KONTRIBUSI KEIKUTSERTAAN NIHON KURABU TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG.
KONTRIBUSI KEIKUTSERTAAN NIHON KURABU TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan di Program Pendidikan Bahasa Jepang
Oleh : Mirna Aini
0908841
PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Mirna Aini, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Kontribusi Keikutseraan Nihon Kurabu Terhadap Kemampuan Berbicara Bahasa Jepang
Nama : Mirna Aini NIM : 0908841
SK Dekan No : 483/UN40.3/DT/2013
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Ahmad Dahidi, M.A NoviyantiAneros, S.S., M.A NIP :195802281983031004 NIP : 197411272008122001
Mengetahui :
Ketua jurusan Bahasa Jepang
Dra.Neneng Sutjiati ,M.Hum NIP : 196011081986012001
(3)
Kontribusi Keikutsertaan
Nihon
Kurabu
Terhadap Kmampuan
Berbicara Bahasa Jepang
Oleh Mirna Aini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Mirna Aini 2013
Universitas Pendidikan Indonesia September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
Mirna Aini, 2013
ABSTRAK
Kontribusi keikutsertaan Nihon Kurabu terhadap kemampuan berbicara Bahasa Jepang
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan program kegiatan belajar Nihon Kurabu sebagai salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jepang di kalangan pembelajar tingkat mahasiswa. Dilakukan terhadap 20 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang tingkat III tahun ajaran 2012/2013 yang bersertifiktat Nihongo Nouryokushiken setara atau diatas N3. Dengan metode eksperimen kuantitatif dan berdasar kepada Penelitian Eksperimen Sungguhan (true experimental research) dengan design penelitian yaitu Rancangan Perbandingan Kelompok (the static group comparison design), sebuah tes kemampuan berbicara berupa tes wawancara diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian dengan menggunakan statistik komparansional didapatkan hasil yaitu nilai tes lisan mahasiswa kelas eksperimen yang pernah mengikuti Nihon Kurabu lebih dari tiga kali, lebih tinggi daripada hasil tes lisan kelas kontrol yang belum pernah mengikuti program Nihon Kurabu dalam satu tahun ajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan program Nihon Kurabu di UPI dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan berbicara Bahasa Jepang mahasiswanya. Dan akan lebih baik apabila program seperti ini dimanfaatkan lebih untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lainnya.
(5)
Contribution participation of Nihon Kurabu to the ability of the Japanese Language Speaking
This study aims to prove the Nihon Kurabu learning program as one of the effective ways to improve the ability to speak Japanese language learner levels among students. Conducted on 20 students majoring in Japanese Language Education level III academic year 2012/2013 certified NouryokushikenNihongo equivalent or above N3. With the experimental method is based on the quantitative and experimental research for real (true experimental research) with a research design that is draft comparison group (the group comparisoan static design), a form of Speech Test Interview given to the experimental class and the control class.
Then by using the results obtained comparison statistical values Oral Test experimental class students who had attended Nihon Kurabu more than 3x higher than the control class Oral test results that have not been following the Nihon Kurabu program in one academic year. Then we can conclude the program at UPI Nihon Kurabu can contribute to students' ability to speak Japanese. And it would be better if such a program is more used to improve other language skills.
(6)
Mirna Aini, 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan dan Batasan Masalah ... 5
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D.Definisi Operasional ... 7
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 11
F. Metode dan Instrumen Penelitian ... 12
G.Sistematika Penulisan ... 14
BAB II LANDASAN TEORI ... 16
A. Berbicara ... 16
1. Pengertian Berbicara ... 16
2. Prinsip-prinsip Berbicara ... 17
3. Berbicara Sebagai Keterampilan Berbahasa ... 18
B. Tes Berbicara ... 21
1. Bentuk-bentuk Tes Berbicara ... 21
(7)
3. Nihon Kurabu ... 28
a. Pengertian Nihon Kurabu ... 28
b. Kendala dan Harapan Nihon Kurabu... 29
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 31
A. Metode Penelitian... 31
B. Objek Penelitian ... 33
1. Populasi ... 33
2. Sampel ... 33
C. Instrumen Penelitian... 34
1. Tes ... 36
2. Angket ... 39
D. Variabel Penelitian ... 42
E. Prosedur Penelitian... 43
1. Pembuatan Rancangan Penelitian ... 43
2. Teknik Pengolahan Data ... 45
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Analisis Hasil Data Tes ... 48
B. Analisis Hasil Data Angket ... 51
C. Interpretasi ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 69
(8)
Mirna Aini, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Format Penilaian Wawancara ... 25
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Wawancara ... 38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket ... 40
Tabel 3.3 Penafsiran Prosentase Angket ... 46
Tabel 4.1 Tabel Persiapan untuk Menghitung Nilai t-hitung ... 49
Tabel4.2 Pertanyaan Angket No 1 ... 52
Tabel4.3 Pertanyaan Angket No 2 ... 53
Tabel4.4 Pertanyaan Angket No 3 ... 53
Tabel4.5 Pertanyaan Angket No 4 ... 54
Tabel4.6 Pertanyaan Angket No 5 ... 55
Tabel4.7 Pertanyaan Angket No 6 ... 55
Tabel4.8 Pertanyaan Angket No 7 ... 56
Tabel4.9 Pertanyaan Angket No 8 ... 57
Tabel4.10 Pertanyaan Angket No 9 ... 58
Tabel4.11 Pertanyaan Angket No 10 ... 58
Tabel4.12 Pertanyaan Angket No 11 ... 59
Tabel4.13 Pertanyaan Angket No 12 ... 60
Tabel 4.14 Pertanyaan Angket No 13 ... 60
Tabel 4.15 Pertanyaan Angket No 14 ... 61
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Empat keterampilan berbahasa... 19
Gambar 2.2 Contoh Gambar Tes Berbicara ... 21
Gambar 2.3 Ilustrasi Tes Kemampuan Berbicara dengan wawancara ... 23
(10)
Mirna Aini, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Draft TesWawancara
Lampiran 2 Draft Tes Role Play
Lampiran 3 Pilihan Gambar Tes Bercerita Bebas
Lampiran 4 Format Penilaian Lampiran 5 PenilaianWawancara
Lampiran 6 Expert Judgement Lampiran 7 Angket
Lampiran 8 Dokumentasi Nihon Kurabu
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian Lampiran 10 Surat Keputusan
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Program pendidikan Bahasa Jepang di seluruh dunia dewasa ini, cukup meluas di kalangan pembelajar tingkat mahasiswa.Terbukti dengan adanya data dari JLPT (Japannese Language Proficiency Test) yang menyatakan jumlah pembelajar Bahasa Jepang di dunia meningkat yaitu dari 580,000 jiwa pada tahun 1984 menjadi 3,650,000 di tahun 2009. 49.6% nya adalah pembelajar tingkat universitas (higher education). Hal ini menyebabkan persaingan hasil belajar Bahasa Jepang mahasiswa di setiap lembaga setingkat perguruan tinggi (universitas) semakin meningkat. Diadakannya lomba-lomba ke-jepangan di beberapa universitas di Indonesia setiap tahunnya, menjadi suatu ajang adu kemampuan Berbahasa Jepang, yang tentunya dapat meningkatkan kepercayaan diri, dan nama baik universitas tempatnya belajar.
Khususnya dalam aspek komunikasi, kemampuan berbahasa Jepang sangat diperlukan agar bisa digunakan dalam pekerjaan seperti penerjemah lisan (tsuuyaku), guide (gaido) dan lain sebagainya. Dalam keterlibatannya pada masyarakat, mahasiswa pembelajar Bahasa Jepang setelah lulus nanti, diharapkan dapat mengaplikasikan kemampuan berbahasanya, minimal ia dapat berbicara Bahasa Jepang di depan umum dengan fasih .
(12)
Mirna Aini, 2013
Namun pada kenyataannya, kebanyakan lulusan program Bahasa Jepang masih banyak yang belum bisa melakukan hal tersebut. Dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya faktor intern ataupun faktor extern dari pribadi pembelajar tersebut. Padahal pada kenyataannya, lapangan pekerjaan yang berhubungan dengan Bahasa Jepang khususnya yang menggunakan kemampuan berbicara seperti Penerjemah, baik lisan maupun tulisan dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat. Tetapi mahasiswa lulusan Bahasa Jepang di beberapa lembaga masih kurang berminat untuk menerima pekerjaan tersebut.
Hal ini sebagian besar disebabkan karena kurangnya kepercayaan diri mahasiswa untuk berbicara bahasa selain bahasa ibunya di depan umum. Selain itu juga disebabkan karena penerjemah Bahasa Jepang merupakan pekerjaan yang cukup sulit, karena sistem kerja yang menuntut pekerjanya untuk menjadi disiplin, seperti orang Jepang pada umumnya.
Dapat dibuktikan dari wawancara yang penulis lakukan dengan beberapa alumni jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI yang pernah bekerja sebagai penerjemah di perusahaan Jepang, misal Fadly (2006) yang pada awalnya merasa kesulitan berkomunikasi dengan Bahasa Jepang dikarenakan rasa percaya diri dan kebiasaan berbicara Bahasa Jepangnya yang kurang dilatih. Selain itu, Luthfi (2008) yang merasa tidak terbiasa dengan kedisiplinan perusahaan yang berbeda dengan yang ada di Indonesia, dan akirnya memilih
(13)
Berdasarkan masalah inilah, pengajaran Bahasa Jepang berdasarkan kemampuan Berbicara mulai dikembangkan. Misalnya pembentukan kelompok Bahasa Jepang (Nihon Kurabu) mulai di tingkatkan pada tingkat SMA di Indonesia yang mengajarkan Bahasa Jepang sebagai Bahasa Asingnya, hal ini dilakukan untuk membiasakan siswa pembelajar Bahasa Jepang mampu menggunakan Bahasa Asingnya terutama Bahasa Jepang yang ia pelajari di sekolah, dalam percakapan sehari-harinya bersama guru, teman, atau keluarganya.
Serupa dengan hal tersebut, jurusan Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) membentuk kelompok Bahasa Jepang (Nihon Kurabu) yang didirikan sejak bulan April Tahun 2011. Program yang dilakukan setiap dua kali dalam Sebulan ini tidak lain dilakukan untuk membantu mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang melatih kemampuan Berbicaranya. Program ini dipegang oleh penutur asli Bahasa Jepang yang setiap dua tahun sekali berganti.
Tentu saja tidak semua mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengikuti Kelompok Belajar (Nihon Kurabu) tersebut. Dan itu artinya tidak semua mahasiswa pada tingkat yang sama mengetahui hal-hal yang diajarkan pada kegiatan Nihon Kurabu. Hal inipun berpengaruh pada Hasil belajar kemampuan Berbicara (kaiwa) setiap mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI.
(14)
Mirna Aini, 2013
Menurut pengalaman pribadi penulis, setelah mengikuti program Nihon Kurabu di UPI selama hampir dua tahun, kepercayaan diri penulis dalam berbicara Bahasa Jepang semakin meningkat, penulis mulai berani untuk berbicara di depan orang Jepang dengan Bahasa Jepang, serta penulis menjadi lebih berani untuk menggunakan kalimat Bahasa Jepang yang baik dan benar menurut tata bahasa, di jejaring sosial maupun di depan umum layaknya berbicara bahasa ibu penulis, yaitu bahasa Indonesia.
Sebelumnya, Ardi (2008) pernah melakukan penelitian yang sama mengenai “Pengaruh kegiatan ekstrakurikulum (Benkyoukai) terhadap hasil belajar bahasa Jepang yang dilakukan terhadap siswa SMAN1 Garut, dengan metode Quasi eksperimen. Ardi membandingkan hasil Ujian Tengah Semester (UTS) dimana kegiatan ekstrakurikuler belum dimulai, dan hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS) siswa yang telah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler benkyoukai. Hasilnya adalah hasil belajar Bahasa Jepang anggota benkyoukai
meningkat. Kemudian hasil penelitian ini membuat saya penasaran untuk mengetahui kegiatan belajar seperti apa yang efektif dan dapat menarik minat pembelajar dikalangan mahasiswa untuk menanamkan keterampilan berbicaranya.
Selain itu, Tio (2008) juga pernah meneliti tentang hubungan kemampuan berbicara dengan kebiasaan menonton dorama Bahasa Jepang yang dilakukan pada tingkat III Tahun Ajaran 2011-2012 UPI. Dorama yang dimaksud adalah film berbahasa Jepang yang mulai muncul dan populer sejak beberapa tahun
(15)
belakangan ini. Hal ini dianggap sebagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Bahasa Asing, khususnya dalam peningkatan kemampuan berbicara (speaking). Namun pada akhirnya penelitian ini belum dikatakan berhasil dikarenakan minat menonton dorama itu sendiri berada pada tingkat yang berbeda-beda dari setiap samplenya.
Maka dari itu, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian Eksperimen yang berjudul “Kontribusi keikutsertaan Nihon Kurabu terhadap Kemampuan Berbicara Bahasa Jepang”. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Tingkat III Tahun Ajaran 2012-2013 Universitas Pendidikan Indonesia. Karena pada tingkat tersebut kemampuan Bahasa Jepang mahasiswa biasanya sudah mencapai tingkat paling tinggi dalam proses pembelajaran Bahasa Jepang di tingkat S1.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis merumuskan beberapa masalah dalam penelitian yaitu seperti berikut ini :
a) Seberapa besar kontribusi keikutsertaan mahasiswa pada Nihon Kurabu
dengan kemampuan Berbicara mahasiswa?
b) Adakah perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang pernah mengikuti Nihon Kurabu lebih dari tiga kali, dan yang sama sekali belum
(16)
Mirna Aini, 2013
pernah mengikuti Nihon kurabu selama satu tahun ajaran dalam kemampuan Berbicaranya?
c) Bagaimana tanggapan mahasiswa mengenai program Nihon Kurabu yang ada di jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI?
Agar suatu penelitian lebih jelas dan tidak meluas, diperlukan sebuah batasan masalah. Dan dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut ini :
a) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Seberapa besar kontribusi keikutsertaan mahasiswa pada Nihon Kurabu dengan kemampuan Berbicara mahasiswa.
b) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang pernah mengikuti Nihon Kurabu lebih dari tiga kali, dan yang sama sekali belum pernah mengikuti Nihon Kurabu selama satu tahun ajaran dalam kemampuan Berbicaranya. c) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan
mahasiswa mengenai program Nihon Kurabu yang ada di jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. Tujuan tersebut membuat peneliti untuk lebih terpacu untuk meneliti bahan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
(17)
1) Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi keikutsertaan mahasiswa pada Nihon Kurabu dengan kemampuan Berbicara mahasiswa.
2) Untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang pernah mengikuti Nihon Kurabu lebih dari tiga kali, dan yang sama sekali belum pernah mengikuti Nihon Kurabu selama satu tahun ajaran dalam kemampuan Berbicaranya.
3) Untuk mengetahui bagaimana tanggapan mahasiswa mengenai program Nihon Kurabu yang ada di jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI.
Selain tujuan, sebuah penelitian juga harus mempunyai manfaat bagi hasil penelitiannya nanti. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk membuktikan cara-cara yang efektif untuk menumbuhkan kebiasaan berbicara Bahasa Jepang penulis.
2) Bagi pembelajar penelitian ini bermanfaat untuk memotivasi diri untuk melatih keterampilan berbicara Bahasa Asing yang dipunyai, agar dapat digunakan secara lebih efektif di kalangan masyarakat.
3) Bagi pengajar penelitian ini bermanfaat untuk membantu menemukan cara-cara yang lebih efektif guna menumbuhkan kebiasaan berbicara pada diri pembelajar Bahasa Asing.
(18)
Mirna Aini, 2013
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan, perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat pada penelitian ini seperti berikut :
1. Kontribusi
Kontribusi adalah peran kita dalam keikutsertaan terhadap sesuatu.(Wikipedia). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI). Kontribusi adalah keikutsertaan diri seseorang dalam sesuatu. Bisa dalam bentuk parisipasi pemikiran atau materi. Yang dimaksud partisipasi disini adalah segala sesuatu yang bernilai positif, dapat mempengaruhi satu atau beberapa elemen yang terdapat dalam “sesuatu” hal tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Kontribusi adalah suatu hubungan antara paling sedikit dua jenis kegiatan, pemikiran, peran, yang dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap satu atau beberapa unsur di dalamnya. Persamaan kata lainnya dari kontribusi adalah pengaruh. Pengaruh dapat dikatakan sebagai pemberian respon atau efek dari suatu unsur kepada unsur lainnya yang bisa berupa hal positif maupun hal negatif.
2. Keikutsertaan
Kata keikutsertaan berasal dari kata ikutserta. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian ikutserta adalah bersama-sama. Relation Word
lain dari kata ikutserta adalah, mengikutsertakan yaitu menjadikan agar turut berbuat sesuatu secara bersama (KBBI). Contoh penggunaannya dalam
(19)
kalimat berikut ini, “pelayanan kesehatan masyarakat mengikutsertakan semua rumah sakit, baik negeri maupun swasta”.
Kata lain yang berhubungan dengan keikutsertaan adalah pengikutsertaan, yaitu proses, cara, atau perbuatan mengikutsertakan. Lalu dapat disimpulkan bahwa, keikutsertaan adalah perihal ikut serta; tindakan ikut serta terhadap suatu proses, kegiatan, suatu hal, peristiwa, atau kegiatan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.
3. Nihon Kurabu
Nihon kurabu bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah kelompok belajar Bahasa Jepang. Kelompok adalah suatu perkumpulan dari dua orang atau lebih yang melakukan suatu kegiatan, Belajar adalah proses mencari informasi, sehingga dari keadaan tidak tahu menjadi tahu. Kelompok Belajar Bahasa Jepang adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih sehingga mereka menjadi tahu dan mengerti segala informasi tentang Bahasa Jepang yang sedang mereka pelajari.
Nihon Kurabu di jurusan Pendidikan Bahasa Jepang baru berlangsung selama satu tahun, yaitu sejak bulan April Tahun 2012. Sampai sekarang
Nihon kurabu telah berlangsung selama kurang lebih 25 kali. Meskipun baru berjalan kurang lebih dua tahun, peminat Nihon Kurabu di kalangan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang bisa terbilang banyak.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua kali dalam sebulan. Segala sesuatu tentang materi, metode dan cara pengajarannya dipegang dan dilaksanakan
(20)
Mirna Aini, 2013
oleh penutur asli Bahasa Jepang (native speaker) yang bertugas setiap kurang lebih dua tahun di jurusan pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
4. Kemampuan Berbicara
Menurut Djago Tarigan dkk (1998 : 34), menjelaskan bahwa “berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, mereflesikan pengalaman, dan berbagi informasi”. Dan Ellis (1989) dalam Fattah (2002) Kemampuan berbicara adalah “kemampuan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik kita mengobrol, presentasi, menyampaikan pendapat, berdebat ataupun kegiatan lainnya. Kemampuan berbicara identik dengan penggunaan bahasa dan lisan yang tepat, sehingga pendengar dapat mengerti apa yang kita sampaikan. Selain itu, sikap dan pengetahuan menentukan waktu yang tepat untuk berbicara mendukung keberhasilan kita dalam berbicara”.
Dari pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan fikiran, gagasan, dan perasaan kepada orang lain dengan penggunaan bahasa dan lisan yang tepat, sehingga pendengar dapat mengerti apa yang kita sampaikan.
Dalam Bahasa Jepang kemampuan penting yang harus di kembangkan adalah kemampuan membaca (dokkai), menulis (sakubun), mendengarkan (choukai), dan berbicara (kaiwa). Kemampuan berbicara (kaiwa) dapat
(21)
mencakup ketiga kemampuan lainnya, artinya kemampuan membaca (dokkai), menulis (sakubun) dan mendengarkan (kiku) seorang pembelajar Bahasa Asing dapat dilihat dari kemampuan berbicara Bahasa Asing tersebut.
Kemampuan berbicara yang dimaksud dalam skripsi ini adalah Kemampuan seorang pembelajar yang sudah mempelajari sebagian besar suatu Bahasa Asing, dan mampu menyampaikan pendapat, kesimpulan, dan pesan yang didapat dan atau dipunyai, dengan Bahasa Asing yang telah dia pelajari dengan fasih, lancar dan tidak ada kesalahan. Kemampuan membaca, menulis, dan mendengarkan mahasiswa JPBJ Dalam skripsi ini adalah dalam tingkatan/ Level N3 Tahun 2012.
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar
Menurut Winarno Surakhmad (2000) anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang digunakan untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam melaksanakan penelitiannya. Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :
a) Kemampuan Berbicara mahasiswa tergantung pada faktor extern dan intern yang ada pada proses belajar mengajar yang dialaminya. b) Kebiasaan menggunakan Bahasa Asing yang dipelajari dalam
penggunaannya sehari-hari, dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan Berbicara siswa terhadap Bahasa Asing tersebut.
(22)
Mirna Aini, 2013
2. Hipotesis
Secara etimologi, hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu “hypo” yang berarti lemah dan “thesis” yang berarti pernyataan. Hipotesis berarti sebuah pernyataan yang lemah, atau kesimpulan yang belum final, masih harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Hk :Terdapat kontribusi dari keikutsertaan Nihon Kurabu terhadap hasil kemampuan berbicara (kaiwa) pada mahasiswa Tingkat III JPBJ UPI.
Ho :Tidak ada kontribusi dari keikutsertaan Nihon Kurabu terhadap hasil kemampuan berbicara (kaiwa) pada mahasiswa Tingkat III JPBJ UPI
F. Metode dan Instrumen Penelitian a. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitaif, yaitu suatu penelitian eksperimental yang mengadakan percobaan atau eksperimen, untuk mengetes hipotesis (Nasution,M.A, 2009: 24). Dengan berdasarkan kepada penelitian eksperimental sungguhan (true experimental research) yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan. (Suryabrata, 2012:88)
(23)
b. Populasi dan Sample
Ali (1985) dalam Taniredja (2012) menyebutkan “Populasi penelitian adalah keseluruhan objek dalam penelitian, atau disbeut juga universe”. Populasi dalam penelitian kali ini adalah mahasiswa tingkat III jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun ajaran 2012/2013. Sample merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri (Wikipedia). Sample penelitian kali ini adalah 10 orang mahasiswa yang pernah mengikuti Nihon Kurabu lebih dari tiga kali, dan 10 orang mahasiswa yang sama sekali belum pernah mengikuti Nihon Kurabu dalam satu tahun ajaran.
c. Sumber Data
Sumber data yang diguanakan pada penelitian kali ini adalah sumber data yang berupa tes lisan, serta angket.
d. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur untuk mencari informasi tentang masalah penelitian.
(24)
Mirna Aini, 2013
3. Membuat instrumen berupa tes lisan 4. Mengadakan tes kepada sample.
5. Menyebar angket untuk mendapatkan data kualitatif. 6. Menganalisis data
7. Menyusun laporan penelitian. 8. Menghasilkan laporan penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Pada penelitian ini penulis membaginya kedalam lima bab sbb : BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar belakang masalah, Rumusan dan batasan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Definisi operasional, Metode dan instrumen penelitian, dan Sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis akan membahas tentang pengertian berbicara, jenis-jenis kemampuan yang harus dimiliki pembelajar bahasa asing, pengertian
Nihon Kurabu, dan hasil penelitian terdahulu tentang kegiatan yang mempengaruhi kemampuan berbicara.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang metode penelitian, instrument penelitian, Sumber penelitian, jenis data, dan teknik pengumpulan data.
(25)
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang data yang telah diperoleh tentang hasil perbandingan kemampuan berbicara Mahasiswa pada kelas kontrol dan eksperimen.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran yang berguna bagi penelitian selanjutnya, yang berhubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.
(26)
Mirna Aini, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suatu penelitian dapat dilaksanakan karena adanya metode penelitian yang telah dirancang sedemikian rupa oleh si peneliti berdasarkan prinsip dan konsep suatu design penelitian guna mempermudah proses penelitian dan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh si peneliti itu sendiri.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitaif yaitu “…suatu penelitian eksperimental yang mengadakan percobaan atau eksperimen, untuk mengetes hipotesis” (Nasution,M.A, 2009: 24). Dengan berdasarkan kepada Penelitian Eksperimental-Sungguhan (true experimental research) yang “…bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan”. (Suryabrata, 2012:88)
“Yang disebut penelitian kuantitatif, adalah penelitian yang lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh” (Umar, 1999:37). Dengan menggunakan rancangan design penelitian yang termasuk ke dalam Rancangan Ekperimen menurut Best (1982) padaTaniredja, T., dan Hidayati Mustaftidah, (2012:56) yaitu
(27)
Rancangan Perbandingan Kelompok Statik (the static group comparison design).
“Pada rancangan ini membandingkan suatu kelompok yang menerima tritmen eksperimental dengan kelompok lain yang tidak mendapatkan tritmen”. (Taniredja, T., dan Hidayati Mustaftidah, 2012:56). Atau kalau menurut Prasetyo, B., dan Lina Miftahul Jannah (2005: 160), yaitu “satu kelompok eksperimen yang diberikan stimulus kemudian diukur variabel dependennya (post-test) dibandingkan dengan kelompok pembanding yang hanya diukur variable dependen (post-test) tanpa sebelumnya diberikan stimulus”.
Secara Bagan, rancangan itu dapat dilukiskan sebagai berikut :
Pretest Treatment Postest Exper Group
Control Group
Gambar 3.1 the static group comparison design
“Rancangan ini terutama berguna apabila pretest tak dapat dilakukan, misalnya terlalu mahal; terlalu memakan waktu, dsb. Dengan menempatkan masing-masing subjek secara rambang ke dalam salah satu dari kedua kelompok itu, peneliti dapat menyatkan bahwa kedua kelompok itu pada awal penelitian adalah sama (setara)”. (Suryabrata Sumadi, 2012:104-105)
X T²
(28)
Mirna Aini, 2013
B. Objek Penelitian a. Populasi
Bohar Soeharto (1993: 85) mendefinisikan populasi sebagai “keseluruhan objek penelitian, yang mungkin berupa manusia, gejala-gejala, benda-benda, pola sikap, tingkah laku dan lain sebagainya yang menjadi objek penelitian”. Sedangkan menurut (Sugiono, 1997: 57) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi bukan hanya orang, tetapi benda-benda alam yang lainnya yang ada pada subjek/ objek penelitian. Dan hal-hal yang mempengaruhi penelitian itu saling akan saling berhubungan satu sama lainnya dalam penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian penulis kali ini adalah seluruh mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI pada Tahun Ajaran 2012-2013.
b. Sample
Menurut Sugiono (1999: 57) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dan objek dari populasi yang diambil melalui tekhnik sampling, yakni cara-cara mereduksi objek penelitian dengan mengambil sebagian saja yang dapat dianggap representatif terhadap populasi” (Soeharto, 1933: 85).
(29)
Pada penelitian ini, penulis menggunakan tekhnik penarikan sample
Nonprobalita, yaitu purposive atau yang disebut dengan judgmental sampling yang digunakan dengan menentukan kriteria khusus terhadap sample, terutama orang-orang yang ahli. (Prasetyo, B., Lina Miftahul Jannah, 2010: 135).
Didapatkan satu kelompok berisikan 10 mahasiswa yang pernah mengikuti Nihon Kurabu lebih dari tiga kali selama satu tahun ajaran, dan satu kelompok berisi 10 mahasiswa yang belum pernah mengikuti program kegiatan Nihon Kurabu selama satu tahun ajaran. 20 orang mahasiswa tersebut adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012-2013 yang sama sama mempunyai sertifikat
Nihongo Nouryokushiken setara atau di atas N3.
C. Instrumen Penelitian
“Instrumen Penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian”. (Sutedi, 2009: 155). Dengan adanya instrument sebagai alat penelitian, data penelitian berupa informasi penting yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian bisa didapatkan.
Menurut Arikunto, (1998: 160) “Benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu atau tidaknya hasli penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Sedangkan
(30)
Mirna Aini, 2013
intsrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.
Validitas instrument dedefinisikan oleh Suryabrata, (2012: 60) “Sejauh mana instrument itu merekam/mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur. Ada tiga landasan untuk melihat sejauh mana itu, yaitu (a) didasarkan pada isinya, (b) didasarkan pada kesesuaian dengan constructnya, dan (c) didasarkan pada kesesuaiannya dengan kriterianya, yaitu intsrumen lain yang dimaksud untuk merekam/ mengukur hal yang sama. Sedangkan reliabilitas instrument merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrument itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan”.
Ada tiga cara untuk mengestimasi reliabilitas instrument itu, menurut Sutedi, 2009: 162) yaitu, (a) Tes uji ulang, (b) Tekhnik bentuk parallel ,dan (c) Tekhnik belah dua. “Dalam penelitian pendidikan, instrumen penelitian secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu berbentuk tes, dan non tes. Instrumen yang berupa tes terdiri tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Instrumen non tes dapat berupa angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala, sosiometri, daftar (checklist) dan sebagainya”.
(31)
1. Tes
“Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang harus dikerjakan” (Sudjiono, 2001: 66). Bentuk tes yang dapat digunakan misalnya tes uraian atau essay examination, yaitu “…suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suatu suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang” (Nurkancana dan Sumartana, 1986: 41 -42).
Dalam mengukur kemampuan berbicara, beberapa macam tes yang dapat digunakan adalah bercerita, berbicara bebas, bermain peran, menceritakan kembali, dan wawancara. Pada penelitian kali ini jenis tes yang dipilih adalah tes wawancara sebanyak lima butir soal mengenai perkenalan diri, menjelaskan suatu kejadian/ peristiwa pada kegiatan sehari-hari, Bermain Peran (Role Play), dimana penulis menyediakan lima butir soal yang menceritakan beberapa macam kondisi, dan responden di minta untuk mengucapkan ungkapan yang seharusnya diucapkan pada saat keadaan tertentu tersebut, dan berbicara bebas dengan meminta reponden memilih salah satu diantara tiga gambar yang telah disediakan untuk menceritakan kembali isi gambar tersebut menurut dirinya masing masing.
Jenis tes ini dipilih karena jenis role play dan bercerita bebas lebih menarik, dan sering digunakan dalam tes berbicara, kemudian tema dari
(32)
Mirna Aini, 2013
ketiga gambar untuk tes bercerita bebas pernah dijadikan tema belajar di program kegiatan belajar Nihon Kurabu. Bahan berupa gambar dan keterangan didapatkan dari sumber belajar online Minna no kyouzai dan sumber lainnya seperti google dan lain-lain.
A. Uji Validitas
“Validitas terdiri dari dua macam yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal dapat diukur dengan cara konsultasi pada pakar, dan untuk validitas eksternal dapat disusun dengan berdasarkan fakta-fakta empirik yang telah terbukti, sehingga bisa dilakukan dengan cara membandingkannya dengan perangkat tes yang dianggap sudah standard”. (Sutedi, 2009: 217-218). Intrument pada penelitian kali ini menggunakan cara berkonsultasi pada pakar yakni Ahmad Sensei, sebagai dosen jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI untuk menentukan validitas instrumen.
B. Uji Reliabilitas
“Reliabilitas (Reliability) adalah sejauh mana temuan-temuan penelitian dapat di replikasi; jika penelitian dilakukan ulang, maka akan menghasilnkan kesimpulan yang sama”. (Sugiono, 2005: 90). “Dalam reabilitas ada dua macam, yaitu reliabilitas eksternal dan internal. Reliabilitas eksternal dapat dilakukan dengan cara tes ulang, atau membandingkan dengan perangkat tes yang lain (ekuivalensi), sedangkan reliabilitas internal dapat diukur dengan
(33)
cara teknik belah dua atau dengan menggunakan KR 20 dan KR 21”. (Sutedi, 2009: 220). Namun, reliabilitas tes pada penelitian kali ini menggunakan reliabilitas internal.
Berikut adalah tabel kisi-kisi instrumen tes yang telah dibuat penulis sebagaimana sesuai dengan yang disebut di atas, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes wawancara kontribusi keikutsertaan Nihon Kurabu
terhadap kemampuan berbicara Bahasa Jepang
No Indikator Nomor Soal Jumlah Soal
1 Mengenalkan dan menjelaskan diri sendiri.
1, 2 2
2 Menjelaskan peristiwa perjalanan responden dari rumah ke kampus.
3 1
3 Menjelaskan alasan responden belajar Bahasa Jepang
4 1
4 Menjelaskan hal yang ingin dilakukan responden di masa depan.
5 1
5 Mengungkapkan ungkapan ketika ingin mengajak teman menonton film
6 1
(34)
Mirna Aini, 2013
memohon diri pulang lebih dulu saat pesta.
7 Mengungkapkan ungkapan ketika terlambat menghadiri janji dengan teman.
8 1
8 Mengungkapkan ungkapan ketika ingin merekomendasikan makanan khas daerah kepada teman orang Jepang.
9 1
9 Mengungkapkan ungkapan ketika ingin memuji pakaian yang dikenakan oleh teman di suatu pesta.
10 1
10 Menjelaskan dengan singkat mengenai hal yang ada pada gambar (tersedia 3 gambar pilihan, mengenai
tsunami, nengajou, dan shadou)
11 1
2. Angket
“Angket (Questionnaire) merupakan suatu daftar pernyataan atau pertanyaan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti
(35)
preferensi, keyakinan, minat dan perilaku”.(Hadjar, 1999: 181). Menurut Faisal (1981: 2) dalam Sutedi (2009: 164) “Angket merupakan salah satu instrument pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian)”.
Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangnya dibedakan menjadi :
A. Berdasarkan dari cara menjawab, maka ada:
a) Kuesioner terbuka, yaiutu angket yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri, b) Kuesioner tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih. B. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:
a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab
tentang orang lain.
C. Dipandang dari bentuknya maka ada:
a) Kuesioner Pilihan Ganda (PG), adalah sama dengan kuesioner tertutup.
b) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. c) Check list, sebuah daftar, di mana reponden tinggal
membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
d) Rating-scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
(36)
tingkatan-Mirna Aini, 2013
tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden hanya tinggal memilih. Merupakan angket langsung, artinya responden menjawab tentang dirinya. Dipandang dari bentuknya merupakan rating-scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pernyataan diikuti kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan.
Berikut adalah tabel kisi-kisi angket yang telah dibuat oleh penulis : Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket kontribusi keikutsertaan Nihon Kurabu terhadap
kemampuan berbicara Bahasa Jepang
No Indikator Nomor Soal Jumlah Soal
1 Mengetahui berapa lama responden sudah pernah belajar Bahasa Jepang.
1, 2 2
2 Mengetahui minat responden terhadap kebiasaan menggunakan Bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
3.4 2
3 Mengetahui tingkat kesulitan dan cara responden untuk meningkatkan kemampuan Berbicara Bahasa Jepangnya.
(37)
4 Mengetahui pengetahuan responden tentang kegiatan belajar NihonKurabu
yang ada di UPI
9, 10 2
5 Mengetahui kesan responden mengenai kegiatan belajar pada Nihon Kurabu yang ada di UPI
11, 12, 13 3
6 Mengetahui pendapat responden mengenai efektifitas kegiatan belajar di Nihon Kurabu UPI dengan kemampuan Belajar Bahasa Jepang.
14, 15 2
D. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (1998:99) “variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Ibnu Hajar (1999:156) mengartikan “variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti”. Jadi, variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
Penelitian kali ini mempunya variabel bebas dan variabel yang terikat yang merupakan keadaan atau faktor yang menentukan hasil penelitian. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
(38)
Mirna Aini, 2013
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini adalah keikutsertaan mengikuti Nihon Kurabu bagi mahasiswa. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas, yang berupa kemampuan berbicara Bahasa Jepang .
Pada penelitian kali ini dua kelompok yang berbeda diberikan tes yang sama mengenai tes kemampuan berbicara, hasilnya dikelompokan bahwa kelas eksperimen di masukan ke dalam variabel X dan kelas control dimasukan ke dalam variabel Y, kemudian hasilnya diolah dengan menggunakan uji t-tes.
E. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Rancangan Penelitian
Dalam pembuatan rancangan ini terbagi atas beberapa langkah kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jepang. Dan mencari cara-cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI.
b. Memutuskan untuk menjadikan program kegiatan Nihon Kurabu UPI sebagai bahan penelitian sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan kamampuan Bahasa Jepang mahasiswa.
(39)
c. Mendapatkan data peserta Nihon Kurabu dan mengambilnya sebanyak 20 Orang mahasiswa bersertifikat Noken setara atau diatas N3, yaitu 10 mahasiswa yang pernah mengikuti Nihon Kurabu lebih dari tiga kali dan 10 mahasiswa yang belum pernah mengikuti Nihon Kurabu selama satu tahun ajaran. d. Menentukan dan menyusun instrument yang berdasarkan pada
informasi yang penulis dapatkan mengenai kemampuan berbicara. Dalam penelitian ini instrument berupa tes wawancara, role play, dan bercerita bebas yang penulis dapatkan dari berbagai sumber.
e. Judgement dilakukan setelah penulis membuat instrument. Judgement diserahkan kepada dosen akademik. Setelah diberi beberapa masukan, merevisi soal-soal yang dianggap perlu dan untuk kemudian disetujui.
f. Melakukan eksperimen dengan memberikan tes berupa lima soal tes wawancara, lima soal tes role play, dan satu soal bercerita bebas kepada 20 orang responden, serta menyebarkan angket untuk mengambil data kualitatif.
g. Mengolah data dari hasil penelitian
h. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis.
(40)
Mirna Aini, 2013
2. Teknik Pengolahan Data
a. Teknik Pengolahan Data Statistik
Penulis menggunakan teknik statistik komparansional untuk mengetahui perbedaan kemampuan berbicara mahasiswa yang mengikuti
Nihon Kurabu lebih dari tiga kali dan yang tidak pernah mengikuti dalam satu tahun ajaran, pada tingkatan level Nihongo noryokushiken yang sama. Beberapa tahap pengolahan data untuk menghitung nilai “t hitung” dengan teknik statistik komparansional tersebut adalah sebagai berikut:
a) Mempersiapkan tabel persiapan menghitung nilai t hitung b) Mencari mean kedua variabel dengan rumus berikut. c) Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y. d) Mencari standard error mean kedua variable tersebut e) Mencari standard error perbedaan mean X dan Y f) Mencari nilai t hitung
g) Memberikan interpretasi dengan terhadap nilai “thitung” tersebut
h) Menguji kebenarannya dengan membandingkan nilai t tabel i) Menarik kesimpulan.
b. Teknik Pengolahan Data Angket
Untuk mengolah data angket dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
(41)
b) menyusun frekuensi jawaban, c) membuat tabel frekuensi,
d) menghitung prosentase frekuensi setiap jawaban dengan rumus : p =
Keterangan :
P = prosentase frekuensi dari setiap jawaban responden
f = frekuensi dari setiap jawaban responden n = jumlah responden
e) menafsirkan hasil angket dengan berpedoman pada data berikut Tabel 3.3 Penafsiran Prosentase Angket
100 % Seluruhnya
96 % - 99 % hampir seluruhnya
76 % - 95 % sebagian besar
51 % - 75 % lebih dari setengahnya
50 % Setengahnya
26 % - 49 % hampir setengahnya
(42)
Mirna Aini, 2013
1 % - 5 % hampir tidak ada
0 % tak ada seorang pun
(Anas Sudijono, 2001:40-41)
3. Membuat Kesimpulan
Setelah mengolah data hasil penelitian, tahapan terakhir dalam suatu penelitian adalah membuat kesimpulan. Hasil pengolahan data yang sudah dihitung, akan dicocokkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan pada bab satu. Dan setelah menganalisis hasil data angket, dilanjutkan dengan membuat kesimpulan.
(43)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, mahasiswa tingkat III jurusan pendiikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2012/2013 merasa kesulitan untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jepang karena faktor intern yang mereka rasakan yaitu takut dan rasa kurang percaya diri ketika ingin menggunakan kemampuan berbicara Bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari nya. Selain itu faktor extern yang ikut mempengaruhi adalah kurangnya sarana dan prasarana yang bisa membantu meningkatkan kemampuan berbicara seperti partner berbicara dan forum berbicara Bahasa Jepang yang terjangkau di lingkungan sehari-harinya.
Dengan adanya program kegiatan belajar Nihon Kurabu diharapkan mahasiswa dapat termotivasi untuk menggunakan kemampuan berbicara Bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kemampuan berbicara Bahasa Jepang dari dua kelompok yang berbeda yaitu kelas eksperimen yaitu mahasiswa yang sudah pernah mengikuti program kegiatan belajar Nihon Kurabu lebih dari tiga kali dalam satu tahun sebanyak 10 orang, dan kelas kontrol yaitu mahasiswa yang belum pernah mengikuti kegiatan belajar Nihon Kurabu sebanyak 10 orang, Tes lisan sebanyak 11 butir soal merupakan tiga jenis tes standar untuk mengetes
(44)
Mirna Aini, 2013
Kontribusi keikutsertaan Nihon Kurabu terhadap kemampuan berbicara Bahasa Jepang
kemampuan berbicara seseorang yaitu, lima butir tes wawancara, lima butir soal role play dan satu butir soal bercerita bebas. Lalu kemudian nilai di akumulasikan menjadi skor rentan point satu sampai lima untuk masing-masing responden.
Setelah diadakan tes, maka di dapatkan hasil bahwa kemampuan berbicara mahasiswa yang mengikuti program Nihon Kurabu (kelas eskperimen) lebih tinggi daripada kemampuan berbicara mahasiswa yang belum pernah mengikuti program Nihon Kurabu (kelas kontrol). Dan setelah membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, didapatkan hasil yaitu nilai t
hitung statistik komparansional yang dipakai lebih besar daripada nilai t tabel, yaitu 4.89 pada nilai t tabel 2.09 (5%) dan 2.86 (1%). Maka dapat dikatakan bahwa program kegitan belajar Nihon Kurabu ini dapat memberikan kontribusi yang sangat besar untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jepang mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI.
B. Saran
Dalam mempelajari bahasa asing, memperhatikan keempat elemen bahasa adalah sangat penting, karena keempatnya saling berhubungan. Namun dalam praktek sosial kehidupan sehari-hari, sangatlah penting untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa asing tersebut. Dengan meningkatkan kemampuan berbicara, kita bisa mempraktikan kemampuan berbahasa asing yang telah kita pelajari di lingkungan masyarakat dalam keidupan sehari-hari.
(45)
Mirna Aini, 2013
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jepang, salah satunya yaitu dengan menggunakan Bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa dilakukan dengan teman, keluarga yang mengetahui Bahasa Jepang, dosen di kampus, atau berhubungan langsung dengan teman berkebangsaan Jepang baik dalam dunia nyata, ataupun di internet.
Karena selain dari materi tata bahasa dan pengetahuan budaya yang telah kita dapatkan dari belajar Bahasa Asing, akan lebih mudah meningkatkan kemampuan berbahasa Bahasa Asing tersebut apabila, pelajar tersebut terbiasa menggunakan kemampuan berbicara Bahasa Asing tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Seperti para respoden pada penelitian kali ini, yaitu mahasiswa yang mengikuti program kegiatan belajar Nihon Kurabu UPI yang walaupun rata-rata masih memiliki sertifikat noken pada level 3, namun telah banyak diantara mereka yang pernah mempunyai pengalaman bekerja sama dengan orang Jepang di Indonesia, memenangi lomba antar universitas, dan tentu saja mempunyai pengalaman mengunjungi negeri sakura, Jepang dalam berbagai program. Hal ini sangat membuktikan bahwa program kegiatan belajar Nihon Kurabu dapat memberikan kontribusi yang sangat besar, baik terhadap kemampuan berbicara, maupun kepercayaan diri mahasiswa untuk membiasakan diri berbicara Bahasa Jepangnya di depan umum.
(46)
Mirna Aini, 2013
Kontribusi keikutsertaan Nihon Kurabu terhadap kemampuan berbicara Bahasa Jepang
Untuk kedepannya penulis menyarankan kepada seluruh pembelajar Bahasa Asing khususnya Bahasa Jepang untuk berperan lebih aktif dalam menemukan cara yang efektif dan sesuai untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Bahasa Asingnya tanpa mengkhawatirkan rasa takut dan ketidakpercayaan dirinya ketika mulai berbicara Bahasa Asing dengan orang lain, dan untuk para pengajar Bahasa Asing, sebaiknya lebih kreatif untuk memberikan motivasi kepada siswanya dengan metode atau teknik mengajar yang lebih menarik, variatif, dan menyesuaikan dengan kemampuan keadaan sekitarnya.
Lebih kongkritnya lagi, penulis ingin program kegiatan belajar Nihon Kurabu UPI ini dapat dilanjutkan, dengan perbaikan dari segala bidangnya. Dan penelitian inipun dapat dijadikan penelitian lanjutan bagi siapa saja yang ingin meneliti lebih detail mengenai kemampuan berbicara.
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharismi. (2006). Prosedur Penelitin Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Danasasmita, Wawan. (2009). Metode Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung: Rizqi Press
Djiwandono, M.Soenardi. (1996). Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB
Djiwandono, M.Soenardi. (2011). Tes Bahasa pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: Indeks
Fattah, Mustamin. Mengukur Kemampuan Bicara (Kalam) dalam Bahasa Arab [Jurnal, 20.2.2002]
Hadjar, Ibnu. (1999). Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif dalam pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
Mahsun, M.S. (2005). Metode Penelitian Bahasa tahapan strategi, metode, dan tekhniknya. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Nasution, M.A. (2009). Teknologi pendidikan. Bandung: Bumi Aksara
Nurkencana, W., Sumartana. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Prasetyo, B., LinaMiftahulJannah. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Soeharto, Bohar. (1993). Petunjuk praktis mengenai pengertian fungsi format bimbingan dan cara penulisan karya ilmiah (makalah, skripsi, thesis) ilmu sosial. Bandung: Tarsito
(48)
Mirna Aini, 2013
Sugiono. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT.Alfabeta
Sukardi, Prof. (2007). Metode Penelitian Pendidikan kompetensi dan prakteknya. Jakarta: BumiAksara
Surakhmad, winarno. (1989). Pengantar penelitian ilmiah, dasar, metode, dan tekhnik.
Bandung: Tarsito
Suryabrata, Sumadi. (2012). Metedologi Penelitian . Jakarta: Rajagrafindo
Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Presss
Tarigan, Djago dkk.(1998). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdikbud Tarigan, Henry Guntur. (1990). Berbicara. Bandung: Angkasa
Taniredja, T., dan Hidayati Mustaftidah.(2012). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta
Umar, Husein. (1999). Metodologi penelitian: aplikasi dalam permasalahan. Jakarta: Gramedia
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, mahasiswa tingkat III jurusan pendiikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2012/2013 merasa kesulitan untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jepang karena faktor intern yang mereka rasakan yaitu takut dan rasa kurang percaya diri ketika ingin menggunakan kemampuan berbicara Bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari nya. Selain itu faktor extern yang ikut mempengaruhi adalah kurangnya sarana dan prasarana yang bisa membantu meningkatkan kemampuan berbicara seperti partner berbicara dan forum berbicara Bahasa Jepang yang terjangkau di lingkungan sehari-harinya.
Dengan adanya program kegiatan belajar Nihon Kurabu diharapkan mahasiswa dapat termotivasi untuk menggunakan kemampuan berbicara Bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kemampuan berbicara Bahasa Jepang dari dua kelompok yang berbeda yaitu kelas eksperimen yaitu mahasiswa yang sudah pernah mengikuti program kegiatan belajar Nihon Kurabu lebih dari tiga kali dalam satu tahun sebanyak 10 orang, dan kelas kontrol yaitu mahasiswa yang belum pernah mengikuti kegiatan belajar Nihon Kurabu sebanyak 10 orang, Tes lisan sebanyak 11 butir soal merupakan tiga jenis tes standar untuk mengetes
(2)
66
Mirna Aini, 2013
Kontribusi keikutsertaan Nihon Kurabu terhadap kemampuan berbicara Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kemampuan berbicara seseorang yaitu, lima butir tes wawancara, lima butir soal role play dan satu butir soal bercerita bebas. Lalu kemudian nilai di akumulasikan menjadi skor rentan point satu sampai lima untuk masing-masing responden.
Setelah diadakan tes, maka di dapatkan hasil bahwa kemampuan berbicara mahasiswa yang mengikuti program Nihon Kurabu (kelas eskperimen) lebih tinggi daripada kemampuan berbicara mahasiswa yang belum pernah mengikuti program Nihon Kurabu (kelas kontrol). Dan setelah membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, didapatkan hasil yaitu nilai t hitung statistik komparansional yang dipakai lebih besar daripada nilai t tabel, yaitu 4.89 pada nilai t tabel 2.09 (5%) dan 2.86 (1%). Maka dapat dikatakan bahwa program kegitan belajar Nihon Kurabu ini dapat memberikan kontribusi yang sangat besar untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jepang mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI.
B. Saran
Dalam mempelajari bahasa asing, memperhatikan keempat elemen bahasa adalah sangat penting, karena keempatnya saling berhubungan. Namun dalam praktek sosial kehidupan sehari-hari, sangatlah penting untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa asing tersebut. Dengan meningkatkan kemampuan berbicara, kita bisa mempraktikan kemampuan berbahasa asing yang telah kita pelajari di lingkungan masyarakat dalam keidupan sehari-hari.
(3)
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jepang, salah satunya yaitu dengan menggunakan Bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa dilakukan dengan teman, keluarga yang mengetahui Bahasa Jepang, dosen di kampus, atau berhubungan langsung dengan teman berkebangsaan Jepang baik dalam dunia nyata, ataupun di internet.
Karena selain dari materi tata bahasa dan pengetahuan budaya yang telah kita dapatkan dari belajar Bahasa Asing, akan lebih mudah meningkatkan kemampuan berbahasa Bahasa Asing tersebut apabila, pelajar tersebut terbiasa menggunakan kemampuan berbicara Bahasa Asing tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Seperti para respoden pada penelitian kali ini, yaitu mahasiswa yang mengikuti program kegiatan belajar Nihon Kurabu UPI yang walaupun rata-rata masih memiliki sertifikat noken pada level 3, namun telah banyak diantara mereka yang pernah mempunyai pengalaman bekerja sama dengan orang Jepang di Indonesia, memenangi lomba antar universitas, dan tentu saja mempunyai pengalaman mengunjungi negeri sakura, Jepang dalam berbagai program. Hal ini sangat membuktikan bahwa program kegiatan belajar Nihon Kurabu dapat memberikan kontribusi yang sangat besar, baik terhadap kemampuan berbicara, maupun kepercayaan diri mahasiswa untuk membiasakan diri berbicara Bahasa Jepangnya di depan umum.
(4)
68
Mirna Aini, 2013
Kontribusi keikutsertaan Nihon Kurabu terhadap kemampuan berbicara Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Untuk kedepannya penulis menyarankan kepada seluruh pembelajar Bahasa Asing khususnya Bahasa Jepang untuk berperan lebih aktif dalam menemukan cara yang efektif dan sesuai untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Bahasa Asingnya tanpa mengkhawatirkan rasa takut dan ketidakpercayaan dirinya ketika mulai berbicara Bahasa Asing dengan orang lain, dan untuk para pengajar Bahasa Asing, sebaiknya lebih kreatif untuk memberikan motivasi kepada siswanya dengan metode atau teknik mengajar yang lebih menarik, variatif, dan menyesuaikan dengan kemampuan keadaan sekitarnya.
Lebih kongkritnya lagi, penulis ingin program kegiatan belajar Nihon Kurabu UPI ini dapat dilanjutkan, dengan perbaikan dari segala bidangnya. Dan penelitian inipun dapat dijadikan penelitian lanjutan bagi siapa saja yang ingin meneliti lebih detail mengenai kemampuan berbicara.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharismi. (2006). Prosedur Penelitin Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Danasasmita, Wawan. (2009). Metode Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung: Rizqi
Press
Djiwandono, M.Soenardi. (1996). Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB
Djiwandono, M.Soenardi. (2011). Tes Bahasa pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta:
Indeks
Fattah, Mustamin. Mengukur Kemampuan Bicara (Kalam) dalam Bahasa Arab [Jurnal,
20.2.2002]
Hadjar, Ibnu. (1999). Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif dalam pendidikan,
Surabaya: Usaha Nasional
Mahsun, M.S. (2005). Metode Penelitian Bahasa tahapan strategi, metode, dan
tekhniknya. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Nasution, M.A. (2009). Teknologi pendidikan. Bandung: Bumi Aksara
Nurkencana, W., Sumartana. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Prasetyo, B., LinaMiftahulJannah. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Soeharto, Bohar. (1993). Petunjuk praktis mengenai pengertian fungsi format bimbingan
dan cara penulisan karya ilmiah (makalah, skripsi, thesis) ilmu sosial. Bandung: Tarsito
(6)
Mirna Aini, 2013
Kontribusi keikutsertaan Nihon Kurabu terhadap kemampuan berbicara Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sugiono. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT.Alfabeta
Sukardi, Prof. (2007). Metode Penelitian Pendidikan kompetensi dan prakteknya. Jakarta:
BumiAksara
Surakhmad, winarno. (1989). Pengantar penelitian ilmiah, dasar, metode, dan tekhnik.
Bandung: Tarsito
Suryabrata, Sumadi. (2012). Metedologi Penelitian . Jakarta: Rajagrafindo
Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama
Presss
Tarigan, Djago dkk.(1998). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdikbud
Tarigan, Henry Guntur. (1990). Berbicara. Bandung: Angkasa
Taniredja, T., dan Hidayati Mustaftidah.(2012). Penelitian Kuantitatif (Sebuah
Pengantar). Bandung: Alfabeta
Umar, Husein. (1999). Metodologi penelitian: aplikasi dalam permasalahan. Jakarta: