S MBS 0901089 Chapter3
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian merupakan suatu investigasi yang terorganisasi, yang dilakukan untuk menyajikan suatu informasi dan memecahkan masalah (Asep Hermawan, 2009:14). Sedangkan objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan dengan hal-hal lain jika dianggap perlu (Husein Umar, 2008:303).
Penelitian ini menggunakan pendekatan integrated marketing
communication khususnya mengenai kinerja storytelling dalam mempertahankan
ekuitas merek. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel eksogen
(independent variable) yaitu storytelling (X) yang meliputi aksi, komunikasi, transmisi nilai, dan pengetahuan. Sedangkan untuk objek penelitian yang menjadi variabel endogen (dependent variable) yaitu ekuitas merek (Y), yang meliputi
Brand Loyalty, Brand Awareness, dan Perceived Quality.
Objek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Komunitas Coca Cola Indonesia dan @Cocacola_id. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai kinerja storytelling dalam meningkatkan ekuitas merek minuman ringan bersoda Coca Cola.
(2)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang lebih tepat untuk digunakan adalah cross sectional
(3)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
method. Menurut Husein Umar (2008:45) menjelaskan bahwa, “Metode cross
sectional yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”. Selain itu metode cross sectional dijelaskan sebagai pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali dalam satu periode waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-shot atau cross sectional (Maholtra, 2009:101).
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis (Sugiyono, 2008:1).
Berdasarkan jenis variabel yang diteliti maka penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010:11) menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain”. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran, sesuai
(4)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan rumusan masalah maka dapat diperoleh deskripsi mengenai, gambaran penerapan kinerja storytelling pada minuman ringan bersoda merek Coca Cola, dan gambaran ekuitas merek dalam mengkonsumsi produk minuman ringan bersoda merek Coca Cola.
Adapun penelitian verifikatif diterangkan oleh Maholtra (2009:104) yaitu “Penelitian untuk menguji pengujian kebenaran kausal, yaitu hubungan antara variabel independen dengan dependen”. Berdasarkan pengertian menurut ahli maka, dalam penelitian ini tujuan verifikatif yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh penerapan kinerja Storytelling dalam meningkatkan ekuitas merek minuman ringan bersoda merek Coca Cola.
Berdasarkan uraian penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei atau explanatory survey yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan cara pengujian hipotesis.
Menurut Ker Linger dalam Sugiyono (2010:17) menjelaskan metode survei adalah,
Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.
Menurut Maholtra (2010:96) menyatakan bahwa, “Explanatory survey
dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti
(5)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut”. Explanatory survey dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) melalui kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi yang diteliti terhadap penelitian.
3.3 Operasional Variabel
Operasionalisasi variabel menurut Sugiyono (2011:38) menyatakan bahwa “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas/independent variable (X)
Menurut Sugiyono (2011:39) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Storytelling.
2. Variabel terikat/dependent variable (Y)
Menurut Sugiyono (2011:39) menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ekuitas merek.
(6)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada operasionalisasi variabel terdapat indikator, ukuran dan skala yang bertujuan untuk mendefinisikan serta mengukur variabel. Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
TABEL 3. 1
OPERASIONAL VARIABEL VARIABEL/ SUB VARIABEL KONSEP VARIABEL/ SUB VARIABEL
INDIKATOR INDIKATOR UKURAN SKALA NO.
ITEM
1 2 3 4 5 6 7
Storytelling
(X)
Menurut Bryan A.
The New Digital Storytelling
.USA:ABC-Clio.
Storytelling adalah cerita narasi atas kejadian atau rangkaian kejadian yang dibentuk dengan cara untuk menarik khalayak, baik pembaca, pendengar, maupun penonton. Cerita adalah rangkaian konten yang
berlabuh pada suatu masalah yang bisa mengikat khalayak dengan emosi dan pengertian.
Storytelling
mencakup fiksi maupun non fiksi. Penggunaan
Aksi Cerita harus menggambarkan perubahan sukses yang
diimplemantasikan pada masa lalu namun
membiarkan pembaca membayangkan bagaimana hal itu bisa bekerja dalam situasi mereka. Tingkat kreativitas dan ide dalam menulis cerita Coca Cola.
Interval 1
Tingkat kepahaman seseorang dalam membaca isi cerita Coca Cola
Interval 2
Komunikasi Cerita harus menyediakan drama yang berkaitan dengan khalayak dan mengungkap kekuatan atau kerentanan dari masa lalu. Tingkat cerita yang menyediakan drama berkaitan dengan khalayak sehingga isi cerita menarik untuk dibaca
Interval 3
Tingkat cerita cerita yang disampaikan dapat dipercaya.
(7)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Storytelling dalam
pemasaran merupakan salah satu contoh cerita non fiksi.
Pemasaran digunakan untuk menjual cerita suatu produk.(2011:13). Tranmisi Nilai Cerita harus menjadi familiar dengan khalayak sehingga mendorong khalayak untuk berdiskusi
mengenai isu yang diangkat oleh nilai.
Tingkat cerita yang familiar
yang diangkat
oleh nilai. Interval 5
Tingkat cerita yang dapat memotivasi setelah membacanya
Interval 6
Pengetahuan Cerita harus fokus pada kesalahan yang dibuat dan ditunjukkan pada beberapa detail bagaimana hal itu diperbaiki dengan penjelasan bagaimana solusi bekerja. Tingkat cerita yang berguna dan bermanfaat untuk dibaca khalayak.
Interval 7
Tingkat cerita yang berfokus pada kesalahan dan kemudian dapat diperbaiki secara detail. Interval 8 Ekuitas Merek (Y) Menurut Kotler&Keller Ekuitas Merek adalah nilai tambah yang diberkahi pada produk dan jasa. Ini dapat tercermin
dalam cara
konsumen berpikir, merasa, dan bertindak
sehubungan dengan merek, serta dalam harga, pangsa pasar,
Brand Awareness Seberapa nama merek mampu disebutkan oleh konsumen atau kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu. Tingkat kepuasan dalam mengkonsumsi minuman ringan
bersoda . Interval 9 Tingkat kepuasan pelanggan dalam kemudahan mendapatkan minuman ringan bersoda
(8)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan profitabilitas perintah merek. (2012:263) Perceived Quality Persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkapkan Tingkat kemenarikan desain dan kualitas merek Coca Cola
Interval 11
Tingkat penilaian pelanggan terhadap harga dengan merek Coca Cola yang sesuai dengan kualitas.
Interval 12
Brand Loyalty Sikap senang terhadap produk yang direpresentasikan dalam bentuk pembelian yang konsisten terhadap merek sepanjang waktu. Tingkat ketertarikan pelanggan akan membeli kembali produk minuman berkarbonasi Coca Cola
Interval 13
Tingkat ketertarikan pelanggan yang akan
menyarankan orang lain untuk mengkonsumsi minuman ringan bersoda
Interval 14
Tingkat kesesuaian harga dengan merek minuman bersoda merek Coca Cola
Interval 15
(9)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.4 Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Menurut Sugiyono (2012:137) menjelaskan bahwa,
Sumber data penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan data sekunder. Sekunder data primer adalah sumber data yang langsung meberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data pengumpul data
Sedangkan menurut Malhotra (2009:120) mengungkapkan definisi data primer dan sekunder, antara lain:
1. Data primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu survei pada Komunitas Coca Cola Indonesia dan @Cocacola_id.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dengan maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mengeluarkan biaya yang relatif mahal. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah artikel, jurnal, serta situs web di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
(10)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner kepada Komunitas Coca Cola Indonesia dan @Cocacola_id. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui berbagai sumber, diantaranya jurnal-jurnal ilmiah, artikel-artikel majalah, serta situs web di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
Lebih jelasnya mengenai data sekunder dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 sebagai berikut
TABEL 3. 2
JENIS DAN SUMBER DATA
No. Jenis Data Sumber Data Kategori
Data
1. Pertumbuhan Industri Minuman Ringan Siap Saji di Indonesia
Euromonitor, data diolah oleh ASRIM (Asosiasi Industri Minuman Ringan)
Sekunder
2. Tingkat konsumsi minuman ringan di Indonesia
Modifikasi dari www.foodreview.biz Sekunder
3. Pangsa Pasar Minuman Ringan Berkarbonasi Di Indonesia
Modifikasi dari majalah Marketing 12/XII/Desember 2012
Sekunder
4. Perusahaan Perusahaan Minuman Ringan Berkarbonasi
Modifikasi dari www.cocacolaamatil.co.id
dan www.pepsico.com
Sekunder
5. Perbandingan kinerja produk personal minuman ringan berkarbonasi
Modifikasi dari majalah SWA edisi 16/XXV/27 JULI-5 AGUSTUS 2010, SWA edisi 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA edisi 11/XXVIII/20 SEP- 3 OKT 2012.
Sekunder
6. Strategi promosi yang dilakukan oleh coca cola
(11)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7. Strategi storytelling pada beberapa perusahaan
Modifikasi dari http://the-marketeers.com dan www.indofood.com
Sekunder
8. Brand share produk
minuman berkarbonasi 2010-2012
Majalah SWA edisi 15/XXVII/18-27 JULI 2011 dan SWA edisi 11/XXVIII/20 SEP- 3 OKT 2012
Sekunder
9. Trend Top Brand Index
merek-merek minuman ringan berkarbonasi.
www.topbrand-award.com Sekunder
10. Tanggapan responden terhadap kinerja
Storytelling
Responden Primer
11. Tanggapan responden terhadap Brand Equity
Responden Primer
Sumber: berdasarkan hasil pengolahan data 2013
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi
Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting untuk mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengambil keputusan dalam menguji hipotesis. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80).
Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Seorang peneliti harus menentukan secara jelas mengenai
(12)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sasaran penelitiannya yang disebut dengan populasi sasaran (target population),
yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan.
Berdasarkan peng ertian populasi menurut ahli, maka yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini adalah Komunitas Coca Cola Indonesia dan @Cocacola_id.
TABEL 3. 3
DATA POPULASI COCA COLA DI KOMUNITAS COCA COLA INDONESIA DAN @COCACOLA_ID (per september 2013)
Komunitas Jumlah
Coca cola Indonesia 73.106.064
@Cocacola_id 14.831
Total 73.120.895
Sumber : Facebook Coca Cola Indonesia dan Twitter @Cocacola_id (per September 2013)
3.5.2 Sampel
Dalam mengambil suatu sampel dari popilasi harus benar benar representatif atau mewakili. Sugiyono (2010:116) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2009:131) mendefinisikan, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Suatu penelitian tidak mungkin keseluruhan populasi diteliti. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu. Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang tidak diteliti atau representatif.
(13)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pengertian sampel yang dikemukakan beberapa ahli, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komunitas Coca Cola Indonesia dan @Cocacola_id. Dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dari Harun Al Rasyid (1994:44), yaitu:
(Harun Al Rasyid, 1994:44)
Sedangkan n0 dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut :
[
]
²(Harun Al Rasyid, 1994:44)
N = populasi
n = banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit
s = simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi dengan menggunakan Deming’s Emperical Rule
=Bound of error yang bisa ditolerir atau dikehendaki sebesar 5%
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari jumlah populasi yang ada yaitu sebagai berikut :
a. Distribusi skor berbentuk kurva distribusi
b. Jumlah item = 15
(14)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Nilai terendah skor responden : (15 x 1) = 15
e. Rentang= nilai tertinggi – nilai terendah = 105 – 15 = 90
f. S = simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi ( populasi standar deviasi ) diperoleh :
S= (0.24)(90) = 21.6
Diperoleh S= (0.24)berdasarkan pengamatan dari jawaban responden yang berbentuk yang condong miring ke kanan , artinya jawaban responden kebanyakan ada di skor 4.
g. Dengan derajat kepercayaan = 95% dimana α = 5%
α
Z 1 – = Z 0,975 = 1,96 2
(lihat tabel Z, yaitu tabel normal baku akan diperoleh nilai 1.96)
Adapun perhitungan ukuran sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mencari nilai n0 lebih dahulu, yaitu :
Nilai n0 sudah diketahui yaitu sebesar 71,67 setelah itu kemudian dilakukan
penghitungan untuk mencari nilai n untuk mencari jumlah sampel yang akan diteliti.
(15)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu TABEL 3. 4
SAMPEL KOMUNITAS COCA COLA INDONESIA DAN @COCACOLA_ID
Komunitas Coca Cola Indonesia @COCACOLA_ID
N = 73.106.064 n0 = 71, 67 N = 14.831 n0 = 71, 67
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Berdasarkan perhitungan mengenai sampel, maka ukuran sampelnya untuk komunitas Facebook 60% karena lebih besar populasinya dan twitter 40% dari komunitas Coca Cola Indonesia dan @CocaCola_ID adalah sebesar 72. Menurut Winarno Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Kemudian agar sampel yang digunakan representatif, maka pada penelitian ini ditentukan sampel yang berjumlah 75 orang dalam komunitas di Facebook dan Twitter.
Jadi dapat dihitung bahwa 60% dari komunitas facebook adalah 45 orang dan 40% dari komunitas twitter adalah 30 orang.
1.5.3Teknik Penarikan Sampel
Sugiyono (2010:116) menyatakan bahwa, “Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:116), “Teknik
(16)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya”.
Sebuah teknik sampling dapat diklasifikasikan sebagai non probabilitas
dan probabilitas (Maholtra, 2009:375). Sampel probability merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel, sedangkan sampel non probability kebalikan dari
probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama
dan pemilihan sampel bersifat objektif. Sampel probability memiliki empat jenis teknik penarikan yaitu Simple Random Sampling, Sistematic Sampling,
Stratification Sampling dan Cluster Sampling. Sedangkan sampel non probability
memiliki tiga jenis teknik penarikan yaitu Convinience Sampling, Purposive Sampling, Snowball Sampling.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability yaitu
simple random sampling, karena semua populasi dari Komunitas Coca Cola
Indonesia dan @Cocacola_id yang memiliki kesempatan untuk terpilih sebagai sampel secara acak oleh peneliti. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Maholtra (2009:380) yaitu,
Dalam sampling acak sederhana setiap unsur dalam populasi memiliki probabilitas yang sama dikenal dan seleksi. Selanjutnya, setiap sampel yang mungkin dari suatu ukuran tertentu (n) memiliki probabilitas yang sama dikenal dan menjadi sampel benar-benar dipilih. Implikasi dalam prosedur sampling acak adalah bahwa setiap elemen dipilih secara independen dari setiap elemen.
(17)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Teknik simple random sampling digunakan apabila populasi yang diteliti dianggap homogen (Suharsimi Arikunto, 2009:134). Maka peneliti memberikan kesempatan yang sama bagi subjek untuk terpilih.
1.5.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010:224), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data”. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya:
1. Studi Literatur
Studi literatur merupakan pengumpulan data dan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian seperti teori-teori yang sesuai dengan variabel Storytelling dan ekuitas merek. Studi literatur penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber yaitu:
1) Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Parahyangan (UNPAR)
2) Skripsi
3) Jurnal Ekonomi dan Bisnis 4) Media Cetak (Majalah) 5) Media Elektronik (Internet)
(18)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang akan digunakan menjadi landasan teori masalah yang diteliti. Dalam kepustakaan ini penulis membaca dan mempelajari buku-buku, literatur, jurnal, skripsi dan materi lainnya yang berhubungan dengan variabel yang diteliti yaitu Storytelling dan ekuitas merek.
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data mengenai penyebaran seperangkat daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis secara online kepada responden, yaitu Komunitas Coca Cola Indonesia dan @Cocacola_id. Dalam kuesioner ini terdapat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
Storytelling sebagai variabel X dan ekuitas merek sebagai variabel Y. Kemudian responden dapat memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut:
1) Menyusun kisi-kisi angket pertanyaan
2) Merumuskan item-item pertanyaan serta alternatif jawaban. Jenis instrument yang digunakan dalam angket merupakan instrument yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.
(19)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala interval.
Langkah-langkah penyebaran kuesioner secara online adalah sebagai berikut:
a. Menyusun daftar pertanyaan secara online menggunakan Google Drive, kunjungi drive.google.com kemudian login menggunakan akun Google, Pilih Create, Form untuk memulai kuesioner online. b. Setelah kuesioner online selesai, kemudian dilakukan penyebaran
kuesioner dan alamat web kuesioner tersebut,
1. Melakukan Share di fanpage Facebook Komunitas Coca Cola Indonesia.
2. Mengirim aplikasi kuesioner kepada responden dan teman yang sudah menjadi Komunitas Facebook Coca Cola Indonesia dan pengikut (followers) Twitter @CocaCola_id untuk diisi, karena memiliki kemungkinan yang besar dalam berpartisipasi untuk menulis cerita di fanpage tersebut.
c. Setelah responden mengisi kuesioner maka data secara otomatis masuk ke Google Drive.
(20)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembenntuk hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Untuk menguji layak atau tidaknya instrument penelitian (kuesioner) yang disebarkan kepada responden dilakukan dua tahap pengujian yakni validitas dan realibilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data yang valid dan reliabel. Oleh karena itu dibutuhkan instrument penelitian yang valid dan reliabel. Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penlitian (Sugiyono, 2010:455).
Uji validitas dan reabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software computer program SPSS (Statistical Product for Service Solution).
3.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan dan kesahihan atau keahlian suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2010:168).
Tipe validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor
(21)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total tersebut merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Berdasarkan ukuran statistik, apabila skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen dalam penelitian ini adalah rumus Korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
= ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Sumber: Sugiyono (2010:255) Keterangan :
r : Koefisien validitas item yang dicari X : Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y : Skor total
∑ X : Jumlah Skor dalam distribusi X ∑ Y : Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ X² : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑ Y² : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
(22)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari rtabel atau rhitung > rtabel.
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika r hitung lebih kecil atau sama dengan r tabel atau rhitung ≤ rtabel.
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for Windows. Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan tabel 3.5 berikut ini.
TABEL 3. 5
INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi
Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang
Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tinggi Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi
Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010:245)
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divaliditasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya responden yang sama.
Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :
(23)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
√ √ ; db = n-2
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 taraf signifikan
α=0,05.
2. Jika thitung≥ ttabel maka soal tersebut valid.
3. Jika thitung< ttabel maka soal tersebut tidak vali
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian, dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya terukur. Pada penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen Storytelling sebagai variabel X dan ekuitas merek. Jumlah pertanyaan untuk variabel X adalah 8 item pertanyaan variabel Y berjumlah 7 pertanyaan. Berikut tabel 3.6 hasil uji validitas variabel storytelling.
TABEL 3. 6
HASIL UJI VALIDITAS STORYTELLING
NO. PERNYATAAN rhitung rtabel KET
Storytelling
1. Aksi
1. Ketertarikan menulis cerita yang terdapat di
facebook,dan twitter tersebut
0, 899 0,374 Valid 2. Informasi cerita yang disampaikan dalam
facebook,dan twitter tersebut .
0, 928 0,374 Valid
2. Komunikasi
3. Kemenarikan cerita yang dapat disampaikan dalam facebook, twitter, menarik
0, 899 0,374 Valid
4. Pesan cerita yang disampaikan dalam website, facebook,dan twitter yang dapat dipercaya
(24)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
NO. PERNYATAAN rhitung rtabel KET
3. Tranmisi nilai
5. Cerita yang disampaikan dalam, facebook,dan
twitter, familiar sesuai dengan keseharian
0, 918 0,374 Valid 6. Cerita yang terkandung dalam facebook dan
twitter seseorang dapat terdorong untuk menjadi
pribadi yang lebih baik lagi.
0, 878 0,374 Valid
4. Pengetahuan
7. Cerita yang terdapat dalam facebook,dan twitter
berguna dan bermanfaat untuk dibaca.
0, 801 0,374 Valid 8. Cerita yang terdapat dalam facebook,dan twitter
berfokus pada kesalahan dan kemudian dapat diperbaiki secara detail.
0, 836 0,374 Valid
Sumber : Hasil pengolahan Data 2013 (menggunakan SPSS 21.0 For Windows) Berdasarkan kuesioner yang diuji 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas (df) n-2 (30-2= 28), maka diperoleh nilai rtabel
sebesar 0,374 dari tabel hasil pengujian validitas diketahui bahwa pertanyaan – pertanyaan yang diajukan kepada responden seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki rhitung lebih besar dari rtabel sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijadikan alat ukur terhadap konsep yang seharusnya diukur.
Berdasarkan Tabel 3.6 pada istrumen variabel storytelling dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi aksi dengan item pertanyaan kemenarikan informasi dalam cerita yang disampaikan Coca Cola dalam
facebook,dan twitter tersebut menarik yang bernilai 0, 928. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi pengetahuan dengan item pertanyaan informasi yang terdapat dalam facebook,dan twitter kurang berguna dan bermanfaat untuk dibaca yang bernilai 0, 801.
(25)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel ekuitas merek berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrument yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.7 yang disajikan sebagai berikut.
TABEL 3. 7
HASIL UJI VALIDITAS EKUITAS MEREK
NO. PERNYATAAN rhitung rtabel KET
Ekuitas Merek 1. Brand loyalty
1. Akan membeli produk minuman bersoda merek Coca Cola kembali setelah membelinya
0, 811 0,374 Valid 2. akan menyarankan orang lain untuk
mengkonsumsi minuman ringan bersoda merek Coca Cola
0, 784 0,374 Valid
3. Anda terkesan dengan harga minuman ringan bersoda merek Coca Cola yang terjangkau
0, 818 0,374 Valid
2. Brand Awareness
4. Anda merasa puas dalam mengkonsumsi minuman ringan bersoda merek Coca Cola
0, 877 0,374 Valid 5. Produk minuman ringan bersoda merek Coca
Cola dapat mudah di dapatkan
0, 480 0,374 Valid
3. Perceived Quality
6. Kualitas produk minuman ringan bersoda merek Coca Cola dapat dinilai baik
0, 597 0,374 Valid 7. Harga produk minuman ringan bersoda merek
Coca Cola sangat sesuai dengan kuliatas produknya.
0, 857 0,374 Valid
Sumber : Hasil pengolahan Data 2013 (menggunakan SPSS 21.0 For Windows) Berdasarkan Tabel 3.7 pada instrumen variabel ekuitas merek diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi brand awareness dengan item
(26)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pertanyaan merasa puas dalam mengkonsumsi minuman ringan bersoda merek Coca Cola yang bernilai 0, 877, sedangkan nilai terendah pada dimensi brand
awareness dengan item pertanyaan produk minuman ringan bersoda merek Coca
Cola kurang mudah di dapatkan yang bernilai 0,480, sehingga korelasinya tinggi.
3.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpul data yang digunakan, salah satunya untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Kuesioner dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab responden secara konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Menurut Sugiyono (2010:183), “Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2009:178),
Reliabilitas adalah menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.
Jika suatu instrumen dapat dipercaya, maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut juga dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half)yang
(27)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilakukan dengan jalan membelah dua skor masing-masing jumlah item dan dianalisis dengan rumus Spearmen Brown, yaitu:
Sumber: Sugiyono (2010:190)
Keterangan:
: Reliabilitas seluruh instrumen
: Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
Pengujian reliabilitas tersebut menurut Sugiyono (2010:190) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan instrumen genap.
2. Skor data dari tiap kelompok disusun dan kemudian skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika koefisien internal seluruh item (r1) > rtabel dengan tingkat signifikasi 5%
maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2. Jika koefisien internal seluruh item (r1) ≤ rtabel dengan tingkat signifikasi 5%
(28)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 responden dengan signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28 ) maka didapat nilai rtabel
sebesar 0,374. Hasil pengujian reliabilitas instrument yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dengan nilai rtabel. Hal ini dapat dilihat
dalam Tabel 3.8 berikut.
TABEL 3. 8
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1. Kinerja storytelling 0799 0,374 Reliabel
2. Ekuitas merek 0.784 0,374 Reliabel
Sumber : Hasil pengolahan Data 2013 (menggunakan SPSS 21.0 For Windows) 3.7 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif dan verifikatif. Teknik analisis deskriptif yaitu untuk variabel yang bersifat kualitatif, dan verifikatif untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistika.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
(29)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan indentitas responden, kelengkapan data serta isian data sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Tabulasi Data
Penelitian ini melakukan tabulasi data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberi skor pada item
Dalam penelitian ini diteliti pengaruh kinerja storytelling (x) terhadap ekuitas merek (y), dengan skala pengukuran menggunakan semantic
differential. Menurut Husein Umar (2008:99), “Skala berusaha mengukur
arti suatu objek atau konsep bagi responden. Skala ini mengandung unsur evaluasi (misalnya: bagus, buruk, jujur dan tidak jujur), unsur potensi (aktif, pasif, cepat dan lambat)”.
b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian. 3. Pengujian
Untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah menggunakan metode analisis regresi linier sederhana.
3.7.1 Analisis Deskriptif
Data mentah yang telah terkumpul dari hasil kuesioner atau survei lapangan harus diolah agar memperoleh makna yang berguna bagi pemecahan
(30)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
masalah. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi (Uma Sekaran, 2009:158). Maka dapat dikatakan analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripisikan variabel-variabel penelitian, antara lain:
1. Variabel (X) Storytelling
meliputi Aksi, Komunikasi, Tranmisi Nilai dan membagi pengetahuan. 2. Variabel (Y) ekuitas merek
Meliputi Brand Loyalty, Brand Awareness, dan Perceived Quality
Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran persentase yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada Tabel 3.9 sebagai berikut.
TABEL 3. 9
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN
NO KRITERIA PENAFSIRAN KETERANGAN
1. 0% Tidak Seorangpun
2. 1%-25% Sebagian kecil
3. 26%-49% Hampir setengahnya
4. 50% Setengahnya
5. 51%-75% Sebagian besar
6. 76%-99% Hampir seluruhnya
7. 100% Seluruhnya
(31)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.7.2 Analisis Data Verifikatif
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini menganalisis 2 variabel, yaitu kinerja storytelling sbebagai variabel bebas (x).
Sedangkan objek yang merupakan variabel terikat atau variabel (y) adalah ekuitas merek yang meliputi brand loyalty, brand awareness dan perceived quality. Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh kinerja storytelling (x) terhadap ekuitas merek (y) menggunakan skala semantic differential. Menurut Sugiyono (2008 ; 138-139) :
Skala semantic differential digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda atau ceklist, tetapi tersusun dalam garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak pada bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak pada kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval. Responden yang memberi penilaian dengan angka 7, berarti sangat positif, sedangkan bila memberi jawaban angka 1 berarti persepsi responden terhadap pertanyaan ini sangat negatif
Dalam penelitian ini setiap pertanyaan dari angket terdiri dari 7 kategori sebagai berikut, alternatif jawaban tersebut diperlihatkan pada Tabel 3.10
TABEL 3. 10
SKOR ALTERNATIF JAWABAN Alternatif
Jawaban
Setuju / Baik
Rentang Jawaban Tidak Setuju
/ Tidak Baik
(32)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Positif 7 6 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 3 2 1
Sumber: Husein Umar (2008:99)
a. Analisis Verifikatif Menggunakan Regresi Linier Sederhana
Analisis verifikatif dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik dan menitikberatkan pada pengungkapan perilaku variabel penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana, karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dianalisis yaitu Storytelling (X) dan ekuitas merek (Y).
Menurut Albert Kurniawan (2010:43), “Regresi linier sederhana ialah sebagai pengaruh antara 2 variabel saja, dimana terdiri dari variabel independen/bebas dan untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction)”. Adapun persamaan
regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2010:260), yaitu:
Keterangan:
Y : Subyek dalam variabledependent yang diprediksikan (ekuitas merek Minuman berkarbonasi merek Coca Cola)
a : Harga Y ketika X = 0 (harga konstan)
b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau pun penurunan variable dependent yang didasarkan pada perubahan variable dependen. Bila (+) arah garis naik, bila (-) maka arah garis turun.
(33)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
X : Subyek pada variable independent yang mempunyai nilai tertentu (pengaruh Storytelling pada minuman berkarbonasi merek Coca Cola)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai berikut:
1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b, yaitu: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
2. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:262)
Nilai dari a dan b pada persamaan regresi linier dapat dihitung dengan rumus:
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
Sugiyono (2011:262)
Keterangan :
X = nilai storytelling
Y = nilai taksiran ekuitas merek a = Konstanta
b = koefisien korelasi n = banyaknya responden
(34)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Storytelling (X) dikatakan dapat mempengaruhi ekuitas merek (Y), jika berubahnya X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y yang bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
b. Analisis Korelasi
Tujuan perhitungan dengan menggunakan Analisis Korelasi adalah untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negative. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antar X dan Y disebut koefisien korelasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling sedikit-1 dan yang paling besar 1, artinya jika :
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif)
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif ).
(35)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penentuan koefisien korelasi ( r ) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson ( Pearson’s Product Moment Coefficient Of Correlation), yaitu :
Sumber : Suharsimi Arikunto 2006 :170
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan Tabel 3.11 dibawah ini.
TABEL 3. 11
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRESTASI KOEFISIEN KORELASI
BESAR KOEFISIEN KLASIFIKASI
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2009:250)
c. Koefisien determinasi
∑ ∑ ∑
(36)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KD = r2 x 100%
Untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel bebas terhadap variasi (naik/turunnya) variabel terikat, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus berikut :
Keterangan :
KD = koefisien determinasi r = koefisien korelasi
Adapun untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh dapat diklasifikasikan pada tabel 3.12 berikut
TABEL 3. 12
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRESTASI KOEFISIEN DETERMINASI
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
0% - 19,99% Sangat Lemah
20 - 39,99% Lemah
40% - 59,99% Sedang
60%- 79,99% Kuat
80% - 100% Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2009: 184)
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji signifikasi koefisien korelasi antara variabel X dan Y dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel yaitu dengan menggunakan
rumus distribusi student (tstudent). Rumus dari distribusi Student adalah sebagai
berikut :
t = r√n-2 √1-r2
(37)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Sugiyono, 2008 :250) Keterangan :
t = distribusi student
r = koefisien korelasi product moment
n = banyaknya sampel
Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis menurut Sugiyono (2010:188) ialah:
1. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
2. Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Secara statistik hipotesis yang akan diuji berada pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis utama pada penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:
artinya tidak terdapat pengaruh dari Storytelling terhadap ekuitas merek.
artinya terdapat pengaruh dari Storytelling terhadap ekuitas merek.
Adapun untuk membantu dalam pengolahan data dan pengujian hipotesis, dapat menggunakan bantuan software microsoft excel dan SPSS (Statistical Product for Service Solution).
(38)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
(1)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
X : Subyek pada variable independent yang mempunyai nilai tertentu (pengaruh Storytelling pada minuman berkarbonasi merek Coca Cola) Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai berikut:
1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b, yaitu: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
2. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:262)
Nilai dari a dan b pada persamaan regresi linier dapat dihitung dengan rumus:
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Sugiyono (2011:262) Keterangan :
X = nilai storytelling
Y = nilai taksiran ekuitas merek a = Konstanta
b = koefisien korelasi n = banyaknya responden
(2)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Storytelling (X) dikatakan dapat mempengaruhi ekuitas merek (Y), jika berubahnya X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y yang bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
b. Analisis Korelasi
Tujuan perhitungan dengan menggunakan Analisis Korelasi adalah untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negative. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antar X dan Y disebut koefisien korelasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling sedikit-1 dan yang paling besar 1, artinya jika :
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif)
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif ).
(3)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penentuan koefisien korelasi ( r ) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson ( Pearson’s Product Moment Coefficient Of Correlation), yaitu :
Sumber : Suharsimi Arikunto 2006 :170
Keterangan :
r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan Tabel 3.11 dibawah ini.
TABEL 3. 11
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRESTASI KOEFISIEN KORELASI
BESAR KOEFISIEN KLASIFIKASI
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2009:250)
c. Koefisien determinasi
∑ ∑ ∑
(4)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu KD = r2 x 100%
Untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel bebas terhadap variasi (naik/turunnya) variabel terikat, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus berikut :
Keterangan :
KD = koefisien determinasi r = koefisien korelasi
Adapun untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh dapat diklasifikasikan pada tabel 3.12 berikut
TABEL 3. 12
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRESTASI KOEFISIEN DETERMINASI
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh 0% - 19,99% Sangat Lemah
20 - 39,99% Lemah
40% - 59,99% Sedang
60%- 79,99% Kuat
80% - 100% Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2009: 184)
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji signifikasi koefisien korelasi antara variabel X dan Y dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel yaitu dengan menggunakan rumus distribusi student (tstudent). Rumus dari distribusi Student adalah sebagai berikut :
t = r√n-2 √1-r2
(5)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Sugiyono, 2008 :250) Keterangan :
t = distribusi student
r = koefisien korelasi product moment n = banyaknya sampel
Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis menurut Sugiyono (2010:188) ialah:
1. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima 2. Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Secara statistik hipotesis yang akan diuji berada pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis utama pada penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:
artinya tidak terdapat pengaruh dari Storytelling terhadap ekuitas merek.
artinya terdapat pengaruh dari Storytelling terhadap ekuitas merek.
Adapun untuk membantu dalam pengolahan data dan pengujian hipotesis, dapat menggunakan bantuan software microsoft excel dan SPSS (Statistical Product for Service Solution).
(6)
Meika Alicia, 2014
Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola