Pemberdayaan pertanian
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Menurut definisinya, pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk
memberikan daya (empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada
masyarakat (Mas’oed, 1990). Keberdayaan masyarakat oleh Sumodiningrat
(1997) diartikan sebagai kemampuan individu yang bersenyawa dengan
masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.
Karena itu, pemberdayaan dapat disamakan dengan perolehan kekuatan dan akses
terhadap sumberdaya untuk mencari nafkah (Pranarka, 1996).
Istilah pemberdayaan, juga dapat diartikan sebagai upaya memenuhi
kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar
mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol
lingkungannya agar dapat memenuhi keingingan-keinginannya, termasuk
aksesibilitasnya terhadap sumberdaya yang terkait dengan pekerjaannya, aktivitas
sosialnya, dll.
World Bank (2001) mengartikan pemberdayaan sebagai upaya untuk
memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masyarakat (miskin)
untuk mampu dan berani bersuara (voice) atau menyuarakan pendapat, ide, atau
gagasan-gagasannyanya, serta kemampuan dan keberanian untuk memilih
(choice) sesuatu (konsep, metoda, produk, tindakan, dll) yang terbaik bagi
pribadi, keluarga, dan masyarakatnya. Dengan kata lain, pemberdayaan
masyarakat merupakan proses meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian
masyarakat.
Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan
masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk menyampaikan poendapat dan
atau
kebutuhannya,
pilihan-pilihannya,
berpartisipasi,
bernegosiasi,
mempengaruhi dan mengelola kelembagaan masyarakatnya secara bertanggunggugat (accountable) demi perbaikan kehidupannya. Dalam pengertian tersebut,
1
pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap
individu dan masyarakat meliputi:
1. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan
2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan)
3. Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan.
4. Terjaminnya keamanan
5. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa-takut dan
kekhawatiran
Kondisi Pertanian di Indonesia menghadapi masalah alih generasi dimana
terdapat kecenderungan bahwa generasi muda pertanian yaitu pemuda-pemuda
tani cenderung tidak tertarik untuk bekerja di sektor pertanian. Melihat kondisi
seperti ini perlu disosialisasikan akan peran pemuda tani dalam menggerakkan
pembangunan agribisnis sehingga terjadi transformasi budaya dari pertanian yang
tradisional
menjadi
pertanian
modern
yang
berorientasi
agribisnis.
Beberapa permasalahan umum yang menyebabkan generasi muda pertanian
cenderung tidak tertarik bekerja pada sektor pertanian, antara lain : 1) citra sektor
pertanian dan profesi petani yang kurang menjamin masa depan, 2) sikap mental
priayi yang lebih menyukai pekerjaan menjadi pegawai atau karyawan, 3) kurang
berkembangnya jiwa kewirausahaan, 4) kurang membudayanya sikap disiplin dan
etos kerja keras. Oleh karena itu permasalahan alih generasi ini perlu diatasi
sehingga pembangunan pertanian dapat terlaksana dan berkelanjutan.
Selain masalah tersebut, kurangnya minat masyarakat pada pengembangan
kewirausahaan di pedesaan membuat kurang berkembangnya perekonomian di
pedesaan.
I.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pentingnya peran pemuda tani dan pengembangan
kewirausahaan di pedasaan dalam upaya peningkatan pembangunan
pertanian
2
II. PEMBAHASAN
Pertanian merupakan sektor strategis di negeri ini. Selain sebagai pabrik
alami
penyedia
produk-produk
pangan,
sektor
pertanian
juga
mampu
menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat signifikan terutama di daerah
pedesaan. Namun seiring berjalannya waktu dan terjadinya arus globalisasi
pertanian dunia, sektor ini mengalami berbagai tantangan. Apalagi dengan adanya
kebijakan Masyarakan Ekonomi Asean (MEA) yang disepakati dan telah
diterapkan oleh negara-negara yang berada di wilayah Asia Tenggara membuat
para petani harus memiliki inovasi kreatif dalam bidang pertanian agar mampu
bersaing dengan negara-negara lain.
