T1 702010140 Full text

(1)

Penggunaan dan Pemanfaatan Smartphone Di Kalangan Siswa Kelas X Studi Kasus : SMA Negeri 3 Pati Kelas X MIA-6

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Yohanes Daya Firmana NIM : 702010140

Dr. Dharmaputra Palekahelu M.Pd

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1 1. Pendahuluan

Ponsel tidak lagi menjadi barang mewah sehingga kebutuhan ponsel cerdas (smartphone) semakin tinggi. Smartphone merupakan telepon genggan yang mempunyai kemampuan tinggi seperti komputer dikarenakan smartphone juga mempunyai Sistem Operasi yang menjalankannya [1]. Para pengembang smartphone terus berinovasi dengan menambahkan fitur yang semakin beragam dan menjadikan smartphone sebagai perangkat yang dapat melakukan berbagai fungsi (multitasking) hal ini pula yang memicu minat masyarakat untuk memiliki smartphone untuk membantu kebutuhan pekerjaan yang menuntut kecepatan dan multifungsi. Menurut Djatmiko Wardoyo selaku Marcomm Director Era Jaya di tahun 2008 jumlah pengguna smartphone di Indonesia hanya 2%. Lalu 2009 naik jadi 5%, mencapai belasan persen pada tahun 2010, tepatnya 13%. Sementara di tahun 2011 jumlahnya pengguna smartphone 17%, dan tahun 2012 kemarin jumlahnya hingga 28% [2]. Mengutip data yang dimiliki oleh eMarketer, Sabtu (19/9/2015), meski di kawasan negara Asia Pasifik seperti China, India, dan Indonesia terjadi kesenjangan untuk mengakses internet antara perkotaan dan perdesaan akibat persoalan infrastruktur, pertumbuhan akses internet di Asia Pasifik tetap terjadi hingga 8,2% di 2015. eMarketer juga memproyeksikan bahwa pada 2016 hingga 2019 pengguna smartphone di Indonesia akan terus tumbuh. Angka pertumbuhannya pun fantastis. Pada 2016 akan ada 65,2 juta pengguna smartphone dan di tahun 2017 akan ada 74,9 juta pengguna. Adapun pada 2018 dan 2019, terus tumbuh mulai dari 83,5 juta hingga 92 juta user smartphone di Indonesia [3]. Hal ini menggambarkan kepemilikan dan penggunaan smartphone di Indonesia dari tahun ke tahun terus bertambah namun apakah penggunaannya untuk hal yang bermanfaat dan produktif seperti menggunakannya dalam pembelajaran ?

Untuk mengetahuinya diambil sejumlah penelitian yang menggambarkan pemanfaatan smartphone dalam pembelajaran. Salah satunya yaitu penelitian yang berjudul “Media Pembelajaran Multimedia M -Learning Pada Materi Kalor Kelas VII Berbasis Android” oleh mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro Rizky Arief Budiman (2013),Didapatkan hasil yang menunjukkan penggunaan aplikasi pembelajaran kalor pada smartphone sebagai media pembelajaran Fisika menjadikan siswa di SMP Negeri 1 Tegal lebih mudah mengingat materi daripada menggunakan sarana multimedia [4]. Berdasarkan observasi yang dilakukan di lokasi penelitian yaitu SMA Negeri 3 Pati peneliti mengambil responden kelas X MIA-6 yang mempunyai jumlah 36 siswa dalam satu kelas. Dalam satu kelas semua siswa mempunyai smartphone . Kelas X MIA-6 yang diteliti 29 siswa mempunyai smartphone berbasis Android, tidak ada siswa yang memiliki smartphone Blackberry maupun iphone, dan 7 siswa memiliki smartphone berbasis Symbian. Dari data sementara tersebut menggambarkan kepemilikan smartphone yang cukup tinggi di kalangan siswa SMA Negeri 3 Pati. Namun apakah kepemilikan smartphone yang tinggi diimbangi dengan pemanfaatan pemiliknya sebagai seorang pelajar khususnya dalam pembelajaran berbasis


(8)

