Peran Lembaga Rumah Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pendampingan Keluarga Miskin (P2km) di Pamulang Permai I Tangerang Selatan

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Ahmad Zaki

Nim.1110053000034

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014M/1435H


(2)

Dengan ini saya menyatakan bah-pra:

1.

Skripsi

ini

merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu p-ersla-r4!a4 rge$Bperoleh gelar Strata 1

di

Universitas Islam

Negeri {UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sunrber yang saya gunakan dalam penulisan

ini

telah saya

cantruakan sesuai dengan ketentuan yang beelaku

di

Uqivgr-sita$ Islanr Negeri {US{) Syar{f Hidayatullah

Jakarta-Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau mer

^uoakan jiplakan dari kar.va orang lais, maka saya bersedia menerima

sanksi yaag berlaludi Uaiversitas Islam Negeri {UIN) Syarif Hidayatullatr

Jakarta.

{. 2.

3.


(3)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Safi anaKomunikasi Islan (S.Kom.I) Oleh:

Ahmad Zaki

NIM:

1110053000034

H. Mulkanasir. Bid,S,Pd;. MlVf

NIP : 19550101 198302 1 001

KONSENTRASI

MANAJtrMEN LEMBAGA KtrUANGAN SYARIAH

JTJRUS$I MANAJEMEN

DAI(WAH

FAKULTAS

ILMU

DAKIilAII

DAI\ ILMU KOMIJI{IKASI

TINTVERSITAS

ISLAM

IYEGERI

SYARIF

HIDAYATI]LLAII

JAI(ARTA

aA14M/1435H Di Bawah Birabingan


(4)

Skripsi yang berjudul STRATEGI PEMASARAN pRoDUK GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ilmu Dakrvah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah lakarta pada 09 September 2014. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi

Isiam (S.Kom.I) pada Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah Program Studi Manajemen Dakwah.

J akafta, 09 Septemb er 201 4 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota,

%t--

'/

Drs. Cecen Castralyiiava. MA

NIP: 19670818 199803 1 002

Penguji I,

&t%^r-Drs. Cecep Castral'iiava. MA

NIP: 19670818 199803 I 002

H. Mulkanasir. BA..S.Pd." ILM

NIP: 19550101 198302 I 001

Anggota,

H. Nlulkanasir. BA..S.Pd.. MM

NIP: 19550101 198302 I 001

ill

Penguji II,

NIP: 1962030 199203 2 00t


(5)

iv

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Di Bawah Bimbingan H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Syariah Pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati

Persaingan antar Bank pada saat ini semakin ketat, termasuk di dalamnya perbankan syariah. Bank-bank bersaing memperebutkan pasar. Pemasaran merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dari perusahaan, begitu pula dengan perbankan. Sejalan dengan hal tersebut, masing-masing bank harus menentukan strategi yang tepat sebagai upaya memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabahnya. Penerapan strategi pemasaran yang tepat oleh perusahaan bertujuan agar dapat bertahan diera persaingan.

Produk perbankan syariah pada saat ini masih baru dikalangan perbankan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sehingga diperlukan strategi pemasaran yang tepat dalam memasarkan produk perbankan syariah agar dapat menghadapi persaingan. Produk Gadai Emas Syariah, sebuah Produk Gadai Emas Syariah yang masih baru di pasaran. Bank BNI Syariah menetapkan Strategi Pemasaran yang tepat untuk memasarkan Produk Gadai Emas Syariah agar dapat dikenal dan diterima oleh masyarakat serta menjaring nasabah baru dan mempertahankan nasabah yang lama.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melakukan Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk memaparkan perumusan masalah pertama dan kedua. Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi pemasaran dan mekanisme produk gadai emas yang diterapkan di BNI Syariah.

Hasil penelitian yang dilakukan, menyimpulkan bahwa produk gadai emas syariah ini adalah produk unggulan dan banyak diminati oleh masyarakat serta strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah dengan beberapa tahapan yaitu formulasi strategi yang dilakukan Bank BNI Syariah dalam memasarkan produk gadai emas melalui kerjasama dengan para pemilik toko emas dan para kelompok komunitas. Agar dapat melaksanakan program yang telah direncanakan, Bank BNI Syariah harus bisa memaksimalkan sisi keuangan atau meningkatkan struktur modal guna meningkatkan pelayanan pinjaman bagi para nasabah produk gadai emas. Implementasi strategi Bank BNI Syariah tercermin dalam struktur organisasi dimana tugas, wewenang dan tanggung jawab dijalankan sesuai job descriptionnya. Evaluasi strategi Bank BNI Syariah dilakukan berdasarkan dengan menetapkan standar kerja, pengukuran prestasi kerja, dan mengambil tindakan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi. Dan mekanisme yang ditetapkan Bank BNI Syariah merupakan langkah apabila nasabah ingin melakukan transaksi produk gadai emas pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.


(6)

v

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan berbagai karunia dan nikmat kepada para hamba-Nya. Dia membukakan akal pikiran kita dan pemahaman kepada segenap makhluk-Nya.

Shalawat beserta salam tidak lupa dihaturkan untuk Nabi Muhammad SAW, yang mampu membawa kita dari zaman gelap gulita sampai zaman terang benderang. Tak lupa juga untuk para keluarganya, sahabat, dan serta para pengikutnya yang tetap beristiqomah di jalan-Nya.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa tujuan penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan moril dan materil dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., MM dan H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah membantu penulis menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen Dakwah.


(7)

vi

ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan, petunjuk, dan saran yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi. 4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberi cahaya berupa ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis dalam mecari referensi mengenai teori Strategi Pemasaran dan Gadai Emas Syariah.

6. Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati yang telah memberikan data-data penelitian, terutama untuk Bapak Bambang Sutopo selaku Operational Manager, Bapak Mizwar Akmal selaku Officer Gadai Syariah, dan Bapak Muhammad Ali selaku Security Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati yang telah banyak meluangkan waktunya untuk penulis.

7. Orang Tuaku H. Abdullah dan Hj. Asenih yang begitu baik hati dan tegar dalam dalam segala hal, ikhlas mengasuh, membimbing, memberikan segenap cintanya dan tidak terlupa selalu menyertai do’a dalam setiap langkahku. 8. Kakak-kakakku dan adikku tercinta, Nur Ali, Ahmad Hamdi, A.Md., Nurlaela,

A.Md., Aminatuzzuhria, S.E.Sy., Dahlia, S.Ikom., dan Siti Mawaddah yang tidak pernah berhenti memberikan motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan skripsi ini.


(8)

vii

Rendy, Farid, Alung, dan lain-lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi hormat saya, yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Risa Afriyanti, S.Pd., yang tidak pernah berhenti memberikan do’a dan motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman seperjuangan di Pom-Pes Miftahul Ulum 2010, Kariza, Irfan, Rahmat, dan lain-lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi hormat saya, yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tiada balasan yang dapat penulis berikan selain do’a dan ucapan terimakasih, semoga Allah SWT menerima amal baik dan memberi balasan yang setimpal atas segala jerih payahnya dan semoga kita semua dalam lindungan-Nya. Amiiin.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, baik saran maupun kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan untuk selanjutnya.

Akhirnya penulis panjatkan rasa syukur kepada Alllah SWT yang sangat mendalam dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada semua pihak pada umumnya.

Jakarta, 09 September 2014


(9)

viii

LEMBAR PERNYATAAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah ... 5

2. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 6

D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian ... 7

2. Subjek dan Objek Penelitian ... 7

3. Sumber Data ... 7

4. Teknik Pengumpulan Data ... 8

5. Teknik Analisa Data ... 9

6. Teknik Penulisan Skripsi ... 9

E. Kajian Pustaka ... 9


(10)

ix

A. Konsep Strategi

1. Pengertian Strategi ... 14

2. Langkah-Langkah Strategi ... 16

B. Konsep Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran ... 20

2. Konsep Pemasaran ... 22

3. Bauran Pemasaran ... 25

C. Konsep Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran ... 29

2. Segmentasi Pasar ... 30

D. Konsep Produk Gadai Emas Syariah 1. Pengertian Produk ... 33

2. Pengertian Gadai Syariah (Rahn) ... 36

3. Prinsip Gadai Emas Syariah ... 39

E. Standar Operasional Prosedur 1. Pengertian Standar Operasional Prosedur ... 44

2. Tujuan Standar Operasional Prosedur ... 45

3. Fungsi Standar Operasional Prosedur ... 46

4. Keuntungan Standar Operasional Prosedur ... 46

BAB III PROFIL UMUM BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI A. Sejarah ... 48


(11)

x

E. Produk-Produk Bank BNI Syariah ... 54 F. Produk Gadai Emas Syariah di Bank BNI ... 57

BAB IV STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI

A. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Syariah ... 59 B. Mekanisme Produk Gadai Emas Syariah ... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 73 B. Saran ... 74

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN


(12)

xi

Gambar 1 : Perbedaan Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran Gambar 2 : Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran

Gambar 3 : Struktur Organisasi Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati Gambar 4 : Matriks Analisis SWOT


(13)

1 A. Latar Belakang

Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi dan politik maupun kehidupan yang bersifat spiritual.

Salah satu aspek yang penting dalam penelitian ini adalah aspek ekonomi. Sebagaimana kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat lembaga ekonomi yang berlandaskan ekonomi Islam. Di Indonesia itu sendiri perbankan syariah dimulai sejak tahun 1992 dengan digulirkannya UU No. 7/1992 yang memungkinkan bank menjalankan operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil. Tujuan utama dari pendidirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.1

Banyak ayat Al-Qur’an yang menyerukan penggunaan kerangka kerja perekonomian Islam, diantaranya sebagai berikut.2

يدسف ضراا ف ا ثعت ا ها ر ا برش ا ك

Artinya:

Makan dan minumlah dari rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah

berkeliaran di muka bumi ini dengan berbuat kerusakan.” (al-Baqarah: 60)

1

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet. ke-1, h.18

2


(14)

Pada ayat yang lain, Allah SWT berfirman:3

ا ا ياي

ها حاا تبيط ا رحتا ا اء يد

بحيا ها ا .ا دتعت ا

.

ؤ ت ا د ا ها ا قت .ابيط ا ح ها ق ر ا ا ك . يدتع ا

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baikyang telah Allah halalkan bagimu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang telah Allah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah Yang kamu beriman kepada-Nya.”

(al-Maa’idah: 87-88)

Semua ayat itu merupakan penentuan dasar pikiran dari pesan Al-Qur’an dalam bidang ekonomi. Dari ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam mendorong penganutnya untuk menikmati karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT. Salah satu Hadist Rasullah SAW. Menegaskan:4

س هي ع ها ص ها سر اق

ا ا ح رح اا ط رش ع

س ا

ا رح حا

Artinya:

“Kaum muslimin (dalam kebebasan) sesuai dengan syarat dan

kesepakatan mereka, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (At-Tirmidzi)

3

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, h. 11 4


(15)

Menurut A. Riawan Amin bahwa Lembaga Keuangan Syariah sebagai Lembaga Dakwah atau Organisasi Dakwah yang bergerak di bidang ekonomi.5

Meskipun tidak menyebut secara eksplisit, Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebenarnya telah cukup memberikan keleluasaan bagi bank syariah untuk mengembangkan sendiri produk-produknya. Salah satu produk yang dikembangkan dalam belakangan ini adalah Gadai.6

Dengan melihat perkembangan pesat yang terjadi diperbankkan syariah, beberapa lembaga keuangan khususnya perbankan syariah mulai membuka produk gadai syariah atau disebut juga dengan rahn. Namun untuk saat ini lembaga keuangan seperti perbankan syariah hanya menerima barang gadai berupa emas lantakan, perhiasan ataupun koin emas. Hal ini disebabkan oleh kecilnya nilai resiko yang akan terjadi dan keberadaan nilai emas itu sendiri yang tetap stabil bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun serta tidak terkena dampak inflasi.

Dalam rangka mensosialisasikan berbagai kegiatan, tentunya bank syariah pada umumnya dan Bank BNI Syariah khususnya perlu mengkomunikasikan setiap produk-produk yang ditawarkan. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan memiliki minat manfaat dari produk bank syariah yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Oleh karena itu, bank syariah harus melakukan strategi pemasaran.

5

A. Riawan Amin, The Celestial Management, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004), Cet. ke-1, h. 22

6

Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press: 2005), Cet. ke-1, h. 128


(16)

Beberapa lembaga keuangan mempunyai tujuan yang sama akan tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sudah tentu berbeda. Pada umumnya semua jajaran manajemen suatu lembaga keuangan akan selalu membuat rencana-rencana yang baik dan tepat. Jadi jelaslah masalah strategi bagi suatu lembaga keuangan sangatlah penting sebab strategi tersebut merupakan penentuan tercapainya tujuan yang telah direncanakan.

Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba (keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang disebut Strategi Pemasaran Bank, pengertian pemasaran bank itu sendiri yaitu suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan kepada nasabah.7

Sedangkan pemasaran berpangkal pada kebutuhan pembeli yang belum terpenuhi dalam hal produk, kualitas, harga dan sebagainya. Produk bukan satu-satunya penjamin kepuasan, akan tetapi ada beberapa variabel lain yang mempengaruhi kepuasan konsumen yakni harga produk, lokasi dan distribusi.

Kebutuhan akan pemasaran tidak dapat dielakan karena perkembangan pasar dan persaingan yang semakin berat. Pemasaran dibutuhkan tidak hanya oleh perusahan-perusahan akan tetapi digunakan oleh lembaga keuangan syariah misalnya lembaga keuangan syariah pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati dalam pengembangan produk-produknya khususnya produk Gadai Emas.

7


(17)

Maka dengan melihat pemaparan yang singkat diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian, dengan memberikan gambaran apa dan bagaimana Strategi Pemasaran Pada Produk Gadai Emas pada Perbankan Syariah bukan pada perum pegadaian syariah yang memang sudah umum. Sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul “ Strategi Pemasaran Produk Gadai

Emas Syariah Pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembahasan mengenai strategi pemasaran memiliki cakupan yang sangat luas, agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah hanya pada:

a. Penelitian ini dibatasi pada strategi pemasaran produk gadai emas syariah pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati

b. Penelitian ini dibatasi pada mekanisme produk gadai emas syariah pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa pokok-pokok permasalahan yang dibahas adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Syariah Pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati?

b. Bagaimana Mekanisme Produk Gadai Emas Syariah Di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati?


(18)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan oleh penulis diatas maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Memenuhi tugas akademik yang merupakan syarat dan kewajiban bagi setiap mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi tingkat sarjana program Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

b. Mendapatkan pemahaman tentang bagaimana strategi pemasaran pada produk gadai emas syariah secara teori atau prakteknya yang diterapkan oleh Bank BNI Syariah Fatmawati.

c. Lebih mengenal bagaimana perkembangan gadai emas syariah di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain :

a. Akademis

Menambah khazanah kepustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan sebagai sumber referensi bagi mahasiswa, staff pengajar dan lainnya.


(19)

b. Praktis

Memberi masukkan atau informasi kepada masyarakat khususnya masyarakat ekonomi menengah kebawah yang membutuhkan bantuan dan atau pembiayaan untuk segala keperluan, bahwa di perbankan syariah dan sama halnya dengan perum pegadaian syariah terdapat program yang dapat membantu dan mengembangkan usahanya atau mengurangi beban mereka dengan cara yang relative cepat dan aman serta tidak membebankan mereka.

D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah Metode Kualitatif dengan menganalisis data secara deskriptif, untuk menggambarkan tentang Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas Syariah Pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati yang berada di wilayah Jakarta Selatan yang beralamat Jalan RS. Fatmawati No. 30 C-D Cilandak Jakarta Selatan.

Sedangkan objek penelitian dalam penelitian ini adalah Strategi Pemasaran.


(20)

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini diharuskan menggunakan data, maka dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengelompokkan data sesuai dengan karakteristiknya, yaitu :

a. Data Primer

Data primer merupakan data asli yang diperoleh langsung oleh peneliti dari hasil wawancara yang didapat langsung dari objek penelitian.8 Dimana data yang diperoleh hasilnya aktual dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan teknik pengumpulan data pada karyawan Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati Pada Bagian Gadai/Rahn dan Pemasaran. b. Data Skunder

Data skunder merupakan data yang diperoleh dari pustakaan,9 seperti buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitaan dengan materi penulisan skripsi ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan menggunakan beberapa teknik tertentu :

a. Dokumentasi yaitu data-data dan profil Bank BNI Syariah Cabang FatmawatiPenelitian Kepustakaan.

b. Observasi (Pengamatan)

Mendapatkan data dari obyek penelitian dengan cara mendatangi langsung ke obyek penelitian. Dalm hal ini Bank BNI guna melihat

8

Suharsimi Arikunto, “Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Ed. Rev 2010, Cet. Ke-14, h. 22

9


(21)

secara dekat bagaimana peranan strategi pemasaran dalam memasarkan produknya.

c. Wawancara (Interview)

Selama observasi dilakukan, penulis juga melakukan wawancara dan komunikasi dengan staff bagian pemasaran, karyawan maupun pimpinan Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati untuk mendapatkan input-input atau masukkan-masukkan yang berhubungan dan berguna dalam bidang yang akan diteliti sebagai bahan penulisan skripsi ini.

5. Teknik Anaslisa Data

Penulis, menganalisa data dengan menggunakan penelitian dalam pelaksanaannya penganalisaan dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menelaah semua data yang diperoleh baik dari sumber primer maupun dari sumber skunder.

b. Melakukan klasifikasi terhadap data yang terkumpul sesuai dengan masalah yang diteliti.

c. Menghubungkan data yang terpilih dengan teori yang sudah dikemukakan dalam kerangka pemikiran.

d. Penarikan kesimpulan dari data-data yang dianalisis.

6. Teknik Penulisan Skripsi

Adapun teknik penulisan skripsi ini sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,


(22)

Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet. II, April 2007.10

E. Kajian Pustaka

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber, kepustakaan, penulis meliput bahwa apa yang merupakan masalah pokok penelitian tampaknya sangat penting dan prospektif, karena pembahasan tentang Strategi Pemasaran Pada Produk Gadai Emas Syariah pada Bank Syariah sangatlah berguna agar masyarakat khususnya masyarakat menengah kebawah mengetahui bahwa di Perbankan Syariah terdapat produk Gadai Emas Syariah yang dapat membantu mereka dalam memperoleh modal guna meningkatkan kinerja usaha mereka ataupun membantu pembiayaan kehidupan sehari-hari mereka.

Adapun kajian pustaka yang digunakan penulis adalah:

1. Pada tahun 2013 telah ditulis skripsi atas nama Mutiah Prodi Lembaga Keuangan Syariah, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul

“Strategi Pemasaran Produk Mitra Iqra’ Plus Pada Divisi Syariah AJB BumiPutrea 1912” Dalam penelitian ini membahas tentang strategi

pemasaran produk mitra iqra’ plus pada asuransi AJB BumiPutera 1912.

Dan strategi pemasaran yang diterapkan oleh AJB BumiPutera 1912 Divisi Syariah adalah dengan menggunakan saluran distribusi sistem agency

10

Hamid Nasuhi dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II, April 2007


(23)

dimana proses pemasaran produk diandalkan pada agen-agen penjualan handal yang dimiliki oleh AJB BumiPutera 1912 Divisi Syariah.

2. Pada tahun 2014 telah ditulis skripsi atas nama Ulil Ansor Prodi Perbankan Syariah, jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Strategi Pemasaran PT. Bank Syariah Mandiri TBK pada Produk Gadai Emas dalam Meningkatkan

Daya Saing Antar Sesama Bank Syariah”. Dalam penelitian ini membahas tentang strategi pemasaran dalam meningkatkan daya saing antar sesama Bank Syariah. Strategi pemasaran yang diterapkan Bank Syariah Mandiri adalah dengan melakukan kerjasama dengan Kantor Pos.

3. Pada tahun 2008 telah ditulis skripsi atas nama Atep Misbahudin, Prodi Perbankan Syariah, Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas (Rahn) pada BPRS PNM Al-MA’SOEM dalam Meningkatkan Pendapatan Bank”. Dalam penelitian ini membahas tentang strategi pemasaran dalam meningkatkan pendapatan Bank. Strategi yang diterapkan BPRS PNM AL-MA’SOME diantaranya yaitu membina dan

menekan pertumbuhan kaum dhu’afa sehingga terbentuk dasar yang kuat,

melakukan penyebarluasan informasi tentang BPRS melalui tokoh masyarakat dan nama yayasan al-Ma’some itu sendiri yang sudah terkenal dikalangan masyarakat Jawa Barat khususnya Bandung dan sekitarnya.


(24)

Perbedaan skripsi penulis dengan skripsi terdahulu bahwa penelitian ini di fokuskan pada strategi pemasaran yang digunakan oleh Bank BNI Syariah dalam memasarkan produk gadai emasnya. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh Bank BNI Syariah adalah dengan melakukan kerjasama dengan para pemilik toko emas dan para kelompok komunitas seperti ibu-ibu pengajian. Dan melakukan pemasaran pada acara event-event tertentu pada waktu menjelang lebaran atau menjelang tahun ajaran baru dan membuka pameran-pameran disuatu tempat.

F. Sistematik Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membahas pendahuluan dengan sub-sub : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Review Studi Terdahulu, Sistematika Penulisan.

BAB II LADASAN TEORI

Bab ini membahas tentang konsep strategi, pemasaran dan produk gadai emas syariah.

BAB III PROFIL UMUM BANK BNI SYARIAH CABANG

FATMAWATI

Bab ini Menyajikan data yang menjadi bahan penelitian yaitu mengenai Sejarah Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, visi misi, fungsi, dan struktur organisasi. Serta produk gadai (rahn) yang ada pada Bank BNI Syariah Fatmawati.


(25)

BAB IV STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS

SYARIAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG

FATMAWATI

Bab ini menjelaskan mengenai Analisis Deskriptif terkait Strategi Pemasaran pada Produk Gadai Emas Syariah dan Mekanisme Produk Gadai Emas Syariah di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bagian terakhir penulisan yang akan menunjukkan pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan ini. Bagian ini menunjukkan jawaban ringkas dari permasalahan yang dibahas pada bagian permasalahan di atas yang berisi kesimpulan dan saran


(26)

14

LANDASAN TEORI

A. Konsep Strategi 1. Pengertian Strategi

Secara Etimologi, strategi berasal dari bahasa yunani Strategos yang berarti Jendral.1 Strategi pada mulanya dari peristiwa peperangan, yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.

Dalam kamus Manajemen istilah Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling hubungan dalam waktu dan ukuran.2 Dalam sebuah perusahaan, strategi merupakan salah satu faktor terpenting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi. 3

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan tertentu.4 Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis mengedepankan pengertian strategi yang dikemukankan beberapa pakar diantaranya:

1

George A Stainer, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 18 2

B.N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harian, 2003), h. 340 3

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 2002), Ed. Ke-2, h. 3 4

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 199


(27)

a. Menurut Sondang Siagian, “Strategi adalah cara yang terbaik untuk

mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedi, sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan.5

b. Menurut Prof. Dr. Onong Uchyana Efendi, MA., “Strategi pada

hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik

operasionalnya”.6

c. Menurut George Stainer dan Jhon Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.7

d. Menurut Prof. Dr. A.M Kardiman, “Strategi adalah penentuan tujuan

utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan

sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut”. 8

e. Menurut William F. Glueck, yang dikutip dalam buku Amirullah, et. Al, Strategi merupakan sesuatu yang dipersatukan, bersifat

5

Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: Gunung Agung, 1986), Cet. Ke-2, h. 17

6

Onong Uchyana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h.6

7

George Stainer dan Jhon Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga), h. 20 8


(28)

kompeherensif terintegrasi yang berhubungan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk meyakinkan bahwa sejarah dasar perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan

yang tepat oleh organisasi yang menerapkannya”.9

Dari pengertian strategi yang dikemukakan oleh para pakar di atas, penulis menyimpulkan bahwa strategi merupakan suatu cara untuk mencapai suatu tujuan jangka panjang perusahaan atau organisasi, terlebih dahulu memperhatikan segala kemungkinan yang akan terjadi, dan mempersiapkan segala potensial yang ada. Dengan begitu strategi pemasaran mempunyai peranan penting untuk keberhasilan usaha perusahaan umumnya pemasaran dan khususnya. Di samping itu, strategi pemasaran yang ditetapkan harus di tinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut.

