PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1 SMK BINA WISATA LEMBANG.

(1)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Pendidikan Manajeme n Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

MEIGGA AYU PUSPITA 1001722

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Oleh:

MEIGGA AYU PUSPITA NIM. 1001722

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

© Meigga Ayu Puspita 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September, 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

MEIGGA AYU PUSPITA

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing

Drs. H. Ade Sobandi, M.Si.,M.Pd. NIP. 19570401 198403 1 003

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

Dr. Rasto, M.Pd. NIP. 19720711 200112 1 001


(4)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1 SMK BINA WISATA LEMBANG

Oleh:

MeiggaAyuPuspita

Skripsi ini dibimbing oleh: Drs. H. Ade Sobandi, M.Si.,M.Pd.

Penelitian ini dilakukan di SMK Bina Wisata Lembang. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di kelas X AP 1. Dimana salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kompetensi kepribadian guru. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat penguasaan kompetensi kepribadian guru, memperoleh gambaran mengenai tingkat motivasi belajar siswa, dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang sebanyak 42 orang yang dijadikan sebagai responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara (interview) dan penyebaran angket (kuesioner). Dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh informasi yang menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru berada pada kategori sedang dan motivasi belajar siswa berada pada kategori sedang. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang.


(5)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TEACHER’S PERSONALITY COMPETENCE TOWARDS STUDENT’S MOTIVATION

IN PRODUCTIVE S SUBJECT IN CLASS X AP 1 AT SMK BINA WISATA LEMBANG

By:

MeiggaAyuPuspita

This thesis is guided by:

Drs. H. Ade Sobandi, M.Si.,M.Pd.

This research was conducted at SMK BinaWisataLembang. The problems that were analyzed in this researchis low of student’s motivation in productive s subject in class X AP 1. Where the one of the factors that affect

student’s motivation is tecaher’s personality comptence. Therefore, this research

aims to get the overview about mastery level of teacher’s personality competence,

to get the overview about level of student’s motivation, and to identify wheter

there is an influence of teacher’s personality competence towards student’s

motivation.

The method used is survey research method. Population in this study is

fourty two student’s of X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang as the respondent’s.

Data collection tecniques used are interview and distributing questionnaire. And data analysis technique used in the research is simple linear regression test.

Based on the result of the research, obatained information that teacher’s

personalitiy competence are in the category of medium and student’s motivation

are in thecategory of medium. From the result of hypothesis test that mastery level

of teacher’s personality competence are principal positive effect on the level of

student’s motivation in productive s subject in class X AP 1 at SMK BinaWisataLembang.


(6)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ...x BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah ...Error! Bookmark not

defined.

1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Kompetensi Kepribadian Guru..Error! Bookmark not

defined.

2.1.2 Konsep Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi

Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Penelitian Terdahulu... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis... Error! Bookmark not defined.


(7)

viii

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode/Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2.1 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.2.3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.2.5 Pengujian Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not

defined.

3.2.6 Pengujian Persyaratan Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.

3.2.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.2.8 Pengujian Hipotetis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.

4.1. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1. Profil SMK Bina Wisata Lembang...Error! Bookmark not

defined.

4.1.2. Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3. Hasil Uji Coba Angket ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4. Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian ..Error! Bookmark not

defined.

4.1.5. Pengujian Persyaratan Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.

4.1.6. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2. Pembahasan... Error! Bookmark not defined. 4.2.1. Kompetensi Kepribadian Guru (Variabel X) ...Error! Bookmark not

defined.


(8)

ix

4.2.3. Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif di Kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2. Saran

...Err or! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. 2 Model Kausalitas Variabel Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi SMK Bina Wisata Lembang ...Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 2 Jawaban Responden Terhadap Indikator Memiliki Kedisiplinan Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 3 Jawaban Responden Terhadap Indikator Berpenampilan Baik Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 4 Jawaban Responden Terhadap Indikator Bertanggung Jawab Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 5 Jawaban Responden Terhadap Indikator Memiliki Komitmen Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 6 Jawaban Responden Terhadap Indikator Menjadi Teladan .. Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 7 Jawaban Responden Terhadap Indikator Adanya Hasrat dan Keinginan Berhasil ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 8 Jawaban Responden Terhadap Indikator Adanya Dorongan dan

Kebutuhan Dalam Belajar ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 9 Jawaban Responden Terhadap Indikator Adanya Harapan dan

Cita-Cita Masa Depan ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 10 Jawaban Responden Terhadap Indikator Adanya Penghargaan

Dalam Belajar... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 11 Jawaban Responden Terhadap Indikator Adanya Kegiatan Yang

Menarik Dalam Belajar ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 12 Jawaban Responden Terhadap Indikator Adanya Lingkungan


(10)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Rekapitulasi Tanggapan Guru Mengenai Motivasi Belajar Siswa Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 2 Nilai Rata-rata Ujian Akhir Semester...Error! Bookmark not defined.

Tabel 1. 3 Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 4 Rekapitulasi Tanggapan Siswa Mengenai Kompetensi Kepribadian

Guru ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 1 Operasional Variabel Kompetensi Kepribadian Guru

...Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 3 Data Siwa Kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 4 Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 5 Model Tabel Uji Barlett... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 6 Skala Penafsiran Skor Rata-Rata Variabel X Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 7 Skala Penafsiran Skor Rata-Rata Variabel Y Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Kepribadian Guru .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar... Error! Bookmark not defined.