Tantangan lainnya yang tidak kalah beratnya adalah proses regenerasi di
sektor pertanian yang cenderung melambat bahkan mengkritis. Sensus Pertanian
2013 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan jumlah petani
sebanyak lima juta orang dalam sepuluh tahun terakhir. Data statistik ini menjadi
peringatan untuk kita bahwa bukan regenerasi yang terjadi dalam sektor pertanian
namun terjadi krisis regenerasi dalam sektor yang sangat vital ini. Sektor
pertanian bukan menjadi bidang yang menarik bagi para pemuda, mereka lebih
memilih bekerja di sektor non pertanian terutama di industri meski hanya sebagai
buruh pabrik.
Generasi muda pertanian atau yang sering disebut pemuda tani, merupakan
mayoritas penduduk perdesaan. Umumnya mereka memiliki latar belakang
pendidikan yang relatif tinggi dibandingkan dengan orang tuanya, sehingga
memiliki sikap mental yang lebih terbuka terhadap pembaharuan dibandingkan
3
dengan orang tuanya. Sesuai usianya yang masih relatif muda, pemuda tani
memiliki sifat-sifat yang dinamis, terbuka, spontan dan berani. Dengan sifat-sifat
yang dimiliki ini, merupakan awal dalam upaya mempersiapkan petani masa
depan yang modern dan berwawasan agribisnis. Tantangannya adalah bagaimana
mengatasi permasalahan alih generasi ini sehingga pembangunan pertanian dapat
berlangsung secara berkelanjutan. Untuk itu hal-hal yang perlu direspon yaitu
bagaimana profesi pertanian dapat menjamin masa depan dan bagaimana
mengembangkan jiwa kewirausahaan pemuda tani yang mempunyai sikap disiplin
dan kerja keras.
Pengembangan jiwa kewirausahaan pemuda tani, jiwa kewirausahaan
(entrepreneurship) merupakan modal dasar kemampuan pemuda tani untuk
mandiri
dalam
mengembangkan
usahataninya
Mengingat
kewirausahaan
merupakan suatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat
suatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi) untuk mencapai kesejahteraan
individu dan nilai tambah bagi masyarakat.
Jiwa kewirausahaan agribisnis pemuda tani perlu ditumbuh kembangkan
untuk menjadi petani masa depan yang profesional, kreatif, inovatif dan
berwawasan global, serta mampu memainkan peran strategis, sebagai :
1). Petani atau pelaku usaha agribisnis yang maju dan modern,
2). Pemimpin petani masa depan,
3). Pelopor dan penggerak pembangunan pertanian perdesaan, dan
4). Penyuluh pertanian swadaya.
Dalam
mengembangkan
jiwa
kewirausahaan
pemuda
tani
perlu
ditanamkam sikap sikap : tekun, giat dan produktif dalam bekerja atau berusaha,
mampu mengambil prakarsa, mampu mengambil resiko atau kegagalan tanpa
harus putus asa, mampu berdiri sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang lain,
serta mampu bertindak sebagai motivator dan inovator. Pengembangan jiwa
kewirausahaan ini perlu ditanamkan sejak awal melalui pendidikan dan pelatihan
guna menumbuhkembangkan generasi muda pertanian yang profesional, kreatif,
inovatif dan berwawasan global.
4
Melalui pendidikan, pelatihan /pemagangan dan bimbingan penyuluhan,
pemuda tani dikenalkan kepada paradigma baru pembangunan pertanian yaitu
pembangunan sistem agribisnis yang berorientasi pasar. Pemahaman tentang
agribisnis ini diharapkan mampu membuka wawasan pemuda tani tentang potensi
usaha yang dapat dikelola secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan
nilai tambah dan pendapatannya Selain itu diharapkan lahir pemimpin petani masa
depan yang bersifat inovatif dan ksatria. Mereka inilah kelak diharapkan menjadi
pelopor perubahan yang mengubah paradigma lama pembangunan pertanian
menjadi paradigma baru yang lebih produktif, modern dan berkarakter.
Materi belajar yang perlu dibekalkan kepada pemuda tani terutama kepada aspekaspek manajemen, kepemimpinan, kewirausahaan agribisnis, teknologi sortasi,
grading dan packaging, penanganan pasca panen, pengolahan hasil,pemasaran,
analisis kelayakan usaha, penyusunan proposal usaha, pengembangan jejaring
kerja dan kemitraanusaha,teknik negoisasi,danpengembangan kelembagaan
ekonomi petani. Pengembangan jiwa kewirausahaan dapat pula melalui metode
magang (petani belajar dari petani) secara langsung di lapangan dibawah
bimbingan petani pengajar/ petani induk semang. Magang di lahan usahatani yang
berhasil dapat menularkan ketrampilan dan sikap mental seorang wirausahawan
agribisnis. Pengembangan metode magang juga menghasilkan penyuluh swadaya
(pelaku utama) yang berhasil dalam usahanya yang dengan kesadarannya sendiri
mau dan mampu jadi penyuluh.
Generasi muda ini juga perlu didukung dengan penguatan kelembagaan
petani, pemberian fasiltas sumber pembiayaan/ permodalan, pemberian bantuan
kredit kepemilikan lahan, pembentukan kelembagaan keuangan dan fasilitasfasiltas kemudahan dalam mengakses informasi, teknologi dan jaringan kemitraan
usaha., untuk mempersiapkan petani masa depan yang kreatif dan professional ,
yang pada akhirnya mereka inilah yang diharapkan menjadi pelopor perubahan
yang mengubah paradigma lama pembangunan pertanian menjadi paradigma baru
yang lebih produktif, modern dan berkarakter.
5
III. PENUTUP
III.1.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda
merupakan
komponen
penting
dalam
pembangunan
pertanian
dan
kewirausahaan di daerah pedesaan. Sesuai usianya yang masih relatif muda,
pemuda tani memiliki sifat-sifat yang dinamis, terbuka, spontan dan berani.
Dengan sifat-sifat yang dimiliki ini, merupakan awal dalam upaya
mempersiapkan petani masa depan yang modern dan berwawasan agrobisnis.
Mereka inilah kelak diharapkan menjadi pelopor perubahan yang mengubah
paradigma lama pembangunan pertanian menjadi paradigma baru yang lebih
produktif, modern dan berkarakter. Maka dari itu perlu dilakukan pembimbingan
dan pemberdayaan kepada pemuda tani mengEnai p engembangan jiwa
kewirausahaan pemuda tani agar generasi penerus tersebut mampu membawa
sektor pertanian Indonesia menjadi sektor unggul dan mampu bersaing
dengan
negara-negara
lain.
Jiwa
kewirausahaan
(entrepreneurship)
merupakan modal dasar kemampuan pemuda tani untuk mandiri dalam
mengembangkan usahataninya Mengingat kewirausahaan merupakan suatu
proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat suatu yang
berbeda dari yang sudah ada (inovasi) untuk mencapai kesejahteraan individu
dan nilai tambah bagi masyarakat.
III.2.
Saran
6
Saran dari penulis, sudah seharusnya pemerintah melalui dinas terkait
melakukan kegiatan pemberdayaan dan sosialisasi yang intensif secara
menyeluruh kepada para pemuda perihal pengembangan potensi pertanian
dan kewirausahaan di desa, agar kelak pemuda-pemuda tersebut menjadi
pemuda Indonesia yang mandiri serta mampu bersaing
di era pertanian
modern
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, 2012. Pemuda Tani (http://pertaniansehat.com/read/2015/07/15/
ramadhan-agropreneur-mengokohkan-peran-pemuda
tani.
html). Diakses pada tanggal 18 Juni 2016 pukul 15.30
WIB.
Harjadi,
1990.
Peran
pemuda
Tani
dalam
pembangunan
pertanian(http://blog.umy.ac.id/rusydarosyida/2014/10/23/p
emberdayaan-pemuda-tani-sebagai-pelopor-pembangunansistem-agribisnis/). Diakses pada tanggal 18 Juni 2016
pukul 15.30 WIB.
Iwan setiawan, 2009. Peningkatan Kewirausahaan. (Agribisnis-Kreatif-:-PilarWirausaha-Masa-Depan,-Kekuatan-Dunia-Baru-MenujuKemakmuran-Hijau.html).
7
I.1. Latar Belakang
Menurut definisinya, pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk
memberikan daya (empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada
masyarakat (Mas’oed, 1990). Keberdayaan masyarakat oleh Sumodiningrat
(1997) diartikan sebagai kemampuan individu yang bersenyawa dengan
masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.
Karena itu, pemberdayaan dapat disamakan dengan perolehan kekuatan dan akses
terhadap sumberdaya untuk mencari nafkah (Pranarka, 1996).
Istilah pemberdayaan, juga dapat diartikan sebagai upaya memenuhi
kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar
mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol
lingkungannya agar dapat memenuhi keingingan-keinginannya, termasuk
aksesibilitasnya terhadap sumberdaya yang terkait dengan pekerjaannya, aktivitas
sosialnya, dll.
World Bank (2001) mengartikan pemberdayaan sebagai upaya untuk
memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masyarakat (miskin)
untuk mampu dan berani bersuara (voice) atau menyuarakan pendapat, ide, atau
gagasan-gagasannyanya, serta kemampuan dan keberanian untuk memilih
(choice) sesuatu (konsep, metoda, produk, tindakan, dll) yang terbaik bagi
pribadi, keluarga, dan masyarakatnya. Dengan kata lain, pemberdayaan
masyarakat merupakan proses meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian
masyarakat.
Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan
masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk menyampaikan poendapat dan
atau
kebutuhannya,
pilihan-pilihannya,
berpartisipasi,
bernegosiasi,
mempengaruhi dan mengelola kelembagaan masyarakatnya secara bertanggunggugat (accountable) demi perbaikan kehidupannya. Dalam pengertian tersebut,
1
pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap
individu dan masyarakat meliputi:
1. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan
2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan)
3. Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan.
4. Terjaminnya keamanan
5. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa-takut dan
kekhawatiran
Kondisi Pertanian di Indonesia menghadapi masalah alih generasi dimana
terdapat kecenderungan bahwa generasi muda pertanian yaitu pemuda-pemuda
tani cenderung tidak tertarik untuk bekerja di sektor pertanian. Melihat kondisi
seperti ini perlu disosialisasikan akan peran pemuda tani dalam menggerakkan
pembangunan agribisnis sehingga terjadi transformasi budaya dari pertanian yang
tradisional
menjadi
pertanian
modern
yang
berorientasi
agribisnis.
Beberapa permasalahan umum yang menyebabkan generasi muda pertanian
cenderung tidak tertarik bekerja pada sektor pertanian, antara lain : 1) citra sektor
pertanian dan profesi petani yang kurang menjamin masa depan, 2) sikap mental
priayi yang lebih menyukai pekerjaan menjadi pegawai atau karyawan, 3) kurang
berkembangnya jiwa kewirausahaan, 4) kurang membudayanya sikap disiplin dan
etos kerja keras. Oleh karena itu permasalahan alih generasi ini perlu diatasi
sehingga pembangunan pertanian dapat terlaksana dan berkelanjutan.
Selain masalah tersebut, kurangnya minat masyarakat pada pengembangan
kewirausahaan di pedesaan membuat kurang berkembangnya perekonomian di
pedesaan.
I.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pentingnya peran pemuda tani dan pengembangan
kewirausahaan di pedasaan dalam upaya peningkatan pembangunan
pertanian
2
II. PEMBAHASAN
Pertanian merupakan sektor strategis di negeri ini. Selain sebagai pabrik
alami
penyedia
produk-produk
pangan,
sektor
pertanian
juga
mampu
menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat signifikan terutama di daerah
pedesaan. Namun seiring berjalannya waktu dan terjadinya arus globalisasi
pertanian dunia, sektor ini mengalami berbagai tantangan. Apalagi dengan adanya
kebijakan Masyarakan Ekonomi Asean (MEA) yang disepakati dan telah
diterapkan oleh negara-negara yang berada di wilayah Asia Tenggara membuat
para petani harus memiliki inovasi kreatif dalam bidang pertanian agar mampu
bersaing dengan negara-negara lain.
Tantangan lainnya yang tidak kalah beratnya adalah proses regenerasi di
sektor pertanian yang cenderung melambat bahkan mengkritis. Sensus Pertanian
2013 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan jumlah petani
sebanyak lima juta orang dalam sepuluh tahun terakhir. Data statistik ini menjadi
peringatan untuk kita bahwa bukan regenerasi yang terjadi dalam sektor pertanian
namun terjadi krisis regenerasi dalam sektor yang sangat vital ini. Sektor
pertanian bukan menjadi bidang yang menarik bagi para pemuda, mereka lebih
memilih bekerja di sektor non pertanian terutama di industri meski hanya sebagai
buruh pabrik.
Generasi muda pertanian atau yang sering disebut pemuda tani, merupakan
mayoritas penduduk perdesaan. Umumnya mereka memiliki latar belakang
pendidikan yang relatif tinggi dibandingkan dengan orang tuanya, sehingga
memiliki sikap mental yang lebih terbuka terhadap pembaharuan dibandingkan
3
dengan orang tuanya. Sesuai usianya yang masih relatif muda, pemuda tani
memiliki sifat-sifat yang dinamis, terbuka, spontan dan berani. Dengan sifat-sifat
yang dimiliki ini, merupakan awal dalam upaya mempersiapkan petani masa
depan yang modern dan berwawasan agribisnis. Tantangannya adalah bagaimana
mengatasi permasalahan alih generasi ini sehingga pembangunan pertanian dapat
berlangsung secara berkelanjutan. Untuk itu hal-hal yang perlu direspon yaitu
bagaimana profesi pertanian dapat menjamin masa depan dan bagaimana
mengembangkan jiwa kewirausahaan pemuda tani yang mempunyai sikap disiplin
dan kerja keras.
Pengembangan jiwa kewirausahaan pemuda tani, jiwa kewirausahaan
(entrepreneurship) merupakan modal dasar kemampuan pemuda tani untuk
mandiri
dalam
mengembangkan
usahataninya
Mengingat
kewirausahaan
merupakan suatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat
suatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi) untuk mencapai kesejahteraan
individu dan nilai tambah bagi masyarakat.
Jiwa kewirausahaan agribisnis pemuda tani perlu ditumbuh kembangkan
untuk menjadi petani masa depan yang profesional, kreatif, inovatif dan
berwawasan global, serta mampu memainkan peran strategis, sebagai :
1). Petani atau pelaku usaha agribisnis yang maju dan modern,
2). Pemimpin petani masa depan,
3). Pelopor dan penggerak pembangunan pertanian perdesaan, dan
4). Penyuluh pertanian swadaya.
Dalam
mengembangkan
jiwa
kewirausahaan
pemuda
tani
perlu
ditanamkam sikap sikap : tekun, giat dan produktif dalam bekerja atau berusaha,
mampu mengambil prakarsa, mampu mengambil resiko atau kegagalan tanpa
harus putus asa, mampu berdiri sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang lain,
serta mampu bertindak sebagai motivator dan inovator. Pengembangan jiwa
kewirausahaan ini perlu ditanamkan sejak awal melalui pendidikan dan pelatihan
guna menumbuhkembangkan generasi muda pertanian yang profesional, kreatif,
inovatif dan berwawasan global.
4
Melalui pendidikan, pelatihan /pemagangan dan bimbingan penyuluhan,
pemuda tani dikenalkan kepada paradigma baru pembangunan pertanian yaitu
pembangunan sistem agribisnis yang berorientasi pasar. Pemahaman tentang
agribisnis ini diharapkan mampu membuka wawasan pemuda tani tentang potensi
usaha yang dapat dikelola secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan
nilai tambah dan pendapatannya Selain itu diharapkan lahir pemimpin petani masa
depan yang bersifat inovatif dan ksatria. Mereka inilah kelak diharapkan menjadi
pelopor perubahan yang mengubah paradigma lama pembangunan pertanian
menjadi paradigma baru yang lebih produktif, modern dan berkarakter.
Materi belajar yang perlu dibekalkan kepada pemuda tani terutama kepada aspekaspek manajemen, kepemimpinan, kewirausahaan agribisnis, teknologi sortasi,
grading dan packaging, penanganan pasca panen, pengolahan hasil,pemasaran,
analisis kelayakan usaha, penyusunan proposal usaha, pengembangan jejaring
kerja dan kemitraanusaha,teknik negoisasi,danpengembangan kelembagaan
ekonomi petani. Pengembangan jiwa kewirausahaan dapat pula melalui metode
magang (petani belajar dari petani) secara langsung di lapangan dibawah
bimbingan petani pengajar/ petani induk semang. Magang di lahan usahatani yang
berhasil dapat menularkan ketrampilan dan sikap mental seorang wirausahawan
agribisnis. Pengembangan metode magang juga menghasilkan penyuluh swadaya
(pelaku utama) yang berhasil dalam usahanya yang dengan kesadarannya sendiri
mau dan mampu jadi penyuluh.
Generasi muda ini juga perlu didukung dengan penguatan kelembagaan
petani, pemberian fasiltas sumber pembiayaan/ permodalan, pemberian bantuan
kredit kepemilikan lahan, pembentukan kelembagaan keuangan dan fasilitasfasiltas kemudahan dalam mengakses informasi, teknologi dan jaringan kemitraan
usaha., untuk mempersiapkan petani masa depan yang kreatif dan professional ,
yang pada akhirnya mereka inilah yang diharapkan menjadi pelopor perubahan
yang mengubah paradigma lama pembangunan pertanian menjadi paradigma baru
yang lebih produktif, modern dan berkarakter.
5
III. PENUTUP
III.1.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda
merupakan
komponen
penting
dalam
pembangunan
pertanian
dan
kewirausahaan di daerah pedesaan. Sesuai usianya yang masih relatif muda,
pemuda tani memiliki sifat-sifat yang dinamis, terbuka, spontan dan berani.
Dengan sifat-sifat yang dimiliki ini, merupakan awal dalam upaya
mempersiapkan petani masa depan yang modern dan berwawasan agrobisnis.
Mereka inilah kelak diharapkan menjadi pelopor perubahan yang mengubah
paradigma lama pembangunan pertanian menjadi paradigma baru yang lebih
produktif, modern dan berkarakter. Maka dari itu perlu dilakukan pembimbingan
dan pemberdayaan kepada pemuda tani mengEnai p engembangan jiwa
kewirausahaan pemuda tani agar generasi penerus tersebut mampu membawa
sektor pertanian Indonesia menjadi sektor unggul dan mampu bersaing
dengan
negara-negara
lain.
Jiwa
kewirausahaan
(entrepreneurship)
merupakan modal dasar kemampuan pemuda tani untuk mandiri dalam
mengembangkan usahataninya Mengingat kewirausahaan merupakan suatu
proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat suatu yang
berbeda dari yang sudah ada (inovasi) untuk mencapai kesejahteraan individu
dan nilai tambah bagi masyarakat.
III.2.
Saran
6
Saran dari penulis, sudah seharusnya pemerintah melalui dinas terkait
melakukan kegiatan pemberdayaan dan sosialisasi yang intensif secara
menyeluruh kepada para pemuda perihal pengembangan potensi pertanian
dan kewirausahaan di desa, agar kelak pemuda-pemuda tersebut menjadi
pemuda Indonesia yang mandiri serta mampu bersaing
di era pertanian
modern
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, 2012. Pemuda Tani (http://pertaniansehat.com/read/2015/07/15/
ramadhan-agropreneur-mengokohkan-peran-pemuda
tani.
html). Diakses pada tanggal 18 Juni 2016 pukul 15.30
WIB.
Harjadi,
1990.
Peran
pemuda
Tani
dalam
pembangunan
pertanian(http://blog.umy.ac.id/rusydarosyida/2014/10/23/p
emberdayaan-pemuda-tani-sebagai-pelopor-pembangunansistem-agribisnis/). Diakses pada tanggal 18 Juni 2016
pukul 15.30 WIB.
Iwan setiawan, 2009. Peningkatan Kewirausahaan. (Agribisnis-Kreatif-:-PilarWirausaha-Masa-Depan,-Kekuatan-Dunia-Baru-MenujuKemakmuran-Hijau.html).
7