Artikel tentang Pengaruh Manusia menjadi (1)

Budak Media by: Yahya Fadhil 2015
Secara umum peradaban manusia di dunia ini pasti memerlukan teknologi. Karena
perkembangan zaman dan maraknya berbagai macam teknologi yang maju di dunia tentu
membuat manusia lebih mudah manja dan menjadi ketergantungan dengan adanya
teknologi maju tersebut. Teknologi juga berpengaruh oleh berbagai macam media antara
lain; Televisi, Handphone, Komputer, Radio, dan lain-lain. Dengan tingginya Pasokan
teknologi yang canggih sehingga dunia menjadi sangat berpengaruh dengan teknologi yang
berhimbas pada media. Di sini saya menjelaskan sebuah cerita pengetahuan akan adanya
pengaruh media yang bisa menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa media tersebut dapat
menjadi kelebihan kita dan juga dapat menjadi kekurangan kita.

1. Pengaruh Media Televisi (Media Massa) dalam Kehidupan.
Dari berbagai macam media, masalah yang dapat kita teliti lebih mendalam antara
media-media tersebut adalah televisi. Pada zaman sekarang ini bukanlah suatu hal yang luar
biasa kita mempunyai televisi, karena sudah banyak teknologi yang memproduksi banyak
televisi yang lebih canggih. Saat ini dapat dikatakan bahwa hampir setiap rumah tangga
telah e iliki pesa at tele isi ya g sudah beralih fu gsi e jadi lebih
oder dari
televisi sebelumnya.Dapat dikatakan bahwa televisi sebagai media yang muncul belakangan
ini ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam sisi-sisi pergaulan hidup
manusia. Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi,

hiburan, kontrol dan emosi sosial, serta penghubung wilayah secara geografis dan ekologis.
Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan televisi kepada penonton, maka
isi pesan juga dapat diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut tingkat pemahaman
penonton televisi tersebut.
Kemampuan televisi dalam menarik perhatian masyarakat karena televisi memiliki
keunggulan sebagai media yang dapat didengar atau disebut audio dan dapat dilihat atau
disebut visual karena mempunyai gambar. Gambar yang muncul pada televisi bukan gambar
mati melainkan gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam pada
penonton. Selain itu, televisi dapat diletakkan di sudut ruangan sehingga pemiliknya dapat
menikmati siarannya lebih santai dan nyaman. Dengan begitu mereka menjadi sangat
berkeinginan untuk berjam-jam berada di televisi.
Ternyata dibalik kenyamanannya,
mereka yang menghabiskan berjam-jam
menonton televisi sangat berkemungkinan beresiko serangan jantung dan stroke
dikarenakan tubuhnya sedikit sekali yang bergerak dalam waktu yang relatif lama. Dari data
para ilmuwan membuktikan mereka yang menghabiskan berjam-jam di televisi tidak hanya

1

Budak Media by: Yahya Fadhil 2015

beresiko serangan jantung dan stroke ternyata juga dapat mengalami resiko dibagian tulang,
penglihatan, dan organ-organ tubuh lainnya dibandingkan dengan mereka yang menonton
kurang dari dua jam dari TV. Itu disebabkan karena faktor duduk disofa dan di depan Televisi
dalam jangka waktu yang lama. Hal ini juga bisa membuat seseorang memiliki kelebihan
berat badan atau obesitas dan gangguan mata karena banyaknya dari aktivitas normal
sehari-hari yang melibatkan duduk dan melihat layar dalam jangka waktu yang lama.
Disisi lain Televisi tidak lepas dengan acara-acara yang ditampilkan ke penonton.
Acara televisi bisa menyiarkan hiburan, informasi dan lain-lain. Acara televisi tersebut dapat
merubah persepsi kita sehingga bisa mempengaruhi perilaku penonton, pemirsa dan orang
yang melihat televisi tersebut yang menguhubungkan seluruh alat indra manusia. Dengan
begitu televisi dapat mempengaruhi emosional penonton, perasaan penonton, sikap
penonton, pandangan penonton, serta dapat mengubah pandangan atau persepsi
penonton. Dari segi teoritis, Prof.Kuswandi mengatakan bahwa ada tiga dampak yang
ditimbulkan acara telivisi terhadap penontonnya, yaitu:
1. Dampak prilaku, yaitu proses dari nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara
televisi yang telah tertanam dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dampak peniruan, yaitu manusia dihadapkan pada model yang sedang aktual sehingga
manusia tersebut mengikuti model untuk mencontohnya.
3. Dampak kognitif, yaitu kemampuan manusia untuk menyerap dan memahami acara yang
ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi manusia tersebut.

Dari Pendapat Prof.Kuwandi tersebut menimbulkan reaksi pro dan kontra terhadap
dampak acara televisi di khalayak penonton. Dan acara televisi bisa mengancam,
menguatkan, dan membentu nilai-nilai sosial baru yang ada didalam kehidupan masyakarat.
Dengan begitu pengaruh positif atau negatif telah menjadi cermin budaya tontonan bagi
penonton dalam era informasi yang terus berkembang pesat. Pengaruh itu juga dapat
menjadikan perilaku penonton ke arah yang cenderung negatif.
Karena terjadi kesenjangan yang bertolak belakang, akhirnya yang ditimbulkan dari
menonton televisi secara cepat menyebabkan mampu untuk menyaring pesan yang datang.
Akibatnya tanpa sadar informasi tersebut sedikit demi sedikit telah mempengaruhi pola
tingkah laku dan budaya dalam masyarakat. Kebudayaan yang sudah lama ada dan menjadi
tolak ukur masyarakat dalam berperilaku kini hampir hilang, lepas dari perhatian
masyarakat dan terjadi ketergantungan. Dari segi positif juga dapat menambah cepat
pemahaman penonton dengan mempercepat kinerja otak dalam mengaruh dampak
tersebut.
Contoh negatif siaran yang ditayangkan televisi dan banyak menyita perhatian
penonton adalah siaran ilustrasi kriminal dan akting sosial yang berlebihan. Ilustrasi kriminal
merupakan sebuah tayangan yang berkaitan dengan rekonstruksi yang diilustrasikan

2


Budak Media by: Yahya Fadhil 2015
seorang model tentang kejadian tindak kriminal. Masyarakat mempunyai penilaian yang
berbeda mengenai nilai siaran rekonstruksi kriminal yang ditayangkan pada televisi. Akting
Sosial yang berlebihan merupakan adegan sinetron yang tidak patut untuk dicontoh
masyarakat baik segi agama dan segi psikologis. Akting Sosial bisa terjadi jika aktor
melakukan hal-hal yang kurang wajar dan tidak patut dicontoh seperti alur cerita yang
beranjak dari isu perselingkuhan, percintaan, dan kekerasan. Ada yang menilai siaran-siaran
tersebut sangat menarik dan dapat menjadi bahan pelajaran untuk mengantisipasi
terjadinya tindak kriminal lainnya. Tapi ada juga yang menilai siaran tersebut dapat
menimbulkan kejahatan baru yang tidak diinginkan, karena seseorang dapat mencontoh
adegan-adegan yang ditayangkan. Tetapi tetap saja pro dan kontra tersebut dapat
menimbulkan skema yang tidak baik untuk masyarakat.
Ternyata tidak hanya orang dewasa saja yang menikmati acara tersebut, akan tetapi
saat ini bisa dinikmati dan sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan tanpa batas usia.
Dan bahayanya acara-acara televisi yang layaknya dikonsumsi oleh orang dewasa, ternyata
dapat ditonton oleh anak-anak. Sehingga mungkin bisa membuat pemikiran mereka tidak
berkembang positif. Pemahaman anak-anak juga sangat tanggap sehingga mereka
berkemungkinan meniru adegan-adegan seperti itu. Tapi disisi positifnya dapat menjadi
pelajaran buat anak-anak untuk tidak melakukan hal-hal tersebut.
Hampir sama dengan konsep dari teori S-O-R (Stimulus Organisme Respon) yang

telah dikembangkan Hovland ternyata Penonton dewasa bukanlah audience pasif yang
berarti organisme penonton dewasa lebih bersifat aktif dibandingkan penonton anak-anak.
Penonton dewasa telah mampu memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk
sementara penonton anak-anak belum mampu mengkritisi atau memfilter pesan tayangan
televisi yang masuk ke otaknya atau secara ilmiah disebut black box.Pada anak-anak,
komponen organisme serta daya pikir masih labil. Artinya, pesan-pesan tayangan televisi
memberikan memori yang cepat atau lambat mempengaruhi perilaku yang ditimbulkan.
Dengan kata lain sebagaimana karakter anak-anak, mereka akan meniru apa yang telah
dilihatnya di televisi. Artinya, tayangan televisi sesuai dengan teori modeling akan menjadi
model perilaku anak-anak.
Tayangan televisi juga ternyata ditengarai telah mempengaruhi munculnya perilaku
negative, agresif, dan konsumtif di kalangan anak-anak dan remaja. Hampir seluruh sajian
acara di televisi disuguhkan untuk konsumsi penonton dewasa. Sementara acara untuk
anak-anak boleh dibilang sangat minim.
Dari segi psikologis menggunakan televisi memiliki dampak positif dan negatif. Dari
sisi positif menggunakan Televisi adalah dapat menjadi salah satu hiburan utama, karena
dapat menghibur dan menghilangkan kejenuhan. Televisi dapat menjadi informasi yang
menyajikan beragam berita, baik dari dalam maupun luar negeri. Tentu membuat kita
ketinggalan informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas secara tepat. Bila Televisi
menyajikan acara-acara yang berhubungan dengan pendidikan, tentu hal ini sangat berguna

bagi para pelajar. Seorang pelajar dapat mengambil manfaat berupa informasi pendidikan

3

Budak Media by: Yahya Fadhil 2015
dari acara tersebut. Televisi banyak menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh baik
dalam dunia pendidikan, dunia usaha, dunia hiburan dan lainnya yaitu dengan figur yang di
tampilkan dalam televisi tersebut. Dan dampak positif terakhir adalah menonton televisi
dapat memicu kita untuk mencontoh kesuksesan mereka atau menjadi sebuah inspirasi.
Dari sisi negatif menggunakan televisiadalah membuat kita lupa waktu. Bila sudah
menonton televisi mungkin akan merasa malas untuk melakukan suatu pekerjaan karena
sudah keasikan menonton TV. Bagi pelajar sangat merugikan, karena dapat lupa belajar.
Banyaknya acara-acara yang tidak mendidik di televisi bisa mempengaruhi kejiwaan
seseorang, contohnya film kekerasan atau berita kriminal adalah beberapa acara yang tidak
patut di tonton oleh anak kecil maupun remaja, mereka bisa saja meniru adegan yang
mereka tonton. Menonton terus menerus juga bisa merusak kesehatan, mata akan menjadi
rusak, dan tubuh tidak akan terbiasa bekerja berat akibatnya adalah tubuh menjadi lemah
dan lemas. Dan dampak negatif terakhir adalah Televisi dapat meningkatkan konsumsi lebih
meningkat dengan banyaknya iklan yang beredar luas, iklan tersebut yang akan memotivasi
kita untuk membeli barang tersebut sehingga membuat kita menjadi konsumtif.

Dampak buruk siaran-siaran yang ditayangkan televisi tidak hanya mempengaruhi
kondisi psikologis anak-anak. Siaran tersebut juga mempengaruhi kondisi psikologis
masyarakat secara umum. Psikologis mereka akan bereaksi untuk melakukan tindakan
kriminal sehingga masyarakat lain merasa khawatir dan takut. Indikator siaran ilustrasi
dapat mempengaruhi perilaku penonton di lingkungan mereka. Fenomena tersebut
merupakan banyaknya dari satu indikator bahwa siaran-siaran televisi bisa memberikan
dampak negatif yang berat bagi psikologi masyarakat.

2. Media yang mempengaruhi Kehidupan nyata manusia.
Peningkatan teknologi yang ada, membuat media semakin mudah untuk diakses.
Kemudahan ini tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa namun juga oleh anak-anak.
Fenomena ini tentu saja membawa berbagai dampak bagi anak-anak. Informasi dan
pengetahuan melimpah yang didapatkan anak-anak dari media, memang menjadi
keuntungan tersendiri. Namun di sisi lain, juga muncul adanya kekhawatiran. Kekhawatiran
ini merupakan hal yang wajar, mengingat media sekarang sedang terjebak fundamentalis
pasar. Sehingga media lebih mementingkan kebutuhan pasar. Hal tersebut berimbas pada
kualitas dari apa yang disajikan oleh media. Media menganggap apa yang disajikan hanya
sebagai komoditas belaka. Sajian yang berorientasi pada nilai dan pelajaran moral mulai
disingkirkan dan digantikan dengan sajian yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan industri.
Perhatian khusus mutlak diperlukan untuk meminimalisasi pengaruh media sosial yang

berhambas tidak wajar. Perhatian ini tidak hanya diberikan oleh pemerintah melalui
kebijakannya, namun yang lebih penting adalah kontrol dari keluarga. Kontrol keluarga
tersebut harus berorientasi pada pencegahan. Sehingga pengaruh negatif tersebut dapat

4

Budak Media by: Yahya Fadhil 2015
dikurangi sedini mungkin. Namun demikian, banyak cara yang dapat dilakukan oleh
orangtua atau kelaurga untuk mengontrol dan melindungi anak-anak dari dampak media
sosial yang tidak wajar tersebut. Orangtua menyediakan alternatif media yang lebih kecil
dampak negatifnya. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan adalah dengan kehidupan
nyatanya. Dengan terus berkegiatan secara rutin pada waktu yang tepat, selain mata tidak
mudah lelah, ada manfaat yang dapat diperoleh, misalnya seseorang dapat belajar untuk
mau peduli dengan sekitar dan sekaligus meningkatkan imajinasi.
Ketergantungan anak pada media sosial dan ketergantungan terhadapnya sulit untuk
dibendung. Keluarga harus mengajari anak untuk menjadi aktif dalam menikmati apa yang
disajikan media. Misalnya saja ketika menulis status media sosial, anak dapat diajak untuk
menulis apa yang menarik yang ia dapatkan dari imajinasi positifnya. Kemudian keluarga
dalam hal ini orangtua memberikan catatan dan masukan untuk tulisan tersebut. Cara ini
secara tidak langsung meningkatkan kreativitas anak serta kemampuannya dalam

berkomunikasi dan bersosialisasi walaupun tidak langsung. Juga pentingnya memberikan
ruang anak untuk waktu diluar ruangan dengan membatasi waktu antara media yang
dihadapi dengan bermain tanpa media seperti petak umpet layang-layang dan bermain
plosotan serta bersosialisasi langsung dengan keadaan luar seperti tetangga, masyarakat,
teman-teman dan kelompok langsung.
3. Perkembangan informasi terhadap kesejahteraan Manusia.
Dengan munculnya informasi yang benar-benar kompeten dan kritis. Sehingga dapat
memajukan tatanan kenegaraan atau bangsa dan pada hakekatnya akan memunculkan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dalam suatu negara. Selain itu pula, Perkembangan
industri yang akan berlangsung di masa datang harus lebih cepat daripada perkembangan
selama ini. Hal ini berkaitan erat dengan proses transformasi teknologi, yang juga harus
berlangsung dengan cepat dan tepat jika ingin mempercepat proses industrialisasi dalam
upaya membangun bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera antara lahir dan batin.
Kemajuan perkembangan teknologi, khususnya komunikasi, informasi dan multimedia ini
pada akhirnya berpengaruh dalam merubah tatanan organisasi dan hubungan sosial
kemasyarakatan dikarenakan sifat fleksibilitas dan kemampuan telematika untuk masuk ke
aspek kehidupan. Dampak teknologi komunikasi dapat terciri dari adanya perubahan yang
terjadi di masyarakat baik kondisi ideologi, sosial budaya, politik, hingga kondisi keamanan
suatu Negara.
Di lain pihak ada pendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pengembangan,

penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar manusia. Ada pula yang berpendapat bahwa teknologi
pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode
problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi

5

Budak Media by: Yahya Fadhil 2015
modern, akan tetapi juga tanpa alat-alat itu. Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah
suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pendidikan
memandang soal mengajar dan belajar sebagai masalah atau problema yang harus dihadapi
secara rasional dan ilmiah.
Suatu keadaan masyarakat di mana produksi, distribusi dan manipulasi suatu
informasi menjadi kegiatan utama. Dan teknologi memiliki peran atau pendukung utama
menjadikan masyarakat menuju masyarakat informasi. Di mana teknologi itu merupakan
sebuah seperangkat untuk membantu dan mempermudah aktivitas kita dan dapat
mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi
dalam mencapai suatu tujuan. Tetapi masyarakat informasi harus secara kontekstual
mempertimbangkan informasi mana yang harus diekploitasi untuk memenuhi kebutuhan
tujuan komunitas.

Kemampuan untuk menyeimbangkan antara dampak positif maupun negatif harus
diperlukan mayarakat. Bagaimana memanfaatkan informasi teknologi dengan sebaikbaiknya dan meminimalkan dampak negatif sekecil-kecilnya. Salah satunya mengolah
informasi yang muncul secara relevan. Juga dengan rekomendasi-rekomendasi yang
membantu masyarakat untuk mengacu pada sistem yang ada dengan teknologi yang
realistis. Dengan begitu muncullah masayarakat informasi yang benar-benar kompeten dan
kritis. Sehingga dapat memajukan tatanan kenagaraan atau bangsa dan pada hakekatnya
akan memunculkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dalam suatu negara.
4. Kesimpulan dari Budak Media.
Bukanlah suatu hal yang luar biasa kita berjumpa dengan media teknologi, karena
sudah banyak teknologi yang dimiliki orang dan lebih canggih. Masyarakat mempunyai
penilaian yang berbeda mengenai nilai media. Sebuah media membuat peranannya begitu
kuat dan hebat dalam mempengaruhi manusia, seakan telah menjadi faktor penentu
kehidupan manusia. Sajian yang berorientasi pada nilai dan pelajaran moral mulai
disingkirkan dan digantikan dengan sajian yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan industri.
Perhatian khusus mutlak diperlukan untuk meminimalisasi pengaruh media sosial yang
berhambas tidak wajar. Perhatian ini tidak hanya diberikan oleh pemerintah melalui
kebijakannya tetapi kontrol kita terhadap orientasi pada pencegahan. Kemampuan untuk
menyeimbangkan antara dampak positif maupun negatif harus diperlukan mayarakat.
Dengan begitu munculah masayarakat informasi yang benar-benar kompeten dan kritis.

6

Budak Media by: Yahya Fadhil 2015

Tentang Penulis
ahya Fadhil, lahir di Yogyakarta 29 Mei 1995. Kuliah di Pembangunan Sosial dan
Kesejahteraan FISIPOL UGM. Lulusan dari SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Aktif
dalam organisasi PADII (Peace Development Initiative Indonesia), Bulaksumur Pos
Universitas Gadjah Mada, serta ikut dalam komunitas Young Fotografi dan ikut dalam
aktivitas grup facebook Animator Indonesia.

7

Budak Media by: Yahya Fadhil 2015

Manusia begitu tergantung pada media sehingga menjadikannya urusan kehidupan
sehari-hari. Pentingnya sebuah media membuat peranannya begitu kuat dan hebat
dalam mempengaruhi manusia, seakan telah menjadi faktor penentu kehidupan
manusia.

Karya ini mempelajari kita untuk lebih bijak dalam menggunakan media yang kita punya dan
lebih peduli lingkungan, pengetahuan, dan kesejahteraan manusia.

8