Osmolalitas Plasma sebagai Alternatif APACHE II untuk Prediktor Mortalitas Pasien Kritis di ICU RSUP Sanglah.

OSMOLALITAS PLASMA SEBAGAI ALTERNATIF
APACHE II UNTUK PREDIKTOR MORTALITAS PADA
PASIEN KRITIS YANG DIRAWAT DI ICU RSUP
SANGLAH

NI PUTU WARDANI
MADE WIRYANA
PUTU PRAMANA SUARJAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM …….…….……………………………………………

i


LEMBAR PENGESAHAN …..………...…………………………………

ii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT …………………………….

iv

UCAPAN TERIMAKASIH ……………………………………………….

vi

ABSTRAK ……………………………………….………………………..

xi

ABSTRACT ……………………………………..….………………………

xiii


DAFTAR ISI ………………………………………………………………

xv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………....

xix

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...

xx

DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………….

xxi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………

xxiii


BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………..

1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………….

4

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………..

5

1.3.1 Tujuan Umum …………………………………………….

5


1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………………

5

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………

5

1.4.1 Manfaat Akademis ………………………………………..

5

1.4.2 Manfaat Praktis ….………………………………………..

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………...

6


2.1 Scoring System …………………………………………………..

6

2.1.1 Sejarah dan Desain Scoring System ………………………

7

2.1.2 Klasifikasi Scoring System ………………………………..

10

2.1.3 Karakteristik Scoring System ……………………………..

12

2.1.4 Tipe Scoring System ………………………………………

12


2.1.5 Validasi dan Penilaian Scoring System .…………………..

15

2.1.5.1 Model Kalibrasi …………………………………..

16

2.1.5.2 Model Diskriminasi ………………………………

17

2.1.6 Penggunaan dan Penyalahgunaan Scoring System ……….

19

2.2 Osmolalitas Plasma ……………………………………………...

23


2.2.1 Definisi Osmolalitas Plasma ……………………………...

24

2.2.2 Fisiologi Osmolalitas Plasma ……………………………..

26

2.2.3 Pengukuran Osmolalitas Plasma ………………………….

28

2.2.4 Hubungan Osmolalitas Plasma dan Mortalitas …………...

29

2.3 Acute Physiology and Chronic Health Evaluation ……………...

35


BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ……………………………………………………………..

41

3.1 Kerangka Berpikir ………………………………………………

41

3.2 Konsep …………...……………………………………………...

43

3.3 Hipotesis Penelitian ……………………………………………..

43

BAB IV METODE PENELITIAN ………………………………………..

44


4.1 Rancangan Penelitian ……………………………………………

44

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………

44

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………

44

4.3.1 Variabilitas Populasi ……………………………………...

44

4.3.2 Sampel Penelitian ………………………………………..

44


4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ……………………………………

45

4.4.1 Kriteria Inklusi ……………………………………………

45

4.4.2 Kriteria Eksklusi ………………………………………….

45

4.5 Besar Sampel ……………………………………………………

45

4.6 Teknik Pengambilan Sampel ……………………………………

46


4.7 Variabel Penelitian ………………………………………………

46

4.7.1 Klasifikasi Variabel Penelitian …………………………...

46

4.7.2 Definisi Operasional Variabel ……………………………

47

4.8 Prosedur Penelitian ……………………………………………

49

4.8.1 Pendataan Pra Studi ………………………………………

49

4.8.2 Bagan Prosedur Alur Penelitian …………………………..

49

4.9 Instrumen Penelitian …………………………………………….

50

4.10 Analisis Data …………………………………………………...

50

BAB V HASIL PENELITIAN …………………………………………….

51

5.1 Data Karakteristik Pasien ………………………………………..

51

5.2 Uji Diagnostik Osmolalitas Plasma ……………………………..

54

5.2.1 Analisis Kurva ROC Osmolalitas Plasma ………………...

54

5.2.2 Analisis Tabel 2x2 Osmolalitas Plasma …………………..

55

5.3 Uji Diagnostik APACHE II ……………………………………..

56

5.3.1 Analisis Kurva ROC APACHE II ….……………………..

56

5.3.2 Analisis Tabel 2x2 APACHE II …………………………..

57

5.4 Uji Analisis ROC ………………………………………………..

58

BAB VI PEMBAHASAN …………………………………………………

60

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN …………………………………….

67

7.1 Simpulan ………………………………………………………...

67

7.2 Saran ……………………………………………………………..

67

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

68

LAMPIRAN ……………………………………………………………….

71

OSMOLALITAS PLASMA SEBAGAI ALTERNATIF APACHE II
UNTUK PREDIKTOR MORTALITAS PADA PASIEN KRITIS
YANG DIRAWAT DI ICU RSUP SANGLAH

Ni Putu Wardani*, Made Wiryana**, Putu Pramana Suarjaya**
* Staf Bagian Departement of Medical Education Prodi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
** Staf Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana / RSUP Sanglah

Abstrak
Prediksi mortalitas bersifat esensial pada manajemen perawatan intensif. APACHE
II merupakan scoring system kompleks yang umum digunakan di ICU, namun aplikasinya
minimal dikarenakan beberapa kekurangannya. Osmolalitas plasma merupakan scoring
system parameter tunggal dengan beberapa kelebihan dibandingkan APACHE II,

sehingga dapat menjadi alternatif prediktor mortalitas di ICU. Tujuan penelitian untuk
mengetahui besar nilai AUC, sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi
negatif dari kedua prediktor dan mengetahui adanya perbedaan bermakna dari nilai AUC
kedua prediktor tersebut.
Penelitian merupakan uji diagnostik metode cross sectional. Data retrospektif
diambil dari Januari hingga Desember 2013 dengan teknik random probability sampling.
Penelitian melibatkan 134 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian dilakukan
pengukuran kedua prediktor. Uji diagnostik menggunakan kurva ROC dan tabel 2x2.
Analisis ROC untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna antara kurva ROC kedua
prediktor.
Perhitungan data didapatkan nilai AUC osmolalitas plasma 75,9% (95%CI=67,784,3%). Cut off point 297 mOsm/kg, sensitifitas 70%, spesifisitas 79,7%. Tabel 2x2
menghasilkan NDP 79% (95%CI=66,8-88,3%), NDN 70,8% (95%CI=58,9-81%). Nilai
AUC APACHE II 83,4% (95%CI=76,5-90,3%). Cut off point 24, sensitifitas 72,9%,
spesifisitas 81,3%. Tabel 2x2 menghasilkan NDP 81% (95%CI=69,1-89,8%), NDN
73,2% (95%CI=61,4-83,1%). Analisis ROC didapatkan nilai p=0,19. Nilai AUC
osmolalitas plasma tergolong level sedang (>70-80%), APACHE II tergolong level baik

(>80-90%). Analisis ROC dengan p>0,05 menyatakan tidak terdapat perbedaan
bermakna antara kurva ROC kedua prediktor.
Sekalipun osmolalitas plasma memiliki nilai diagnostik sedang, dibandingkan
APACHE II dengan nilai diagnostik baik tetapi perbedaan nilai tersebut tidak bermakna
sehingga osmolalitas plasma dapat digunakan sebagai alternatif APACHE II untuk
prediktor mortalitas di ICU.

