DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK PARAGRAF DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR.

(1)

DESAIN DIDAKTIS

PEMBELAJARAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK PARAGRAF

DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Denovi Luthfiyani NIM 1004129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

DESAIN DIDAKTIS

PEMBELAJARAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK PARAGRAF

DENGAN MODEL COOPERTIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR

Oleh Denovi Luthfiyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Denovi Luthfiyani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

DENOVI LUTHFIYANI

DESAIN DIDAKTIS

PEMBELAJARAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK PARAGRAF

DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Aan Kusdiana, M.Pd. NIP 19551206 197502 1 001

Pembimbing II

Seni Apriliya, M.Pd. NIP 19820412 201012 2 003

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono, WS., M.Pd. NIP 19520628 198103 1 001


(4)

iv

DESAIN DIDAKTIS

PEMBELAJARAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK PARAGRAF

DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR

DENOVI LUTHFIYANI

ABSTRAK

Menemukan pikiran pokok paragraf merupakan salah satu kompetensi dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 yang harus dikuasai oleh siswa kelas IV sekolah dasar. Pembelajaran sering kali dilakukan dengan model pembelajaran konvensional dan tidak memperhatikan karakteristik perkembangan siswa, sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar. Ini merupakan salah satu penyebab timbulnya hambatan belajar pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf. Siswa merasa kesulitan ketika mengerjakan soal menemukan pikiran pokok karena tidak ada motivasi untuk belajar dan tidak mengetahui strategi untuk menemukan pikiran pokok paragraf. Oleh karena itu, untuk meminimalkan hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf tersebut maka perlu diciptakan suatu desain didaktis pembelajaran. Desain didaktis merupakan desain pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sebelum pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan setelah pembelajaran. Desain didaktis yang disusun lebih terfokus kepada model pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini dilakukan karena timbulnya hambatan belajar yang dialami siswa akibat dari pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat serta kurang sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar. Desain didaktis disusun dengan menggunakan model Cooperative Integrated

Reading and Composition atau disingkat dengan model CIRC. Desain didaktis disusun

dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa, prediksi respons siswa terhadap pembelajaran dan antisipasi didaktis pedagogis (ADP) dengan Hypothetical Learning

Trajectory (HLT), agar tercipta situasi didaktis yang diharapkan. Tujuan penelitian pada

skripsi ini yaitu mendesain suatu pembelajaran untuk meminimalkan hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan metode penelitian yang digunakan lebih dikenal dengan istilah Didactical Design Research atau disingkat dengan DDR. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN Cisayong 1, SDN Cisayong 2, dan SDN Cisayong 3, Kabupaten Tasikmalaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini di antaranya tes, wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan skala pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan penurunan hambatan belajar siswa yang signifikan pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf. Siswa menunjukkan respons positif terhadap pembelajaran karena sesuai dengan karakteristik perkembangan mereka. Oleh karena itu, desain didaktis yang telah disusun dan kemudian telah diimplementasikan dapat dikatakan berhasil.

Kata Kunci: desain didaktis, menemukan pikiran pokok paragraf, model Cooperative


(5)

iv

DIDACTIC DESIGN

OF LEARNING TO FIND MAIN IDEA OF PARAGRAPH

BY USING COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION MODEL IN ELEMENTARY SCHOOL

DENOVI LUTHFIYANI

ABSTRACT

To find main idea of paragraph was one of basic competences in KTSP 2006 that had to be mastered by 4th grade students. Learning process was conducted by using conventional learning and it did not notice to students developing characteristic, so the student did not motivate to study. It was one of the causes of learning obstacle in learning to find main idea of the paragraph. Students feel it difficult to find the mind when working on the subject because there is no motivation to learn and do not know the strategy to find the main idea of the paragraph. Therefore, to minimize learning obstacle happened needed to be created a didactic learning design. Didactic design was a learing design that was conducted by teacher before learning process, in learning process, and after learning process. Didactic design comprising more focused on the learning model that will be used. This is done because of the emergence of barriers to learning experienced by students as a result of the selection and use of appropriate learning model that is less and less in accordance with the characteristics of the development students in elementary school. Didactic design was arranged by using Cooperative Reading and Composition model (CIRC). The design noticed student developing characteristic, prediction of student respons toward learning and Pedagogical Didactic Anticipation (ADP) with Hypothetical Learning Trajectory (HLT) for creating expected didactic situation. The purpose of the research in this thesis is to design a study to minimize the barriers to learning experienced by students in the study found the main idea of the paragraph. The approach of this study used was qualitative approach. The approach was descriptive by using Didactical Design Researh (DDR) as the method. Subjects of this research are 4 th grade students at SDN Cisayong 1, SDN Cisayong 2, and 3 Cisayong SDN, of Tasikmalaya. Data collection techniques used in this study among tests, interviews, observation, document study, and the scale of measurement.The result showed that learning obstacles were descrease significantly in learning to find main idea of paragraph. The students showed up the positive respons in learning because it was suitale with characteristic of students developing. Therefore, didactic design had been arranged and had been implemented successfully in anticipating and minimazing learning obstacles in learning to find main idea of paragraph.

Key Words: Didactic design, finding main idea of paragraph, cooperative integrated reading and composition (CIRC) model


(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 8

B. Didactical Design Research (DDR) ... 17

C. Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar ... 19

D. Pembelajaran Kooperatif ... 21

E. Model Pembelajaran Coopertaive Integrated Reading and Composition (CIRC) ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 26

B. Desain Penelitian ... 27

C. Metode Penelitian ... 28

D. Definsi Operasional Variabel Penelitian ... 29


(7)

vii

Halaman

F. Pengembangan Instrumen ... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

1. Hambatan Belajar pada Pembelajaran Menemukan Pikiran Pokok Paragraf ... 34

2. Desain Didaktis Awal pada Pembelajaran Menemukan Pikiran Pokok Paragraf dengan Model Cooperative Integrated Reading and Composition ... 51

3. Implementasi Desain Didaktis Awal pada Pembelajaran Menemukan Pikiran Pokok Paragraf dengan Model Cooperative Integrated Reading and Composition ... 77

4. Desain Didaktis Revisi pada Pembelajaran Menemukan Pikiran Pokok Paragraf dengan Model Cooperative Integrated Reading and Composition ... 104

5. Implementasi Desain Didaktis Revisi pada Pembelajaran Menemukan Pikiran Pokok Paragraf dengan Model Cooperative Integrated Reading and Composition ... 125

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 146

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 161

A. Simpulan ... 161

B. Saran ... 164

DAFTAR PUSTAKA ... 165

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 167


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Siswa pada Soal Tes Kemampuan Responden

(TKR) Awal ... 49

Tabel 4.2. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Fase Orientasi ... 58

Tabel 4.3. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Fase Pengenalan Konsep ... 60

Tabel 4.4. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Fase Organisasi ... 62

Tabel 4.5. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Fase Publikasi ... 69

Tabel 4.6. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Fase Penguatan atau Refleksi ... 70

