Penerapamn pembelajaran cooperative tipe doc

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Kegiatan
pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru
dan siswa.Berdasarkan realitasnya, sebagian masyarakat menganggap belajar
sebagai property sekolah yaitu belajar hanya dilakukan disekolah saja.Ilmu
Pengetahuan Alam berguna untuk kehidupan sehari-hari, dan juga memiliki
peranan penting dalam berbagai disiplin serta memajukan daya pikir manusia.
Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya
kurangnya minat dan bakat siswa, masih rendahnya daya serap peserta didik
dalam memahami pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), masih banyak guru
yang lebih aktif daripada siswanya sehingga terjadi komunikasi satu arah dan
menyebabkan siswa menjadi pasif, dan motivasi belajarnya rendah.
Dalam hal ini saya melakukan penelitian tindakan kelas di SMPN 1 Kokop
pada saat pelaksanaan pembelajaran IPA di Kelas VII saya melihat proses
pembelajarannya masih menggunakan sistem pembelajaran teacher center yaitu
sistem pembelajaran yang masih berpusat pada guru, dalam hal ini guru
merupakan satu-satunya sumber informasi atau sumber belajar bagi siswa. Dan

pelaksanaannya juga menggunakan metode ceramah dalam belajar sehingga siswa
yang ada dibelakang tidak mendengarkan dan main-main sendiri.Guru juga
mengggunakan media pembelajaran yang kurang bervariasi dan tidak menarik
perhatian siswa sehingga jika diberikan tugas siswa cenderung malas untuk
mengerjakannya.Rendahnya motivasi belajar berimplikasi pada hasil belajar.
Melihat kondisi yang demikian, penelitian ini dilakukan untuk melihat dengan
menggunakan metode dan model pembelajaran yang berbeda dapat memiliki
pengaruh khususnya dalam membangkitkan motivasi siswa dan hasil belajar
1

siswa. Untuk mewujudkan hal itu, saya menggunakan model yang berbeda dari
yang diberikan oleh guru.Model yang dipakai adalah model pembelajaran
Cooperative learning tipe STAD. Model pembelajaran ini menekankan bagaimana
siswa belajar secara tim, tetapi juga belajar secara mandiri sebagai individu.
Sebagai tim siswa dapat belajar dari sesame teman. Dan secara mandiri, siswa
dapat secara aktif untuk belajar struktur sehingga siswa tidak hanya bergantung
dari satu sumber informasi saja yaitu guru.Stundent

Teams


Achievement

Divisions atau STAD merupakan salah satu dari beberapa jenis pembelajaran
kooperatif.
Penelitian relevan yang telah ada seperti milik Nugroho, penelitian tersebut
bertujuan untuk menentukan peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa akibat
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berorientasi pada
keterampilan proses. Serta mengetahui kelebihan, kekurangan dan kendala model
pembelajaran tersebut dalam meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa.
Dalam STAD siswa akan dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok
kecil, terdiri dari individu-individu yang mempunyai latar belakang berbedabeda baik dari tingkat prestasi, jenis kelamin maupun suku. Pada kelompok
tersebut, siswa akan belajar bekerjasama. Jadi, judul penelitian tindakan kelas ini
adalah “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pelestarian
Keanekaragaman Hayati Kelas VII C SMPN 1 KOKOP”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
Untuk


Meningkatkan

Motivasi

Siswa

Pada

Materi

Pelestarian

Keanekaragaman Hayati Kelas VII C SMPN 1 KOKOP?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe
STADuntuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pelestarian
Keanekaragaman Hayati Kelas VII C SMPN 1 KOKOP?

2

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk

Meningkatkan

Motivasi

Siswa

Pada

Materi

Pelestarian

Keanekaragaman Hayati Kelas VII C SMPN 1 KOKOP melalui model
pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD.
2. Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada


Materi

Pelestarian

Keanekaragaman Hayati Kelas VII C SMPN 1 KOKOP melalui model
pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD.

3

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Proses Belajar dan Mengajar
1) Pengertian Belajar
Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses yang memungkinkan
seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat dan perubahan
tersebut relative bersifat tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu
terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru. Seseorang dapat
mengetahui belajar telah berlangsung pada diri seseorang apabila dia
mengamati adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, dan

perubahan itu bertahan lama.
Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan
oleh guru dalam merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam
pembelajaran IPA. Tiga hal tersebut adalah:
1. Seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan
2. Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau
kejadian
Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup
untuk menjamin perkembangan intelektual anak.
2) Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan sesMengajar merupakan sesuatu yang
memerlukan tanggung jawab yang cukup berat, karena berhasilnya
pendidikan pada siswa dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar pada
prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau
mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha
mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan
bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
Mengajar adalah memberikan ajaran-ajaran berupa pengetahuan
kepada seseorang atau beberapa orang agar mereka dapat memiliki dan
memahami ajaran-ajaran tersebut.


4

3) Proses Belajar Mengajar
Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar diatas dapat dikatakn
bahwa kebiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan kompetensi guru.
Beberapa peran guru dalam proses belajar mengajar antara lain
sebagai berikut:
a. Guru sebagai sumber belajar
b. Guru sebagai fasilitator
c. Guru sebagai pengelola
d. Guru sebagai demonstrator
e. Guru sebagai pembimbing
f. Guru sebagai mediator
g. Guru sebagai evaluator
Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
sebagai berikut:
a. Kompetensi pribadi
b. Kompetensi sosial

c. Kompetensi profesi
B. Pembelajaran IPA
IPA

didefinisikan

sebagai

pengetahuan

yang

diperoleh

melalui

pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk
menghasilkan

suatu


dipercaya.Carin

dan

penjelasan
Sund

tantang

(1993)

sebuah

dalam

gejala

yang


Puskur-Depdiknas

dapat
(2006)

mendefinisikan IPA sebagai “Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara
teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi
dan eksperimen”.
IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya
produk saja tetapi juga mencakup pengetahuan seperti keterampilan dalam
hal melaksanakan penyelidikan ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud
misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang ersifat

5

rasional. Sedangkan sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur dalam
mengumpulkan proses dan sikap ilmiah itu saintis memperoleh penemuanpenemuan atau produk yang berupa fakta. Konsep prinsip, dan teori.
Menurut Nash (dalam Usman 2006:2) IPA adalah “Suatau cara
ataumetode untuk mengamati alam yang bersifat analisi, lengkap ermat
serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya

embentk suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamati”.
C. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2011) motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat
tercapai.
Menurut Dimyati dan Mujiono (2009) motivasi merupakan dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk
dalam kegiatan belajar motivasi mendorong seseorang untuk mencapai tujuan
yang diinginkannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Damyati dan
Mujiono adalah:
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
2. Kemampuan belajar
3. Kondisi jasmani dan rohani siswa
4. Kondisi lingkungan kelas
5. Unsur-unsur dinamis kelas
6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Macam-macam motivasi belajar menurut Sardiman (2011) dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, diantaranya adalah:
1. Dilihat dari dasar pembentukannya yang terdiri dari motif bawaan dan
motif yang dipelajari.
2. Mengklasifikasikan motivasi menjadi motivasi jasmaniah dan motivasi
rohaniah.
6

3. Motivasi diklasifikasikan mberdasarkan jalarannya menjadi motivasi
intrinsik dan eksterinsik.
Fungsi dari motivasi bejar menurut Sardiman diantaranya adalah
mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak siswa untuk melakukan kegiatan belajar, menentukan arah
perbuatan dalam hal ini motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan seehingga siswa tahu apa yang harus dilakukannya,
menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan
yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut.
Menurut Uno (2007) mengklasifikasikan indikator yang mempengaruhi
motivasi belajar yaitu:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam,adanya kegiatan menarik dalam belajar
5. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
D.