ABSTRACT
Prediction of in-hospital mortality is essential for management of intensive care.
Complex scoring system commonly used is APACHE II, but several drawbacks make it
rarely used. Plasma osmolality is a single parameter scoring system that has several
advantages compared with APACHE II, thus it may be an alternative for mortality
predictors in the ICU. The objective of this study was to determine the AUC value,
sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value for both
predictors and to determine significant differences in AUC values in both scoring system.
This was a diagnostic test with cross-sectional method. Retrospective data taken from
January to December 2013 with random probability sampling technique. The study
included 134 patients who met the inclusion criteria, then both predictor were measured.
Diagnostic test using ROC curves and 2x2 tables. ROC analysis was used to determine
the significant differences between both predictors.
Data result plasma osmolality AUC 75.9% (95%CI=67.7-84.3%). Cut off point 297
mOsm/kg, sensitivity 70%, specificity 79.7%. Two point two table result PPV 79%
(95%CI=66.8-88.3%), NPV 70.8% (95%CI=58.9-81%). The AUC for APACHE II

83.4% (95%CI=76.5-90.3%). Cut off point 24, sensitivity 72.9%, specificity 81.3%. Two
point two table result PPV 81% (95%CI=69.1-89.8%), NPV 73.2% (95%CI=61.483.1%). ROC analysis result p value=0.19. AUC values of plasma osmolality were at
moderate level (>70-80%), APACHE II at good level (>80-90%). ROC analysis with
p>0.05 states there was no significant difference between the ROC curves in both
predictors.
Although plasma osmolality has moderate diagnostic value, compared with
APACHE II, with a good diagnostic value but the value differences was unsignificant
thus plasma osmolality can be used as an alternative of APACHE II for mortality
predictors in critically ill patients in the ICU.
Keywords : plasma osmolality, APACHE II, predictors of mortality, diagnostic test, ICU

Pendahuluan
Prediksi mortalitas in-hospital dan derajat keparahan merupakan komponen esensial
pada manajemen perawatan intensif (Palazzo, 2009; Vincent dan Moreno, 2010). Scoring
system of Acute Physiologic and Chronic Health Evaluation (APACHE) II merupakan

prediktor yang umum dipakai di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah untuk
memprediksi mortalitas pasien ICU (Holtfreter dkk., 2006; Vincent dan Moreno, 2010).
Scoring system ini menggunakan banyak parameter pa parameter yang bersifat subjektif

selain menggunakan banyak parameter (Holtfreter dkk., 2006) yang berdampak pada
peningkatan biaya perawatan dan waktu penilaian. Alternatif lain adalah scoring system
parameter tunggal. Penelitian yang dilakukan oleh Holtfreter dkk. (2006) menemukan
bahwa parameter tunggal memiliki nilai prediktor yang tinggi, sensitivitas dan spesifisitas

yang cukup baik untuk memprediksi mortalitas dengan nilai yang tidak jauh berbeda
dengan parameter kompleks (Holtfreter dkk., 2006). Osmolalitas plasma merupakan salah
satu parameter tunggal yang diketahui memiliki nilai prediktor yang kuat. Kelebihan
penggunaan parameter tunggal adalah mudah dilakukan, biaya lebih murah, dan lebih
bersifat objektif. Walaupun parameter tunggal cenderung untuk memberikan informasi
yang lebih sedikit, tetapi kelebihannya dapat menjadikan penilaian ini menjadi salah satu
alternatif prediktor mortalitas di ICU (Holtfreter dkk., 2006).
Untuk mengetahui peranan osmolalitas plasma sebagai prediktor mortalitas pasien
kritis di ICU. Mengetahui nilai AUC, sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif dan
nilai prediksi negatif dari osmolalitas plasma lebih dari 75% sebagai prediktor mortalitas
pada pasien ICU. Mengetahui nilai AUC, sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif
dan nilai prediksi negatif dari APACHE II lebih dari 75% sebagai prediktor mortalitas
pada pasien ICU. Mengetahui adanya perbedaan bermakna antara nilai AUC osmolalitas
plasma dan APACHE II.

Bahan dan Metode
Desain Penelitian:
Penelitian ini merupakan jenis uji diagnostik dengan desain cross sectional.
APACHE II ditetapkan sebagai reference standard pada penelitian ini.

Tempat dan waktu penelitian
Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui data sekunder di Ruang Rekam
Medis pada bulan Maret-April 2014. Data penelitian merupakan data retrospektif yang

diambil dari data pasien yang dirawat di Ruang Terapi Intensif RSUP Sanglah,
Kotamadya Denpasar, pada bulan Januari sampai dengan Desember 2013.

Populasi dan Sampel
Populasi target adalah pasien yang dirawat di ruang terapi intensif. Populasi
terjangkau adalah pasien dewasa yang dirawat di ruang terapi intensif RSUP Sanglah
Denpasar pada tahun 2013. Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi, yang diambil secara konsekutif dari bulan Januari sampai
dengan Desember 2013.

Kriteria Pemilihan (inklusi dan eksklusi)
Inklusi : Pasien dewasa usia 18 tahun keatas, Pasien yang dirawat di ICU lebih dari 24
jam
Eksklusi : Pasien yang tidak memiliki catatan rekam medis yang lengkap, Pasien yang
masuk ke ICU untuk kedua kalinya pada waktu rawat yang sama, Pasien dengan diagnosis
luka bakar, Pasien dengan diagnosis mati batang otak, Pasien pasca bedah jantung

Cara pemilihan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random probability sampling.

Perkiraan besar sampel
Penelitian ini menggunakan rumus besar sampel untuk uji diagnostik dalam satu populasi
(Pusponegoro dkk., 2012). Dimana p yang merupakan prevalensi diganti menjadi
sensitivitas (sen) dan spesifisitas (spe). Sensitivitas yang diharapkan sebesar 80 % dan

spesifisitas sebesar 75% pada osmolalitas plasma. Sedangkan presisi penelitian
ditentukan sebesar 0,1 yang diterima peneliti sebagai penyimpangan dari populasi. Dari
hasil perhitungan didapatkan sampel n1 sebesar 62 pasien dan n2 sebesar 72 pasien,
sehingga total jumlah sampel penelitian adalah 134 pasien.

Definisi Variabel
APACHE II : Acute Physiologic and Chronic Health Evaluation II. Scoring system ini
terdiri atas tiga bagian yaitu Acute Physiology Score (APS), skor untuk penyakit kronis
sesuai dengan penyakit komorbid pasien dan skor usia. Skor APS dinilai melalui 12
variabel yang terdiri dari temperature, TAR, frekuensi jantung, frekuensi nafas,
oksigenasi, pH arteri, natrium plasma, kalium plasma, kreatinin plasma, hematokrit,
jumlah leukosit dan GCS. Keduabelas variabel (kecuali GCS) bernilai -4 sampai dengan
+4. Sedangkan nilai GCS adalah 15 dikurangi GCS saat penilaian. Skor penyakit kronis
memiliki poin 0, 2 dan 5. Sedangkan usia memiliki poin 0 sampai 6. APACHE II diukur
selama 24 jam pertama perawatan di ICU; skor maksimal adalah 71 / Osmolalitas plasma
: konsentrasi osmolalitas pada plasma yang diukur menggunakan rumus yang melibatkan
kadar natrium, urea dan glukosa yang diukur pada satu waktu yang sama. Nilai normal
285–295 mOsm/kg / Mortalitas : kualitas atau kondisi yang berhubungan dengan
kematian yang terjadi pada saat pasien dirawat di rumah sakit yang ditandai dengan
hilangnya semua tanda hidup berupa fungsi jantung dan nafas.

Pendataan Pra Studi dan Prosedur Penelitian

Dilakukan pemilihan pasien berdasarkan kriteria penerimaan dan penolakan. Rekam
medis dinilai kelengkapannya berdasarkan daftar kelengkapan rekam medis yang telah
dibuat.
Pasien yang dirawat di ICU yang memenuhi kriteria eligible subject dilakukan pencatatan
identitas, diagnosis, hasil laboratorium terburuk dalam 24 jam pertama saat perawatan di
ICU, serta mortalitasnya. Setelah data didapatkan, maka dilakukan perhitungan skor
APACHE II dan osmolalitas plasma untuk kemudia dilakukan analisis data.

Instrumen Penelitian Rekam medis pasien, Tabel Skor APACHE II, Program
pengukuran osmolalitas plasma, Alat tulis

Analisis Data
Deskripsi karakteristik data berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif disajikan sebagai rerata ± standar deviasi dan data kualitatif sebagai frekuensi
(persentase).

Data osmolalitas plasma dan APACHE II diinterpretasikan dalam uji

diagnostik. Kurva ROC diolah untuk mendapatkan cut off point terbaik melalui nilai
correctly classified yang tertinggi (akurasi terbaik). Melalui kurva ROC didapatkan

sensitivitas dan spesifisitas pada cut off point terbaik. Tabel 2x2 diolah untuk
mendapatkan nilai duga positif dan nilai duga negatif. Untuk mengetahui perbedaan kurva
ROC osmolalitas plasma dan APACHE II, dilakukan analisis ROC dimana hasil nilai
p312 mOsm/kg) pada pasien perdarahan intrakranial yang
berhubungan dengan mortalitas pada 7 hari pertama perawatan di ICU. Nilai osmolalitas
plasma dengan kisaran 293-295 mOsm/kg memiliki survival yang lebih baik. Pada pasien
stroke akut, umumnya terjadi dehidrasi, yang akan meningkatkan viskositas darah akibat
pengaruhnya pada osmolalitas plasma, yang kemudian mempengaruhi hemodinamik
serebral dan merubah aliran darah serebral. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa
osmolalitas plasma dapat menjadi prediktor yang baik terhadap outcome stroke (Nag
dkk., 2012).
Holtfreter dkk. (2006) juga melakukan penelitian untuk melihat keterkaitan
osmolalitas plasma dengan mortalitas. Hubungan antara osmolalitas plasma dan
mortalitas tidak dijelaskan secara langsung. Holtfreter dkk. (2006) mendapatkan nilai
AUC sebesar 73% dengan cut off point sebesar 298 mOsm/kg berhubungan dengan
mortalitas pada pasien kritis yang dirawat di ICU, baik pasien medis, pasca pembedahan
maupun trauma. Pada cut off point tersebut didapatkan bahwa osmolalitas plasma
memiliki spesifisitas sebesar 61,3% dan sensitivitas sebesar 76,4%.
Pada penelitian retrospektif ini didapatkan nilai AUC sebesar 75,9 % yang tergolong
pada level sedang (>70-80%) dengan sensitivitas yang dihasilkan lebih kecil daripada
penelitian-penelitian sebelumnya yaitu sebesar 70% dan spesifisitas sebesar 79,7%
dengan cut off point 297 mOsm/kg. Sedangkan melalui analisis data menggunakan tabel
2x2, didapatkan nilai duga positif sebesar 79% dan nilai duga negatif sebesar 70,8%. Nilai

duga positif sebesar 79% dapat diartikan bahwa dari keseluruhan data, terdapat 79% nilai
true positive dan 21% false positive. Hal ini menandakan bahwa osmolalitas plasma dapat

dipercaya sebagai alternatif prediktor mortalitas dimana nilai true positivenya lebih tinggi
daripada false positivenya. Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah nilai AUC,
sensitivitas, spesifisitas, NDP dan NDN lebih dari 75%, tetapi pada perhitungan statistik
terdapat beberapa variabel yang berada dibawah nilai yang diharapkan. Data hasil analisa
statistik menunjukkan tidak adanya cut off point yang memiliki nilai sensitivitas dan
spesifisitas diatas 75%, oleh karena itu dipilih nilai cut off point yang berada pada poin
correctly classified yang tertinggi. Pemilihan cut off point terbaik berpengaruh pada nilai

NDP dan NDN yang dihasilkan.
Osmolalitas plasma sebagai prediktor mortalitas dengan parameter tunggal memiliki
beberapa keuntungan yaitu waktu pengukuran yang lebih singkat dan biaya yang lebih
murah karena parameter yang digunakan lebih sedikit serta menggunakan parameter
objektif sehingga dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan tanpa menimbulkan bias
yang besar (Holtfreter dkk., 2006). Tetapi osmolalitas plasma juga mempunyai kerugian
yaitu memiliki limitasi yang besar sehingga sehingga bila dikombinasi dengan hasil
laboratorium lain dapat menjadi sangat bermanfaat. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Nicholson dkk. (2011) didapatkan peningkatan nilai sensitivitas dari osmolalitas plasma
jika digabungkan dengan parameter laboratorium lain seperti CKMB.
Reference standard yang umum digunakan untuk mengukur mortalitas pada pasien

ICU adalah APACHE II. Banyak studi telah dilakukan sehubungan dengan prediksi
mortalitas oleh APACHE II. Pada penelitian yang melibatkan 12.000 pasien ICU
didapatkan nilai AUC sebesar 84% pada APACHE II (Vincent dan Moreno, 2010). Pada
penelitian yang dilakukan oleh Bouch dan Thompson (2008) menemukan bahwa

APACHE II yang bernilai 25 menyatakan prediksi mortalitas sebesar 55% dan skor lebih
dari 35 menyatakan prediksi mortalitas sebesar 80%.
Pada studi ini, AUC pada APACHE II didapatkan sebesar 83,4% yang mana lebih
kecil dibandingkan dengan studi-studi yang dilakukan di tempat lain. Nilai AUC ini dapat
diinterpretasikan bernilai baik (>80-90%). Melalui kurva ROC juga didapatkan cut off
point 24 dengan sensitivitas sebesar 72,9% dan spesifisitas 81,3%. Melalui tabel 2 x 2

didapatkan nilai duga positif sebesar 81% dan nilai duga negatif sebesar 73,2%. Hasil
yang diharapkan pada penelitian ini adalah nilai AUC, sensitivitas, spesifisitas, NDP dan
NDN lebih dari 75%, tetapi pada perhitungan statistik terdapat beberapa variabel yang
berada dibawah nilai yang diharapkan. Hal ini juga terjadi pada osmolalitas plasma
dimana cut off point terbaik dipilih berdasarkan poin correctly classified tertinggi, dan
hal ini mempengaruhi hasil nilai NDP dan NDN.
APACHE II merupakan salah satu scoring system internasional yang telah tervalidasi
dengan baik, dan memiliki sensitivitas lebih dari scoring system kompleks lainnya (Bouch
dan Thompson, 2008; Palazzo, 2009). Akan tetapi, APACHE II memiliki beberapa
keterbatasan antara lain menggunakan banyak parameter sehingga membutuhkan biaya
yang lebih besar dan waktu pengukuran yang lebih lama serta penggunaan skor yang
bersifat subjektif sehingga dapat menimbulkan bias. Oleh karena itu banyak penelitian
dilakukan untuk menilai dan mencari parameter tunggal yang dapat memberikan nilai
prediktor mortalitas pada pasien kritis di ICU yang tidak berbeda bermakna dengan
parameter atau scoring system kompleks.

Melalui analisis ROC, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara
AUC pada osmolalitas plasma dan APACHE II (p=0,19). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa osmolalitas plasma dapat digunakan sebagai alternatif dalam prediksi mortalitas
dengan nilai prediktor yang relevan yang mana dapat digunakan dengan cepat, mudah
dan murah. Akan tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah AUC dari APACHE II lebih
besar dibandingkan osmolalitas plasma sehingga dapat dikatakan APACHE II memiliki
validitas yang lebih baik daripada osmolalitas plasma. Hal ini dapat dijelaskan
sehubungan dengan penggunaan parameter pada APACHE II yang

lebih banyak

sehingga akan menjadi lebih sensitif dan spesifik dibandingkan osmolalitas plasma yang
melibatkan tiga nilai laboratoris saja. Pada kondisi dimana pelayanan kesehatan tidak
menyediakan pemeriksaan kompleks yang diperlukan oleh APACHE II, maka
osmolalitas plasma dapat dijadikan alternatif dalam prediktor mortalitas. Selain itu
osmolalitas plasma dapat digunakan sebagai pengukuran awal dari prediktor mortalitas
sebelum dilakukan pengukuran APACHE II.
Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak menentukan nilai osmolalitas plasma
dibawah normal yang berhubungan dengan mortalitas. Seperti pada penelitian oleh
Nicholson dkk. (2011) yang menyatakan bahwa prediksi kematian ada pada osmolalitas
plasma dibawah 280 mOsm/kg dan lebih dari 298 mOsm/kg. Oleh karena itu diperlukan
prediksi mortalitas yang dibagi menjadi beberapa quartile seperti pada penelitian tersebut
di atas untuk mengetahui angka kematian pada masing-masing nilai osmolalitas plasma.
Simpulan dan Saran
Osmolalitas plasma memiliki nilai diagnosis sedang (AUC 75,9%), sedangkan APACHE
II memiliki nilai diagnosis yang baik (AUC 83,4%). Perbedaan pada kedua alat diagnostik
tersebut tidak bermakna (p>0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa osmolalitas plasma
dapat digunakan sebagai alternatif dari APACHE II untuk prediktor mortalitas pada

pasien kritis di ICU terutama pada rumah sakit yang tidak menyediakan pemeriksaan
kompleks yang diperlukan untuk mengukur skor APACHE II. Saran Pada rumah sakit
yang tidak menyediakan pemeriksaan penunjang kompleks maka osmolalitas plasma
dapat dipilih menjadi alat prediktor mortalitas pasien kritis yang dirawat di ICU.

Dokumen yang terkait

Analisis BUN Sebagai Prediktor Mortalitas Pasien Gagal Jantung RSUP Haji Adam Malik

2 39 64

Karakteristik mortalitas pasien Meningitis yang dirawat di Rsup Sanglah Denpasar Bulan Juli 2013-Juli 2014.

0 0 15

Hubungan Nilai Mean Platelet Volume (MPV) Dengan Skor Apache II Sebagai Prediktor Mortalitas Pada Pasien Sepsis Berat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 19

Hubungan Nilai Mean Platelet Volume (MPV) Dengan Skor Apache II Sebagai Prediktor Mortalitas Pada Pasien Sepsis Berat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 2

Hubungan Nilai Mean Platelet Volume (MPV) Dengan Skor Apache II Sebagai Prediktor Mortalitas Pada Pasien Sepsis Berat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 7

Hubungan Nilai Mean Platelet Volume (MPV) Dengan Skor Apache II Sebagai Prediktor Mortalitas Pada Pasien Sepsis Berat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 36

Hubungan Nilai Mean Platelet Volume (MPV) Dengan Skor Apache II Sebagai Prediktor Mortalitas Pada Pasien Sepsis Berat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 8

Hubungan Nilai Mean Platelet Volume (MPV) Dengan Skor Apache II Sebagai Prediktor Mortalitas Pada Pasien Sepsis Berat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 1 13

Perbandingan Validitas Sistem Penilaian APACHE II, SOFA, dan CSOFA Sebagai Prediktor Mortalitas Pasien yang Dirawat di Instalasi Rawat Intensif RSUP H. Adam Malik Medan | Andrias | Jurnal Anestesi Perioperatif 998 4166 1 PB

0 0 7

Perbandingan R-Baux Score dengan BOBI Score sebagai Prediktor Mortalitas Pasien Luka Bakar di RSUP Dr. M. Djamil Padang

0 1 11