PERKEMBANGAN GEREJA HKBP DI PULAU SAMOSIR (1893-1913).

PERKEMBANGAN GEREJA HKBP DI PULAU SAMOSIR
1893-1913

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh:
JONATHAN S. PARHUSIP
NIM : 3103321028

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ABSTRAK
Jonathan S. Parhusip. NIM. 3103321028. Perkembangan Gereja
HKBP di Pulau Samosir (1893-1913). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Medan. Medan. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang proses Perkembangan

Gereja HKBP di Pulau Samosir (1893-1913), bagaimana kondisi religi
masyarakat Samosir sebelum kedatangan Johannes Warneck kesamosir dan
sesudah seluruh Pulau Samosir mengenal penginjilan. Untuk mengetahui
bagaimana proses perkembangan penyebaran Kekristenan dalam kehidupan
Masyarakat Samosir dan hasilnya yang bisa kita nikmati kini. Penelitian ini
merupakan penelitian historis dengan data kualitatif. Dengan mengumpulkan
data-data, penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan
buku-buku, dokumen, artikel, naskah, dan sejenisnya. Selain itu untuk
mendukung data, penulis juga melakukan penelitian lapangan (field Research)
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi yang berhubungan dengan
Perkembangan Gereja HKBP di Pulau Samosir (1893-1913). Dalam penelitian
ini penulis mendatangi dan mewawancarai setiap Pendeta, Pengurus Gereja,
Gereja Resort yang sudah berdiri saat itu dan tokoh masyarakat yang
kemungkinan mengetahui tentang perkembangan Gereja HKBP di Pulau
Samosir. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebelum adanya Penginjil di
Pulau Samosir, masyarakat sudah memiliki Tradisi Kepercayaan sendiri yang
bersifat Animisme (kepercayaan terhadap roh leluhur yang sudah meninggal dan
dan roh -roh Alam di sekitarnya). Setelah kedatangan Johannes Warneck di
tahun 1893, menjadi babak baru dalam kehidupan masyarakat. Hingga di tahun
1914 Bangunan gereja yang menjadi tempat kebaktian dan Sekolah telah berdiri

dan mengelilingi seluruh Wilayah Pulau Samosir yaitu di Nainggolan, Palipi,
Pangururan, dan Ambarita.
Kata Kunci : Gereja, HKBP, Pulau Samosir.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas berkat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa karena
kasih setianya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
yang berjudul “Perkembangan Gereja HKBP di Pulau Samosir 18931913”
Penulisan skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh setiap mahasiswa guna menyelesaikan perkuliahan sehingga
dapat menyandang gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna baik dari segi isi dalam hal penyajian maupun teknik penulisan
karena keterbatasan tertentu yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan sumbangan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari betapa besar dukungan
moral, material, waktu, dan tenaga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan menjadi tempat curahan
penulis untuk meminta pertolongan dari semua permasalahan. Penulis
sadar bahwa berkat pernyertaanNya, maka skripsi ini dapat diselesaikan
(Terima Kasih Tuhan).
2. Teristimewa terhadap kedua orangtua saya Ayahanda Jonson Parhusip
dan Ibunda tercinta Nurlan Sirumapea yang telah mengajarkan arti hidup
dan tiada lelah, mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis serta

2

memberikan yang terbaik berupa moril dan materil sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi dengan baik.
3. Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Restu M.S, selaku Dekan dan seluruh citivas akademik
Fakultas Ilmu Sosial UNIMED
5. Ibu Dra. Hafnita SD. Lubis, M.Si. selaku sebagai dosen Pembimbing
Skripsi, yang telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada
waktunya serta memberikan motivasi pada penulis untuk lebih baik lagi.

6. Bapak Dra. Flores Tanjung,M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis
selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Pendidikan Sejarah dan hingga
Penulisan Skripsi ini selalu memberikan arahan dan bimbingan bagi
Penulis. Terimakasih atas dukungan dan waktunya untuk membimbing
penulis selama perkuliahan. Semua ilmu yang Ibu beri pada saya akan
saya ingat dan akan saya teruskan kepada generasi selanjutnya.
7. Ibu Dra. Lukitaningsih,M.Hum selaku Dosen Ahli Pembanding Utama
skripsi penulis yang telah banyak memberikan saran, kritik, dan
masukan yang membangun pengetahuan dan semangat bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, dan juga selaku Ketua Jurusan yang
selalu memperlancar segala berkas administrasi selama perkuliahan.

3

8. Bapak Fristi Suhendro, S.Hum, M.Si selaku Dosen Pembanding Bebas
yang sudah banyak juga memberikan masukan dan saran bagi penulis
agar penulisan skripsi ini baik dan selesai dengan nilai yang baik.
Dengan kelembutan Bapak mengajarkan saya sehingga saya mampu
menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen-dosen dan Staf administrasi di Jurusan Pendidikan
Sejarah, terima kasih yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa yang telah
kalian berikan kepada penulis, selaku mahasiswa di Jurusan Pendidikan
Sejarah.
10. Terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada Abangda
tercinta Ridho Kardo Parhusip, dan adik-adikku tercinta Edoniran
Parhusip, Panca Bazar Parhusip, Tiropa Oktavia Parhusip, Surung
Parhusip, dan Viktor Parhusip yang selama ini telah banyak membantu
dalam segala hal dan memberi perhatian serta sumber motivasi bagi
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada
waktunya.
11. Terima kasih banyak penulis ucapkan juga kepada sahabat Berkat Gea
dan Reinhard Situmeang yang sudah menemani penulis selama jalanjalan mengelilingi Pulau Samosir dengan kelaparan. Semoga kita samasama sukses di kemudian hari.
12. Terima kasih buat teman-teman seperjuangan kelas EKSTENSI
Stambuk 2010, Azlisa, Rut, Hartini, Nisa, Valen, Nelita, Debora, Nila,
Rita, Yosi, Nurul, Sherli, Nani, Tuti, Cueno, Gea, Marihot, Idawati,
Adam, Ardi, Refa, Rades, Reinhard, Treboy, Chandra, Ahrasani,

4


January, Deli, Devi, Saulina, Putri, Deva, Novi, Novia, Asima, Emmy,
Rizky, Aryani, Evi, Ester. Terima kasih atas segala pengalaman yang
telah kita alami bersama-sama selama kita menjalani perkuliahan dan
semua pengalaman yang kita alami takkan pernah terlupakan. Sukses
buat kita semua.
13. Terkhusus buat ESJA BOY. Terima kasih penulis ucapkan buat
kerbersamaan kita selama ini. Sebagai teman curhat, teman jalan-jalan,
teman tertawa, dan sebagai sahabat disaat ada masalah. Juga kepada
basecamp kita dulu Rumah Rozi, terima kasih sudah menjadi tempat dan
bagian dari cerita perjalan kita.
14. Untuk Bereku Rita Haryani Harahap, terimakasih telah sangat
membantu dalam penyelesaian setiap berkas dan tempat bertanya, dan
tempat mengutang pulsa.
15. Terima kasih untuk teman-teman satu Kontrakan yang sudah
berpartisipasi dengan mendukung kegiatan Penulis. Terimakasih EL ma
Tigan, Bg. Tison, dan Risky.
16. Terima Kasih untu GMKI Komisariat FIS UNIMED yang menjadi
tempat penulis mengabdikan diri, terimakasih untuk kakanda-kakanda
senior atas arahannya selama ini, terimakasih untuk rekan-rekan
Pengurus Komisariat GMKI Komisariat FIS UNIMED M.B. 2013-2014,

dan terimakasih untuk semua civitas GMKI atas semus Pembelajaran
yang selama ini Penulis dapatkan.
17. Terima kasih untuk adek-adek Dwi Vany dan Sandra yang telah datang
waktu siding, walaupun berujung Malapetaka.
18. Terima kasih buat Wanita-wanita yang pernah singgah dalam kehidupan
Penulis.