Pengertian Hasil Belajar
Setiap saat dalam kehidupan manusia selalu mengalami proses

pembelajaran. Belajar dilakukan manusia secara formal maupun informal, dimana
dalam proses pembelajaran akan di peroleh hasil belajar setelah pembelajaran segi
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Perubahan- perubahan pada siswa inilah
yang dinamakan hasil belajar.
Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat
terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006:
144) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri
dari dua faktor, yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri individu siswa
(internal factor), dan faktor yang datangnya dari luar diri individu siswa (eksternal
factor). Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor internal anak, meliputi:
7

a. Faktor psikis (jasmani). Kondisi umum jasmani yang menandai dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran.
b. Faktor psikologis (kejiwaan). Faktor yang termasuk aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi kualitas perolehan hasil belajar siswa antara lain:
Intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi.
2. Faktor eksternal anak, meliputi :
a. Faktor lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi dan temanteman sekelas.
b. Faktor lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah/ belajar,
letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan anak.
c. Faktor pendekatan belajar, yaitu cara guru mengajar guru, maupun metode dan
media pembelajaran yang digunakan.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Pengalaman disini
maksudnya segala hal yang terjadi dalam proses pembelajaran dari mulai guru
memberikan materi sampai guru memberikan evaluasi. Apabila dalam evaluasi ini
siswa dapat mengerjakan soal dengan baik maka bisa dikatakan hasil belajarnya
sudah maksimal.
E. Pengertian STAD (Student Team Achievement Divisions)
Dalam pembelajaran kooperatif siswa memiliki banyak kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, dan mengelolah informasi yang didapat dandapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung
jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang
dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya (Rusman, 2008:203).

8

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi
pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bejerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Depdiknas,
2003:5). Sedangkan menurut Suprijono (2010:54) “model pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.
Sebuah tim dalam STAD merupakan sebuah kelompok terdiri dari
empat atau lima siswa yang mewakili heteroginitas kelas ditinjau dari kinerja,
suku,dan jenis kelamin (Mohammad Nur, 2005:23). Menurut Mohammad
Nur (2005:20) STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas,
kerja tim, kuis, skor perbaikan individu dan penghargaan tim.
a. Presentasi Kelas
Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau
ceramah yang dilakukan oleh guru namun presentasi dapat meliputi presentasi
audio-visual atau penemuan kelompok (Mohamad Nur, 2005:20). Pada
kegiatan ini siswa harus sungguh-sungguh memperhatikan presentasi kelas
karena dengan begitu akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik.
Dan skor kuis yang mereka peroleh akan menentukan skor timnya.
b. Kerja Tim
Dalam setiap kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang heterogen
berdasarkan prestasi belajar, jenis kelamin dan suku. Setelah guru
mempresentasikan materi, tim tersebut berkumpul untuk mempelajari materi
yang sudah diberikan dengan menggunakan lembar kerja. Pada tahap kerja
kelompok ini siswa secara bersama mendiskusikan masalah dan membantu
antar anggota dalam kelompoknya. Kerja tim yang paling sering dilakukan
adalah membetulkan setiap kekeliruan atau miskonsepsi apabila teman
sesama tim membuat kesalahan.
c. Kuis
Sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dengan
diadakannya kuis oleh guru mengenai materi yang dibahas. Dalam
mengerjakan kuis ini siswa harus bekerja secara individu sekalipun skor yang
ia

peroleh

nanti

dapat

digunakan

9

untuk

menentukan

keberhasilan

kelompoknya. Kepada setiap individu, guru memberikan skor yang
digunakan untuk menentukan skor bersama bagi setiap kelompok.
d. Skor Perbaikan Individu
Skor yang diperoleh setiap anggota dalam kuis akan berkontribusi pada
kelompok mereka, dan didasarkan pada sejauh mana skor mereka telah
meningkat dibandingkan dengan skor rat-rata awal yang telah mereka capai
sebelumnya (Isjoni dkk, 2007:72). Berdasarkan skor awal setiap individu
ditentukan skor peningkat atau perkembangan. Rata-rata skor peningkat dari
tiap individu dalam suatu kelompok akan digunakan untuk menentukan
penghargaan bagi kelompok yang berprestasi.
e. Penghargaan Tim
Kelompok dapat memperoleh sertifikat atau penghargaan lain apabila skor
rata-rata yang didapat melampaui kriteria tertentu. Penghargaan yang
diperoleh menunjukkan keberhasilan setiap kelompok dalam menjalin
kerjasama antar anggota kelompok. Penghargaan kelompok dilakukan dengan
memberikan penghargaan berupa sertifikat atau penghargaan lain atas usaha
dan kerja keras yang dilakukan kelompok.
Menurut Mohamad Nur (2005:36) ada tiga tingkat penghargaan yang
diberikan berdasarkan skor tim rata-rata. Ketiga tingkat adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Kriteria Penghargaan Kelompok
Kriteia (rata-rata tim)

Penghargaan

15

TIM BAIK

20

TIM HEBAT

25

TIM SUPER

Sumber: (Mohamad Nur, 2005:36)
Menurut Slavin (2010: 143), “STAD merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang
paling baik untuk permulaan bagi para guru

yang

baru

menggunakan

pendekatan kooperatif”. Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar

10

yang terdiri dari 4 atau 5 orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis
kelamin

dan latar belakang etniknya. Menurut

Slavin (2010:

143-146)

“pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu
presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim”.
Menurut Nugroho (2009) fase utama dalam proses pembelajaran
kooperatif adalah:

Gambar 1: Tabel fase utama dalam pembelajaran kooperatif
F. Pelestarian Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati adalah berbagai macam /variasi bentuk, usaha,
penampilan, jumlah, sifat yang terdapat pada makhluk hidup.Indonesia
merupakan salah satu wilayah yang memiliki keanekaragaman hayati
tertinggi didunia karena Indonesia beriklim tropis, tanahnyya subur ddan
memiliki curah hujan yang tinggi.

11

1. Penyebab berkurangnya


Tingkat produktivitas



Bencana alam



Aktivitas manusia

2. Usaha pelestarian


Sosialisasi tumbuhan dan hewan langka



Rehabilitasi hewan kritis



Pelestarian insitu dan eksitu



Pengaturan dan pemanfaatan tumbuhan dan hewan



Kawasan pelestarian keanekaragaman hayati

12

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (classroom
action research), yang pada hakikatnya merupakan penelitian yang dilakukan
pada saat mengajar di kelas dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar.
B. Tempat Penellitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 KOKOP yang beralamat di Jalan Raya
Dupok Kec. Kokop Kab. Bangkalan.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan 1 April – 16 April 2016
D. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIC SMPN 1 KOKOP semester
2 (genap).Yang berjumlah 32 siswa. Pada Materi Pelestarian Keanekaragaman
Hayati.
E. Prosedur Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan

Siklus-1

Perencanaan

Refleksi
Siklus I
Siklus selanjutnya
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi sebagai berikut.
1. Perencanaan (planning)

13

a. Memberikan surat pengantar terhadap sekolah.
b. Melakukan observasi, mengidentifikasi masalah.
c. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Membuat lembar kerja siswa.
Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK
Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2. Pelakasanaan (Acting)
a. Membagi siswa dalam 5-6 kelompok
b. Menyajikan materi pelajaran.
c. Diberikan materi diskusi.
d. Dalam diskusi kelompok, guru mengarahkan kelompok.
e. Salah satu dari kelompok diskusi, mempresentasikan hasil kerja
d.
e.
f.
g.

kelompoknya.
Guru memberikan kuis atau pertanyaan.
Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.
Penguatan dan kesimpulan secara bersam-sama.
Melakukan pengamatan atau observasi.
3. Pengamatan (Observasi)
a. Situasi kegiatan belajar mengajar
b. Keaktifan siswa
c. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok
4. Refleksi (Reflectin)
Dalam tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data yang
f.
g.
h.
i.

melakukan kategorisasi dan penyimpulan data yang telah terkumpul
dalam tahapan pengamatan.Dalam tahapan refleksi, peneliti juga
melakukan evaluasi terhadap kekurangan atau kelemahan dari
implementasi tindakan sebagai bahan dan pertimbangan untuk
perbaikan di siklus berikutnya.
5. Analisis data
Data yang digunakan oleh peneliti pada saat sebelum observasi adalah
wawancara mengenai kegiatan pembelajaran di kelas antara guru mata
pelajaran IPA dengan siswa. Dari data hasil wawancara dan hasil
observasi

kegiatan

pembelajaran

dikelas

tersebut

kekurangan yang ada pada proses pembelajaran IPA.
a) Data Reduction (Data Reduksi)
14

di

analisis

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mencarinya bila diperlukan.
b) Data diplay (penyajian data)
Setelah data direduksi,

maka

langkah

selanjutnya

adalah

mendisplay data. Dalam PTK ini penyajian data dilakukan dengan
uraian singkat yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
c) Conclusion drawing/verification
Langkah yang ketiga yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh buktibukti yang valid sat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang ditemukan marupakan kesimpulan yang
kredibel.

15

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
SMP Negeri 1 Kokop adalah salah satu dari SMP negeri yang berada di
kecamatan Kokop kabupaten Bangkalan. Terletak di desa Dupok dan merupakan
sekolah yang memiliki akreditasi A dan sekolah yang berbasis Sekolah Standar
Nasional (SSN). SMP Negeri 1 Kokop masih menggunakan Kurikulum 2006
(KTSP). Pada saat melakukan observasi pertama, memberikan surat pengantar
terhadap pihak sekolah dan meminta izin untuk melakukan penelitian tindakan
kelas pada sekolah tersebut. Pada saat masuk kelas terdapat siswa yang kurang

16

menyimak penyampaian materi guru karena metode yang diberikan oleh guru
kurang

menarik

seperti

masih

menggunakan

metode

ceramah.

Tidak

menggunakan media yang menarik, guru masih menggunakan media papan tulis
dan spidol. Hasil Ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPA masih sangat
rendah sehingga perlu perbaikan.
Gambar 2: Observasi awal

B. Deskripsi dan Hasil Siklus
1. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan surat pengantar kepada pihak
sekolah, dan meminta izin kepada pihak sekolah. Melakukan observasi awal untuk
mengidentifikasi masalah yang akan dihadapi peneliti. Menganalisis kurikulum
pada sekolah tersebut dan diperoleh bahwa sekolah tersebut masih menggunakan
kurikulum 2006 atau KTSP. KTSP masih menggunakan pembelajaran kooperatif
sehingga peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peneliti
membuat kompetensi dasar dan mencari tujuan pembelajaran yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar. Peneliti membuat perangkat
pembelajaran seperti LKS, silabus, RPP, bahan ajar dan lain-lain. Peneliti
membuat instrument seperti lembar angket dan teks wawancara.
2. Tindakan
Pada tahap tindakan ini, peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Peneliti memberikan buku pelajaran IPA

17

(bahan ajar) untuk dipelajari. Dan peneliti menyampaikan materi. Materi yang
diajarkan adalah pelestarian keanekaragaman hayati. Peneliti memberikan LKS
kepada masing-masing kelompok, yang terdapat gambar hewan dan tumbuhan
langka untuk di diskusikan. Dalam diskusi kelompok tersebut peneliti
membimbing siswa dan mengarahkan siswa. Peneliti menyuruh perwakilan dari
masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Peneliti
mmemberikan kuis atau pertanyaan kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan
untuk menanggapi pertanyaan tersebut. Peneliti bersama siswa membuat
kesimpulan.

gambar 3: diskusi kelompok
3. Hasil pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai situasi belajar
mengajar. Situasi yang diciptakan adalah tenang, memiliki rasa ingin tahu.
Beberapa siswa menanggapi hasil presentasi dari kelompok-kelompok yang telah
presentasi.
Tabel 2: Data Hasil Belajar
NO
1
2
3
4
5
6

Nama Siswa
Moh. Rumi
Miftahul J
Faroid
Abdul Rohman
Titis Indikasari
Muzayyaroh
18

Nilai PreTest

Nilai PostTest

20
40
20
20
20
60

80
80
80
80
80
100

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Nur Aini
Nur Hasanah

20
20

100
60

Moh. Ribut Felani
Diana Febriani
Siti Zainab
Moh. Imron
Salimah
Maulidah
Saniyah
Mawaddatul Mannah
Muhammad Rhido Firmansyah
Inayatul Izzati
Moh. Rafa Azka Putra
Dyah Ayu kanna
Cholifatus Sya'diah
Nur Lailil Istiqomah
Amalia Setyowati
Siti Nurma Yanti
Andri Siswanto
M. Rony Afiaruddin
Rony Sulasmono
Kaffa Rizal
Mahardion Arga Saputra
Yogi Aditya putra
Nur Ardi Pratama
Mohammad Rahmat Santoso
Jumlah

60
40
40
60
20
20
20
20
20
20
20
40
40
20
20
20
20
20
20
20
20
40
40
40

60
60
80
80
80
80
80
100
100
100
100
100
80
80
80
80
60
60
40
40
40
100
100
100

920
28.75

2540
79.375

Rata-rata
Nilai Minimum

20
40
Nilai Maksimum
60
100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata siswa pada nilai pretest tidak
tuntas dan setelah diberikan post test rata-rata siswa tuntas. Pada saat pretest nilai
minimumnya adalah 20 dan nilai maksimumnya 60. Sedangkan pada posttest nilai
minimumnya 40 dan nilai maksimumnya 100. Perlakuan tersebut menunjukkan
bahwa setelah diberikan pretest dan posttes terjadi peningkatan.
Tabel 3: Data dari angket motivasi siswa

19

Jumlah
Nama

Dari
40
48
47
44
45
45
40
49
50
52
51
54
51
53
54
40
48
47
44
45
45
49
44
50
52
51
54
51
53
54
54
40
1546
1546
28
rendah

Moh. Rumi
Miftahul J
Faroid
Abdul Rohman
Titis Indikasari
Muzayyaroh
Nur Aini
Nur Hasanah
Moh. Ribut Felani
Diana Febriani
Siti Zainab
Moh. Imron
Salimah
Maulidah
Saniyah
Mawaddatul Mannah
Muhammad Rhido Firmansyah
Inayatul Izzati
Moh. Rafa Azka Putra
Dyah Ayu kanna
Cholifatus Sya'diah
Nur Lailil Istiqomah
Amalia Setyowati
Siti Nurma Yanti
Andri Siswanto
M. Rony Afiaruddin
Rony Sulasmono
Kaffa Rizal
Mahardion Arga Saputra
Yogi Aditya putra
Nur Ardi Pratama
Mohammad Rahmat Santoso
Skor item
jumlah skor
Presentase(%)
Kriteria

20

tabel

diatas
menunjukkan
bahwa

motivasi

dari siswa SMP
negeri 1 Kokop
sangat

rendah

terhhadap

mata

pelajaran

IPA

Terpadu.
4. Refleksi
Peneliti

telah

melakukan siklus
dari

tahap

perencanaan,
tindakan,

dan

kemudian didapat
hasil

dari

pengamatan yang
sudah

dilakuan,

dapat

dilihat

bahwa

dengan

menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif STAD
penelitian
berhasil

ini

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA
yang ada dikelas.
C. Pembahasan Siklus
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan apa saja yang dibutuhkan
saat akan meneliti apa yang ingin dicapai. Peneliti menyiapkan surat pengantar
untuk diberikan kepada kepala sekolah dan setelah disetujui peneliti menyiapkan
daftar wawancara yang akan digunakan untuk mewawancarai guru mata pelajaran
IPA dan siswa yang diajarkan, dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat
menemukan masalah atau kendala dalam pembelajaran IPA. Kemudian peneliti
menyiapakan silabus, RPP, model dan metode dalam pembelajaran IPA untuk
diterapkan pada kelas dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pengertian IPA yakni IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh
melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk
menghasilkan suatu penjelasan tantang sebuah gejala yang dapat dipercaya(Carin
dan Sund, 1993).
Pada tahap tindakan peneliti membentuk siswa menjadi 6kelompok.
Memberikan LKS untuk didiskusikan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sebuah tim dalam STAD merupakan
sebuah kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili heteroginitas
kelas ditinjau dari kinerja, suku,dan jenis kelamin (Mohammad Nur, 2005:23).
Menurut Mohammad Nur (2005:20) STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu
presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan individu dan penghargaan tim.
Pada tahap hasil pengamatan diperoleh, Setelah diberikan perlakuan antara
pretest dan posttes siswa SMP Negeri 1 Kokop mengalami peningkatan hasil
belajar. Sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dengan
diadakannya kuis oleh guru mengenai materi yang dibahas. Dalam mengerjakan
kuis ini siswa harus bekerja secara individu sekalipun skor yang ia peroleh nanti
dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan kelompoknya. Kepada setiap
individu, guru memberikan skor yang digunakan untuk menentukan skor bersama

