PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 CIANJUR.

(1)

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 CIANJUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

oleh

Fitriyane Laila Apriliani Rahmat 0901037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 CIANJUR

Oleh

Fitriyane Laila Apriliani Rahmat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Fitriyane Laila Apriliani Rahmat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 CIANJUR

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 196004121986031002

Pembimbing II,

Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si. NIP. 196101061987032002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd NIP. 197207112001121001


(4)

ABSTRAK

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 CIANJUR

Oleh:

Fitriyane Laila Apriliani Rahmat 0901037

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. dan Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si.

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Cianjur. Permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa. Inti kajian dalam penelitian ini difokuskan pada salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu keterampilan mengajar guru. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu keterampilan mengajar guru (X) dan motivasi belajar siswa (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dengan model skala likert, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Jumlah anggota populasi yaitu 149 siswa dari seluruh siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran, dan diambil sampel dengan menggunakan rumus Slovin yaitu sebesar 60 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa (1) keterampilan mengajar guru produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur termasuk kategori sedang, (2) motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Cianjur termasuk kategori sedang. Artinya, sekolah harus memperhatikan serta meningkatkan keterampilan mengajar guru agar motivasi belajar siswa juga lebih meningkat, (3) keterampilan mengajar guru berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur.


(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TEACHERS TEACHING SKILLS TO STUDENTS LEARNING MOTIVATION OF CLASS X IN PRODUCTIVE SUBJECTS

OF OFFICE ADMINISTRATION AT SMK NEGERI 1 CIANJUR

by:

Fitriyane Laila Apriliani Rahmat 0901037

This Script is guided by:

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. and Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si.

This research is conducted in SMK Negeri 1 Cianjur. The raising issue of this research is about the low of students learning motivation. The research core is focused on one of the factors that influence students learning motivation that is teachers teaching skills. Based on it, the principal problems revealed in this research is there any influence of the teachers teaching skills to students learning motivation.

This research consists of two variables, there are teachers teaching skills (X) and students learning motivation (Y). The method that used in this research is explanatory survey method. The technique to collect data is gotten from the questionnaire on the Likert Scale, that is analyzed using simple regression. The number of a population was 149 from class X of Office Administration program at SMK Negeri 1 Cianjur, and the sample taken was 60 respontdents using Slovin Formula.

Based on research results, obtained information that (1) teachers teaching skills of productive Office Administration at SMK Negeri 1 Cianjur is including the medium rank, (2) students learning motivation on class X of Office Administration major at SMK Negeri 1 Cianjur is including the medium rank. It means that this school should pay attention and improve the teachers teaching skills, so the students learning motivation is increase, (3) teachers teaching skills has a positive effect on students learning motivation in class X on the subject of productive Office Administration at SMK Negeri 1 Cianjur.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ...Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .. Error!

Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ...Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Keterampilan Mengajar ...Error! Bookmark not defined.

2.1.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Peran Guru ...Error! Bookmark not defined.

2.1.1.3 Jenis-jenis Keterampilan Mengajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Pengertian Belajar ...Error! Bookmark not defined.

2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3 Teori Belajar ...Error! Bookmark not defined.

2.1.2.4 Pengertian Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.

2.1.2.5 Jenis-jenis Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.


(7)

2.1.2.7 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa .. Error! Bookmark not defined.

2.1.2.8 Indikator Motivasi Belajar ...Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa ...Error! Bookmark not defined.

2.2 Penelitian Terdahulu ...Error! Bookmark not defined.

2.3 Kerangka Pemikiran ...Error! Bookmark not defined.

2.4 Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.3 Operasionalisasi Variabel ...Error! Bookmark not defined.

3.4 Sumber Data...Error! Bookmark not defined.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Populasi Penelitian...Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Teknik Penarikan Sampel ...Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.

3.8 Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Analisis Deskriptif ...Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Analisis Inferensial ...Error! Bookmark not defined.

3.9 Uji Persyaratan Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.

3.9.1 Uji Normalitas ...Error! Bookmark not defined.

3.9.2 Uji Homogenitas ...Error! Bookmark not defined.

3.9.3 Uji Linieritas ...Error! Bookmark not defined.

3.10 Pengujian Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.


(8)

4.1.1.2 Profil Sekolah ...Error! Bookmark not defined.

4.1.1.3 Visi dan Misi...Error! Bookmark not defined.

4.1.1.4 Tujuan SMK Negeri 1 Cianjur ...Error! Bookmark not defined.

4.1.2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

4.1.2.1 Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.

4.1.2.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.1 Variabel Keterampilan Mengajar Guru... Error! Bookmark not

defined.

4.1.3.2 Variabel Motivasi Belajar SiswaError! Bookmark not defined. 4.1.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.5 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Gambaran Keterampilan Mengajar Guru ... Error! Bookmark not

defined.

4.2.2 Gambaran Motivasi Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap Motivasi Belajar

Siswa ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN... Error! Bookmark not defined.


(9)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Zaman sudah semakin cepat berkembang sehingga menuntut suatu bangsa mampu menghadapi kemajuan dengan kemampuan untuk menjawab tantangan dimasa depan, tentunya hal ini harus diiringi dengan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan salah satu upaya peningkatannya yaitu melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas manusia yang lebih baik sehingga memiliki kemampuan yang patut diperhitungkan. Dalam Undang-undang sistem pendidikan Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, ini berarti kualitas dari hasil pendidikan tergantung pada bagaimana proses pendidikan itu berlangsung, jika dalam prosesnya sudah dilaksanakan dengan baik maka hasilnyapun akan baik dan sesuai harapan, begitu juga sebaliknya.

Pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia berkualitas tercipta melalui kegiatan pendidikan yang terlaksana secara efektif. Keefektivan proses belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh empat hal sebagaimana yang


(10)

dikemukakan oleh Dollar dan Miller (Abin Syamsudin, 2007: 164) yaitu: a) Adanya motivasi, siswa harus menghendaki sesuatu;

b) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran, siswa harus memperhatikan sesuatu;

c) Adanya usaha, siswa harus melakukan sesuatu;

d) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil, siswa harus memperoleh sesuatu. Seperti yang dikemukakan diatas bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar adalah adanya motivasi, dalam hal ini adalah motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Disadari atau tidak, motivasi tersebut merupakan faktor penting yang tidak bisa dibiarkan begitu saja karena motivasi merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik dan maksimal, sehingga fungsi motivasi itu sendiri selain mendorong untuk melakukan sesuatu tetapi juga untuk memperoleh sesuatu. Seperti yang dikemukan oleh Abin Syamsuddin (2007: 37) mengemukakan

mengenai pengertian motivasi “Suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu baik disadari maupun

tidak disadari”.

Kemudian timbul pertanyaan mengapa seorang bahkan banyak siswa memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti proses belajar mengajar, serta apa saja faktor yang menyebabkan mereka kurang memiliki motivasi untuk mempelajari suatu mata pelajaran tertentu, sehingga tujuan dari kegiatan belajar tidak tercapai secara maksimal, padahal keberhasilan siswa dalam belajar adalah hal yang sangat diharapkan oleh siswa itu sendiri, pihak sekolah maupun orang


(11)

tua, umumnya pencapaian yang diharapkan ditunjukkan dengan nilai siswa pada mata pelajaran tertentu.

Keberhasilan seseorang dalam belajar adalah sesuatu yang besar dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa itu sendiri, sejalan dengan pernyataan tersebut Pupuh Faturrahman (2009: 92) mengemukakan bahwa “Semakin tinggi prestasi yang dicapai seorang siswa salah satunya terkait dengan besarnya

motivasi yang ia miliki”. Hal ini berarti ketika siswa tidak memiliki motivasi yang

cukup kuat untuk belajar maka besar kemungkinan siswa tidak akan mendapat keberhasilan dalam proses belajar yang telah dilaluinya.

Keberhasilan dalam proses belajar umumnya dibuktikan dengan prestasi siswa dalam nilai, adapun Bloom (Nana Sudjana (1998: 22) mengungkapkan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Tiga ranah hasil belajar ini dikenal dengan Bloom’s Taxonomi atau Taksonomi Bloom, yaitu:

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif berkaitan dengan perkembangan emosional individu dengan sikap (attitude), apresiasi (appreciation) dan motivasi (motivation).

3. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Dari ketiga ranah hasil belajar tersebut diungkapkan oleh Bloom bahwa motivasi termasuk kedalam ranah afektif. Selanjutnya peneliti memperoleh data


(12)

mengenai nilai rata-rata UAS yang masih termasuk dalam kategori rendah, seperti terlihat pada tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1. 1

Daftar Rata-rata Nilai UAS Semester Ganjil Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X Tahun Ajararan 2012/2013

No. Kelas Nilai

Rata-Rata KKM

Jumlah Siswa

Jumlah Siswa dibawah

KKM

Persentase siswa yang belum mancapai KKM (%)

1 X AP 1 56,70

75

36 35 97%

2 X AP 2 63,85 37 35 94%

3 X AP 3 68,30 39 31 79%

4 X AP 4 72,20 37 24 65%

Sumber: Dokumen SMK Negeri 1 Cianjur

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, terlihat masih tingginya jumlah siswa dari masing-masing kelas yang tidak mencapai KKM bahkan yang tertinggi sebesar 97% siswa yang tidak mencapai KKM berada pada kelas X AP 1, dan jumlah siswa yang belum mencapai KKM paling sedikit berada pada kelas X AP 4 yaitu sebanyak 24 orang atau 65% dari 37 siswa, namun jumlah tersebut juga masih dikatakan tinggi. Data tersebut menjadi gambaran bagaimana motivasi siswa dalam kegiatan belajar.

Rendahnya motivasi belajar siswa secara umum juga dapat terlihat dari jumlah siswa yang tidak hadir atau membolos dari sekolah, hal ini sejalan dengan fenomena yang tampak dikemukakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan Syahrumsyah Setya ( http://balikpapan.radiosmartfm.com/jurnal-balikpapan/3174-pelajar-bolos-motivasi-belajar-rendah.html) tanggal 29 Februari

2012, beliau mengungkapkan bahwa “Banyaknya kasus pelajar yang bolos sekolah saat jam pelajaran tengah berlangsung, disebabkan karena rendahnya


(13)

motivasi belajar dari pelajar itu sendiri. Penilaian tersebut didasari alasan para pelajar yang dinilainya tidak rasional, sehingga menyiratkan bahwa memang tidak ada motivasi untuk belajar dari pelajar itu sendiri”. Tentu hal ini tidak hanya terjadi di kota Balikpapan tetapi secara umum juga terjadi di banyak kota lainnya. Sejalan dengan hal tersebut Gunarsa (Alberta, 2011: 11) juga mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi siswa untuk membolos sekolah adalah faktor yang bersumber dari diri anak seperti ketidakmampuan anak untuk mengikuti pelajaran di sekolah serta motivasi belajarnya yang kurang dan faktor yang bersumber dari luar diri anak seperti keadaan keluarga, sikap orang tua, dan teman di lingkungan luar sekolah.

Berikut akan dipaparkan mengenai fenomena ketidakhadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui data rekapitulasi ketidakhadiran selama satu semester.

Tabel 1. 2

Daftar Ketidakhadiran Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Jumlah Siswa

Bulan %

Rata-rata % Juli Agust Sept Okt Nov Des

X AP 1 36 - 2.4 4 1.6 0.8 4.8 2.26

X AP 2 37 0.8 - 1.6 4 5.6 3.2 2.53

X AP 3 39 2.4 1.6 4 - 3.2 - 1.86

X AP 4 37 - 2.4 1.6 - 2.4 0.8 1.2

Rata-rata 0.8 1.6 2.8 1.4 3 2.2

Sumber: Dokumen SMK Negeri 1 Cianjur

Dilihat dari tabel 1.2 diatas diperoleh angka rata-rata ketidakhadiran siswa paling tinggi selama satu semester yaitu pada bulan September, Oktober dan


(14)

ketidakhadiran siswa tanpa keterangan (alpa), hal ini menunjukkan masih rendahnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu juga berdasarkan pengamatan peneliti, bahwa siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar tersebut masih kurang memperhatikan ketika guru mengajar yaitu dengan sikap dan perilaku yang tidak mendukung pada proses belajar yang optimal. Ini artinya siswa memang menghadirkan dirinya dalam pembelajaran tetapi tidak dengan jiwanya.

Motivasi mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, fenomena diatas memperlihatkan ketika siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar dia tidak akan memperhatikan ketika guru mengajar, sehingga siswa tidak bisa menyerap materi yang diajarkan oleh gurunya, yang berakibat pada hasil belajar yang tidak memuaskan. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Pupuh Faturrahman

(2009: 92) mengemukakan bahwa “Apabila perhatian siswa berkurang apalagi tidak memperhatikan guru sama sekali, sulit diharapkan jika siswa mengetahui

dan memahami apa yang diuraikan guru”.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 97), ada beberapa hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya:

a. Cita-cita dan aspirasi siswa b. Kemampuan siswa

c. Kondisi siswa

d. Kondisi lingkungan siswa

e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Selain itu Ahmad Rohani (2004: 130) mengungkapkan dua hal yang


(15)

dalam diri yaitu kebutuhan keterlibatan dalam pengajaran, dan karena motivasi

yang timbul dari luar, seperti stimulasi dari guru atau dari lingkungan belajar”.

Dengan adanya pendapat tersebut maka jelaslah bahwa guru memiliki pengaruh bagi tumbuhnya motivasi belajar siswa, yaitu melalui kegiatan belajar yang dikelola dengan baik. Kreativitas serta aktivitas pengajar harus mampu menjadi inspirasi bagi para siswa sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, berkarya dan berkreasi. Guru bertugas memperkuat motivasi belajar siswa lewat penyajian pelajaran, sanksi-sanksi dan hubungan pribadi siswanya. Dalam hal ini guru melakukan kegiatan yang menggiatkan anak dalam belajar. Peran guru untuk mengelola motivasi belajar sangat penting dan dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas belajar. Melalui upaya tersebut maka melemahnya motivasi intrinsik dapat dikatrol oleh faktor yang ada diluar diri siswa yaitu guru, sehingga dapat disimpulkan bahwa guru dapat mempengaruhi motivasi siswa melalui upaya memotivasi secara ekstrinsik yang diharapkan secara berkala mampu membangun motivasi intrinsik siswa.

Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam memotivasi siswanya seperti beberapa contoh yang dikemukakan oleh Ahmad Rohani (2004: 12) “Beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik”.

Banyak lagi hal lain yang bisa dilakukan oleh seorang guru selain yang disebutkan diatas seperti memperhatikan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran, menggunakan variasi alat peraga, menjelaskan hal-hal yang


(16)

menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Untuk melakukan hal tersebut guru harus memiliki keterampilan yang baik, dalam hal ini adalah keterampilan mengajar guru, karena dalam keterampilan mengajar terdapat berbagai strategi untuk dapat menumbuhkan motivasi siswa agar berperan aktif dalam belajar sehingga proses pembelajaran berjalan efektif. Wina Sanjaya (2009: 32) mengemukakan:

Keterampilan mengajar bagi seorang guru sangat diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam mengelola proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Disamping itu keterampilan merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran.

Setidaknya ada 8 keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru ketika ada dalam kegiatan belajar seperti yang dikemukakan oleh JJ. Hasibuan dan Moedjiono (2012: 58):

8 Keterampilan mengajar meliputi: Keterampilan memberi penguatan, keterampilan bertanya, menggunakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, mengajar kelompok kecil dan perorangan, mengelola kelas, dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.

Dengan adanya keterampilan tersebut maka diharapkan seorang guru mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan sehingga mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

Guru yang kurang memiliki keterampilan dalam mengajar menjadi salah satu alasan yang menjadi penyebab kegagalan dalam mengajar, selain itu juga dapat menimbulkan efek negatif bagi siswa-siswi yang diajarkannya, mereka akan menunjukkan sikap kurang antusias terhadap pelajaran yang dihadapinya sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal. Masalah tersebut dapat


(17)

teratasi ketika guru menguasai berbagai keterampilan untuk mengelola proses belajar tersebut.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian agar memahami mengenai masalah rendahnya motivasi belajar siswa Kelas X AP di SMK Negeri 1 Cianjur, terutama seberapa besar pengaruh keterampilan guru terhadap motivasi siswa tersebut untuk belajar. Inilah yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian yang selanjutnya akan dituangkan dalam judul “Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi belajar yang dinilai masih cukup rendah jika dilihat dari pemaparan latar belakang diatas.

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 97) cita-cita dan aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, dan upaya guru dalam membelajarkan siswa adalah beberapa hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Diantara banyak faktor yang mempengaruhi tersebut, penelitian ini dibatasi pada permasalahan upaya guru dalam membelajarkan siswa, artinya guru harus mengelola proses pembelajaran dengan baik yang dapat terwujud ketika seorang guru memiliki keterampilan mengajar.


(18)

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat keterampilan mengajar guru kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur?

2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur? 3. Adakah pengaruh tingkat keterampilan mengajar guru terhadap tingkat

motivasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui mengenai adakah pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini mengenai hal-hal berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran tingkat keterampilan mengajar guru kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur.

2. Untuk memperoleh gambaran tingkat motivasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur.


(19)

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat keterampilan mengajar guru terhadap tingkat motivasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca secara umum maupun peneliti lain mengenai pengelolaan pembelajaran yang didukung dengan keterampilan mengajar guru serta pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para guru dalam proses mengajar sehingga dapat menggunakan upaya yang tepat dalam menghadapi peserta didik terutama motivasi belajarnya dengan memperhatikan keterampilan yang dimiliki guru ketika mengajar.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan diteliti antara lain sebagai variabel bebas (independent variable) yaitu keterampilan mengajar guru (X) dan untuk variabel terikat (dependent variable) yaitu motivasi belajar siswa (Y). Berdasarkan variabel penelitian tersebut maka, yang akan menjadi objek penelitian ini adalah keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran.

Untuk kepentingan penyajian kondisi empirik mengenai pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa maka penelitian ini akan dilakukan di SMK Negeri 1 Cianjur, khususnya pada siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran.

1.2 Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2010: 3).

Seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan digunakan dalam suatu penelitiannya sehingga proses penelitian dapat terarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey Methode. Menurut Uep


(21)

Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011: 6):

Metode penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu, dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan rencana atau pengambilan keputusan.

Sedangkan penelitian eksplanasi adalah “Penelitian yang bermaksud

menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan-hubungan

antara satu variabel dengan variabel lain” (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali

Muhidin, 2011: 7).

Dengan penggunaan metode tersebut peneliti melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel yaitu variabel keterampilan mengajar guru dan variabel motivasi belajar siswa. Serta apakah terdapat pengaruh antara tingkat keterampilan mengajar guru terhadap tingkat motivasi belajar siswa Kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur.

1.3 Operasionalisasi Variabel

Untuk memberikan pemahaman yang lebih mengenai penggunaan variabel dalam suatu penelitian, maka variabel-variabel yang didefinisikan secara operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Keterampilan Mengajar Guru (X)

Keterampilan mengajar guru menurut JJ. Hasibuan dan Moedjiono (2012:


(22)

aktivitas belajar, sehingga mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif”.

Dalam penelitian ini keterampilan mengajar guru diukur melalui delapan indikator yang dikuemukakan oleh JJ. Hasibuan dan Moedjiono (2012: 58) yaitu:

1. Keterampilan memberi penguatan 2. Keterampilan bertanya

3. Keterampilan menggunakan variasi 4. Keterampilan menjelaskan

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan 7. Keterampilan mengelola kelas

8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel Keterampilan Mengajar Guru

Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item Keterampilan mengajar guru (X) “Seperangkat kemampuan atau kecakapan guru dalam membimbing aktivitas belajar, sehingga mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif” JJ.Hasibuan dan Moedjiono (2012: 58) 1. Keterampilan memberi penguatan

a. Tingkat intensitas penggunaan penguatan verbal

Ordinal 1

b. Tingkat intensitas penggunaan penguatan gestural

2

c. Tingkat intensitas guru memberi penguatan berupa tanda atau benda

3

2. Keterampilan bertanya

a. Tingkat kejelasan mengungkapkan pertanyaan

Ordinal

4

b. Tingkat penyebaran kesempatan siswa menjawab

5

c. Tingkat kecukupan

waktu untuk berpikir 6

d. Tingkat kemampuan


(23)

penuntun 3. Keterampilan

menggunakan variasi

a. Tingkat intensitas guru menggunakan variasi suara

Ordinal

8 a.Tingkat perubahan posisi

mengajar 9

c. Tingkat penggunaan

variasi media 10

d. Tingkat penggunaan

variasi pola kegiatan 11

4. Keterampilan menjelaskan

a. Tingkat kejelasan bahasa dalam menjelaskan

Ordinal

12 b. Tingkat penggunaan

contoh dan ilustrasi 13

c. Tingkat pemberian penekanan atau pengulangan materi

14

d. Tingkat penggunaan

balikan 15

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

a. Tingkat intensitas guru membuat kaitan dengan materi sebelumnya

Ordinal

16

b. Tingkat intensitas guru

meninjau kembali 17

c. Tingkat intensitas guru

mengevaluasi 18

6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

a. Tingkat pendekatan guru secara pribadi kepada siswa

Ordinal 19

b. Tingkat kemampuan guru membentuk

kelompok secara seimbang

20

c. Tingkat intensitas membimbing dan memudahkan belajar

21

7. Keterampilan a. Tingkat kemampuan

menunjukkan sikap


(24)

mengelola kelas tanggap terhadap siswa Ordinal b. Tingkat intensitas guru

mengembalian kondisi belajar yang optimal

23

c. Tingkat kemampuan

guru memberi teguran 24

8. Keterampilan membimbing diskusi

kelompok kecil

a. Tingkat kemampuan memusatkan perhatian siswa

Ordinal 25

b. Tingkat kemampuan guru melacak komentar siswa dalam diskusi

26

c. Tingkat kemampuan guru mencegah siswa yang memonopoli pembicaraan

27

d. Tingkat intensitas guru membantu membuat kesimpulan

28

2. Motivasi Belajar Siswa (Y)

Motivasi belajar didefinisikan Abin Syamsuddin (2007: 37) yaitu “Suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak

kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari”. Dalam penelitian ini motivasi belajar diteliti melalui indikator sebagai berikut:

1. Durasi kegiatan 2. Frekuensi kegiatan

3. Persistensinya pada tujuan kegiatan 4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya 5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan 6. Tingkatan aspirasinya

7. Tingkatan kualifikasi prestasi


(25)

Tabel 3. 2

Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Siswa

Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item Motivasi belajar siswa (Y) “Suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari” (Abin Syamsuddin, 2007: 37)

1. Durasi kegiatan (berapa lama penggunaan waktu untuk belajar)

a. Tingkat konsistensi dalam belajar

Ordinal 1 b. Tingkat pemanfaatan

waktu untuk belajar 2

c. Tingkat kemampuan

menghindari gangguan 3

d. Tingkat lamanya dalam

menyelesaikan tugas 4

2. Frekuensi (seberapa sering kegiatan

dilakukan)

a. Tingkat pengulangan kegiatan belajar

Ordinal 5 b. Tingkat ketersediaan

waktu belajar di rumah 6

3. Persistensi (ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan)

a. Tingkat minat dalam belajar

Ordinal

7 b. Tingkat keinginan

mengetahui dalam

belajar 8

c. Tingkat keseriusan

dalam belajar 9

4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuan menghadapi kesulitan

a. Tingkat keuletan menghadapi kesulitan

Ordinal

10 b. Tingkat kemampuan

mengatasi kesulitan 11

c. Tingkat ketabahan

menyikapi tugas 12

5.Devosi

(pengabdian) dan pengorbanan untuk mencapai tujuan

a. Tingkat pengabdian dalam pembelajaran

Ordinal 13 b. Tingkat pengorbanan

tenaga dalam belajar 14

c. Tingkat kesiapan untuk


(26)

6. Aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan

a. Tingkat kesungguhan usaha dalam mencapai prestasi

Ordinal 16 b. Tingkat usaha

menguasai materi pelajaran

17 c. Tingkat antusiasme

untuk berperan aktif 18

7. Kualifikasi prestasi yang dicapai

(memuaskan atau tidak)

a. Tingkat ketercapaian tujuan

Ordinal

19 b. Tingkat kesesuaian

usaha dengan hasil 20

c. Tingkat kepuasan

terhadap prestasi 21

d. Tingkat kepuasan terhadap pengetahuan

yang diperoleh 22

8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan ( like or

dislike, positif

atau negatif)

a. Tingkat inisiatif dalam belajar

Ordinal 23 b. Tingkat tanggung jawab

atas tugas 24

c. Tingkat menyenangi

kegiatan belajar 25

1.4 Sumber Data

Sejumlah data sangat diperlukan dalam suatu penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui penyebaran angket. Angket tersebut diberikan kepada subjek penelitian, yaitu siswa-siswi kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur.

Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang diperoleh penulis tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya membantu dan


(27)

dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian.. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder yaitu buku-buku literatur, hasil observasi maupun laporan-laporan dan arsip ataupun dokumen yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian yang ada di lingkungan program keahlian Administrasi perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur.

1.5 Populasi dan Sampel Penelitian 1.5.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Sambas Ali M (2010: 1) mengungkapkan bahwa:

Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagi objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Cianjur yang berjumlah 149 orang dari 4 kelas.

Tabel 3. 3

Jumlah Populasi Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Cianjur

No Kelas Jumlah

1 X AP- 1 36 orang

2 X AP- 2 37 orang

3 X AP- 3 39 orang

4 X AP- 4 37 orang


(28)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah seluruh siswa kelas X yaitu 149 orang. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan penelitian sampel karena jumlah responden lebih dari 100 orang.

1.5.2 Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini hanya sebagian populasi saja yang dijadikan objek penelitian. Jumlah populasi yang diteliti ini disebut dengan sampel, menurut

Sambas Ali M (2010: 2) “Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”. Pada penelitian kali ini teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik probability sampling sehingga seluruh anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Keterangan:

n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi

e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir atau diinginkan sebesar. (e=0,1)

Selanjutnya dapat dihitung menggunakan rumus tersebut, sebagai berikut:


(29)

Dari perhitungan diatas didapat angka 59,83 dibulatkan menjadi 60 maka untuk ukuran sampel dibulatkan menjadi 60 kemudian ukuran sampel dalam penelitian ini akan disebar ke dalam 4 kelas, dengan menghitung proporsi setiap kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 79) Keterangan:

ni : Ukuran sampel ke i

N : Ukuran populasi

n : Ukuran sampel keseluruhan : Ukuran populasi ke i

Berdasarkan rumus tersebut maka secara rinci diperoleh sampel dari masing-masing kelas, seperti terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. 4

Penarikan Sampel kelas X SMK Negeri 1 Cianjur

No Kelas Jumlah

Populasi Siswa

Perhitungan Sampel

Jumlah Sampel Per Kelas

1 X AP- 1 36 orang

14 Siswa

2 X AP- 2 37 orang

15 Siswa

3 X AP- 3 39 orang

16 Siswa

4 X AP- 4 37 orang

15 Siswa


(30)

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti, penulis menggunakan teknik angket, teknik angket adalah teknik pengumpulan data primer melalui penyebaran kuesioner yang merupakan daftar pernyataan yang disebut secara tertulis dan disusun sedemikian rupa sehubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Langkah-langkah penyusunan angket ini yakni sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan

2. Merumuskan item-item pernyataan dan alternatif jawaban

3. Menetapkan skala penilaian angket dengan kriteria pemberian bobot untuk setiap alternatif jawaban, skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori model Likert.

Tabel 3. 5

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban untuk Variabel X dan Y

Alternatif Jawaban Bobot

Sangat setuju/selalu 5

Setuju/sering 4

Ragu-ragu/kadang-kadang 3

Tidak setuju/hampir tidak pernah 2

Sangat tidak setuju/tidak pernah 1


(31)

1.7 Pengujian Instrumen Penelitian 3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan suatu instrumen sehingga dapat digunakan dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 267)

bahwa “Validitas merupakan derajat ketepatan antara yang terjadi pada obyek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Formula yang digunakan dalam pengujian validitas instrumen penelitian ini yaitu rumus korelasi Pearson Product Moment (Sambas Ali M dan Uep Tatang S, 2011: 117) dengan rumus sebagai berikut:

√[ ]

Keterangan:

rxy = Korelasi antara variabel X dan Y

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba

∑X = Jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden

∑Y = Jumlah skor total butir angket dari tiap responden N = Banyaknya data

Langkah kerja yang dilakukan dalam mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.


(32)

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh.

5. Memberikan atau menempatkan skor (skoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db)= n-2 dengan tingkat signifikansi 95% atau

8. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r dengan kriteria kelayakannya sebagai berikut:

1) Jika rxy hitung > r tabel, maka valid

2) Jika rxyhitung ≤ r tabel, maka tidak valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasilnya dapat dipercaya. Formula yang digunakan yaitu koefisien alfa dari Cronbach.

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut (Sambas Ali M dan Uep Tatang S 2011: 117):


(33)

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

=

Keterangan: = Varians total = Jumlah responden = Jumlah Skor

7. Menghitung nilai koefisien alfa

[ ] [ ]

Keterangan:

= Reabilitas instrument/ koefisien alpha

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varians butir


(34)

= Varians total

8. Menentukan nilat tabel koefisien korelasi derajat bebas (db) = n-2 dan

9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r, dengan kriteria:

a) Jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel

b) jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

1.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011: 158), yaitu:

Teknik analisis data adalah cara melaksanakan analisis terhadap data, bertujuan untuk mengolah data yang ada menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat dari data tersebut dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Data dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011: 159) sebagai berikut:

a) Tahap pengumpulan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data b) Tahap editing, yatu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data

c) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti

d) Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian

e) Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data

f) Tahap mendeskripsikan data, yaitu mendeskripsikan data agar diketahui atau dipahami karakteristik yang dimiliki oleh data


(35)

g) Tahap pengujian hipotesis, yaitu menguji hipotesis yang telah dibuat, untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Setelah menyelesaikan proses pengolahan data diatas dan terkumpul sesuai jumlah yang diinginkan, selanjutnya adalah melakukan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2010: 147) mengemukakan bahwa:

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Analisis data ini digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran mengenai keterampilan mengajar guru dan untuk mengatahui gambaran mengenai motivasi belajar siswa.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut:

Rentang = Skor maksimal – skor minimal = 5 - 1 = 4 Lebar Interval = Rentang/banyaknya interval = 4/5 = 0,8

Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1; interval kedua memiliki batas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6; interval keempat memiliki


(36)

batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2. Selanjutnya ditampilkan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 6

Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Kategori Penafsiran

X Y

1 – 1,7 Sangat Rendah Sangat Tidak Terampil Sangat Rendah

1,8 – 2,5 Rendah Tidak Terampil Rendah

2,6 – 3,3 Sedang Cukup Terampil Sedang

3,4 – 4,1 Tinggi Terampil Tinggi

4,2 – 5 Sangat tinggi Sangat terampil Sangat tinggi

Sumber: Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (Sambas dan Maman, 2007:146)

3.8.2 Analisis Inferensial

Teknik analisis data inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk data interval dan ratio, serta statististik nonparametrik yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Ciri analisis data inferensial adalah digunakannya rumus statistik tertentu (mislnya uji t, uji F). Analisis data ini digunakan untuk menjawab pertanyaan no 3 dalam rumusan masalah yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa.


(37)

Mengingat data variabel penelitian seluruhnya diukur dalam bentuk skala ordinal. Sementara pengolahan data dengan penerapan statistic parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval. Dengan demikian semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditranformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Metode Succesive

Internal atau MSI.

Menurut Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman (2007: 70) untuk mengubah data ordinal menjadi interval dapat menggunakan bantuan Microsoft Excel. Langkah-langkah untuk mentranformasikan data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel b. Klik “analize” pada menu Bar

c. Klik “Succesive interval” pada menu Analize, hingga muncul kotak

dialog “Methode of Succesive Interval”

d. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog input, dengan cara memblok skor yang telah diubah skalanya.

e. Pada Option Min Value isikan/ pilih 1 dan Max Value isikan/ pilih 5 f. Masih pada Option, check list (√) Display Summary

g. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya telah

ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”

1.9 Uji Persyaratan Analisis Data 3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki distribusi yang normal atau tidak. Hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang digunakan. Penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang telah dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini yaitu metode Liliefors.


(38)

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006: 289) proses pengujian dengan menggunakan metode Liliefors dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis)

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empiric (observasi) 5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel z 6. Menghitung theoretical proportion

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi tadi

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu untuk pengujian normalitas data.

Tabel 3. 7

Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

Xi fi Fki Sn(Xi) Z F0(Xi) |Sn(Xi)-F0(Xi)| |Sn(Xi-1)-F0(Xi)|

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan:

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fki = fi+Fkisebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi) formula, Sn(Xi)=fki:n Kolom 5 : Nilai z formula Z ̅

Dimana: ̅= dan S = √


(39)

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z): Proporsi Kumulatif Luas Kurva Normal Baku

Kolom 7 : Selisih Empirical proportion dengan Theoritical Proportion

Kolom 8 : Selisih Empirical proportion dengan Theoritical Proportion diluar titik observasi

Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria:

 Dhitung < Dtabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal

 Dhitung ≥ Dtabel , maka H0 ditolak, artinya data berdistribusi tidak normal

3.9.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Pengujian homogenitas data yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Barlett. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai hitung > nilai tabel, maka menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus:

)] (Sambas Ali Muhidin, 2010: 96) Dimana:

= Varians tiap kelompok data

= n-1= derajat kebebasan tiap kelompok = Nilai Barlett = (log gab) (∑dbi)

gab = Varians gabungan = gab=

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini dikutip dari Sambas Ali Muhidin (2010: 96) adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut:


(40)

Tabel 3. 8

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db= n-1

1 2 3

… … ∑

3. Menghitung varians gabungan

4. Menghitung log dari varians gabungan 5. Menghitung nilai Barlett

6. Menghitung nilai

7. Menentukan nilai dan titik kritis 8. Membuat kesimpulan

3.9.3 Uji Linieritas

Pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai berikut: (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 296-298)

1. Menyusun tabel kelompok dari variabel X dan variabel Y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus:

JKreg(a)=

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a (JKregb/a), dengan rumus: JKregb/a= b.(∑XY-

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres= JKreg(b/a)-JKReg(a)


(41)

RJKreg(a)= JKreg(a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(b/a)) dengan rumus:

RJKreg(b/a)= JKreg(b/a)

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres=

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus: RJKTC=

Urutkan data x mulai dari data yang kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC= JKRes -JKg

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC=

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE=

12.Mencari nilai uji F dengan rumus: F=

13.Menentukan kriteria pengukuran: jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

14.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α=5% menggunakan rumus: Ftabel= F(1-α)(db TC, db E) dimana db TC= k-2 dan db E= n-k


(42)

15.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan, yakni:

 Jika Fhitung < Ftabel maka data dinyatakan berpola linier

 Jika Fhitung ≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linier.

3.10 Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data adalah dengan melakukan uji hipotesis. Sugiyono (2010:56) bahwa “Hipotesis sebagai jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian”. Hipotesis bersifat sementara, maka harus

dilakukan pengujian untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis itu diterima atau ditolak. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup signifikan antarvariabel bebas dan variabel terikat.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan model statistik parametrik analisis regresi dimaksudkan untuk mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006: 243), model regresi linier sederhana: Ŷ = a + bx, dimana: Ŷ adalah variabel tak bebas, X adalah variabel bebas, a adalah penduga bagi itersap (α), b adalah penduga bagi koefisien

regresi (β), dan α, β adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistik sampel. Dengan ketentuan:


(43)

1. Merumuskan hipotesis statistik

H0 : β = 0, Berarti tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara keterampilan mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cianjur.

H1 : β≠ 0, Berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan antara keterampilan mengjar guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Cianjur.

2. Menentukan uji statistik yang sesuai, yaitu: F=

Untuk menentukan nilai uji F diatas, adalah:

a. Menghitung jumlah kuadrat regresi a (JKreg[a]), rumus: (JKreg[a]) =

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg[b/a]), rumus: (JKreg[b/a]) = b {∑xy– }

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres), rumus: (JKres) = ∑ - JKreg[b/a] - JKreg[a]

d. Menghitung jumlah kuadrat regresi a (RJKreg[a]), rumus: RJKreg[a] = JKreg[a]

e. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg[b/a]), rumus: RJKreg[b/a] = JKreg[b/a]

f. Menghitung jumlah kuadrat residu (RJKres), rumus: RJKres =

g. Mencari nilai Fhitung, rumus: Fhitung =

3. Menentukan nilai kritis (α=0,05), dengan derajat kebebasan 95% untuk dkregb/a=1 dan dkres= n-2


(44)

Fhitung > Ftabel : maka h0 ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan Fhitung ≤ Ftabel : maka h0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan. 5. Membuat kesimpulan.

Adapun perhitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment dengan rumus:

√[ ]

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < + 1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif / korelasi langsung antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan kenaikan nilai-nilai Y, begitu pula sebaliknya.

 Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara variabel sangat kuat dan positif.

 Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negative

 Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah

Adapun tabel Interpretasi nilai r sebagai berikut:

Tabel 3. 9

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80-1.000 0.60-0.799 0.40-0.599

Sangat kuat Kuat Cukup kuat


(45)

0.20-0.399 0.00-0.199

Rendah Sangat rendah

Sumber: Sambas Ali Muhidin (2010: 84)

Selanjutnya untuk menentukan besarnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y, dapat digunakan rumus koefisien determinasi atau koefisien penentu. Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh yang terjadi antara variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent).

(Ating dan Sambas, 2006: 341)

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran tingkat keterampilan mengajar guru yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa keterampilan mengajar guru kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur yang meliputi indikator: (1) Keterampilan memberi penguatan, (2) Keterampilan bertanya, (3) Keterampilan menggunakan variasi, (4) Keterampilan menjelaskan, (5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (6) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, (7) Keterampilan mengelola kelas, (8) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, berada pada kategori sedang. Hal ini mengandung arti bahwa guru kelas X mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur sudah memiliki keterampilan mengajar yang dipersepsi cukup terampil.

2. Gambaran tingkat motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa motivasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur yang meliputi indikator: (1) Durasi kegiatan, (2) Frekuensi kegiatan belajar, (3) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, (4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, (5) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan,


(47)

(6) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, (7) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, (8) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, berada pada kategori sedang. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur dipersepsi sedang.

3. Tingkat keterampilan mengajar guru memiliki berpengaruh positif terhadap tingkat motivasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur, artinya semakin tinggi tingkat keterampilan mengajar guru maka akan semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan kesimpulan terdahulu saran yang dikemukakan dalam penelitian ini mengacu kepada indikator yang memiliki skor rata-rata rendah diantara indikator yang lain. Berdasarkan hal tersebut saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Tingkat keterampilan mengajar guru produktif di SMK Negeri 1 Cianjur sudah cukup terampil namun adapula indikator dalam keterampilan mengajar guru yang memiliki skor rata-rata terendah dibandingkan indikator yang lain, yaitu keterampilan mengajar guru dalam bertanya. Keterampilan bertanya merupakan kemampuan guru dalam bertanya secara verbal yang meminta respon dari siswa, yang dapat mendorong kemampuan berpikir siswa. Berdasarkan rendahnya keterampilan tersebut maka dalam hal ini sekolah


(48)

harus lebih memperhatikan lagi keterampilan yang dimiliki seorang guru dengan cara mengadakan berbagai pelatihan yang dapat membekali guru dalam hal keterampilan guru ketika mengajar atau secara lebih khusus dapat berhubungan dengan kemampuan guru berkomunikasi dengan siswanya, sehingga keterampilan guru dalam melontarkan atau mengungkapkan pertanyaan kepada siswa menjadi lebih baik dan akan berakibat positif terhadap siswa karena bertanya yang baik merupakan stimulus yang efektif bagi siswa untuk berpikir.

2. Keterampilan mengajar guru berpengaruh positif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa, untuk itu sekolah harus betul-betul memperhatikan keterampilan mengajar yang dimiliki oleh tenaga pendidik di sekolahnya dengan cara memfasilitasi kebutuhan guru dalam mengikuti berbagai pelatihan, agar senantiasa mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh & Sobry Sutikno. (2009). Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakrta: PT. Bumi Aksara. Hasibuan, JJ dan Moedjiono. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E (2006). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. (2007). Analisis Korelasi,

Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

_________________. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Rooijakers, Ad. (1990). Mengajar dengan Sukses. Jakarta: YKPTK-PT Gramedia. Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:

ALFABETA.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(50)

________. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika Dalam

Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin. (2011). Desain Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.

Sudjana, Nana. (1998). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2009). Metode Penelitian Kuantitif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Ukas, Maman. (2006). Manajemen (Konsep, Prinsip, dan Aplikasi). Bandung: Agnini.

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

______________. (2010). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber Internet:

Alberta Tyas Puji. (2011). Perilaku Membolos Ditinjau dari Motivasi Belajar dan

Orientasi Berprestasi. Skripsi. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata. [Online] Tersedia:

http://eprints.unika.ac.id/view/divisions/psi/2011.html Februari 2013]

Dadang Sukirman. (2013). Makalah Keterampilan Dasar Mengajar. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PE NDIDIKAN/195910281987031_DADANG_SUKIRMAN/Makalah_ket_


(51)

Redaksi. (2012) Pelajar Bolos : Motivasi Belajar Rendah. [Online]. Tersedia:

http://balikpapan.radiosmartfm.com/jurnal-balikpapan/3174-pelajar-bolos-motivasi-belajar-rendah.htmlApril 2013]

Robert J. Songgok. (2013). Motivasi dalam Belajar. [Online]. Tersedia:

http://www.oocities.org/usrafidi/motivasi.htmlFebruari 2013]

Sumber Lain:

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran tingkat keterampilan mengajar guru yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa keterampilan mengajar guru kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur yang meliputi indikator: (1) Keterampilan memberi penguatan, (2) Keterampilan bertanya, (3) Keterampilan menggunakan variasi, (4) Keterampilan menjelaskan, (5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (6) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, (7) Keterampilan mengelola kelas, (8) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, berada pada kategori sedang. Hal ini mengandung arti bahwa guru kelas X mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur sudah memiliki keterampilan mengajar yang dipersepsi cukup terampil.

2. Gambaran tingkat motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa motivasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur yang meliputi indikator: (1) Durasi kegiatan, (2) Frekuensi kegiatan belajar, (3) Persistensi pada tujuan kegiatan belajar, (4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan, (5) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan,


(2)

(6) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, (7) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan, (8) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan, berada pada kategori sedang. Hal ini mengandung arti bahwa tingkat motivasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur dipersepsi sedang.

3. Tingkat keterampilan mengajar guru memiliki berpengaruh positif terhadap tingkat motivasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cianjur, artinya semakin tinggi tingkat keterampilan mengajar guru maka akan semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan kesimpulan terdahulu saran yang dikemukakan dalam penelitian ini mengacu kepada indikator yang memiliki skor rata-rata rendah diantara indikator yang lain. Berdasarkan hal tersebut saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Tingkat keterampilan mengajar guru produktif di SMK Negeri 1 Cianjur sudah cukup terampil namun adapula indikator dalam keterampilan mengajar guru yang memiliki skor rata-rata terendah dibandingkan indikator yang lain, yaitu keterampilan mengajar guru dalam bertanya. Keterampilan bertanya merupakan kemampuan guru dalam bertanya secara verbal yang meminta respon dari siswa, yang dapat mendorong kemampuan berpikir siswa. Berdasarkan rendahnya keterampilan tersebut maka dalam hal ini sekolah


(3)

harus lebih memperhatikan lagi keterampilan yang dimiliki seorang guru dengan cara mengadakan berbagai pelatihan yang dapat membekali guru dalam hal keterampilan guru ketika mengajar atau secara lebih khusus dapat berhubungan dengan kemampuan guru berkomunikasi dengan siswanya, sehingga keterampilan guru dalam melontarkan atau mengungkapkan pertanyaan kepada siswa menjadi lebih baik dan akan berakibat positif terhadap siswa karena bertanya yang baik merupakan stimulus yang efektif bagi siswa untuk berpikir.

2. Keterampilan mengajar guru berpengaruh positif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa, untuk itu sekolah harus betul-betul memperhatikan keterampilan mengajar yang dimiliki oleh tenaga pendidik di sekolahnya dengan cara memfasilitasi kebutuhan guru dalam mengikuti berbagai pelatihan, agar senantiasa mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh & Sobry Sutikno. (2009). Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakrta: PT. Bumi Aksara. Hasibuan, JJ dan Moedjiono. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E (2006). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

_________________. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Rooijakers, Ad. (1990). Mengajar dengan Sukses. Jakarta: YKPTK-PT Gramedia. Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:

ALFABETA.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(5)

________. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.

Sudjana, Nana. (1998). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2009). Metode Penelitian Kuantitif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Ukas, Maman. (2006). Manajemen (Konsep, Prinsip, dan Aplikasi). Bandung: Agnini.

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

______________. (2010). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber Internet:

Alberta Tyas Puji. (2011). Perilaku Membolos Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Orientasi Berprestasi. Skripsi. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata. [Online] Tersedia:

http://eprints.unika.ac.id/view/divisions/psi/2011.html Februari 2013] Dadang Sukirman. (2013). Makalah Keterampilan Dasar Mengajar. [Online].

Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PE NDIDIKAN/195910281987031_DADANG_SUKIRMAN/Makalah_ket_ das_mengajar.pdf Februari 2013]


(6)

Redaksi. (2012) Pelajar Bolos : Motivasi Belajar Rendah. [Online]. Tersedia: http://balikpapan.radiosmartfm.com/jurnal-balikpapan/3174-pelajar-bolos-motivasi-belajar-rendah.htmlApril 2013]

Robert J. Songgok. (2013). Motivasi dalam Belajar. [Online]. Tersedia: http://www.oocities.org/usrafidi/motivasi.htmlFebruari 2013]

Sumber Lain:

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 0 50

PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG.

0 1 46

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 57

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS X TAHUN AJARAN 2011/2012 PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 CIANJUR.

0 0 47

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS X SMK NEGERI 11 BANDUNG.

0 0 41

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI.

1 3 44

PENGARUH FASILITAS, MOTIVASI BELAJAR, DAN KREATIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO.

0 0 1

Pengaruh Kemampuan Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Keterampilan Mengetik Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 1 Batang.

0 0 2

PENGARUH KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X AP DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI - repository UPI S PKR 1200712 Title

0 0 3

PENGARUH KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X AP DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI - repository UPI S PKR 1200712 Title

0 0 4