PENGARUH PENAMBAHAN ABU BOILER KELAPA SAWIT DALAM MENINGKATKAN KEKUATAN BETON.

PENGARUH PENAMBAHAN ABU BOILER KELAPA SAWIT
DALAM MENINGKATKAN KEKUATAN BETON

Oleh:
Remi Napitupulu
NIM 409240029
Program Studi Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

i

iii


PENGARUH PENAMBAHAN ABU BOILER KELAPA SAWIT DALAM
MENINGKATKAN KEKUATAN BETON
Remi Napitupulu (409240029)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi abu boiler
kelapa sawit sebagai campuran terhadap kekuatan beton, mengetahui hasil
pengujian mekanik pada beton dengan variasi campuran abu boiler kelapa sawit 2%,
5%, 8%, 10% dan beton normal, membandingkan hasil pengujian mekanik yaitu
kuat tekan beton normal dan beton campuran abu boiler kelapa sawit sewaktu
pengujian 7 hari, 14 hari, 28 hari dan membandingkan hasil penyerapan air pada
beton campuran abu boiler kelapa sawit pada waktu beton umur 7 hari, 14 hari
dan 28 hari.
Beton dibuat berbentuk kubus, pada penelitian ini perencanaan campuran
beton yang akan dibuat adalah semen, pasir, kerikil dan air yaitu 1 : 2 : 3 : 0,5.
Pada penelitian ini dibuat variasi komposisi abu boiler kelapa sawit sebesar 2%,
5%, 8%, dan 10% dengan cara menambah dan mengurangi berat semen yang
digunakan. Setelah beton berumur 7 hari, 14 hari dan 28 hari maka dilakukan
pengujian kuat tekan, dan penyerapan air.
Dari hasil pengujian mekanik yaitu kuat tekan diperoleh beton variasi abu

boiler kelapa sawit sewaktu pengujian umur 7 hari dari yang terendah dan
tertinggi yaitu 2% abu boiler kelapa sawit dan 10% abu boiler kelapa sawit yaitu
131,25±0,28 Kg/cm2 dan 162,96±1,35 Kg/cm2. Dalam hal ini beton dengan hasil
kuat tekan rata-rata tertingginya yaitu komposisi 10% dapat di gunakan pada
pemakaian beton perumahan dengan mutu beton K-125. Kuat tekan beton sewaktu
pengujian umur 14 hari yang terendah dan tertinggi yaitu 2% abu boiler kelapa
sawit dan 10 % yaitu 165,92±0,31 Kg/cm2 dan 206,81±5,76 Kg/cm2. Dalam hal ini
beton dengan hasil kuat tekan rata-rata tertingginya yaitu komposisi 10% dapat di
gunakan pada pemakaian beton perumahan dengan mutu beton K-175. Kuat tekan
beton sewaktu pengujian umur 28 hari yang terendah dan tertinggi yaitu 2% abu
boiler kelapa sawit dan 10% abu boiler kelapa sawit yaitu 178,37±0,27 Kg/cm2;
dan 242,96±5,13 Kg/cm2. Dalam hal ini beton dengan hasil kuat tekan rata-rata
tertingginya yaitu komposisi 10% dapat di gunakan pada pemakaian beton
perumahan, bendungan, dan jembatan dengan mutu beton K-225. Dari hasil
pengujian mekanik yaitu penyerapan air diperoleh beton variasi abu boiler kelapa
sawit tertinggi dan terendah adalah 8% dan 2% abu boiler kelapa sawit yaitu
3,93% dan 2,70%. Hal ini merupakan bahwa dengan penambahan abu boiler
kelapa sawit yang semakin besar dapat memperkecil penyerapan air pada beton
sehingga berpengaruh pada kekuatan beton, karena semakin kecil penyerapan air
pada beton akan menambah kekuatan tekan beton.


vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

i

Daftar Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv


Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah..................................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

BAB II TINJUAN PENELITIAN
2.1 Kerangka Teori

6

2.1.1 Beton

6

2.1.2 Karakteristik Beton

9

2.1.2.1 Kuat Tekan Beton

9


2.1.2.2 Penyerapan Air

11

2.1.2.3 Difraksi Sina-X (XRD)

11

2.1.3 Beton Normal

12

2.1.4 Kinerja Mutu Beton

12

vii

2.1.5 Perawatan Beton (curing)


15

2.1.6 Kelapa Sawit

15

2.1.7 Boiler

17

2.1.7.1 Abu Boiler Kelapa Sawit

19

2.1.8 Semen

20

2.1.8.1 Semen Portland


21

2.1.8.2 Kadar Semen dan Faktor Air Semen (FAS)

24

2.1.8.3 Pozzolan

26

2.1.8.3.1 Pozzolan Alam

26

2.1.8.3.2 Pozzolan Buatan

26

2.1.9 Agregat


27

2.1.9.1 Agregat Halus

27

2.1.9.2 Agregat Kasar

30

2.1.10 Air

32

2.2 Kerangka Konseptual

33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

36

3.2 Alat dan Bahan

36

3.2.1 Alat Penelitian

36

3.2.2 Bahan Penelitian

37

3.3 Variabel Parameter

37


3.4 Preparasi sampel

38

3.5 Pembuatan Sampel

39

3.6 Teknik Pembuatan Sampel

41

3.7 Prosedur Penelitian

43

3.7.1 Pengujian Kuat Tekan Beton

43

viii

3.7.2 Pengujian Daya Serap Air

44

3.8 Tabel Data Pengamatan

44

3.8.1 Kuat Tekan

44

3.8.2 Penyerapan Air

45

3.9 Teknik Analisis Data

45

3.9.1 Teknik Analisis Pengujian Kuat Tekan

45

3.9.2 Teknik Analisis Pengujian Penyerapan Air

47

3.10 Diagram Alir Penelitian

49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

51

4.1.1 Kuat Tekan

51

4.1.1.1 Kuat Tekan pada Umur 7 Hari

51

4.1.1.2 Kuat Tekan Pada Umur 14 Hari

53

4.1.1.3 Kuat Tekan Pada Umur 28 Hari

54

4.1.2 Penyerapan Air

56

4.2 Pembahasan

58

4.2.1 Kuat Tekan Beton

58

4.2.2 Penyerapan Air

62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

59

5.2 Saran

60

DAFTAR PUSTAKA

60

LAMPIRAN

62

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Table 2.1 Perbandingan Kuat Tekan antara Silinder dan Kubus (hari)

11

Table 2.2 Kelas dan Mutu Beton

14

Tabel 2.3 Unsur kimia abu boiler kelapa sawit

19

Tabel 2.4 Jenis- jenis semen Portland

22

Table 2.5 Jenis-jenis Semen Pagai Maortland Berdasarkan Komposisi
Kimia (%)

23

Table 2.6 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan FAS Maks untuk
Berbagai Macam Pembetonan dalam Lingkungan Khusus.

25

Table 2.7 Persyaratan Kimia Pozzolan

26

Table 2.8 Batas Gradasi Agregat Halus

29

Table 2.9 Susunan besaran butiran agregat kasar (ASTM, 1991)

31

Table 3.1 Alat- Alat Penelitian

36

Table 3.2 Bahan Penelitian

37

Table 3.3 Komposisi adukan beton rencana dan agregat

38

Tabel 3.4 Faktor Perlakuan Campuran Abu Bioler Kelapa
Sawit dan Semen

39

Tabel 3.5 Rancangan Penelitian Sampel Dengan Abu Boiler Kelap Sawit 40
Tabel 3.6 Rancangan Penelitian Pembuatan Sampel tanpa
Abu Boiler Kelapa Sawit

41

Tabel 3.7 Data Pengamatan Untuk Kuat Tekan

44

Tabel 3.8 Data Pengamatan Untuk Penyerapan Air

45

Tabel 3.9 Tabel nilai korelasi R dan criteria hubungannya

48

Tabel 4.1 Pengujian Kuat tekan pada hari ke-7

51

Tabel 4.2 Pengujian Kuat tekan pada hari ke-14

53

Tabel 4.3 Pengujian Kuat tekan pada hari ke-28

54

Tabel 4.4 Data hasil Penyerapan Air

56

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Mesin Uji Tekan

9

Gambar 2.2 Testing Strength

10

Gambar 2.3 Cetakan beton berbentuk kubus

10

Gambar 2.4 Pantulan sinar-X oleh bidang atom S1S1 dan S2S2
terpisah pada jarak d

13

Gambar 2.5 Kelapa Sawit dan Hasilnya

16

Gambar 2.6 Skema Boiler

18

Gambar 2.8 Cangkang Kelapa Sawit

19

Gambar 3.1 foto Cetakan Sampel

38

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

50

Gambar 4.1 Grafik Kuat Tekan Beton Umur 7 Hari

52

Gambar 4.2 Grafik Kuat Tekan Beton Umur 14 Hari

54

Gambar 4.3 Grafik Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari

55

Gambar 4.4 Grafik Penyerapan Air

57

Gambar 4.5 Grafik Keseluruhan Kuat Tekan Beton Normal dan Abu
Boiler Kelapa Sawit Terhadap Waktu Pengujian

58

Gambar 4.6 Grafik Kuat Tekan Terhadap Penambahan Abu Boiler
Kelapa Sawit Sewaktu Pengujian 7 hari

59

Gambar 4.7 Grafik Kuat Tekan Terhadap Penambahan Abu Boiler
Kelapa Sawit Sewaktu Pengujian 14 hari

60

Gambar 4.8 Grafik Kuat Tekan Terhadap Penambahan Abu Boiler
Kelapa Sawit Sewaktu Pengujian 28 hari

61

Gambar 4.9 Grafik penyerapan air beton
Abu Boiler Kelapa Sawit sewaktu pengujian 28 hari

62

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belekang
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang banyak digunakan

dalam pelaksanaan struktur bangunan modern. Beton diperoleh dengan cara
mencampurkan semen portland, air dan agregat dan kadang-kadang bahan
tambahan (admixture) yang berupa bahan kimia, serat, bahan non kimia dengan
perbandingan tertentu (Dipohusodo, 1996). Penggunaan beton pada dasarnya
memiliki keunggulan-keunggulan diantaranya memiliki kuat tekan yang tinggi,
perawatan dan pembentukan yang mudah, serta mudah mendapatkan bahan
penyusunnya. Berbagai upaya telah dilakukan penelitian guna memperoleh
kemajuan dalam teknologi beton yakni penambahan bahan admixture yang
bertujuan mengurangi pemakaian semen agar lebih ekonomis, namun tidak
menghilangkan sifat dari karakteristik beton itu sendiri. Upaya yang telah
dilakukan tersebut adalah pemanfaatan terhadap limbah buangan agrikultur dan
industri yang tidak digunakan semaksimal mungkin.
Berdasarkan data didunia, Indonesia merupakan salah satu negara agraris
yang terbesar di dunia yang memiliki kekayaan alam dari struktur perkebunan
diantaranya adalah perkebunan kelapa sawit. Hampir seluruh daerah di Indonesia
memiliki lahan kelapa sawit yang luas dan tidak menutup kemungkinan limbah
kelapa sawit akan melimpah pula.
Produksi minyak kelapa sawit khususnya di Indonesia yang terus
meningkat membawa dampak terhadap peningkatan limbah dari Pabrik Kelapa
Sawit (PKS). Sejauh ini sebagian limbah kelapa sawit telah dimanfaatkan
semaksimal mungkin diantaranya diproduksi menjadi pupuk kompos dan
beberapa industri papan telah memanfaatkan Tandan Kosong Kelapa Sawit
(TKKS), pelepah serta batang pohon sawit itu sendiri menjadi produk yang
bermutu tinggi yakni papan semen, papan partikel, papan gypsum ataupun papan

1

2

berlapis. Perkembangan industri sawit yang terus meningkat akan berdampak pada
limbah yang dihasilkan dari pengolahan Tandan Buah Segar (TBS). Limbah ini
adalah sisa produksi minyak sawit kasar berupa tandan kosong, sabut dan cangkang
(batok) sawit. Limbah padat berupa sabut digunakan sebagai bahan bakar ketel
(boiler) untuk menghasilkan energi mekanik dan panas. Masalah yang kemudian
timbul adalah sisa dari pembakaran pada ketel (boiler) berupa abu dengan jumlah
yang terus meningkat sepanjang tahun yang sampai sekarang masih belum
termanfaatkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Graille dkk, 1985) ternyata
limbah abu sawit banyak mengandung unsur silika (SiO2) yang merupakan bahan
pozzolanic.
Menurut hasil penelitian (Pratomo, 2001, dalam Muhardi dkk, 2004)
diketahui bahwa abu kelapa sawit dari sisa pembakaran serabut buah kelapa sawit
mengandung unsur kimia Silika (SiO2) sebanyak 31,45% dan unsur Kapur (CaO)
sebanyak 15,2 (Ermiyati, 2007). Abu sawit yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah abu terbang boiler industri sawit, sisa pembakaran yang ditangkap kemudian
dikeringkan dan disaring untuk digunakan sebagai bahan campuran beton. Abu sawit
tersebut diperoleh dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT.

Jika unsur Silika (

) ditambah dengan campuran beton, maka unsur

Silika tersebut akan bereaksi dengan kapur bebas

yang merupakan unsur

lemah dalam beton menjadi gel CSH baru. Gel CSH merupakan unsur utama yang
mempengaruhi kekuatan pasta semen dan kekuatan beton. Dalam hal ini, penulis
ingin meneliti satu limbah dari pabrik kelapa sawit yaitu Abu Boiler Kelapa Sawit
yang terdapat pada mesin boiler sebagai penguat campuran semen.
Salah satu alternatif yang telah dicoba yaitu peningkatan kualitas dari
beton dengan penggunaan berbagai jenis bahan alam sebagai bahan tambah
maupun bahan pengganti yang mampu memberi konstribusi kekuatan pada beton.
Dalam hal penyediaan bahan material yang memenuhi persyaratan inilah yang
sering timbul masalah, dimana saat ini ditentukan kondisi semakin tidak mudah
dan semakin membutuhkan biaya yang besar dalam pengadaan bahan material
yang dimaksud. Sehingga mulailah muncul banyak pemikiran untuk pengadaan
bahan material alternatif sebagai pengganti dari material yang lazim digunakan.

3

Abu boiler kelapa sawit adalah abu yang telah mengalami proses
penggilingan dari kerak pada proses pembakaran cangkang dan serat buah pada
suhu 500 – 700

o

C pada dapur tungku boiler yang dimanfaatkan untuk

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dari pembakaran tersebut diperoleh abu
boiler
Abu boiler kelapa sawit merupakan biomass dengan kandungan silika
(SiO2) yang potensial dimanfaatkan. Pembakaran cangkang dan serat buah
menghasilkan abu yang berwarna putih – keabuaban akibat pembakaran dengan
suhu yang tinggi dengan kandungan silika 71,14%. Adapun pemilihan abu boiler
kelapa sawit sebagai bahan campuran semen pada beton, yaitu :
1. Pengadaannya cukup mudah dan murah sehingga bila ditinjau dari segi
ekonomis akan lebih menguntungkan.
2. Abu boiler kelapa sawit sisa pembakaran cangkang dari Pabrik Kelapa Sawit
cukup melimpah.
3. Abu boiler kelapa sawit memiliki kandungan Silika (SiO2) yang cukup tinggi
dapat menjadi patokan terhadap bahan campuran semen tanpa mengurangi
kualitas beton.
4. Pemilihan abu boiler kelapa sawit sebagai campuran semen yang memiliki
Silika (SiO2 ) cukup tinggi merupakan pengikat agregat yang baik.
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis mencoba melakukan penelitian
terhadap

Pengaruh

Penambahan

Meningkatkan kekuatan beton.

Abu

Boiler

Kelapa

Sawit

Dalam

4

1.2

Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Menerangkan secara rinci pembuatan beton dengan menggunakan abu boiler
kelapa sawit sebagai bahan campuran.
2. Menjelaskan secara garis besar fungsi abu boiler kelapa sawit sebagai
campuran dalam pembuatan beton.
3. Melakukan pengujian kekuatan fisik pada campuran beton yang meliputi:
a. Pengujian Kuat Tekanan Beton.
b. Pengujian Penyerapan Air.

1.3

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh komposisi abu boiler kelapa sawit sebagi campuran
terhadap kekuatan beton?
2. Bagaimana hasil pengujian mekanik pada beton dengan variasi campuran
abu boiler kelapa sawit 2%, 5%, 8%, 10% dan beton normal?
3. Bagaimana perbandingan hasil kekuatan beton normal dengan beton
campuran abu boiler kalapa sawit pada waktu beton umur 7 hari, 14 hari,
dan 28 hari?
4. Bagaiman perbandingan hasil penyerapan air pada beton normal dengan
beton campuran abu boiler kalapa sawit pada waktu beton umur 7 hari, 14
hari, dan 28 hari?

1.4

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh komposisi abu boiler kelapa sawit sebagai
campuran terhadap kekuatan beton.

5

2. Untuk mengetahui hasil pengujian mekanik pada beton dengan variasi
campuran abu boiler kelapa sawit 2%, 5%, 8%, 10% dan beton normal.
3. Membandingkan hasil kekuatan beton normal dengan beton campuran abu
boiler kalapa sawit pada waktu beton umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
4. Membandingkan hasil penyerapan air pada beton normal dengan beton
campuran abu boiler kalapa sawit pada waktu beton umur 7 hari, 14 hari,
dan 28 hari.

1.5

Manfaat Penilitian
Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui fungsi lebih

dari abu boiler kelapa sawit. Selain itu diharapkan abu boiler kelapa sawit sebagai
bahan campuran dalam pembuatan beton dapat digunakan dalam teknologi beton.

64

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari data dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu:
1. Semakin besar penambahan abu boiler kelapa sawit pada beton maka kuat
tekan beton yang dihasilkan semakin besar pula. Kuat tekan beton tertinggi
pada pengujian 28 hari berada pada komposisi beton abu boiler kelapa
sawit 10% yaitu 242,96 Kg/cm2.
2. Hasil pengujian mekanik yaitu kuat tekan beton abu boiler kelapa sawit
pada komposisi 2%, 5%, 8% dan 10% sewaktu pengujian 28 hari yaitu
178,37 Kg/cm2; 178,37 Kg/cm2; 175,40 Kg/cm2; dan 242,96 Kg/m2 dari
hasil yang diperoleh makan di dapat kuat tekan tertinggi adalah pada
komposisi 10% yaitu 242,96 Kg/cm2, sedangkan beton normal pada umur
28 hari yaitu 234,07 Kg/cm2.
3. Perbandingan hasil pengujian mekanik yaitu kuat tekan beton, diperoleh
kuat tekan beton tertinggi pada komposisi 10% abu boiler kelapa sawit
sewaktu pengujian 28 hari yaitu 242,96 Kg/cm2. Dengan hasil yang
diperoleh maka beton dapat digunakan pada pemkaian perumahan,
jembatan dan bendungan sedangkan pada beton normal kuat tekan
tertinggi terjadi sewaktu pengujian 14 hari yaitu 234,07 Kg/cm2.
4. Perbandingan hasil pengujian mekanik yaitu penyerapan air, diperoleh
penyerapan air tertinggi pada komposisi 8% abu boiler kelapa sawit
sewaktu pengujian 28 hari yaitu 3,93% dan yang terendah pada komposisi
2% yaitu 2,70%, sedangkan pada beton normal diperoleh hasil yaitu
2,47%. Dengan hasil yang diperoleh maka penambahan abu boiler kelapa
sawit yang semakin besar dapat memperkecil penyerapan air pada beton
sehingga berpengaruh pada kekuatan beton

65

5.2. Saran
1. Perlu diteliti lebih lanjut optimasi penambahan jumlah abu boiler kelapa
sawit dan bahan pengisi untuk mendapatkan nilai yang optimal.
2. Untuk melengkapi penelitian beton, perlu ditambahkan kajian lebih lanjut
meliputi : pengujian tahan panas dan pengujian porositas air.

66

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.,
(2009,
2011),
Permintaan
Tinggi
RI
Impor
http://us.finance.detik.com/read.htm (akses Maret 2013)

Semen,

Agustina, P., (2008), Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Sebagai Campuran Dalam
Peningkatan Kekuatan Beton, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Daryanto, (1994), Pengetahuan Tehnik Bangunan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Dipohusodo, I., (1996), Struktur Beton Bertulang, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Edward, G.N., (1998), Beton Bertulang, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
George, W., (1993), Perencanaan Struktur
PT.Pradanya Paramita, Jakarta.

Beton

Bertulang, Penerbit

Kartini, W., (2007), Penggunaan Serat Polypropylene Untuk Meningkatkan Kuat
Tarik Belah Beton, Jurnal Rekayasa Perencanaan, vol 4.No.1
Lakum, K.C (2009), Pemanfaatan Abu Sekam Padi Sebagai Campuran Untuk
Peningkatan Kekuatan Beton., Skripsi, FMIPA, USU, Medan.
Murdock, L.J., dan Brook, K.M., (1991), Bahan-Bahan dan Praktek Beton, edisi
keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Mulyono, T., (2003, 2004, 2005), Teknologi Beton, Penerbit : Andi, Yogyakarta.
Nawy, G., dan Edward, (1989), Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar,
Terjemahan Oleh Bambang Suryatmono, Penerbit PT.Eresco, Bandung.
Nugraha, P., dan Antoni, (2007), Teknologi Beton dari Material Pembuatan ke
Beton Kinerja Tinggi, Penerbit: Andi, Yogyakarta.
Pujianto, As’at., Tri Retno, Y.S., dan Ariska,O., (2009), Beton Mutu tinggi
Admixture Superplastiziser dan Aditif Silicafume, Jurusan Tehnik Sipil
Fakultas Tehnik Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta.
Rais,A., (2007), Pengaruh Air Payau Terhadap Beton yang Memakai Semen
Padang di Kota padang Sumatra Barat, Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatra Utara, Medan.
Sagel, R.I., (1997), Pedoman Pengerjaan Beton, Penerbit: Erlangga, Jakarta.

67

Sudipta, I.G.K., dan Sudarsana, K., (2009), Permeabilitas Beton dengan
Penambahan Styrofoam, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 13.No.2, Juli 2009
Sulistiyono, E., (2005), Kajian Proses Ekstraksi Unsur Besi dari Pasir Kuarsa,
Pusat Penelitian Metalurgi LIPI, Serpong.
Vlack, V.L., (1994), Ilmu dan Tehnologi Bahan, Terjemahan Siriati Djaprie, Edisi
kelima, Penerbit PT Erlangga, Jakarta.