2

ICT ? Dari pertanyaan tersebut penelitian ini mempunyai tujuan yakni ingin melihat/mengungkap sejauh mana pemanfaatan smartphone di kalangan siswa.kelas X MIA-6 SMA Negeri 3 Pati.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Arief Budiman mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro yang berjudul Media Pembelajaran Multimedia M-Learning pada materi kalor Kelas VII Berbasis Android menghasilkan sebuah aplikasi yang mendukung M-Learning dan aplikasi tersebut dapat dijalankan di platform Android versi 2.3. Dalam aplikasi tersebut terdapat beberapa bagian implementasi program diantaranya halaman utama, menu, kompetensi, materi, evaluasi, daftar pustaka. Dilihat dari aplikasi yang dihasilkan dari peneliti terdahulu smartphone yang digunakan siswa sudah mendukung adanya pengembang aplikasi yang tidak terikat oleh hal komersil sehingga baik siswa dan pengembang aplikasi dapat dengan bebas memanfaatkan smartphone mereka untuk mendukung pembelajaran berbasis ICT [4]. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Agus Permadi mahasiswa Universitas Sebelas Maret dengan metode deskriptif kualitatif yang berjudul “Strategi Pemanfaatan Smartphone sebagai Sumber Belajar Siswa SMA Negeri 3 Boyolali”.Penelitian tersebut dinyatakan bahwa pengajar di SMAN 3 Boyolali mengarahkan murid-muridnya untuk memanfaatkan smartphone sebagai sumber belajar. Pemanfaatan ini memiliki tujuan-tujuan positif dan digunakan sesuai dengan pertimbangan dengan didampingi peraturan-peraturan yang dibuat untuk mengontrol perilaku siswa dalam penggunaan smartphone pada saat proses pembelajaran berlangsung [5]. Dari penelitian yang dilakukan Agus Permadi dapat dilihat bahwa pengajar mendukung penggunaan smartphone dalam sekolah namun harus didasari dengan etika dalam menggunakannya. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Eric Kunto Aribowo dalam SEMNASPBI (Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia) dengan judul Quizlet : Penggunaan Aplikasi Smartphone Untuk Siswa Dalam Mendukung Mobile Learning, dalam aplikasi Quizlet terdapat beberapa fitur diantaranya Card, Learn, Speller, Test, Scatter, Space Race [6]. Penelitian tersebut aplikasi Quizlet lebih menekankan pada partisipasi siswa dalam belajar mandiri melalui aplikasi dalam smartphone daripada memperoleh bimbingan dari guru.

Dari penelitian sebelumnya dapat dilihat bahwa smartphone mempunyai peran yang tinggi dalam mendukung pembelajaran siswa berbasis ICT. Namun kecanggihan dan kelengkapan fitur pada smartphone tak lepas dari sejarah perkembangannya. Di dalam artikel ilmiah yang ditulis oleh Sulis Tri Oktaviani Santoso yang berjudul “Perkembangan Teknologi Handphone” mengatakan dalam perkembangannya smartphone dibagi menjadi 5 generasi yakni (1)Generasi 0(0G) yang mengandalkan sistem radio VHF. (2)Generasi ke-1(1G) yang menggunakan sistem AMPS. (3)Generasi ke-2(2G) dengan 2 macam jaringan yaitu GSM dan CDMA. (4)Generasi ke-3(3G) menggunakan 3 standar telekomunikasi dunia yakni EDGE(Enhance Datarates for GSM


(9)

3

Evolution), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. (5)Generasi ke-4(4G) dengan ciri utama menggabungkan semua teknologi wireless seperti wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dll [7]. Dilihat dari perkembangannya tersebut istilah smartphone atau ponsel pintar sudah ada di Generasi ke-3(3G) sampai ke-4(4G).

Peran smartphone dalam pembelajaran khususnya dalam basis ICT sangat diperlukan. Menurut E.Mulyasa (2003) pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik. Selama proses pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan belajar agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi siswa [8]. Melihat lingkungan siswa saat ini yang lebih mengarah ke pemanfaatan teknologi digital maka kegiatan belajar mengajar harus bersinergi dengan keadaan lingkungan siswa tersebut supaya siswa merasa nyaman dalam belajar. Peran guru tidak luput dalam membimbing siswa dalam menggunakan smartphone dalam belajar khususnya untuk memberikan porsi dalam mengakses smartphone supaya pemanfaatannya maksimal tanpa adanya dampak negatif bagi siswa.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Survey merupakan suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Tujuan survey adalah untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang dan hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut. Seperti yang akan dilakukan peneliti yang berupaya untuk mengetahui seberapa jauh smartphone dimanfaatkan oleh siswa dalam pembelajaran. Dari hasil analisa data akan diperoleh hasil tentang gambaran aktifitas siswa dalam pemanfaatan smartphone dalam belajar sehingga dapat menjadi acuan pembaca untuk mengimplementasikan penggunaan smartphone dalam pembelajaran berbasis ICT.

Angket dan wawancara terbuka dilakukan di SMA Negeri 3 Pati yang beralamat di Jalan Panglima Sudirman No.1-A, Desa Puri, Kecamatan Pati. Sekolah ini dipilih karena paneliti adalah alumni dari sekolah tersebut yang mengetahui perkembangan fasilitas sekolah dari waktu peneliti bersekolah hingga sekarang saat penelitian. Responden adalah semua siswa kelas X MIA-6, peneliti memilih responden dari kelas X MIA (Matematika dan Ilmu Alam) karena siswa MIA mempunyai karakter tertarik dengan sains dan teknologi serta cenderung memilih perangkat sesuai dengan kebutuhan mereka. Penelitian dilakukan hari Kamis tanggal 14 April 2016 pukul 07.00 sampai selesai. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebasnya adalah smartphone, disebut variable bebas karena smartphone yang mempengaruhi variable terikat yakni pemanfaatan smartphone dalam pembelajaran di kalangan siswa kelas X MIA-6.


