HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN KEDISIPLINAN KERJA PADA ORGANISASI PECINTA Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kedisiplinan Kerja Pada Organisasi Pecinta Alam Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS
DENGAN KEDISIPLINAN KERJA PADA ORGANISASI PECINTA
ALAM DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1

Oleh :
CAHYAWATI SETYA BUDI UTAMI
F 100 090 023

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS
DENGAN KEDISIPLINAN KERJA PADA ORGANISASI PECINTA
ALAM DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1

Oleh :
CAHYAWATI SETYA BUDI UTAMI
F 100 090 023

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN
KEDISIPLINAN KERJA PADA ORGANISASI PECINTA ALAM DI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Cahyawati Setya Budi Utami
Drs. Mohammad Amir, M.Si

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
s.psiyaya@yahoo.co.id
ABSTRAKSI
Kedisiplinan kerja sangat penting bagi organisasi-organisasi saat ini. Hal ini
dikarenakan dengan terciptanya kedisiplinan kerja maka akan tercapai tujuan
organisasi. Kedisiplinan kerja juga berdampak dalam peningkatan kinerja anggota di
suatu organisasi dimana adanya kedisiplinan dalam organisasi merupakan tolok ukur
hidupnya norma, tata tertib dan peraturan organisasi yang terkait dengan kepatuhan
orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan kerja adalah gaya kepemimpinan demokratis. Persepsi
yang positif terhadap gaya kepemimpinan demokrasi merupakan sarana yang tepat
dalam menciptakan suasana yang dapat mendorong munculnya disiplin kerja pada
organisasi pecinta alam, sehingga ada kesadaran dari para anggota organisasi tentang
perlunya kedisiplinan kerja. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis dengan kedisiplinan
kerja pada organisasi pecinta alam di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara gaya kepemimpinan
demokratis dengan kedisiplinan kerja pada organisasi pecinta alam di Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh organisasi pecinta alam

(MAPALA) di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang meliputi Corps
Psychopala, Metala, Dinamik, Mpa Sangguru, Rechta Mahupala, Giri Bahama,
Malimpa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive non random sampling
yaitu tidak semua individu mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota
sampel, sampel yang dipilih berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang telah
ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti. Jumlah subjek yang digunakan 60 orang. Alat
pengumpulan data menggunakan skala gaya kepemmpinan demokratis dan skala
kedisiplinan kerja. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.
Hasil analisis data menunjukkan hipotesis ditolak, diperoleh dari koefisiensi
korelasi (r) sebesar 0,022 dengan p = 0,863 (p > 0,05). Kesimpulan yang diperoleh
dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis
dengan kedisiplinan kerja pada organisasi pecinta alam di Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Rerata empirik variabel gaya kepemimpinan demokratis = 106.950 dan
rerata hipotetik (RH) = 90 yang berarti gaya kepemimpinan demokratis pada subjek
penelitian tergolong tinggi. Rerata empirik variabel kedisiplinan kerja 64,350 dan
rerata hipotetik = 55 yang berarti kedisiplinan kerja pada subjek penelitian tergolong
tinggi.
Kata kunci : gaya kepemimpinan demokratis, kedisiplinan kerja .

1


merupakan tolok ukur hidupnya

PENDAHULUAN
Sumber

daya

manusia

norma, tata tertib dan peraturan

merupakan salah satu faktor yang

organisasi

sangat

dalam


kepatuhan orang-orang yang ada

keberhasilan suatu organisasi atau

dalam organisasi tersebut. Kenyataan

instansi,

dikarenakan

yang tidak dapat dipungkiri, sebelum

peranan

di

masuk dalam sebuah organisasi,

dalam pencapaian tujuan organisasi


seseorang tentu mempunyai aturan,

tersebut,

untuk

nilai, norma sendiri, yang merupakan

mewujudkan cita - cita maupun

proses sosialisasi dari keluarga atau

tujuan

masyarakatnya.

menentukan

hal


manusia

ini

memegang

sehingga

organisasi

tersebut

perlu

yang

terkait

dengan


Seringkali

terjadi

adanya sumber daya manusia yang

aturan, nilai dan norma diri tidak

berkualitas. Apabila sumber daya

sesuai

manusia yang ada telah ditingkatkan

organisasi

maka hal ini akan mempengaruhi

kedisiplinan kerja sangat diperlukan


kinerja

dalam suatu organisasi, hal ini

seseorang.

Untuk

dengan

aturan

yang

dikarenakan

dengan

diperlukan


kedisiplinan

kerja

kedisiplinan

aturan

ada.keberadaan

menciptakan kinerja yang baik maka
adanya

-

terciptanya
maka

akan


sangat

tercapai tujuan organisasi. Di dalam

penting bagi organisasi, hal ini

dunia industri sangat dibutuhkan

dikarenakan

anggota yang memiliki kedisiplinan

kerja.

Kedisiplinan

kerja

adanya

kedisiplinan

kerja akan memberikan suatu hasil

organisasi

yang

demikian

tingginya kedisiplinan kerja pada

memberikan

anggota maka akan memberikan

harapan bahwa suatu pekerjaan yang

dampak yang positif pada organisasi

dilakukan dapat diselesaikan secara

seperti,

efektif. Kedisiplinan juga berdampak

keterlambatan,

dan

dalam peningkatan kinerja anggota

kesadaran

tanggung jawab

di suatu organisasi dimana adanya

masing – masing terhadap organisasi.

kedisiplinan kerja dalam organisasi

Oleh

baik,

kedisiplinan

dengan
kerja

yang

tinggi

menurunnya

akan

karena

itu

karena

tingkat
tingginya

organisasi

2

yang

beberapa anggota dalam organisasi

mampu menjadi motivator penggerak

pecinta alam yang tidak disiplin

yang

dalam menjalankan tugas - tugasnya.

memerlukan

pemimpin

mendorong

organisasi

perubahan

sebagai

penentu

keberhasilan dalam pencapaian misi,
visi

dan

tujuan

dalam

suatu

organisasi. Seorang pemimpin harus
bisa memahami perilaku individuindividu di dalam organisasi yang
dipimpinnya untuk bisa menemukan
gaya kepemimpinan yang tepat bagi
organisasinya.
3

tipe

gaya

kepemimpinan yaitu kepemimpinan
otoriter, kepemimpinan demokratis
kepemimpinan

ketiga
tersebut,

tipe

gaya
gaya

bebas.

Dari

kepemimpinan
kepemimpinan

demokratislah yang sering diterapkan
dalam

organisasi-organisasi

salah

satunya adalah organisasi pecinta
alam. Beberapa pemimpin dalam
organisasi kurang memiliki sifat
kepemimpinan demokratis, seperti
halnya pemimpin yang menyerahkan
seluruh keputusan kepada anggotaanggotanya dan pemimpin

yang

kurang bertanggung jawab terhadap
jalannya

tergantung pada kinerja pemimpin
dan

diwujudkan

perilaku
pelaksana

juga

melalui

kepemimpinan

sebagai

(eksekutif).

Kualitas

kepemimpinan
pengaruh

yang

menciptakan
kuat

kepada

anggotanya agar dipandang sebagai
pemimpin yang baik.

Terdapat

dan

Keberhasilan sebuah organisasi

suatu

kegiatan

yang

dilakukan. Hal ini berdampak kepada

Persepsi yang positif terhadap
gaya

kepemimpinan

demokrasi

merupakan sarana yang tepat dalam
menciptakan suasana yang dapat
mendorong munculnya disiplin kerja
pada

organisasi

pecinta

alam,

sehingga ada kesadaran dari para
anggota organisasi tentang perlunya
kedisiplinan kerja, yang dilakukan
dengan sukarela. Dengan demikian
dalam pelaksanaan setiap keputusan
tidak dirasakan sebagai kegiatan
yang dipaksakan, justru sebaliknya
semua

merasa

terdorong

mensukseskannya sebagai tanggung
jawab bersama.