Tabel 4.7. Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 72

Tabel 4.8. Kriteria Penilaian Proses ... 72

Tabel 4.9. Kriteria Penilaian Hasil ... 73

Tabel 4.10. Rekapitulasi Nilai Proses Siswa pada Implementasi Desain Didaktis Awal ... 84

Tabel 4.11. Rekapitulasi Nilai Hasil Siswa pada Implementasi Desain Didaktis Awal ... 85

Tabel 4.12. Rekapitulasi Nilai Akhir Siswa pada Implementasi Desain Didaktis Awal ... 87

Tabel 4.13. Analisis Skala Sikap Respons Siswa pada Implementasi Desain Didaktis Awal ... 90

Tabel 4.14. Rekapitulasi Nilai Siswa pada Soal Tes Kemampuan Responden (TKR) Akhir I ... 102

Tabel 4.15. Revisi Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Fase Orientasi ... 110


(9)

ix

Halaman Tabel 4.16. Revisi Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis

Pedagogis pada Fase Pengenalan Konsep ... 112

Tabel 4.17. Revisi Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Fase Organisasi ... 113

Tabel 4.18. Revisi Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Fase Publikasi ... 119

Tabel 4.19. Revisi Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Fase Penguatan atau Refleksi ... 121

Tabel 4.20. Revisi Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 122

Tabel 4.21. Revisi Kriteria Penilaian Proses ... 123

Tabel 4.22. Revisi Kriteria Peniaian Hasil ... 123

Tabel 4.23. Rekapitulasi Nilai Proses Siswa pada Implementasi Desain Didaktis Revisi ... 129

Tabel 4.24. Rekapitulasi Nilai Hasil Siswa pada Implementasi Desain Didaktis Revisi ... 130

Tabel 4.25. Rekapitulasi Nilai Akhir Siswa pada Implementasi Desain Didaktis Revisi ... 131

Tabel 4.26. Analisis Skala Sikap Respons Siswa pada Implementasi Desain Didaktis Revisi ... 134

Tabel 4.27. Rekapitulasi Nilai Siswa pada Soal Tes Kemampuan Responden (TKR) Akhir II ... 144

Tabel 4.28. Jumlah Siswa yang Menjawab Benar dan Salah pada TKR Awal ... 148

Tabel 4.29. Jumlah Siswa yang Menjawab Benar dan Salah pada TKR Akhir I ... 153

Tabel 4.30. Perbandingan hasil TKR Awal dengan hasil TKR Akhir I ... 154

Tabel 4.31. Jumlah Siswa yang Menjawab Benar dan Salah pada TKR Akhir II ... 157

Tabel 4.32. Perbandingan hasil TKR Awal, TKR Akhir I, dan TKR Akhir II ... 158


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Istilah lain Pikiran Pokok ... 11 Gambar 3.1. Alur Penelitian ... 28


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A ... 168

A.1. Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Dosen Pembimbing Skripsi ... 169

A.2. Surat Izin Penelitian dari Kesbang dan Linmas ... 170

A.3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya .... 171

A.4. Surat Keterangan Penelitian dari SDN Cisayong 3 ... 172

A.5. Surat Keterangan Penelitian dari SDN Cisayong 2 ... 173

A.6. Surat Keterangan Penelitian dari SDN Cisayong 1 ... 174

Lampiran B ... 175

B.1. Kisi-kisi Tes Kemampuan Responden (TKR) ... 176

B.2. Tes Kemampuan Responden (TKR) Awal ... 177

B.3. Judgement Ahli ... 181

B.4. Prediksi Jawaban Siswa ... 183

B.5. Sampel Jawaban TKR Awal ... 193

B.6. Pedoman Wawancara kepada Guru ... 205

B.7. Hasil Wawancara kepada Guru ... 208

B.8. Pedoman Wawancara kepada Siswa ... 211

B.9. Hasil Wawancara kepada Siswa ... 213

Lampiran C ... 215

C.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I ... 216

C.2. Lembar Kerja Siswa (LKS) I ... 225

C.3. Sampel Jawaban LKS I ... 229

C.4. Soal Evaluasi I ... 238

C.5. Sampel Jawaban Soal Evaluasi I ... 239

C.6. Lembar Observasi RPP I ... 242

C.7. Lembar Observasi Pembelajaran I ... 248

C.8. Lembar Observasi Siswa I ... 254

C.9. Skala Sikap Siswa I ... 258


(12)

xii

Halaman

C.11. Sampel Jawaban TKR Akhir I ... 265

Lampiran D ... 274

D.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II ... 275

D.2. Lembar Kerja Siswa (LKS) II ... 285

D.3. Sampel Jawaban LKS II ... 289

D.4. Soal Evaluasi II ... 298

D.5. Sampel Jawaban Soal Evaluasi II ... 299

D.6. Lembar Observasi RPP II ... 302

D.7. Lembar Observasi Pembelajaran II ... 305

D.8. Lembar Observasi Siswa II ... 308

D.9. Skala Sikap Siswa II ... 310

D.10. Tes Kemampuan Responden (TKR) Akhir II ... 313

D.11. Sampel Jawaban TKR Akhir II ... 316

Lampiran E ... 325

E.1. Dokumentasi Studi Pendahuluan ... 326

E.2. Dokumentasi Implementasi Desain Didaktis Awal ... 328

E.3. Dokumentasi Implementasi Desain Didaktis Revisi ... 334

Lampiran F ... 336


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Departemen Pendidikan Nasional (2007, hlm. 5) bertujuan untuk “meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.” Implementasi dari tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berwujud pada sebuah kurikulum, baik pada Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 maupun pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006. Pada kurikulum tersebut, kompetensi pembelajar bahasa Indonesia diarahkan ke dalam empat aspek keterampilan berbahasa. Keempat aspek keterampilan berbahasa di antaranya, yakni keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Sedangkan pada kurikulum terbaru tahun 2013, tidak ditemukan keempat aspek keterampilan berbahasa secara tersurat seperti pada kurikulum sebelumnya.

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV semester 1 kurikulum tahun 2006, salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan membaca. Ada satu kompetensi dasar dari aspek keterampilan membaca yaitu “Menemukan pikiran pokok teks agak panjang (150-200 kata) dengan cara membaca sekilas” (Departemen Pendidikan Nasional, (150-2007, hlm. 7).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di kelas IV SDN Cisayong 3 yang berlokasi di Kampung Singkursari, Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, menemukan pikiran pokok paragraf merupakan materi yang belum dikuasai oleh siswa. Siswa belum mengetahui strategi untuk menemukan pikiran pokok paragraf. Ada pula siswa yang kurang tepat dalam memahami isi paragraf. Seperti pada soal Tes Kemampuan Responden (TKR) awal di bawah ini yang telah diisi oleh siswa kelas IV SDN Cisayong 3.


(14)

Jawaban yang te menjawab opsi A. D menemukan pikiran p tersebut terdapat pad paling populer di duni Selain itu, ad menyimpulkan kata terkecoh dengan jawa

Soal dan Jawaban TKR Awal, Nomor 1

g tepat untuk soal nomor satu di atas yaitu opsi Dapat dilihat bahwa siswa tidak mengetahui n pokok paragraf. Padahal pikiran pokok par pada kalimat pertama, yaitu “Sepak bola meru unia.”

ada siswa yang kurang tepat dalam m ta kunci-kata kunci dari paragraf. Sehingga waban opsi lain, seperti pada soal nomor dua di

Soal dan Jawaban TKR Awal, Nomor 2

2

psi C, tetapi siswa hui strategi dalam aragraf pada soal erupakan olahraga

menemukan dan ga siswa tersebut


(15)

3

Pada soal TKR awal nomor 2, dari keseluruhan siswa ada beberapa yang menjawab opsi B. Siswa keliru dalam menemukan kata kunci–kata kunci pada paragraf tersebut sehingga terkecoh oleh jawaban opsi lain. Pikiran pokok pada soal tersebut ada pada kalimat di awal dan di akhir paragraf, yaitu “Sesama manusia saling membutuhkan”. Siswa belum mengetahui strategi untuk menentukan kata kunci pada paragraf.

Dua contoh permasalahan yang telah dipaparkan, diduga merupakan hambatan belajar atau learning obstacle yang dialami siswa kelas IV Sekolah Dasar, yakni pada materi menemukan pikiran pokok paragraf. Hambatan belajar pada siswa tersebut diakibatkan oleh cara mengajar guru yang tidak tepat (hambatan didaktis/cara mengajar). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN Cisayong 3, penyampaian pembelajaran pikiran pokok paragraf kepada siswa hanya dengan dibimbing. Guru tidak memperhatikan model pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan materi pikiran pokok paragraf.

Hambatan belajar yang dialami siswa tersebut dapat diatasi, salah satunya dengan menyusun desain didaktis (rancangan pembelajaran). Desain didaktis yang akan dilakukan yaitu merencanakan dan menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa di sekolah dasar, yakni model pembelajaran yang menyenangkan, menarik, meningkatkan rasa ingin tahu, dapat mengaktifkan siswa dan membantu mengurangi hambatan belajar yang dialami siswa.

Model pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan desain didaktis yaitu model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Pemilihan model pembelajaran CIRC mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wuragil (2010) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Melalui Model Cooperative Integrated Reading

And Composition (CIRC) Kelas IV SDN Tengger Lor Kabupaten Kediri”. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan pikiran pokok paragraf dengan model pembelajaran CIRC.


(16)

4

Model pembelajaran CIRC merupakan salah satu pengembangan dari model pembelajaran Cooperative Learning oleh Slavin, dkk. (2011, hlm. 200).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian berjudul “Desain Didaktis Pembelajaran Menemukan Pikiran Pokok Paragraf dengan Model Cooperative Integrated Reading and Composition di Sekolah Dasar”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan seperti di bawah ini.

1. Siswa mengalami hambatan belajar pada materi menemukan pikiran pokok paragraf, khususnya hambatan belajar yang disebabkan oleh faktor hambatan didaktis (hambatan akibat dari cara mengajar).

2. Ketidaksesuaian proses pembelajaran dengan karakteristik perkembangan siswa di sekolah dasar menyebabkan siswa tidak berminat atau tidak menyukai proses pembelajaran yang dilaksanakan.

3. Kurang tepat dalam pemilihan model pembelajaran yang digunakan menyebabkan terhambatnya pencapaian kemampuan siswa dalam menemukan pikiran pokok paragraf.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah penelitian dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian seperti di bawah ini.

1. Bagaimana hambatan belajar pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf di sekolah dasar?

2. Bagaimana desain didaktis awal pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model Cooperative Integrated Reading and Composition di sekolah dasar yang mampu mengatasi hambatan belajar siswa?


(17)

5

3. Bagaimana implementasi desain didaktis awal pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model Cooperative Integrated Reading and

Composition di sekolah dasar?

4. Bagaimana desain didaktis revisi pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model Cooperative Integrated Reading and

Composition di sekolah dasar yang mampu mengatasi hambatan belajar siswa?

5. Bagaimana implementasi desain didaktis revisi pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model Cooperative Integrated Reading and

Composition di sekolah dasar?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan hambatan belajar yang muncul pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf;

2. Mendeskripsikan desain didaktis awal pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model Cooperative Integrated Reading and

Composition di sekolah dasar yang mampu mengatasi hambatan belajar siswa;

3. Mendeskripsikan implementasi desain didaktis awal pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model Cooperative Integrated

Reading and Composition di sekolah dasar;

4. Mendeskripsikan desain didaktis revisi pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model Cooperative Integrated Reading and

Composition di sekolah dasar yang mampu mengatasi hambatan belajar siswa;

5. Mendeskripsikan implementasi desain didaktis revisi pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model Cooperative Integrated

Reading and Composition di sekolah dasar.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan menghasilkan desain didaktis pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model Cooperative Integrated


(18)

6

Reading and Composition di sekolah dasar yang diharapkan dapat memberi

manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoretis penelitian ini yaitu untuk mengetahui hambatan belajar siswa pada materi menemukan pikiran pokok paragraf dan menghasilkan desain didaktis pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi menemukan pikiran pokok paragraf.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini yaitu menghasilkan desain didaktis baru pada pembelajaran Bahasa Indonesia yakni desain didaktis pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model Cooperative Integrated Reading and

Composition yang dapat diimplementasikan di sekolah dasar oleh setiap guru.

Adapun manfaat praktis lain yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini di antaranya sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Siswa akan lebih memahami strategi, yang memudahkan siswa dalam menemukan pikiran pokok paragraf sehingga tidak mengalami hambatan belajar dan secara tidak langsung akan meningkatkan pengetahuan siswa terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia, menemukan pikiran pokok paragraf.

b. Bagi Guru

Guru akan mengetahui hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dan guru dapat mengimplementasikan desain didaktis hasil penelitian ini.

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan oleh pembaca sebagai bahan masukan dan/atau menjadi bahan referensi, khususnya yang akan melakukan penelitian dengan relevansi masalah dalam penelitian ini.

d. Bagi Peneliti

Penelitian yang akan dilakukan diharapkan mampu menambah wawasan secara teoretis dan praktis.


(19)

7

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi dari hasil kajian pustaka dan penelitian akan ditulis ke dalam beberapa bab. Hal ini bertujuan agar alur penelitian skripsi yang dilakukan akan terarah. Berikut adalah struktur organisasi dalam skripsi ini.

1. Bab I Pendahuluan

Bab I dalam skripsi berisi tentang pokok penelitian yang akan dilakukan, yakni terdiri atas beberapa sub-bab di antaranya latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Sebuah penelitian akan berjalan dengan lancar jika didukung oleh teori-teori yang relevan. Oleh karena itu, pada bab II ini akan dikemukakan teori-teori berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab III berisi tentang metode penelitian yang dipilih untuk pelaksanaan penelitian. Metode penelitian pada bab III ini terdiri atas beberapa sub-bab, di antaranya lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian yang telah dilakukan kemudian dianalisis dan dideskripsikan pada bab IV ini. Selain itu hasil penelitian dianalisis dengan teori-teori pada kajian pustaka di pembahasan bab IV.

5. Bab V Simpulan dan Saran

Seluruh hasil penelitian disimpulkan dan ditulis pada bab V ini. Adapun saran ditujukan bagi peneliti berikutnya, dengan permasalahan penelitian yang tidak jauh berbeda.


(20)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di sekolah dasar wilayah gugus 2 UPTD Pendidikan Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya yaitu SDN Cisayong 1, SDN Cisayong 2 dan SDN Cisayong 3. SDN Cisayong 1 dan SDN Cisayong 2 lokasi sekolahnya bersebelahan, yang beralamat di Kampung Cisayong, Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, sedangkan SDN Cisayong 3 beralamat di Kampung Singkursari, Desa Santana Mekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.

Pertimbangan atau alasan penetapan ketiga lokasi penelitian di atas yaitu, pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf yang menjadi masalah dalam penelitian ini banyak ditemukan di sekolah dasar-sekolah dasar di Kecamatan Cisayong, khususnya ketiga sekolah yang dijadikan lokasi penelitian. Lalu untuk pertimbangan memilih lokasi penelitian sebanyak tiga sekolah dasar yaitu, karena penulis menyesuaikan dengan metode penelitian yang digunakan, yang mengharuskan melakukan penelitian dalam satu wilayah gugus sekolah dasar.

Pada pelaksanaannya lokasi penelitian di atas dibagi menjadi tiga tahap, yaitu studi pendahuluan, implementasi desain didaktis awal, dan implementasi desain didaktis revisi. Tahap studi pendahuluan dilaksanakan di SDN Cisayong 3, tahap implementasi desain didaktis awal dilaksanakan di SDN Cisayong 2, dan tahap implementasi desain didaktis revisi di SDN Cisayong 1.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian sebagai sumber data untuk penilitian yang akan dilakukan, yaitu guru dan siswa-siswi kelas IV di gugus dua UPTD Pendidikan Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan guru dan siswa kelas IV sebagai subjek penelitian dipertimbangkan akan menambah informasi mengenai hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf.


(21)

27

Adapun teknik pengambilan sampel untuk sumber data penelitian menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 124-125) “Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu” sedangkan “Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.”

Purposive sampling akan digunakan untuk memilih narasumber penelitian yaitu

guru dan siswa kelas IV di wilayah gugus 2 UPTD Kecamatan Cisayong. Snowball sampling akan digunakan jika sumber data yang telah ditentukan pada

purposive sampling belum mampu memberikan data yang lengkap “...maka

mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.” (Sugiyono, 2013, hlm. 300).

B. Desain Penelitian

Fokus pada penelitian yang dilakukan adalah penyusunan desain didaktis disesuaikan dengan karakteristik perkembangan siswa di sekolah dasar dengan berdasar kepada hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf. Desain penelitian pada penelitian yang dilakukan berawal dari studi pendahuluan sebelum ke lapangan. Studi pendahuluan dilakukan bertujuan untuk melihat kondisi awal di lapangan terkait pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam menemukan pikiran pokok paragraf. Hasil studi pendahuluan dianalisis dan diidentifikasi, apakah terdapat hambatan belajar yang dialami siswa atau tidak. Jika ada, maka dianalisis kembali apa penyebab hambatan belajar yang dialami siswa tersebut.

Setelah mendapat hasil analisis data dari studi pendahuluan, maka dirancang sebuah pembelajaran atau situasi didaktis yang diharapkan untuk meminimalkan hambatan belajar yang dialami siswa. Dibuat juga prediksi-prediksi dan antisipasi mengenai respons siswa yang akan muncul saat pembelajaran berlangsung.

Desain pembelajaran telah dirancang, maka langkah yang ditempuh selanjutnya adalah pengimplementasian desain atau proses metapedadidaktik (pelaksanaan proses pembelajaran). Ketika metapedadidaktik berlangsung maka peneliti menggunakan semua antisipasi yang telah disusun.


(22)

28

Hasil dari studi pendahuluan dan implementasi dianalisis keterkaitannya. Apakah ada pengurangan hambatan belajar atau tidak. Jika desain didaktis yang telah disusun kurang efektif dalam meminimalkan hambatan belajar siswa, maka dibuat desain didaktis revisi mengacu kepada implementasi desain didaktis awal. Langkah terakhir yang ditempuh dalam penelitian ini adalah penyusunan laporan penelitian.

Penelitian ini dibuat sebuah rancangan (desain) penelitian agar lebih memudahkan penulis dalam melakukan semua tahapan penelitian, yang dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut ini.

Gambar 3.1. Alur Penelitian

Gambar 3.1. menjelaskan tentang alur penelitian yang telah dilakukan. Bagan alur penelitian ini dijadikan pedoman oleh penulis untuk lebih mudah dalam melaksanakan tahap-tahap penelitian, agar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Didactical Design

Research (DDR) melalui pendekatan kualitatif. DDR merupakan metode

STUDI PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN

PENGUMPULAN DATA

ANALISIS DATA

PENYUSUNAN DESAIN DIDAKTIS AWAL

IMPLEMENTASI DESAIN DIDAKTIS AWAL

ANALISIS SETELAH

IMPLEMENTASI DESAIN DIDAKTIS AWAL

DESAIN DIDAKTIS REVISI

PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN

IMPLEMENTASI DESAIN DIDAKTIS REVISI


(23)

29

penelitian yang mengungkap hambatan belajar (learning obstacle ) siswa dalam proses pembelajaran yang “…terdapat penekanan pada aspek didaktis dalam perancangan pembelajaran...” (Lidinillah, 2012, hlm. 16). DDR ini bertujuan untuk mengantisipasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar dalam pembelajaran.

Pemilihan metode DDR untuk penelitian yang dilakukan sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan pada bab I. Masalah yang ditemukan oleh penulis di lapangan yaitu hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf akibat dari cara mengajar guru yang kurang tepat dalam memilih model pembelajaran dan tidak sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar itu. Oleh karena itu, metode DDR ini sangat tepat untuk digunakan dalam mengatasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar siswa.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Hambatan belajar atau Learning Obstacle merupakan hambatan belajar yang dialami siswa. Hambatan belajar terdiri atas hambatan didaktis (hambatan akibat cara mengajar), hambatan ontogenis (hambatan dari kesiapan mental siswa) dan hambatan epistimologis (hambatan pada pengetahuan siswa yang terbatas pada konsep tertentu).

2. Hambatan didaktis merupakan hambatan yang berkaitan dengan cara mengajar. Hambatan didaktis terjadi karena kurang tepat dalam memilih model pembelajaran sehingga mengakibatkan hambatan belajar pada siswa.

3. Desain didaktis merupakan rancangan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang memperhatikan respons siswa. Desain didaktis dikembangkan berdasarkan sintaks atau fase-fase pada model pembelajaran CIRC dengan mempertimbangkan hambatan belajar yang dialami siswa. Desain model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar siswa, khususnya pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf.


(24)

30

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian utama pada penelitian yang dilakukan adalah peneliti sendiri. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 307) bahwa “dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana”. Oleh karena itu, dibuat juga instrumen tambahan yang digunakan untuk mendapatkan informasi dan melengkapi data mengenai hambatan belajar yang muncul terkait pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV sekolah dasar.

Instrumen tambahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Untuk penelitian tahap awal (sebelum ke lapangan) instrumen tambahan yang akan digunakan, di antaranya instrumen tes berupa Tes Kemampuan Responsden (TKR) untuk mengetahui hambatan belajar yang dialami siswa dan instrumen non-tes berupa pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Kemudian diajukan kepada sumber data penelitian untuk melengkapi data yang diinginkan terkait pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf yang menimbulkan hambatan belajar pada siswa.

Ketika peneliti sudah berada di lapangan, maka instrumen tambahan untuk penelitian yaitu lembar observasi dan skala pengukuran sikap. Lembar observasi bertujuan untuk memberikan data terkait hal-hal yang dilakukan peneliti saat desain didaktis pembelajaran dilaksanakan, seperti lembar observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi penggunaan model pembelajaran yang digunakan, dan lembar observasi kesesuian pembelajaran daengan karakteristik siswa. Sedangkan instrumen skala sikap respons siswa terhadap desain didaktis pembelajaran yang telah dilakukan, bertujuan untuk mengetahui apakah siswa menyukai pembelajarannya atau tidak? Data yang didapat dari skala sikap respons siswa ini, dapat menjadi bukti bahwa suatu pembelajaran yang dilakukan menyenangkan bagi siswa. Adapun instrumen untuk teknik studi dokumentasi yaitu kamera dan alat perekam. Kamera berfungsi untuk


(25)

31

mengabadikan gambar dan alat perekam suara maupun video untuk menyimpan data hasil wawancara dan observasi.

F. Pengembangan Instrumen

Pengembangan peneliti sebagai instrumen, menurut Sugiyono (2013, hlm. 305) yaitu “...seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.”. Validasi tersebut meliputi “...validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian...” (Sugiyono, 2013, hlm. 305). Peneliti sendiri yang akan melakukan validasi dengan cara mengevaluasi diri terkait pemahaman metode penelitian DDR melalui pendekatan kualitatif dan pemahaman teori pada bidang yang akan diteliti. Sedangkan untuk uji validitas dan reliabilitas instrumen tambahan berupa Tes Kemampuan Responsden (TKR) melalui judgement ahli.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dipilih dan digunakan untuk penelitian yaitu dengan menggunakan teknik tes, observasi, wawancara, studi dokumentasi dan skala pengukuran sikap.

Tes pada penelitian yang akan dilakukan disebut Tes Kemampuan Responden (TKR). TKR dilakukan sebanyak tiga tahap, yaitu TKR awal, TKR akhir I pada saat implementasi desain didaktis awal, dan TKR akhir II pada saat implementasi desain didaktis revisi. TKR awal bertujuan untuk mengetahui hambatan belajar siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf. Sedangkan TKR akhir I dan II yang dilakukan setelah implementasi desain didaktis bertujuan untuk mengetahui gambaran hambatan belajar setelah dilakukannya implementasi desain didaktis.

Teknik observasi dipilih untuk melengkapi data, yaitu untuk menganalisis situasi pembelajaran yang dilakukan oleh sumber data penelitian agar terlihat hambatan belajar siswa. Jenis observasi yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu observasi partisipasi aktif. Pada observasi partisipasi aktif, peneliti terlibat dalam


(26)

32

melakukan sesuatu hal yang dilakukan oleh sumber data penelitian. Peneliti akan mengajar siswa kelas IV secara langsung, agar data yang diperoleh bersifat objektif, dan informasi yang diperoleh sesuai dengan hal-hal yang akan diteliti.

Wawancara dipilih sebagai salah satu teknik pengumpulan data, agar mendapat data yang lebih mendalam tentang hal-hal berkaitan dengan penelitian dari sumber data penelitian. Ketika melakukan wawancara peneliti mengacu pada pedoman wawancara yang telah dibuat agar pertanyaan yang ditujukan kepada sumber data fokus. Pada saat wawancara peneliti dapat menggunakan alat bantu seperti, alat perekam suara (recorder) dan kamera untuk menyimpan data yang diperlukan.

Menurut Irawan (dalam Firmansyah, 2012, hlm. 29), “studi dokumentasi merupakan bagian yang mendukung dalam proses mengungkap dan mendeskripsikan hasil penelitian.” Alat pada teknik studi dokumentasi yaitu tulisan, kamera sebagai penyimpan dokumen berupa gambar dan video.

Skala pengukuran sikap yang akan digunakan yaitu skala Likert. Skala pengukuran sikap akan dijadikan teknik pengumpulan data. Skala sikap yang akan dibuat ditujukan kepada siswa sebagai sumber data. Diharapkan dengan adanya skala sikap respons siswa, peneliti akan mendapatkan data atau informasi mengenai sikap atau respons siswa tersebut terhadap desain didaktis pembelajaran yang telah dilakukan.

H. Teknik Analisis Data

Langkah selanjutnya setelah data terkumpul yaitu mengolah atau menganalisis data. Pada penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal, yaitu sebelum masuk ke lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2010, hlm. 89) yaitu “analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan”.

Teknik analisis data yang dilakukan mengacu pada teori analisis data Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 337) yaitu “data reduction, data


(27)

33

tahap analisis data dengan cara memilih data-data penting yang didapat dari lapangan. Data yang direduksi akan mempermudah peneliti dalam menganalisis data. Data display (penyajian data) yaitu tahapan setelah memilih data yang terpenting, biasanya penyajian data pada penelitian kualitatif berbentuk uraian deskripsi dari data yang telah didapat. Terakhir yaitu conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan) untuk menyimpulkan data hasil

penelitian.

Pada pelaksanaan penelitian desain didaktis (Didactical Design Research), Suryadi dan Turmudi (2011, hlm. 12) mengemukakan bahwa ada tiga tahapan analisis, yaitu analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, analisis metapedadidaktik, dan analisis restrosfektif. Sehingga pada penelitian yang akan dilakukan pun ada tiga tahapan analisis data, di antaranya yaitu:

1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, yaitu analisis hasil TKR awal dan hasil wawancara untuk mengetahui hambatan belajar siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf.

2. Analisis metapedadidaktis, yaitu analisis berbagai respons siswa, antisipasi didaktis pedagogis, dan situasi pembelajaran ketika desain didaktis model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf diimplementasikan.

3. Analisis retrosfektif, yaitu analisis hasil TKR awal, TKR akhir I, dan TKR akhir II untuk mengetahui hambatan belajar siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf yang diketahui sebelumnya, mengalami penurunan atau tidak.


(28)

161 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok, diketahui setelah melakukan studi pendahuluan pada siswa kelas IV di SDN Cisayong 3, dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Adapun hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf, di antaranya sebagai berikut.

1. Tipe 1: Hambatan belajar menemukan pikiran pokok paragraf pada kalimat utama di awal paragraf (deduktif).

2. Tipe 2: Hambatan belajar menemukan pikiran pokok paragraf pada kalimat utama di akhir paragraf (induktif).

3. Tipe 3: Hambatan belajar menemukan pikiran pokok paragraf pada kalimat utama di awal dan di akhir paragraf (campuran).

Ketiga hambatan di atas disebabkan oleh hambatan didaktis (cara mengajar). Hambatan didaktis tersebut yaitu kurang tepatnya pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas IV. Pembelajaran untuk menyampaikan materi menemukan pikiran pokok dilakukan dengan cara menerangkan materi dan membimbing siswa dalam pengisian soal. Guru tidak memberikan strategi khusus untuk memudahkan dalam menemukan pikiran pokok paragraf. Pembelajaran pun kurang memperhatikan karakteristik perkembangan siswa, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan mengakibatkan tidak munculnya motivasi siswa untuk belajar. Hal inilah yang mengakibatkan siswa mengalami hambatan belajar. Oleh karena itu, untuk mengatasi ketiga hambatan belajar siswa di atas disusun desain didaktis menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar. Model pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar siswa yaitu model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Pada model pembelajaran ini terdapat fase-fase. Pada setiap fase dikembangkan pula langkah pembelajaran. Secara keseluruhan, pengembangan


(29)

langkah-162

langkah pembelajaran pada setiap fase merupakan langkah-langkah dalam meminimalkan hambatan belajar siswa.

Desain didaktis awal disusun berdasarkan hambatan belajar yang ditemukan pada studi pendahuluan dan diperkuat dengan teori-teori yang relevan. Pada proses perancangan, penulis memperhatikan karakteristik perkembangan siswa di setiap aspek didaktis yang disusun. Hal ini bertujuan agar pembelajaran menyenangkan bagi siswa, materi tersampaikan kepada siswa, dan siswa memahami materi tersebut. Sehingga hambatan belajar yang dialami siswa dapat teratasi atau setidaknya dapat diminimalkan. Aspek-aspek didaktis yang dirancang di antaranya perencanaan (RPP), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan evaluasi. Pada aspek perencanaan, rancangan didaktis yang disusun terdiri atas identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Seluruh aspek perencanaan tersebut, merupakan komponen-komponen yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan disusun secara berkesinambungan dan sistematis antar komponen yang satu dengan komponen lainnya. Pada rancangan aspek kegiatan belajar mengajar disusun pengembangan langkah-langkah pembelajaran pada setiap fase model Cooperative Integrated Reading

And Composition (CIRC). Pada rancangan aspek didaktis evaluasi, disusun proses

penilaian hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ketiga aspek yang dirancang disertai dengan Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang di dalamnya terdapat prediksi respons siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP). Keseluruhan desain didaktis disusun untuk satu tujuan, yakni mengatasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf.

Setelah desain didaktis awal disusun, maka langkah penelitian selanjutnya yaitu implementasi desain didaktis awal. Implementasi desain didaktis awal dilaksanakan di satu wilayah yang sama dengan sekolah dasar yang dijadikan lokasi studi pendahuluan, yaitu wilayah gugus 2 UPTD Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, tepatnya di SDN Cisayong 2 kelas IV. Siswa kelas IV


(30)

163

SDN Cisayong 2 berjumlah 35 siswa, namun pada implementasinya hanya ada 34 siswa. Implementasi terlaksana sesuai dengan rancangan aspek-aspek didaktis yang telah disusun. Hasil dari implementasi desain didaktis pada pembelajaran menemukan pikiran pokok di antaranya:

1. Desain didaktis awal yang dibuat dapat dipertahankan, meskipun ada beberapa hal dalam penyusunan perencanaan dan pengembangan langkah-langkah pembelajaran yang harus ditambahkan dalam penyusunan desain didaktis revisi.

2. Hambatan belajar siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf berkurang, jika dibandingkan dengan hasil studi pendahuluan. Nilai hasil belajar siswa dan nilai pengujian Tes Kemampuan Responden (TKR) akhir I menunjukkan, bahwa hambatan belajar siswa mengalami penurunan yang signifikan.

3. Siswa sangat menyukai implementasi pembelajaran yang dilakukan dan sesuai dengan karateristik perkembangan siswa. Hal ini berdasarkan data dari instrumen skala sikap yang diisi oleh siswa. Kesimpulan dari hasil analisis data instrumen skala sikap menunjukkan bahwa pilihan siswa hampir mendekati sangat setuju dari setiap pernyataan yang ada.

Sesuai dengan hasil implementasi desain didaktis awal, maka disusun desain didaktis revisi yang berisi desain didaktis seperti desain yang telah disusun sebelumnya. Hanya saja pada desain didaktis revisi ini, ada beberapa hal yang ditambahkan dan dikembangkan lagi. Implementasi desain didaktis revisi pun sama halnya dengan implementasi desain didaktis awal. Baik itu dari sisi antusiasme siswa terhadap pembelajaran, maupun hasil belajar siswa yang menyebabkan penurunan hambatan belajar pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf.

Jadi kesimpulan yang didapat dari penelitian tentang desain didaktis pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model cooperative

integrated reading and composition di sekolah dasar, yaitu desain didaktis yang

disusun dan diimplementasikan sebanyak dua kali telah berhasil meminimalkan hambatan belajar siswa yang menjadi masalah dalam penelitian ini.


(31)

164

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran yang dapat dijadikan pedoman di antaranya:

1. Desain didaktis merupakan pedoman untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang diharapkan. Jika biasanya sebelum pembelajaran guru hanya merancang sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harian, maka pada desain didaktis tidak hanya sebatas itu. Selain RPP, pada desain didaktis harus merancang pula prediksi respons siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP). Hal ini bertujuan agar tercipta situasi didaktis atau pembelajaran yang dapat dikendalikan dengan baik. Respons-respons siswa ketika pembelajaran berlangsung dapat langsung diatasi karena telah disusun prediksi dan antisipasinya terlebih dahulu. Oleh karena itu, desain didaktis dapat digunakan oleh para pengajar sebelum pembelajaran dilaksanakan.

2. Langkah-langkah pembelajaran pada setiap fase model Cooperative Integrated

Reading and Composition sebaiknya lebih dikembangkan lagi. Misalnya pada

fase orientasi, guru dapat memilih cara lain (selain senam otak), yang lebih menarik minat siswa untuk belajar.

3. Ketelitian menentukan segala hal dalam penelitian menjadi fokus utama, karena dapat mempengaruhi hasil penelitian. Misalnya ketelitian dalam menentukan subjek penelitian atau sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian. Penentuan sekolah dasar yang akan dijadikan subjek penelitian sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Apalagi pada penelitian yang menggunakan metode Didactical Design Research (DDR), tingkatkecerdasan siswa sangat berpengaruh terhadap penurunan hambatan belajar yang dialami siswa.

4. Untuk peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian dengan tema sama, lebih dikembangkan lagi pada media pembelajaran untuk menemukan pikiran pokok paragraf. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan masalah yang sama dengan cara yang berbeda, yaitu bisa saja mendesain didaktis pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan media pembelajaran yang dapat mengatasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar siswa.


(32)

165

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C.A. (2008). Pembelajaran moral berpijak pada karakteristik siswa

dan budayanya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Standar kompetensi dan kompetensi

dasar tingkat SD/MI kelas IV. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Firmansyah, Y. (2012). Desain didaktis konsep pecahan pada pembelajaran

matematika di sekolah dasar. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Tasikmalaya, Tasikmalaya.

Huda, M. (2012). Cooperative learning (metode, teknik, struktur dan model

penerapan). Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Kusumaningsih, D. dkk. (2013). Terampil berbahasa Indonesia. Yogyakarta: PENERBIT ANDI.

Lidinillah, Dindin AM. (2012). Design research sebagai model penelitian

pendidikan. (Artikel). Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

Tasikmalaya, Tasikmalaya.

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2006). Kurikulum 2006

permendiknas RI no.22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta : Media Makmur Maju Mandiri.

Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan menteri pendidikan nasional

Republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional

Pendidikan.

Nugraha, D.A. (2013). Desain didaktis pembelajaran IPA gaya gravitasi. (Proposal Penelitian). Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya, Tasikmalaya.


(33)

166

Slavin, R.E. (2011). Cooperative learning: teori, riset dan praktik (Terjemah oleh Narulita Yusron). Bandung: NUSAMEDIA.

Sugiyono. (2010). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Suparno, P. (2011). Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: KANISIUS.

Suryadi, D. & Turmudi. (2011). Kesetaraan didactical design research (DDR)

dengan matematika realistik dalam pengembangan pembelajaran matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Sutarno, H., Nurdin, E.A., & Awalani, I. (2010). Penerapan model pembelajaran

cooperative integrated reading and composition (CIRC) berbasis komputer

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran TIK. Jurnal

Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), 3 (1), hlm. 1-5.

Sutrisno. (t.th). Penerapan model pembelajaran tipe cooperative integrated

reading and composition (CIRC) dengan metode pemecahan masalah berbantuan lembar kerja kelompok untuk meningkatkan hasil belajar matematika. (Artikel). FPMIPA, IKIP PRGI, Semarang.

Uno, B.H. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wuragil, N.S. (2010). Peningkatan kemampuan menemukan ide pokok paragraf

melalui model cooperative integrated reading and

composition (CIRC) kelas IV SDN Tengger Lor Kabupaten Kediri. [Online].

Tersedia di :

http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/18741. Diakses 21 Desember 2013.

Yusuf, S. & Sugandhi, N.M. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(1)

161

Hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok, diketahui setelah melakukan studi pendahuluan pada siswa kelas IV di SDN Cisayong 3, dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Adapun hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf, di antaranya sebagai berikut.

1. Tipe 1: Hambatan belajar menemukan pikiran pokok paragraf pada kalimat utama di awal paragraf (deduktif).

2. Tipe 2: Hambatan belajar menemukan pikiran pokok paragraf pada kalimat utama di akhir paragraf (induktif).

3. Tipe 3: Hambatan belajar menemukan pikiran pokok paragraf pada kalimat utama di awal dan di akhir paragraf (campuran).

Ketiga hambatan di atas disebabkan oleh hambatan didaktis (cara mengajar). Hambatan didaktis tersebut yaitu kurang tepatnya pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas IV. Pembelajaran untuk menyampaikan materi menemukan pikiran pokok dilakukan dengan cara menerangkan materi dan membimbing siswa dalam pengisian soal. Guru tidak memberikan strategi khusus untuk memudahkan dalam menemukan pikiran pokok paragraf. Pembelajaran pun kurang memperhatikan karakteristik perkembangan siswa, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan mengakibatkan tidak munculnya motivasi siswa untuk belajar. Hal inilah yang mengakibatkan siswa mengalami hambatan belajar. Oleh karena itu, untuk mengatasi ketiga hambatan belajar siswa di atas disusun desain didaktis menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar. Model pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar siswa yaitu model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Pada model pembelajaran ini terdapat fase-fase. Pada setiap fase dikembangkan pula langkah pembelajaran. Secara keseluruhan, pengembangan


(2)

langkah-162

langkah pembelajaran pada setiap fase merupakan langkah-langkah dalam meminimalkan hambatan belajar siswa.

Desain didaktis awal disusun berdasarkan hambatan belajar yang ditemukan pada studi pendahuluan dan diperkuat dengan teori-teori yang relevan. Pada proses perancangan, penulis memperhatikan karakteristik perkembangan siswa di setiap aspek didaktis yang disusun. Hal ini bertujuan agar pembelajaran menyenangkan bagi siswa, materi tersampaikan kepada siswa, dan siswa memahami materi tersebut. Sehingga hambatan belajar yang dialami siswa dapat teratasi atau setidaknya dapat diminimalkan. Aspek-aspek didaktis yang dirancang di antaranya perencanaan (RPP), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan evaluasi. Pada aspek perencanaan, rancangan didaktis yang disusun terdiri atas identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Seluruh aspek perencanaan tersebut, merupakan komponen-komponen yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan disusun secara berkesinambungan dan sistematis antar komponen yang satu dengan komponen lainnya. Pada rancangan aspek kegiatan belajar mengajar disusun pengembangan langkah-langkah pembelajaran pada setiap fase model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Pada rancangan aspek didaktis evaluasi, disusun proses penilaian hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ketiga aspek yang dirancang disertai dengan Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang di dalamnya terdapat prediksi respons siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP). Keseluruhan desain didaktis disusun untuk satu tujuan, yakni mengatasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf.

Setelah desain didaktis awal disusun, maka langkah penelitian selanjutnya yaitu implementasi desain didaktis awal. Implementasi desain didaktis awal dilaksanakan di satu wilayah yang sama dengan sekolah dasar yang dijadikan lokasi studi pendahuluan, yaitu wilayah gugus 2 UPTD Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, tepatnya di SDN Cisayong 2 kelas IV. Siswa kelas IV


(3)

SDN Cisayong 2 berjumlah 35 siswa, namun pada implementasinya hanya ada 34 siswa. Implementasi terlaksana sesuai dengan rancangan aspek-aspek didaktis yang telah disusun. Hasil dari implementasi desain didaktis pada pembelajaran menemukan pikiran pokok di antaranya:

1. Desain didaktis awal yang dibuat dapat dipertahankan, meskipun ada beberapa hal dalam penyusunan perencanaan dan pengembangan langkah-langkah pembelajaran yang harus ditambahkan dalam penyusunan desain didaktis revisi.

2. Hambatan belajar siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf berkurang, jika dibandingkan dengan hasil studi pendahuluan. Nilai hasil belajar siswa dan nilai pengujian Tes Kemampuan Responden (TKR) akhir I menunjukkan, bahwa hambatan belajar siswa mengalami penurunan yang signifikan.

3. Siswa sangat menyukai implementasi pembelajaran yang dilakukan dan sesuai dengan karateristik perkembangan siswa. Hal ini berdasarkan data dari instrumen skala sikap yang diisi oleh siswa. Kesimpulan dari hasil analisis data instrumen skala sikap menunjukkan bahwa pilihan siswa hampir mendekati sangat setuju dari setiap pernyataan yang ada.

Sesuai dengan hasil implementasi desain didaktis awal, maka disusun desain didaktis revisi yang berisi desain didaktis seperti desain yang telah disusun sebelumnya. Hanya saja pada desain didaktis revisi ini, ada beberapa hal yang ditambahkan dan dikembangkan lagi. Implementasi desain didaktis revisi pun sama halnya dengan implementasi desain didaktis awal. Baik itu dari sisi antusiasme siswa terhadap pembelajaran, maupun hasil belajar siswa yang menyebabkan penurunan hambatan belajar pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf.

Jadi kesimpulan yang didapat dari penelitian tentang desain didaktis pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan model cooperative integrated reading and composition di sekolah dasar, yaitu desain didaktis yang disusun dan diimplementasikan sebanyak dua kali telah berhasil meminimalkan hambatan belajar siswa yang menjadi masalah dalam penelitian ini.


(4)

164

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran yang dapat dijadikan pedoman di antaranya:

1. Desain didaktis merupakan pedoman untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang diharapkan. Jika biasanya sebelum pembelajaran guru hanya merancang sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harian, maka pada desain didaktis tidak hanya sebatas itu. Selain RPP, pada desain didaktis harus merancang pula prediksi respons siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP). Hal ini bertujuan agar tercipta situasi didaktis atau pembelajaran yang dapat dikendalikan dengan baik. Respons-respons siswa ketika pembelajaran berlangsung dapat langsung diatasi karena telah disusun prediksi dan antisipasinya terlebih dahulu. Oleh karena itu, desain didaktis dapat digunakan oleh para pengajar sebelum pembelajaran dilaksanakan.

2. Langkah-langkah pembelajaran pada setiap fase model Cooperative Integrated Reading and Composition sebaiknya lebih dikembangkan lagi. Misalnya pada fase orientasi, guru dapat memilih cara lain (selain senam otak), yang lebih menarik minat siswa untuk belajar.

3. Ketelitian menentukan segala hal dalam penelitian menjadi fokus utama, karena dapat mempengaruhi hasil penelitian. Misalnya ketelitian dalam menentukan subjek penelitian atau sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian. Penentuan sekolah dasar yang akan dijadikan subjek penelitian sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Apalagi pada penelitian yang menggunakan metode Didactical Design Research (DDR), tingkatkecerdasan siswa sangat berpengaruh terhadap penurunan hambatan belajar yang dialami siswa.

4. Untuk peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian dengan tema sama, lebih dikembangkan lagi pada media pembelajaran untuk menemukan pikiran pokok paragraf. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan masalah yang sama dengan cara yang berbeda, yaitu bisa saja mendesain didaktis pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf dengan media pembelajaran yang dapat mengatasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar siswa.


(5)

165

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C.A. (2008). Pembelajaran moral berpijak pada karakteristik siswa dan budayanya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI kelas IV. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Firmansyah, Y. (2012). Desain didaktis konsep pecahan pada pembelajaran matematika di sekolah dasar. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya, Tasikmalaya.

Huda, M. (2012). Cooperative learning (metode, teknik, struktur dan model penerapan). Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Kusumaningsih, D. dkk. (2013). Terampil berbahasa Indonesia. Yogyakarta: PENERBIT ANDI.

Lidinillah, Dindin AM. (2012). Design research sebagai model penelitian pendidikan. (Artikel). Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya, Tasikmalaya.

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2006). Kurikulum 2006 permendiknas RI no.22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta : Media Makmur Maju Mandiri.

Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Nugraha, D.A. (2013). Desain didaktis pembelajaran IPA gaya gravitasi. (Proposal Penelitian). Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya, Tasikmalaya.


(6)

166

Slavin, R.E. (2011). Cooperative learning: teori, riset dan praktik (Terjemah oleh Narulita Yusron). Bandung: NUSAMEDIA.

Sugiyono. (2010). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Suparno, P. (2011). Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: KANISIUS.

Suryadi, D. & Turmudi. (2011). Kesetaraan didactical design research (DDR) dengan matematika realistik dalam pengembangan pembelajaran matematika. Bandung: FPMIPA UPI.

Sutarno, H., Nurdin, E.A., & Awalani, I. (2010). Penerapan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) berbasis komputer untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran TIK. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), 3 (1), hlm. 1-5.

Sutrisno. (t.th). Penerapan model pembelajaran tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan metode pemecahan masalah berbantuan lembar kerja kelompok untuk meningkatkan hasil belajar matematika. (Artikel). FPMIPA, IKIP PRGI, Semarang.

Uno, B.H. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wuragil, N.S. (2010). Peningkatan kemampuan menemukan ide pokok paragraf

melalui model cooperative integrated reading and

composition (CIRC) kelas IV SDN Tengger Lor Kabupaten Kediri. [Online].

Tersedia di :

http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/18741. Diakses 21 Desember 2013.

Yusuf, S. & Sugandhi, N.M. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMA RK DELIMURNI DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 2 21

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK PIKIRAN SEBUAH PARAGRAF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Peningkatan Kemampuan Menemukan Pokok Pikiran Sebuah Paragraf Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIR

0 1 17

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menemukan Pokok Pikiran Sebuah Paragraf Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Pada Siswa Kelas IV SDN Bulu O1 Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo Tahun

0 2 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK PIKIRAN SEBUAH PARAGRAF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Peningkatan Kemampuan Menemukan Pokok Pikiran Sebuah Paragraf Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIR

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK PIKIRAN SEBUAH PARAGRAF MELALUI METODE COOPERATIVE Upaya Meningkatkan Kemampuan Menemukan Pokok Pikiran Sebuah Paragraf Melalui Metode Cooperative Integrated Reading Aand Composition (CIRC) Pada Pembelaja

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK PIKIRAN SEBUAH PARAGRAF MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED Upaya Meningkatkan Kemampuan Menemukan Pokok Pikiran Sebuah Paragraf Melalui Metode Cooperative Integrated Reading Aand Composition (CIRC) Pad

0 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF.

0 0 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK

0 0 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN

2 7 10

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

0 0 5