21

bagi setiap kelompok. Sedangkan untuk motivasi belajar dari SMP Negeri 1
Kokop sangat Rendah ini dibuktikan dengan pembagian angket kepada masingmasing siswa. Motivasi siswa yang rendah disebabkan karena mata pelajaran IPA
yang dianggap sulit, tidak ada kemauan untuk belajar, dan faktor keluarga( orang
tua yang bercerai, dan lain-lain). Motivasi belajar dapat tumbuh dengan baik
diantaranya, sebagai berikut:
1. Memiliki cita-cita atau aspirasi siswa yang tinggi
2. Memiliki kemampuan belajar yang tinggi
3. Memiliki kondisi jasmani dan rohani siswa
4. Kondisi lingkungan kelas yang baik
5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Pada tahap refleksi, bersama guru mendiskusikan apa saja kekurangakekurangan dan aktifitas yang ada pada saat pembelajaran IPA yang tidak sesuai,
kemudian peneliti memberikan perlakuan dengan merencanakan apa saja yang
ingin dirubah atau tujuan yang ingin dicapai dan melakukan tindakan yang sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. Pada hasil pegamatan diperoleh bahwa dari
tindakan yang sudah dilakukan peneliti berhasil meningkatkan hasil belajar dan
siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif STAD dan tidak berhasil dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam pembeljaaran kooperatif tipe STAD. Angket yang digunakan untuk
mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang disebarkan pada masing-masing siswa setelah kegiatan pembelajaran.

22

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Setelah diberikan perlakuan pada SMP Negeri 1 Kokop tidak terjadi
peningkatan terhadap motivasi belajar siswa kelas VII C pada materi
Pelestarian Keanekaragaman Hayati karena hasil motivasinya yang sangat
rendah.
2. Setelah diberikan perlakuan pada SMP Negeri 1 Kokop terjadi
peningkatan terhadap hasil belajar siswa kelas VII C pada materi
Pelestarian Keanekaragaman Hayati
B. Implikasi/Rekomendasi
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan oleh peneliti ini
yakni meningkatkan motivasi dan Hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA dengan
menggunakaan model kooperatif tipe dan diperoleh bahwa penelitian ini berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode tersebut, sedangkan motivasi tidak berhasil. Penelitian tindakan kelas
(PTK) ini dapat diajarkan oleh guru atau sebagai referensi dalam menggunakan
model pembelajaran yang ada dikelas.
C. Saran

23

1. Sebaiknya peneliti dapat menguasai kelas lebih baik agar siswa yang ada
diposisi belakang tidak bicara sendiri ketika pembelajaran berlangsung.
2. Sebaiknya siswa dalam mengisi angket dibaca terlebih dahulu, sebelum
mengisi.
3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ni masih merupakan
instrument yang tingkat validasinya belum memuaskan, siklus berikutnya
dapat mencoba dengan instrument yang lebih standar.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho,U. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi
Ketarampilan Proses. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.5:107-111. 2009.
Rusman. 2008. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pres.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rajawali Pers.
Slavin, Robert E. 2010.Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Suprijono, agus. 2010. Cooperative Learning teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Usman.Samatowo. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

24

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam; eksperimen SMPN 2 Tangerang Selatan

0 42 122

Perbedaan prestasi siswa dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam berdasarkan perbedaan latar belakang sekolah (studi kasus di SMA Darussalam Ciputat)

3 28 72

Peningkatan kualitas pembelajaran ketrampilan pembicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V111 smpn 13 tangerang selatan tahun pelajaran 2009/2010

8 126 127

Nilai sosial dalam novel bukan pasar malam karya prammedya ananta toer; implikasinya terhadap pembelajaran satra

19 129 76

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh metode pembelajaran means-ends analysis terhadap peningkatan hasil belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah Al Falah Jakarta

5 64 148

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Aplikasi pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode multimedia berbasis android untuk pendidikan anak usai dini (PAUD) Permata Hati Bandung

0 37 1