2. Langkah-Langkah Strategi

Proses strategi terdiri dari tiga langkah:

a. Perumusan Strategi

Perumusan strategi ini di dalamnya termasuk mengembangkan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi yang akan dilaksanakan. Dalam perumusan

9

Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2000), Cet. Ke-1, h. 4


(29)

strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.10

Pada tahap perumusan strategi perusahaan secara berkala mengkaji kembali misi dan tujuan perusahaan serta merumuskan strategi yang sesuai dengan misi dan tujuan perusahaan tersebut. Misi dan tujuan perusahaan dapat mengalami perubahan sesuai dengan strategi yang dipilih oleh perusahaan. Sebagai contoh perusahaan yang melakukan perubahan secara radikal (radical change) dapat mengubah visi, misi, dan tujuan perusahaan sesuai dengan strategi yang dipilih oleh pimpinan perusahaan.11

Sebagaimana halnya visi, misi, dan tujuan perusahaan dapat mengalami perubahan karena strategi perusahaan berubah-ubah, demikian halnya startegi pun dapat berubah-ubah disesuaikan dengan tujuan perusahaan yang baru. Dengan demikian formulasi strategi akan mengacu ke tujuan yang ingin dicapai oleh perusahan.12

Selain merumuskan misi, tujuan dan strategi yang saling memiliki kesesuaian satu sama lain (compatible), perusahaan juga harus merumuskan kebijakan yang akan menjadi panduan bagi seluruh sumber daya manusia perusahaan dalam melakukan implementasi startegi baik pada tingkat korporasi, fugsional, maupun unit usaha.13

10

Fred R David, Strategic Management Concepts and cases, (New Jersey: Prentice Hall, 2001), h. 5

11

Ismail Solihin, Manajemen Strategik, (Bandung: Erlangga, 2012), h. 82 12

Ibid

13


(30)

Perumusan strategi ini di dalamnya termasuk mengembangkan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi yang akan dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.14

b. Implementasi Strategi

Tujuan dan strategi perusahaan yang telah dibuat akan dapat di implementasikan dengan baik apabila tujuan dan strategi tersebut dituangkan ke dalam rangkaian kegiatan dalam bentuk program yang terjadwal dengan jelas serta memperoleh alokasi sumber daya yang memadai yang telah dituangkan dalam bentuk anggaran (budget) yang akan mendukung semua program.15

Program-program yang dibuat oleh perusahaan selanjutnya harus didukung dengan prosedur yang menjelaskan secara rinci bagaimana suatu kegiataan atau pekerjaan harus dilakukan. Prosedur akan menjelaskan berbagai aktivitas yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu program. Selain itu perusahaan harus mengembangkan struktur organisasi yang akan memudahkan implementasi strategi (strategy implementation) yang telah dipilih perusahaan.16

14

Ismail Solihin, Manajemen Strategik, h. 82 15

Ibid

16


(31)

Di dalamnya termasuk menciptakan struktur organisasi yang efektif, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang diterima. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan, karena implementasi berarti memobilisasi manusia yang ada dalam sebuah organisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan. Kerjasama juga merupakan kunci dari berhasilnya atau tidaknya implemetasi strategi.17

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dari strategi ini adalah evaluasi implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga aktifitas mendasar untuk mengevaluasi strategi:18

1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil

17

Fred R David, Strategic Management concept and cases, h. 6 18


(32)

yang akan dicapai.

2) Mengukur prestasi, yakni membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan. Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan menyimak kemajuan yang dibuat ke arah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Criteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteriaa yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteia yang mengungkapkan apa yang terjadi.

3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang ada yang ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.

B. Konsep Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran suatu faktor penting dalam siklus yang bermula dan berakhir dalam kebutuhan konsumen, dimana pemasaran harus dapat menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikannya dengan data pasar. Kebanyakan orang mengatakan bahwa pemasaran adalah serangkaian kegiatan ekonomi yang mencakup penjualan, permintaan atau pembelian dan harga. Padahal pemasaran tidak hanya


(33)

mencakup itu, tetapi pemasaran lebih luas dari kegiatan penjualan. Oleh karena itu pemasaran adalah kegiatan vital dalam beberapa organisasi baik organisasi profit maupun non profit yang didalamnya menyediakan barang dan pelayanan. Maka keberhasilannya tergantung sekali pada kemampuan dari organisasi tersebut dalam memahami dan menemukan segala yang dibutuhkan pelanggannya.

Pemasaran berhubungan dan berkaitan dengan suatu proses mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu dari definisi pemasaran yang terpendek adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan.19

Di bawah ini beberapa definisi tentang pemasaran dari beberapa para ahli:

a. Menurut Philip Kotler dan Garry Armstrong, pemasaran sebagai sebuah proses sosial dan manajerial, yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelomppok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain. 20

b. Menurut Sofjan Assauri, Pemasaran adalah pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang

19

M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-1, h. 6

20

Philip Kotler and Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa: Imam Nurmawan, (Jakarta: Erlangga, 1997), Cet. Ke-1, h. 3


(34)

tepat.21

c. Di dalam Kamus Manajemen, Pemasaran adalah kegiatan utama suatu perusahaan untuk memperkenalkan produk yang dihasilkannya melalui promosi dan iklan sehingga calon pembeli tertarik untuk

membeli produk yang bersangkutan, menurut definisi “institute of marketing” pemasaran adalah proses manajemen dengan

mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan permintaan-permintaan pelanggan secara menguntungkan. Pemasaran mencakup fungsi-fungsi seperti periklanan, penelitian pasar, penetapan harga, promosi penjualan dan pengujian produk-produk baru di pasar.22

Dari uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan kepuasan yang optimal kepada pelanggan.

2. Konsep Pemasaran

Konsep pasar akhirnya memberikan kita siklus lengkap ke konsep pemasaran. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran demi memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi, kita kembali ke definisi pemasaran sebagai suatu proses yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk dan nilai satu sama lain.

21

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 5 22


(35)

Proses pertukaran melibatkan kerja. Para penjual harus mencari pembeli, mengidentifikasi kebutuhan mereka, merancang produk-produk bermutu, mempromosikannya, menyimpan dan mengangkut barang-barang ini dan menetapkan harganya. Kegiatan-kegiatan seperti pengembangan produk, penelitian, komunikasi, distribusi, penetapan harga dan pelayanan merupakan inti kegiatan pemasaran.

Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian tujuan-tujuan organisasional bergantung pada penetapan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien ketimbang yang dilakukan para pesaing. Secara mengejutkan, konsep ini merupakan falsafah bisnis relative mutakhir. Konsep pemasaran adalah melakukan segalanya dengan sekuat tenaga untuk menjadikan uang pelanggan penuh dengan nilai, mut dan kepuasan.23

Konsep penjualan dan konsep pemasaran sering disalah-pahami. Gambar di bawah ini membandingkan kedua konsep tersebut. Konsep penjualan mengambil sudut-pandang dari dalam ke luar (inside-out perspective). Konsep ini dimulai dengan perusahaan, memusatkan perhatian pada produk perusahaan yang ada, dan melakukan penjualan serta promosi besar-besaran untuk mencapai penjualan yang menguntungkan. Sebaliknya, konsep sudut-pandang dari luar ke dalam (outside-in perspective). Konsep ini berawal dari pasar yang didefinisikan

23


(36)

dengan tepat, memusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemasaran yang mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba menciptakan kepuasan pelanggan. Di bawah konsep pemasaran, perusahaan-perusahaan memproduksi apa yang diinginkan konsumen, selain memuaskan konsumen dan menghasilkan laba.24

Gambar1

Perbedaan Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran

Sumber: Phillip Kotler dan Garry Armstrong dalam Prinsip-Prinsip Pemasaran (1997,14)

Tujuan utama konsep pemasaran adalah memaksimalkan kepuasan konsumen yang merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungkan hidup perusahaan sehingga semua kegiatan perusahaan, baik produksi, teknik, keuangan, maupun pemasaran (termasuk variabel-variabel 4P dari marketing mix) selalu diarahkan pada upaya untuk memenuhi selera konsumen dan memuaskan kebutuhan mereka agar

24

Philip Kotler and Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, h. 14

Titik awal Fokus Sarana Akhir

Penjualan

Perusahaan Produk dan Laba melalui

yang ada Promosi volum penjualan

Kebutuhan Pemasaran Laba melalui

Pasar pelanggan terpadu kepuasan

Konsep Penjualan


(37)

diperoleh keuntungan yang layak dalam jangka panjang.25

3. Bauran Pemasaran

Keberhasilan suatu perusahaan berdasarkan keahliannya dalam mengendalikan strategi pemasaran yang dimiliki. Konsep pemasaran mempunyai seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan yaitu yang lebih dikenal dengan marketing mix (bauran pemasaran).26 Bauran pemasaran adalah sebuah konsep dari berbagai konsep penting di dalam pemasaran modern.27

Phillip Kotler dan Garry Armstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran.

Sehingga bauran pemasaran dapat diartikan sebagai perpaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada pasar sasaran.

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai masing-masing unsur dari bauran pemasaran (marketing mix) dari definisi yang dikemukakan oleh Philip Kotler, antara lain sebagai berikut:

25

Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet. Ke-1, h. 147

26

M. Nur Rianto Al-Arif, S.E., M.SI., Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. Ke-1, h. 14

27

Philip Kotler and Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa: Imam Nurmawan, S.E., (Jakarta: Erlangga, 1997), Cet. Ke-1, h. 47


(38)

Gambar 2

Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran

Produksi Tempat

Keragaman Saluran Pemasaran

Produk Cakupan Pasar

Kualitas Design Pengelompokkan

Ciri Nama Merk Lokasi Persediaan

Kemasan Transportasi

Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan

Harga Promosi

Daftar Harga Promosi Penjualan Rabat/Diskon Periklanan

Potongan Harga Tenaga Penjualan

Khusus Kehumasan/Public Relation Priode Pembayaran Pemasaran Langsung Syarat Kredit

Sumber: Philip Kotler dan Garry Armstrong dalam Prinsip-Prinsip Pemasaran (1997,14)

a. Product (produk)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah fikirian.28 Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Oleh karena itu strategi produk sebenarnya merupakan

28

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep & Strategi, h. 200

Bauran Pemasaran


(39)

strategi pemasaran, sehingga gagasan atau ide untuk melaksanakannya harus datang dari bagian atau bidang pemasaran.29 b. Price (harga)

Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biasa saja.Harga merupakan penetapan jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk dan harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi pemintaan pasar.30 Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga produknya, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapkan harga adalah biaya, keuntungan, praktek saingan dan perubahan kegiatan pasar. Kebijakan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan dan sebagainya yang berhubungan dengan harga. Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang paling tepat dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Place (tempat)

Tempat dalam pemasaran diartikan sebagai proses distribusi atau penyaluran. Distribusi adalah kegiatan ekonomi yang menjebatani kegiatan produksi dan konsumen. Berkat distribusi, barang dan jasa sampai ketangan konsumen.Dalam sektor jasa, distribusi

29

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep & Strategi, h. 200 30


(40)

didefinisikan sebagai setiap sarana yang meningkatkan keberadaan atau kenikmatan suatu jasa yang menambah penggunanya, baik dengan mempertahankan pemakai yang ada atau meningkatkan nilai kegunaannya diantara pemakai yang ada ataupun menarik pemakai yang baru.31

d. Promotions (Promosi)

Promosi merupakan usaha perusahaan untuk mempengaruhi dengan merayu calon pembeli, melalui pemakaian segala unsur acuan pemasaran. Kombinasi dari unsur atau peralatan promosi di kenal dengan acuan/bauran promosi (promotional mix), yang terdiri dari advertensi, personal selling, promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity). Jadi promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.32

Dengan kegiatan promosi yang dilakukan akan berusaha untuk membujuk calon pembeli dan langganan untuk melakukan pembelian atas produk yang dipasarkan, dalam hal ini perusahaan melakukan komunikasi dengan para konsumen.33

31

Murti Sumarni, Marketing Perbankan, (Yogyakarta: Liberty, 1997), h. 269 32

Basu Swasta D.H, Azas-Azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1983), h.237 33


(41)

C. Konsep Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Di dalam Kamus Manajemen, Strategi Pemasaran (marketing Strategi) adalah semua rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, yang didasarkan pada riset pasar, penilaian dan perencanaan produk, promosi dan perencanaan penjualan, serta distribusi berhubungan dengan sasaran perusahaan yang hendak dicapai.34

Strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya.35 Bagian ini terdiri dari strategi khusus untuk pasar sasaran, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran. Strategi pemasaran sebaiknya merinci segmen-segmen pasar yang akan menjadi pusat perhatian perusahaan. Segmen ini berbeda di dalam kebutuhan dan keinginan, memberikan tanggapan terhadap pemasaran, dan profitabilitas. Perusahaan akan menjadi cerdik bila meletakkan upaya dan energinya ke dalam segmen-segmen di mana ia mampu memberikan pelayanan terbaik dari titik-pandang kompetitif. Perusahaan sebaiknya mengembangkan sebuah strategi pemasaran untuk setiap segmen yang dipilih.

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegaiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya

34

B.N. Marbun, Kamus Manajemen, h. 341 35


(42)

tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkai tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan pesaingan yang selalu berubah.36

Dengan demikian, strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran.

2. Segmentasi Pasar

Segementasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang semula bersifat hetrogen ke beberapa segmen yang cenderung bersifat homogen dalam segala aspek atau proses pengelompokkan dari keseluruhan prilaku pasar yang beragam menjadi bagian-bagian pasar yang berprilaku sama.37 Lebih singkatnya segmentasi pasar merupakan proses mengidentifikasi bagian-bagian yang ada dalam suatu pasar menjadi sub-sub pasar (segmen-segmen yang lebih homogen).38 Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen.

36

Sofjan Assuari, Manajemen Pemasaran, h. 168 37

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2001), Cet. Ke-2 h. 156

38


(43)

Tujuan utama melakukan segmentasi pasar adalah berusaha untuk melokalisasi pesaing pada segmentasi pasar yang lebih kecil. Lebih jelasnya, berikut ini di antara beberapa tujuan segmentasi pasar:39

a. Agar kegiatan pemasaran lebih terarah, sehingga dapat menemukan segmen mana yang harus diprioritaskan.

b. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan tingkat efisiensi yang tinggi.

c. Agar perusahaan dapat lebih kompetitif.

Unsur utama untuk melakukan segmentasi pasar konsumen terdiri dari bebagai sudut pandang seperti: 40

a. Segementasi Berdasarkan Geografik

Segmentasi geografik dilakukan dengan cara mengelompokkan konsumen yang tersebar diberbagai wilayah ke dalam kelompok kosumen tertentu atas dasar unit geografis, misalnya propinsi, kabupaten, kota, kecamatan, arah mata angina tau bahkan kawasan tertentu.

Segmentasi berdasarkan geografik, artinya membagi pasar berdasar wilayah tertentu seperti:

1) Jenis Bangsa 2) Provinsi 3) Kabupaten 4) Kecamatan

39

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, h. 73 40


(44)

b. Segmentasi Berdasarkan Demografik

Segmentasi demografik dilakukan dengan cara mengelompokkan konsumen atas variabel demografis seperti usia, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kewarganegaranaan.

Segmentasi berdasarkan demografik maksudnya membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti:

1) Golongan Umur 2) Jenis Kelamin 3) Ukuran Keluarga 4) Daur Hidup Keluarga 5) Pendapatan

6) Pekerjaan 7) Pendidikan 8) Agama 9) Ras

10)Kebangsaan

11)Tingkat sosial atau lainnya

c. Segmentasi Berdasarkakan Psikografik

Segmentasi ini dilakukan dengan cara mengelompokkan konsumen ke dalam berbagai kelompok atas dasar kelas sosial, gaya hidup atau karakteristik kepribadian mereka.

Segmentasi berdasarkan psikografik bertujuan membagi pasar berdasarkan criteria sebagai berikut:

1) Kelas Sosial 2) Gaya Hidup


(45)

d. Segmentasi Berdasarkan Prilaku

Dalam segmentasi prilaku, konsumen dikelompokkan atas dasar pengetahuan, sikap, tingkat penggunaan, manfaat dan tanggapan yang diberikan terhadap suatu produk.

Segmentasi berdasarkan prilaku disusun berdasarkan tingkah laku atau kebiasaan masyarakat sebagai berikut:

1) Pengetahuan 2) Sikap

3) Kegunaan

4) Tanggapan terhadap suatu produk

e. Segmentasi Institusional

Segmentasi ini dipergunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produk kepada perusahaan lainnya yang bukan merupakan konsumen akhir.

Segmentasi Manfaat

Segmentasi yang menunjukkan pada penggolongan pasar, dalam bentuk manfaat utama dari suatu produk yang berhubungan erat dan dicari oleh kelompok yang berbeda.

D. Konsep Produk Gadai Emas Syariah 1. Pengertian Produk

Pasar merupakan pusat perhatian untuk semua keputusan yang menyangkut bauran pemasaran, maka dapat dikatakan bahwa produk yang akan ditawarkan ke pasar dapat memberikan akibat penting terhadap keputusan mengenai harga, promosi dan distribusi. Setelah menganalisa


(46)

kebutuhan dan keinginan pasar, berikut adalah merencanakan produk atau jasa, Boyd Walker Larreche dalam bukunya Manajemen Pemasaran (suatu pendekatan strategi dengan orientasi global), menyatakan “produk

sebagai apa saja yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam

hal penggunaan, konsumsi dan akuisi”.41

Phillip Kotler dan Garry Armstrong mendefinisikan Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.42

Sebuah produk didefinisikan sebagai segala sesuatu, baik menguntungkan maupun tidak, yang diperoleh seseorang melalui pertukaran. Penawaran produk adalah jantung dari program pemasaran suatu organisasi dan biasanya merupakan langkah awal dari membentuk bauran pemasaran, manajer pemasaran tidak dapat menetukan harga, merencanakan sutau strategi promosi atau menciptakan saluran distribusi sampai perusahaan mempunyai produk untuk dijual.

Produk adalah keseluruahan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen, yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli bentuk fisik produk itu saja, tetapi membeli benefit dan value tersebut. Terutama produk dan jasa yang kita kenal telah menimbulkan beralihnya

41

Boyd Walker Larrache, Manajemen Pemasaran suatu pendekatan strategi dengan orientasi global, (Jakarta: Erlangga, 2000), Ed. Ke-2

42


(47)

kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.43

Bagi perusahaan syariah, untuk komponen tawaran (offer), produk dan harga harus dilandasi nilai-nilai kejujuran dan keadilan sesuai dengan prinsip syariah. Kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan produk yang ditawarkan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal: 27

عت ت ا ت ا ا خت سر ا ها ا خت ا ا ا يد ا ا ياي

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamiu menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui”.

Muamalah dalam Islam Melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (gharar) bagi pembeli. Pasalnya disini peluang terjadinya penipuan dan ketidak adilan terhadap salah satu pihak.

Dalam persepektif syariah produksi merupakan suatu yang penting. Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia, bukan untuk memproduksi barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia disamping itu, islam mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (gharar) bagi pembeli. Pasalnya, disini berpotensi terjadinya

43

Rambat Lupiodi, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 57


(48)

penipuan dan ketidak adilan terhadap salah satu pihak. Oleh karena itu, Rasulullah mengharamkan jual beli barang yang tidak jelas produknya. Selain keberadaan suatu produk, islam juga memerintahkan untuk mempertahankan kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian. Tidak menipu kualitas dengan jalan memperlihatkan bagian luarnya dan menyembunyikan yang jelek kepada bagian yang dalam.44

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang memberikan manfaat baik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Produk biasanya digunakan untuk dikonsumsi baik untuk kebutuhan rohani maupun jasmani. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan sebagai balas jasanya misalnya dengan cara pembelian.

2. Pengertian Gadai Syariah (Rahn)

Gadai (Rahn) menurut arti bahasa: tetap. Sedangkan menurut istilah syara: ialah menaruh barang (dijadikan) sebagai uang, untuk penguat perjanjian hutang, dan barang tersebut akan menutup (hutang) ketika terhalang (tidak dapat) melunasinya.45

Gadai tidak sah, kecuali dengan ijab-qabul, dan kedua belah pihak (yang menggadaikan barang dan yang menerima barang tersebut)

44

Muhammad Firdaus, Dasar Dan Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Reneisan (anggota IKAPI), Edukasi Profesional, 2005), h. 22

45Syekh Syamsuddin Abu Abdillah, “

Terjemah Fathul Qarib”, (Mutiara Ilmu: Cet. 1, 1431/2010), h. 175


(49)

disyaratkan supaya melaksanakan secara murni. Keterangan : Syarat melaksanakan gadai secara murni (mutlak), dalam arti masing-masing mempunyai hak menjalankan aturan dalam gadai, yaitu telah dewasa dan berakal sehat.46

Dalam istilah bahasa arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat juga dinamai al-habsu, secara etimologis, arti rahn adalah tetap dan lama, sedangkan al-habsu berarti penahanan terhadap suatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut, sedangkan menurut sabiq, rahn adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut padangan syara sebagai jaminan hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu. Pengertian ini didasarkan pada praktek bahwa apabila seseorang ingin berhutang kepada orang lain, ia menjadikan barang miliknya baik berupa barang tak bergerak atau berupa barang ternak berada dibawah penguasaan pemberi pinjaman sampai penerima pinjaman melunasi hutangnya.47

Secara etimologi, rahn berarti

ا د ا

بث ا

(tetap dan lama), yakni tetap atau berarti

ز ا سبح ا

(

pengekangan dan keharusan).

Menurut terminologi syara’, rahn berarti :48

ه ؤافتسا

ي قحب ءيش سبح

Artinya :

“Penahanan terhadap sesuatu barang dengan hak sehingga dapat

dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut.”

46

Syekh Syamsuddin Abu Abdillah, “Terjemah Fathul Qarib”,h. 176 47

Abdul Ghofur Anshori, “Gadai Syariah Di Indonesia”, Konsep, Implementasi dan

Intitusional” (Gadjah Mada University PRESS, 2006), Cet. ke-1, h. 88 48


(50)

Transaksi hukum gadai dalam fiqih Islam disebut ar-rahn. Ar-rahn adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan utang. Pengertian ar-rahn dalam bahasa arab adalah ats-tsubut wa ad-dawam, yang berarti “tetap” dan “kekal”, seperti dalam kalimat

maun rahin, yang berarti air yang tenang. Hal itu, berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Al-Muddatsir (74) ayat 38 sebagai berikut :

تبسك ا ب سف ك

ه ي ر

Artinya:

Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.

Sedangkan dalam pengertian istilah adalah menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak dan dapat diambil kembali sejumlah harta dimaksud sesudah ditebus.49

Gadai (Ar-Rahn) adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh dan sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.50

Pegadaian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal

1150 disebutkan: “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang

49

Zainuddin Ali, “Hukum Gadai Syariah”, (Sinar Grafika: Cet.1, 2008), Cet. ke-1, h..1 50 Muhammad Syafi’I Antonio

, “Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik”, (Gema Insani Press, 2001), Cet. ke-1, h. 128


(51)

memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.51

Beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gadai syariah (rahn) dalam padangan Islam adalah harta yang dijadikan oleh pemiliknya sebagai jaminan hutang dan kepercayaan terhadap hutang, yang dapat dijadikan (seluruh atau sebagiannya) untuk pembayaran hutang apabila orang yang berhutang tidak dapat membayar hutangnya.

3. Prinsip Gadai Emas Syariah

Prinsip yang digunakan dalam gadai emas syariah baik di bank syariah ataupun di pegadaian syariah tidak berbeda dengan prinsip gadai pada umumnya. Mulai dari persyaratan, biaya (ongkos) administrasi, biaya pemeliharaan/ penyimpanan, hingga mekanisme penjualan barang gadaian ketika pihak yang menggadaikan tidak dapat melunasi utangnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam gadai emas syariah baik di bank syariah maupun di lembaga yang menawarkan produk gadai emas syariah. Hal yang dimaksud adalah biaya administrasi dan biaya pemeliharaan.52

51

Andri Soemitra, “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, (Kencana Prenada Media Group, 200 9), Ed. Ke-1, Cet. ke-1, h. 387

52

http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/


(52)

Dalam website tersebut juga menjelaskan tentang biaya administrasi dan biaya pemeliharan sebagai berikut:

a. Biaya administrasi

Biaya administrasi adalah ongkos atau pengorbanan materi yang dikeluarkan oleh bank dalam hal pelaksanaan akad gadai dengan penggadai (rahin). Para ulama sepakat bahwa segala biaya yang bersumber dari barang yang digadaikan adalah menjadi tanggungan penggadai. Oleh karena itu, biaya administrasi gadai dibebankan kepada penggadai. Karena biaya administrasi merupakan ongkos yang dikeluarkan bank, maka pihak bank yang lebih mengetahui dalam menghitung rincian biaya administrasi. Setelah bank menghitung total biaya administrasi, kemudian nasabah atau penggadai mengganti biaya administrasi tersebut.

