Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Match

24 November, 2012

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Matching
Math
A. Model
Pembelajaran
Tipe Matching Math.

Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif tipe Matching Math merupakan
kegiatan

pembelajaran

yang

melibatkan

secara


maksimal

seluruh

kemampuan siswa dalam berdiskusi dalam mencocokkan kartu, antara
kartu yang berisikan materi dengan kartu yang berisikan tentang
penjelasan tentang materi pada kartu

yang selanjutnya, metode ini

menggunakan tiga kartu dan kartu yang satu lagi berisikan tentang soalsoal pengembangan tentang materi (Ariati, 2008)

Guru Mengarahkan Siswa Dalam Mendiskusikan Tugas Kelompok
Pada Pembelajaran Koopertaif Tipe Matching Math
Dokumentasi : Hadi Salam, S. Pd

Metode ini memungkinkan terciptanya kerja sama dalam kelompok
yang baik, masing-masing anggota kelompok tidak ingin dicap sebagai

"parasit", sehingga siswa selalu berusaha aktif menyelesaikan tugas

kelompoknya, mendorong siswa membaca buku pegangan secara cermat
dan teliti, tercipta persaingan sehat antarkelompok, siswa merasa
dihargai saat diberi penilaian atas keberhasilan mereka menyelesaikan
tugas (Ariati, 2008)

Siswa Mendiskusikan Tugas Kelompok
Pada Pembelajaran Koopertaif Tipe Matching Math
Dokumentasi : Hadi Salam, S. Pd

Pada model ini, siswa dibagi dalam 10 kelompok (beranggota
empat orang). Setiap kelompok diskusi (KD) memperoleh tiga kartu.
Misalnya, pada KD sistem sirkulasi darah, kartu 1 berisi nama-nama
organ sirkulasi darah berikut gambarnya. kartu berisi fungsi organ
penyusun sistem sirkulasi darah. Kartu 3 berisi soal-soal pengembangan
tentang sistem sirkulasi darah. Kemudian, siswa diminta menjodohkan
kartu mana yang bisa digolongkan dalam satu kelompok, sambil
menjawab

soal-soal


yang

diperoleh.

Hasil

diskusi

dipresentasikan secara klasikal oleh siswa (Ariati, 2008)

kemudian

B. Peranan
Pembelajaran
Tipe Matching Math
Terhadap Hasil Belajar Siswa.

Kooperatif

Penaruh pembelajaran kooperatif tipe matching math terhadap

hasil belajar siswa sangat beragam, pembelajaran kooperatif tipe
matching

math

mempengaruhi

keterampilan

komunikasi,

motivasi,

prestasi belajar dan hasil belajar kognitif (Salam Hadi, 2009)
1.

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Matching Math Terhadap
Keterampilan Komunikasi.
Berdasarkan pada keterampilan yang dilatihkan dan bentuk-bentuk
aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan belajar, maka matching

mathberdampak positif terhadap kemampuan komunikasi siswa, karena
selama pembelajaran siswa berdiskusi dengan temen sekelompok maupun
secara klasikal, mengajukan pertanyaan, mengomentari jawaban teman
yang lain (Salam Hadi, 2009)

2.

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Matching Math Terhadap
Motivasi Siswa.
Menurut teori motivasi ARCS ( Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction), (Wilujeng, 1999) siswa

akan termotivasi

jika apa yang

dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan dengan kebutuhan siswa, apa
yang mereka pelajari menyebabkan mereka puas, dan menambah percaya
dirinya. Dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe matching math, siswa
aktif mencari tahu informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang ada dalam tiap masing-masing bandel sehingga relevan

dengan kebutuhan siswa sendiri maupun dalam kelompok mereka. Hal ini
akan meningkatkan motivasi siswa. (Salam Hadi, 2009)
3.

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Matching Math Terhadap
Hasil Belajar Kognitif.

Selama

KBM

siswa

berdiskusi

untuk

memecahkan

masalah,


mengajukan pertanyaan, mengomentari jawaban kelompok lain jadi dilatih
untuk menemukan ide pokok di dalam bahan bacaan dan ini merupakan
keterampilan

penting

untuk

belajar.

Semua

uraian

tersebut

sangat

memungkinkan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe matching math ini

akan berhasil meningkatkan prestasi belajar yang rendah (Salam Hadi,

2009)
Menurut Ariati (2008) pembelajaran kooperatif tipe matching
mathmemiliki keunggulan dan kelemahan antara lain:
Keunggulan Pembelajaran kooperatif tipe matching math :
a.

Terjalin kerja sama dalam kelompok.

b.

Masing-masing anggota kelompok tidak ingin dicap sebagai "parasit",
sehingga siswa selalu berusaha aktif menyelesaikan tugas kelompoknya.

c.

Mendorong siswa membaca buku pegangan secara cermat dan teliti,
sehingga mampu mengambil intisari bacaan dan akhirnya bisa digunakan
menjawab soal-soal.


d. Tercipta persaingan sehat antarkelompok. Hal itu tampak, misalnya, saat
ada kelompok A menyelesaikan tugas dan setelah diteliti guru ternyata
betul.Maka, kelompok lain tidak ingin menyontek hasil karya kelompok A
tersebut.
e.

Siswa merasa dihargai saat diberi penilaian atas keberhasilan mereka
menyelesaikan tugas. Bahkan, ada kelompok yang ekspresif meluapkan
kegembiraannya dengan toast tangan.

Kelemahan Pembelajaran kooperatif tipe matching math :
a.

Butuh waktu lebih banyak agar siswa bisa mencatat semua hasil tugas
tadi. Solusinya, salah seorang siswa mencatat, yang lain melakukannya di
luar jam pelajaran.

b.


Menuntut guru kreatif dalam membuat kartu dan isinya, disesuaikan
kemampuan siswa.