Mata Kuliah Dasar Dasar Kependidikan PRO

Mata Kuliah
Dasar-Dasar Kependidikan

HAKIKAT PENDIDIKAN

Disusun Oleh :
Agus Santoso
NIM. 2013006095
Kelas D3 Paralel, Semester 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA

BAB I
PEDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi
lebih ditentukan oleh instingnya. Sedangkan manusia, hidup menggunakan akal
pikiran yang dimilikinya dalam setiap berprilaku. Pada hakikatnya pendidikan

adalah suatu usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, yang didapat
dari lembaga formal maupun non formal.
Pada dasarnya hakikat pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan
bukanlah hanya sekedar pengertian serta definisi pendidikan semata. Didalam
hakekat pendidikan banyak hal menarik untuk dipelajari contohnya saja seperti
objek ilmu pendidikan dan macam-macam ilmu pendidikan. Hal-hal menarik inilah
yang mendorong kami untuk mempelajari lebih dalam mengenai hakikat
pendidikan diluar dari tugas yang telah ditentukan.
Selain itu, hakikat pendidikan akan memberi gambaran yang jelas yang akan
dapat diterima oleh semua pencari, pelaksana maupun pembuatan kebijakan
pendidikan. Hakikat pendidikan akan membuat siswa yang menuntut ilmu
mengetahui betapa pentingnya ilmu yang ia cari. Siswa akan mengikuti proses
pendidikan yang dilaluinya dengan semangat. Guru, Ustad, Dosen dan semua
pelaksana pendidikan akan all out melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan
tulus saat mampu menyelami hakikat pendidikan itu sendiri.
Para pembuat regulasi pendidikan pasti akan membuat dan mengambil
parameter, berbagai variabel, masukan dan pendapat semua ahli untuk benar-benar
menciptakan pendidikan yang berkualitas dengan ciri khas masyarakat pendukung
pendidikan. Tidak hanya coba-coba, mengadopsi dan mengimplementasikan sistem
pendidikan bangsa dengan budaya dan sosiologi yang berbeda.

Maka untuk mendalami hakikat pendidikan, maka gambaran dalam
pembahasan beberapa faktor terkait dengan hakikat pendidikan tersebut. Apa yang
menjadi faktor, pastilah memiliki peran dalam mensukseskan da membangun
pendidikan bangsa dengan lebih baik.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan
kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu
masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena
itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.

Sekedar memperjelas pengertiannya, berikut ini kita kutip beberapa definisi :

1. Menurut Carter Education berarti :









Proses perkembangan pribadi
Proses sosial
Profesional cources
Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang
diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.

2. Menurut buku “Higher Education for American Democracy”
Education is an institution of civilized society, but thepurposes of education
are not the same in all societies. An educational system finds its the guiding
principles and ultimate goals in the aims and philosophy of the social order in wich
it functions (11 : 5).
Pendidikan ialah satu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab,
tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem pendidikan
suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas


prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu
masyarakat (bangsa).

Dari uraian di atas dapat kita kemukakan inti sari sebagai berikut :


Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu
rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca indra
serta ketrampilan-ketrampilan).



Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan citacita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembagalembaga ini meliputi : keluarga, sekolah dan masyarakat (negara).



Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh
perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam

mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan
masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.

2. Konsep Mendidik, Mengajar dan Belajar
Terdapat perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa
orang mungkin terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal,
terdapat perbedaan yang mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan
teknis keseharian seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat
teknis. Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang
bersifat verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya
tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan
mengajar sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah
mendidik. Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai
sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan.
Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka

panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan.
Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang
bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik.
Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi

sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan,
tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian,
sesuai dengan nilai-nilai absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan
masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik
bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang
mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian
tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang
guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut
tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut
baru sebatas mengajar belum mendidik.
Istilah mengajar, mendidik dapat dibedakan tetapi sulit untuk dipisahkan.
Mengajar lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan tertentu, sedangkan
mendidik lebih ditekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan
nilai-nilai). Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Pengertian Batas Awal dan Batas Akhir Proses
Batas kemungkinan dididik ditentukan oleh keterbatasan potensi bawaan
yang disebabkan oleh cacat rohani jasmani yang berat. Menurut Langeveld, batas
bawah (awal) atau saat siap memperoleh pendidikan ialah pada saat anak sudah

sanggup menerima dan mengakui kewibawaan pendidik. Tampak pada usia 3,5
tahun dan jelas kelihatan pada usia 5 tahun. Saat anak didik sanggup menerima dan
mengakui kewibawaan pendidik dengan ikhlas dan kesadaran sendiri yang
menandakan dimulainya pendidikan sebenarnya, karena anak didik benar – benar
sadar bahwa apa yang diajarkan dan dilakukan pendidikan adalah semata – mata
untuk kepentingan dirinya.

Menurut Langeveld, masa sebelumnya merupakan masa pendidikan
pendahuluan dimana anak hanya menuruti, meniru orang tua dalam tingkah laku
tertentu, dan tidak langsung dikaitkan dengan tujuan pembentukan pribadi dewasa
susila. Selanjutnya dikatakan oleh

Langelveld,

bahwa seseorang telah

menyelesaikan pendidikannya bilamana telah mencapai pribadi dewasa susila.
Sejak bayi sampai terbentuknya pribadi susila anak didik tetap mendapat bantuan
dan bimbingan dari pendidik, dan setelah menyelesaikan pendidikannya tak ada lagi
ikatan antara pendidik dan anak didik. Anak didik itu sendiri akan terus

menyempurnakan hidupnya namun pada saat – saat tertentu dapat saja memperoleh
pendidikan untuk menyempurnakan kepribadiannya. Oleh karena itu pendidikan
bisa berlangsung seumur hidup.

4. Pendidikan Sepanjang Hayat
Life long education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan

kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia secara penuh
yang berjalan terus-menerus seolah-olah tidak ada batasannya sampai meninggal.
Ini berarti bahwa pendidikan itu tidak hanya penting bagi anak-anak (yang biasa
dianggap belum siap kehidupan sosialnya dan melakukan peranan masyarakat
dewasa), tetapi juga penting untuk orang dewasa maupun orangtua dalam rangka
pencapaian perkemmbangan manusia yang penuh.
Bahwa manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin
mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk
meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar,
maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
“Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah
ilmu sejak buaian sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih utama

daripada belajar”.

5. Pendidikan sebagai Suatu Ilmu
Pendidikan merupkan salah satu faktor penting yang dapat digunakan
merealisasi bakat-bakat yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori
konvergensi), sehinga manusia mempunyai keterampilan yang dapat digunakan
untuk menghidupi dirinya (profesi). Bila semua masyarakat mempunyai
ketrampilan yang berguna, dapat diharapkan akan muncul masyarakat yang
dinamis, efektif dan produktif.sasaran terakhir dari masyarakat yang seperti itu
adalah pencapaian cita-cita bangsa sesuai isi Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 alinea 4 ayat 1 yaitu “...memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Kesejahteraan individu-individu melalui penghasilan yang
diperolehnya, sedang penghasilan dapat dicapai bila manusia memiliki ketrampilan
dari hasil pendidikannya.

Ilmu ialah : - pengetahuan yang telah diuji kebenarannya
- Membahas tentang hal-hal yang dapat diamati (observabel)

6. Obyek Ilmu Pendidikan
• Anak Didik

• Pendidik
• Materi Pendidikan
• Metodologi Pendidikan
• Evaluasi Pengajaran
• Alat-alat Pendidikan
• Lingkungan Sekitar
• Tujuan Pendidikan
7. Macam – Macam Ilmu Pendidikan


Normatif, memiliki ciri – ciri dasar/aturan yang mendukung aturan – aturan
dasar yang sudah baku. Contoh : melestarikan budaya bangsa melalui
pembinaan budaya – budaya daerah yang bersifat positif.



Deskriptif : menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak
dimanipulasi dari mulai siapa siswa, apa yang telah diajarkan sampai nilai
yang diberikan harus betul – betul menggambarkan perolehan hasil belajar





anak.
Teoritis, mengkaji bidang keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal
– hal yang sekecil – kecilnya (atomistik).
Praktis/terapan, teori – teori yang dikaji digunakan untuk melancarkan
proses pendidikan.

8. Hubungan Antara Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis
Pada dasarnya, semua ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam
pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori – teori
pendidikan secara dalam (sampai tingkat elementer-atomistik)

b. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan
(sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam kegiatan proses pendidikan
menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi masalah – masalah
anak didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan ilmu murni lain seperti :
psokologi, matematika, biologi, untuk proses pendidikan. Jadi dapat dikatakan
bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.

BAB III
PENUTUP
Dapat di simpulkan dalam pembahasan materi tentang hakikat pendidikan,
bahwa sebagai seorang Siswa, Guru, Dosen ataupun semua pelaksana pendidikan
harus mencari hakikat pendidikan yang ia ampu. Hal ini sangat penting dalam
membentuk motivasi pendorong saat menggapai, melaksanakan, mencari maupun
membuat kebijakan perihal pendidikan.
Hakikat juga akan memahamkan semua pelaksana proses pendidikan,
bahwa pendidikan adalah proses untuk menciptakan kebaikan dan tata susila bagi
manusia, selain yang utama bahwa saat berkecimpung dalam pendidikan manusia
pasti mendapat pencerahan dari Tuhan yang maha Esa selaku sumber ilmu.

DAFTAR PUSTAKA




Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan,
Surabaya, Usana Offset.
Dra. Sri Martini Meilani, M.Pd. Penagntar Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Jakarta, 2011
http://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/04/makalah-hakikatpendidikan.html