5

19. PPL-T SMP GBKP Kaban Jahe, Maria, Delilah, Morina, Yehezkiel,
Piyung, Serius, Brema, Meduk, Mulyadi, Rendy, David, dll dah. Kalian
adalah keluarga kecil yang pernah menghiasi hidupku dengan
pembelajaran yang sangat berharga tentang kehidupan. Terimakasih
semuanya.
20. Dan semuanya yang telah membantu saya terimakasih.
Skripsi ini bisa terselaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak. Dan
kepada teman-teman dan pihak yang tidak bisa sebutkan satu-persatu namanya.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bisa
bermanfaat bagi semua pembaca.
Medan, Juli 2014


(Jonathan S. Parhusip)
NIM : 3103321028

6

Daftar Isi
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

vi

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................................6
C. Pembatasan Masalah .....................................................................................6
D. Rumusan Masalah .........................................................................................7
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................................7
F. Manfaat Penelitian. ........................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................9
A. Kerangka Konseptual ....................................................................................9
1. HKBP .........................................................................................................9
2. Perkembangan Gereja ................................................................................11
3. Pulau Samosir ............................................................................................15
B. Kerangka Berpikir .........................................................................................19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................21
A. Metode Penelitian ..........................................................................................21
B. Lokasi Penelitian ............................................................................................21
C. Sumber Data ...................................................................................................22
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................23
E. Teknik Analisis Data ......................................................................................23

BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................25
A. Identitas Wilayah Pulau Samosir ...................................................................25
1. GeografidanIklim ....................................................................................25

7

2. Penduduk .................................................................................................27
3. Pendidikan ...............................................................................................30
4. Kesehatan ................................................................................................31
B. Sejarah masuknya Agama Kristen Protestan ke Pulau Samosir ....................32
1. Masuknya Misionariske Tanah Batak .....................................................32
2. Kedatangan Dr. Ingwer Ludwig Nommensen........................................34
3. Kedatangan Johannes Warneck di Nainggolan (1867-1944) ..................40
4. Kondisi Masyarakat Samosir sebelum Kedatangan
Johannes Warneck ..................................................................................42
a) Wilayah Samosir sebelum Penginjilan ...............................................42
b) Tradisi Kepercayaan Masyarakat Samosir sebelum Penginjilan........44
C. Perkembangan Gereja HKBP di Pulau Samosir ............................................46
1.


Perkembangan Gereja HKBP Nainggolan (1893-1913) .........................46

2.

Perkembangan Gereja HKBP Palipi (1898-1913) ..................................50

3.

Perkembangan Gereja HKBP Pangururan (1911-1913) ........................53

4.

Perkembangan Gereja HKBP Ambarita (1913) ......................................56

5.

Hambatan dalam Penginjilan ..................................................................59

D. Perkembangan Masyarakat setelah Berdirinya Gereja HKBP .......................62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................64
A. Kesimpulan ....................................................................................................64
B. Saran ..............................................................................................................66

Daftar Pustaka .......................................................................................................67

8

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1.Penduduk Kabupaten Samosir Menurut Kecamatan dan Agama
tahun 2012. ................................................................................................ 28
Gambar 1: Persentasi Persebaran Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten
Samosir tahun 2012. .......................................................................... 29
Gambar 2. Buku daftar Babtis Gereja HKBP Nainggolan tahun 1900 .......... 48
Gambar 3. Kebakaran Gereja HKBP Pangururan yang dibangun Penginjil Lotz
di tahun 1913 ..................................................................................... 55
Gambar 4. Kebakaran Gereja HKBP Pangururan yang dibangun Penginjil Lotz
di tahun 1913 ..................................................................................... 55

2

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Daftar Pedoman Observasi ................................................................ 1
Lampiran 2.Daftar Informan ................................................................................. 2
Lampiran 3.Foto-foto Penelitian ........................................................................... 3
Lampiran 4.Foto Kabupaten Daerah Penelitian ..................................................10
Lampiran 5.Arsip Gereja .....................................................................................15
Lampiran 6.Arsip Koran Lama ...........................................................................17

2

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Daftar Pedoman Observasi ................................................................ 1
Lampiran 2.Daftar Informan ................................................................................. 2
Lampiran 3.Foto-foto Penelitian ........................................................................... 3
Lampiran 4.Foto Kabupaten Daerah Penelitian ..................................................10
Lampiran 5.Arsip Gereja .....................................................................................15
Lampiran 6.Arsip Koran Lama ...........................................................................17

2

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Aritonang, Jan S. 2012. Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Berkhof, H., I.H. Enklar. 2010. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Castles, Lance. 2001. Kehidupan Polotik Suatu keresidenan di Sumatera:
Tapanuli 1915-1940. KPG: Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional .2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi
Keempat. Jakarta: Gramedia.
End,van Den. 2009. Harta dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Hutahaean, Ramlan. 2011. Berakar, Dibangun, Tumbuh di Dalam Dia. Pematang
Siantar: HKBP.
Hutauruk, J.R. 2011. Lihatlah Ladang-ladang Yang Menguning.Depok : HKBP
Distrik VIII Jawa dan Kalimantan.
Hutauruk, J.R. 2011. Lahir, Berakar, dan Bertumbuh di dalam Kristus. Tarutung
:Kantor Pusat HKBP
Hutauruk. J. R. 2013. Tebarkanlah Jalamu. Tarutung: Kantor Pusat HKBP.
Joosten, Leo. 2012. Kamus Batak Toba-Indonesia: J. Warneck. Medan: Bina
Media Perintis.
Kozok, Uli. 2010. Utusan Damai di Kemelut Perang. Jakarta : Obor.
Lempp, Walter.1976 .Benih Yang Tumbuh: Suatu Survey Mengenai GerejaGereja Di Sumatra Utara. Jakarta: Lembaga Penelitian dan Studi-DGI.

67

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosdakarya: Bandung.
Nainggolan, Togar. 2012. Batak toba: Sejarah dan Transformasi Religi. Medan:
Bina Media Perintis.
Pasaribu, Patar M. 2007.Dr. Ingwer Ludwig Nommensen, Apostel di Tanah Batak.
Medan: Universitas HKBP Nomensen.
Pedersen, Paul Bodholt.1975. Darah Batak dan Jiwa Protestan. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatera
Timur Laut. Jakarta: KPG.
Sangti, Batara. 1977. Sejarah Batak. Balige : Karl Sianipar Company.

Sijabat, W.B. 1982. Ahu Sisingamangaraja. Jakarta: Sinar Harapan.
Silalahi, Henry James. 2000. Pandangan Injil Terhadap Upacara Adat Batak.
Medan: Kawanan Misi Kristus.
Simanjuntak, B.A. 2011. Konsepku Membangun Bangso Batak: Manusia,Agama,
dan Budaya. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sjamsudin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Ombak: Yogyakarta.
Tambun, R.(tanpa tahun). Hukum Adat Dalihan Natolu. Medan: Mitra.

68

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Orang Batak adalah salah satu suku dari bangsa Indonesia yang tinggal
pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah
kalimantan dan terletak pada ujung Barat Indonesia. Orang Batak mendiami
dataran tinggi Bukit Barisan sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir yang
terletak di tengah-tengah Pulau Sumatra. Diperkirakan bahwa pada tahun 2010
orang Batak sudah mencapai Jumlah 6.188.000 jiwa di seluruh dunia . Menurut
A.Sibeth dalam Nainggolan (2012:4), Suku batak merupakan etnis terbesar
Indonesia sesudah Jawa, Sunda, Tionghoa-Indonesia, Madura, dan Melayu.
Pada waktu itu penduduk indonesia sudah mencapai jumlah 237.641.326 jiwa.
Suku batak terdiri dari enam sub-suku, yaitu Angkola dan Mandailing di
sebelah Selatan, Toba di pusat, Dairi dan Pakpak di sebelah Barat, Karo di
sebelah utara, dan Simalungun di sebelah Timur-laut. Sub-suku Batak Toba
menjadi yang terbesar diantara sub-suku lainnya.
Jauh sebelum kedatangan bangsa Barat dan para Missionaris, Bangsa
Batak atau suku Batak sudah mempunyaiReligiatau tradisi Kepercayaan. Tradisi
mengikuti aliran pemimpin terbesar pada saat itu, yaitu Raja Sisingamangaraja
yang bersifat Animisme dan Tradisi ini mengikat terhadap pola kehidupan
masyarakat pada saat itu.
Jika berbicara tentang berdirinya gereja HKBP maka tidak akan terlepas
dari sejarah kedatangan Misionaris terdahulu ke wilayah Sipirok, dan orang

2

yang menjadi perintis Batakmission. Pada tanggal 2 November 1841 Frans
Wilhem Junghun telah tiba di teluk Tapanuli sebagai Utusan pemerintah Hindia
Belandauntuk meneliti topografi, potensi

wilayah

dan informasi tentang

Masyarakat tanah Batak.
Hasil penelitian Junghunh yang dituangkan dalam buku Die Battalander
Auf Sumatra semakin menarik perhatian Nederlands Bijbelgenotschap (NBG).
Dan mempekerjakan Herman Neubronner van der Tuuk seorang ahli bahasa untuk
meneliti bahasa Batak dan menerjemahkan Kitab Injil. Tapi Junghuhn dan van der
Tuuk bukanlah Misionaris atau Penginjil. Mereka ke tanah Batak hanya
melaksanakan tugas meneliti oleh pemerintah Hindia belanda. Pada tahun 1851
van der Tuuk tiba di Tanah Batak dan menerjemahkan sebagian isi dari kitab Injil
dan membuat kamus bahasa Batak. Hal ini menarik perhatian pihak Rheinische
Missionsgesselschaft (RMG) untuk menghadirkan penginjil di Tanah Batak,
ketika itu perang Banjar sedang berkecamuk di Kalimantan. Keadan tersebut
semakin mengukuhkan keinginan Direktur RMG(1857-1885) Friedrich Fabri
untuk memindahkan para Missionaris dari wilayah tersebut(Kozok 2010:25).
Tapi jauh sebelum kunjungan Junghuhn ke Tanah Batak, para penginjil
luar negeri telah mencoba memasuki tanah Batak untuk merintis jalan untuk
Pekabaran Injil.Ada dua nama yang umum dikenal umat kristen, yaitu Burton dan
Ward. Mereka memasuki daerah Batak melalui pelabuhan Sibolga dan hanya
sampai di lembah silindung, pada tahun 1824. Kunjungan mereka hanya beberapa
hari dan itu pun tidak berlanjut, karena mereka tidak mengetahui latar belakang
budaya dan bahasa tentang masyarakat Batak pada saat itu. Sepuluh tahun

3

kemudian Juli 1834, dua penginjil Amerika, Munson dan Lymanmengikuti jejak
Burton dan Ward melalui pintu masuk yang sama yaitu pelabuhan Sibolga. Ketika
berjalan menuju Lembah Silindung mereka dihadang di daerah Lobu Piningoleh
sekelompok Penduduk dan dibunuh tanggal 28 juni 1834.Mereka dibunuh karena
Penduduk masih trauma dengan Perang Padri yang baru berkecamuk di wilyah
tersebut dan mereka dianggap bagian dari orang-orang Padri.
Cukup lama orang tidak mendengar lagi kedatangan pekabar injil ke tanah
Batak. Upaya penyebaran Injil ke tanah Batak muncul kembali baru pada akhir
abad ke-19, diantaranya bisa kita sebut namanya ialah G. Van Asselt (1857),
Dammerboer dan Betz (1859)yang berasal dari negeri Belanda, tapi dipekerjakan
oleh RMG. Dan diperbantukan oleh tiga misionaris RMG yang ditarik dari
wilayah penginjilan Kalimantan, yaitu Karl Klammer, Carl Wilhemn Heine, dan
Ernst Ludwig Denninger. Pada 7 Oktober 1861, empat penginjil yaitu van Asselt,
Betz, Klammer, dan Heine mengadakan pertemuan untuk membicarakan
kelanjutan penginjilan di Tanah Batak. Tanggal 7 Oktober 1861 itu kini dijadikan
sebagai hari jadi Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).
Ingwer Ludwig Nommensen sebagai utusan RMG yang telah mencoba
merintis jalannya Injil mulai dari Barus, Tukkadolok, Rambe, Pangarutan, dan
Pasaribu. Yaitu daerah-daerah pegunungan Barus, akhirnya masuk di daerahdaerah bagian utara (1862), yang diawali dari daerah lembah silindung dan
sekitarnya (1864). Nomensen memulai kesuksesan penginjilan di wilayah
silindung hingga karya penginjilannya mendunia saat ini.

4

Pertumbuhan

HKBP

lebih

pesat

setalah

Ingwer

Ludwid

Nommensentinggal di Lembah Silindung (1864). Pekerjaan penginjilan yang
dilakukan olehNommensen mendapat tantangan besar dari orang Batak. Bagi
orang Batak yangsudah dibaptis dikucilkan masyarakat Batak lainnya dari
persekutuan

adat

yang disebut

dengan

Punguan.Nommensen kemudian

mengumpulkan Jemaat yang pertama di “ Huta Dame ”artinya Kampung Damai.
Pada tahun 1873 Nommensen mendirikan gedungGereja, sekolah dan rumahnya
sendiri di Pearaja yang letaknya ditepi lerengsawah-sawah Silindung itu. Disitulah
menetap pusat gereja batak sampai sekarangini. Sesudah itu pada tahun 1881
Nommensen ditetapkan oleh pusat RMG menjadi“Ephorus” atas usaha pekabaran
injil itu, Gelarnya itu yang artinya sebenarnyatidak lain daripada pengawas”.
“Selanjutnya, Padatahun 1890 Nommensen memulai misinya ke Toba, dia pindah
keSigumpar.Nommensen memperluas pengabaranInjil kedaerah danau Toba
kampung Sigumpar. Dalam segala usaha pengabaran injil Nommensen
menganggap perlu adanya pekerja-pekerja yang asalnya darisuku itu sendiri, oleh
sebab itu sejak permulaan ia melakukan pengajaran untukmendidik masyarakat
Batak.
Menjelang akhir abad ke-19, HKBP telah mencapai kesuksesan dalam
penginjilan di Silindung, Balige, dan Toba holbung. Tetapi Injil sama sekali
belum menyentuh wilayah Pulau Samosir.
Di tahun 1890 Nommensen telah berhasil mendirikan tidak kurang dari 7
pos penginjilan di Tanah Batak yaitu di sipirok, Silindung dan sekitar Toba
Holbung, tapi satu pun itu tidak ada berada di daerah Pulau Samosir.Kehadiran

5

Misionaris Muda, Johannes Warneck di Tanah Batak pada tanggal 25 November
1892 tepatnya di pantai Sibolga menjadi awal pengabaran Injil di Pulau samosir.
Setelah melakukan perjalanan selama dua hari dia sampai pusat penginjilan di
Pearaja Tarutung, dan mendapat tugas pelayanan di Wilayah Pulau Samosir.
Sebelum berangkat ke Samosir J.Warneck bersama rekan sealumninya Bruch
memperoleh kesempatan mengenal seluruh pos penginjilan RMG di Tanah Batak
(JR. Hutauruk 2013: 2).
Setelah sampai di Balige Maret 1893, Warneck bersama Bruch dan
didampingi para penginjil lainnya seperti G. Pilgrim, Pohling, dan Jung dari Toba
melakukan Observasi selama tiga hari perjalanan di daerah pulau Samosir.
Dengan menggunakan Solu (perahu) mereka menyebrangi Danau Toba dan
sampai di Huta Sipinggan dan Nainggolan.Setelah itu mereka kembali ke Balige
untuk merencanakan Penginjilan di wilayah Pulau Samosir, dan ini seakan babak
baru dalam Pengkristenan di Tanah Batak. Hingga tahun 1913 berdirilah Pos-pos
Penginjilan

mengelilingi Pulau Samosir yaitu di Palipi, Pangururan, dan

Ambarita. Itulah Pos penginjilan yang berdiri hingga tahun 1940 di Samosir.
Berdasarkan

latar

belakang diatas

yang

menjelaskan

bagaimana

awalsejarah pengabaran Injil di tanah Batak sampai dengan berdirinyajemaat
Gereja HKBP diSamosir, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitiandengan
judul “Perkembangan Gereja HKBP di Pulau Samosir 1893-1913 ”.
Pulau Samosir kini menjadi satu wilayah pemerintahan yang disebut
Distrik VII Samosir. Hingga Desember 2008 , rekapitulasi ressort pada Distrik
VII Samosir ada sebanyak 22 (dua puluh dua) gereja ressort dan 106 (seratus

6

enam) gedung gereja HKBP. Distrik VII Samosir meliputi Palipi, Nainggolan,
Ambarita, Harianboho, Onan Runggu, Simanindo, Sianjurmulamula, Tomok,
Lumban Suhisuhi, Ronggurnihuta, Pusuk Buhit, Pangururan, dan sekitarnya.

B. Identifikasi Masalah
Untuk lebih memperjelas masalah yang akan diteliti maka penulis
menetapkan Identifikasi masalah menurut latar belakang yang ada. Maka masalah
yang dapat teridentifikasi yaitu;
1. Kedatangan Nomensen ke Tanah Batak, sebagai awal perkembangan
Kristen di tanah Batak
2. Keadaan Masyarakat pulau Samosir setelah Kedatangan Johannes
Warneck
3. Kedatangan Johannes Warneck ke Tanah Batak, sebagai awal berdiri dan
berkembangnya HKBP di pulau Samosir
4. Perkembangan Gereja HKBP di Samosir hingga Tahun 1913
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terpusat dan tidak terlalu meluas, maka penulis
menetapkan judul penelitian ini adalah : “ Perkembangan Gereja HKBP di
Pulau Samosir 1893-1913 ”.
Adapun yang menjadi objek penelitian penulis adalah gereja HKBP di
Samosir yang telah berdiri hingga 1913.

7

D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah diatas cukup jelas apa yang menjadi pokok
permasalahannya. Masalah yang sudah dibatasi harus dirumuskan. Oleh karena itu
penulis merumuskanmasalah yang akan diteliti yaitu :
1. Bagaimana sejarah masuknya agama kristen Protestan ke Pulau Samosir?
2. Bagaimana keadaan masyarakat Pulau Samosir sebelum dan sesudah
Kedatangan Johannes Warneck?
3. Bagaimana perkembangan Gereja HKBP di Pulau Samosir hingga tahun
1913?
4. Bagaimana

perkembangan

Masyarakat

Pulau

Samosir

setelah

perkembangan Kristen Protestan?

E. Tujuan Penelitian
Dalam setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan selalu mempunyai
tujuan yang hendak dicapai. Demikian juga dalam penelitian ini harus memiliki
tujuan yang akan dicapai, sehingga penulisan karya ilmiah terpusat dan terarah
dan mempunyai tujuan yang jelas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah masuknya agama Kristen ke Pulau
Samosir.
2. Untuk mengetahui kondisi masyarakat Samosir sebelum kedatangan
Johannes Warneck.

8

3. Untuk mengetahui perkembangan Gereja HKBP di Samosir Sejak 18931913.
4. Untuk mengetahui perkembangan Masyarakat Pulau Samosir setelah
berdirinya Gereja HKBP.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan harus mempunyai manfaat bagi diri sendiri
maupun orang lain. Demikian juga halnya dengan penelitian ini, penulis ingin
mendapatkan manfaat yakni:
1. Sebagai landasan dalam perwujudan sejarah Gereja HKBP di Pulau
Samosir.
2. Untuk menambah khazanah ilmu sejarah khususnya sejarah Gereja HKBP
di Pulau Samosir
3.

Memberi informasi bagi pembaca tentang sejarah dan perkembangan
Gereja HKBP di Pulau Samosir

4. Hasil

penelitian

ini

dapat

dimanfaatkan

untuk

referensi

bahan

perbandingan terhadap hasil penelitian yang telah ada maupun digunakan
bagi penelitilain sebagai bahan rujukan.

9

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian di atas, maka kesimpulan yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat yang ada di Pulau Samosir sebelum kedatangan Penginjil
Johannes Warneck di tahun 1893 sudah memiliki kebudayaan dan
kepercayaan tersendiri meskipun masih sangat jauh dari kesan modern.
Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat ialah Tradisi yang bersifat
Animisme (kepercayaan terhadap roh leluhur yang sudah meninggal dan
dan roh -roh Alam di sekitarnya).
2. Wilayah Samosir merupakan daerah beretnis Batak yang terakhir
mengenal kekristenan. Hal ini dikarenakan wilayahnya yang dikelilingi
Danau dan banyaknya kesan mistis yang berkembang di daerah tersebut.
3. Kehadiran Johannes Warneck di Tanah Batak menjadi jendela perubahan
di wilayah pulau Samosir khusunya Nainggolan yang menjadi tempat
misinya yang pertama di Tanah Batak.
4. Penginjilan di Pulau Samosir berbeda dengan Penginjilan di daerah
lainnya karena kentalnya kehidupan masyarakat dengan kesan mistis dan
kehidupan Hasipelebeguon.
5. Kehidupan Hasipelebeguon dari masyarakat membuat penginjilan di
Samosir menjadi lambat karena masyarakat yang tidak bisa sepenuhnya

64

meninggalkan kehidupan aslinya yang sudah dibangun dari nenek moyang
terdahulu.
6. Karena hal tersebut pembabtisan pertama setelah masuknya injil di Pulau
Samosir baru bisa dilaksanakan di tahun 1900. Hal itu dilakukan untuk
meyakinkan masyarakat tentang nilai kesakralan dari sebuah pembabtisan.
7. Evangelis Kleopas Lumban Tobing menjadi Penginjil local yang pertama
menjalankan misinya di pulau Samosir dengan focus utama pendidikan.

65

B. Saran
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saat melakukan Penelitian dan
analisa terhadap hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi masyarakat setempat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan sejarah
masyarakat terhadap berkembangnya injil di wilayah Pulau Samosir dan
menjadi bahan refleksi terhadap kondisi kekristenan yang sekarang.
2. Bagi pemerintah setempat
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi masukan dan tambahan dalam
sejarah Perkembangan Kekristenan di Pulau Samosir yang mayoritas
masyarkatnya beragama Kristen Prostestan dan Katolik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan hasil Penelitian ini dapat menjadi
landasan dan bermanfaat untuk ke depannya. Peneliti selanjutnya
diharapkan dapat lebih teliti meneliti arsip-arsip gereja masa Penginjil
dari eropa karena sangat banyak menyimpan informasi tentang
masyarakat dan kekristenan yang berkembang saat itu.

66