EFEKTIFITAS METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG MATERI PECAHAN PADA KELAS V MI AL-HUDA JOHO 2 KALIDAWIR TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

43

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan
dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif adalah suatu prosedur
penelitian yang menghasilakan data deskriptif berupa kata-kata atau
pernyataan-pernyataan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Lebih lanjut menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar
individu secara holistik atau menyeluruh.32 Pengertian yang serupa tentang
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orangorang (subyek) itu sendiri.33 Ada pula yang berpendapat bahwa penelitian
dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses
penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika
hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.34
Adapun karakteristik penelitian kualitatif menurut adalah sebagai
berikut:
32

33

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosda Karya, 2002), 3
Arief Furchan, Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif, (Surabaya : Usaha Nasional, 1992),

21-22
34

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001), 5

44

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

i.
j.
k.

Penelitian kualitatif menggunakan latar alamiah
Manusia sebagai alat (instrumen)
Menggunakan metode kualitatif
Analisis data secara induktif
Teori dari dasar
Hasil penelitian bersifat deskriptif
Lebih mementingkan proses daripada hasil
Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
Desain bersifat sementara
Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.35
Untuk melengkapi analisis data kualitatif, peneliti juga menggunakan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif hanya bersifat melengkapi
pendekatan kualitatif yang merupakan pendekatan utama dalam penelitian ini.
Kedua pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya memanfaatkan

satu paradigma, sedangkan paradigma lainnya sebagai pelengkap saja.36
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun
penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai beberapa pengertian antara lain
sebagai berikut:
a.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
peserta didik menjadi meningkat.37

35

Lexy J. Moleong, Metodologi ....dalam Ahmad Tanzah, Metodologi Penelitian Praktis
(Jakarta: Bina Alam, 2004), 42-43
36
Moleong, Metodologi…, 22
37
I GAK Wardani, et. al., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Depdiknas, 2000), 1.4


45

b.

Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.38

c.

Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Penelitian tindakan kelas biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau

sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praktis pembelajaran. 39 Pendapat lain tentang
penelitian tindakan kelas adalah sebagai penelitian reflektif yang dilakukan
oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat

pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian
dalam mengajar, meningkatkan prestasi peserta didik, dan sebagainya.40
Sedangkan bentuk PTK ini adalah Penelitian Tindakan Administrasi
Sosial Eksperimental, yaitu bentuk penelitian dimana guru tidak dilibatkan
dalam menyusun perencanaan, melakukan tindakan, dan refleksi terhadap
praktik pembelajarannya sendiri di kelas. Tanggung jawab penuh penelitian
tindakan ini terletak pada pihak/peneliti luar, meskipun obyek penelitian itu
terletak didalam kelas.41 Peneliti luar yang membuat rencana tindakan dan
38

Suharsimi Arikunto, et. al., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006),

3
39

Depdikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan
Menengah Umum, Penelitian Tindakan (Action Research), (t.t.p. : t.p., 1999), 3
40
Sukidin, et. al., Managemen Penelitian Tindakan, (t.t.p. : Insan Cendekia, 2002), 12
41

Ibid, 57

46

kegiatan pelaksanaan penelitiannya mengacu pada hipotesis tertentu.
Selanjutnya, peneliti melakukan berbagai tes yang ada dalam eksperimennya.
Rancangan penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan
partisipan, hal ini didasarkan karena peneliti berpartisipasi langsung dalam
penelitian mulai awal sampai akhir. Peneliti bertindak sebagai perencana,
perancang, pelaksana, pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor
penelitian.
B.

Kehadiran Peneliti
Berpijak pada pendekatan dan jenis penelitian yang telah dikemukakan

sebelumnya, kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan. Dalam penelitian
kualitatif, “peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat
pengumpul data utama”.42 Peneliti bertindak sebagai instrumen kunci dan pemberi
tindakan dalam penelitian. Instrumen kunci berarti bahwa peneliti adalah sebagai

pengamat dan pewawancara. Sebagai pengamat, peneliti mengamati aktifitas yang
terjadi selama pembelajaran. Hal-hal yang menjadi pokok pengamatan adalah
aktifitas selama pembelajaran yaitu bentuk interaksi guru dengan peserta didik
dan peserta didik dengan peserta didik. Pelaksanaan pengamatan akan dibantu
oleh guru bidang studi matematika MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung.
Hal ini dilakukan karena peneliti sendiri adalah pelaksana tindakan. Dengan
bantuan guru dan wali kelas V, diharapkan tidak ada data penting yang lepas dari

42

Moleong, Metodologi.... 4

47

pengamatan. Sedangkan sebagai pewawancara, peneliti bertindak sebagai
pewawancara terhadap subyek penelitian.
Sebagai pemberi tindakan, peneliti bertindak sebagai pengajar yang
membuat rancangan pembelajaran yang berdasarkan teknik montessori, sekaligus
menyampaikan bahan ajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Disamping
itu peneliti juga bertindak sebagai pengumpul dan penganalisis data serta sebagai

pelapor hasil penelitian.
C.

Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah MI Al-Huda

Joho 2 Kalidawir Tulungagung. Berdasarkan dialog dengan guru bidang studi
matematika penelitian disarankan untuk melakukan penelitian di kelas V. Lokasi
ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Peserta didik kelas V MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung masih
banyak yang kurang paham dalam memecahkan masalah matematika pada
pokok bahasan pecahan akibat dari kecenderungan guru yang menggunakan
metode konvensional dalam mengajar (informasi-ceramah-pemberian contohcontoh-latihan/tugas),

tanpa

menekankan

pada


pemahaman

konsep

matematika.
b. Prestasi peserta didik kelas V MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung
pada topik pecahan cenderung rendah.

48

c. Peserta didik kelas V MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung dalam
memecahkan masalah pecahan masih banyak yang mengerjakan secara
mekanistik tanpa pengetahuan konseptual dan prosedural.
d. Peserta didik menganggap bahwa pelajaran matematika tidak menarik,
membosankan, dan sulit dipahami serta tidak ada kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Hal ini diakibatkan guru kurang memanfaatkan realita dan
lingkungan kehidupan peserta didik yang biasa diakrabinya.
e. Guru mata pelajaran matematika pada MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir
Tulungagung belum pernah melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan
montessori.

D.

Data dan Sumber Data

1. Data
Pengertian data adalah hasil pencatatan si peneliti baik berupa fakta
ataupun angka.43
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi hasil tes, hasil
wawancara, hasil observasi, dan hasil catatan lapangan. Data-data tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.

Hasil tes peserta didik, hasil tes digunakan untuk
mengukur dan melihat peningkatan skor peserta didik, ketuntasan materi,
dan pemahaman peserta didik.

43

2002), 96


Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,

49

b.

Hasil

wawancara

terhadap

peserta

didik,

hasil

wawancara digunakan untuk memperoleh gambaran lebih dalam mengenai
pemahaman peserta didik, respon peserta didik, dan bentuk kesulitan yang
dihadapi peserta didik. Hasil wawancara akan melengkapi hasil tes untuk
melihat pemahaman peserta didik.
c.

Hasil observasi, hasil observasi digunakan untuk melihat
apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan. Dari
hasil observasi dapat dilihat faktor-faktor yang mendukung atau
menghambat proses belajar mengajar.

d.

Hasil catatan lapangan, catatan lapangan digunakan
untuk melengkapi data-data hasil observasi. Catatan lapangan berisi
beberapa hal penting yang terjadi selama proses belajar mengajar selain
yang terdapat dalam lembar observasi.

2.

Sumber Data
Pengertian sumber data adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh.44 Dalam penelitian kualitatif, peneliti sangat erat kaitannya dengan
faktor-faktor kontekstual. Sampling dimaksudkan untuk menjaring sebanyak
mungkin

informasi

dari

pelbagai

macam

sumber

dan

bangunan

(construction). Tujuan sampling untuk menguji kekhususan yang ada ke
dalam ramuan konteks yang unik serta bertujuan menggali informasi yang

44

Ibid, 107

50

akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sample).45
Dalam tatanan praktis, dari sekian sumber data yang ada penulis
mengambil enam orang peserta didik untuk dijadikan sampel (subyek
wawancara/informan). Pemilihan subyek dikonsultasikan dengan guru
matematika agar subyek yang terpilih mudah diajak berkomunikasi. Hal ini
penting karena salah satu pengambilan data dalam penelitian ini adalah
wawancara.
E.

Prosedur Pengumpulan Data
Sesuai data yang akan dikumpulkan dalam penelitian, maka teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : (1) tes, (2) wawancara, (3)
observasi, dan (4) catatan lapangan.
1. Tes
Tes adalah merupakan alat bantu atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan.46 Tes juga dapat dimaknai sebagai suatu
prosedur sistematis untuk mengamati dan mengukur satu atau lebih
karakteristik seseorang dengan menggunakan skala numerik atau sistem
kategori.47 Adapun bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian (esai)
berstruktur, bentuk tes ini menuntut kepada peserta didik untuk menyatakan
45

Moleong, Metodologi Penelitian…., 165
Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), 53
47
Baso Intang Sappaile, Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes Terhadap Hasil Belajar
Matematika
dengan
Mengontrol
Sikap
Peserta
didik,
dalam
http://www.depdiknas.go.id/jurnal/56/metode. htm, di-download pada tanggal 2 Januari 2007
46

51

jawabannya dengan menggunakan semua pengetahuan yang telah didapat
dengan suatu batasan tertentu.
Pelaksanaan tes dilakukan pada awal tindakan untuk menjaring subyek
penelitian, untuk mengetahui kesulitan yang dialami peserta didik dan
dilakukan pada akhir tindakan untuk mengukur hasil yang diperoleh setelah
pemberian tindakan. Adapun format instrumen tes sebagaimana pada lampiran
4 dan 6).
2.

Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data ialah dengan jalan wawancara
yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada
responden.48 Pendapat lain mengemukakan wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang sistematis dan secara face to
face.49 Sumber lain menyebutkan wawancara adalah bentuk komunikasi antara
dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
tujuan tertentu.50
Jenis wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tak
terstruktur, yaitu wawancara yang susunan pertanyaannya dan susunan katakatanya dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara,
48

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1989),

49

Sapari Imam Asy’ari, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Usaha Nasional, tt), 87
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2003),

192
50

180

52

disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara. Teknik
wawancara ini dimaksudkan untuk menggali informasi dari subyek penelitian
berkenaan dengan respon peserta didik terhadap pembelajaran melalui
pendekatan pemecahan masalah. Wawancara dilaksanakan pada setiap akhir
tindakan. Adapun format pedoman wawancara sebagaimana terdapat pada
lampiran 10).
3. Observasi
Observasi adalah suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan yang
sistematis ditujukan pada satu atau beberapa fase masalah dalam rangka
penelitian.51
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama proses
pembelajaran. Kegiatan pengamatan difokuskan pada aktivitas guru dan
aktivitas peserta didik. Pelaku pengamatan adalah guru matematika setempat
dan wali kelas dengan menggunakan lembar observasi sebagaimana pada
lampiran 8 dan 9.
Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi peer, yaitu observasi
terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (dalam hal ini dilakukan oleh
guru matematika setempat dan wali kelas).52 Selain itu observasi pada
penelitian ini juga termasuk dalam observasi terstruktur, yaitu observasi yang

51
52

Sapari, Metodologi..., 82
Depdikbud, Penelitian Tindakan.... 37

53

menggunakan instrumen yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat
hanya tinggal membubuhkan tanda √ pada tempat yang disediakan. 53
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data secara
obyektif mengenai hal-hal yang terjadi selama pembelajaran yang tidak
tercantum dalam lembar observasi.
F.

Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, dokumen resmi, gambar, foto, dalam
sebagainya.54
Analisis data dilakukan pada tahap refleksi dari siklus penelitian. Dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat dua jenis data yang dikumpulkan
peneliti untuk dianalisis, yaitu:
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik) yang dapat dianalisis secara
deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.
Misalnya, mencari nilai rata-rata, prosentase keberhasilan belajar dan lainlain.
2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang ekspresi peserta didik mengenai tingkat
pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap
53
54

I GAK Wardani, Penelitian....,. 219
Moleong, Metodologi…, 190

54

peserta didik terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas peserta
didik mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri,
motivasi belajar, dan sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif.55
Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis data kualitatif model
alir (flow model) yang terdiri dari 3 tahap yaitu reduksi data, sajian data, dan
penarikan kesimpulan dan verifikasi.56
1. Mereduksi Data
Mereduksi data adalah proses yang meliputi kegiatan menyeleksi,
memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai
dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian.
Hasil tes dan transkrip hasil wawancara tentang respon dan
pemahaman peserta didik serta hasil observasi dimungkinkan masih belum
dapat memberikan informasi yang jelas. Untuk memperoleh informasi yang
jelas dari data-data tersebut maka dilakukan reduksi data. Reduksi data
dilakukan dengan menggunakan cara pemilihan, pemusatan perhatian,
penyederhanaan, dan transformasi kasar yang diperoleh dari hasil wawancara,
observasi, dan catatan lapangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat
membuat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi proses
apabila seluruh peserta didik atau setidak-tidaknya sebagian besar 75%
55

Arikunto, Penelitian Tindakan..., 131
Miles, M.B. dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi
Rohidi, (Jakarta : UI Press, 1992), 18
56

55

peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik mental maupun sosial dalam
proses pembelajaran, disamping itu menunjukkan kegairahan belajar yang
tinggi, semangat yang besar dan rasa percaya diri, sedangkan dari segi hasil
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi perubahan prilaku yang
positif pada peserta didik atau setidaknya sebagian besar 75%.57
Adapun taraf keberhasilan proses pembelajaran yang digunakan
penelitian adalah 75%, hal ini disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan
minat belajar peserta didik.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan, didasarkan pada
Tabel Tingkat Penguasaan sebagai berikut:58
Tabel 3.1 : Tabel Tingkat Penguasaan (Taraf Keberhasilan Tindakan)
Tingkat Penguasaan
1
86%-100%
76%-85%
60%-75%
55%-59%
< 54%

Nilai Huruf
2
A
B
C
D
TL

Bobot
3
4
3
2
1
0

Predikat
4
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Sedangkan untuk menentukan prosentase keberhasilan tindakan,
didasarkan pada skor yang diperoleh dari data hasil observasi. Cara
penghitungannya melalui rumus penilaian dibawah ini:
NP =

R
x 100%
SM

Keterangan:

57

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : Rosda Karya, 2003), 102
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Rosda
Karya, 2002), 103
58

56

NP
R
SM
100%

: Nilai Persen yang dicari atau diharapkan
: Skor mentah yang diperoleh peserta didik
: Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
: Bilangan tetap59
Indikator

keberhasilan

tindakan

selain

dilihat

dari

proses

pembelajaran (aktifitas guru dalam peserta didik) yang merupakan data
kualitatif, juga dilihat dari nilai hasil belajar peserta didik yang berupa tes
awal, tes akhir, kuis, dan lain-lain. Sedangkan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari segi nilai hasil belajar, didasarkan pada kriteria penilaian
sebagai berikut:60
Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian
Huruf
1
A
B
C
D
E

Angka
0-4
2
4
3
2
1
0

Angka
0-100
3
85-100
70-84
55-69
40-54
0-39

Angka
0-10
4
8,5-10
7,0-8,4
5,5-6,9
4,0-5,4
0-3,9

Predikat
5
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Keterangan: Peserta didik dinyatakan lulus bila mencapai nilai akhir atau nilai
rata-rata minimal 55.
Adapun peneliti di sini memandang bahwa nilai rata-rata minimal 55
dianggap masih belum memenuhi target keberhasilan ditinjau dari nilai hasil
belajar. Hal ini didasarkan pada dialog dengan guru mata pelajaran
matematika MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung bahwa nilai tersebut
masih dianggap belum mencapai target dari standar yang ditetapkan
Madrasah. Sehingga dengan mempertimbangkan semua itu dan melihat dari
59

Ibid, 102
Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan (Bandung: Mandar Maju,
2001), 122
60

57

keberhasilan para tokoh pendidikan yang sebelumnya pernah mengadakan
penelitian

pemecahan

masalah

maka peneliti

menyimpulkan

bahwa

pembelajaran melalui pemecahan masalah mempunyai banyak kelebihan
sehingga menetapkan kriteria keberhasilan nilai hasil belajar adalah peserta
didik dapat mencapai nilai minimal 65.
2. Menyajikan Data
Penyajian data dilakukan dalam rangka pengorganisasian hasil reduksi
dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah
diperoleh dari hasil reduksi. Hal ini diharapkan dapat memberikan
kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Informasi
yang dimaksudkan adalah uraian kegiatan proses pembelajaran, aktivitas
peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran, serta hasil yang diperoleh
sebagai akibat dari pemberian tindakan. Informasi ini diperoleh dari
perpaduan data hasil tes, observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Data
yang sudah terorganisir ini dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam
narasi, grafik maupun tabel.61
Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya ditafsirkan dan
dievaluasi untuk membuat rencana tindakan selanjutnya. Hasil penafsiran dan
evaluasi dapat berupa penjelasan mengenai (1) perbedaan antara rancangan
dan pelaksanaan tindakan, (2) perlunya revisi pelaksanaan tindakan, (3)

61

Wardani, Penelitian…, 23

58

alternatif tindakan yang dianggap tepat, (4) persepsi guru, wali kelas, dan
peneliti dalam pengamatan dan pencatatan lapangan, dan (5) kendala yang
dihadapi dan sebab-sebab kendala itu muncul.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah kegiatan memberikan kesimpulan
terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian
makna data serta memberikan penjelasan. Selanjutnya dilakukan kegiatan
verifikasi, yaitu menguji kebenaran, kekokohan, dan mencocokan maknamakna yang muncul dari data. Verifikasi merupakan validasi dari data yang
disimpulkan.62
G.

Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik

kriteria derajat kepercayaan. Derajat kepercayaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ketekunan pengamatan dan pengecekan sejawat.63
1. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti mengadakan
pengamatan dengan teliti, rinci, dan terus menerus selama proses penelitian.
Kegiatan ini dapat diikuti dengan kegiatan wawancara secara intensif dan

62
63

Miles, Analisis…, 19
Moleong, Metodologi…, 177-179

59

aktif sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya subyek
berdusta, menipu, berpura-pura, dan sebagainya.
b.

Pengecekan Sejawat
Pengecekan sejawat adalah mendiskusikan proses dan hasil penelitian
dengan dosen pembimbing atau teman yang sedang/telah mengadakan
penelitian kualitatif. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti mendapatkan
masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks penelitian.
Disamping itu, peneliti juga senantiasa berdiskusi dengan teman pengamat
yang ikut terlibat dalam pengumpulan data untuk merumuskan kegiatan
pemberian tindakan selanjutnya.

H.

Tahap-tahap Penelitian
Secara umum kegiatan penelitian ini dapat dibedakan dalam 2 tahap, yaitu

tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan tindakan.
1. Tahap Pendahuluan/Refleksi Awal
Penelitian ini dimulai dengan tindakan pendahuluan atau refleksi awal.
Pada refleksi awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan dialog dengan kepala sekolah tentang penelitian yang akan
dilakukan.
b. Melakukan dialog dengan guru bidang studi matematika kelas V MI AlHuda Joho 2 Tulungagung tentang penerapan pembelajaran dengan

60

menggunakan pendekatan Montessori pada materi pecahan pada penelitian
yang akan dilakukan.
c. Menentukan sumber data.
d. Menentukan subyek penelitian.
e. Membuat soal tes awal.
f. Melakukan tes awal.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang
terdiri 4 tahap meliputi : (1) tahap perencanaan (plan), (2) tahap pelaksanaan
tindakan (act), (3) tahap observasi (observe), dan (4) tahap refleksi (reflect).64
Uraian masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan (Plan)
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Membuat rencana pembelajaran
2)

Menentukan tujuan pembelajaran

3)

Menyusun kegiatan pembelajaran

4)

Menyiapkan materi pembelajaran yang akan
disajikan

5)

Menyiapkan

lembar

observasi

digunakan pada saat pelaksanaan tindakan di kelas
64

Depdikbud, Penelitian…, 21

yang

akan

61

6)

Menyusun evaluasi berupa kuis dan tes individu

7)

Menemui guru kelas untuk mengkoordinasikan
program kerja dalam pelaksanaan tindakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Act)
Melaksanakan

kegiatan

pembelajaran

matematika

melalui

pendekatan montessori sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dipersiapkan sebelumnya sebagaimana terlampir, serta memberikan tes
akhir pada akhir tindakan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta
didik pada materi pecahan.
Adapun

kegiatan

pembelajaran

yang

dilakukan

untuk

mengarahkan peserta didik kepada:
1) Memahami masalah, yaitu mengidentifikasi dan menuliskan apa yang
diketahui, apa yang ditanyakan, dan persyaratan yang harus dipenuhi.
2) Membuat rencana penyelesaian, yaitu membuat beberapa alternatif
pemecahan dan menyusun prosedur kerja untuk dipergunakan dalam
memecahkan masalah, serta mencatat hubungan antara yang diketahui
dan tidak diketahui dan mengetahui kaitannya.
3) Melaksanakan rencana pemecahan, yaitu melaksanakan pemecahan
sesuai rencana yang telah dibuat pada langkah kedua serta menarik
kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan, dan

62

4) Memeriksa kembali hasil pemecahan, yaitu mengecek jawaban
dengan cara mensubstitusikan kembali hasil yang diperoleh dengan
soal mula-mula, apakah telah sesuai.
c. Observasi (Observe)
Kegiatan observasi adalah mengamati aktifitas peserta didik
selama pembelajaran berlangsung maupun aktifitas peneliti dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya. Dalam
pelaksanaan observasi dibantu oleh guru matematika dan wali kelas V MI
Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung. Adapun format lembar observasi
sebagaimana terlampir.
d. Refleksi (Reflect)
Pada kegiatan refleksi, peneliti melakukan diskusi dengan
pengamat untuk menjaring hal-hal yang terjadi sebelum dan selama
tindakan berlangsung berdasarkan hasil pengamatan, catatan lapangan,
wawancara, dan perekaman agar dapat diambil kesimpulan. Kegiatan
refleksi dilaksanakan dengan cara menganalisis, memahami, menjelaskan,
dan menyimpulkan data-data tersebut.
Dalam penelitian ini, keempat tahap diatas dipandang sebagai suatu
siklus tindakan. Penelitian ini akan dilakukan beberapa bentuk siklus, masingmasing siklus terdiri dari tahap perencanan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Setiap siklus diakhiri dengan tahap refleksi yaitu sebagai

63

pertimbangan didalam merumuskan dan merancanakan tindakan yang lebih
efektif pada siklus berikutnya. Apabila pada siklus I belum dapat mencapai
tujuan yang diinginkan maka dilanjutkan pada siklus II dan seterusnya sampai
tujuan yang diinginkan tercapai. Penelitian tindakan harus dilakukan
sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan. 65 Informasi
dari siklus yang terdahulu sangat menentukan pelaksanaan siklus berikutnya.
Siklus tindakan akan dihentikan jika peserta didik telah mencapai
pemahaman sesuai indikator yang ditentukan. Indikator keberhasilan dalam
penelitian ditinjau dari dua segi:
a. Nilai hasil belajar peserta didik, penelitian ini dianggap berhasil apabila
nilai yang dicapai peserta didik pada tes akhir memenuhi target
keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu peserta didik dapat mencapai
nilai minimal 65.
b. Proses pembelajaran (tindakan), dalam penelitian ini yang menjadi
indikator keberhasilan ditinjau dari proses pembelajaran adalah aktivitas
guru maupun peserta didik yang dapat diamati melalui observasi.
Pembelajaran ini dianggap berhasil apabila prosentase skor dari lembar
observasi paling tidak mencapai 75%.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model-model penelitian
tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar model dan
tahapan penelitian tindakan adalah sebagai berikut:66

65
66

Arikunto, Penelitian Tindakan..., 23
Ibid, 16

64

Perencanaan
Refleksi

Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Observasi

n
Gambar 3.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Dokumen yang terkait

Kode Etik Peserta Didik di Madrsah Tsanawiyah Al- Huda Kedungwaru Tulungagung - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

PENERAPAN METODE TILAWATI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SANTRI MADRASAH DINIYAH FASTABICHUL KHOIROT JOHO KALIDAWIR TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 1 3

EFEKTIFITAS METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG MATERI PECAHAN PADA KELAS V MI AL-HUDA JOHO 2 KALIDAWIR TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

EFEKTIFITAS METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG MATERI PECAHAN PADA KELAS V MI AL-HUDA JOHO 2 KALIDAWIR TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

EFEKTIFITAS METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG MATERI PECAHAN PADA KELAS V MI AL-HUDA JOHO 2 KALIDAWIR TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

EFEKTIFITAS METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG MATERI PECAHAN PADA KELAS V MI AL-HUDA JOHO 2 KALIDAWIR TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

EFEKTIFITAS METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG MATERI PECAHAN PADA KELAS V MI AL-HUDA JOHO 2 KALIDAWIR TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

EFEKTIFITAS METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG MATERI PECAHAN PADA KELAS V MI AL-HUDA JOHO 2 KALIDAWIR TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 1

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK MI MIFTAHUL HUDA NGANTRU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

BAB V PEMBAHASAN - IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK MI MIFTAHUL HUDA NGANTRU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 18