperan dalam menghasilkan sumber daya yang memiliki motivasi di dalam menanamkan jiwa dan sikap kewirausahaan dalam mengatasi masalah perekonomian Negara dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan.

Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu Universitas yang terkemuka, yang mampu menghasilkan lulusan Sarjana yang memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang wirausaha. Salah satu program yang dilaksanakan oleh Universitas Indonesia yaitu Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang memberikan kesempatan bagi Mahasiswa untuk berwirausaha dengan adanya dukungan permodalan yang diharapkan mampu mencapai tujuan dari PMW yaitu menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan, meningkatakan aktivitas kewirausahaan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.


(13)

Canro Hutasoit, 2013

Dengan adanya Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) diharapakan banyak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang tertarik untuk berwirausaha, dengan demikian mahasiswa lebih mandiri, terampil dan berinovasi. Melalui kegiatan wirausaha masiswa diharapkan mampu mengurangi angka tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.

Namun hal ini masih memiliki kendala karena tidak semua Mahasiswa berniat untuk berwirausaha. Rendahnya keinginan (intensi) berwirausaha dikalangan mahasiswa sangat disayangkan karena berdasarkan penelitian penulis kepada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis dengan jumlah 60 orang mahasiwa di dapat bahwa niat berwirausaha Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia masih sangat rendah. Data dari 60 responden dapat dilihat dari tabel 1.2.

Tabel 1.2

Pemilihan Karir Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Setelah Menyelesaikan Pendidikan Tahun 2013

Karir Frekuensi Presentase

Mencari Pekerjaan (pegawaiswasta/

negeri) 45 75

Menciptakan Pekerjaan (wirausaha) 15 25

Total 60 100%

Sumber: Pra Penelitian (data diolah )

Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa lebih dari setengah mahasiswa (75%) yang merencanakan setelah menyelesaikan pendidikan untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan swasta/negeri daripada meciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha.

Hal tersebut dikarenakan bahwa dengan menjadi pegawai swasta/negeri akan mendapatkan penghasilan yang jelas dan countinue setiap bulannya dengan tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika menjadi wirausaha masih banyak mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut mengalami kegagalan serta masih memiliki tingkat percaya diri yang rendah.

Rendahnya keinginan (intensi) berwirausaha dikalangan mahasiswa sangat disayangkan, karena berdasarkan penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa


(14)

5

Canro Hutasoit, 2013

“keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha-wirausaha masa depan “ (Indarti,2008:3).

Melalui intensi seseorang dapat memprediksikan tindakan yang akan dilakukannya. Jika intensi berwirausaha rendah maka prilaku kewirausahaannya akan rendah. Maka dengan demikian harus ada alternatif guna meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa.

Mengingat bahwa mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki pengetahuan serta tingkat kreasi dan inovasi yang tinggi, maka melalui intensi berwirausaha yang matang dan terencana akan menimbulkan dampak terhadap penambahan jumlah wirausaha serta dapat melihat siapa saja yang mampu dan dapat menjadi seorang wirausaha.

Berdasarkan Theory of planned behavior, determinan intensi terdiri atas tiga aspek yaitu behavioral beliefs (keyakinan perilaku), normative beliefs (keyakinan normative) dan control behavior (control perilaku). Kumpulan dari masing-masing pertimbangan tersebut yaitu behavioral beliefs akan menghasilkan sikap menyukai atau tidak menyukai attitude toward the behavior. Sementara normative beliefs akan menghasilkan suatu tekanan sosial atau subjective norms dan control beliefs akan memunculkan perceived behavioral control. Kombinasi dari attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control akan mengarah pada pembentukan suatu intensi perilaku (behavioral intention).

Sehubungan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti mengenai faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa yang dibatasi pada sikap dan minat kewirausahaan sehingga dalam penelitian ini penulis memberi judul “Pengaruh Sikap dan Minat Terhadap Perilaku Berwirausaha”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, banyak faktor yang mempengaruhi perilaku berwirausaha. Faktor pribadi yang mempengaruhi intensi berwirausaha meliputi, pencapaian locus of control , toleransi, pengambilan nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen,


(15)

Canro Hutasoit, 2013

ketidakpuasan. Faktor lingkungan meliputi, peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, kebijakan pemerintah, serta lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua, dan jaringan kelompok. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku berwirausaha penulis membatasi faktor yang mempengaruhi perilaku berwirausaha yaitu sikap dan minat kewirausahaan.

Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran mengenai sikap kewirausahaan, minat kewirausahaan dan intensi kewirausahaan pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

2. Bagaimana pengaruh sikap terhadap intensi berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

3. Bagaimana pengaruh minat terhadap intensi berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

4. Bagaimana pengaruh sikap dan minat kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Gambaran mengenai sikap, minat, dan intensi kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

2. Pengaruh sikap terhadap intensi berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

3. Pengaruh minat terhadap intensi perilaku berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

4. Pengaruh sikap dan minat terhadap intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.


(16)

7

Canro Hutasoit, 2013

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1. Secara Teoritis

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pemperluas kajian ilmu pengetahuan khususnya kewirausahaan.

1.4.2. Secara Praktis

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang akan meneliti lebih lanjut lagi dengan penelitian sejenis.

2. Memberikan sumbangan pemikiran dan perkembangan ilmu pengetahuan untuk Program studi Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

3. Memberikan masukan dan bahan evaluasi bagi pihak-pihak yang berkempentingan dalam upaya meningkatkan intensi berwirausaha bagi mahasiswa.


(17)

Canro Hutasoit, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu intensi berwirausaha mahasiswa sebagai variabel terikat sedangkan sikap dan minat kewirausahaan sebagai variabel bebas. Objek sasaran yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (UPI).

1.2. Metode penelitian

Menurut Sugiyono (2010:3) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode suvey eksplanatory. Dalam metode survai, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Pengertian survei dibatasi pada penelian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survei menurut Masri Singarimbun (1995:3) adalah “penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Peneliti eksplanatory menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jadi metode eksplanatory ini yaitu metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan data dari responden malalui kuesioner dibatasi oleh sampel yang dapat mewakili populasi dengan cara menghubungkan variabel-variabel yang digunakan melalui suatu pengujian hipotesis.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


(18)

30

Canro Hutasoit, 2013

Populasi pada penelitian ini terdiri dari populasi daerah dan populasi subyek. Populasi daerah dalam penelitian adalah Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia yang terdiri dari 6 prodi. Populasi subjek yaitu mahasiswa FPEB yang berjumlah 3.219 orang. Pemilihan populasi subjek yang difokuskan pada

mahasiswa angkatan 2010 karena siswa telah memepelajari mata kuliah

kewirausahaan selama 1 semester dan siswa telah terlibat pada praktek kewirausahaan seperti membuat perencanaan bisnis, praktek pemasaran produk dan magang. Berikut daftar sekolah dan jumlah mahasiswa yang menjadi populasi:

Tabel 3.1

Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010

No. Prodi Jumlah

1. Pendidikan Akuntansi – S1 106

2. Pendidikan Manajmen Bisnis – S1 86

3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 98

4. Pendidikan Ekonomi – S1 99

5. Manajmen – S1 89

6. Akuntansi – S1 97

Jumlah 575

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

Berdasarkan tabel 3.1 yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah 575 mahasiswa.

1.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sedangkan menurut Mohammad

Ali (2011: 84) sampel ialah bagian yang mewakili populasi yang diambil dengan

menggunakan teknik-teknik tertentu.Dalam penelitian ini, tidak semua populasi diteliti Pengertian mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi terdapat atau tercermin dalam sampel.

Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampling bertujuan (Sugiyono, 2010:68) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.


(19)

Canro Hutasoit, 2013

Kemudian untuk pengambilan sampel mahasisswa menggunakan teknik proportionate random sampling. Menurut Isaac dan Michael (Riduwan, 2012:50-51) rumus dalam menentukan sampel sebagai berikut :

Keterangan :

S = jumlah sampel yang dikehendaki N = jumlah anggota populasi

P = proporsi populasi 0,50 d = tingkat akurasi 0,05

X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1)

Dalam penelitian ini, jumlah populasi 302 dimasukkan kedalam rumus tersebut dan menghasilkan nilai 170 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai berikut :

Jadi, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 230 mahasiswa.

1.3.2.1. Sampel Angkatan

Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 230 mahasiswa. Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk angkatan dihitung secara random dan proporsional, dengan menggunakan rumus :


(20)

32

Canro Hutasoit, 2013

Keterangan :

N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum.

ni = Jumlah sampel menurut stratum. Tabel 3.2.

Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

No. Jurusan Jumlah

Mahasiswa

Perhitungan Sampel Mahasiswa

Jumlah Sampel

1. Pendidikan Akuntansi 106

42

2. Pendidikan Manajmen Bisnis 86

34

3. Pendidikan Manajmen

Perkantoran 98

40

4. Pendidika Ekonomi 99

40

5. Manajmen 89

36

6. Akuntansi 97

39

Jumlah 575 - 231

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

1.3.2.2. Sampel Kelas

Dari Tabel 3.2. diatas dapat diketahui bahwa terdapat 231 sampel mahasiswa dari angkatan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan kelas masing-masing dengan cara random dan proporsional.


(21)

Canro Hutasoit, 2013

Tabel 3.3

Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas

Nama Jurusan Kelas Jumlah

Mahasiswa

Perhitungan Sampel

Mahasiswa Per Kelas Jumlah

Pendidikan Akuntansi (S1)

1. Kelas A 52 21

2. Kelas B 54 22

Pendiidkan

Manajemen Bisnis (S1)

1. Kelas A 45

18

2. Kelas B 44 18

Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1)

1. Kelas A 49 20

2. Kelas B 49 20

Pendidikan Ekonomi (S1)

1. Kelas A 52

21

2. Kelas B 49 20

Manajemen (S1)

1. Kelas A 44 18

2. Kelas B 45

19

Akuntansi (S1)

1. Kelas A 44 18

2. Kelas B 43 18

Jumlah Sampel 575 - 233

1.3.2.3. Sampel Jenis Kelamin

Dari Tabel 3.3. diperoleh sampel kelas dari angkaan 2010. Langkah selanjutnya adalah menent ukan sampel mahasiswa berdasarkan jenis kelamin secara random. Dengan penarikan sampel berdasarkan jenis kelamin ditujukan agar sampel yang diperoleh teracak secara merata dan proporsional.


(22)

34

Canro Hutasoit, 2013

Tabel 3.4

Sampel Menurut Jenis Kelamin Jurusan Kelas Jenis

Kelamin

Jumlah Mahasiswa

Sampel Mahasiswa

Menurut Jenis Kelamin Jumlah

Pendidikan Akuntansi (S1)

A

P 39

16

L 13

6

B

P 40

16

L 14

6

Pendiidkan Manajemen Bisnis (S1)

A

P 29

12

L 16

7

B

P 16

7

L 28

12 Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1) A

P 34

14

L 15

6

B

P 33

14

L 16

7

Pendidikan Ekonomi (S1)

A

P 37

15

L 15

6

B P 31


(23)

Canro Hutasoit, 2013

L 17

7

Manajemen (S1)

A

P 28

12

L 16

7

B

P 28

12

L 17

7

Akuntansi (S1)

A

P 27

11

L 17

11

B

P 29

12

L 15

6

Jumlah 575 242

1.4. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan atau mengarahkan dalam menyusun alat ukur data yang diperlukan berdasarkan variabel yang terdapat dalam hipotesis. Berikut ini adalah tabel operasional variabel

Tabel 3.5

Tabel Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala Pertanyaan

Intensi merupakan suatu indikasi dari kesiapan seseorang untuk menunjukan perilaku, hal ini merupakan

anteseden dari

prilaku

(Ajzen,1975:203)

A. Keyakinan perilaku

B. Keyakinan

Likert 1.  keyakinan dan evaluasi individu bahwa wirausaha dapat meraih profit yang besar

 keyakinan dan evaluasi

individu bahwa

berwirausaha dapat

mengaktualisasikan 2.  keyakinan individu


(24)

36

Canro Hutasoit, 2013

Normatif

C. Kontrol Perilaku

mengenai pandangan

keluarga dan sahabat

terhadap perilaku

berwirausaha

penilaian dan keinginan

individu untuk

berwirausaha karena keyakinan bahwa keluarga

dan sahabat

mendukungnya

3.  Persepsi terhadap

faktor-faktor yang

memudahkan berwirausaha

 Persepsi terhadap faktor yang menghambat berwirausaha

Sikap

Kewirausahaan (X1) Adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang untuk berwirausaha,

mengacu pada

respon individu terhadap resiko dalam berbisnis dan mampu menghadapi rintangan dalam dunia usaha (Wijaya, 2008:96)

A. Percaya akan

kemampuan sendiri

B. Tidak tergantung pada orang lain

C. Optimis dan

individualistis

D. Ketekunan

E. Laba yang

diperoleh F. Energik

G. Kerja keras

H. Keyakinan prestasi yang diperoleh I. Mempertimbangka

n Resiko

J. Menyukai

Likert 4. Percaya pada kemampuan diri sendiri untuk

membuka usaha dan

memajukan usaha tersebut 5. Tidak tergantung pada

orang lain dalam

memecahkan permasalahan

6. Memiliki semangat dan harapan yang besar untuk

sukses dengan

berwirausaha

7. Usaha sendiri merupakan kunci kesuksesan

8. Menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya 9. Dengan berwirausaha

akan mendapat banyak keuntungan

10. Tangkas, cepat tanggap dan gesit dalam bekerja 11. Manfaatkan waktu dengan

sebaik-baiknya

12. Percaya dapat melakukan pekerjaan dengan

sebaik-baiknya untuk

memperoleh hasil yang baik


(25)

Canro Hutasoit, 2013

tantangan

K. Memiliki jiwa

kepemimpinan L. Menerima saran

dan kritik

M. Dapat bergaul

dengan orang lain N. Inovatif

O. Kreatif

P. Fleksibel

Q. Memiliki visi R. Perspektif kedepan

memiliki resiko tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah (moderat) 14. Menyukai pekerjaan yang

lebih menantang

15. Senang memberikan

contoh perilaku yang baik bagi orang lain

16. Senang menerima kritik dan saran bagi perbaikan diri

17. Suka bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain

18. Senang melakukan

eksperimen/percobaan-percobaan untuk

mendapatkan produk yang unik dan disenangi konsumen

19. Mempunyai gagasan dan cara baru

20. Senang menampilkan produk yang beda dan unik

21. Mengikuti perubahan

dalam menciptakan

produk yang digemari konsumen

22. Memiliki perencanaan untuk kemajuan usaha 23. Menyusun strategi yang

akan dilakukan Minat

Kewirausahaan (X2) Minat bertalian erat dengan perhatian, keadaan lingkungan,

perasaan dan

kemauan. Minat

pada dasarnya

adalah penerimaan

suatu hubungan

antara diri sendiri

dengan sesuatu

memusatkan

A. Tertarik pada mata pelajaran

kewirausahaan

B. Tertarik pada

pekerjaan dibidang wirasuwasta

seperti berdagang, menjadi pengrajin dan lain-lain C. Bersifat terbuka

terhadap hal baru

D. Mampu

bekerjasama dan

Likert 24. Memiliki bekal

pengetahuan kewirausahaan

25. Senang terhadap

pekerjaan dibidang

kewirausahaan

26. Menerima hal-hal baru

27. Senang menjalin


(26)

38

Canro Hutasoit, 2013

perhatian dan

perbuatan sesuatu wirausaha.

(Nurwakhid, 1995:12)

berkomunikasi

serta mampu

mempengaruhi orang lain

E. Mampu

memproduksi barang atau jasa

F. Mampu membaca

peluang untuk membuka usaha baru

G. Bersifat hati-hati

dan penuh

perencanaan.

28. Memiliki keahlian dalam memproduksi

29. Pandai melihat peluang usaha

30.Perhatian terhadap usaha yang dijalani

1.5. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer yang diperoleh

melalui penyebaran angket kepada Mahasiswa FPEB UPI yang menjadi sampel dalam penelitian.

1.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan melalui :

1. Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. 2. Wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

3. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

4. Dokumentasi, yaitu ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relavan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter, dan data relevan


(27)

Canro Hutasoit, 2013

1.7. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden mengenai pengetahuan kewirausahaan, persepsi ssiwa tentang wirausaha, dan minat berwirausaha

2. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu mahasiswa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Menyususn kisi-kisi instrumen penelitian.

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

5. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis jawaban yang sifatnya tertutup.

6. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, berarti objek yang diteliti mempunyai peringkat saja.

7. Menyebarkan angket

8. Mengelola dan menganalisis angket.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Riduwan, 2012:20). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2012: 93).


(28)

40

Canro Hutasoit, 2013

Jawaban setiap item instumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis ketentuan skala yang digunakannya sebagai berikut:

Tabel 3.7

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju 5

S = Setuju 4

KS = Kurang Setuju 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat Tidak Setuju 1

1.8. Pengujian Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian. Untuk itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrument penelitian ini.

1.8.1. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan (Husein Umar, 2008:52). Pertanyaan yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan pertanyaan yang kurang valid memiliki validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2010:211). Untuk menguji validitas instrumen (pertanyaan) ini menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007 dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

√{ } { }

Keterangan :

r = koefisien korelasi


(29)

Canro Hutasoit, 2013

Y = skor total item pertanyaan ∑X = jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor X ∑Y2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y n = jumlah responden

Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut : r = 0 – 0,199 = Sangat rendah (tidak valid)

r = 0,2 – 0,399 = Rendah r = 0,4 – 0,699 = Cukup tinggi r = 0,6 – 0,799 = Tinggi r = 0,8 – 1 = Sangat tinggi

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan persamaan sebagai berikut :

Keterangan : thitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrument n = jumlah responden

Maka, jika thitung ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung > ttabel berarti

valid.

1.8.2. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen (pertanyaan) dapat digunakan lebih dari satu kali (Husein Umar, 2008:54). Untuk menghitung reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007 dengan rumus Spearman-Brown sebagai berikut :


(30)

42

Canro Hutasoit, 2013

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

⁄ ⁄ = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan persamaan sebagai berikut :

Keterangan :

thitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrument n = jumlah responden

Maka, jika thitung ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung > ttabel berarti

valid.

1.9. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1.9.1. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu menggunakan regresi linier sederhana. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data 2. Mentabulasi data 3. Analisis data 4. Pengujian hipotesis

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian


(31)

Canro Hutasoit, 2013

dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval (Riduwan dan Kuncoro, 2012: 30).

Untuk mengubah data ordinal menjadi interval digunakan teknik transformasi sederhana dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI) dengan bantuan program software succ”97 yang dipergunakan dalam program miscrosoft excel.

Setelah data ordinal di transformasi ke data interval, selanjutnya data tersebut di analisis menggunakan analisis jalur (path analysis). Menurut Riduwan dan Sunarto (2012:2) mengatakan bahwa “model path analysis digunakan untuk Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval (Riduwan dan Kuncoro, 2012: 30).

Untuk mengubah data ordinal menjadi interval digunakan teknik transformasi sederhana dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI) dengan bantuan program software succ”97 yang dipergunakan dalam program miscrosoft excel.

Setelah data ordinal di transformasi ke data interval, selanjutnya data tersebut di analisis menggunakan analisis jalur (path analysis). Menurut Riduwan dan Sunarto (2012:2) mengatakan bahwa “model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Model persamaan struktural tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut:

Keterangan :

Y = pengetahuan kewirausahaan β0 = konstanta regresi


(32)

44

Canro Hutasoit, 2013

β1 = koefisien regresi X1

X1 = latar belakang keluarga

X2 = persepsi mahasiswa terhadap mata kuliha kewirausahaan

E = faktor pengganggu

3.9.2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis maka penulis menggunakan uji statistik berupa uji parsial (uji t), dan uji koefisien determinasi majemuk (R2).

1.9.2.1. Uji t (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual)

Uji t atau disebut juga uji parsial ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel X secara individu mampu menjelaskan variabel Y.

Uji t statistik ini menggunakan rumus :

̂ ̂

Lebih sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus:

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Hipotesis

H0: β 0 artinya tidak ada pengaruh positif variabel X terhadap variabel Y

Ha : β 0 artinya ada pengaruh positif variabel X terhadap Variabel Y 2. Ketentuan

Jika t hitung < t Tabelmaka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika t hitung > t Tabelmaka H0 ditolak dan Ha diterima

Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.

1.9.2.2. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Untuk


(33)

Canro Hutasoit, 2013

mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut :

̀ ̀

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut :

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.


(34)

Canro Hutasoit, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh Sikap dan Minat Kewirausahaan terhadap Perilaku Berwirausaha mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sikap kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Secara umum, mereka memiliki Perilaku berwirausaha yang tinggi. Mereka yakin bahwa dengan berwirausaha dapat meraih profit yang besar dan berwirausaha dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun untuk minat dalam berwirausaha, mereka senang dan berpartisipasi dalam aktivitas kewirausahaan, aktivitas tersebut memiliki arti penting bagi mereka, dan atas dorongan dari dalam dirinya sendiri mereka mengikuti aktivitas kewirausahaan tersebut. Hal ini berarti, minat berwirausaha mereka termasuk dalam kategori tinggi.

2. Sikap kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku berwirausaha. Artinya, semakin tinggi sikap kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula Perilaku Berwirausaha mahasiswa. Atau sebaliknya, bila Sikap kewirausahaan rendah, maka Intensi Berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

3. Minat berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha. Artinya, semakin tinggi minat kewirausahaan mahasiswa, maka semakin tinggi pula intensi berwirausaha mahasiswa. Atau sebaliknya, bila minatkKewirausahaan rendah, maka perilaku berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

4. Sikap dan minat kewirausahaan, secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha. Artinya, ketika Sikap dan minat


(35)

Canro Hutasoit, 2013

5. kewirausahaan tinggi, maka intensi berwirausaha juga akan tinggi atau meningkat.

1.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan sikap kewirausahaan bagi mahasiswa, dengan cara mengikuti

seminar, pelatihan, atau perlombaan kewirausahaan, sehingga diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk mencoba membuka usaha walaupun mamsih mengikuti perkuliahan.

2. Bagi Program Studi agar lebih menggalakan kegiatan kewirausahaan, baik berupa pelatihan maupun seminar, baik yang dilakukan dalam kelas maupun luar kelas, serta melakukan pembinaan bagi mahasiswa yang telah atau akan memulai berwirausaha, sehingga mahasiswa mendapatkan arahan serta bimbingan dalam membuka usaha, dapat berupa konsultasi maupun diskusi. 3. Bagi Universitas Indonesia agar mendirikan suatu unit usaha yang dikelola

oleh civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia termasuk mahasiswa UPI. Unit usaha ini diharapkan mampu mewadahi mahasiswa yang ingin berwirausaha serta dapat memberikan pengalaman usaha bagi mahasiswa.

4. Untuk penelitian selanjutnya bisa mengganti subjek penelitian yaitu kepada siswa/siswi SMK yang sedang menempuh pendidikan sesuai dengan jurusannya yang telah memiliki keterampilan masing-masing. Selain itu, faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya dapat menggunakan faktor-faktor ekstern seperti lingkungan sosial, baik lingkungan keluarga, teman maupun lingkungan sekolah.


(36)

1

Canro Hutasoit, 2013

DAFTAR PUSTAKA

A.Jajang . W. Mahri. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah Pengaruhnya terhadap Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Guru serta Implikasinya terhadap kinerja guru. Disertasi Doktor pada UNPAD.

Bandung : tidak diterbitkan.

Andi, Cahyono. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa program Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra tahun 2006-2009. Skripsi: Universitas Kristen Petra. Anep, Paoji (2012 ). Ketika UMKM jadi Alat Politisi. Tersedia

(http://ekonomi.komposiana.com). Di unduh tanggal 13 Juli 2013

Benedicta Prihatin Dwi Riyanti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT.Grasindo.

Buchari, Alma. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Christera Kuswahyu Indira dan Iman Murtono Soenhadji. (2010). “Student

Entrepreneurship Intention: Study of Comparison Between Java and Non

Java”. Jurnal Manajemen Universitas Ganadarma. Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara

Endi, Sarwoko.(2011). “Kajian Empiris Entrepreneur Intetion Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang”. Jurnal Ekonomi Bisnis. TH.16. No.2, 126-135.

Fishbein, Ajzen. (1975). Belief, Attitude, Intention and Bahavior Introduction to Theory and Research. Philipphines: Addison Wesley Publishing Company, Inc.

Gallyn, Ditya M. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan.

Helmi, Yosepa. (2008). Perbedaan Intensi Melakukan Kecurangan dalam Ujian Nasional (UN) antara Guru SMA Unggulan dan SMA Non Unggulan.


(37)

Canro Hutasoit, 2013

Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Diterbitkan. Tersedia (www.lontar.ui.ac.id). Diuntuh tanggal 20 Desember 2011.

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada.

Longenecker, et.all. (2001). Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: PT Salemba Empat.

Masri, Singarimbun dan Sofian, Efendi. (1995). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S.

Moko P. Astamoen. (2008). Entrepreneurship dalam perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Mohammad, Maskan. (2000). “Potensi Perguruan Tinggi dalam Menghasilkan Alumni Berjiwa Wirausaha”. Majalah Bistek, Vol.8, No. 10, 92-102.

Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani. (2008). “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa:

Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Jurnal Ekonometrika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, 1-26.

Riduwan. (2010). Metode dan teknik Penyusunan Tesis. Bandung : Alfabeta. Saifuddin, Azwar. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Srihandriatmo Malau. (2012). Lulusan Perguruan Tinggi Orientasinya harus Entrepreneurship. Tersedia (http://id.berita.yahoo.com). Diunduh tanggal 04 Mei 2012.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat: Bandung.

Timmons A. Jeffry and Stephen Spinelli. (2007). New Venture Creation Entrepreneurship for the 21st Century Internasional. Mc Graw Hill.


(38)

3

Canro Hutasoit, 2013

Titik Purwinarti dan Sri Eko Lestari N. (2006). “Faktor Pendorong Minat untuk Berwirausaha (Studi Lapangan terhadap Mahasiswa Politeknik Negeri

Jakarta)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.5, No.1, 39-46.

Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarborough. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

Tony, Wijaya. (2007). “Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi

Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 2, 117-127.

Tony Wijaya. (2008). “Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY

dan Jawa Tengah”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No.2,93-104.

Wiedy, Murtini. (2009). Kewirausahaan Pendekatan Succes Story. Surakarta: LPP UNS.

Yahya, Prasetya. (2009). Hubungan Kemandirian Emosional dan Kemandirian Tingkah Laku dengan Intensi Berwirausaha. Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Diterbitkan. Tersedia (www.lontar.ui.ac.id). Diunduh tanggal 22 Desember 2012.

Yana, Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia.

Zakarija, Achmat. (2010). Theory of Planned Behavior Masihkah Relevan. (tersedia: http//zakarija.staff.umm.ac.id). Diunduh pada tanggal 20


(1)

45

mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut :

̀ ̀

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut :

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh Sikap dan Minat Kewirausahaan terhadap Perilaku Berwirausaha mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sikap kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Secara umum, mereka memiliki Perilaku berwirausaha yang tinggi. Mereka yakin bahwa dengan berwirausaha dapat meraih profit yang besar dan berwirausaha dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun untuk minat dalam berwirausaha, mereka senang dan berpartisipasi dalam aktivitas kewirausahaan, aktivitas tersebut memiliki arti penting bagi mereka, dan atas dorongan dari dalam dirinya sendiri mereka mengikuti aktivitas kewirausahaan tersebut. Hal ini berarti, minat berwirausaha mereka termasuk dalam kategori tinggi.

2. Sikap kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku berwirausaha. Artinya, semakin tinggi sikap kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula Perilaku Berwirausaha mahasiswa. Atau sebaliknya, bila Sikap kewirausahaan rendah, maka Intensi Berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

3. Minat berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha. Artinya, semakin tinggi minat kewirausahaan mahasiswa, maka semakin tinggi pula intensi berwirausaha mahasiswa. Atau sebaliknya, bila minatkKewirausahaan rendah, maka perilaku berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

4. Sikap dan minat kewirausahaan, secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha. Artinya, ketika Sikap dan minat


(3)

72

5. kewirausahaan tinggi, maka intensi berwirausaha juga akan tinggi atau meningkat.

1.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan sikap kewirausahaan bagi mahasiswa, dengan cara mengikuti

seminar, pelatihan, atau perlombaan kewirausahaan, sehingga diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk mencoba membuka usaha walaupun mamsih mengikuti perkuliahan.

2. Bagi Program Studi agar lebih menggalakan kegiatan kewirausahaan, baik berupa pelatihan maupun seminar, baik yang dilakukan dalam kelas maupun luar kelas, serta melakukan pembinaan bagi mahasiswa yang telah atau akan memulai berwirausaha, sehingga mahasiswa mendapatkan arahan serta bimbingan dalam membuka usaha, dapat berupa konsultasi maupun diskusi. 3. Bagi Universitas Indonesia agar mendirikan suatu unit usaha yang dikelola

oleh civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia termasuk mahasiswa UPI. Unit usaha ini diharapkan mampu mewadahi mahasiswa yang ingin berwirausaha serta dapat memberikan pengalaman usaha bagi mahasiswa.

4. Untuk penelitian selanjutnya bisa mengganti subjek penelitian yaitu kepada siswa/siswi SMK yang sedang menempuh pendidikan sesuai dengan jurusannya yang telah memiliki keterampilan masing-masing. Selain itu, faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya dapat menggunakan faktor-faktor ekstern seperti lingkungan sosial, baik lingkungan keluarga, teman maupun lingkungan sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A.Jajang . W. Mahri. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah Pengaruhnya terhadap Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Guru serta Implikasinya terhadap kinerja guru. Disertasi Doktor pada UNPAD.

Bandung : tidak diterbitkan.

Andi, Cahyono. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa program Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra tahun 2006-2009. Skripsi: Universitas Kristen Petra. Anep, Paoji (2012 ). Ketika UMKM jadi Alat Politisi. Tersedia

(http://ekonomi.komposiana.com). Di unduh tanggal 13 Juli 2013

Benedicta Prihatin Dwi Riyanti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT.Grasindo.

Buchari, Alma. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Christera Kuswahyu Indira dan Iman Murtono Soenhadji. (2010). “Student Entrepreneurship Intention: Study of Comparison Between Java and Non Java”. Jurnal Manajemen Universitas Ganadarma.

Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara

Endi, Sarwoko.(2011). “Kajian Empiris Entrepreneur Intetion Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang”. Jurnal Ekonomi Bisnis. TH.16. No.2, 126-135.

Fishbein, Ajzen. (1975). Belief, Attitude, Intention and Bahavior Introduction to Theory and Research. Philipphines: Addison Wesley Publishing Company, Inc.

Gallyn, Ditya M. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan.

Helmi, Yosepa. (2008). Perbedaan Intensi Melakukan Kecurangan dalam Ujian Nasional (UN) antara Guru SMA Unggulan dan SMA Non Unggulan.


(5)

2

Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Diterbitkan. Tersedia (www.lontar.ui.ac.id). Diuntuh tanggal 20 Desember 2011.

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada.

Longenecker, et.all. (2001). Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: PT Salemba Empat.

Masri, Singarimbun dan Sofian, Efendi. (1995). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S.

Moko P. Astamoen. (2008). Entrepreneurship dalam perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Mohammad, Maskan. (2000). “Potensi Perguruan Tinggi dalam Menghasilkan Alumni Berjiwa Wirausaha”. Majalah Bistek, Vol.8, No. 10, 92-102. Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani. (2008). “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa:

Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Jurnal Ekonometrika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, 1-26.

Riduwan. (2010). Metode dan teknik Penyusunan Tesis. Bandung : Alfabeta. Saifuddin, Azwar. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Srihandriatmo Malau. (2012). Lulusan Perguruan Tinggi Orientasinya harus Entrepreneurship. Tersedia (http://id.berita.yahoo.com). Diunduh tanggal 04 Mei 2012.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat: Bandung.

Timmons A. Jeffry and Stephen Spinelli. (2007). New Venture Creation Entrepreneurship for the 21st Century Internasional. Mc Graw Hill.


(6)

Titik Purwinarti dan Sri Eko Lestari N. (2006). “Faktor Pendorong Minat untuk Berwirausaha (Studi Lapangan terhadap Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.5, No.1, 39-46.

Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarborough. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

Tony, Wijaya. (2007). “Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 2, 117-127.

Tony Wijaya. (2008). “Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No.2,93-104.

Wiedy, Murtini. (2009). Kewirausahaan Pendekatan Succes Story. Surakarta: LPP UNS.

Yahya, Prasetya. (2009). Hubungan Kemandirian Emosional dan Kemandirian Tingkah Laku dengan Intensi Berwirausaha. Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Diterbitkan. Tersedia (www.lontar.ui.ac.id). Diunduh tanggal 22 Desember 2012.

Yana, Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia.

Zakarija, Achmat. (2010). Theory of Planned Behavior Masihkah Relevan. (tersedia: http//zakarija.staff.umm.ac.id). Diunduh pada tanggal 20


Dokumen yang terkait

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

0 8 33

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5 18 94

STUDI DESKRIPTIF SIKAP TERHADAP KOPERASI MAHASISWA BUMI SILIWANGI UPI : Survey Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

0 4 38

SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA : Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

0 4 41

PERILAKU KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA : Studi Deskriptif pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

0 2 32

PENGARUH PENGALAMAN BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN: Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

0 2 38

PENGARUH KONSEP DIRI, PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA: Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

0 4 40

PENGARUH EFIKASI DIRI, SIKAP KEWIRAUSAHAAN, DAN MOTIVASI TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN : Survey pada Mahasiswa UPI Pemenang Program Mahasiswa Wirausaha.

0 2 43

PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS MAHASISWA TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN : Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

0 0 35

Studi Deskriptif Mengenai Sikap Terhadap Kewirausahaan Pada Mahasiswa Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universits "X" di Bandung.

0 1 89