Hubungan Keanekaragaman Ikan dan Faktor Fisik-Kimia Perairan Sungai Mencirim, Binjai Provinsi Sumatera Utara
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sungai Mencirim merupakan salah satu sungai dalam wilayah Propinsi Sumatera
Utara yang secara geografis terletak pada 03o 03’40” – 03o 40’02” LU dan 98o
27’03” – 98o 39’32” BT, dengan ketinggian rata-rata 28 meter di atas permukaan
laut. Berdasarkan kontur peta aliran sungai, Sungai Mencirim mengalir dengan
kemiringan 8 % tetapi menurun dari Selatan ke Utara. Sungai mencirim
mempunyai hulu di desa Kotalimbaru kab. Langkat mengalir melewati kecamatan
Binge, Namoukur Utara, Namoukur Selatan dan berakhir di kota Binjai.
Sungai Mencirim saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk
keperluan irigasi, rekreasi dan pemandian, serta pembuangan limbah domestik
atau limbah perkotaan. Akibat adanya aktivitas masyarakat di sepanjang Sungai
Mencirim
diduga
telah
menyebabkan
kondisi
perairan
terganggu
dan
mempengaruhi stabilitas ekosistem perairan sungai tersebut serta mengancam
keberadaan biota yang hidup di Sungai Mencirim
khususnya ikan. Menurut
Newson (1997) Sungai merupakan bagian lingkungan yang paling cepat
mengalami perubahan jika terdapat aktivitas manusia di sekitarnya. Sungai
sebagai penampung dan penyalur air yang datang dari daerah hulu atas, akan
sangat terpengaruh oleh tata lahan dan luasnya aliran sungai sehingga
pengaruhnya akan terlihat pada kualitas air sungai.
Kualitas air dapat dilihat dari parameter kualitas air. Parameter ini meliputi
parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Perkembangan penduduk dan kegiatan
manusia telah meningkatkan pencemaran sungai-sungai, terutama sungai – sungai
yang melintasi daerah perkotaan dimana sebagian air bekas kegiatan manusia
dibuang ke sistem perairan yang sedikit atau tanpa pengolahan sama sekali
terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas air sungai (Darsono,
1992). Menurut Anwar (2008) Kondisi perairan sangat menentukan kelimpahan
dan penyebaran organisme di dalamnya, akan tetapi setiap organisme memiliki
kebutuhan dan preferensi lingkungan yang berbeda untuk hidup yang terkait
dengan karakteristik lingkungannya. Ada tiga alasan utama bagi ikan untuk
Universitas Sumatera Utara
2
memilih tempat hidup yaitu 1) tempatnya yang sesuai dengan kondisi tubuhnya,
2) sumber makanan yang banyak, 3) cocok untuk perkembangbiakan dan
pemijahan. Kehidupan organisme sangat tergantung pada faktor lingkungan baik
lingkungan biotik dan abiotik. Dalam studi ekologi pengukuran faktor lingkungan
abiotik secara garis besarnya dapat dibagi atas faktor iklim, fisik dan kimia.
Faktor fisik di air antara kadar oksigen terlarut, pH, alkalinitas, kesadahan, BOD,
sedangkan faktor lingkungan biotik bagi organisme adalah organisme lain yang
juga terdapat di habitatnya serta predatornya (Suin, 2002).
Informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat menunjukkan bahwa
hasil tangkapan ikan di sungai mencirim telah banyak mengalami penurunan sejak
sepuluh tahun terakhir, baik dalam jumlah hasil tangkapan maupun variasi jenis
hasil tangkapan. Penurunan hasil tangkapan ikan di sungai mencirim diduga
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) terjadinya pencemaran air, (2)
adanya penangkapan ikan secara berlebihan (over fishing), (3) terjadinya
kerusakan habitat, dan (4) belum adanya upaya pengelolaan dan konservasi
sumberdaya perikanan secara terpadu di sungai Mencirim. Perubahan lingkungan
di Sungai Mencirim yang disebabkan oleh berbagai aktivitas mempengaruhi
kualitas air dan struktur komunitas ikan di sungai tersebut. Oleh sebab itu,
diperlukan penelitian tentang “Hubungan antara Keanekaragaman ikan dan faktor
fisik-kimia perairan di Sungai Mencirim” yang pada saat ini belum dilakukan..
1.2
Permasalahan
Sungai Mencirim merupakan sungai yang banyak digunakan oleh masyarakat
sekitarnya dalam berbagai keperluan. Banyak aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat di Sungai Mencirim seperti mandi, cuci, dan kegiatan perkebunan.
Dengan adanya berbagai aktivitas tersebut terjadi perubahan kualitas air di sungai
tersebut. Oleh sebab itu perlu diteliti bagaimana kualitas air di sungai tersebut
yang juga mempengaruhi hubungan keanekaragaman ikan dan sifat fisik-kimia
perairan di Sungai Mencirim.
1.3
Tujuan
Universitas Sumatera Utara
3
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui keanekaragaman ikan di Sungai Mencirem, Binjai.
b. Untuk menganalisis hubungan antara keanekaragaman ikan dan faktor fisikkimia perairan di Sungai mencirim, Binjai.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai sumber informasi bagi penduduk dan pihak-pihak yang ingin
melakukan analisis lebih lanjut mengenai Keanekaragaman Ikan di Sungai
Mencirim, Binjai.
b. Memberi informasi mengenai keanekaragaman ikan di Sungai Mencirim,
Binjai.
c. Informasi dan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sungai Mencirim merupakan salah satu sungai dalam wilayah Propinsi Sumatera
Utara yang secara geografis terletak pada 03o 03’40” – 03o 40’02” LU dan 98o
27’03” – 98o 39’32” BT, dengan ketinggian rata-rata 28 meter di atas permukaan
laut. Berdasarkan kontur peta aliran sungai, Sungai Mencirim mengalir dengan
kemiringan 8 % tetapi menurun dari Selatan ke Utara. Sungai mencirim
mempunyai hulu di desa Kotalimbaru kab. Langkat mengalir melewati kecamatan
Binge, Namoukur Utara, Namoukur Selatan dan berakhir di kota Binjai.
Sungai Mencirim saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk
keperluan irigasi, rekreasi dan pemandian, serta pembuangan limbah domestik
atau limbah perkotaan. Akibat adanya aktivitas masyarakat di sepanjang Sungai
Mencirim
diduga
telah
menyebabkan
kondisi
perairan
terganggu
dan
mempengaruhi stabilitas ekosistem perairan sungai tersebut serta mengancam
keberadaan biota yang hidup di Sungai Mencirim
khususnya ikan. Menurut
Newson (1997) Sungai merupakan bagian lingkungan yang paling cepat
mengalami perubahan jika terdapat aktivitas manusia di sekitarnya. Sungai
sebagai penampung dan penyalur air yang datang dari daerah hulu atas, akan
sangat terpengaruh oleh tata lahan dan luasnya aliran sungai sehingga
pengaruhnya akan terlihat pada kualitas air sungai.
Kualitas air dapat dilihat dari parameter kualitas air. Parameter ini meliputi
parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Perkembangan penduduk dan kegiatan
manusia telah meningkatkan pencemaran sungai-sungai, terutama sungai – sungai
yang melintasi daerah perkotaan dimana sebagian air bekas kegiatan manusia
dibuang ke sistem perairan yang sedikit atau tanpa pengolahan sama sekali
terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas air sungai (Darsono,
1992). Menurut Anwar (2008) Kondisi perairan sangat menentukan kelimpahan
dan penyebaran organisme di dalamnya, akan tetapi setiap organisme memiliki
kebutuhan dan preferensi lingkungan yang berbeda untuk hidup yang terkait
dengan karakteristik lingkungannya. Ada tiga alasan utama bagi ikan untuk
Universitas Sumatera Utara
2
memilih tempat hidup yaitu 1) tempatnya yang sesuai dengan kondisi tubuhnya,
2) sumber makanan yang banyak, 3) cocok untuk perkembangbiakan dan
pemijahan. Kehidupan organisme sangat tergantung pada faktor lingkungan baik
lingkungan biotik dan abiotik. Dalam studi ekologi pengukuran faktor lingkungan
abiotik secara garis besarnya dapat dibagi atas faktor iklim, fisik dan kimia.
Faktor fisik di air antara kadar oksigen terlarut, pH, alkalinitas, kesadahan, BOD,
sedangkan faktor lingkungan biotik bagi organisme adalah organisme lain yang
juga terdapat di habitatnya serta predatornya (Suin, 2002).
Informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat menunjukkan bahwa
hasil tangkapan ikan di sungai mencirim telah banyak mengalami penurunan sejak
sepuluh tahun terakhir, baik dalam jumlah hasil tangkapan maupun variasi jenis
hasil tangkapan. Penurunan hasil tangkapan ikan di sungai mencirim diduga
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) terjadinya pencemaran air, (2)
adanya penangkapan ikan secara berlebihan (over fishing), (3) terjadinya
kerusakan habitat, dan (4) belum adanya upaya pengelolaan dan konservasi
sumberdaya perikanan secara terpadu di sungai Mencirim. Perubahan lingkungan
di Sungai Mencirim yang disebabkan oleh berbagai aktivitas mempengaruhi
kualitas air dan struktur komunitas ikan di sungai tersebut. Oleh sebab itu,
diperlukan penelitian tentang “Hubungan antara Keanekaragaman ikan dan faktor
fisik-kimia perairan di Sungai Mencirim” yang pada saat ini belum dilakukan..
1.2
Permasalahan
Sungai Mencirim merupakan sungai yang banyak digunakan oleh masyarakat
sekitarnya dalam berbagai keperluan. Banyak aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat di Sungai Mencirim seperti mandi, cuci, dan kegiatan perkebunan.
Dengan adanya berbagai aktivitas tersebut terjadi perubahan kualitas air di sungai
tersebut. Oleh sebab itu perlu diteliti bagaimana kualitas air di sungai tersebut
yang juga mempengaruhi hubungan keanekaragaman ikan dan sifat fisik-kimia
perairan di Sungai Mencirim.
1.3
Tujuan
Universitas Sumatera Utara
3
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui keanekaragaman ikan di Sungai Mencirem, Binjai.
b. Untuk menganalisis hubungan antara keanekaragaman ikan dan faktor fisikkimia perairan di Sungai mencirim, Binjai.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai sumber informasi bagi penduduk dan pihak-pihak yang ingin
melakukan analisis lebih lanjut mengenai Keanekaragaman Ikan di Sungai
Mencirim, Binjai.
b. Memberi informasi mengenai keanekaragaman ikan di Sungai Mencirim,
Binjai.
c. Informasi dan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara