Sejarah Perkembangan Islam (1). docx

Sejarah Perkembangan Islam
A. Penyebaran Islam Periode Mekah
1. Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi
Sejarah islam pertama turun di Makkah dengan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad
SAW. Wahyu yang turun pada bulah ramadhan tahun 610

M itu adalah surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Ketika

turun ayat ini, Nabi Muhammad SAW belum di perintahkan untuk menyampaikan risalah illahi kepada umat
manusia. Namun wahyu ini menandakan muhammad baru di angkat menjadi nabi. Beberapa saat kemudian,
tepatnya setelah turun wahnyu allah untuk memantapkan hati Nabi Muhammad SAW. (QS. Al- Qalam/68:17 dan Al-Muzzammil/73:1-7), jibril datang menyampaikan vwahyu sebagai perintah kepada Nabi
Muhammad SAW, untuk menyampaikan risalah illahi kepada manusia. Wahyu itu adalah surah AlMuddassir ayat 1-7
Turunnya wahyu tersebut sebagai pengangkatan rosulullah saw, manjadi seorang rasul. Artinya, beliau
mendapatkan perintah untuk mendakwahkan islam kepada seluruh umat manusia. Tugas ini merupakan
perkara yang besar dan berat. Beliau harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan masalah, antara lain
perombakan sistem kebudayaan, sosial, kepercayaan penduduk mekah, dan meluruskan sistem sosial yang
tidak adil.
Pada awalnya, Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, hal itu untuk
mengantisipasi guncangan dimasyarakat. Beliau memulai dakwahnya kepada keluarga dan karib kerabatnya.
Beliau mengetahui bahwa orang Quraisy sangat terikat, fanatik dan kuat mempertahankan kepercayaan
jahiliyah. Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama 3-4 tahun.

4 tahun pertama adalah masa nabi muhammad mempersiapkan diri menghimpun kekuatan, dan
mencari pengikut setia. Seiring dengan itu, wahyu yang turun saat itu bersifat mendidik, membimbing,
membina, mengarahkan, dan memantapakan hati dalam rangka mewujudkan kesuksesan dakwahnya. Nabi
Muhammad SAW dibekali wahyu yang mengandung pengetahuan dasar mengenai sifat allah dan penjelasan
mengenai dasar akhlaq islam. Selain itu wahyu saat itu sebagai banntuan secara umum tentang penduan
hidup masyarakat jahiliyah yang berkembang saat itu.
Orang pertama yang masuk islam berasal dari kalangan rumah tangga beliau Khodijah, Ali bin Abi
Talib, dan Zaid bin Harisah, kemudian Abu Bakar, san Ummu Aiman. Melalui Abu Bakar pengikut beliau
bertambah, mereka adalah Abd Amar bin Auf, Abu Ubaidah bin Jarrah, Usman bin Affan, Zubair bin
Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan talhah bin Ubaidillah. Mereka inilah yang mendapat gelar Sabiqunal
Awwalun, artinya orang-orang yang pertama masuk islam.
Ketika umat sidit, Nabi Muhammad SAW melarang pengikutnya menyatakan keislamannya secara
terbuka. Meskipun demikian Abu Bakar terus berdakwah mengajak penduduk mekah untuk masuk islam. Ia

berhasil mengislamkan beberapa tokoh, antara lain Abu ubaidah bin al- Haris, Abu Salamah bin Abdul
Asad, Arqam bin Abil Arqam, Usman bin Maz’un, Abdullah bin Maz’un, serta Asma’ dan Aisyah
( keduanya anak Abu Bakar). Bahkan Arqam bin Abil Arqam menyediakan rumahnya untuk pembinaan
umat oleh Nabi Muhammad SAW sekaligus tempat untuk berdakwah.
2. Dakwah Secara Terbuka
Penduduk mekah banyak yang sudah mengetahui dan membicarakan agama baru yang beliau bawa.

Mereka menganggap agama itu sangat bertentangan dengan agama nenek moyang kita, pada saat itu turun
wahyu surah Al-Hijr/15:94 yang memerintahkan kepada beliau untuk melakukan dakwah secara terbuka dan
terang-terangan kepada seluruh masyarakat.
Dengan turunnya ayat tersebut, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan dakwah dengan terangterangan. Dakwah ini membuat seorang tokoh Bani Giffar yang tinggal di Barat Laut Merah menyatakan diri
masuk islam. Ia adalah Abu Zar al-Giffari. Atas perintah Nabi Muhammad SAW, Abu Zar al-Giffari
kemudian pulang untuk berdakwah dikampungnya. Sejak itulah banyak yang masuk islam melalui Abu Zar.
Melalui cara itu pula, Bani Daus juga masuk islam. Orang pertama dari Bani Daus yang masuk islam adalah
Tufail bin Amr ad-Dausi, seorang penyair terpandang di Kabilahnya. Dengan demikian islam sudah mulai
tersebar diluar mekah.
Keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah mendorong kaum kafir Quraisy melancarkan
tindakan kekerasan terhadap beliau dan pengikutnya. Di tengah meningkatnya kekejamnya pemimpin kafir
Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya. Hamzah bin Abdul Mutalib dan Umar bin
Khattab, dua orang kuat Quraisy masuk islam, hal ini membuat orang kuraisy mengalami kesulit untuk
menghentikan dakwah beliau.
Suatu ketika nabi muhammaad saw, melakukan dakwah secara terbuka. Beliau naik ke bukit safa dan
memanggil semua suku yang ada di sekitar mekah untuk mengetahui apa yang akan disampaikan oleh nabi
muhammad, semua suku mengirimkan utusannya, bahkan Abu Lahab, paman beliaupun hadir. Nabi
Muhammad SAW berseru, ” jika saya katakan kepada kamu bahwa dibalik bukit ada pasukan berkuda yang
akan meenyerangmu, apakah kalian percara?”.
Mereka mejawab, “ Kami percaya. Kami tidak ragu kebenaran perkataanmu sebab kamu orang yang

jujur dan kami tidak pernah menemui kamu berdusta.”
Nabi Muhammad SAW kamudian berseru,” Saya peringatkan kamu akan siksa di hari kiamat. Allah
menyuruhku untuk mengajakmu menyembah kepada-Nya, yaitu tuhanku dan tuhanmu juga, yang
membentuk alam semesta termasuk yang kamu sembah. Maka tinggalkanlah Latta, Uzza, Hubal,dan
berhala-berhala lain sesembahanmu”

Mendengar seruan tersebut, Abu Lahab marah dan seraya berkata, ” hari ini kamu (muuhammad)
celaka, apakah hanya untuk ini kamu kumpulkan kami semua?”.
Nabi muhammad termenung sejenak memikirkan reaksi dari kaumnya yang menentang dakwahnya.
Kemudian turun wahyu surah (Al-Lahab/111;1-5) yang menerangkan bahwa yang celaka bukanlah beliau,
tetapi Abu lahab sendiri.
Setelah peristiwa tersebut para pemimpin Quraisy mendatangi Abu Talib, paman yang mengasuh Nabi
Muhammad SAW. Mereka menuntuk agar Abu Talib mencegah kegiatan dakwah keponakannya. Pertama,
mereka meminta kepada Abu Talib untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW, tetapi perpimtaan
itu tidak mengubah pendirian Nabi Muhammad SAW, dan Abu Talib. Kedua, mereka mengutus Walid bin
Mugirah dengan membawa seorang pemuda untuk ditukarkan dengan Nabi Muhammad SAW. Mereka akan
bangkit memerangi Nabi Muhammad SAW. Ancaman itu tampaknya sangat berpengaruh pada diri Abu
Talib, ia pun memanggil Nabi Muhammad SAW untuk berhenti dari dakwahnya. Namun, Nabi Muhammad
SAW tetap tegar dan menolakpermintaan pamannya dan berkata, “ Demi allah, walaupun mereka
meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan menghintikandakwah

agama allah hingga agama ini menang dan atau aku binasa didalamnya”.
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Nabi Muhammad SAW maninggalkan Abu Talib seraya
menangis. Abu talib memanggilnya kembali seraya berkata, “ Wahai anak saudaraku! Pergilah dan
katakanlah apa yang kamu kehdaki ( dakwah). Dimi allah, aku tidak akan menyerahkanmu kepada mereka
selamanya.”
Tidak berhasil dengan cara itu, para pemimpin Quraisy mengutus Utbah bin Rabi’ah, seorang ahli
retorika untuk membujuk Nabi Muhammad SAW. Mereka menawarkan tahta dan harta, asalkan beliau
bersedia menghentikan dakwahnya. Tawaran itu pun ditolak keras oleh naabi muhammad saw.
3. Pemboikotan Dan Rencana Pembunuhan
Tekanan-tekanan yang dilakukan kafir Quraisy kepada umat islam, ternyata tidak membuat islam
dijauhi. Sebaliknya umat islam makin bertambah. Hal itu membuat Abu Jahal menekan kepada pimpinan
Quraisy untuk memboikot Bani Hasyim. Tindakan pemboiKotan itu sangat menyengsarakan Bani Hasyim
dan Bani Mutalib, Bani Mutalib juga ikut terboikot karena solidaritas mereka tertuju kepada Bani Hasyim.
Isi surat pemboiKotan itu adbalah sebagai berikut:
Muhammad dan kaum keluarganya serta pengikutnya tidak diperbolehkan menikah dengan bangsa
Arab Quraisy lainnya, baik laki-laki maupun perempuan.
Muhammad dan keluarganya serta pengikutnya tidak boleh mengadakan hubungan jual beli dengan
kaum Quraisy lainnya.
Muhammad dan keluarganya serta pengikutnya tidak boleh bergaul dengan kaum Quraisy lainnya.


Kaum Quraisy tidak dibenarkan membantu dan menolong muhammad, keluarga, ataupun pengikutnya.
Surat ini di gantung di dinding Ka’bah dan berlaku untuk selamanya, kecuali jika muhammad dan
keluarganya menyerah. Tetapi setelah 3 tahun, surat pemboikotan itu diturunkan oleh beberapa orang
Quraisy, merka menganggap pemboiKotan termasuk perbuatan yang tidak manusiawi. Dengan demikian
berakhilah pemboiKotan itu dan umat islam kembali ke Makkah, meskipun hal itu bukanlah akhir dari
penindasan terhadap umat islam.
4. Hijrah Ke Habsyi
Beberapa hari setelah pemboikotan berakhir, Abu Thalib meninggal dan kepemimpinan Bani Hasyim
beralih kepada Abu Lahab. Tekanan terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya makin
bertambah kejam. Hal ini membuat Nabi Muhammad SAW merasa kasihan terhadap para pengikutnya,
beliau memerintahkan mereka hijrah ke Habsyi pada tahun 615 M atau tahun ke-5 dari kenabian.
Rombongan pertama yang hijrah berjumlah 15 orang, yng terdiri dari 11 laki-laki dan 4 wanita. Kemudian
disusul rombongan kedua yang berjumlah hampir 100 orang. Diantara sahabat yang ikut hijrah yaitu Usman
bin Affan dan istrinya (Ruqoyyah), Zubair bin Awwam, Abdur Rahman bin Auf, dan Ja’far bin Abi Talib.
Kedatangan kaum muslimin di Habsyi diterima oleh raja Najasyi dengan baik. Mereka mendapat
perlindungan dan bantuan bahan makanan. Perlakuan Raja Najasyi terhadap umat islam itu membuat kaum
kafir Quraisy sakit hati. Mereka mengutus Amru bin As dan Abdullah bin Rabi’ah untuk menghadap Raja
Najasyi meminta orang-orang muslimin di kembalikan ke kaum kafir Quraisy. Tetapi setelah Raja Najasyi
mendengarkan ayat yang dibacakan oleh Ja’far bin Abi Talib, beliau berkata,” kalimat itu dan kalimat yang
dibawa nabi Musa berasal dari satu sumber”. Kemudian ia berpaling kepada utusan Quraisyi dan berkata,”

Pulanglah! Mereka tidak akan kuserahkan kepadamu”.
5. Misi Ke Ta’if
Banyak perlakuan kasar kaum kafir Quraisyi kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya, semua
itu tidak menjadikan beliau mundur untuk berdakwah. Beliau mencoba berdakwah ke Ta’if, sebuah Kota di
Hijaz yang terletak disebelah tenggara Mekah. Namun disana beliau mendapatkan kelompok masyarakat
yang lebih kejam dan bengis dalam menerima dakwahnya. Penduduk Kota Ta’if menghina dan melempari
beliau hingga terluka.
Mendapat perlakuan kejam dari penduduk Ta’if, Nabi Muhammad SAW terpaksa menyelamatkan diri
dan berlindung di balik pagar kebun Utbah dan Syaibah, dua anak bersaudara.
Demikian kejam perlakuan penduduk Ta’if dari Kabilah Saqif kepada Nabi Muhammad SAW.
Meskipun demikian, kekejaman itu tidak membuat beliau putus asa dalam menyampaikan dakwah. Beliau
terus berdakwah kepada Kabilah-Kabilah Arab yang lain, seperti Kabilah Kandah, Bani Kalb, Bani Hanifah,
dan Bani Amr. Akan tetapi, semua Kabilah itu juga menolak dengan kasar.

6. Respons Masyarakat Yasrib
Ketika musim haji tiba, Nabi Muhammad SAW menggunakannya untuk menyampaikan dakwah
kepada jama’ah haji yang datang dari seluruh penjuru Arab. Di antara mereka terdapat orang-orang Yasrib
dan Suku Aus dan Khazraj. Kedua suku ini sering mendengar berita dari orangg-orang yahudi bahwa nabi
akhir zaman akan segera datang.
Pada saat Suku Aus berhaji pada tahun ke-10 dari kenabian, bertepatan dengan tahun 620 M. Nabi

muhammad menyampaikan dakwah kepada jamaah haji yang hadir di sekitar Ka’bah. Beliau mengajak
mereka untuk beriman kepada allah yang maha ESA dan berbuat baik. Mendengar ajakan tersebut, suku Aus
dan Khazraj memperhatikan secara seksama. Dakwah tersebut sesuai dengan pemahaman mereka yang
diperoleh dari orang-orang yahudi. Mereka yakin bahwa ini adalah nabi yang di tunggu. Mereka sepakat
untuk menerima dakwah tersebut dan mendekati beliau seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Kami datang
dari Yasrib yang penduduknya saling bermusuhan. Dengan dakwahmu, mudah-mudahan allah mendamaikan
mereka dan menjadikannya bersaudara . kamu adalah laki-laki yang paling mulia”.
7. Perjanjian Aqobah I
Ada enam pokok persoalan penting yang menjadi sumpah setia dalam Baiat Aqabah I, diantaranya:
Mereka tidak akan menyekutukan allah dengan sekutu apapun
Mereka tidak akan mencuri
Mereka tidak akan berzina
Mereka tidak akan membunuh anak-anaknya
Mereka tidak akan berbuat fitnah, dusta, dan curang
f. Mereka tidak akan mendurhakai nabi muahmmad saw
8. Perjanjian Aqobah II
Nabi Muhammad SAW tersenyum mendengar pernyataan para kaumnya, dan berkata. “ saya berjanji
akan berperang dengan siapapun yang kamu perangi dan berdamai dengan siapapun yang kamu
berdamai”.
Mendengar jawaban itu, mereka serempak berdiri mengucapkan janji setia.

Kami bersumpah untuk taat kepada Rasulullah dalam susah dan senang
Kami bersumpah akan mengatakan kebenaran dimanapun kami berada
Kami bersumpah tidak gentar menghadapi fitnah dari siapapun juga

Dengan terjadinya Baiat Aqabah II, ada arti penting bagi perkembangan islam, antara lain sebagai
berikut:
Kaum muslim Yasrib siap membela islam dan Rosulullah
Rasuluallah siyap untuk berhijrah ke Yasrib
Rasulullah dan umat islam akan menghadapi perjuangan yang sangat besar mengahadapi kemarahan
orang-orang kafir Quraisy
B. Penyebaran Islam Periode Madinah
Setelah terjadinya baiat aqobah II, Rasulullah menyuruh umat islam berhijrah ke Yasrib secara
sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh orang kafir. Beliaupun akhirnya menyusul hijrah.
Di Madinah, Nabi Muhammad SAW segera meletakkan dasar kehidupan yang kukuhbagi
pembentukan masyarakat baru. Disamping kaum Muhajirin dan Ansyar, modal utama yang dimiliki oleh
Nabi Muhammad SAW adalah Islam yang bersumber pada wahyu yang ada dalam Al-Qur’an. Di dalamnya
terkandung ajaran aqidah yang tinggi dan sempurna sehingga mampu menyatukan manusia dibawah satu
bendera.
Ketika masih di Quba, Nabi Muhammad SAW bersama umatnya mendirikan sebuah masjid yang
pertama. Masjid Quba di dirikan di atas sebidang tanah yang terletak di dekat rumah Abu Ayub Khalid alAnsari. Masjid ini yang akhirnya berfungsi sebagai pusat politik dan pemerintahan.

Setelah mendirikan masjid Nabi Muhammad SAW membina persatuan dan kesatuan umat islam. Pada
tahap berikutnya, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan musyawarah dengan para sahabat, kaum
Muhajirin dan kaum Ansyar untuk merumuskan pokok-pokok dasar kehidupan masyarakat dan bernegara
( Piagam Madinah/Konstitusi Madinah)
Meskipun sudah menandatangani ppiagam Madinah, orang-orang Yahudi berupaya merongrong
kebijakan negara. Mereka berupaya menyerang agama islam dan menghalangi menyebarnya agama islam di
khalayak yang lebih luas.
Setelah dua tahun berada diMadinah, Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu yang
memperbolehkan berperang untuk mempertahankan diri. Semenjak wahyu tersebut turun umat islam tidak
lagi bersifat mengalah terhadap tindakan kaum kafir. Ada dua sebutan perang pada masa Nabi Muhammad
SAW, yaitu gazwah dan syariyah.
Berikut ini beberapa peristiwa besar dalam sejarah penyebaran islam yang terjadi pada periode
Madinah.
1. Perang Badar

Perang Badar terjadi karena kaum kafir Quraisy telah mengusir dan merampas seluruh harta benda
kaum muslimin sehingga terpaksa Hijrah ke Madinah. Selain itu, kaum kafir Quraisy selalu berusaha
menghancurkan kaum muslimin untuk menjamin keselamatan jalur perniagaan dan supaya kaum muslimin
tidak lagi mengusik sesembahan mereka. Hal ini telah membangkitkan semangat jihad dikalangan kaum
muslimin.

Perang Badar terjadi pada hari jum’at Maret 624 M/17 Ramadhan 2 H di Lembah Badar, sebagai
perang pertama dalam sejarah islam. Pasukan muslimin berjumlah 313 orang, sedangkan pasukan kafir
berjumlah 1.000 orang. Perang ini di menangkan kaum muslimin. 2.Perang Uhud
Kekalahan dalam perang Badar mendorong kaum kafir untuk melakukan serangan secara besarbesaran terhadap umat islam diMadinah. Pada tahun 3 H/625 M, dengan bantuan dari Kabilah Saqif,
Tihamah, dan Kinanah, mereka berangkat ke Madinah dengan membawa 3.000 pasukan unta, 200 pasukan
berkuda dibawah pimpinan Khalid bin Walid ( sebelum masuk islam) dan 700 orang pasukan berbaju besi.
Mengetahui rencana itu, Nabi Muhammad SAW mengadakan musyawarah dengan para sahabat.
Untuk menyongsong kaum kafir Quraisy itu, beliau memberangkatkan 1000 pasukan. Namun baru melewati
jalan batas Kota, Abdullah bin Ubay ( seorang munafik), dengan 300 orang yahudi membelot dan kembali
pulang. Beberapa kilometer dari Kota Madinah, tepatnya dibukit uhudm nabi muhammad menempatkan 50
orang pemanah mahir dilereng bukit yang cukup tinggi untuk membendung serangan berkuda musuh.
Pasukan ini di bawah pimpinan Hamzah bin Abdul Mutalib. Nabi Muhammad SAW berpesan agas tidak
meninggalkan temapat itu dengan alasan apapun.
Pasukan kafir Quraisy dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan Ikrimah bin Abu Jahal telah datang
mengahalau kaum muslimin. Pasukan musliimin dapat memukul mundur pasukan musuh yang lebih besar,
namun kemenangan yang sudah di depan mata itu di gagalkan oleh godaan harta yang di tinggalkan oleh
pihak musuh. Pasukan muslimin termasuk anggota pemanah mulai memungut harta rampasan dan tidak
menghiraukan pergerakan musuh.
Khalid bin Walid pun membelokkan pasukakan untuk kembali menyerang. Mereka menyerang dari
atas bukit yang di tinggalkan oleh pasukan muslimin, pasukan muslimin tak mampu bertahan. Hamzah,

paman Rasulullah terbunuh dengan dada di belah dan hatinya di keluarkan oleh Hindun (istri Abu Sufyan),
serta di makan dan dimuntahkan. Pada perang Uhud ini Rasulullah saw mengalami luka-luka, bahkan kaum
kafir Quraisy menyebarkan isu bahwa beliau telah gugur. Taktik ini berhasil melemahkan semangat pasukan
muslimin yang belum kuat imannya. Dalam peperangan ini 70 pasukan muslim dan 25 pasukan Quraisy
gugur.
3. Perang Khandaq (Perang Parit)
Peristiwa ini terjadi pada tahun 5 H/627 M. Pasukan muslimin berjumlah 3000 orang di bawah
komando Nabi Muhammad SAW, dan pasukan sekutu berjumlah 10.000 orang di bawah komando Abu

Sufyan. Peperangan ini terjadi karena hasutan beberapa orang yahudi yang tidak puas dengan keputusan
Nabi Muhammad SAW. Mereka mengajak orang-orang kafir Quraisy memerangi Nabi Muhammad SAW
untuk membalas kekalahan pada perang Badar, kafir Quraisy pun menerima tawaran tersebut.
Setelah berhasil mempengaruhi orang kafir Quraisy, orang-orang yahudi juga mengajak Kabilah yang
lain, yaitu Kabilah Gatafan. Mereka pun menyambut ajaran orang-orang yahudi untuk memerangi Nabi
Muhammad SAW. Kabilah Gatafan di janjikan harta rampasan perang dan pertanian di Khaibar jika
memperoleh kemenangan, karena pasukan ini terdiri dari beberapa gabungan-gabungan kekuatan. Pasukan
ini di sebut ahzab (sekutu/gabungan). Oleh karena itu perang ini juga di sebut sebagai Perang Ahzab.
Keberangkatan pasukan Ahzab dengan 10.000 orang ini terdengar oleh Nabi Muhammad SAW.
Kekuatan musuh yang begitu besar membuat umat islam harus berfikir keras. Akhirnya, muncullah usulan
dari Salman al-Farisi untuk membuat (khandaq) parit sebagai benteng pertahanan. Strategi ini belum dikenal
di lingkungan pasukan Arab, pembuatan parit diselesaikan dalam waktu 6 hari.
Dalam perang ini tidak terjadi baku hantam karena kedua pasukan di pisahkan oleh parit pertahanan,
yang terjadi hanya perang tanting yang antara beberapa orang kafir dan muslim. Dalam perang tanding itu,
Ali bin Abi Thalib berhasil membunuh Amr bin Abdul Wudd bin Abi Qais. Umat islam terkepung oleh
pasukan sekutu selama satu bulan meskipun tanpa kontak senjata yang berarti. Kesengsaraan ini bertambah
ketika Bani Quraizah membatalkan perjanjian dengan Nabi Muhammad SAW, atas bujukan Huyyay bin
Akhtab. Dengan membeloknya Bani Quraizah, akan manghambat suplai makanan bagi kaum muslimin.
Dalam suasana yang tidak menguntungkan, tanpa diketahui siapapun seorang Kabilah Gatafan yang
bernama Nu’man bin Mu’az menyatakan diri masuk islam. Kemudian ia diberi tugas oleh Nabi Muhammad
SAW untuk memecah belah pasukan sekutu, dan akhirnya tumbuh sikap saling tidak percaya di dalam
pasukan sekutu. Pasukan sekutu semakin kacau ketika suatu malam Allah saw menurunkan angin topan
yang memporak-porandakan kemah mereka. Meereka pun memutuskan untuk pulang kembali ke rumah
masing-masing.
Setelah pasukan sekutu berlalu, Bani Quraizah di kepung oleh pasukan muslimin selama 25 hari.
Akhirnya Bani Quraizah di usir dari Madinah, dan bagi yang terlibat dalam pemboiKotan dijatuhi hukuman
mati, sedangkan wanita dan anak-anak dijadikan tawanan.
4. Perang Mu’tah
Penyebab terjadinya perang ini adalah di bunuhnya utusan Nabi Muhammad SAW yang membawa
surat kepada Raja Gassan untuk menyeru masuk islam. Setelah informasi pembunuhan itu sampai kepada
Nabi Muhammad SAW, beliau mengirim pasukan islam sebanyak 3000 orang di bawah pimpinan Zaiz bin
Harisah untuk menghadapi Raja Gassan.

Peperangan ini terjadi di Mu’tah, di utara Zazirah Arabia. Pasukan islam mendapat kesulitan
menghadapi tentara Gassan yang mendapat bantuan langsung dari pasukan Romawi. Beberapa mujahid
gugur dalam pertempuran ini, termasuk Zaid bin Harisah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Abi
Rawahah. Perang ini disebut perang mu’tah karena terjadi di daerah mu’tah.
5. Perjanjian Hudaibiyah
Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin sudah merindukan ibadah haji. Pada tahun ke 6 H, Nabi
Muhammad SAW dan kaum muslimin berangkat ke Makkah. Jumlah mereka sebanyak 1000 orang, untuk
menghilangkan praduga jelek dari kaum kafir Quraisy, umat islam berpakaian ihram dan menuntuk ternak
untuk di sembelih pada hari Tasrik di Mina. Untuk sekedar menjaga diri, mereka membawa pedang yang
disarungkan.
Ketika sampai di suatu tempat yang bernama Hudaibiyah, Nabi Muhammad SAW berhenti. Beliau
mengutus Usman bin Affan kepada orang-orang kafir Quraisy untuk menjelaskan tujuan kaum muslimin ke
Makkah, yaitu untuk beribadah haji dan menengok saudara-saudaranya. Namun Usman di tahan oleh orang
kafir Quraisy dan terdengar berita bahwa dia dibunuh. Ternyata berita itu tidak benar, Usman datang dan
berhasil memberi penjelasan kepada orang-orang kafir Quraisy.
Tidak lama kemudian, utusan kafir Quraisy yang bernama Suhail bin Amr datang. Dalam pertemuan
itu disepakati perjanjian antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy. Perjanjian itu di sebut perjanjian
Hudaibiyah. Adapun isinya adalah sebagai berikut:
Umat islam tidak diperbolehkan menjalankan Umrah tahun ini. Tahun depan baru diperbolehkan.
Umat islam tidak boleh berada dimekah lebih dari 3 hari.
Keduanya tidak saling menyerang selama 10 tahun.
Orang islam yang lari kee Makkah (murtad) diperbolehkan, sedangkan orang kafir ( mekah) yang lari
ke Madinah ( masuk islam) harus ditolak.
Suku Arab yang lain bebas memilih ikut ke Madinah atau ke Makkah.
Kelihatannya perjanjian ini merugikan kaum musllimin, tetapi hikmahnya sangat besar. Masa 10 tahun
dapat dimanfaatkan untuk berdakwah dengan bebas tapa hawatir ada gangguan dari kaum kafir Quraisy.
Dalam masa 2 tahun saja pengikut Nabi Muhammad SAW sudah bertambah menjadi banyak.
Perjanjian Hudaibiyah ini berlangsung cukup lama. Orang kafir Quraisy yang melanggar perjanjian
dengan menyerang suku Khuza’ah yang beragama islam. Pada tahun 7 H terjadi peperangan antara kaum
muslimin dengan kafir Quraisy yang di sebut Perang Khaibar. 6. Fathul Mekah ( Penaklukan Kota Mekah)
Setelah perjanjian hudaibiyah dikhianati dan dilanggar kaum kafiir Quraisy. Nabi muhammad dan para
sahabatnya berupaya untuk menaklukkan Kota Makkah. Beliau menyiapkan pasukan sebanyak 10.000

orang. Hal itu terjadi pada tahun 8 H. Pasukan muslimin berjalan cepat memasuki Kota Makkah. Nabi
Muhammad SAW memberi perintah, “ jangan sekali-kali menyerang jika tidak diserang”.
Melihat pasukan muslimin yang demikian banyak dengan di iringi suara takbir, orang-orang kafir
Quraisy tidak mampu berbuat apa-apa. Pasukan muslimin masuk Makkah tanpa perlawanan, selanjutnya
nabi muhammad menuju Makkah dan berseru, “siapa yang menutup pintu rumahnya, aman. Siapa yang
menyarungkan pedangnya, aman. Siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, aman”. Orang-orang kafir
Quraisy mematuhi seruan tersebut. Mereka menutup pintu rumahnya, menyarungkan pedang, dan masuk
kerumah Abu Sufyan. Kemudian nabi muhammad menyuruh kaum muslimin menghancurkan berhalaberhala yang berada disekitar Ka’bah.
Nabi Muhammad SAW melakukan haji wadak pada tahun 10 H/632 M. Pada waktu melaksanakan haji
wadak inilah, beliau menerima wahyu yang terakhir, yaitu surah al-Maidah ayat 3.
Setelah melaksanakan haji wadak dan menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad SAW kembali ke
Madinah bersama kaum muslimin. Delapan puluh hari kemudian beliau jatuh sakit dan wafat pada hari
Senin tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H.

Nama 10 Malaikat Beserta tugasnya:
1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu dari Allah SWT.
2. Malaikat Isrofil / Izrofil bertugas meniup sangkakala penanda hari kiamat telah tiba.
3. Malaikat Izroil / Isroil / Maut bertugas mencabut nyawa.
4. Malaikat Rokib / Rakib / Raqib / Roqib bertugas memcatat segala perbuatan amal baik atau kebajikan
seseorang.
5. Malaikat Atit / Atid bertugas mencatat segala perbuatan buruk, bejat dan dosa seseorang.
6. Malaikat Mungkar / Munkar bertugas menanyakan seseorang di alam kubur mengenai segala
perbuatannya semasa hidup di dunia.
7. Malaikat Nakir bertugas menanyakan seseorang di alam kubur mengenai segala perbuatannya semasa
hidup di dunia. Sama dengan malaikat Munkar
8. Malaikat Mikail bertugas memberikan dan menyampaikan rejeki / rizki.
9. Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga
10. Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka

Nafisatul Layli Qodariyah
X – Akselerasi

13

SMA Negeri 01 Batu