T PD 1302276 Chapter3

(1)

Siti Quratul Ain, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena subjek penelitian ini tidak dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol tidak ekivalen, karena tidak adanya pengacakan dalam menentukan subjek penelitian, artinya penelitian tidak membentuk kelas baru berdasarkan pemilihan sampel secara acak. Russefendi (2005) menyatakan bahwa pada kuasi eksperimen, subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya. Menurut Creswell (2012) desain kelompok kontrol tidak ekivalen (non ekivalen control group design) adalah desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseleksi tanpa prosedur acak kemudian kedua kelompok sama-sama diberikan pretest dan posttest, tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang diberikan perlakuan.

Terdapat dua kelompok sampel pada penelitian ini. Kelompok pertama merupakan kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan strategi

Think Talk Write (TTW). Kelompok kedua merupakan kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran langsung. Penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis.

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel bebasnya adalah pembelajaran dengan strategi Think Talk Write. Variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman dan kemampuan representasi matematis. Tujuan penelitian ini adalah menguji strategi Think Talk Write terhadap kemampuan pemahaman dan kemampuan representasi matematis siswa dengan menggunakan desain penelitian (Russefendi, 2010) seperti berikut:

O X O

O O

Keterangan:

O = Pretes dan posttest (tes kemampuan pemahaman dan kamampuan representasi matematis).


(2)

X = Perlakuan (strategi Think Talk Write).

B. Definisi Operasional

Agar dalam pemahaman penulisan ini tidak terjadi kerancuan makna atau salah persepsi, maka dipandang perlu dalam penulisan ini dicantumkan defenisi dari permasalahan yang diangkat.

1. Kemampuan pemahaman matematis

Kemampuan pemahaman matematis adalah prilaku kognitif siswa yang mencakup pengetahuan konsep matematika, prinsip, algoritma dan pengetahuan prosedural. Adapun yang dimaksud jenis pemahaman dalam penelitian ini adalah pemahaman instrumenal, yaitu pemahaman sejumlah konsep yang diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan sederhana. Pemahaman relasional, yaitu termuatnya skema atau struktur yang dapat digunakan siswa pada penyelesaian berbagai masalah yang lebih luas. Indikator yang akan dibahas pada penelitian ini adalah kemampuan untuk mengolah ide tentang pemahaman sebuah konsep dengan berbagai cara.

2. Kemampuan Representasi Matematis

Kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam melakukan pembelajaran matematika yang bersifat abstrak agar menjadi konkrit. Sehingga siswa dapat mengungkapkan ide-ide matematika dalam bentuk gambar, tabel, grafik dan simbol-simbol matematika. Memiliki kemampuan representasi yang baik, menggambarkan bahwa siswa memahami konsep dengan baik, sehingga akan memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah matematis. Dengan sajian benda-benda konkrit akan memberikan kesempatan kepada siswa khususnya untuk siswa SD yang sedang berada pada tahap berpikir konkrit, untuk memahami matematika dengan mengamati, menduga, mengkaji, menganalisis, menemukan, merumuskan, dan membuat kesimpulan. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini yang diadaptasi dan dikembangkan dari NCTM yaitu:


(3)

Siti Quratul Ain, 2014

a. Membuat dan menggunakan representasi untuk mengkomunikasikan gagasan- gagasan matematis.

b. Menyajikan matematika dalam konsep lain representasi yang dilakukan. 3. Strategi Think Talk Write

Think Talk Write adalah strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Strategi think talk write

didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah prilaku sosial. Strategi

think talk write mendorong siswa untuk berpikir, berbicara dan kemudian menuliskan ide yang berkenaan dengan suatu topik. Strategi ini membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan representasi matematis siswa.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV disalah satu SD Negeri di kota Bandung. Dalam hal ini sekolah dipilih dengan pertimbangan (1) Sekolah yang memiliki kualitas sedang, kemampuan siswa heterogen (2)pembagian kelas tidak dibedakan dengan kelas unggulan dan kelas biasa, sehingga kemampuan siswa pada setiap kelas di sekolah tersebut tidak jauh berbeda. Karena tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Bandung. Pemilihan kelas IV didasarkan atas pertimbangan bahwa siswa kelas IV dianggap peneliti memenuhi prasyarat yang cukup untuk menjadi objek penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis yang dilakukan dalam bentuk

pretest dan posttest. Pretest diselenggarakan menjelang atau pada awal penyelenggaraan suatu program pembelajaran. Tujuan penyelenggaraan pretest ini adalah untuk mengukur tingkat kemampuan awal peserta tes sebelum atau pada


(4)

awal kegiatan pembelajaran. Sedangkan posttest diselenggarakan menjelang atau pada akhir penyelenggaraan program pembelajaran. Tujuan penyelenggaraannya adalah untuk mengukur tingkat kemampuan pembelajaran dalam bidang pembelajaran pada akhir program, baik secara keseluruhan maupun secara perseorangan.

1. Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Tes untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa ini berupa soal-soal uraian. Penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal, kemudian menulis soal dan alternatif jawaban. Skor yang diberikan pada setiap jawaban siswa ditentukan berdasarkan pedoman penskoran.

Untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis disusun suatu instrumen berdasarkan indikator kemampuan pemahaman, yaitu pemahaman instrumenal, yang mencakup kemampuan pemahaman konsep tanpa kaitan dengan yang lainnya dan dapat melakukan perhitungan sederhana. Pemahaman relasional, yang mencakup kemampuan menyusun strategi penyelesaian yang dapat mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya atau beberapa konsep yang saling berhubungan.

Pedoman penskoran kemampuan pemahaman matematis berpedoman pada

Holistic Scoring Rubrics yang dikemukakan oleh Cai, Lane, Jacabcsin (1996) yang kemudian diadaptasi seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

SKOR RESPON SISWA

0 Tidak menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal matematika.

1 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika sangat terbatas, jawaban sebagian besar terdapat perhitungan yang salah.

2 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika kurang lengkap, jawaban sebagian besar terdapat perhitungan yang salah.

3 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara lengkap, perhitungan secara umum benar, tetapi terdapat sedikit


(5)

Siti Quratul Ain, 2014

kesalahan.

4 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara lengkap, penggunaan algoritma secara lengkap dan benar.

Untuk memperoleh instrumen tes (pretest dan posttest) yang baik, maka soal-soal tersebut diujicobakan agar dapat diketahui tingkat validitas dan reliabilitas.

2. Tes Kemampuan Representasi Matematis

Proses representasi dalam matematika merupakan hal yang sama pentingnya dalam proses dan materi matematika itu sendiri. Tes untuk mengukur kemampuan representasi matematis siswa ini berupa soal-soal uraian. Penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal, kemudian menulis soal dan alternatif jawaban. Skor yang diberikan pada setiap jawaban siswa ditentukan berdasarkan pedoman penskoran.

Tabel 3.2

Penskoran Tes Kemampuan Representasi Matematis

Skor Mengkomunikasikan

/menjelaskan

Menyatakan/ menggambar

Ekspresi matematis/ penemuan

0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan ketidakpahaman 1 Hanya sedikit dari

penjelasan yang benar.

Hanya sedikit dari diagram, gambar tetapi kurang lengkap dan benar.

Hanya sedikit dari model matematika yang benar.

2 Penjelasan secara matematis masuk akan namun hanya sebagian lengkap dan benar.

Melukiskan diagram gambar tetapi kurang lengkap dan benar.

Menemukan model matematika dengan benar namun salah dalam mendapatkan solusi. 3 Penjelasan secara

matematis masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis atau terdapat sedikit kesalahan bahasa.

Melukiskan diagram, gambar secara lengkap dan benar.

Menemukan model matematika dengan benar kemudian melakukan perhitungan atau mendapat solusi secara benar.

4 Penjelasan secara

matematis masuk akal dan jelas serta tersusun secara logis.

Melukiskan diagram, gambar secara lengkap dan benar.

Menemukan model matematika dengan benar kemudian melakukan perhitungan atau


(6)

mendapatkan solusi secara benar dan lengkap. Sumber: Cai,Lane dan Jacabscin

E. Jadwal Kegiatan Penelitian

Adapun rencana jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Nov-Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli 1 Pembuatan proposal

2 Seminar proposal 3 Manyusun instrumen

penelitian

4 Pelaksanaan KBM di kelas Eksperimen

5 Pengumpulan data 6 Pengolahan data 7 Penulisan

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui tes kemampuan pemahaman matematis dan tes kemampuan representasi matematis. Data yang berkaitan dengan kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis siswa tersebut dikumpulkan dengan tes dalam bentuk uraian (pretest dan postest).

G. Teknik Pengolahan data 1. Validitas Intrumen

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut secara tepat dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto,2012). Dalam penelitian ini digunakan uji validitas empiris (empirical validity). Validitas empiris adalah validitas yang ditinjau dari kriteria tertentu. Kriteria ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien validitas instrumen. Perhitungan validitas empiris ini menggunakan korelasi product-moment dengan rumus sebagai berikut.


(7)

Siti Quratul Ain, 2014

  } ) ( }{ { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY Keterangan:

rxy = koefisien validitas antara variabel X dan variabel Y

X = jumlah skor uji coba Y = jumlah skor ulangan harian N = jumlah subyek

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan pengolahan data menggunakan Anates V.4 For Windows . Klasifikasi untuk menginterpretasikan besarnya koefisien (Suherman, 2003) sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria koefesien korelasi validitas Koefesien Korelasi Interpretasi

0,90< rxy<1,00 Derajat validitasnya sangat tinggi

0,70< rxy<0,90 Derajat validitasnya tinggi (baik)

0,40< rxy<0,70 Derajat validitasnya sedang

(Cukup)

0,20< rxy<0,40 Derajat validitasnya rendah

(kurang)

0,00 <rxy<0,20 Derajat validitasnya sangat rendah

Pengujian validitas tes dalam penelitian ini menggunakan Anates V.4 For Windows. Hasil perhitungan diperoleh secara langsung nilai koofesien korelasi (rxy), maka langkah selanjutnya adalah membandingkan rxy dengan rkritis. Tiap item tes dikatakan valid apabila taraf signifikansi α=0,05, dengan derajat kebebasan

(dk-2), nilai rhitung lebih besar dari rkritis. Untuk jumlah siswa (N)= 33, rkritis yang digunakan pada taraf signifikansi α=0,05 adalah 0,344.

Kriteria pengujiannya:

Jika pearson correlation≥ rkritis (0,344) maka butir soal valid.

Jika pearson correlation < rkritis (0,344) maka butir soal tidak valid. Tabel 3.5

Rekapitulasi Pengembangan Instrumen Kemampuan Pemahaman Matematis Nomor Soal Nilai rxy Interpretasi

1 0,749 Validitas tinggi

2 0,449 Validitas cukup

3 0,850 Validitas sangat tinggi

4 0,587 Validitas cukup

5 0,482 Validitas cukup


(8)

Tabel 3.6

Rekapitulasi Pengembangan Instrumen Kemampuan Representasi Matematis Nomor Soal Nilai rxy Interpretasi

6 0,713 Validitas tinggi

7 0,643 Validitas tinggi

8 0,770 Validitas tinggi

9 0,689 Validitas tinggi

Dari tabel 3.5 dan 3.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba instrumen kemampuan pemahaman dan representasi matematis sudah memenuhi kriteria minimum kevalidan. Sehingga instrumen yang digunakan sudah valid dan bisa digunakan untuk instrumen penelitian.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten,ajeg). Hasil pengukuran itu baru tetap sama (relatif sama) jika pengukuran yang diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda. Waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda pula. Tidak terpengaruh oleh prilaku, situasi dan kondisi. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel (Suherman, 2011).

Rumus yang digunakan untuk mencari koefesien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Cronbach-Alpha. Instrumen dikatakan reliabel apabila r

hitung ≥ r kritis. Untuk jumlah siswa (N)=33, r kritis yang digunakan pada taraf signifikansi α=0,05 adalah 0,344. Perhitungannya menggunakan rumus sebagai

berikut ini (Suherman, 2003).

Keterangan

= Reliabilitas instrumen

N = Banyak butir soal (item)

= Jumlah variansi butir soal

= Varians total

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolak ukur yang ditetapkan J.P Guilford (Suherman, 2003) pada tabel 3.7. berikut:


(9)

Siti Quratul Ain, 2014

Tabel 3.7.

Interpretasi koefesien korelasi reliabilitas

Interval Interpretasi

0,90≤ r11<1,00 Reliabilitas Sangat tinggi

0,70≤ r11<0,90 Reliabilitas tinggi

0,40≤r11<0,70 Reliabilitas sedang (Cukup)

0,20≤ r11<0,40 Reliabilitas rendah

r11≤0,20 Reliabilitas sangat rendah

. Adapun rangkuman hasil uji reliablitias instrumen dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut :

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Pemahaman dan Representasi Matematis

Jenis tes Koefesien reliabilitas Interprestasi

Kemampuan pemahaman matematis 0,57 Sedang

Kemampuan representasi matematis 0,56 sedang

Berdasarkan tabel 3.8 di atas, dapat diketahui bahwa koefesien reliabilitas tes kemampuan pemahaman dan representasi matematik lebih besar dari r kritis (0,344) sehingga instrumen sudah memenuhi kriteria minimum tingkat reliabilitas tes dengan tingkat reliabilitasnya berada pada kategori sedang. Dari data hasil uji coba validitas dan reliabilitas yang sudah dipaparkan pada tabel 38 dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut sudah bisa dipergunakan untuk kepentingan penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini dijelaskan tentang teknik analisis data yang dilakukan. Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan bantuan program

Software SPSS 21 for windows dan Microsoft Excel. Data hasil tes kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis siswa dianalisis berdasarkan pengolahan data kuantitatif yang berupa hasil tes kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis siswa. Untuk menentukan uji statistik yang digunakan, terlebih dahulu diuji normalitas data dan homogenitas variansi.


(10)

Menghitung besarnya peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis siswa yang diperoleh dari skor pretest dan

postest. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis, peneliti menganalisis data hasil tes dengan normalitas gain yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Herlan, 2006 hlm. 60)

Kriteria normalisasi gain menurut Hake adalah sebagai berikut : Tabel 3.9

Klasifikasi gain <g> Ternormalisasi Normalized gain Kriteria

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

1. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada skor

pretest, posttest dan N-gain pada kelas yang memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write dan pembelajaran langsung. Dalam uji normalitas ini digunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan kriteria uji sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p-value)< (α=0,05), maka Ho ditolak.

Jika nilai signifikansi (p-value)≥ (α=0,05), maka H1 diterima.

Adapun rumusan hipotesisnya adalah:

Ho : Skor kemampuan matematis berdistribusi normal.

H1 : Skor kemampuan matematis tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Varians

Pengujian antara kelas penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelas sama atau berbeda. Selain itu, pengujian ini dilakukan untuk pengolahan data selanjutnya apakah menggunakan uji t atau uji t’. Uji


(11)

Siti Quratul Ain, 2014

statistik dalam melakukan uji homogenitas menggunakan uji levene dengan kriteria uji sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p-value)< (α=0,05), maka Ho ditolak.

Jika nilai signifikansi (p-value)≥ (α=0,05), maka H1 diterima.

Adapun rumusan hipotesisnya adalah: Ho : Varians kedua kelompok homogen.

H1 : Varians kedua kelompok tidak homogen.

3. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) secara signifikan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dilakukan terhadap data skor hasil pretest, posttest dan N-gain. Jika skor berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka pengujiannya dilakukan uji t. Adapun untuk data yang berdistribusi normal akan tetapi tidak memiliki varians yang homogen, maka pengujiannya

menggunakan uji t’. Sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal, maka pengujiannya menggunakan statistik non-parametrik, yaitu menggunakan uji Mann-Whitney U.

4. Melakukan uji perbedaan rata-rata skor N-gain kemampuan pemahaman dan representasi matematis siswa. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t yaitu

Independent Sample t-test. Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk melihat perbedaan peningkatan antara dua rata, dalam hal ini antara rata-rata data kelas eksperimen dan rata-rata-rata-rata data kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 akan dilakukan analisis statistik pengujian perbedaan rata-rata dua sampel.


(12)

Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka hipotesis statistik yang akan di uji adalah:

Ho : Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

H1 : Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan Pembelajaran langsung.

Dengan hipotesis statistiknya adalah: Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 > μ2

Hipotesis 2

Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka hipotesis statistik yang akan di uji adalah:

Ho : Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

H1 : Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang


(13)

Siti Quratul Ain, 2014

daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan Pembelajaran langsung.

Dengan hipotesis statistiknya adalah: Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 > μ2

I. Prosedur penelitian

Gambaran umum prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pengidentifikasian masalah dan tujuan penelitian

Penyusunan istrumen

Perbaikan instrumen Uji coba instrumen

Analisis uji coba instrumen

Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Perlakuan kelas kontrol dengan pembelajaran

langsung Perlakuan kelas eksperimen

dengan strategi Think Talk Write


(14)

Diagram 3.1

Alur penelitian strategi Think Talk Write dan pembelajaran langsung

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Tahap persiapan

a. Melakukan studi kepustakaan mengenai pembelajaran dengan penggunakan strategi Think Talk Write, kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis.

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP (terlampir pada lampiran A2 dan A4)

c. Menyusun instrumen penelitian yang disertai dengan proses bimbingan dengan dosen pembimbing.

d. Melakukan uji coba terhadap instrumen tes, kemudian menganalisis validitas dan reliabilitas instrumen tes tersebut.

e. Memilih populasi dan sampel.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian, hal pertama yang dilakukan peneliti adalah menentukan kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran strategi

Think Talk Write dan kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran langsung. Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 7 pertemuan dengan rincian: 5 pertemuan untuk proses pembelajaran dan pertemuan lainnya masing-masing untuk pretest dan postest. Pretest dilakukan pada pertemuan pertama, sebelum proses pembelajaran. Lima pertemuan berikutnya dilakukan proses pembelajaran, dengan menggunakan strategi Think Talk Write dan

Analisis data

Kesimpulan

Postest kelas eksperimen dan kelas kontrol


(15)

Siti Quratul Ain, 2014

pembelajaran langsung. Pertemuan terakhir dilakukan postest pada siswa dikedua kelas.

3. Tahap evaluasi

Hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) di kedua kelas A dan B di analisis secara statistik deskriptif menggunakan panduan penilaian yang telah disiapkan agar dapat gambaran yang jelas. Evaluasi yang dilakukan berbentuk tes tertulis.


(1)

Menghitung besarnya peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis siswa yang diperoleh dari skor pretest dan

postest. Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis, peneliti menganalisis data hasil tes dengan normalitas gain yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Herlan, 2006 hlm. 60)

Kriteria normalisasi gain menurut Hake adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9

Klasifikasi gain <g> Ternormalisasi

Normalized gain Kriteria

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

1. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada skor

pretest, posttest dan N-gain pada kelas yang memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write dan pembelajaran langsung. Dalam uji normalitas ini digunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan kriteria uji sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p-value)< (α=0,05), maka Ho ditolak.

Jika nilai signifikansi (p-value)≥ (α=0,05), maka H1 diterima.

Adapun rumusan hipotesisnya adalah:

Ho : Skor kemampuan matematis berdistribusi normal.

H1 : Skor kemampuan matematis tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Varians

Pengujian antara kelas penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelas sama atau berbeda. Selain itu, pengujian ini dilakukan untuk pengolahan data selanjutnya apakah menggunakan uji t atau uji t’. Uji


(2)

statistik dalam melakukan uji homogenitas menggunakan uji levene dengan kriteria uji sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi (p-value)< (α=0,05), maka Ho ditolak.

Jika nilai signifikansi (p-value)≥ (α=0,05), maka H1 diterima.

Adapun rumusan hipotesisnya adalah: Ho : Varians kedua kelompok homogen.

H1 : Varians kedua kelompok tidak homogen.

3. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) secara signifikan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dilakukan terhadap data skor hasil pretest, posttest dan N-gain. Jika skor berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka pengujiannya dilakukan uji t. Adapun untuk data yang berdistribusi normal akan tetapi tidak memiliki varians yang homogen, maka pengujiannya menggunakan uji t’. Sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal,

maka pengujiannya menggunakan statistik non-parametrik, yaitu

menggunakan uji Mann-Whitney U.

4. Melakukan uji perbedaan rata-rata skor N-gain kemampuan pemahaman dan representasi matematis siswa. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t yaitu

Independent Sample t-test. Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk melihat perbedaan peningkatan antara dua rata, dalam hal ini antara rata-rata data kelas eksperimen dan rata-rata-rata-rata data kelas kontrol. Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 akan dilakukan analisis statistik pengujian perbedaan rata-rata dua sampel.


(3)

Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka hipotesis statistik yang akan di uji adalah:

Ho : Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

H1 : Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan Pembelajaran langsung.

Dengan hipotesis statistiknya adalah: Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 > μ2

Hipotesis 2

Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

Berdasarkan hipotesis penelitian, maka hipotesis statistik yang akan di uji adalah:

Ho : Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

H1 : Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang


(4)

daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan Pembelajaran langsung.

Dengan hipotesis statistiknya adalah: Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 > μ2

I. Prosedur penelitian

Gambaran umum prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut. Pengidentifikasian masalah dan

tujuan penelitian

Penyusunan istrumen

Perbaikan instrumen Uji coba instrumen

Analisis uji coba instrumen

Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Perlakuan kelas kontrol dengan pembelajaran

langsung Perlakuan kelas eksperimen

dengan strategi Think Talk Write


(5)

Diagram 3.1

Alur penelitian strategi Think Talk Write dan pembelajaran langsung Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Tahap persiapan

a. Melakukan studi kepustakaan mengenai pembelajaran dengan

penggunakan strategi Think Talk Write, kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan representasi matematis.

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP (terlampir pada lampiran A2 dan A4)

c. Menyusun instrumen penelitian yang disertai dengan proses bimbingan dengan dosen pembimbing.

d. Melakukan uji coba terhadap instrumen tes, kemudian menganalisis validitas dan reliabilitas instrumen tes tersebut.

e. Memilih populasi dan sampel. 2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian, hal pertama yang dilakukan peneliti adalah menentukan kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran strategi

Think Talk Write dan kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran langsung. Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 7 pertemuan dengan rincian: 5 pertemuan untuk proses pembelajaran dan pertemuan lainnya masing-masing untuk pretest dan postest. Pretest dilakukan pada pertemuan pertama, sebelum proses pembelajaran. Lima pertemuan berikutnya dilakukan proses pembelajaran, dengan menggunakan strategi Think Talk Write dan

Analisis data

Kesimpulan

Postest kelas eksperimen dan kelas kontrol


(6)

pembelajaran langsung. Pertemuan terakhir dilakukan postest pada siswa dikedua kelas.

3. Tahap evaluasi

Hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) di kedua kelas A dan B di analisis secara statistik deskriptif menggunakan panduan penilaian yang telah disiapkan agar dapat gambaran yang jelas. Evaluasi yang dilakukan berbentuk tes tertulis.