Do You Know KTSP?? 05-PAKEM SD
PEMBELAJARAN YANG AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN
( PAKEM )
di Sekolah Dasar
DIREKTORAT PEMBINAAN TAMAN KANAK-KANAK DAN
SEKOLAH DASAR
2009
PEMBELAJARAN YANG AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN
( PAKEM )
di Sekolah Dasar
Pembelajaran layaknya berlangsung dalam suasana yang kondusif, baik bagi Guru,
terutama bagi siswa, di sekolah dasar telah lama dikembangkan pola pembelajaran
yang menyenangkan (Joyful learning), tetapi tentunya bukan sekedar menyenangkan
tetapi juga harus bermakna. Pembelajaran akan bermakna jika ada lesson point yang di
dapat oleh siswa bahkan juga guru pada tiap kurun pembelajaran. Lesson point akan
didapat jika pembelajaran berkesan, berkesan jika melibatkan semua indra dan aktivitas
yang menarik.
A. Mengapa PAKEM
Pada dasarnya belajar adalah proses individual, walaupun kebanyakan kelas disusun
secara klasikal tetapi perhatian guru tetap harus individual, karena setiap anak
mempunyai kekhasannya sendiri, dan mmemiliki tingkat perkembangannya sendiri.
Kedua, Belajar juga merupakan proses sosial, terutama di SD, belajar secara bersama
dan memecahkan masalah secara kelompok akan saling menunjang dan saling
membelajarkan.
Ketiga, Pembelajaran haruslah dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan,
sehingga setiap peserta didik mempunyai kesiapan untuk belajar.
Keempat, belajar merupakan suatu proses yang terus menerus tiada henti, belajar
sepanjang hayat, belajar sesuatu hal sebagai pijakan untuk belajar hal lain lebih lanjut.
Kelima, belajar adalah suatu proses membangun makna, dimana setiap proses belajar
harus bermakna bagi proses tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikis,
dalam suasana yang menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru.
Selain itu ada perubahan paradigma dalam pembelajaran yaitu dari Mengajar menjadi
Pembelajaran ( teaching ---- learning), dan dalam penilaian proses dan hasil belajar
harus berlangsung terus menerus dengan perbaikab-perbaikan pada setiap tahapnya
(continous improvement)
Dengan demikian PAKEM mengandung makna pembelajaran yang dirancang agar
mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan. Selain itu juga diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif/bermakna yang mampu memberikan siswa keterampilan, pengetahuan dan
sikap untuk hidup.
B. Ciri Pembelajaran PAKEM
Ciri pembelajaran yang disebut PAKEM antara lain menggunakan multi metode dan
multi media, melibatkan semua indera, dengan praktik dan bekerja dalam tim,
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pembelajaran juga perlu melibatkan
multi aspek yaitu logika, kinestika, estetika dan etika.
Dengan kata lain pembelajaran perlu mengaktifkan siswa dan guru, membuat kreatif
pembelajarnya, hasilnya efektif dan tentu saja semua berlangsung dengan
menyenangkan.
C. Komponen Utama PAKEM
1.
2.
3.
4.
5.
Kurikulum dan perangkatnya
Sarana dan prasarana yang diperlukan
Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya
Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel
Didukung penilaian yang berkelanjutan
Semua itu perlu diarahkan pada Standardisasi mutu pendidikan secara berkelanjutan
dalam menghadapi tuntutan lokal, nasional dan global.
Juga perlu dukungan secara aktif dari peran serta masyarakat dan sistem manajemen
berbasis sekolah
D. Aktif, Kreatif dan Menyenangkan
1. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran perlu mengaktifkan semua siswa
dan guru, baik secara fisik ( termasuk segenap indera) maupun mental, bahkan
moral dan spiritual. Misalnya kalau kelas sedang belajar tentang sifat-sifat air
(IPA), lalu ada percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif
semua indera terlibat, juga berfikir dan menganalisis kenapa permukaan air
selalu datar walaupun wadahnya dimiringkan misalnya, terus dikaitkan dengan
kebesaran Tuhan menciptakan air bagi kesejahteraan hidup manusia, oleh
sebab itu perlu dijaga kelestariannya.
2. Pembelajaran yang kreatif mempunyai makna, tidak sekedar melaksanakan
dan menerapkan acuan kurikulum, karena kurikulum sekedar dokumen dan
rencana, maka perlu dikritisi, perlu dikembangkan secara kreatif, ada seribusatu
jalan untuk mempelajari dan memperdalam satu kompetensi tertentu. Jadi ada
kreativitas pengembangan kompetensi dasar dan juga ada kreativitas dalam
pelaksanaannya di kelas, termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber,
bahan dan sarana untuk belajar.
Lingkungan dapat bermakna lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa
lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan sosial merupakan segala
perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap
lingkungan alam. Misalnya pasar, sikap berlalulintas, pelestarian dan perusakan
lingkungan oleh manusia dan sebagainya.
3. Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak
hal yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan
pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah
dengan siswanya. Agar kita tahu apakah pembelajaran di kelas kita efektif atau
tidak, setiap akhir pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasi yang
dimaksudkan disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan”
yang dilakukan oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan
guru, salah satunya mungkin hasil latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun perilaku.
Kemudian barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang kita tetapkan telah
tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan kelebihannya
serta apa tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang berupa program
perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.
4. Pembelajaran yang menyenangkan harus dimaknai secara luas tidak sekedar
menyenangkan, tetapi pembelajaran juga harus dapat “dinikmati” oleh
pembelajarnya. Pembelajaran dapat dinikmati jika pembelajaran tersebut
“mengasyikkan”. Mengasyikkan tidak sekedar menyenangkan tetapi ada unsur
ketekunan, inner motivation, setelah mengetahui sesuatu hal selalu ingin tahu
lebih lanjut, dan mempunyai ketahanan belajar lebih lanjut. belajar itu harus
Menyenangkan, Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan. Selain itu
siswa harus dilatih Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa dan Olah Raga.
Disisi lain pembelajaran perlu memberikan tantangan kepada siswa untuk berfikir,
mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk
mengembangkan potensi positifnya secara optimal. Menjadi manusia yang berkarakter
penuh percaya diri, menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam
nuansa kebersamaan. Sekolah, guru, serta media dan sarana yang ada hanya
mendukung dan memfasilitasi. Namun, walaupun hanya memfasilitasi sekolah dan guru
serta stakeholder lain termasuk pemerintah haruslah mengupayakan agar potensi yang
ada, serta inner motivation dan kemandirian siswa dapat terbentuk.
Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan untuk memotivasi rasa ingin tahu dan
belajar lebih lanjut, kreatif dan inovatif, tekun dan menyadari potensi diri, yang perlu
dikembangkan lebih lanjut. Pembelajaran juga harus memacu semangat kompetitif. Jadi
tidak sekedar Joyful dalam arti bersenang-senang dan bergembira bersama saja.
Bagaimana dengan reward and punishment ? Tentu saja penghargaan, apapun
bentuknya mulai dari tanda bintang, sertifikat atau sekedar pujian perlu diberikan dan
direncanakan dengan baik oleh guru kelas bersama kepala sekolah. Sedangkan
“hukuman”, sebaiknya ditiadakan sama sekali, tidak ada lagi hukuman apapun
bentuknya. Tetapi diganti dengan kesepakatan bersama dengan seluruh anggota kelas
“sanksi” apa yang harus di berikan jika melanggar kesepakatan, dilaksanakan secara
demokratis dan transparan, berlaku untuk semua warga kelas/sekolah termasuk guru.
Sanksipun harus dipilih yang memotivasi dan merupakan bagian dari pembelajaran.
Misalnya membuat kliping, menyusun karya tulis/mengarang, memecahkan masalah
dan sebagainya. Sanksi juga tidak boleh memberatkan dan memberikan beban mental.
Lebih bagus lagi kalau kata “sanksi” diganti dengan “konsekuensi”. Dengan demikian
semua siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu harus dilaksanakan bukan dari
guru atau hukuman dari orang lain tetapi memang merupakan konsekuensi yang
ditetapkan oleh sistem/kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal ini
dimaksudkan untuk melatih disiplin, mentaati aturan yang disepakati bersama.
Dengan demikian pembelajaran perlu memperhatikan banyak aspek, termasuk juga
bagaimana agar siswa mampu bekerja dalam tim/kelompok, mampu menampilkan
gagasannya secara runtut dan sistematis baik secara lisan maupun tulis.
Wah !, kalau begitu rumit urusannya pembelajaran itu!. Sama sekali tidak !, aspekaspek tersebut perlu disadari dan dipahami oleh setiap fasilitator atau guru. Jika ada
peluang untuk diterapkan, maka dilaksanakan, tentunya ada aspek tertentu yang
dominan pada pembelajaran suatu kompetensi tertentu. Tentu saja tidak semua aspek
harus selalu masuk pada setiap pembelajaran. Setidaknya pada saat menyusun
rencana pembelajaran aspek-aspek tersebut diperhatikan dan dipertimbangkan. Intinya
potensi anak kita kembangkan secara optimal, dan utuh sesuai kemampuannya,
sehingga sesuai harapan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Joyful Learning hanya sebagian dari Pakem dan Pakem hanya sebagian dari
Pembelajaran seutuhnya
yang melibatkan banyak aspek.
Jelasnya setiap
pembelajaran harus berbasis pada kehidupan.
Pada setiap pembelajaran setidaknya ada dua hal yang perlu dilatihkan dan dikuasai.
Pertama substansi yang dipelajari, seperti misalnya IPA, Matematika, IPS, Bahasa dan
sebagainya, yang kita kenal sebagai subject matter/ matapelajaran. Kedua, Personal
Performance/Kinerja, seperti misalnya, kemampuan berfikir kritis dan analitis, bekerja
dalam teamwork, trampil mengemukakan pendapat secara sistematis, menghargai
pendapat orang lain, tekun, disiplin, memahami etika dan estetika dan sebagainya.
E. Dengan pembelajaran yang PAKEM kita harapkan :
Belajar akan lebih efektif
Anak lebih kritis dan kreatif
Suasana dan pengalaman belajar bervariasi
Meningkatkan kematangan emosional/sosial
Produktivitas siswa tinggi
Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan
Dengan demikian jika semua itu dilaksanakan dengan baik, mulai dari yang
sederhana sesuai kemampuan, secara bertahap dan berkelanjutan mengarah
pada kesempurnaan yang terus kita tingkatkan, maka benarlah bahwa
pembelajaran itu memang mengasyikkan, menyenangkan dalam arti luas dan
dapat dinikmati baik oleh pembelajar Maupin guru. Selamat menikmati setiap
moment pembelajaran yang telah kita rancang sendiri.
MENYENANGKAN
( PAKEM )
di Sekolah Dasar
DIREKTORAT PEMBINAAN TAMAN KANAK-KANAK DAN
SEKOLAH DASAR
2009
PEMBELAJARAN YANG AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN
( PAKEM )
di Sekolah Dasar
Pembelajaran layaknya berlangsung dalam suasana yang kondusif, baik bagi Guru,
terutama bagi siswa, di sekolah dasar telah lama dikembangkan pola pembelajaran
yang menyenangkan (Joyful learning), tetapi tentunya bukan sekedar menyenangkan
tetapi juga harus bermakna. Pembelajaran akan bermakna jika ada lesson point yang di
dapat oleh siswa bahkan juga guru pada tiap kurun pembelajaran. Lesson point akan
didapat jika pembelajaran berkesan, berkesan jika melibatkan semua indra dan aktivitas
yang menarik.
A. Mengapa PAKEM
Pada dasarnya belajar adalah proses individual, walaupun kebanyakan kelas disusun
secara klasikal tetapi perhatian guru tetap harus individual, karena setiap anak
mempunyai kekhasannya sendiri, dan mmemiliki tingkat perkembangannya sendiri.
Kedua, Belajar juga merupakan proses sosial, terutama di SD, belajar secara bersama
dan memecahkan masalah secara kelompok akan saling menunjang dan saling
membelajarkan.
Ketiga, Pembelajaran haruslah dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan,
sehingga setiap peserta didik mempunyai kesiapan untuk belajar.
Keempat, belajar merupakan suatu proses yang terus menerus tiada henti, belajar
sepanjang hayat, belajar sesuatu hal sebagai pijakan untuk belajar hal lain lebih lanjut.
Kelima, belajar adalah suatu proses membangun makna, dimana setiap proses belajar
harus bermakna bagi proses tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikis,
dalam suasana yang menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru.
Selain itu ada perubahan paradigma dalam pembelajaran yaitu dari Mengajar menjadi
Pembelajaran ( teaching ---- learning), dan dalam penilaian proses dan hasil belajar
harus berlangsung terus menerus dengan perbaikab-perbaikan pada setiap tahapnya
(continous improvement)
Dengan demikian PAKEM mengandung makna pembelajaran yang dirancang agar
mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan. Selain itu juga diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif/bermakna yang mampu memberikan siswa keterampilan, pengetahuan dan
sikap untuk hidup.
B. Ciri Pembelajaran PAKEM
Ciri pembelajaran yang disebut PAKEM antara lain menggunakan multi metode dan
multi media, melibatkan semua indera, dengan praktik dan bekerja dalam tim,
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pembelajaran juga perlu melibatkan
multi aspek yaitu logika, kinestika, estetika dan etika.
Dengan kata lain pembelajaran perlu mengaktifkan siswa dan guru, membuat kreatif
pembelajarnya, hasilnya efektif dan tentu saja semua berlangsung dengan
menyenangkan.
C. Komponen Utama PAKEM
1.
2.
3.
4.
5.
Kurikulum dan perangkatnya
Sarana dan prasarana yang diperlukan
Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya
Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel
Didukung penilaian yang berkelanjutan
Semua itu perlu diarahkan pada Standardisasi mutu pendidikan secara berkelanjutan
dalam menghadapi tuntutan lokal, nasional dan global.
Juga perlu dukungan secara aktif dari peran serta masyarakat dan sistem manajemen
berbasis sekolah
D. Aktif, Kreatif dan Menyenangkan
1. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran perlu mengaktifkan semua siswa
dan guru, baik secara fisik ( termasuk segenap indera) maupun mental, bahkan
moral dan spiritual. Misalnya kalau kelas sedang belajar tentang sifat-sifat air
(IPA), lalu ada percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif
semua indera terlibat, juga berfikir dan menganalisis kenapa permukaan air
selalu datar walaupun wadahnya dimiringkan misalnya, terus dikaitkan dengan
kebesaran Tuhan menciptakan air bagi kesejahteraan hidup manusia, oleh
sebab itu perlu dijaga kelestariannya.
2. Pembelajaran yang kreatif mempunyai makna, tidak sekedar melaksanakan
dan menerapkan acuan kurikulum, karena kurikulum sekedar dokumen dan
rencana, maka perlu dikritisi, perlu dikembangkan secara kreatif, ada seribusatu
jalan untuk mempelajari dan memperdalam satu kompetensi tertentu. Jadi ada
kreativitas pengembangan kompetensi dasar dan juga ada kreativitas dalam
pelaksanaannya di kelas, termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber,
bahan dan sarana untuk belajar.
Lingkungan dapat bermakna lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa
lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan sosial merupakan segala
perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap
lingkungan alam. Misalnya pasar, sikap berlalulintas, pelestarian dan perusakan
lingkungan oleh manusia dan sebagainya.
3. Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak
hal yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan
pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah
dengan siswanya. Agar kita tahu apakah pembelajaran di kelas kita efektif atau
tidak, setiap akhir pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasi yang
dimaksudkan disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan”
yang dilakukan oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan
guru, salah satunya mungkin hasil latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun perilaku.
Kemudian barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang kita tetapkan telah
tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan kelebihannya
serta apa tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang berupa program
perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.
4. Pembelajaran yang menyenangkan harus dimaknai secara luas tidak sekedar
menyenangkan, tetapi pembelajaran juga harus dapat “dinikmati” oleh
pembelajarnya. Pembelajaran dapat dinikmati jika pembelajaran tersebut
“mengasyikkan”. Mengasyikkan tidak sekedar menyenangkan tetapi ada unsur
ketekunan, inner motivation, setelah mengetahui sesuatu hal selalu ingin tahu
lebih lanjut, dan mempunyai ketahanan belajar lebih lanjut. belajar itu harus
Menyenangkan, Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan. Selain itu
siswa harus dilatih Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa dan Olah Raga.
Disisi lain pembelajaran perlu memberikan tantangan kepada siswa untuk berfikir,
mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk
mengembangkan potensi positifnya secara optimal. Menjadi manusia yang berkarakter
penuh percaya diri, menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam
nuansa kebersamaan. Sekolah, guru, serta media dan sarana yang ada hanya
mendukung dan memfasilitasi. Namun, walaupun hanya memfasilitasi sekolah dan guru
serta stakeholder lain termasuk pemerintah haruslah mengupayakan agar potensi yang
ada, serta inner motivation dan kemandirian siswa dapat terbentuk.
Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan untuk memotivasi rasa ingin tahu dan
belajar lebih lanjut, kreatif dan inovatif, tekun dan menyadari potensi diri, yang perlu
dikembangkan lebih lanjut. Pembelajaran juga harus memacu semangat kompetitif. Jadi
tidak sekedar Joyful dalam arti bersenang-senang dan bergembira bersama saja.
Bagaimana dengan reward and punishment ? Tentu saja penghargaan, apapun
bentuknya mulai dari tanda bintang, sertifikat atau sekedar pujian perlu diberikan dan
direncanakan dengan baik oleh guru kelas bersama kepala sekolah. Sedangkan
“hukuman”, sebaiknya ditiadakan sama sekali, tidak ada lagi hukuman apapun
bentuknya. Tetapi diganti dengan kesepakatan bersama dengan seluruh anggota kelas
“sanksi” apa yang harus di berikan jika melanggar kesepakatan, dilaksanakan secara
demokratis dan transparan, berlaku untuk semua warga kelas/sekolah termasuk guru.
Sanksipun harus dipilih yang memotivasi dan merupakan bagian dari pembelajaran.
Misalnya membuat kliping, menyusun karya tulis/mengarang, memecahkan masalah
dan sebagainya. Sanksi juga tidak boleh memberatkan dan memberikan beban mental.
Lebih bagus lagi kalau kata “sanksi” diganti dengan “konsekuensi”. Dengan demikian
semua siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu harus dilaksanakan bukan dari
guru atau hukuman dari orang lain tetapi memang merupakan konsekuensi yang
ditetapkan oleh sistem/kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal ini
dimaksudkan untuk melatih disiplin, mentaati aturan yang disepakati bersama.
Dengan demikian pembelajaran perlu memperhatikan banyak aspek, termasuk juga
bagaimana agar siswa mampu bekerja dalam tim/kelompok, mampu menampilkan
gagasannya secara runtut dan sistematis baik secara lisan maupun tulis.
Wah !, kalau begitu rumit urusannya pembelajaran itu!. Sama sekali tidak !, aspekaspek tersebut perlu disadari dan dipahami oleh setiap fasilitator atau guru. Jika ada
peluang untuk diterapkan, maka dilaksanakan, tentunya ada aspek tertentu yang
dominan pada pembelajaran suatu kompetensi tertentu. Tentu saja tidak semua aspek
harus selalu masuk pada setiap pembelajaran. Setidaknya pada saat menyusun
rencana pembelajaran aspek-aspek tersebut diperhatikan dan dipertimbangkan. Intinya
potensi anak kita kembangkan secara optimal, dan utuh sesuai kemampuannya,
sehingga sesuai harapan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Joyful Learning hanya sebagian dari Pakem dan Pakem hanya sebagian dari
Pembelajaran seutuhnya
yang melibatkan banyak aspek.
Jelasnya setiap
pembelajaran harus berbasis pada kehidupan.
Pada setiap pembelajaran setidaknya ada dua hal yang perlu dilatihkan dan dikuasai.
Pertama substansi yang dipelajari, seperti misalnya IPA, Matematika, IPS, Bahasa dan
sebagainya, yang kita kenal sebagai subject matter/ matapelajaran. Kedua, Personal
Performance/Kinerja, seperti misalnya, kemampuan berfikir kritis dan analitis, bekerja
dalam teamwork, trampil mengemukakan pendapat secara sistematis, menghargai
pendapat orang lain, tekun, disiplin, memahami etika dan estetika dan sebagainya.
E. Dengan pembelajaran yang PAKEM kita harapkan :
Belajar akan lebih efektif
Anak lebih kritis dan kreatif
Suasana dan pengalaman belajar bervariasi
Meningkatkan kematangan emosional/sosial
Produktivitas siswa tinggi
Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan
Dengan demikian jika semua itu dilaksanakan dengan baik, mulai dari yang
sederhana sesuai kemampuan, secara bertahap dan berkelanjutan mengarah
pada kesempurnaan yang terus kita tingkatkan, maka benarlah bahwa
pembelajaran itu memang mengasyikkan, menyenangkan dalam arti luas dan
dapat dinikmati baik oleh pembelajar Maupin guru. Selamat menikmati setiap
moment pembelajaran yang telah kita rancang sendiri.