3

Tipe

gaya

kepemimpinan

karakteristik

tingkah

demokratis selalu meminta bantuan

berbeda

dan saran dari bawahannya dan akan

kebutuhannya.

selalu
bersama

mengajak
-

mereka

sama

secara

memecahkan

persoalan yang berhubungan dengan
pekerjaan mereka. Setiap anggota
diberi

kesempatan

untuk

mengeluarkan pendapat secara bebas
kemudian dibahas secara terbuka dan
diskusi

relative

bebas

mengalir

karena anggota kelompok didorong
untuk

berbagi

pikiran

mereka,

sehingga pemimpin mendapat ide –
ide yang lebih baik dan lebih kreatif
dalam memecahkan suatu masalah
(Ray, 2012) .

sesuai

Hasil

laku

dengan

survey

yang

yang
tingkat

telah

dilakukan peneliti pada tanggal 26 –
28 Agustus 2013. Berbagai alasan
yang diungkapkan atas kedisiplinan
kerja mereka, ada yang berasalasan
karena mereka beranggapan apa
yang

diperintahkan

dijadikan

suatu

oleh

ketua

beban

yang

memberatkan sehingga tidak dapat
mematuhinya dan mereka merasa
keberatan terhadap tata tertib yang
ada dalam organisasi tersebut. Ada
beberapa pemimpin dalam organisasi
tersebut

kurang

memiliki

sifat

Gaya kepemimpinan demokratis

kepemimpinan demokratis, seperti

merupakan hal yang sangat perlu

halnya pemimpin yang menyerahkan

menjadi perhatian seorang pemimpin

seluruh keputusan kepada anggota-

organisasi, karena faktor tersebut

anggotanya dan pemimpin

dapat mempengaruhi

kurang bertanggung jawab terhadap

kedisiplinan

yang

kerja anggotanya. Menciptakan gaya

jalannya

kepemimpinan

yang

dilakukan. Hal ini berdampak kepada

mampu membawa para anggotanya

beberapa anggota dalam organisasi

untuk

kedisiplinan

pecinta alam yang tidak disiplin

dalam rangka pencapaian tujuan

dalam menjalankan tugas-tugasnya.

organisasi bukanlah suatu hal yang

Pada saat mengerjakan tugas yang

mudah, Hal ini disebabkan karena

diberikan mereka lebih memilih

pada dasarnya manusia memiliki

online di jejaring sosial terlebih

organisasi

meningkatkan

suatu

kegiatan

yang

4

dahulu

daripada

menyelesaikan

Tujuan

penelitian

yang

tersebut

dilakukan adalah untuk mengetahui

diperkuat dengan apa yang mereka

hubungan antara gaya kepemimpinan

lakukan ketika berada di posko,

demokratis dengan kedisiplinan kerja

sebagian besar dari mereka lebih

pada organisasi pecinta alam di

senang online di jejaring sosial,

Universitas

duduk sambil merokok dan ngobrol

Surakarta; untuk mengetahui tingkat

santai bersama sesama anggota, main

kedisiplinan

kerja

game dsb, daripada mengerjakan

organisasi

pecinta

tugas yang telah diberikan.

Universitas

tugasnya.

Fenomena

Berdasarkan fenomena diatas,
masih

ada

kenyataan

kesenjangan
dan

harapan,

antara
yaitu

anggota cenderung kurang disiplin
dan

pemimpin

tersebut

dalam

kurang

memiliki

kepemimpinan
sedangkan

organisasi
sifat

demokratis

diharapkan

pemimpin

organisasi mampu menciptakan gaya
kepemimpinan

demokratis

yang

dapat membawa para anggotanya
untuk

meningkatkan

kedisiplinan

dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi. Maka dari itu peneliti
bermaksud untuk meneliti apakah
ada

hubungan

antara

gaya

kepemimpinan demokratis dengan
kedisiplinan kerja
pecinta

alam

pada organisasi
di

Universitas

Muhammadiyah Surakarta?

Muhammadiyah

pada

anggota

alam

di

Muhammadiyah

Surakarta; untuk mengetahui tingkat
gaya kepemimpinan demokratis pada
organisasi

pecinta

Universitas
Surakarta;

alam

di

Muhammadiyah
untuk

sumbangan

mengetahui

efektif

gaya

kepemimpinan demokratis terhadap
kedisiplinan kerja pada organisasi
pecinta

alam

di

Universitas

Muhammadiyah Surakarta.
Menurut Sastrohadiwiryo (2005)
mendefinisikan kedisiplinan kerja
sebagai suatu sikap menghormati,
menghargai, patuh, dan taat terhadap
peraturan - peraturan yang berlaku,
baik yang tertulis maupun tidak
tertulis

serta

sanggup

menjalankannya dan tidak mengelak
untuk menerima sanksi - sanksinya
apabila
wewenang

melanggar
yang

tugas

dan

diberikan

5

kepadanya.

Martoyo,

menyatakan

bahwa

kerja

baik

yang

(2002)

Kedisiplinan
mencerminkan

besarnya tanggung jawab seseorang
terhadap

tugas

yang

diberikan

yang

organisasi

suatu kegiatan.
3. Peraturan

terhadap

terlarang.
Merupakan suatu kepatuhan

karena

terhadap tata tertib / peraturan

berhasil

adalah

yang ada di dalam organisasi

yang

memiliki

untuk

memberikan

batasan

anggota

dalam

terhadap

peraturan

berhubungan

langsung

kedisiplinan kerja yang tinggi. Untuk

batasan

memelihara

berperilaku.

dan

menegakkan

kedisiplinan kerja yang baik ada
banyak

yang

diantaranya

perilaku

kekuatan,

yang

organisasi

oleh

pimpinan dalam melaksanakan

kepadanya. Melalui disiplin akan
mencerminkan

diperintahkan

mempengaruhi

adalah

kesejahteraan,

4. Ketertiban
yang

dengan produktivitas kerja.
Merupakan ketepatan waktu

pendidikan dan pelatihan, motivasi,
kepemimpinan, budaya organisasi

dalam

dan lingkungan kerja.

menyelesaikan suatu kegiatan

MenurutRue and Byars (1995)

sesuai

melaksanakan

jadwal

yang

telah

ada beberapa hal yang dapat dipakai

ditentukan

sebagai indikasi tinggi rendahnya

tujuan yang telah disepakati

kedisplinan kerja, yaitu:

bersama.

1. Ketepatan waktu.

Menurut Effendi (2002), Gaya

Merupakan suatu kegiatan
yang

dapat

diselesaikanatau

mencapai

kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin

melaksanakan

suatu hasil kegiatanyang dapat

kegiatannya

dicapaipada waktu yang telah

membimbing,

ditetapkan.

mengarahkan

2. Kepatuhan terhadap pimpinan.

untuk

dan

pikiran,

dalam

upaya
memandu,

dan

perasaan,

mengontrol
atau

perilaku

Merupakan perilaku patuh

seseorang atau sejumlah orang untuk

atau taat terhadap segala sesuatu

mencapai tujuan tertentu. Sedangkan

6

menurut Robbins dan Coulter (2002),

lebih giat dan dapat mencapai

gaya

tujuan yang diharapkan.

kepemimpinan

demokratis

mendeskripsikan

pemimpin

cenderung

mengikutsertakan

anggotanya

dalam

keputusan,

yang

c. Mengemudikan organisasi.
Yaitu pemimpin yang mampu

pengambilan
mendelegasikan

mengatur

dan

dapat

memberikan

arahan

arahan

kekuasaan, mendorong partisipasi

kepada anggotanya mengenai

anggota

kinerja yang akan ditempuh.

dalam

menentukan

bagaimana metode kerja dan tujuan

d. Menjalin

yang ingin dicapai, dan memandang
umpan

balik

kesempatan

sebagai
untuk

suatu

Merupakan

melatih

dapat

jaringan

pemimpin

menjalin

yang

komunikasi

dengan baik terhadap para
anggotanya

Menurut Kartono (2005) aspek
kepemimpinan

sehingga

menciptakan

demokratis

dapat
suasana

kekeluargaan antara anggota

adalah :

satu dengan anggota lainnya.

a. Memandu,

e.

menuntunmembimbing dan

Memberikan pengawasan yang
efisien.

membangun bawahannya.
Merupakan

suatu

Yaitu
tugas

pemimpin

mengawasi

pemimpin untuk mengarahkan

yang

dan

memberikan

dalam

-

komunikasi yang baik.

anggotanya.

gaya

jaringan

membantu

anggotanya

melaksanakan

segala

yang
kegiatan

dilaksanakan
masukan

dan
atau

suatu

arahan terhadap kegiatan yang

kegiatan agar mencapai tujuan

dilaksanakan agar lebih efektif.

organisasi.
b. Memberi

atau

membangunkan

motivasi-motivasi kerja.
Merupakan pemimpin mampu
memberikan

motivasi

bawahannya

untuk

pada
bekerja

Salah satu faktor psikologis
yang

mempengaruhi

kedisiplinan

kerja adalah gaya kepemimpinan
demokratis.

Disiplin

kerja

pada

dasarnya selalu diharapkan menjadi

7

ciri setiap sumber daya manusia

antara pimpinan dengan anggota

dalam

maka

organisasi.

Menegakkan

anggota

bersikap

acuh

disiplin kerja penting bagi suatu

terhadap peraturan yang ada dalam

organisasi, sebab dengan disiplin

organisasi,

yang tinggi di harapkan peraturan-

mengakibatkan anggota melakukan

peraturan

pelanggaran terhadap peraturan yang

yang

telah

ditetapkan

ditaati. Disiplin kerja mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja
anggota organisasi Dengan adanya
disiplin kerja yang tinggi diharapkan
juga

setiap

pekerjaan

dilakukan

secara efektif dan seefisien mungkin,
begitu juga sebaliknya.Salah satu
faktor yang mempengaruhi sikap
disiplin

kerja

kepemimpinan

adalah
demokratis.

kepemimpinan
merupakan
orang

gaya
Gaya

demokratis

usaha

mempengaruhi

atau

(interpersonal)

perseorangan
melalui

proses

komunikasi untuk mencapai tujuan
sehingga

seorang

pemimpin

seharusnya mengetahui apa yang
diharapkan oleh anggotanya. Dengan
adanya komunikasi yang baik antara
pimpinan

dan

anggota

maka

kedisiplinan kerja pada anggota juga
positif, anggota cenderung bersikap
disiplin

dan

mentaati

peraturan

dalam organisasi. Sebaliknya jika
tidak ada komunikasi yang baik

hal

ini

dapat

ada di dalam organisasi tersebut.
Dengan adanya sikap positif
terhadap aspek gaya kepemimpinan
demokratis yang dimiliki oleh setiap
pimpinan dalam organisasi maka
dapat mendorong anggota untuk
mengurangi tindak pelanggaran serta
menghindari
menjalankan
diberikan.

kesalahan
tugas

dalam

yang

Anggota

telah

organisasi

memiliki keyakinan bahwa sikap
kedisplinan kerja dalam menjalankan
tugas tugasnya sangat dibutuhkan
dan memiliki dampak yang positif
pada anggota dan pada akhirnya
anggota akan bersikap disiplin pada
peraturan organisasi yang ada. Dan
sebaliknya

apabila

memiliki

sikap

aspek

gaya

negatif

pimpinan
terhadap

kepemimpinan

demokratis maka dapat mendorong
anggota untuk tidak memperdulikan
keadaan sekitar seperti tidak disiplin.
Anggota

akan

cenderung

acuh

8

terhadap peraturan yang ada dalam

anggota dimulai dari peningkatan

masyarakat seperti halnya anggota

kedisiplinan

tidak mengindahkan aturan aturan

organisasi merupakan dua hal yang

yang ada dalam organisasi tersebut

tidak

dengan baik.

memegang

Gaya kepemimpinan demokratis
memiliki

kaitan

erat

dengan

kedisiplinan kerja. Pemimpin yang
memiliki gaya kepemimpinan yang
tinggi

maka

melakukan

akan

hal-hal

cenderung
yang

positif

seperti bersikap disiplin terhadap
organisasi. Sebaliknya apabila gaya

kerja.

bisa

Anggota

dipisahkan.
peran

menjalankan

dan

Anggota

utama

roda

dalam

kehidupan

organisasi. Apabila anggota memiliki
kedisiplinan kerja yang tinggi, maka
laju

roda

kencang,

pun

akan

yang

berjalan

akhirnya

menghasilkan

akan

kinerja

dan

pencapaian tujuan yang baik bagi
organisasi.

kepemimpinan rendah atau negatife

Hipotesis

maka kecenderungan untuk bersikap

Ada hubungan positif antara gaya

tidak disiplin.

kepemimpinan demokratis dengan

Faktor

yang

kedisiplinan

mempengaruhi

kerja

memiliki

hubungan langsung dengan kinerja
individual

anggota

organisasi.

Sedangkan

faktor

kemampuan

individual

dan

lingkungan

memiliki

hubungan

yang

kerja
tidak

langsung dengan kinerja. Kedua
faktor tersebut keberadaannya akan
mempengaruhi
anggota

kedisiplinan

organisasi.

kerja
Karena

kedudukan dan hubungannya itu,
maka

sangatlah

pengembangan

strategis

kinerja

jika

individual

kedisiplinan kerja pada organisasi
pecinta

alam

di

Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Subyek

dalam

penelitian

ini

adalah seluruh organisasi pecinta
alam (MAPALA) di Universitas
Muhammadiyah

Surakarta.Subyek

dalam penelitian ini berjumlah 60
orang.
Metode pengumpulan data yang
digunakan

adalah

Skala

Gaya

9

Kepemimpinan

Demokratis

Dan

bekerja,

Skala Kedisiplinan Kerja.
Teknik

analissi

digunakan
adalah

dalam

teknik

umumnya semua orang menyukai
seseorang tidak

yang

menyukai bekerja maka kesalahan

ini

yang ada terletak pada kondisi

product

psikologis atau gaya kepemimpinan

data
penelitian

korelasi

apabila

tempat

moment.

individu

berorganisasi.

Apabila gaya kepemimpinan sesuai
dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan

data

dalam

penelitian dilkasanakan pada tanggal
– 28 Agustus

26 Agustus 2013

yang

anggota

diharapkan

akan

kedisiplinan
sehingga

maka

mempunyai

kerja

yang

meningkatkan

baik

efisiensi

2013. Berdasarkan hasil analisis

dalam pencapaian tujuan organisasi.

yang

telah

dilakukan

dengan

Sebaliknya

teknik

korelasi

kepemimpinan tidak sesuai dengan

menggunakan
product

moment

diperoleh

nilai

harapan

apabila

maka

gaya

anggota

akan

koefisien korelasi sebesar (r ) :0,022

bekerja dengan asal - asalan atau

dengan p = 0,863(p > 0,05)yang

tidak

artinya hipotesis yang berbunyitidak

dalam bekerja yang berakibat hasil

ada

kerjanya

hubungan

antara

gaya

mempunyai

kedisiplinan.

tidak

maksimal.

kepemimpinan demokratis dengan

(Suprihatmi, Sulistyaningsih, Siti,

kedisiplinan

2006).

pecinta

kerjapada

alam

di

organisasi

Berdasarkan

Universitas

penelitian

Muhammadiyah Surakarta ditolak.

telah dilakukan,

Hal ini menjelaskan bahwa tidak ada

bahwa hasil dari penelitian ini tidak

hubungan antara gaya kepemimpinan

sejalan dengan pendapat Robbins

demokratis dengan kedisiplinan kerja

dan

padaorganisasi

kepemimpinan

pecinta

alam

di

Coulter

dapat

yang

diketahui

(2002),

gaya

demokratis

mendeskripsikan

pemimpin

Surakarta. Hasil penelitian tersebut

cenderung

mengikutsertakan

diperkuat dengan hasil penelitian lain

anggotanya

yang

keputusan,

Universitas

menyatakan

Muhammadiyah

bahwa

pada

dalam

yang

pengambilan
mendelegasikan

10

partisipasi

gaya kepemimpinan demokratis yang

menentukan

sangat tinggi atau 7% (4 orang).

kerja

dan

Kondisi ini dapat diartikan pada

ingin dicapai, dan

dasarnya aspek - aspek yang terdapat

kekuasaan,mendorong
anggota

dalam

bagaimana
tujuan yang

metode

memandang umpan balik sebagai

pada

suatu kesempatan untuk melatih

demokratis,

anggotanya. Dalam penelitian ini

menuntun

gaya kepemimpinan demokratis tidak

membangun bawahannya, memberi

berpengaruh pada kedisiplinan kerja

atau

para anggotanya. Hal ini mungkin

motivasi

hanya terjadi pada lokasi penelitian

organisasi, memberikan pengawasan

yang dilakukan oleh peneliti saja

yang

yang

bahwa banyak pimipinan organisasi

berdasarkan

observasi

dan

gaya

kepemimpinan
yaitu

memandu,

membimbing

membangunkan
kerja,

dan

motivasi

-

mengemudikan

efisien,

mengindikasikan

interview dapat diketahui bahwa

memiliki

gaya

kepemimpinan

komunikasi yang kurang baik antara

demokratis yang tinggi.

pimpinan dan anggotanya, selain itu

Berdasarkan kategorisasi skala

juga penilaian dari anggota terhadap

kedisiplinan kerja tidak terdapat

pimpinan yang kurang baik juga

subyek yang berada di kategorisasi

mempengaruhi sehingga pada saat

sangat rendah atau 0%. kategorisasi

subjek

rendah

mengisi

diberikan

angket

kurang

yang

bersungguh

Berdasarkan kategorisasi skala
kepemimpinan

terdapat

2%

(1

orang),

kategorisasi sedang sebanyak 37%
(22 orang) dan kategorisasi tinggi

sungguh.

gaya

terdapat

subjek

demokratis

penelitian

yang

terdapat 53% (32 orang) serta 8% (5
orang)

pada

kategorisasi

tinggi.

Hasil

penelitian

sangat
tersebut

berada di kategori sangat rendah atau

menunjukkan bahwa pada dasarnya

0%

aspek-aspek

(0 orang), kategorisasirendah

yang

terdapat

pada

terdapat 7% (4 orang ), 11% (7

kedisiplinan kerja yaitu memahami

orang) dikategori sedang, dan 75%

peraturan,

(45 orang) yang berada dikategori

kepatuhan

tinggi danada subjek yang memiliki

ketaatan

ketepatan
terhadap
terhadap

waktu,
pimpinan,
peraturan,

11

ketertiban terhadap peraturan yang

penelitian ini terbatas pada populasi

berhubungan

dengan

dimana penelitiandilakukan sehingga

produktivitas kerja atau ketepatan

penerapan pada lingkup yang luas

waktu

langsung

dalam

pelaksanaan

dan

dengan karakteristik yang berbeda

pekerjaan.Hal

ini

perlu dilakukan penelitian kembali

menunjukkan bahwa subjek mampu

agar dapat mengungkap hasil yang

menjaga kedisiplinan kerjanya agar

komprehensif

tidak menurun.

berkaitan

penyelesaian

khususnya

dengan

yang

kemampuan

pemecahan masalah.
KESIMPULAN DAN SARAN –

Saran – saran

SARAN

1. Bagi Pimpinan Organisasi

Adapun
penelitian

kesimpulan

dari

adalah

ada

ini

tidak

Dari

hasil

pemimpin

penelitian

diharapkan

ini

mampu

hubungan antara gaya kepemimpinan

memotivasi anggotanya

demokratis dengan kedisiplinan kerja

bekerja lebih baik dan tetap

pada anggota organisasi pecinta alam

menjaga kedisiplinan kerjanya

artinya,

kepemimpinan

agar tidak menurun, dengan cara

memberikan

pemimpin memberikan contoh

kedisiplinan

dan

gaya

demokratis
pengaruh

tidak
terhadap

untuk

memperlakukan

rekan

kerja; Tingkat gaya kepemimpinan

anggota yang

demokratisdan tingkat kedisiplinan

harus

kerja tergolong tinggi, namun Gaya

anggota satu dengan anggota

kepemimpinan

yang

mempunyai

demokratis
peranan

tidak

terhadap

kedisiplinan kerja.

tidak terlepas dari kesulitan

dan

kendala yang terjadi selama proses
penelitian.

Sehingga

dalam

penelitian ini terdapat kelemahan –
kelemahan

seperti

dari

hasil

tanpa

membedakan

lain,

masukan

serta

anggotanya,

Dalam melakukan penelitian ini

sejajar

antara

mendengarkan
keluhan

dari

menunjukkan

kepedulian yang tinggi dan tidak
segan

untuk

saling

berbagi

pengalaman sehingga anggota
lebih

bersemangat

melakukan tugas tugasnya.

dalam

12

yang

penelitian

efisien.

ini

diharapkan agar para anggota
organisasi

dapat

diselesaikan secara efektif dan

2. Bagi subjek penelitian
Berdasarkan

dilakukan

mampu

3.

Bagi peneliti selanjutnya
Diketahui

bahwa

dalam

kedisiplinan

penelitian ini jumlah populasi

kerja yang sudah tinggi. Karena

dan sampel masih kurang oleh

pada dasarnya kedsiplinan kerja

karena itu perlu

sangat penting untuk organisasi

penelitian

dikarenakan adanya kedisiplinan

populasi dan sampel yang lebih

kerja akan memberikan suatu

besar.

mempertahankan

lanjutan

dilakukan
dengan

hasil yang baik dan pekerjaan

DAFTAR PUSTAKA
Chatman J.A., dan Jehn,K.A., 1994.
Assesing Between Industry
Characteristics
And
Organizational Culture : How
Different Can You Be.
Academy Of Management.
Journal. 37, 3. p.522-553.
Effendi,harianja,M.
2002.
Manajemen
sumber
daya
manusia,
pengedaan,
pengembangan,
pengkompesasian
dan
peningkatan
produktifitas
karyawan. Jakarta : PT
Grasindo.
Hersey Paul & Kenneth H.
Blanchard. 1988. Management
of Organizational Behavior:
Utilizing Human Resources.
New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Kartono, Kartini. 2005. Pemimpin
dan Kepemimpinan. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
Martoyo, Susilo. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia . Edisi
3. Yogyakarta: BPFE.
Ray Sarbapriya, Ray Aditya I. 2012.
Understanding
Democratic
Leadership:Some Key Issues
And
Perception
With
Reference To India’s Freedom
Movement. Afro Asian Journal
of Social Sciences. Vol 3
No.3.1 Quarter I 2012. ISSN:
2229 – 5313.
Robbins, S. P. 2002. Prinsip-prinsip
Perilaku Organisasi. Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga.
Rue & Byars. 1995. Manajemen
Pelayanan.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

13

Sastrohadiwiryo, S. B. 2005.
Manajemen Tenaga Kerja
Indonesia;
Pendekatan
Administratif
dan
Operasional.Jakarta:
Bumi
Aksara.
Suprihatmi. Sw, Sulistyaningsih,
Siti, W. 2006. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan
Dan
Lingkungan Kerja Terhadap
Motivasi Kerja Guru.Jurnal
Manajemen Sumber Daya
Manusia Vol. 1(1) ,113 – 127.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN KEPUASAN KERJA PADA ORGANISASI PECINTA Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kepuasan Kerja Pada Organisasi Pecinta Alam Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kepuasan Kerja Pada Organisasi Pecinta Alam Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN KEPUASAN KERJA PADA ORGANISASI PECINTA Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kepuasan Kerja Pada Organisasi Pecinta Alam Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN KEDISIPLINAN KERJA PADA ORGANISASI PECINTA Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kedisiplinan Kerja Pada Organisasi Pecinta Alam Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kedisiplinan Kerja Pada Organisasi Pecinta Alam Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 6

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kepuasan Kerja Karyawan.

0 0 17

BAB 1 Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kepuasan Kerja Karyawan.

0 0 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kepuasan Kerja Karyawan.

0 0 4

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kepuasan Kerja Karyawan.

1 3 18

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

0 0 99