PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG.

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA

WISATA LEMBANG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

oleh

FRISCA TRIOKTAVIANI NIM 1105541

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA

WISATA LEMBANG

Oleh:

Frisca Trioktaviani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Frisca Trioktaviani Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK

BINA WISATA LEMBANG

Oleh:

Frisca Troktaviani 1105541

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. Janah Sojanah, M.Si

Motivasi belajar siswa dinilai sangat penting bagi proses pembelajaran. Latar belakang dalam penelitian ini adalah kurang optimalnya tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. Untuk mencapai tujuan pembelajaran serta peningkatan kualitas hasil belajar siswa dibutuhkan motivasi yang tinggi agar tujuan dalam proses pembelajaran bisa tercapai. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah komunikasi pembelajaran yang efektif.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa serta pengaruh antara komunikasi pembelajaran dengan motivasi belajar siswa. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 orang siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji regresi sederhana.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Variabel X yaitu komunikasi pembelajaran berada pada kategori cukup efektif dan Variabel Y yaitu motivasi belajar siswa berada pada kategori cukup tinggi. Uji hipotesis menunjukkan bahwa komunikasi pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat / Signifikansi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA / LANDASAN TEORITIS ... Error! Bookmark not

defined.

2.1 Konsep Komunikasi pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Manajemen Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Komunikasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Pengertian Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.5 Proses Komunikasi dalam Pembelajaran ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.6 Teori belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Konsep Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Definisi Motivasi ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Faktor yang mempengaruhi motivasi Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Prinsip – prinsip Motivasi Belajar .... Error! Bookmark not defined. 2.3 Pengaruh Komunikasi Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa

………...Er

ror! Bookmark not defined.


(6)

2.5 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2.6 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Partisipan ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran .. Error! Bookmark

not defined.

3.5.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa Error! Bookmark not

defined.

3.6 Uji Asumsi ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Pembahasan Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Pengujian Persyaratan Teknik Analisis Data .. Error! Bookmark not

defined.

4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Analisis Komunikasi Pembelajaran di SMK Bina Wisata Lembang

……….Er

ror! Bookmark not defined.

4.2.2 Analisis Motivasi Belajar Siswa di SMK Bina Wisata Lembang ... Error! Bookmark not defined.


(7)

4.2.3 Analisis Pengaruh Komunikasi Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa. ... Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI .... Error! Bookmark

not defined.

5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Implikasi dan Rekomendasi... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. Lampiran ... Error! Bookmark not defined.


(8)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber daya manusia.

Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut

Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses mengajar yaitu permasalahan mengenai motivasi belajar siswa. Motivasi yang benar dalam belajar akan meningkatkan kualitas pendidikan. Demi meningkatkan kualitas pendidikan yang baik maka sangatlah dibutuhkan tenaga pengajar yang mampu melaksanakan tugasnya dengan profesionalitas tinggi. Namun sayangnya masalah rendahnya komunikasi pembelajaran guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa dalam proses pembelajaran nyaris luput dari perhatian di dunia pendidikan saat ini sehingga berakibat terhadap motivasi belajar siswa.

Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya karena motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. motivasi sangat penting dalam pengajaran yang efektif. seorang siswa dapat belajar secara efektif jika ia memiliki motivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dengan demikian


(9)

2

dapat saja siswa yang memiliki intelegasi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kurangnya motivasi.

Berkenaan dengan motivasi belajar siswa, Ecless,et al. (Hattip, 1997, hlm 2) menimpulkan sebagai berikut.

(1)kurangnya minat bersekolah; (2) lemahnya motivasi konsep diri

akademik; (3) dan persepsi dirinya; (4) gampang menurunkan rasa percaya dirinya setelah mengalami kegagalan; (5) merespon kegagalan dengan

helplesness; (6) gampang membolos.

Motivasi belajar merupakan salah satu permasalahan belajar pada siswa. Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan erat. Motivasi sangat berperan dalam peoses pembelajaran, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajarnya memnpunyai motivasi kuat dan jelas akan tekun dan berhasil dalam belajarnya.

Motivasi belajar sesungguhnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. perubahan lingkungan yang terjadi dapat mengakibatkan motivasi belajar siswa akan berubah. Maka dari itu motivasi belajar yang timbul dari dalam dan luar harus berjalan dengan seimbang dan saling melengkapi sehingga motivasi siswa untuk belajar dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan. Faktor lain yang dianggap menurunkan motivasi belajar adalah materi pelajaran itu sendiri dan guru yang menyampaikan materi pelajaran itu. Mengenai materi pelajaran, sering dikeluhkan oleh para siswa sebagai hal yang membosankan, terlalu sulit, tidak ada manfaatnya untuk kehidupan sehari – hari, terlalu banyak bahannya untuk waktu yang terbatas (Sarwono, 2007, hlm 125)

Menurut G R Terry dalam J Smith (2003, hlm 130) Motivasi dapat diartikan sebagai suatu usaha agar seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan


(10)

semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai. Motivasi belajar memiliki beberapa indikator yang dikemukakan oleh Wena (2010, hlm 33) yaitu :

keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran.

Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari berbagai aspek seperti dari keantusiasan siswa dalam bertanya kepada guru mengenai materi pembelajaran, ketekunan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran yang sedang dibahas.

Berikut merupakan data dari hasil Ujian Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010-2014 yang menunjukkan bahwa nilai rata – rata Ujian Akhir Semester tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. 1 Hasil Nilai Mata Pelajaran Produktif AP

Tahun Nilai Peserta Didik Jumlah Siswa

Persentase Ketuntasan Belajar (%)

< 70 > 70 Remedial Tidak Remedial

2010 18 13 31 58 42

2011 15 16 31 48 52

2012 27 13 40 68 33

2013 24 16 40 60 40

2014 30 13 43 70 30

Sumber : Daftar Nilai Guru Administrasi Perkantoran Kelas X AP SMK Bina Wisata Lembang Semester Ganjil Tahun 2010-1014

Tabel 1. 2 Selisih Hasil Belajar Siswa Pertahun Selisih Hasil Nilai Belajar Siswa (%)

Tahun Remedial Tidak remedial

2010 – 2011 10 10

2011 – 2012 20 19


(11)

4

2013 – 2014 10 10

Berdasarkan tabel sebelumnya dapat kita lihat bahwa keadaan siswa di SMK Bina Wisata Lembang hampir sebagian persen siswa mendapatkan hasil belajar yang cukup menurun, artinya masih terdapat guru yang tidak melengkapi setiap aspeknya. Berdasarkan aspek -aspek yang diamati dari tahun 2010 – 2014 diperoleh data pada tahun 2010 siswa yang mengikuti remedial sebanyak 58% dan tahun 2011 siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekitar 48%, jadi dari tahun 2010 – 2011 siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekitar 10%, lalu pada tahun 2012 siswa yang mengikuti remedial menikat dengan derastis sekitar 20%, dan di tahun 2013 mengalami penurunan sekitar 8% dan di tahun terakhir mangalami peningkatan kembali sekitar 10% siswa yang mengikuti remedial.

Agar lebih jelasnya penulis memberikan Grafik data Hasil Nilai Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X Semester Ganjil tahun 2010 - 2014 di SMK Bina Wisata Lembang sebagai berikut:

Gambar 1. 1

Grafik Hasil Nilai Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X AP Semester Ganjil Tahun 2010-2014

0 10 20 30 40 50 60 70 80

2010 2011 2012 2013 2014

Remedial Tidak Remedial 58 48 68 60 70 42 52 33 40 30


(12)

Berdasarkan grafik sebelumnya dapat dilihat bahwa tingkat hasil belajar siswa di SMK Bina Wisata cukup fluktuatif artinya mengalami penaikan dan penurunan setiap tahunnya. Dapat dilihat dari tahun 2010 siswa yang mengikuti remedial mengalami peningkatan sekitar 58% dengan jumlah siswa sekitar 31 siswa dan di tahun 2011 mengalami penurunan sekitar 6% sehingga menjadi 52% siswa yang mengikuti remedial dengan jumlah siswa yang masih sama dengan tahun sebelumnya. Lalu pada tahun 2012 siswa yang mengikuti remedial sekitar 68% dengan jumlah siswa yang bertambah sekitar 40 siswa dan pada tahun 2013 siswa yang mengikuti remedial mengalami penurunan sekiatar 8% sehingga siswa yang mengikuti remedial sekitar 60%. Dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan lagi sekitar 10% sehingga siswa yang mengikuti remedial sekitar 70% dengan jumlah siswa sekitar 43 siswa.

Data tersebut menunjukan bahwa terdapat masalah pada motivasi belajar siswa yang menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Melalui data tersebut dapat diindikasi bahwa siswa SMK Bina Wisata memiliki tingkat motivasi belajar yang rendah.

Untuk mengetahui secara langsung motivasi belajar siswa disekolah peneliti melakukan observasi lapangan yaitu di SMK Bina Wisata Lembang. Hasil dari observasi lapangan penulis mendapat berbagai permasalahan dilapangan diantaranya, dalam proses pembelajaran ditemukan fakta lapangan dimana banyak siswa yang kurang antusias dalam proses pembelajaran, kebanyakan siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan kurangnya keaktifan siswa dalam bertanya, banyaknya siswa yang pada saat jam pelajaran berlangsung berkeliaran diluar kelas, suasana kelas yang gaduh disaat proses pembelajaran, banyak siswa yang terlambat masuk setiap harinya. Permasalahan lain yang penulis temukan dilapangan adanya kesenjangan antara guru dengan siswa hal ini terjadi karena kurangnya komunikasi yang baik dan kurangnya rasa peduli seorang guru terhadap siswa, metode komunikasi pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak cocok dengan lingkungan sekolah, selain permasalahan tersebut lingkungan sekolah yang dirasa kurang nyaman menjadi permasalahan tersendiri bagi para siswa di sekolah. Berdasarkan aspek -aspek diatas yang mewakili motivasi belajar


(13)

6

siswa maka penulis beranggapan bahwa permasalahan yang terjadi tersebut mangakibatkan rendahnya tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.

Penulis melakukan observasi di SMK Bina Wisata Lembang dengan melihat aspek-aspek yang mewakili siswa disekolah yang meliputi : (a) motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah, (b) pembelajaran yang masih didominasi oleh guru (teacher center), belum sepenuhnya terpusat pada siswa, (c) siswa kurang memperhatikan penjelasan guru mereka cenderung mengobrol sendiri dengan temannya, (d) kegiatan pembelajaran di dalam kelas kurang optimal karena siswa cenderung bersikap pasif (e) bahasa yang digunakan oleh guru cenderung baku. Adapun ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi rendah antara lain, (a) cepat putus asa dalam menghadapi kesulitan, (b) tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran, (c) tidak aktif dalam proses pembelajaran, (d) ramai dengan temannya saat diterangkan oleh guru, (e) senang dengan tugas rutin, (f) tidak dapat mempertahankan hal/pendapatnya. Berdasarkan aspek- aspek tersebut diperoleh data dimana dari hasil observasi terlihat beberapa siswa yang masih belum sesuai dengan kriteria motivasi belajar siswa disekolah. Terdapat aspek- aspek yang belum terpenuhi yaitu, (a) motivasi belajar siswa yang harus ditingkatkan dalam proses pembelajaran. (b) dalam proses pembelajaran seorang guru harus memberikan kesempatan kepada siswa dalam meberikan pendapat sehingga proses pembelajaran tidak didominasi oleh guru saja. (c) jika dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang kurang memperhatikan maka tugas seorang guru adalah memberikan peringatan kepada siswanya. (d) buatlah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bertidak lebih aktif. (e) gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan mudah. Hal ini berdapak terhadap motivasi belajar siswa dikarenakan beberapa aspek yang dapat menggambarkan tingkat motivasi belajar siswa masih belum terpenuhi. Sehingga penulis beranggapan bahwa tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang masih rendah.

Maka perlu diketahui faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi motivasi sebagaimana yang diungkapkan oleh Teori Model Integrasi Perilaku Organisasi yang menjelaskan bahwa budaya organisasi, kepemimpinan, dan


(14)

kemampuan berkomunikasi secara langsung mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja (Collcuitt and Wesson 2009, hlm 8).

Menurut Pace & Don F. Faules dalam Mulyana (2001, hlm. 158) “iklim komunikasi dapat menjadi salah satu faktor yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena pemahaman seseorang terhadap iklim komunikasi

akan menghasilkan motivasi kerja”

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi belajar siswa adalah komunikasi pembelajaran. Komunikasi pembelajaran merupakan jantung dalam pembelajaran. Karena itu, sulit membayangkan proses pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya komunikasi diantara pendidik dangan peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran pasti ada kegiatan komunikasi. Entah dalam bentuk penyampaian pesan yakni bahan ajar untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran, yang antara lain adalah perubahan perilaku. Tujuan komunikasi manusia pun, satu di antaranya adalah terjadinya perubahan perilaku. Oleh karena itu, kegiatan komunikasi dan pembelajaran bisa diibaratkan sebagai dua sisi mata uang dalam kehidupan sosial manusia.

Mempelajari ilmu komunikasi untuk konteks pembelajaran dalam kegiatan pendidikan menjadi sangat penting karena belajar efektif sedikit banyak akan bergantung pada komunikasi efektif. Komunikasi yang baik antara orang yang membelajarkan dengan orang yang belajar memberikan motivasi belajar yang baik sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang baik juga. Buruknya komunikasi akan menimbulkan buruknya motivasi belajar.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran di SMK BINA WISATA Lembang. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik diantaranya Penguasaan Bahasa, Sarana Komunikasi , Kemampuan Berpikir, dan Lingkungan yang baik.

Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (1) ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan


(15)

8

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sudono (2000), yang mengemukakan bahwa untuk memotivasi anak agar gairah belajarnya meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna. Hal ini dapat terwujud jika seorang pendidik mampu membina hubungan yang baik melalui komunikasi yang intensif dan diwarnai suasana santai dengan saling berbagi, saling mendengarkan dan mengungkapkan isi hati. Sebaliknya jika seorang pendidik tidak mampu mempertahankan kesinambungan komunikasi yang intensif dengan peserta didik, maka motivasi belajarpun dapat terhambat. Oleh karena itu, perlu adanya menciptakan komunikasi pembelajaran yang efektif dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dirumuskan pernyataan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran di SMK Bina Wisata Lembang?

2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang?

3. Adakah pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup permasalahan sebagaimana dirumuskan diatas penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui gambaran komunikasi pembelajaran yang efektif di SMK Bina Wisata Lembang.

2. Mengetahui gambaran tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.

3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.


(16)

1.4Manfaat / Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan, yaitu penulis sendiri serta seluruh pihak sekolah. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama secara lebih dalam di masa yang akan mendatang

2. Secara Praktis a. Bagi Penulis

Dapat memperluas pengetahuan tentang pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa.

b. Bagi sekolah

Memberikan informasi dan masukan bagi lembaga formal ( sekolah ) untuk lebih memperhatikan komunikasi pembelajaran dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Melaksanakan suatu penelitian tentunya diperlukan sejumlah data yang dapat membantu memecahkan masalah penelitian. Suatu metode pengumpulan data yang tepat dapat dijadikan pedoman bagi penulis untuk mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Suharsimi Arikunto (2007, hlm. 160) mengungkapkan bahwa

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survey, deskriptif dan verifikatif. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 6) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan keputusan. Metode survey digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data.

Sedangkan pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 29) sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif pada penelitian disini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang. Data yang digunakan pada penelitian in menggunakan data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian data tersebut dikumpulkan, untuk dianalisis dan diproses sesuai dengan teori-teori yang dipelajari, lalu ditarik kesimpulan.


(18)

Sedangkan Masyhuri (2010, hlm. 45) mengemukakan bahwa “Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan perhitungan statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel X terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan pengamatan di lapangan untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang.

3.2 Partisipan

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 43 siswa. Setelah dilakukan penyebaran, angket pun terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang sebanyak 43 siswa. Berikut ini akan diuraikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 3. 1 Partisipasi Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Responden Jumlah Presentase (%)

1 Perempuan 33 77

2 Laki-laki 10 23

Jumlah 43 100

Sumber: Data responden angket 2015

Berdasarkan hasil pengolahan data dari 43 responden siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang, terdapat 10 orang responden yang berjenis kelamin pria dan 33 orang responden yang berjenis kelamin wanita.


(19)

56

Apabila dilihat dari persentasenya, maka jumlah siswa administrasi perkantoran pada sekolah tersebut di dominasi oleh wanita dengan persentase 77% sedangkan pria 23%.

3.3 Populasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian pasti akan dihadapkan pada objek penelitian, langkah yang paling penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2014, hlm. 80) menyatakan bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Pengertian populasi menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm 1), adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 43 orang sebagai subjek penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:

“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian,

pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel

penelitian”.

Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas, populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 43 orang. Mengingat ukuran populasi dari penelitian ini hanya sebanyak 43 orang, maka untuk penentuan jumlah


(20)

populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan mengadakan tanya jawab dengan para murid di sekolah untuk memperoleh data mengenai gambaran efektifitas komunikasi pembelajaran dan gambaran tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang.

2) Angket atau kuesioner, menurut Mardalis (2008, hlm. 66) Angket atau Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) dan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.

3) Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui laporan, naskah, brosur serta dokumentasi yang dimiliki sekolah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan tujuan penelitian.

4) Studi kepustakaan yaitu kegiatan pengumpulan data melalui buku-buku dan literatur lain yang relevan dengan penelitian dan sebagai landasan teoritis yang dapat menunjang terhadap permasalahan yang diteliti.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Kegiatan pengujian instrumen penelitian meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas ini sangat penting


(21)

58

untuk memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kekeliruan dapat diminimalkan. Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

3.4.1.1 Uji Validitas

Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid). Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya angket-angket yang disebarkan kepada responden.

Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi

Product Moment dari Karl Pearson dalam Sambas Ali M (2010, hlm. 26), yaitu :

� = �∑ − ∑ ∑

√[�∑ − ∑ ][�∑ − ∑

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antaravariabel X dan Y

X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-i yang akan diuji validitasnya.

Y : Skor kedua, dala hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh tiap responden.

∑X : Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N : Banyaknya responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya repsonden untuk uji coba instrument sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden.


(22)

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Sebaliknya jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan tidak valid.

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang siswa administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 cimahi. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini


(23)

60

Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel X No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,68 0,444 Valid

2 0,54 0,444 Valid

3 0,63 0,444 Valid

4 0,51 0,444 Valid

5 0,60 0,444 Valid

6 0,51 0,444 Valid

7 0,52 0,444 Valid

8 0,58 0,444 Valid

9 0,51 0,444 Valid

10 0,61 0,444 Valid

11 0,48 0,444 Valid

12 0,56 0,444 Valid

13 0,49 0,444 Valid

14 0,49 0,444 Valid

15 0,69 0,444 Valid

16 0,47 0,444 Valid


(24)

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Y No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,47 0,444 Valid

2 0,56 0,444 Valid

3 0,51 0,444 Valid

4 0,55 0,444 Valid

5 0,77 0,444 Valid

6 0,45 0,444 Valid

7 0,56 0,444 Valid

8 0,61 0,444 Valid

9 0,54 0,444 Valid

10 0,53 0,444 Valid

11 0,45 0,444 Valid

12 0,50 0,444 Valid

13 0,47 0,444 Valid

14 0,48 0,444 Valid

15 0,51 0,444 Valid

16 0,49 0,444 Valid

Sumber: Hasil uji coba angket

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel komunikasi pembelajaran (X) dengan 17 item dinyatakan valid, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel komunikasi pembelajaran adalah sebnyak 17 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel motivasi belajar siswa (Y) dengan 16 item dinyatakan valid, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel motivasi belajar siswa sebanyak 16 item. 3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan


(25)

62

untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2010, hlm. 137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach dalam Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), yaitu:

� = [ �

�− ] . [ − ∑ �

� ]

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

� = ∑ − ∑ �

Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha K = Banyaknya bulir soal

∑ � = Jumlah varians bulir � = Varians total

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.


(26)

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2. 9. Selanjutnya nilai r n diatas dibandingkan dengan r l pada tingkat

kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 2)

10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:

 Jika nilai r n > nilai r l, maka instrumen dinyatakan reliabel.

 Jika nilai r n < nilai r l , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y

No. Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabel

1 Komunikasi Pembelajaran 0,868 0,444 Reliabel

2 Motivasi Belajar Siswa 0,816 0,444 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukan bahwa kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana


(27)

64

reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji kevalidannya dan kereliabilitasnya.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen).Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini terdapat terdapat dua variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) Komunikasi pembelajaran, dan (2) Motivasi Belajar Siswa.

Kedudukan variabel Komunikasi pembelajaran sebagai variabel

independen (variabel bebas/Variabel X), sedangkan variabel Motivasi belajar

siswa sebagai variabel dependen (variabel terikat/Variabel Y). 3.5.1 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran

Dalam penelitian ini, komunikasi pembelajaran dikaji melalui efektivitas komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu indikator komunikasi pembelajaran difokuskan pada persepsi peserta didik terhadap kemampuan guru dalam menciptakan suasana komunikasi pembelajaran efektif. Menurut Fathurohman dan Sutikno ( 2009, hlm 41) terdapat minimal lima indikator yang dapat dikembangkan untuk menciptakan komunikasi yang efektif yaitu :

1. Respect (Menghargai)

2. Empathty ( Empati)

3. Audible (Mudah dimengerti)

4. Clarity (Jelas maknanya)


(28)

Mengacu pada pendapat diatas, maka seorang guru hendaknya menciptakan suasana komunikasi yang harmonis dengan rasa takut dan cemas dalam diri peserta didik. Rasa takut yang ada dalam diri peserta didik akan menyebabkan peserta didik enggan untuk mengemukakan pendapat serta bersifat defensif dan cenderung tertutup terhadap penjelasan apapun yang disampaikan oleh guru.

Tabel 3. 5 Operasional Variabel Komunikasi Pembelajaran

Variabel Indikator Ukuran Skala Nomor item

Komunikasi Pembelajaran (Variabel X) Terdapat minimal lima strategi yangdapat dikembangkan dalam menciptakan komunikasi

pembelajaran yaitu : respect, empati, audible, jelas maknanya, dan rendah hati. Jadi guru tidak hanya menempatkan diri sebagai seorang pengajar tetapi mampu memahami karakteristik peserta didik dengan baik.

(Fathurohman dan Sutikno, 2009, hlm 41)

Respect

(Menghargai) 

Kemampuan guru bersikap adil dalam proses

pembelajaran.

 Penghargaan guru terhadap usaha peserta didik dalam belajar.

 Guru mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan di dalam kelas. Interval Intervel Intervel 1 2 3 Empathy

(Empati) 

Kemampuan guru dalam mendengarkan keluhan peserta didik.

 Kemampuan guru dalam memberikan pelayanan kesulitan belajar peserta didik

 Kemampuan guru dalam mendekatkan diri kepada siswa Interval Interval Interval 4, 5 6 7


(29)

Audible (Dapat dimengerti atau didengar)  Kemampuan guru dalam menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti

 Kemampuan guru dalam mengkomunik asikan bahan pelajaran

 Guru mampu memberikan motivasi kepada siswa dalam proses pembelajaran Interval Interval Interval 8 9,10 11 Clarity

(Jelas) 

Kemampuan guru dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran.

 Kemampuan guru dalam memberikan instruksi (perintah)

 Kemampuan guru dalam menyampaikan evaluasi Interval Interval Interval 12 13 14 Humble

(Rendah hati) 

Kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang hangat

 Kemampuan guru dalam mengajari siswa yang kurang

mengerti akan materi pelajaran Interval Interval 15, 16 17


(30)

3.5.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa

Uno (2009, hlm 23) bahwa indikator motivasi belajar, di antaranya : 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita – cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya kegiatan yang manrik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang Efektif

7. Sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Indikator-indikator motivasi belajar menurut Wena (2010, hlm 33) Keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran.

Lebih lanjut lagi keller dalam Wena (2010, hlm. 33) mengemukakan bahwa indikator-indikator motivasi belajar, antara lain :

1. Tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran

2. Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa

3. Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas – tugas pembelajaran

4. Tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pendapat – pendapat di atas bahaw indikator dari motivasi belajar terdiri dari hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil, perhatian siswa, dorongan belajar sebagai relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, harapan dan cita-cita yang membuatnya selalu berusaha mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran, penghargaan, kegiatan belajar yang menarik yang dapat memberikan kepuasan kepada siswa, dan lingkungan belajar yang Efektif.


(31)

68

Tabel 3. 6 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa

Variabel Indikator Ukuran Skala No item

Motivasi Belajar (Variable Y) Motivasi belajar adalah Keantusiasan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran.

Wena (2010, hlm 33)

Antusias  Tingkat dorongan kepada siswa untuk

memperoleh hasil / nilai terbaik

 Tingkat dorongan untuk menjadi peringkat teratas di kelas

 Tingkat dorongan dalam

memperbaiki nilai yang kurang

 Tingkat dorongan untuk

meningkatkan kualitas diri dalam proses pembelajaran Interval Interval Interval Interval 1 2 3 4

Minat dalam pembelajaran 

Tingkat dorongan kebutuhan untuk tergabung dan diterima dalam kelompok belajar

 Tingkat dorongan untuk belajar dengan sungguh – sungguh agar tidak mendapat teguran karena gagal

 Tingkat keinginan untuk menjadi lebih baik lagi dalam proses pembelajaran Interval Interval Interval 5 6 7 Keterlibatan dalam

kegiatan di kelas

 Tingkat dorongan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

 Tingkat keantusiasan siswa dalam

Interval

Interval

8


(32)

 Selalu berusaha untuk bertanya kepada guru

 Selalu berusaha untuk jadi anggota yang berguna didalam keompok Interval Interval 10 11

Rasa ingin tahu pada isi pembelajaran

 Tingkat keingin tahuan siswa dalam pemecahan masalah

pembelajaran

Interval 12

Ketekunan

dalam belajar 

Tingkat

ketekunan dalam menyelesaikan tugas

Interval 13

Selalu

berusaha 

Tingkat keinginan untuk berusaha dalam proses pembelajaran

Interval 14

Aktif dalam mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran

 Tingkat keaktifan siswa dalam melakukan tanya jawab dengan guru

 Tingkat keaktifan siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh Guru Interval Interval 15 16


(33)

70

3.6 Uji Asumsi

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Syarat yang harus dipenuhi adalah dengan melakukan beberapa pengujian, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas.

3.6.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah normal.

Penggunaan statistik parametrik bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal, maka teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 69),

“Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di

bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test dengan bantuan Microsoft Office Excel 2010. Menurut Harun Al-Rasyid (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 93), kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 93-95) menyatakan langkah–langkah pengujian normalitas data dengan Liliefors adalah sebagai berikut:

a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

b) Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d) Berdasarkan frekuensi kumulatif hitunglah proporsi empirik (observasi). e) Hitung nilai Z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel Z. f) Menghitung theoritical proportion.


(34)

g) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi. h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji, tolak H jika D hitung > D tabel

dengan derajat kebebasan (dk) (0,05)

i) Memasukkan besaran seluruh angka tersebut ke dalam tabel distribusi berikut:

Tabel 3. 7 Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X F Fk Sn( Z Sn( - [�� � − � ]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94) Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formla, Sn( = fki : n

Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = = �−�̅,

dimana X̅ = ∑ X

n dan S = √

−(∑ ��)

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada ∝ = 0,05 dengan cara ,88

√n .

kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

1) D hitung < D tabel, maka H diterima, artinya data berdistribusi normal. 2) D hitung ≥ D tabel, maka H ditolak, artinya data tidak berdistribusi


(35)

72

3.6.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Sambas Ali Muhidin

(2010, hlm. 96) menyatakan “pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen”. Pengujian homogenitas

digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil penelitian.

Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung �2> nilai tabel�2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen

ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

� = ln [� − ∑ � . � � ]

Sumber: Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 294) Dimana :

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett = log ∑ �

S2gab = Varians gabungan

=

=

∑ �

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 295), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah sebagai berikut :

a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut :

c)

d) Tabel 3. 8 Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1 Logdb. Log db.

1

2 3


(36)

(37)

74

f) Menghitung varians gabungan.

g) Menghitung log dari varians gabungan. h) Menghitung nilai Barlett.

i) Menghitung nilai � .

j) Menentukan nilai dan titik kritis.

k) Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika nilai � hitung < dari nilai � tabel, maka H diterima atau variasi data dinyatakan homogen.

2) Jika nilai � hitung ≥ dari nilai � tabel, maka H diterima atau variasi data dinyatakan tidak homogen.

3.6.3 Uji Linieritas

Uji linieritas menjadi salah satu syarat untuk analisis data yang menggunakan uji parametrik. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99) menyatakan bahwa:

Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah analisis hubungan. Teknik analisis statistika yang dimaksud adalah teknik yang terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path analysis).

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Variabel terikat dengan Variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel

2007.

Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 99-101), mengatakan bahwa pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai berikut:

a) Menyusun tabel kelompok data Variabel x dan Variabel y b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK dengan rumus:

� = ∑

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK / , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

d) Menghitung jumlah kuardat residu (JK dengan rumus:

= ∑ − � /

e) Menghitung rata-rata kuadrat regresi a (RJK ) dengan rumus:


(38)

rumus:

/ = � /

g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ) dengan rumus: = ��

h) Menghitung jumlah kuadrat error JKE dengan rumus:

� = ∑ {∑� − ∑ }

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JK C) dengan rumus: JK C = JK − JKE

j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK C) dengan rumus:

� = �−��

k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE dengan rumus:

� =

l) Mencari nilai uji F dengan rumus:

F = ��

m) Menentukan kriteria pengukuran : Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

n) Mencari nilai F l pada taraf signifikansi 95% atau ∝ = 5% menggunakan rumus: F l= F −∝ C, E dimana db TC = k-2 dan db E = n-k

o) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

1) Jika F n <F l , maka dinyatakan berpola linier.

2) Jika F n ≥ F l , maka dinyatakan tidak berpola linier.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011, hlm. 158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan

penelitian”.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk mendeskripsikan data dan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.


(39)

76

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2 maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai komunikasi pembelajaran dan untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-masing variabel. Untuk itu penulis menggunakan langkah langkah seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010, hlm. 81) yaitu

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK=ST x JB x JR.

Ket:

SK = Skor Kriterium ST = Skor Tertinggi JB = Jumlah Bulir Soal JR = Jumlah Responden

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:

xi= x1 x2 x3 ...+x37.

Keterangan :

X1 = Jumlah skor hasil angket variabel x

X1-Xn = Jumlah skor angket masing masing responden

c. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut: 1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Sangat Tinggi : K = ST x JB x JR Sangat Rendah : K = SR x JB x JR


(40)

(41)

78

3) Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi.

3.7.2 Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan minimal untuk data interval dan ratio serta statistik non parametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelintian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor 3, yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh positif komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan F-testdan t-test terhadap koefisien regresi.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka dalam penelitian ini digunakan analisis regresi sederhana yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

3.8 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah terakhir dalam menganalisis data. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Untuk menguji adanya hubungan antar variabel maka perlu melakukan uji hipotesis. Dengan pengujian tersebut maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menolak atau menerima hipotesis ini.

Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel X (Komunikasi Pembelajaran) terhadap variabel Y (Motivasi belajar siswa).


(42)

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 43), langkah-langkah pengujian hipotesis untuk penelitian populasi (sensus), adalah sebagai berikut:

1. Menentukan rumusan hipotesis H dan H

: = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif Komunikasi

Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).

H1: β > 0 : Terdapat pengaruh yang positif Komunikasi

Pembelajaran (variabel X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (variabel Y).

Menentukan taraf kemaknaan/nyata ∝ (level of significance ): ∝= , 5 2. Membuat Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana.

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 105), regresi sederhana berguna untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model persamaan regresi sederhana adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana : Ŷ: variabel tak bebas (nilai duga) a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β)

= ∑ − ∑ = Υ − Χ dan = �. ∑ −∑ ∑

�.∑ − ∑.

3. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu F =

Untuk melakukan uji F, dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadran regresi ( dengan rumus:

� = ∑

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK l , dengan rumus:

� / = b. ∑ − ∑ .∑

c. Menghitung kuadrat residu (JK res), dengan rumus:

= ∑ − � /

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK ), dengan rumus:

=

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK ), dengan rumus:


(43)

80

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK ), dengan rumus: = ��

g. Menghitung F, dengan rumus: F = �� �

4. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk db = 1 dan db = n – 2

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F l = F (db db )

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ F l , maka tolak H yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa

6. Membuat kesimpulan.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y dicari dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 26), seperti berikut:

r = � ∑ − ∑ . ∑

√[� ∑ − ∑ ] . [� ∑ − ∑ ]

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif atau korelasi antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai variabel X maka akan diikuti dengan penurunan nilai Y, dan berlaku sebaliknya.

a) Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif

b) Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.

c) Jika nilai r = 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus:

KD = r x 100% dimana:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi


(44)

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan seperti yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Gambaran komunikasi pembelajaran di SMK Bina Wisata Lembang, yang terdiri dari 5 indikator yaitu: 1) Respect (Menghargai); 2) Empathy (Empati); 3) Audible (Dapat dimengerti atau didengar); 4) Clarity (Jelas); dan 5) Humble (Rendah hati), Kelima indikator tersebut berada pada kategori cukup efektif. Hal tersebut membuktikan bahwa setiap indikator dari komunikasi pembelajaran sudah menceminkan situasi yang cukup efektif. Berdasarkan indikator yang menjadi kajian dalam penelitian ini, diketahui bahwa indikator jelas (clarity) memiliki tingkat persentase cukup minimum dimana guru masih menggunakan bahasa yang sulit dimengerti oleh siswa, sedangkan indikator menghargai (respect) memiliki tingkat persentase kategori cukup efektif. 2. Gambaran motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang, yang diukur oleh 7

indikator yaitu: 1) Antusias; 2) Minat dalam pembelajaran; 3) Keterlibatan dalam kegiatan di kelas; 4) Ketekunan dalam belajar; 5) rasa ingin tahu pasa isi pembelajaran; 6) Selalu berusaha dan 7) Aktif dalam mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran. Ketujuh indikator tersebut berada pada kategori cukup tinggi. Berdasarkan indikator yang menjadi kajian penelitian ini, diketahui bahwa indikator aktif dalam mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran memiliki tingkat persentase cukup minimum hal ini ditunjukan dengan kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan indikator rasa ingin tahu pada isi pembelajaran memiliki tingkat persentase cukup maksimum.

3. Komunikasi pembelajaran mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan analisis data bahwa komunikasi pembelajaran yang terdiri dari indikator 1) Menghargai (Respect); 2) Empati (Empathy); 3) Dapat dimengerti atau didengar (Audible); 4) Jelas (Clarity); dan 5) Rendah hati (Humble), memiliki pengaruh yang cukup kuat antara variabel komunikasi pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa, dengan analisis korelasi berada pada kategori cukup kuat.


(45)

128

5.2 Implikasi dan Rekomendasi

1. Berdasarkan penelitian, Variabel X (Komunikasi Pembelajaran) memiliki hasil yang menunjukan kategori cukup efektif. Namun masih terdapat indikator yang rendah atau cukup minimum dari komunikasi pembelajaran yaitu indikator jelas (clarity). Hal ini menjadi perhatian khusus bagi para guru untuk menggunakan komunikasi pembelajaran yang jelas, dengan adanya perhatian dari para guru mengenai kejelasan dalam penyampaian makna dan isi pembelajaran diharapkan membuat para murid lebih bisa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru.

2. Variabel Y (Motivasi belajar siswa) dalam penelitian ini menunjukan berada pada kategori yang cukup tinggi. Pada variabel motivasi ini indikator aktif mengatasi tantangan menunjukan hasil yang paling rendah atau cukup minimum diantara indikator lainnya. Hal ini diharapkan bagi para murid untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran dan harus berusaha sendiri dalam memecahkan permasalah dalam proses pembelajaran. Sedangkan bagi para guru diharapkan dapat membimbing dengan baik dan bisa memberikan motivasi kepada para siswa dalam proses pembelajaran supaya siswa lebih bersemangat dalam melakukan proses pembelajaran. 3. Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian lebih mendalam mengenai komunikasi pembelajaran dan motivasi belajar siswa, diharapkan dapat melakukan penelitian dengan sampel yang lebih luas. Selain itu peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan mengubah Variabel X atau Variabel Y dalam penelitian yang sesuai dengan teori, sehingga pembahasan mengenai komunikasi pembelajaran dan motivasi belajar siswa akan menjadi lebih luas lagi


(46)

Daftar Lampiran

Lampiran ... 121 Lampiran 1 Administrasi ... 122 Surat Izin Penyebaran Angket... 122 Surat Izin Penelitian ... 124 Surat Balasan Izin Penelitian ... 125 Lampiran 2 Kuesioner ... 126 ANGKET ... 127 Surat Angket ... 128 Petunjuk Pengisian Angket ... 129 Angket Variabel X (Komunikasi Pembelajaran) ... 130 Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ... 132 Lampiran 3 Uji Pravaliditas ... 134 Uji Validitas Variabel X dan Y ... 135 Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas ... 138 Lampiran 5 Rekapitulasi Bobot Skor ... 143 Lampiran 6 MSI ... 150 Lampiran 7 Uji Homogenitas ... 154 Lampiran 8 Uji Normalitas ... 156 Lampiran 9 Uji Linieritas ... 161 Lampiran 10 Pengujian Regresi Sederhana ... 165 Lampiran 11 Frekuensi Bimbingan... 168 Lampiran 12 Riwayat Hidup ... 171 Lampiran 13 Dokumentasi ... 173


(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

124


(52)

(53)

(54)

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKATORAN DI SMK BINA

WISATA LEMBANG

ANGKET

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

oleh

FRISCA TRIOKTAVIANI NIM 1105541

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(55)

128

Surat Angket

Kepada

Yth. Bapak/Ibu guru SMK Bina Wisata Lembang Lembang

Di Tempat

Dengan hormat,

Dengan ini saya sampaikan seperangkat angket kepada Ibu/Bapak untuk menginzinkan saya memberikan angket kepada para siswa di kelas X administrasi perkantoran, diiringi permohonan maaf karena kehadiran angket ini sudah tentu akan menyita waktu Ibu/Bapak dalam proses pembelajaran. Dengan segala kerendahan hati, sudilah kiranya Ibu/Bapak mengizinkan para murid untuk mengisi angket ini.

Pengisian angket ini tidak akan berpengaruh terhadap nama baik Ibu/Bapak. Oleh karena itu mohon izinkan saya untuk memberikan pernyataan angket kepada siswa administrasi perkantoran kelas X

Atas bantuan yang Ibu/Bapak berikan saya ucapkan terimakasih. Semoga kebaikan Ibu/Bapak di balas oleh Allah SWT.Aamiin

Hormat Saya,

Frisca Trioktaviani 1105541


(56)

Petunjuk Pengisian Angket

Angket ini diedarkan kepada peserta didik pada standar kompetensi administrasi perkantoran, peserta didik diminta untuk memberikan tanggapan yang sejujurnya mengenai komunikasi pembelajaran antara Pengajardengan peserta didik di kelas, tanggapilah semua pernyataan tanpa bantuan dari teman – teman. Jawaban tidak mempengaruhi nilai tes / raport.

Petunjuk pengisisan :

1. Sebelum mengisi angket, harap dibaca dengan seksama dan diisi dengan sejujur – jujurnya.

2. Setiap bulir pernyataan terdapat lima alternatif jawaban.

3. Alternatif jawaban berupa skala interval, sehingga angka yang lebih

besarmemiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan niali angka yang lebih kecil.

4. Berilah jawaban dengan cara membubuhkan tanda ceklis (√) pada rentang angka antara 1 sampai dengan 5

Contoh :

Pengajarmemberikan motivasi proses pembelajaran.

SL TP

5 4 3 2 1

5. Untuk setiap bulir pertanyaan hanya diperbolehkan memilih 1 angka alternatif jawaban.

6. Jika terdapat kesalahan dalam memilih angka alternatif jawaban, berilah tanda

silang (X) pada angka jawaban yang salah kemudian berikan tanda ceklis (√)

pada angka jawaban yang benar.

7. Semua bulir pernyataan yang ada, mohon dijawab tanpa ada yang terlewat. Selamat mengerjakan dan terima kasih


(57)

130

Angket Variabel X (Komunikasi Pembelajaran)

NO Pernyataan Ukuran

1

Guru memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik dalam menyampaikan pendapat.

SL TP

4 3 2 1 2

Guru memuji peserta didik yang berani

mengungkapkan pendapat. SL TP

4 3 2 1 3

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif didalam proses pembelajaran

SL TP

4 3 2 1 4

Guru tanggap terhadap kesulitan belajar

yang dialami peserta didik. SL TP

4 3 2 1 5

Guru mendengarkan dengan seksama

kesulitan belajar yang dialami peserta didik. SL TP 4 3 2 1 6

Guru memberikan solusi untuk memecahkan

masalah kesulitan belajar. SL TP

4 3 2 1 7

Guru membimbing peserta didik dalam

menghadapi kesulitan belajar. SL TP

4 3 2 1 8

Guru menyampaikan bahan pelajaran

dengan bahasa yang mudah dipahami SL TP

4 3 2 1 9

Cara guru menyampaikan bahan pelajaran

dengan menarik perhatian SL TP

4 3 2 1 10

Media yang digunakan Guru membantu memahami bahan pelajaran yang disampaikan

SL TP

4 3 2 1 11

Guru memberikan motivasi dalam proses

pembelajaran SL TP

4 3 2 1 12

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dengan jelas. SL TP

4 3 2 1 13

Guru memberikan perintah yang jelas

selama proses pembelajaran. SL TP


(58)

14

Guru memberikan soal ulangan yang sesuai

dengan materi yang telah disampaikan. SL TP

4 3 2 1 15

Guru mengucapkan salam ketika memasuki

ruangan kelas. SL TP

4 3 2 1 16

Guru memberikan suasana yang nyaman di

dalam kelas. SL TP

4 3 2 1

17 Kesabaran guru dalam proses pembelajaran. SL TP


(59)

132

Angket Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)

NO Pernyataan Alternatif Jawaban

1

Saya selalu mengerjakan tugas/ pekerjaan rumah dengan tepat waktu untuk memperoleh hasil yang terbaik

SL TP

4 3 2 1 2

Saya selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh guru agar dapat

mengerjakan tugas dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan

SL TP

4 3 2 1

3

Saya meminta guru untuk melakukan remedial atau memberikan tugas tambahan untuk nilai yang kurang

SL TP

4 3 2 1 4

Saya selalu belajar dengan sungguh – sungguh untuk meningkatkan kualitas diri dalam proses pembelajaran

SL TP

4 3 2 1

5

Saya selalu bekerja dengan baik dan

berpertisipasi aktif di dalam kelompok SL TP

4 3 2 1 6 Saya selalu mempelajari materi - materi yang

belum dimengerti SL TP

4 3 2 1

7 Saya bersedia dalam mencapai tujuan belajar SL TP

4 3 2 1 8 Saya berusaha berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran SL TP

4 3 2 1 9 Saya selalu ingin meraih prestasi belajar yang

lebih unggul SL TP

4 3 2 1 10 Jika ada pelajaran yang belum dimengerti saya

selalu berusaha untuk bertanya kepada guru SL TP

4 3 2 1 11

Saya mempresentasikan hasil tugas sebaik mungkin ketika mendapat kepercaay dari kelompok

SL TP

4 3 2 1 12 Saya selalu serius pada saat guru menerangkan

pembelajaran dalam kelas SL TP

4 3 2 1 13 Saya selalu tepat waktu dalam menyelesaikan

tugas SL TP

4 3 2 1 14 Saya sangat termotivasi untuk mendapatkan


(60)

15 Saya berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

SL TP

4 3 2 1

16

Saya berusaha untuk mempelajari pelajaran yang sudah diajarkan agar dapat menjawab soal yang diberikan oleh guru

SL TP


(61)

(62)

Uji Validitas Variabel X dan Y

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 1 2 2 1 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 1 37

2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 64

3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 62

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 67

5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 64

6 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 50

7 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 63

8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

9 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 58

10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 67

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 67

12 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 65

13 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 64

14 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47

15 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 66

16 4 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 55

17 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 63

18 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 65

19 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 58

20 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 59

Jumlah 71 76 71 74 65 71 72 74 68 67 63 73 72 74 76 71 70 1208

rhitung 0,7464 0,7478 0,6761 0,5449 0,7699 0,6209 0,6128 0,6688 0,5915 0,7883 0,5565 0,5435 0,4821 0,5027 0,7256 0,4395 0,7897

rtabel 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44

Ket Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val TVal Val

Varians 0,892 0,274 0,682 0,642 0,829 0,576 0,568 0,537 0,568 0,871 0,871 0,345 0,358 0,221 0,168 0,261 0,579

Rata-rata 3,6 3,8 3,6 3,7 3,3 3,6 3,6 3,7 3,4 3,4 3,2 3,7 3,6 3,7 3,8 3,6 3,5

No Res NO ITEM INSTRUMEN Jumlah

Rata-rata Indikator 3,633 3,525 3,400 3,650 3,617

Rata-rata variabel X 3,565

VARIABEL X

Jumlah Varians Item 9,242

Varian Total 62,14737

k/(k-1) 1,0625


(63)

Variabel r hitung r tabel Ket

X 0,868 0,444 Reliabel

Y 0,816 0,444 Reliabel

indikator 1 2 3 4 5

rata-rata indikator 4,033 3,825 3,688 4,05 3,967

rata-rata Variabel X 3,913

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 40

2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 45

3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 45

4 4 3 4 2 3 4 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 47

5 4 2 1 2 2 3 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 36

6 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 40

7 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 43

8 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 42

9 2 1 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 36

10 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 1 3 41

11 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 2 46

12 2 3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 3 3 2 3 37

13 2 1 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 39

14 1 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 37

15 4 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 50

16 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 45

17 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 53

18 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 54

19 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 56

20 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 54

Jumlah 57 57 57 51 50 61 56 53 55 59 54 58 56 52 56 54 886

rhitung 0,4613 0,5506 0,6091 0,5692 0,7704 0,4775 0,5600 0,6289 0,5178 0,5329 0,4596 0,5280 0,5137 0,5023 0,5368 0,5048

rtabel 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44

Ket Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val Val

Varians 0,766 0,976 0,976 0,366 0,579 0,471 0,484 0,450 0,303 0,471 0,326 0,200 0,905 0,358 0,695 0,537

NO ITEM INSTRUMEN

Jumlah No Res

r hitung 0,904

r tabel 0,444


(64)

Variabel r hitung r tabel Ket

X 0,868 0,444 Reliabel

Y 0,816 0,444 Reliabel

Rata-rata Indikator 2,775 2,783 2,763 2,900 2,800 2,600 2,750

Rata-rata variabel X 2,767

indikator 1 2 3 4 5 6 7

rata-rata indikator 2,838 2,800 2,775 2,900 2,800 2,600 2,750

rata-rata Variabel X 2,78

VARIABEL Y

Jumlah Varians Item 8,863

Varian Total 40,64210526

k/(k-1) 1,066666667

1-(VI/VT) 0,781922

r hitung 0,834

r tabel 0,444


(65)

138


(1)

Frisca Troktaviani, 2015

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG


(2)

(3)

Frisca Troktaviani, 2015

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data Diri

Nama

:

Frisca Trioktaviani

Jenis Kelamin

:

Perempuan

Golongan Darah

:

O

Tempat, Tanggal Lahir

:

Kuningan, 2 Oktober 1992

Agama

:

Islam

Alamat

:

Link. Kelunjukan Kav. BRI Ciracas Serang No. 14, RT/RW

022/014 Kec. Serang

No Telpon

:

083822837638

Email

:

[email protected]

Latar Belakang Pendidikan

1998 – 1999

:

TK. AL

-

Rohmah

1999 – 2005

:

SD Negeri Serang 11

2005 – 2008

:

SMP Negeri 2 Kota Serang

2008 – 2011

:

SMA Negeri 2 Kota Serang

2011 – Sekarang

:

Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran


(4)

(5)

Frisca Troktaviani, 2015

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X AP 1 SMK BINA WISATA LEMBANG.

0 1 134

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK BINA WISATA LEMBANG.

0 1 28

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 57

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI.

1 3 44

PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI S PKR 1105541 Title

0 0 3

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI S PKR 1005892 Title

0 1 5

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI

0 0 12

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI

0 0 4

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI S PKR 1205541 Title

0 0 3

PENGARUH PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI S PKR 1200850 Title

0 0 3