(10)

4

Penelitian yang dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan 3) tahap pengolahan dan analisis data. Dapat dilihat pada tabel 1.

No Tahapan Penelitian Keterangan

1 Tahap persiapan - Perijinan

- Observasi awal

- Menentukan populasi dan sampel - Wawancara singkat

- Menyusun angket

2 Tahap pelaksanaan - Memberikan angket

- Wawancara terbuka

3 Pengolahan dan analisis data - Mengolah hasil angket dan wawancara Tabel 1. Tahapan Penelitian

Tahap pertama yang dilakukan adalah mengadakan observasi awal namun sebelumnya peneliti memohon ijin kepada pihak sekolah untuk mengadakan penelitian. Observasi yang dilakukan mencakup pengamatan terhadap keadaan sekolah, keadaan siswa, dan para staf pengajar di sekolah tersebut. Setelah mengetahui bahwa lingkungan sekolah dan keadaan yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian maka peneliti menentukan populasi dan sampel yang akan diberikan wawancara singkat terhadap kepemilikan smartphone. Setelah mengetahui gambaran sementara terhadap kepemilikan smartphone dari hasil wawancara kemudian peneliti menyusun angket berdasarkan hasil observasi dan wawancara singkat yang diperoleh.

Di tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan peneliti membagikan angket kepada siswa kelas X MIA-6 yang dari tahap sebelumnya ditetapkan sebagai sampel. Dalam angket sudah dibagi menjadi 3 bagian yaitu Bagian A,B,dan C. Di Bagian angket tert

Tahap ketiga adalah tahap pengolahan data yang didapat dari angket dan wawancara terbuka. Bagian A terdapat pertanyaan untuk mengetahui demografi responden yang meliputi umur, gender, siswa pertukaran pelajar atau bukan, kepemilikan smartphone dan jenis smartphone yang dimiliki dari Bagian A inilah dapat diketahui tingkat kepemilikan smartphone pada sampel. Bagian B berisi pertanyaan yang membahas mengenai penggunaan smartphone secara umum yakni meliputi kemampuan smartphone dalam mengelola file multimedia seperti audio, video, gambar, dan juga akses internet seperti browsing, chat, belanja online, dan semua kegiatan yang menggunakan aplikasi dalam smartphone. Dari Bagian B dapat diketahui tingkat kemampuan siswa dalam menggunakan smartphonenya. Bagian yang terakhir adalah Bagian C, dalam bagian ini terdapat pertanyaan berkaitan dengan pemanfaatan smartphone dalam belajar dan kegiatan sekolah seperti melihat jadwal sekolah, melihat pengumuman sekolah, akses perpustakaan online, test online, aplikasi yang diimplementasikan dalam mata pelajaran. Melalui bagian ini peneliti mendapatkan data ada tidaknya peran smartphone


(11)

5

yang erat dalam keseharian siswa bersinergi juga dengan kegiatan belajar mereka. Dari ketga bagian angket tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai pemberdayaan atau penggunaan smartphone dalam pembelajaran mereka sehingga dapat digunakan untuk perencanaan merancang pembelajaran berbasis ICT.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu 1) metode observasi digunakan untuk mengamati keadaan awal dari tempat penelitian serta populasi dan sampel yang akan diteliti. 2) metode angket digunakan untuk mengetahui tingkat kepemilikan, penggunaan smartphone, dan pemanfaatan smartphone dalam pembelajaran berbasis ICT di kalangan siswa kelas X MIA-6. 3) metode wawancara terbuka yang diadakan untuk menggali lebih dalam pendapat siswa terhadap penggunaan smartphone mereka dalam belajar.

4. Hasil dan Pembahasan

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model survey pendidikan. Peneliti tertarik menggunakan model ini karena terdapat fenomena besar dalam masyarakat yang secara langsung dan tidak langsung siswa ikut terlibat dan terpengaruh dalam fenomena tersebut. Dalam hal ini tingkat kepemilikan smartphone yang tinggi di masyarakat. Seperti dijelaskan sebelumnya instrument penelitian yang akan diolah berbentuk angket dan angket dibedakan menjadi 3 Bagian yaitu Bagian A,B, dan C. Angket yang sudah diisi oleh responden kemudian dihitung dan diberikan indikator untuk mengetahui tingkat kepemilikan dan pemanfaatan smartphone. Berikut merupakan pembahasan dari angket :

Bagian A (Demografi dan Karakter Sosial Siswa).

