Perkembangan Teknologi untuk Sistem Keam

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI UNTUK SISTEM KEAMANAN RUMAH
Oleh: Feby Nirwana
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi terus berkembang hingga sekarang untuk
mempermudah hidup manusia. Salah satu teknologi yang telah mengalami pengembangan adalah
dalam hal sistem keamanan rumah. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh maraknya kasus
kriminalitas yang terjadi. Di Indonesia, kriminalitas menjadi sesuatu yang ditakuti oleh
penduduk Indonesia.

Sumber: https://www.bps.go.id/
Grafik di atas menunjukkan jumlah tindak kriminal yang terjadi tiap tahunnya. Jumlah
total kejahatan yang terjadi selama 2016 meningkat dari 44.304 pada 2015 menjadi 43.149 pada
2016. Peningkatannya lebih kurang tiga persen. Tercatat, ada 11 jenis kasus yang menonjol pada
2016, yang salah satunya adalah kasus pencurian [1]. Tidak sedikit kasus pencurian yang
berujung pada terenggutnya nyawa. Seperti yang terjadi pada bulan Juli 2017 lalu, penghuni
rumah di daerah Karawaci kota Tangerang ditembak oleh seorang pencuri yang sedang berusaha
untuk mencuri kendaraan bermotor milik penghuni rumah.
Untuk mencegah terjadinya kasus yang serupa, para ahli teknologi mengembangkan
beberapa sistem keamanan rumah, salah satunya adalah berupa motion detector. Sistem tersebut
dilandasi oleh perkembangan teknologi sensor, sistem kontrol, dan aktuator. Sensor dalam hal ini
digunakan untuk melakukan penginderaan jarak jauh terhadap berbagai kondisi di dalam rumah.
Sensor yang digunakan dapat berupa sensor cahaya dan sensor gerak. Kontrol digunakan untuk


melakukan monitoring dan controlling terhadap rumah dimana kontrol dapat berupa
mikrokontroler ataupun komputer. Sedangkan, aktuator digunakan sebagai tanda peringatan yang
menjadi output dari penginderaan sensor.
Sistem ini dapat dibuat sedemikian rupa untuk medeteksi seseorang yang berusaha masuk
ke dalam rumah. Sensing dilakukan oleh sensor yang dapat berupa sensor cahaya, dengan
memperhatikan perubahan intensitas cahaya yang terdeteksi. Sinar laser dari transmitter akan
diarahkan tepat ke reveiver. Jadi, apabila pencuri melewati sinar sehingga receiver tidak
mendeteksi cahaya, alarm akan berbunyi. Sensor lain yang dapat digunakan adalah sensor gerak
berupa PIR(Passive Infrared) yang memperhatikan perubahan gelombang infra merah pada
ruangan. Saat pencuri melakukan gerakan, pencuro akan mengeluarkan gelombang infra merah
dari tubuhnya sehingga dapat dideteksi oleh sensor PIR.
Penginderaan dari sensor akan diolah melalui sistem kontrol yang dalam hal ini dapat
berupa mikrokontroler atau komputer. Mikrokontroler merupakan chip yang terbilang murah dan
memiliki fungsi sebagai pengontrol berbagai macam rangkaian elektronik, sehingga benda ini
dapat dipilih. Sebagai output dari sistem yang dirancang, kita dapat menggunakan buzzer untuk
memberikan peringatan adanya seseorang yang berusaha masuk ke dalam rumah karena buzzer
terbilang cukup murah dan tidak memerlukan konsumsi energi untuk mengaktifkannya.
Dengan hanya menggunakan tiga komponen penting, kita sudah dapat membuat suatu
rancangan sistem untuk keamanan rumah. Dengan menggunakan rancangan tersebut, diharapkan

dapat melakukan pencegahan sehingga dapat mengurangi jumlah tindakan pencurian di
Indonesia. Ditambah lagi dengan biaya komponen yang tidak terbilang mahal. Hal ini
membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat bermanfaat untuk menjawab masalahmasalah yang ada di sekitar kita. Maka, bijaklah dalam memandang kemajuan teknologi agar
kita dapat merasakan kebermanfaatan dari kemajuan teknologi tersebut.

Referensi:
https://www.bps.go.id/ Diakses pada 25 Desember 2017 pukul 17:08 WIB
http://news.liputan6.com/read/3024230/jejak-kasus-pencurian-berujung-maut Diakses pada 25
Desember 2017 pukul 16:45 WIB
http://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/29/17470511/ini.11.jenis.kejahatan.yang.menonjol.
selama.2016 Diakses pada 25 Desember 2017 pukul 19:18 WIB
https://tutorkeren.com/artikel/tutorial-cara-gampang-membuat-alarm-anti-maling.htm Diakses
pada 26 Desember 2017 pukul 04:37 WIB