(11)

xii

Tabel 4. 4 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 5 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 Skala Penafsiran Skor Rata-rata Variabel X .Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 7 Skala Penafsiran Skor Rata-rata Variabel Y .Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 9 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 10 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 11 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 12 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 13 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 14 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 15 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 16 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 17 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 18 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 19 Skor Rata-Rata Jawaban Responden ...Error! Bookmark not defined.


(12)

xiii

Tabel 4. 20 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Variabel X dan Y ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 21 Rekapitulasi Hasil Uji Homogen Variabel X dan Y ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 22 Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi ...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 23 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kompetensi Kepribadian Guru ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 24 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Motivasi Belajar Siswa


(13)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar mengajar di kelas, menangani karakteristik siswa yang berbeda-beda bukanlah suatu hal yang asing bagi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat hambatan yang dihadapi dalam kegiatan belajar. Seringkali guru menemukan siswa yang aktif berparitisipasi maupun cenderung pasif dan malas belajar. Siswa yang aktif bertanya ataupun menjawab pertanyaan menunjukkan adanya kemauan belajar, sedangkan siswa yang cenderung pasif tidak lain memiliki kemauan belajar yang kurang. Setiap siswa memiliki motif yang berbeda-beda dalam mencapai tujuan belajarnya.

Sejalan dengan uraian di atas, Aunurrahman (2011: 177) mengungkapkan: selama proses belajar, masalah belajar seringkali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan, unjuk hasil belajar. Sesudah belajar, masalah belajar dimungkinkan berkaitan dengan penerapan prestasi atau keterampilan yang sudah diperoleh melalui proses belajar sebelumnya.

Pendapat di atas menunjukkan permasalahan yang sering ditemukan dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah motivasi. Hal tersebut merupakan permasalahan yang sering terjadi di SMK Bina Wisata Lembang. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran produktif diperoleh informasi bahwa motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang masih terbilang rendah, khususnya di kelas X Administrasi Perkantoran 1.


(14)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut penuturan guru mata pelajaran produktif, dikatakan masih terbilang rendah karena dapat terlihat dari tingkah laku siswa diantaranya yaitu masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan pada saat guru menerangkan pelajaran, kurang berantusias dalam proses KBM misalnya kurang tergerak untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, apabila diberi tugas/pekerjaan rumah masih terdapat siswa yang kadang-kadang tidak mengerjakan, dan yang terakhir adalah nilai-nilai atau hasil belajar siswa yang masih belum optimal. Berikut rekapitulasi penilaian guru mengenai motivasi belajar siswa di kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang.

Tabel 1. 1

Rekapitulasi Tanggapan Guru Mengenai Motivasi Belajar Siswa

No. Penilaian Persentase Jumlah

Siswa 1 Kurang memperhatikan pada saat guru

menerangkan pelajaran 27 %

42 orang

2 Kurang aktif bertanya 44 %

3 Kurang tergerak untuk menjawab

pertanyaan 41 %

4 Kadang-kadang tidak mengerjakan tugas 30 % 5 Hasil belajar yang belum optimal 54 %

Sumber : Data dari hasil wawancara

Dari data di atas, diperoleh informasi mengenai tingkah laku yang menunjukkan motivasi belajar siswa masih lemah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Aunurahman (2010: 180), yaitu:

“motivasi belajar di kelas akan terlihat melalui keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat resume, mempraktekan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi


(15)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Motivasi belajar mandiri akan terlihat dalam bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak isi pelajaran, kesungguhan dan ketelatenan dalam mengerjakan tugas.”

Apabila rendahnya motivasi belajar dibiarkan begitu saja, maka dikhawatirkan akan memberikan dampak secara terus menerus pada pencapaian hasil belajar. Sebagaimana pendapat dari Aunurrahman (2011: 180), bahwa “rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar, karena hal tersebut akan memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar atau prestasi belajar yang diharapkan.”

Mengenai motivasi belajar yang masih rendah, adanya fenomena yang mendukung permasalahan tersebut yaitu pencapaian hasil belajar yang belum optimal. Berikut data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel nilai rata-rata UAS sebagai berikut.

Tabel 1. 2

Nilai Rata-rata Ujian Akhir Semester

Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X AP 1 Semester Ganjil di SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 2013/2014

No. Standar Kompetensi Nilai

KKM Nilai Rata-rata Jumlah Siswa yang Belum Memenuhi KKM Jumlah Siswa

1. Melakukan Prosedur Administrasi

75

74,48 14 orang

42 orang

2. Mengelola Peralatan Kantor 70,52 29 orang

3.

Memahami Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran

77,43 10 orang


(16)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Menangani Kolega & Pelanggan 72,57 25 orang

Sumber : Data dari Tata Usaha Sekolah, data sudah diolah penulis

Tabel di atas menunjukkan masih terdapat beberapa standar kompetensi yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagaimana yang telah ditetapkan oleh sekolah. Disamping itu, masih terdapat pula beberapa siswa yang belum memenuhi KKM.

Selain dilihat dari hasil belajar, motivasi belajar siswa juga identik dengan kehadiran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009: 102) bahwa “kehadiran siswa di kelas merupakan awal motivasi belajar”. Dengan hadirnya siswa di dalam kelas dapat menunjukkan adanya awal dari kemauan untuk belajar. Sehingga guru maupun pihak sekolah dapat mengetahui sejauhmana perkembangan motivasi belajar siswa. Berikut rekapitulasi kehadiran siswa.

Tabel 1. 3

Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa

Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X AP 1 Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014

No. Bulan

Jumlah Hari Efektif

Presentase Ketidakhadiran

Siswa

Jumlah Ketidakhadiran

Siswa

Jumlah Siswa

1. Juli 9 hari 2,11 % 8

42 orang

2. Agustus 12 hari 2,78 % 14

3. September 25 hari 2,95 % 31

4. Oktober 20 hari 3,09 % 26

5. November 25 hari 2,29 % 24


(17)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data di atas menunjukkan persentase siswa yang tidak hadir dengan tanpa keterangan (alpha) tiap bulannya. Ketidakhadiran siswa mengalami kenaikan dari bulan Juli hingga bulan Oktober. Kemudian, tabel di atas menunjukkan tidak terdapat bulan yang mencapai kehadiran hingga 100 %.

Berhubungan dengan itu, dalam hal ini guru berperan penting untuk menelusuri penyebab-penyebab masalah yang berkaitan dengan nilai-nilai dan kehadiran siswa. Guru bertanggung jawab dalam membina anak didiknya. Tidak hanya wali kelas saja yang bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi pada siswa, melainkan guru mata pelajaran pun turut berperan didalamnya. Guru mata pelajaran produktif ini terdiri dari empat orang, namun terdapat satu guru yang memegang dua standar kompetensi, yaitu MPPAP dan dasar komunikasi.

Dalam proses belajar mengajar di kelas, terjadi sebuah interaksi antara guru dengan murid. Guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Dalam berupaya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, terlebih dahulu guru harus bersikap profesional. Dikatakan profesional apabila lekat pada dirinya sebuah kompetensi atau keterampilan yang sesuai dengan tugas profesinya. Dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 9 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan ruhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan uraian di atas, salah satu kunci yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah kompetensi.


(18)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional (Jejen Musfah, 2011:30).

Dari keempat kompetensi tersebut, terdapat satu kompetensi yang melandasi kompetensi lainnya yaitu kompetensi kepribadian. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia (Mulyasa, 2011: 117).

Chaerul Rochman dan Heri Gunawan (2011: 33) mengemukakan,

baik tidaknya citra seseorang sangat ditentukan oleh kepribadiannya, terlebih lagi bagi seorang guru. Masalah kepribadian ini menjadi kompetensi yang sangat utama yang melandasi kompetensi guru yang lain. Selain itu, kepribadian juga akan menjadi faktor penentu keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik.

Mengenai kompetensi kepribadian guru, penulis memperoleh informasi dan gambaran kepribadian guru mata pelajaran produktif di SMK Bina Wisata Lembang. Penulis berkesempatan melakukan sharing atau wawancara ringan dengan siswa kelas X AP 1 sebanyak 42 orang. Sebagian besar siswa berkeluh kesah sering merasakan bosan pada saat belajar dikarenakan kurang adanya dorongan semangat dari guru sehingga berdampak pada kondisi psikologis siswa. Masih terdapat guru yang kadang-kadang tidak hadir sehingga melalaikan


(19)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tugasnya, hal tersebut mencerminkan pribadi yang kurang disiplin. Ketidakhadiran guru tersebut membuat siswa beranggapan bahwa guru lebih mengutamakan kepentingan pribadinya dibandingkan dengan tugas mengajar. Dan kurangnya kedekatan antara guru dengan siswa sehingga membuat siswa merasa canggung. Berikut rekapitulasi tanggapan siswa mengenai kompetensi kepribadian guru di SMK Bina Wisata Lembang.

Tabel 1. 4

Rekapitulasi Tanggapan Siswa Mengenai Kompetensi Kepribadian Guru

No. Penilaian Persentase Jumlah

Responden 1 Guru jarang memberikan dorongan

semangat belajar kepada siswa 55 %

42 orang 2 Guru kurang disiplin (kehadiran) 49 %

3 Guru lebih mengutamakan kepentingan

pribadi dibandingkan mengajar 42 % 4 Guru kurang melakukan pendekatan

kepada siswa 46 %

Sumber : Data hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara ringan dan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Karena salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi kesuksesan guru dalam menjalankan tugasnya adalah faktor kepribadian. Dan secara langsung maupun tidak langsung, kepribadian guru dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sebagaimana yang diutarakan oleh Oemar Hamalik (2012: 35), pengalaman menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi, dan hasrat belajar yang terus menerus itu semuanya bersumber dari kepribadian guru.


(20)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun pada kenyataannya, masih terdapat guru yang belum menguasai kompetensi kepribadiannya dengan baik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan permasalahan di atas. Maka dari itu, penulis mengambil judul penelitian:

“PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1 SMK BINA WISATA LEMBANG.”

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang. Motivasi belajar merupakan komponen penting dalam proses belajar karena motivasi merupakan salah satu kondisi psikologis siswa yang harus diperhatikan. Oleh karena itu guru sebagai motivator harus dapat memelihara serta meningkatkan motivasi belajar siswa.

Setiap siswa sudah memiliki motivasi yang tertanam pada diri individu masing-masing, yaitu motivasi internal. Namun motivasi internal tersebut perlu didukung adanya motivasi dari luar, salah satu nya adalah guru yang mendidik siswa di dalam kelas terutama saat proses belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 97) ialah cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, dan upaya guru dalam membelajarkan siswa.


(21)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, diduga bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah faktor guru itu sendiri. Dalam proses belajar yang sedang berlangsung, dapat dilihat bagaimana upaya guru dalam membelajarkan siswa. Upaya guru tersebut dapat dilihat dari tingkat kompetensi yang dimilikinya, salah satunya ialah kompetensi kepribadian. Karena dengan kompetensi kepribadian dapat memcerminkan bagaimana guru bersikap, bertindak, berupaya, dan berperan dalam peningkatan motivasi belajar siswa.

1.3 Rumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi dan membatasi permasalahan, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang diduga kuat mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kompetensi kepribadian guru. Oleh karena itu, fokus masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa.

Adapun rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat penguasaan kompetensi kepribadian guru mata pelajaran produktif di SMK Bina Wisata Lembang ?

2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang ?


(22)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Adakah pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang ?

1.4 Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh antara kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh gambaran tingkat penguasaan kompetensi kepribadian guru mata pelajaran produktif di SMK Bina Wisata Lembang.

2. Untuk memperoleh gambaran tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang.

1.5 Kegunaan Penelitian

Merujuk pada tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, diharapkan setelah adanya penelitian ini dapat memberikan kegunaan bagi banyak pihak. Beberapa kegunaan yang diharapkan yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

a. Memberikan informasi terhadap pengembangan ilmu mengenai konsep kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar.


(23)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENS I KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVAS I BELAJAR S IS WA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

S MK BINA WIS ATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Memberikan informasi dan dijadikan dasar acuan bagi peneliti lainnya yang merasa tertarik untuk meneliti pada permasalahan yang sama. 2. Kegunaan Praktis

a. Bagi sekolah, dapat memberikan pengetahuan dan wawasan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya memelihara serta meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Bagi siswa, dapat lebih meningkatkan motivasi belajarnya agar pencapaian hasil belajar yang optimal dapat terwujud.


(24)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE DAN DESAIN PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel kompetensi kepribadian guru (variabel X) sebagai variabel bebas dan variabel motivasi belajar siswa (variabel Y) sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan di SMK Bina Wisata Lembang yang berlokasi di Jl. Mutiara I Blok PPI No. 8 RT.07 RW 05. Desa/Kec. Lembang Kabupaten Bandung Barat. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP 1.

3.2 Metode/Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penggunaan sebuah metode merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan. Terlebih dahulu penulis menentukan metode apakah yang sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Metode penelitian dapat memudahkan penulis untuk memecahkan masalah dengan memberikan gambaran mengenai cara-cara atau langkah-langkah yang akan dilakukan.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:136) bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan metode yang digunakan penulis adalah metode penelitian survey. Menurut Sambas dan Uep (2011: 2), metode penelitian survey adalah:


(25)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu, dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan rencana atau pengambilan keputusan. Penelitian survei ini merupakan studi yang bersifat kuantitatif dan umumnya survey menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya.

Dengan menggunakan metode penelitian survey, penulis dapat memperoleh informasi dan gambaran antara dua variabel yaitu variabel kompetensi kepribadian guru sebagai variabel bebas dan variabel motivasi belajar siswa sebagai variabel terikat. Apakah terdapat pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa dan seberapa besar pengaruhnya.

3.3 Desain Penelitian

3.2.1 Operasionalisasi Variabel

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif bersifat operasional, dimana dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan diteliti harus dijabarkan menjadi lebih sederhana sehingga pembahasan tidak terlalu luas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sambas dan Uep (2011: 93), “operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan konsep variabel menjadi lebih sederhana, yaitu indikator.”

Sesuai dengan judul penelitian ini yang terdiri dari dua variabel, yaitu variabel Kompetensi Kepribadian Guru dan variabel Motivasi Belajar Siswa maka dilakukan operasionalisasi variabel dari kedua variabel tersebut.


(26)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.1.1 Variabel Kompetensi Kepribadian Guru

Kompetensi pribadi menurut Usman (Syaiful Sagala, 2013: 34) meliputi kemampuan mengembangkan kepribadian, kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, dan kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.

Indikator kompetensi kepribadian menurut Usman (Syaiful Sagala, 2013: 34), yaitu penampilan sosok guru individu sebagaimana berikut:

1. Mempunyai kedisiplinan 2. Berpenampilan baik 3. Bertanggung jawab 4. Memiliki komitmen 5. Menjadi teladan

Indikator dari kompetensi kepribadian guru di atas akan diuraikan lebih rinci pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 1

Operasional Variabel Kompetensi Kepribadian Guru

Variabel Indikator Ukuran No

Item Skala

Kompetensi Kepribadian

Guru (Variabel X)

Kompetensi pribadi meliputi

kemampuan mengembangkan kepribadian, kemampuan Mempunyai kedisiplinan

1. Tingkat kehadiran guru dalam tugas mengajar 2. Tingkat ketepatan waktu

dalam mengajar

3. Tingkat ketegasan guru terhadap siswa

1 2 3 Ordinal Ordinal Ordinal Berpenampilan baik

1. Tingkat kerapihan guru dalam berpakaian 2. Tingkat kesopanan guru

dalam berpakaian

4

5

Ordinal


(27)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berinteraksi dan

berkomunikasi, dan kemampuan

melaksanakan bimbingan dan

penyuluhan. Usman (Syaiful Sagala, 2013: 34)

3. Tingkat daya tarik guru 6 Ordinal Bertanggung

jawab

1. Tingkat tanggung jawab moral

2. Tingkat kemampuan melaksanakan tugas 3. Tingkat kemampuan

mengelola waktu

7 8 9 Ordinal Ordinal Ordinal Memiliki komitmen

1. Tingkat partisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan

2. Tingkat keterlibatan guru dalam pendidikan di sekolah

3. Tingkat loyalitas guru terhadap sekolah

10 11 12 Ordinal Ordinal Ordinal Menjadi teladan

1. Tingkat keteladanan guru

2. Tingkat kemampuan guru membimbing siswa 3. Tingkat kemampuan

sosialisasi dengan siswa

13 14 15 Ordinal Ordinal Ordinal

Sumber : Diadaptasi oleh Usman (Syaiful Sagala, 2013: 34)

3.2.1.2 Variabel Motivasi Belajar

Menurut Hamzah B. Uno (2009: 23), motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.


(28)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno (2009: 23) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Indikator dari motivasi belajar siswa di atas akan diuraikan lebih rinci pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa

Variabel Indikator Ukuran No

Item Skala

Motivasi Belajar Siswa

(Variabel Y)

Motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku. Hamzah B. Uno

(2009: 23)

Adanya hasrat dan keinginan berhasil

1. Tingkat kemauan untuk belajar 2. Tingkat keinginan

berhasil untuk

menjawab pertanyaan 3. Tingkat keinginan

untuk menjadi juara kelas 1 2 3 Ordinal Ordinal Ordinal

Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

1. Tingkat rasa ingin tahu dan menambah wawasan

2. Tingkat kebutuhan siswa untuk belajar 3. Tingkat kebutuhan

motivasi eksternal

4 5 6 Ordinal Ordinal Ordinal


(29)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adanya harapan

dan cita-cita masa depan

1. Tingkat sasaran yang ingin dicapai

2. Tingkat percaya diri untuk mewujudkan harapan 7 8 Ordinal Ordinal Adanya penghargaan dalam belajar

1. Tingkat keinginan untuk mendapatkan

reward

2. Tingkat kepuasan siswa pada prestasi yang dicapai

9

10

Ordinal

Ordinal

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

1. Tingkat keaktifan pada saat proses belajar

2. Tingkat antusiasme pada perencanaan pembelajaran yang diberikan oleh guru 3. Tingkat kejenuhan

dalam proses belajar

11 12 13 Ordinal Ordinal Ordinal Adanya lingkungan belajar yang kondusif

1. Tingkat kemampuan bersoasialisasi dengan siswa

2. Tingkat kemampuan bersosialisasi dengan guru

3. Tingkat ketersediaan sarana & prasarana sekolah 14 15 16 Ordinal Ordinal Ordinal


(30)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Diadaptasi oleh Hamzah B. Uno (2009: 23)

3.2.2 Sumber Data

Sumber data merupakan sumber-sumber dimana data yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan informasi yang akurat dan relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber data penelitian ini terdiri dari dua, yaitu data primer dan data sekunder. Berikut penjelasannya.

1. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Sumber data ini didapatkan langsung dengan melakukan wawancara dan penyebaran angket. Wawancara dilakukan kepada guru-guru SMK Bina Wisata Lembang, sedangkan penyebaran angket dilakukan kepada siswa kelas X AP 1 sebagai responden dalam penelitian.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari objek penelitian yang sifatnya mendukung untuk memberikan informasi sebagai bahan penelitian. Sumber data ini diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen, karya ilmiah, dan internet yang berhubungan langsung dengan kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar siswa.

3.2.3 Populasi Penelitian


(31)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Dengan demikian, populasi tidak terbatas pada sekelompok orang, tetapi apa saja yang menjadi perhatian kita.

Sedangkan populasi menurut Sugiyono (2013: 117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 42 orang, sebagaimana dapat terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 3

Data Siwa Kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang

No. Jenis Kelamin Jumlah (orang)

1 Laki-laki 9

2 Perempuan 33

Jumlah 42

Sumber : Data dari Tata Usaha Sekolah, data sudah diolah penulis

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis membutuhkan teknik dan alat untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan agar dapat mudah diolah sedemikian rupa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sambas dan Uep (2011: 99) bahwa “teknik


(32)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.”

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan teknik kuesioner.

3.2.4.1.Teknik Wawancara

Menurut Sugiyono (2013:194), wawancara dapat dilakukan secara

terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dikarenakan pertanyaan yang diajukan hanya secara garis besar atau secara gambaran saja.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 197) bahwa: wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

3.2.4.2.Teknik Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan yang harus diisi oleh responden melaui penyebaran angket/kuesioner. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 199) bahwa:

“teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa


(33)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet”.

3.2.5 Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data, maka dilakukan pengujian terhadap alat ukur (instrumen) yang akan digunakan. Pengujian instrumen ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas ini diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur sehingga dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel.

3.2.5.1.Uji Validitas

Dalam suatu penelitian, untuk mengetahui kevalidan suatu instrumen maka dilakukan uji validitas. Sambas Ali Muhidin (2010: 25) mengemukakan bahwa “suatu instrumen penelitian dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur.” Maka uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Adapun langkah kerja mengukur validitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010: 26) sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.


(34)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan/pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2, dimana n merupakan jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas, yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 2 = 18, dan ∝ 5%.

8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai r hitung dan nilai r tabel. dengan kriteria sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel , maka instrumen dinyatakan valid. Jika r hitung < r tabel , maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Untuk menguji validitas tiap butir angket, maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Sedangkan untuk mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data maka menggunakan formula tertentu, yaitu koefisien korelasi product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

� = Koefisien korelasi

X = Skor tiap butir angket dari tiap resonden

Y = Skor total

X = Jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden ∑ Y = Jumlah skor total butir angket dari tiap responden

  

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

r

xy


(35)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N = Banyaknya data

3.2.5.2.Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, maka dilakukan pengujian alat pengumpulan data yang kedua yaitu uji reliabilitas instrumen. Sambas dan Uep (2011: 123) mengemukakan bahwa “suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat.” Maka tujuan dari dilakukannya uji reliabilitas ini adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (Sambas Ali Muhidin, 2010: 31) sebagai berikut:

=

Dimana:

= Keterangan:

r = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha k = Banyaknya bulir pernyataan atau banyaknya soal

= Jumlah varians bulir = Varians total

11 r             

2

2 1 1 t b k k   2 

 

n n x x

 

 2 2

2 i  2 t


(36)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam menguji reliabilitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010: 31) adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/ menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing- masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r.

Kriterianya jika nilai r hitung > nilai r tabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Jika nilai r hitung < nilai r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid.

3.2.6 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Dalam penganalisisan data, sebelum melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan uji persyaratan regresi diantaranya yaitu uji normalitas, homogenitas, dan linieritas.

3.2.6.1.Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting karena diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan.


(37)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji normalitas dengan

Liliefors Test. Kelebihan Liliefors test adalah penggunaan/ perhitungannya yang

sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil (Harun Al Rasyid dalam Sambas Ali Muhidin, 2010: 93). Proses pengujian Liliefors test dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

b. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

e. Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel z. f. Menghitung theoretical proportion.

g. Bandingkanlah empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.

h. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D > D(n, )

Dalam perhitungan uji liliefors dapat menggunakan tabel distribusi untuk membantu menguji normalitas dengan memasukan data pada kolom-kolom yang tersedia sebagai berikut.

Tabel 3. 4

Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

X f fk Sn(Xi) Z Fo (Xi) Sn(Xi) - Fo(Xi) [Sn(Xi-1) - Fo(Xi)]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010: 94) Keterangan:

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul


(38)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fki = fi + fkisebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(Xi) = fki : n Kolom 5 : Nilai z. Formula,

S X X

Zi

-Dimana :

n Xi X   dan

1 ) ( 2 2      n n Xi Xi S

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z): Proporsi Kumulatif Luas Kurva Normal Baku

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tanda selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung Dtabel pada a = 0,05 dengan cara

n

886 , 0

Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria:  Dhitung < Dtabel, maka data berdistribusi normal.  Dhitung > Dtabel, maka data tidak berdistribusi normal.

3.2.6.2.Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas adalah pengujian pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas


(39)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan uji perbedaan antara dua kelompoknya, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya.

Pengujian homogenitas data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Burlett. Dimana kriteria yang digunakan adalah apabila nilai hitung > nilai tabel , maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, namun dalam hal lainnya diterima.

Nilai hitung diperoleh dengan rumus (Sambas Ali Muhidin, 2010: 96):  = ln [� − ��. � � ]

Dimana:

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi = n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (Log S2gab) (∑dbi)

S2gab = Varians gabungan =

db S db

S gab i

2

2 .

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini (Sambas, 2010: 97) adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 5

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db = n - 1 Si2 Log Si2 db.Log Si2 db. Si2


(40)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

3

...

...

...

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai barlett.

6. Menghitung nilai  .

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.

Nilai2hitung < nilai2tabel, variasi data dinyatakan homogen Nilai2hitung > nilai2tabel, variasi data dinyatakan tidak homogen 3.2.6.3.Uji Linieritas

Uji persyaratan regresi yang terakhir adalah uji linieritas. Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010: 99), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah:

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) = ∑�

2

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b  a (JK reg b a) dengan rumus: �  = �. [∑ −∑ . ∑ ]

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

JKres = ΣY2– JKReg(b a)– JK Reg(a)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JKReg(a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus:


(41)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

RJKres = Res −

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus: � = ∑ {∑ − ∑ }

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKT C) dengan rumus:

JKT C = JKRes – JKE

10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKT C) dengan rumus:

RJKTC = JKTC k – 2

11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

RJKE = JKE

n – k

12. Mencari nilai uji F dengan rumus:

F= RJKTC

RJKE

13. Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

14. Mencari nilai F tabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5 % menggunakan rumus: F tabel = F(1-)(db T C, db E) dimana db TC = k - 2 dan db E = n - k

15. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

Jika Fhitung < Ftabel maka data dinyatakan berpola linier Jika Fhitung > Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linier 3.2.7 Teknik Analisis Data

3.2.7.1.Teknik Analisis Deskripsi

Teknik analisis deskripsi merupakan bagian dari teknis analisis data. Menurut Sambas dan Uep (2011: 163), menyatakan bahwa:

Analisis statistika deskriptif adalah analisis data penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.


(42)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah yang telah diuraikan di latar belakang. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2 maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai tinggi rendahnya tingkat penguasaan kompetensi kepribadian guru mata pelajaran produktif di SMK Bina Wisata Lembang dan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang.

Dari kedua variabel penelitian tersebut, untuk mendeskripsikan setiap variabel digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari jawaban responden. Data yang diperoleh melalui pengumpulan angket tersebut kemudian diolah, makan diperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang didapat untuk masing-masing variabel. Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis deskriptif ini menurut Sugiyono (2002: 81), yaitu:

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK = ST x JB x JR.

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:

xi = x1 x2 x3 ...+xn.

c. Membuat daerah kontinum. Langkah-langkahnya sebagai berikut:  Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Sangat Tinggi : K = ST X JB X JR Sangat Rendah : K = SR x JB x JR

 Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus:

R = � � ���− � ℎ 5


(43)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi

 Hasil perhitungan dari langkah-langkah di atas, maka dapat disimpulkan dalam rekapitulasi skor kriterium antara lain seperti dibawah ini:

Tabel 3. 6

Skala Penafsiran Skor Rata-Rata Variabel X

No Skor Kriterium Kategori Penafsiran

1. 1,00 – 1,79 Sangat Rendah Sangat Rendah

2. 1,80 – 2,59 Rendah Rendah

3. 2,60 – 3,39 Sedang Sedang

4. 3,40 – 4,19 Tinggi Tinggi

5. 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014

Tabel 3. 7

Skala Penafsiran Skor Rata-Rata Variabel Y

No Skor Kriterium Kategori Penafsiran

1. 1,00 – 1,79 Sangat Rendah Sangat Rendah

2. 1,80 – 2,59 Rendah Rendah

3. 2,60 – 3,39 Sedang Sedang

4. 3,40 – 4,19 Tinggi Tinggi

5. 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2014

3.2.7.2.Teknik Analisis Inferensial

Teknik analisis data yang kedua adalah teknis analisis inferensial. Analisis inferensial dilakukan untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah no. 3 yang telah dikemukakan di latar belakang, yaitu untuk mengetahui “Adakah


(44)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang”. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah regresi sederhana.

Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi menurut M. Nazir (dalam Sambas Ali Muhidin, 2010: 104) yaitu:

1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris. 2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan

oleh variabel independen.

3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak. 4. Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok

dengan teori.

Penulis menggunakan model regresi sederhana Ŷ = a + bX Keterangan: Ŷ = variabel tak bebas (terikat)

X = variabel bebas

a = penduga bagi intersap (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (β)

α dan β adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistika sampel.

Mengingat data variabel penelitian ini diukur dalam bentuk skala ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasikan menjadi skala interval.

Pola pengubahan di atas digunakan untuk setiap item dari seluruh item instrumen, secara teknis operasional pengubahan data dari ordinal ke interval menggunakan Metode Succesive Interval (MSI). Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel,


(45)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu Program Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval pada menu Analize, hingga muncul kotak dialog Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data range pada kotak dialog InputI,

dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now.

6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 da Max Value isikan/pilih 5. 7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.

Setelah data ditransformasikan dari skala ordinal ke skala interval, hipotesis dapat langsung diuji dengan menggunakan uji persyaratan regresi yang meliputi uji mormalitas, linieritas dan homogenitas, setelah itu dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansinya.

3.2.8 Pengujian Hipotetis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang harus diuji kebenarannya. untuk memperoleh gambaran mengenai ada tidaknya pengaruh antara variabel X (Kompetensi Kepribadian Guru) terhadap variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) perlu dilakukan pengujian hipotesis.


(46)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 245-255) adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis ke dalam Model Statistik

H0 :  = 0 artinya tidak terdapat pengaruh positif dari Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif di Kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang.

H1 :  ≠ 0 artinya terdapat pengaruh positif dari Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif di Kelas X AP 1 SMK Bina Wisata Lembang.

2. Membuat Persamaan dan Koefisien Regresi

Analisis regresi sederhana digunakan untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Model persamaan regresi sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ = a + bX Keterangan:

Ŷ = Variabel terikat (Motivasi Belajar Siswa) X = Variabel bebas (Kompetensi Kepribadian Guru) a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0


(47)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b = Nilai arah sebagai penentu nilai predikasi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Dimana rumus untuk mencari a dan b dalam persamaan regresi yaitu:

X b Y N X b Y

a

 

. .

 

2 2 . . ) .( X X N Y X XY N b        

3. Menentukan Uji Statistika Yang Sesuai

Uji statistika yang digunakan adalah uji F. Menurut Ating dan Sambas (2006: 245), langkah- langkah uji signifikansi dapat dilakukan dengan menggunakan uji F sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

 

 

n

Y

JK g a

2

Re 

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b│a]) dengan rumus: JKReg[b│a] =

  

        n Y X XY

b. .

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus:

) ( Re ) | ( Re 2

Res Yi JK gba JK ga

JK

 

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKReg[a]) dengan rumus: RJKReg[a] = JKReg[a]

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b│a (RJKReg[b│a]) dengan rumus:

RJKReg[b│a] = JKReg[b│a]

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus: RJKRes = 2 Re  n JK s


(48)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Fhitung =

Res Reg(b/a)

RJK RJK

h. Menghitung nilai kritis () dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n – 2

i. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F (1-α) (db reg (b│a), db res)

j. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:

 H0 ditolak dan H1 diterima, apabila Fhitung ≥ Ftabel dinyatakan signifikan (diterima).

 H0 diterima dan H1 ditolak, apabila Fhitung ≤ Ftabel dinyatakan tidak signifikan (ditolak).

4. Menghitung Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui hubungan variabel X dengan variabel Y maka dapat dicari dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Pearson Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali Muhidin, 2010: 97) yaitu:

   

 

 

  2 2 2 2 . . Y Y N X X N Y X XY N rxy

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < + 1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif atau korelasi antara kedua variabel yang berarti.

a. Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif.

b. Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.


(49)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Jika nilai r = 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

Sedangkan untuk mengetahu kadar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dibuat klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3. 8

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,00 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2009: 257)

5. Menghitung Nilai Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel yang diberikan variabel kompetensi kepribadian guru terhadap motivasi belajar siswa maka digunakan rumus koefisien determinasi (KD) sebagai berikut.

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010: 110)

Untuk mendapatkan r2, maka terlebih dahulu harus diketahui koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut.


(50)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r2 =

2 2

) (

) )( (

Yi Yi

n

Yi Xi XiYi

n b

 

    


(1)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah 1548 1706 60158 71490 63977 Jumlah 1548 42 1706 71490 10155386


(2)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

REGRESI SEDERHANA

No X Y XY

1 56 57 3136 3249 3192

2 21 26 441 676 546

3 41 45 1681 2025 1845

4 37 40 1369 1600 1480

5 29 46 841 2116 1334

6 36 34 1296 1156 1224

7 30 30 900 900 900

8 47 41 2209 1681 1927

9 45 48 2025 2304 2160

10 43 41 1849 1681 1763

11 37 52 1369 2704 1924

12 38 42 1444 1764 1596

13 29 36 841 1296 1044

14 20 35 400 1225 700

15 33 35 1089 1225 1155

16 41 55 1681 3025 2255

17 41 50 1681 2500 2050

18 36 36 1296 1296 1296

19 33 36 1089 1296 1188

20 33 39 1089 1521 1287

21 32 36 1024 1296 1152

22 43 37 1849 1369 1591

23 47 37 2209 1369 1739

24 36 37 1296 1369 1332

25 36 37 1296 1369 1332

26 23 23 529 529 529

27 38 45 1444 2025 1710

28 38 40 1444 1600 1520

29 45 41 2025 1681 1845

30 20 40 400 1600 800

31 21 42 441 1764 882

32 47 46 2209 2116 2162

33 30 43 900 1849 1290

34 33 39 1089 1521 1287


(3)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36 33 35 1089 1225 1155

37 37 49 1369 2401 1813

38 38 51 1444 2601 1938

39 38 42 1444 1764 1596

40 36 46 1296 2116 1656

41 55 29 3025 841 1595

42 49 49 2401 2401 2401

Jumlah 1548 1706 60158 71490 63977

Rata-rata 36,86 40,62

Rata-rata 37

Jk Reg a 69296,09524

b 0,354 a 27,569 Ŷ 42,4400

Jk Reg b/a 389,016

Jk res 1805 KORELASI DETERMINASI

Rjk Reg a 69296,09524 0,4211 17,73%

Rjk Reg b/a 389,02

Rjk res 45,122 t hitung t tabel

F Hitung 8,621 2,936220695 2,02107539

F tabel 4,073


(4)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riwayat Hidup

Nama

: Meigga Ayu Puspita

NIM

: 1001722

TTL

: Indramayu, 21 Mei 1992

Agama

: Islam

Alamat Asal

: Griya Permata Indah RT 05 RW 10 Blok F No.5 Pabean

Indramayu

Kewarganegaraan

: Indonesia

Status

: Belum Menikah

Jenis Kelamin

: Perempuan

Golongan Darah

: B

E-mail

: meiggaayu21@gmail.com

Jalur Penerimaan

: UM UPI

Jalur Ujian

: Skripsi

Pendidikan Formal

2010

2014

: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung

2008

2010

: SMAN 2 Indramayu


(6)

M eigga Ayu Puspita, 2014

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1

SMK BINA WISATA LEMBANG

Uni versitas Pendidikan Indonesi | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2004

2007

: MTs Husnul Khotimah Kuningan

1998

2004

: SDN Paoman IV Indramayu

1997

1998

: TK Kartika III-18 Indramayu


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG.

0 5 102

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK BINA WISATA LEMBANG.

0 1 28

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 CIANJUR.

0 0 51

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI S PKR 1105541 Title

0 0 3

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI S PKR 1005892 Title

0 1 5

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI

0 0 12

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI

0 0 4

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1 SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI S PKR 1001722 Title

0 0 3

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI S PKR 1205541 Title

0 0 3

PENGARUH PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI S PKR 1200850 Title

0 0 3