Umur :

15 tahun = 16 siswa 16 tahun = 20 siswa

Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki = 12 siswa Perempuan = 24 siswa


(12)

6

Akses internet menggunakan wifi Jumlah Tingkat Penggunaan

Ya Tidak

Di rumah 5 31 RENDAH

Di sekolah 28 8 TINGGI

Di mana saja 22 14 TINGGI

Siswa memiliki smartphone Jumlah Tingkat Kepemilikan

Ya Tidak

36 0 TINGGI

Siswa yang berencana membeli smartphone 5 31 RENDAH

Tipe smartphone yang dimiliki siswa Jumlah Tingkat Kepemilikan

Android Based 29 TINGGI

Iphone 0 NIHIL

Windows Based 0 NIHIL

Blackberry 0 NIHIL

Symbian 7 RENDAH

Smartphone siswa menggunakan layanan paket data jaringan 3G/4G :

Jumlah Tingkat Penggunaan

Ya dengan batasan kuota per bulan 24 TINGGI

Ya tanpa batasan kuota per bulan/unlimited 5 RENDAH Tidak menggunakan layanan paket data/reguler 7 RENDAH Cara siswa mengakses internet menggunakan

smartphone :

Jumlah Tingkat Penggunaan

Hanya melalui koneksi wifi 2 RENDAH

Melalui wifi dan ISP (Indosat, XL, Telkomsel,dll) 9 RENDAH

Hanya melalui ISP (Indosat, XL, Telkomsel,dll) 19 TINGGI Tidak mengakses internet menggunakan smartphone 6 RENDAH


(13)

7 Kategori :

Jika jumlah siswa ≥ 18menjawab “Ya” dapat dikatakan TINGGI

Jika jumlah siswa ≥ 18 menggunakan atau memiliki dapat dikatakan TINGGI Jika 18 siswa menjawab “Ya” dan 18 menjawab “Tidak” dikatakan CUKUP Jika tepat 18 siswa menggunakan atau memiliki dapat dikataka CUKUP

Jika jumlah siswa ≤ 18menjawab “Tidak” dapat dikatakan RENDAH

Jika jumlah siswa ≤ 18 menggunakan atau memiliki dapat dikatakan RENDAH Jika tidak ada siswa yang menjawab atau 0 dapat dikatakan NIHIL

Informasi yang diambil dari data Angket Bagian A diatas menjawab pertanyaan penelitian : “Benarkah tingkat kepemilikan smartphone di kalangan siswa kelas X

tinggi?”, Pertanyaan tersebut menjawab

Dilihat dari penggunaan kategori pada angket Bagian A di tabel 2 dengan sampel penelitian yang mengambil kelas X MIA-6 SMA Negeri 3 Pati dilihat bahwa semua siswa di kelas X MIA-6 mempunyai smartphone jumlah siswa ada 36 orang dan siswa didominasi oleh gender perempuan yang berjumlah 24 orang. Tipe smartphone yang dimiliki siswa ada 2 yakni Android based dengan jumlah pemilik 29 orang dan Symbian based dengan jumlah pemilik 7 orang. Hal ini sudah cukup menjelaskan bahwa kepemilikan smartphone di kalangan siswa kelas X tinggi. Dilihat dari keadaan lingkungan sekolah siswa yang berada di daerah perbatasan tingkat kepemilikan smartphone dibilang sangat tinggi dikarenakan masyarakat di dalamnya sudah tertanam gaya hidup wajib memiliki ponsel untuk sarana komunikasi. Gaya hidup ini berubah menjadi konsumtif terhadap perkembangan tren smartphone tanpa didasari dengan kebutuhan dari smartphone tersebut.


(14)

8

Bagian B (Penggunaan Smartphone Secara Umum).

Penggunaan Smartphone Jumlah Tingkat

Penggunaan Ya Tidak

Membuka dan mengirim email 31 5 TINGGI

Chating dengan teman 36 0 TINGGI

Menambahkan komentar di media sosial 36 0 TINGGI

Mendengarkan musik/MP3 36 0 TINGGI

Membuat jadwal 29 7 TINGGI

Melakukan transaksi bank.belanja online 22 14 TINGGI

Mengambil foto/gambar 36 0 TINGGI

Merekam video 36 0 TINGGI

Upload gambar ke website/media sosial 36 0 TINGGI Upload video ke website/media sosial 17 19 RENDAH

Edit gambar 34 2 TINGGI

Edit video 24 12 TINGGI

Membuat dan edit teks 36 0 TINGGI

Menghubungkan dengan laptop/PC 28 8 TINGGI

Membuat gambar 21 15 TINGGI

Membuat animasi 11 25 RENDAH

Tabel 3. Pemanfaatan smartphone secara umum

Kategori :

Jika jumlah siswa ≥ 18menjawab “Ya” dapat dikatakan TINGGI

Jika 18 siswa menjawab “Ya” dan 18 menjawab “Tidak” dikatakan CUKUP


(15)

9

Tabel diatas menjawab pertanyaan penelitian “Apakah siswa sudah mampu menggunakan smartphone dalam kesehariannya dan seberapa tinggi tingkat

pemanfaatannya dalam keseharian ?”

Hasil yang didapat menunjukkan semua siswa yang berjumlah 36 orang sudah dapat menggunakan smartphone untuk chating dengan teman, menambahkan komentar di media sosial, mendengarkan MP3, mengambil foto/gambar, merekam video, upload gambar ke media sosial, dan membuat/edit teks dalam smartphone. Maka dari itu dapat dikatakan siswa kelas X sudah dapat memanfaatkan smartphone dalam membantu aktivitas keseharian mereka. Beberapa aplikasi media sosial yang digunakan antara lain facebook, twitter, youtube, Kaskus.


(16)

10

Bagian C (Penggunaan Smartphone Dalam Pembelajaran).

Penggunaan Smartphone Jumlah Tingkat

Penggunaan Ya Tidak

Melihat jadwal sekolah 30 6 TINGGI

Melihat pengumuman sekolah 28 8 TINGGI

Mengirim email kepada staff/teman sekolah 26 10 TINGGI

Membaca catatan sekolah 25 11 TINGGI

Melihat video pembelajaran 32 4 TINGGI

Akses perpustakaan online 16 20 RENDAH

Mengakses website untuk mencari materi pelajaran 34 2 TINGGI Membagikan catatan kepada teman sekelas 31 5 TINGGI Mempunyai aplikasi edukatif/berhubungan dengan

pendidikan

21 15 TINGGI

Jenis aplikasi edukatif yang dipunyai : Mathway, Brainly

Tempat pemakaian smartphone untuk aktifitas belajar : Jumlah Tingkat Penggunaan Ya Tidak

Di perpustakaan 11 26 RENDAH

Di aula 14 22 RENDAH

Di laboratorium sekolah 5 31 RENDAH

Di semua tempat dalam sekolah 15 21 RENDAH

Di dalam perjalanan (misalnya bus, angkot) 12 24 RENDAH

Di rumah 33 3 TINGGI

Di tempat lain 28 8 TINGGI

Siswa yang mengakses media sosial dengan smartphone 31 5 TINGGI

Ada manfaat media sosial dalam kegiatan belajar 29 7 TINGGI Tabel 4. Penggunaan smartphone dalam belajar


(17)

11 Kategori :

Jika jumlah siswa ≥ 18menjawab “Ya” dapat dikatakan TINGGI

Jika 18 siswa menjawab “Ya” dan 18 menjawab “Tidak” dikatakan CUKUP

Jika jumlah siswa ≤ 18menjawab “Tidak” dapat dikatakan RENDAH

Untuk menjawab pertanyaan penelitian “Apakah siswa sudah memanfaatkan smartphone atau setidaknya mengenal pemanfaatan smartphone pada pembelajaran berbasis ICT ?

Dalam menjawab pertanyaan diatas diperlukan penggunaan smartphone yang erat kaitannya dengan aktifitas belajar. Hal itu dapat dilihat di tabel 4, dalam tabel 4 ditunjukkan banyaknya siswa yang dapat melihat jadwal sekolah sebanyak 30 orang, melihat video pembelajaran sebanyak 32 orang, mengakses website untuk mencari materi pelajaran 34 orang, dan membagikan catatan kepada teman sekelas sebanyak 31 orang. Yang menjadi ketertarikan adalah siswa sudah mengenal dan memanfaatkan aplikasi edukatif yakni Brainly dan Mathway dan penggunaannya hanya di mata pelajaran matematika yang dilihat dari wawancara terbuka di bawah. Melihat hal itu dapat ditarik jawaban bahwa siswa sudah lebih dahulu mengenal dan memanfaatkan smartphone untuk pelajaran matematika berbasis ICT. Selain Brainly dan Mathway aplikasi edukatif lainnya seperti Edmodo, FisikaMu, Science Challenge, Speed Anatomy patut dicoba guru dan siswa untuk kegiatan belajar berbasis ICT cara menginstal aplikasi tersebut tergolong mudah karena sudah tersedia dalam Google Play yang otomatis terinstal setelah didownload.

Wawancara Terbuka :

Peneliti :“Apakah sekolah mempunyai aturan tertentu menggunakan smartphone dalam kelas dan lingkungan sekolah ?”

Siswa : “Untuk aturan dari sekolah tidak begitu ketat, kami dapat mengakses smartphone saat jam istirahat, namun saat pelajaran harus dengan persetujuan dari guru karena ada

guru yang mengijinkan ada yang tidak”

Peneliti : “Adakah mata pelajaran yang sudah menggunakan

perangkat elektronik /IT dalam mengajar?”

Siswa : “Di kelas kami hanya satu mata pelajaran yang sudah memakai alat seperti smartphone dan juga laptop yaitu mata

pelajaran matematika”

Peneliti :”Menggunakan apa teman-teman sering mengakses maupun bertukar materi dengan smartphone?”

Siswa : “Biasanya kami menggunakan media sosial facebook dengan memakai chat online untuk bertanya tentang materi


(18)

12 5. Kesimpulan

Dengan melihat hasil angket Bagian A,B,dan C serta wawancara terbuka yang diadakan di kelas yang dirangkum dalam diskusi permasalahan, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat kepemilikan smartphone pada siswa di kelas X MIA-6 tergolong tinggi. Dalam mengakses perpustakaan online siswa laki-laki masih rendah untuk memanfaatkannya dibanding siswa perempuan. Untuk pemanfaatan dalam pembelajaran siswa sudah mengenal aplikasi edukatif yakni Brainly dan Mathway namun aplikasi tersebut masih dimanfaatkan hanya di mata pelajaran matematika, aplikasi tersebut juga hanya dapat diinstal di smartphone berbasis Android. Siswa lebih sering menggunakan smartphone mereka untuk bertukar informasi seperti membagikan materi peajaran, menanyakan jadwal dan kegiatan sekolah melalui media sosial.

6. Saran

Dari kesimpulan sebelumnya peneliti sudah melihat kepemilikan dan pemanfaatan smartphone di kalangan siswa yang tinggi terutama dalam mengakses media sosial untuk sekedar bertukar materi. Siswa sudah mengerti bagaimana menggunakan smartphone dalam keseharian dan dalam menunjang pembelajaran mereka. Peneliti memberikan masukan supaya keadaan siswa tersebut dimanfaatkan oleh guru yang masih membatasi penggunaan smartphone dalam lingkungan sekolah dikarenakan adanya siswa yang kurang mengerti apabila dijelaskan secara lisan sehingga membutuhkan smartphone untuk menunjukkan gambar dan video sebagai media belajar. Media sosial seperti facebook dan twitter yang mempunyai fitur berkirim gambar, chat, serta video call dapat dimanfaatkan guru untuk memberikan konseling seputar pelajaran di sekolah. Guru yang mempunyai kompetensi lebih di bidang teknologi dapat juga bekerjasama dengan guru mata pelajaran untuk merancang aplikasi berbasis mobile yang dapat dioperasikan oleh semua tipe smartphone yang dimiliki siswa.


(19)

13 7. Daftar Pustaka

[1] Chuzaimah, Mabururoh, Fereshti Dihan Nurdihana.2010.Smartphone:Antara Kebutuhan dan Lifestyle Jurusan Managemen Universitas Muhammadyah Solo.

[2] Wardoyo, Djatmiko.Tiap 8 Bulan Orang Indonesia Ganti Smartphone. 16 Januari 2013.http://inet.detik.com/read/2013/01/16/210830/2144324/1169/tiap-8-bulan-orang-indonesia-ganti-smartphone.

[3] Jose,Advent.Pengguna Smartphone di Indonesia Capai 55 Juta. 20 September 2015.http://techno.okezone.com/read/2015/09/19/57/1217340/2015-pengguna-smartphone-di-indonesia-capai-55-juta.

[4] Risky, Budiman Arief.2013.Media Pembelajaran M-Learning Pada Materi Kalor

Kelas VII Berbasis Android Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro.

[5] Permadi, Agus.2015.Strategi Pemanfaatan Smartphone sebagai Sumber Belajar

Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Boyolali Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

[6] Aribowo, Eric Kunto.2015.“Quizlet :

Penggunaan Aplikasi Smartphone Untuk Siswa Dalam Mendukung Mobile Learning Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[7] Oktaviani,Sulis."Perkembangan Teknologi Handphone".19 April

2014.http://ilmuti.org/2014/04/19/perkembangan-teknologi-handphone.

[8] Wulandari,Dian.2015.Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Jejaring

Sosial"Facebook" Dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.


(1)

8

Bagian B (Penggunaan Smartphone Secara Umum).

Penggunaan Smartphone Jumlah Tingkat

Penggunaan Ya Tidak

Membuka dan mengirim email 31 5 TINGGI

Chating dengan teman 36 0 TINGGI

Menambahkan komentar di media sosial 36 0 TINGGI

Mendengarkan musik/MP3 36 0 TINGGI

Membuat jadwal 29 7 TINGGI

Melakukan transaksi bank.belanja online 22 14 TINGGI

Mengambil foto/gambar 36 0 TINGGI

Merekam video 36 0 TINGGI

Upload gambar ke website/media sosial 36 0 TINGGI

Upload video ke website/media sosial 17 19 RENDAH

Edit gambar 34 2 TINGGI

Edit video 24 12 TINGGI

Membuat dan edit teks 36 0 TINGGI

Menghubungkan dengan laptop/PC 28 8 TINGGI

Membuat gambar 21 15 TINGGI

Membuat animasi 11 25 RENDAH

Tabel 3. Pemanfaatan smartphone secara umum

Kategori :

Jika jumlah siswa ≥ 18menjawab “Ya” dapat dikatakan TINGGI

Jika 18 siswa menjawab “Ya” dan 18 menjawab “Tidak” dikatakan CUKUP


(2)

9

Tabel diatas menjawab pertanyaan penelitian “Apakah siswa sudah mampu menggunakan smartphone dalam kesehariannya dan seberapa tinggi tingkat

pemanfaatannya dalam keseharian ?”

Hasil yang didapat menunjukkan semua siswa yang berjumlah 36 orang sudah dapat menggunakan smartphone untuk chating dengan teman, menambahkan komentar di media sosial, mendengarkan MP3, mengambil foto/gambar, merekam video, upload gambar ke media sosial, dan membuat/edit teks dalam smartphone.

Maka dari itu dapat dikatakan siswa kelas X sudah dapat memanfaatkan

smartphone dalam membantu aktivitas keseharian mereka. Beberapa aplikasi media sosial yang digunakan antara lain facebook, twitter, youtube, Kaskus.


(3)

10

Bagian C (Penggunaan Smartphone Dalam Pembelajaran).

Penggunaan Smartphone Jumlah Tingkat

Penggunaan Ya Tidak

Melihat jadwal sekolah 30 6 TINGGI

Melihat pengumuman sekolah 28 8 TINGGI

Mengirim email kepada staff/teman sekolah 26 10 TINGGI

Membaca catatan sekolah 25 11 TINGGI

Melihat video pembelajaran 32 4 TINGGI

Akses perpustakaan online 16 20 RENDAH

Mengakses website untuk mencari materi pelajaran 34 2 TINGGI

Membagikan catatan kepada teman sekelas 31 5 TINGGI

Mempunyai aplikasi edukatif/berhubungan dengan pendidikan

21 15 TINGGI

Jenis aplikasi edukatif yang dipunyai :

Mathway, Brainly

Tempat pemakaian smartphone untuk aktifitas belajar : Jumlah Tingkat Penggunaan Ya Tidak

Di perpustakaan 11 26 RENDAH

Di aula 14 22 RENDAH

Di laboratorium sekolah 5 31 RENDAH

Di semua tempat dalam sekolah 15 21 RENDAH

Di dalam perjalanan (misalnya bus, angkot) 12 24 RENDAH

Di rumah 33 3 TINGGI

Di tempat lain 28 8 TINGGI

Siswa yang mengakses media sosial dengan smartphone 31 5 TINGGI

Ada manfaat media sosial dalam kegiatan belajar 29 7 TINGGI


(4)

11

Kategori :

Jika jumlah siswa ≥ 18menjawab “Ya” dapat dikatakan TINGGI

Jika 18 siswa menjawab “Ya” dan 18 menjawab “Tidak” dikatakan CUKUP

Jika jumlah siswa ≤ 18menjawab “Tidak” dapat dikatakan RENDAH

Untuk menjawab pertanyaan penelitian “Apakah siswa sudah memanfaatkan

smartphone atau setidaknya mengenal pemanfaatan smartphone pada pembelajaran berbasis ICT ?

Dalam menjawab pertanyaan diatas diperlukan penggunaan smartphone yang erat kaitannya dengan aktifitas belajar. Hal itu dapat dilihat di tabel 4, dalam tabel 4 ditunjukkan banyaknya siswa yang dapat melihat jadwal sekolah sebanyak 30 orang, melihat video pembelajaran sebanyak 32 orang, mengakses website untuk mencari materi pelajaran 34 orang, dan membagikan catatan kepada teman sekelas sebanyak 31 orang. Yang menjadi ketertarikan adalah siswa sudah mengenal dan memanfaatkan aplikasi edukatif yakni Brainly dan Mathway dan penggunaannya hanya di mata pelajaran matematika yang dilihat dari wawancara terbuka di bawah. Melihat hal itu dapat ditarik jawaban bahwa siswa sudah lebih dahulu mengenal dan memanfaatkan smartphone untuk pelajaran matematika berbasis

ICT. Selain Brainly dan Mathway aplikasi edukatif lainnya seperti Edmodo, FisikaMu, Science Challenge, Speed Anatomy patut dicoba guru dan siswa untuk kegiatan belajar berbasis ICT cara menginstal aplikasi tersebut tergolong mudah karena sudah tersedia dalam Google Play yang otomatis terinstal setelah didownload.

Wawancara Terbuka :

Peneliti :“Apakah sekolah mempunyai aturan tertentu menggunakan smartphone dalam kelas dan lingkungan sekolah ?”

Siswa : “Untuk aturan dari sekolah tidak begitu ketat, kami dapat mengakses smartphone saat jam istirahat, namun saat pelajaran harus dengan persetujuan dari guru karena ada

guru yang mengijinkan ada yang tidak”

Peneliti : “Adakah mata pelajaran yang sudah menggunakan

perangkat elektronik /IT dalam mengajar?”

Siswa : “Di kelas kami hanya satu mata pelajaran yang sudah memakai alat seperti smartphone dan juga laptop yaitu mata

pelajaran matematika”

Peneliti :”Menggunakan apa teman-teman sering mengakses maupun bertukar materi dengan smartphone?”

Siswa : “Biasanya kami menggunakan media sosial facebook

dengan memakai chat online untuk bertanya tentang materi


(5)

12

5. Kesimpulan

Dengan melihat hasil angket Bagian A,B,dan C serta wawancara terbuka yang diadakan di kelas yang dirangkum dalam diskusi permasalahan, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat kepemilikan smartphone pada siswa di kelas X MIA-6 tergolong tinggi. Dalam mengakses perpustakaan online siswa laki-laki masih rendah untuk memanfaatkannya dibanding siswa perempuan. Untuk pemanfaatan dalam pembelajaran siswa sudah mengenal aplikasi edukatif yakni Brainly dan Mathway namun aplikasi tersebut masih dimanfaatkan hanya di mata pelajaran matematika, aplikasi tersebut juga hanya dapat diinstal di smartphone

berbasis Android. Siswa lebih sering menggunakan smartphone mereka untuk bertukar informasi seperti membagikan materi peajaran, menanyakan jadwal dan kegiatan sekolah melalui media sosial.

6. Saran

Dari kesimpulan sebelumnya peneliti sudah melihat kepemilikan dan pemanfaatan smartphone di kalangan siswa yang tinggi terutama dalam mengakses media sosial untuk sekedar bertukar materi. Siswa sudah mengerti bagaimana menggunakan smartphone dalam keseharian dan dalam menunjang pembelajaran mereka. Peneliti memberikan masukan supaya keadaan siswa tersebut dimanfaatkan oleh guru yang masih membatasi penggunaan smartphone

dalam lingkungan sekolah dikarenakan adanya siswa yang kurang mengerti apabila dijelaskan secara lisan sehingga membutuhkan smartphone untuk menunjukkan gambar dan video sebagai media belajar. Media sosial seperti

facebook dan twitter yang mempunyai fitur berkirim gambar, chat, serta video call

dapat dimanfaatkan guru untuk memberikan konseling seputar pelajaran di sekolah. Guru yang mempunyai kompetensi lebih di bidang teknologi dapat juga bekerjasama dengan guru mata pelajaran untuk merancang aplikasi berbasis mobile yang dapat dioperasikan oleh semua tipe smartphone yang dimiliki siswa.


(6)

13

7. Daftar Pustaka

[1] Chuzaimah, Mabururoh, Fereshti Dihan Nurdihana.2010.Smartphone:Antara Kebutuhan dan Lifestyle Jurusan Managemen Universitas Muhammadyah Solo. [2] Wardoyo, Djatmiko.Tiap 8 Bulan Orang Indonesia Ganti Smartphone. 16 Januari

2013.http://inet.detik.com/read/2013/01/16/210830/2144324/1169/tiap-8-bulan-orang-indonesia-ganti-smartphone.

[3] Jose,Advent.Pengguna Smartphone di Indonesia Capai 55 Juta. 20 September 2015.http://techno.okezone.com/read/2015/09/19/57/1217340/2015-pengguna-smartphone-di-indonesia-capai-55-juta.

[4] Risky, Budiman Arief.2013.Media Pembelajaran M-Learning Pada Materi Kalor Kelas VII Berbasis Android Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro. [5] Permadi, Agus.2015.Strategi Pemanfaatan Smartphone sebagai Sumber Belajar

Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Boyolali Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

[6] Aribowo, Eric Kunto.2015.“Quizlet : Penggunaan Aplikasi Smartphone Untuk Siswa Dalam Mendukung Mobile Learning Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[7] Oktaviani,Sulis."Perkembangan Teknologi Handphone".19 April 2014.http://ilmuti.org/2014/04/19/perkembangan-teknologi-handphone.

[8] Wulandari,Dian.2015.Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Jejaring Sosial"Facebook" Dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.