Namun, tidak banyak atau bahkan sangat jarang nasabah yang mengetahui rincian biaya administrasi tersebut. Bank hanya menginformasikan total biaya administrasi yang harus ditanggung oleh nasabah atau penggadai tanpa menyebutkan rinciannya. Keterbukaan dalam menginformasikan rincian biaya administrasi tersebut sangat penting dalam rangka keterbukaan yang kaitannya dengan ridha bi ridha, karena biaya administrasi tersebut dibebankan kepada nasabah atau penggadai.53

53


(53)

Dewan Syariah Nasional dalam Fatwa No. 26/ DSN-MUI/ III/2002 menyebutkan bahwa biaya atau ongkos yang ditanggung oleh penggadai besarnya didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan. Artinya, penggadai harus mengetahui besar rincian dan pengeluaran apa saja yang dikeluarkan oleh bank untuk melaksanakan akad gadai, seperti biaya materai, jasa penaksiran, formulir akad, foto copy, print out, dll. Hal tersebut diatas yang juga menyebabkan biaya administrasi harus dibayar di depan.54

Intinya adalah pihak bank tidak diperbolehkan untuk mengambil keuntungan dari akad gadai syariah. Karena pada dasarnya akad gadai adalah transaksi pinjam-meminjam (qardh) yang bersifat tabarru’ yang berarti kebaikan atau tolong menolong. Sehingga tidak diperkenankan untuk mengambil keuntungan atau manfaat dari kegiatan pinjam-meminjam (qardh) karena sifatnya adalah tabarru’. Dalam website tersebut mengutip hadist Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut: 55

ًابر ف ً عفْ رج ضْرق ك

Artinya:

Setiap pinjaman yang menarik suatu manfaat maka itu termasuk salah satu bentuk riba.” [HR Al-Baihaqi]

54Dewan Syariah Nasional MUI dan Bank Indonesia, 2006, “

Himpunan Fatwa Dewan

Syari’ah Nasional MUI”, Cet 3, CV. Gaung Persada, Ciputat-Jakarta 55


(54)

b. Biaya pemeliharaan (Ujrah)

Biaya pemeliharaan atau penyimpanan merupakan biaya yang dibutuhkan untuk merawat barang gadaian selama jangka waktu pada akad gadai. Sesuai dengan pendapat para jumhur ulama biaya pemeliharaan atau penyimpanan menjadi tanggungan penggadai (rahin). Karena pada dasarnya penggadai (rahin) masih menjadi pemilik dari barang gadaian tersebut, sehingga dia bertanggungjawab atas seluruh biaya yang dikeluarkan dari barang gadai miliknya.

Dalam website tersebut juga menjelaskan tentang Akad yang digunakan untuk penerapan biaya pemeliharaan atau penyimpanan adalah akad ijarah (sewa). Artinya, penggadai (rahin) menyewa tempat di bank untuk menyimpan atau menitipkan barang gadainya, kemudian bank menetapkan biaya sewa tempat. Dalam pengertian lainnya, penggadai (rahin) menggunakan jasa bank untuk menyimpan atau memelihara barang gadainya hingga jangka waktu gadai berakhir. Biaya pemeliharaan/ penyimpanan ataupun biaya sewa tersebut diperbolehkan oleh para ulama dengan merujuk kepada diperbolehkannya akad ijarah.56

Biaya pemeliharaan/ penyimpanan/ sewa dapat berupa biaya sewa tempat SDB (Save Deposit Box), biaya pemeliharaan, biaya keamanan, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk memelihara atau menyimpan barang gadai tersebut.57

56

http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/

57


(55)

Dengan akad ijarah dalam pemeliharaan atau penyimpanan barang gadaian bank dapat memperoleh pendapatan yang sah dan halal. Bank akan mendapatkan fee atau upah atas jasa yang diberikan kepada penggadai atau bayaran atas jasa sewa yang diberikan kepada penggadai. Oleh karena itu, gadai emas syariah sangat bermanfaat bagi penggadai yang membutuhkan dana tunai dengan cepat dan bagi pihak bank yang menyediakan jasa gadai emas syariah karena bank akan mendapatkan pemasukan atau keuntungan dari jasa penitipan barang gadaian dan bukan dari kegiatan gadai itu sendiri.58

Dari penjelasan prinsip-prinsip gadai emas syariah di atas, penulis menyimpulkan bahwa gadai emas syariah pada dasarnya sama dengan gadai pada umumnya. Produk-produk gadai emas syariah yang terdapat pada berbagai bank syariah secara konsep sesuai dengan prinsip-prinsip gadai yang terdapat dalam fiqh muamalah. Namun, dalam prakteknya perlu dipertahikan hal-hal seperti keterbukaan dalam penetapan biaya administrasi, kewajaran biaya pemeliharaan atau penyimpanan dan proses penjualan barang gadai ketika penggadai tidak mampu menebus atau membayar utangnya. Setiap bank syariah menawarkan keunggulan dan fasilitas dari masing-masing produk gadai emas syariah yang dimiliki. Biaya dari produk yang ditawarkan sangat beragam dan cukup bersaing, mulai dari maksimal dana pinjaman yang dapat diperoleh penggadai dari taksiran, besarnya biaya administrasi dan biaya penyimpanan. Oleh karena itu, nasabah atau penggadai diharap untuk lebih selektif

58


(56)

dalam memilih produk yang tidak hanya sesuai dengan kebutuhannya akan tetapi juga sesuai dengan syariah.

E. Standar Operasional Prosedur (SOP)

1. Pengertian Standar Operasional Prosedur

Menurut Tjiptono Atmoko Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja perusahaan berdasarkan indikator-indikator teknik, administrasi dan procedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.59 Sedangkan menurut Suryono Ekotama Standar Operasional Prosedur adalah sistem yang disusun untuk mempermudah, merapikan, dan menerbitkan pekerjaan kita.60

Setiap perusahaan apapun bisnis maupun usahanya wajib memiliki

Standard Operating Procedure (SOP). SOP adalah suatu standar pekerjaan sehari-hari secara tertulis mengenai uraian pekerjaan atau job description. Didalam isinya dapat mencakup mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa, serta dengan cara yang paling efektif selama ini. SOP merupakan pedoman bagaimana proses sebuah fungsi kerja dapat ditegakkan. Keberadaaannya dapat menjadi rujukkan apabila ditemukan sesuatu tidak maksimal dalam hal ini tidak efisien dan efektif.

59

Tjipto Atmoko, Standar Operasional Prosedur dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah , (Jakarta: 2003), h.1

60

Suryono Ekotama, Cara Gampang Bikin Standard Operating Procedure, (Jakarta: Media Presindo, 2011), h.19


(57)

Pada umunnya orang atau perusahaan di Indonesia belum terbiasa membuat uraian pekerjaan maupun uaraian jabatan secara tertulis dengan baik padahal hal itu merupakan panduan. Akibatnya prosedur kerja yang sering terjadi tidak jelas. Kalau hal ini terjadi, tentu saja kekacauan kerja yang akan berakibat jalannya suatu perusahaan menjadi tidak maksimal.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan pengertian Standard Operating Procedure (SOP) adalah :

a. Suatu standar pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

b. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.

2. Tujuan dari Standar Operasional Prosedur

Tujuan Standar Operasional Prosedur adalah menyederhakan pekerjaan kita supaya hanya berfokus pada intinya, tetapi cepat dan tepat. Namun secara umum tujuan SOP adalah sebagai berikut:61

a. Menciptakan komitmen mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja perusahaan untuk mewujudkan good corporate governace.

b. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.

c. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi.

d. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait.

61


(58)

e. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.

f. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi, dan inefisiensi.

3. Fungsi dari dibuatnya SOP bagi perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja b. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan

c. Mengatahui dengan jelas hambatan-hambatan dan mudah dilacak d. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam

bekerja

e. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

4. Keuntungan dari adanya SOP tersebut adalah:

a. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan mejadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten

b. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan.

c. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat training dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai

Dalam menjalankan operasional perusahaan, peran pegawai memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasinal prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang professional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.


