UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMPN 2 MEDAN T. A. 2013/2014.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONPADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII

SMPN 2 MEDAN T. A. 2013/2014

Oleh: Halimatussa’diah NIM. 4103111035

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TipeStudent Teams Achievement Divisionpada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMPN 2 Medan T. A. 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat besar, serta saran – saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Bapak Drs. M.Panjaitan, M.Pd., dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran – saran dari mulai rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sudah sangat banyak memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian mata kuliah selama perkuliahan, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, MS beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Harmaini dan Ibunda tercinta Nurhayati Samosir yang selalu mendukung, mendoakan, memberikan motivasi dan semangat demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi


(4)

v

ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Abangku tersayang Dailany Anshari, S.T. dan Adikku tersayang Rabbaniyah Afni yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak. Drs. H. Nampati Ginting, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Medan dan Ibu Drs. Hj. Zuraidah, M.Psi selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 2 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman seperjuangan Fitri Amalia, Fitriyanti, Fitria, Lydia, Nely, Melda dan teman-teman lainnya di jurusan Matematika khususnya kelas DIK B Reguler 2010 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Zeqwelin, Kak Rani, Bg Habibi, Yovi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2014 Penulis,


(5)

iii

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONPADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMPN 2 MEDAN T. A. 2013/2014

Halimatussa’diah (NIM. 4103111035) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division(STAD) di kelas VIII SMPN 2 Medan tahun ajaran 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMPN 2 Medan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Medan yang berjumlah 35 orang sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi kubus dan balok tahun ajaran 2013/2014.

Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah lembar observasi dan angket. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dan aktivitas siswa pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan angket digunakan untuk melihat respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Aktivitas belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kategori ideal karena persentase aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru belum memenuhi batas toleransi PWI (Persentase Waktu Ideal) yaitu 14,66% dan 6,53% (total 21,19%) dari waktu yang tersedia sedangkan idealnya adalah berkisar 25% sampai 35%. Namun, pada siklus II aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru sudah memenuhi batas toleransi PWI yaitu 22,06% dan 6,25% (total 28,31%). Karena semua kriteria sudah dipenuhi maka aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah memenuhi kategori ideal. Selanjutnya terdapat peningkatan rata-rata persentase waktu aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu yang diperoleh pada siklus II semakin mendekati waktu ideal yang sudah ditetapkan. Jumlah siswa yang memenuhi batas toleransi PWI pada masing-masing aktivitas juga meningkat dari siklus I ke siklus II hingga mencapai lebih dari 50% di masing-masing kriteria aktivitas. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Divisiondapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi ii

Daftar Gambar iv

Daftar Tabel v

Daftar Lampiran vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 7

1.3.Batasan Masalah 8

1.4.Rumusan masalah 8

1.5.Tujuan penelitian 8

1.6.Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Pengertian Belajar dan Mengajar 10

2.1.2. Hasil Belajar 13

2.1.3. Pembelajaran Matematika 14

2.1.4. Aktivitas Belajar 15

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 25

2.1.7. Materi Pembelajaran 32

2.2. Kerangka Konseptual 43

2.3. Hipotesis Penelitian 44

BAB III METODE PENELITIAN 45

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 45

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 45

3.2.1. Subjek Penelitian 45

3.2.2. Objek Penelitian 45

3.3. Jenis Penelitian 45


(7)

vii

3.5. Alat Pengumpul Data 51

3.5.1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 51 3.5.2. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 52

3.5.3. Angket 53

3.6. Analisis Data 54

3.6.1. Reduksi Data 54

3.6.2. Interpretasi Hasil 54

3.6.3. Paparan Data 59

3.6.4. Menarik Kesimpulan 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 60

4.1. Hasil Penelitian 60

4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 60 4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II 70

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 82

4.3. Temuan Penelitian 85

4.4. Diskusi Hasil Penelitian 86

BAB V 91

5.1. Kesimpulalan 91

5.2. Saran 91


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Aspek Kategori Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 19 Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 24 Tabel 2.3. Membagi Siswa ke dalam Tim 27 Tabel 2.4. Penentuan Skor Perkembangan Siswa 28 Tabel 2.5. Tingkat Penghargaan Kelompok 29 Tabel 2.6. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 30 Tabel 3.1. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 46 Tabel 3.2. Aspek Kategori Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 52 Tabel 3.3. Aspek Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 52 Tabel 3.4. Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 56 Tabel 3.5. Tafsiran Persentase Respon Siswa 58 Tabel 4.1. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 60 Tabel 4.2. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 64

Siklus I

Tabel 4.3. Hasil Observasi terhadap Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 67 Tabel 4.4. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pada Siklus I 70 Tabel 4.5. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas 75

Siklus II

Tabel 4.6. Peningkatan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 77 pada Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.7. Hasil Observasi terhadap Pengelolaan Pembelajaran 78 Siklus II

Tabel 4.8. Peningkatan Skor Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran dari 79 dari Siklus I ke Siklus II


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 51 Gambar 4.1. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus I 66 Gambar 4.2. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus II 76 Gambar 4.3. Peningkatan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 77

Siklus I dan Siklus II

Gambar 4.4. Peningkatan Skor Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran 80 dari Siklus I ke Siklus II

Gambar 5.1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi 211 siswa

Gambar 5.2. Guru menjelaskan materi pelajaran mengenai kubus dan 211 balok

Gambar 5.3. Mengorganisasikan siswa ke dalam 7 kelompok belajar 211 Gambar 5.4. Guru membagikan LAS pada masing-masing kelompok 212 Gambar 5.5. Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam belajar 212

Kelompok

Gambar 5.6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di 213 Depan kelas

Gambar 5.7. Guru memberikan penghargaan kepada siswa 213 Gambar 5.8. Guru membagikan kuis individu kepada siswa 213 Gambar 5.9. Guru membagikan angket respon kepada siswa 213 Gambar 5.10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 214

Mengemukakan pendapat/ bertanya

Gambar 5.11. Guru bidang studi selaku observer mengamati kemampuan 214 Guru mengelola pembelajaran


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP I (Siklus I) 95

Lampiran 2. RPP II (Siklus II) 108

Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) Siklus I 121 Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) Siklus I 125 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) Siklus II ` 129 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) Siklus II 134 Lampiran 7. Alternatif Penyelesaian LAS I Siklus I 140 Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS II Siklus I 143 Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian LAS III Siklus II 147 Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LAS IV Siklus II 150 Lampiran 11. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 154 Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Awal Siswa 158 Lampiran 13. Kadar Aktivitas Belajar Awal Siswa 162 Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 163 Lampiran 15. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 179 Lampiran 16. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa 187

Lampiran 17. Angket Respon Siswa 188

Lampiran 18. Lembar Validitas Angket Respon Siswa 190 Lampiran 19. Kadar Aktivitas Belajar Awal Siklus I 193 Lampiran 20. Kadar Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 196 Lampiran 21. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 199 Lampiran 22. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 201 Lampiran 23. Skor Data Angket Respon Siswa Siklus I 203 Lampiran 24. Skor Data Angket Respon Siswa Siklus I 205 Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian 207 Lampiran 26. Surat Ketersediaan menjadi Dosen PS 211 Lampiran 27. Surat Keterangan Mengadakan Observasi 212 Lampiran 28. Permohonan Surat Izin Penelitian 213 Lampiran 29. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian 215


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu dengan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan tersebut merupakan suatu proses peningkatan sumber daya manusia itu sendiri. Sehingga pendidikan memegang peranan penting sebagai upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Kunandar (2011: 8) bahwa “Menilai kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan.”

Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang atau siswa, karena prestasi merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu dalam proses pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 (dalam Hasbullah, 2009: 4) bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dengan demikian, pendidikan dapat meningkatkan sumber daya manusia dengan mengembangkan segala potensi dirinya sehingga pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten melalui proses belajar-mengajar. Namun, pada kenyataannya pendidikan di Indonesia belum seperti yang diharapkan, karena lembaga-lembaga pendidikan belum mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai hasil ujian nasional, terutama nilai bidang studi matematika. Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


(12)

2

Muhammad Nuh pada tanggal 01 Juni 2012 saat menyampaikan hasil UN 2012 (dalam http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/02/10035432/banyak.siswa.tak. lulus.ujian.matematika), bahwa “Siswa yang mengikuti ujian nasional 2012 tingkat SMP dan sederajat yang tidak lulus terbanyak dalam mata pelajaran Matematika, kemudian diikuti Bahasa Inggris, IPA, dan Bahasa Indonesia. Seluruhnya 229 siswa tidak lulus mata pelajaran Matematika.”

Hal serupa juga ditunjukkan berdasarkan data hasil TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) 2011 (dalam http:// timss.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_Mathematics_FullBook.pdf) bahwa prestasi pendidikan matematika di Indonesia menduduki peringkat 38 dari 41 negara dengan skor 386 dan jauh tertinggal oleh negara-negara ASEAN lainnya seperti Italia (skor 498), Malaysia (skor 440) dan Thailand (skor 427). Kenyataan ini menunjukkan secara jelas bahwa pendidikan matematika di Indonesia masih mengecewakan. Padahal matematika adalah bidang studi yang mendasari semua disiplin ilmu dan sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari serta perlu diajarkan kepada siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009: 253) bahwa :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Hal ini menunjukkan bahwa matematika adalah bidang studi yang penting sehingga perlu diajarkan kepada siswa. Namun, sampai saat ini masih banyak ditemui siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajari matematika, sehingga siswa sering menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Hal ini senada dengan ungkapan Haryani (2012: 2) bahwa banyak siswa beranggapan matematika merupakan pelajaran yang sukar untuk dipelajari. Di samping itu proses belajar mengajar selalu diawali dengan penjelasan materi didepan kelas beserta contoh soal dan latihan. Siswa selalu disuruh untuk mencatat apa yang


(13)

3

ditulis oleh guru dan tidak melibatkan siswa dalam menyelesaikan masalah. Guru biasanya meminta siswa mengerjakan soal-soal dibuku latihan, kemudian dikumpul dan begitu seterusnya. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Abdurrahman (2009: 252) bahwa “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

Untuk menunjukkan bahwa siswa menguasai matematika ditandai dengan proses pembelajaran dan hasil belajar matematika yang baik. Anggapan siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit tentunya mengurangi minat siswa untuk belajar matematika, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Dalam proses belajar, aktivitas juga sangat dibutuhkan karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Jika aktivitas siswa rendah maka akan mempengaruhi hasil belajar matematika. Seperti halnya yang dikemukakan Falah (2012: 5) bahwa :

Ada beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika, antara lain (1) guru yang masih menggunakan metode konvensional, yaitu metode ceramah, (2) pembelajaran matematika yang bersifat verbal, artinya dalam menjelaskan tanpa disertai contoh yang konkrit, (3) siswa kurang menguasai materi matematika, sehingga aktivitas siswa di dalam kelas menjadi pasif.

Hal ini terlihat dari observasi proses belajar mengajar matematika yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2 Medan di salah satu kelas VIII dengan mengamati waktu siswa melakukan aktivitas belajarnya. Aktivitas belajar matematika siswa didominasi oleh aktivitas mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 51,12% dari waktu yang tersedia dan melebihi dari batas toleransi yang ditetapkan yaitu20%≤ ≤ 30%, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas yang tidak sesuai dengan KBM seperti berbicara/ mengobrol antar siswa ini melebihi batas toleransi yang ditetapkan yaitu 10,75% dari waktu yang tersedia dimana batas toleransi yang ditetapkan hanya 0%≤ ≤ 5%. Sedangkan aktivitas menulis penjelesan guru/teman, menyelesaikan soal sebesar


(14)

4

33,5% dari waktu yang tersedia, aktivitas berdiskusi/ bertanya antar siswa hanya 2,13% dari waktu yang tersedia, aktivitas bertanya/menjawab pertanyaan guru juga rendah yaitu 1,75% dari waktu yang tersedia. Ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa di kelas tersebut masih didominasi oleh aktivitas pasif dimana guru masih mendominasi kelas dalam proses pembelajaran.

Kurangnya aktivitas belajar siswa seperti ini, tentunya tidak akan menghasilkan hasil belajar secara maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2010: 170) bahwa:

Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan kepada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.

Kubus dan Balok adalah salah satu cakupan materi yang diajarkan pada siswa kelas VIII SMP di Semester Genap, dimana materi ini bukanlah materi yang asing lagi bagi siswa karena siswa telah mempelajarinya di tingkat sekolah dasar. Namun, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap 35 siswa di salah satu kelas VIII SMPN 2 Medan melalui tes berupa soal mengenai kubus dan balok, ternyata masih banyak siswa yang belum mampu menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Untuk soal pemahaman unsur-unsur pada kubus, hanya 15 siswa atau 42,86% dari keseluruhan siswa yang mampu menyebutkan unsur-unsur diagonal sisi dan 37,14% siswa yang mampu menyebutkan diagonal bidang pada kubus. Sedangkan beberapa siswa yang lain kebingungan menjawab soal yang seharusnya adalah sama, hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman siswa terhadap unsur-unsur balok dan kubus tersebut. Selanjutnya, untuk soal pemahaman mengenai bidang diagonal hanya 34,28% siswa yang menjawab soal dengan benar dan mengenai diagonal ruang hanya 37,14% siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar. Sedangkan untuk soal mencari tinggi balok jika diketahui panjang, lebar, dan luasnya, tidak ada satupun siswa yang menjawab dengan benar, banyak siswa menjawab soal tersebut dengan rumus yang salah.


(15)

5

Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala yang terjadi dalam pembelajaran materi kubus dan balok, yaitu salah satunya karena dalam pembelajaran siswa hanya mampu sebatas mengingat atau menghafal tanpa adanya pemahaman terhadap suatu materi dan juga menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar matematika masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya model pembelajaran yang dapat memerankan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar matematika.

Hal ini sejalan dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru matematika di Sekolah tersebut yaitu Ibu Zuraidah bahwa guru mata pelajaran matematika pada umumnya mengajarkan materi kubus dan balok menggunakan model pembelajaran langsung berupa penyampaian materi lewat ceramah, latihan, memberikan tugas-tugas dengan demonstrasi yang sangat minim dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana di Sekolah tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan pembelajaran yang dilakukan masih banyak didominasi oleh guru, sementara siswa belajar secara pasif sehingga siswa kurang terlihat telibat dalam proses pembelajaran. Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru dan aktivitas siswa masih rendah. Sejalan dengan Sanjaya (2011: 132) yang mengatakan bahwa “Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.”

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif adalah model pembelajaran berkelompok (pembelajaran kooperatif) dimana siswa diharapkan mampu bekerja sama dan berinteraksi sosial saat pembelajaran berlangsung. Menurut Isjoni (2011: 16) bahwa “Cooperative learing adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa.”


(16)

6

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesua dengan pernyataan Huda (2011:33) bahwa konsekuensi positif dari pembelajaran kooperatif adalah siswa diberi kebebasan untuk terlibat secara aktif dalam kelompok mereka. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa diberi kesempatan untuk belajar kelompok dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama sehingga membantu siswa meningkatkan sikap positif terhadap matematika.

Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang paling sesuai untuk mengajarkan matematika seperti halnya yang dikemukakan oleh Slavin (2005: 12) bahwa :

STAD sudah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan jelas, seperti mtematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah. Slavin (2005:144) juga mengatakan bahwa dalam Tim STAD terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Selanjutnya, Slavin (2005:12) mengatakan bahwa mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami.

Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini menuntut keikutsertaan seluruh siswa secara aktif dalam diskusi kelompok


(17)

7

dimana siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama proses pembelajaran, karena dengan begitu akan sangat membantu dalam penentuan nilai kelompok. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, peneliti mengharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa di kelas VIII SMP Negeri 2 Medan pada materi kubus dan balok. Hal senada diungkapkan oleh Falah (2012: 17) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Peserta didik dengan Model Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran Matematika SDN 09 Pontianak” bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, rata-rata persentase aktivitas siswa 66,97% pada siklus I tetapi masih belum memuaskan, kemudian mengalami peningkatan aktivitas siswa dengan rata-rata presentasi aktivitas siswa mencapai 88,77% pada siklus II yang berarti memuaskan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: ”Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Medan T. A. 2013/2014.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Pendidikan matematika di Indonesia masih rendah.

2. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa. 3. Aktivitas belajar matematika siswa di dalam kelas masih rendah. 4. Siswa mengalami kesulitan pada materi Kubus dan Balok. 5. Model pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru.

6. Belum pernah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi Kubus dan Balok.


(18)

8

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka peneliti membatasi masalah pada peningkatkan aktivitas belajar matematika siswa di kelas VIII SMPN 2 Medan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisionpada materi kubus dan balok.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMPN 2 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi kubus dan balok melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division di kelas VIII SMPN 2 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika pada materi kubus dan balok.

2. Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menentukan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi sekolah, menjadi sumber informasi atau sumbangan pemikiran sebagai salah satu alternatif pengajaran sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division khususnya di sekolah tempat dilaksanakannya penelitian ini dan di sekolah lain pada umumnya.


(19)

9

4. Bagi penulis, sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division.


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kategori ideal karena persentase aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru belum memenuhi batas toleransi PWI (Persentase Waktu Ideal) yaitu 14,66% dan 6,53% (total 21,19%) dari waktu yang tersedia sedangkan idealnya adalah berkisar 25% sampai 35%. Namun, pada siklus II aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru sudah memenuhi batas toleransi PWI yaitu 22,06% dan 6,25% (total 28,31%). Karena semua kriteria sudah dipenuhi maka aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah memenuhi kategori ideal. Selanjutnya terdapat peningkatan rata-rata persentase waktu aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu yang diperoleh pada siklus II semakin mendekati waktu ideal yang sudah ditetapkan. Jumlah siswa yang memenuhi batas toleransi PWI pada masing-masing aktivitas juga meningkat dari siklus I ke siklus II hingga mencapai lebih dari 50% di masing-masing kategori aktivitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 2 Medan T. A. 2013/2014.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru matematika untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division dalam pembelajaran matematika pada pokok materi kubus dan balok karena dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.


(21)

92

2. Bagi guru yang akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisionharus mengoptimalkanquestioning (bertanya) agar siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat ataupun tanggapan kepada siswa yang belum aktif.

3. Bagi guru, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa karena dalam setiap fase pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif.

4. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memodifikasi model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division ini dengan materi yang berbeda dan di sekolah-sekolah yang lain agar sehingga ke depannya dapat lebih baik lagi.


(22)

93

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2012),Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Djamarah, (2011),Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Falah, T., (2012),Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Dengan Model Tipe STAD Pembelajaran Matematika SDN 09 Pontianak Utara, FKIP Universitas Pontianak, httpjurnal.untan.ac.idindex.phpjpdpbarticleview File1228.pdf (diakses 31 Januari 2014).

Fauzy, http://nasional.sindonews.com/read/2013/11/11/ 15/804091/pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah (diakses 28 Januari 2014).

Hamalik, O., (2010),Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Haryani, D., (2012), Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran Operasi Hitung Menggunakan Model Make-A Match Siswa Kelas IV SDN 14/1 Sei. Baung, http://fkipunja-ok.com/versi_2a/extensi/artikel_ilmiah/artikel/ A12D110004_129.pdf (diakses 26 Februari 2014).

Hasbullah, (2009),Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Huda, M., (2011), Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan,Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Isjoni, (2011), Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok,Alfabeta, Bangdung.

Istarani, (2012),58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Jihad, A., Haris, A., (2012),Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Yogyakarta. Khairida, Y., (2014),Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk

Meningkat-kan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Aljabar di Kelas VII SMP Swasta Harapan Stabat Tahun Ajaran 2013/2014., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Kunandar, (2011),Guru Profesiona, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Nuh, M., (2012), Banyak Siswa Tak Lulus Ujian Matematika, Harian Kompas, Sabtu, 2 Juni 2012, online, http://edukasi.kompas.com/read/ 2012/06/02/ 10035432/banyak.siswa.tak.%20lulus.ujian.matematika (diakses 28 Januari 2014).


(23)

94

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman, A. M., (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Sihombing, W.L., (2013), Telaah Kurikulum Matematika Sekolah, FMIPA UNIMED, Medan.

Sinaga, B., (2007), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3), Disertasi, Program Studi Pendidikan Matematika, UNS, Surabaya.

Slavin, R. E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Bandung.

TIMSS (2011), http:// timss.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_Mathematics_ FullBook.pdf (diakses 28 Januari 2014).

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press Group, Jakarta.

Yusri, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Aktif dan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Arongan Lambalek Aceh Barat, Thesis, Program Pascasarjana Pendidikan Matematika, UNIMED, Medan.

Hakim, Z., Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar, http://www. zainalhakim.web.id/keaktifan-siswa-dalam-proses-pembelajaran.html (diakses 31 Januari 2014)


(24)

ii

RIWAYAT HIDUP

Halimatussa’diah adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Lahir di Medan tanggal 03 Februari 1992. Ayah bernama Harmaini dan Ibu bernama Nurhayati Samosir. Pada tahun 1998 penulis masuk Sekolah Dasar (SD) Negeri No. 016397 Perk. Sipare-Pare, Kec. Sei Suka dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Sei Suka dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di program studi Pendidikan Matematika jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(1)

4. Bagi penulis, sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division.


(2)

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kategori ideal karena persentase aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru belum memenuhi batas toleransi PWI (Persentase Waktu Ideal) yaitu 14,66% dan 6,53% (total 21,19%) dari waktu yang tersedia sedangkan idealnya adalah berkisar 25% sampai 35%. Namun, pada siklus II aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru sudah memenuhi batas toleransi PWI yaitu 22,06% dan 6,25% (total 28,31%). Karena semua kriteria sudah dipenuhi maka aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah memenuhi kategori ideal. Selanjutnya terdapat peningkatan rata-rata persentase waktu aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu yang diperoleh pada siklus II semakin mendekati waktu ideal yang sudah ditetapkan. Jumlah siswa yang memenuhi batas toleransi PWI pada masing-masing aktivitas juga meningkat dari siklus I ke siklus II hingga mencapai lebih dari 50% di masing-masing kategori aktivitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 2 Medan T. A. 2013/2014.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru matematika untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division dalam pembelajaran matematika pada pokok materi kubus dan balok karena dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.


(3)

2. Bagi guru yang akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisionharus mengoptimalkanquestioning (bertanya) agar siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat ataupun tanggapan kepada siswa yang belum aktif.

3. Bagi guru, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa karena dalam setiap fase pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif.

4. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memodifikasi model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division ini dengan materi yang berbeda dan di sekolah-sekolah yang lain agar sehingga ke depannya dapat lebih baik lagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2012),Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Djamarah, (2011),Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Falah, T., (2012),Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Dengan Model Tipe STAD Pembelajaran Matematika SDN 09 Pontianak Utara, FKIP Universitas Pontianak, httpjurnal.untan.ac.idindex.phpjpdpbarticleview File1228.pdf (diakses 31 Januari 2014).

Fauzy, http://nasional.sindonews.com/read/2013/11/11/ 15/804091/pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah (diakses 28 Januari 2014).

Hamalik, O., (2010),Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Haryani, D., (2012), Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran Operasi Hitung Menggunakan Model Make-A Match Siswa Kelas IV SDN 14/1 Sei. Baung, http://fkipunja-ok.com/versi_2a/extensi/artikel_ilmiah/artikel/ A12D110004_129.pdf (diakses 26 Februari 2014).

Hasbullah, (2009),Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Huda, M., (2011), Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan,Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Isjoni, (2011), Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok,Alfabeta, Bangdung.

Istarani, (2012),58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Jihad, A., Haris, A., (2012),Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Yogyakarta. Khairida, Y., (2014),Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk

Meningkat-kan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Aljabar di Kelas VII SMP Swasta Harapan Stabat Tahun Ajaran 2013/2014., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Kunandar, (2011),Guru Profesiona, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Nuh, M., (2012), Banyak Siswa Tak Lulus Ujian Matematika, Harian Kompas, Sabtu, 2 Juni 2012, online, http://edukasi.kompas.com/read/ 2012/06/02/ 10035432/banyak.siswa.tak.%20lulus.ujian.matematika (diakses 28 Januari 2014).


(5)

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman, A. M., (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Sihombing, W.L., (2013), Telaah Kurikulum Matematika Sekolah, FMIPA UNIMED, Medan.

Sinaga, B., (2007), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3), Disertasi, Program Studi Pendidikan Matematika, UNS, Surabaya.

Slavin, R. E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Bandung.

TIMSS (2011), http:// timss.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_Mathematics_ FullBook.pdf (diakses 28 Januari 2014).

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press Group, Jakarta.

Yusri, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Aktif dan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Arongan Lambalek Aceh Barat, Thesis, Program Pascasarjana Pendidikan Matematika, UNIMED, Medan.

Hakim, Z., Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar, http://www. zainalhakim.web.id/keaktifan-siswa-dalam-proses-pembelajaran.html (diakses 31 Januari 2014)


(6)

RIWAYAT HIDUP

Halimatussa’diah adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Lahir di Medan tanggal 03 Februari 1992. Ayah bernama Harmaini dan Ibu bernama Nurhayati Samosir. Pada tahun 1998 penulis masuk Sekolah Dasar (SD) Negeri No. 016397 Perk. Sipare-Pare, Kec. Sei Suka dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Sei Suka dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di program studi Pendidikan Matematika jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


Dokumen yang terkait

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG PRINGSEWU

0 10 51

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU

0 4 45

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 PRINGSEWU BARAT KABUPATEN PRINGSEWU

0 2 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 PRINGSEWU BARAT KABUPATEN PRINGSEWU

0 4 30

UPAYA MENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) BAGI SISWA KELAS III SD XAVERIUS 3 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 9 85

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 BOJONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 107

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SD 1 NGALURAN DEMAK

0 0 20

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS VII A SMP N 2 KALIBAWANG

0 0 6