(59)

Standar operasional prosedur berfungsi membentuk sistem kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat dipertanggung jawabkan menggabarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku, menjelaskan bagaimana proses pelaksanaa kegiatan berlangsung, sebagaimana sarana tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan, menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik, dan menetapkan hubungan timbal balik antar satuan kerja.62

62

Tjipto Atmoko, Standar Operasional Prosedur dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah , h. 9


(60)

48

PROFIL UMUM BANK BNI SYARIAH

CABANG FATMAWATI

A. Sejarah

Pada tanggal 29 April 2000 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, membentuk Unit Usaha Syariah (UUS) untuk merespon kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih tahan terhadap krisis ekonomi dimulai dengan lima kantor cabang syariah yaitu di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.1

Kemudian pada tahun 2001 BNI Syariah membuka dua cabang syariah di Jakarta dan satu cabang di Bandung. Bank BNI Syariah membuka cabang di Jakarta berlokasi di wilayah Blok A Jalan R.S Fatmawati Raya pada saat itu masih Unit Usaha Syariah (UUS), pemimpin cabang (Branch Manager) pertama kalinya yaitu Tarmizi Bongso pada tahun 2001, dan Operational Manager pertama yaitu Endang Rosawati.2

Pada tahun 2002 Unit Usaha Syariah (UUS) BNI menghasilkan laba pertama sebesar Rp 7,189 Miliar dengan dukungan tujuh cabang.3 Pada tahun 2003/2004 Unit Usaha Syariah (UUS) BNI relokasi di pertokoan ITC Fatmawati. Kemudian pergantian pimpinan ke dua yaitu Mahmur (alm) pada tahun 2004, dan Operational Managernya yaitu Tuku Maulansah, sekarang menjadi Branch Manager/pimpinan cabang Bank BNI Konvensional Cabang

1

Bank BNI Syariah, Reliable Banking Partner: Annual Report/Laporan Tahunan 2012, h. 10

2

Muhammad Ali, Security, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 5 April 2014, 09:24) 3


(61)

Jati Negara. Kemudian pergantian Pemimpin cabang ke tiga yaitu Nursiwan Ismail 2007, dan Operational Managernya yaitu Azhari Asmawi. Kemudian pergantian pemimpin yang ke empat yaitu Supardi Najamuddin 2010, dan Operational Managernya yaitu Bambang, yang pada saat ini menjadi pimpinan cabang Bank BNI Syariah Cabang Makasar. Dan kemudian pergantian pimpinan yang ke lima yaitu Muhammad Syarif 2011, sampai saat ini, dan operational managernya yaitu Anang Heriyanturi.4 Dan pada tahun ini pula berturut-turut UUS BNI mendapatkan penghargaan the most profitable bank di antara dua Bank Umum Syariah (BUS) dan delapan UUS.5

Pada tahun 2009 pembentukan Tim Implementasi Bank Umum Syariah yang akan mentransformasikan UUS BNI Syariah sebagai implementasi dari UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2000 tentang Perbankan Syariah didukung dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/10/PBI/2009 tanggal 19 maret 2009 tentang pemisahan Unit Usaha Syariah dari Bank Konvensional.6

Pada tahun 2010 berdasarkan Surat Keputusan Gubenur Bank Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010, PT BNI Syariah resmi beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 19 Juni 2010 dengan 27 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu, pada akhir Desember 2010 berhasil membukukan asset Rp 6,4 triliun, naik 21% dari Juni 2010.7

4

Muhammad Ali, Security, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 5 April 2014, 09:24) 5

Bank BNI Syariah, Reliable Banking Partner: Annual Report/Laporan Tahunan 2012, h. 10

6

Ibid

7


(1)

3. Opportunity (Peluang)

peluang apa yang dimiliki Bank BNI Syariah dalam memasarkan produk gadai emas syariah?

Harga emas yang cenderung meningkat

Meningkatnya kesadaran masyarakat muslim untuk melakukan akses dengan perbangkan syariah

Kebutuhan akan biaya hidup yang semakin tinggi 4. Threats (Ancaman)

Ancaman apa yang dihadapi Bank BNI Syariah dalam memasarkan produk gadai emas syariah?

Makin banyaknya pesaing pada jenis produk ini Ketidaksamaan biaya ujrah dan biaya Qardh

Jakarta, 21 Agustus 2014


(2)

Hasil Wawancara

Nama

: Bpk. Mizwar

Jabatan

: Divisi Gadai Syariah (Rahn)

Tempat

: Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati

Tanggal

: Jakarta, 03 Juni 2014

Pertanyaan : Bagaimana mekanisme produk gadai emas syariah ?

Jawaban : Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan Qardh dan menyerahkan agunan berupa perhiasan, emas, atau latakan. Bank BNI Syariah memproses permohonan pembiayaan Qardh dan melakukan taksiran agunan oleh juru taksir, kemudian Bank BNI Syariah memberikan persetujuan pembiayaan Qardh sebesar ketentuan yang berlaku. Bank BNI Syariah dan nasabah menandatangani akad pembiayaan gadai emas iB Hasanah dimana tercantum didalamnya akad Qardh atau hutang, Rahn atau gadai, dan Ijarah atau penaksiran pemiliharaan dan perawatan barang gadai. Nasabah menyerahkan barang agunan bersama dengan penandatanganan perjanjian gadai emas iB Hasanah. Setelah jatuh tempo nasabah mengembalikan dana Qardh beserta ujrah.

Pertanyaan :Bagaimana cara perhitungan taksiran gadai emas syariah ? Jawaban :

a. Perhitungan Taksiran


(3)

Harga beli kembali PT. ANTAM Rp 493.000/gr

Maka harga taksirannya Rp 514.240 + Rp 493.000 = Rp 1.007.240 / 2 = Rp 503.620/gr

Untuk nilai taksiran yang bisa di terima nasabah harga 80% dari harga agunan atau emas latakan.

b. Perhitungan yang di dapat nasabah gadai emas syariah : Harga taksiran Rp 503.620/gr

Jaminan emas/logam 50 gr

Maka maksimum pembiayaan adalah : = 80% x (50gr x Rp 503.620/gr)

= Rp 25.181.000,- (nilai taksiran) x 80%

= Rp 20.144.800,- (nilai pembiayaan nasabah Qardh) c. Perhitungan biaya Ujrah (pemeliharaan)

Untuk ujrah gadai (rahn) di Bank BNI Syariah FMS 1,6% = 1,6% x Rp 25.181.000,-

= Rp 402.896 (selama 1 bulan) = Rp 402.896 x 4 bulan

= Rp 1.611.584,-

# kalau sehari Rp 402.896,- atau 30 hari = Rp 13.430 d. Perhitungan Taksiran

Harga jual emas PT. ANTAM Rp 514.240/gr Harga beli kembali PT. ANTAM Rp 493.000/gr


(4)

= Rp 503.620/gr

Untuk nilai taksiran yang bisa di terima nasabah harga 80% dari harga agunan atau emas latakan.

e. Perhitungan yang di dapat nasabah gadai emas syariah : Harga taksiran Rp 503.620/gr

Jaminan emas/logam 50 gr

Maka maksimum pembiayaan adalah : = 80% x (50gr x Rp 503.620/gr)

= Rp 25.181.000,- (nilai taksiran) x 80%

= Rp 20.144.800,- (nilai pembiayaan nasabah Qardh) f. Perhitungan biaya Ujrah (pemeliharaan)

Untuk ujrah gadai (rahn) di Bank BNI Syariah FMS 1,6% = 1,6% x Rp 25.181.000,-

= Rp 402.896 (selama 1 bulan) = Rp 402.896 x 4 bulan

= Rp 1.611.584,-

# kalau sehari Rp 402.896,- atau 30 hari = Rp 13.430 Pertanyaan : Apa saja persyaratan produk gadai emas syariah ? Jawaban :

a. Harus membuka atau memiliki rekening Tabungan iB Hasanah

b. Memiliki bukti identitas diri yang jelas dan masih berlaku seperti KTP.

c. Menyerahkan barang gadai berupa emas atau lantakan yang dilengkapi dengan sertifikat logam mulia.


(5)

d. Jangka waktu selama 4 bulan dan dapat di perpanjang atau diperbaharui maksimal 2 kali perpanjangan.

e. Biaya pemeliharaan (ujroh) dan perawatan di hitung secara harian dan di pungut pada jatoh tempo.

f. Pembiayaan gadainya sebesar 80% dari nilai taksiran, dengan minimum Rp 1.000.000,-.

Pertanyaan : Apa saja fasilitas produk gadai emas syariah ? Jawaban : a. Diberikan kartu ATM BNI iB Hasanah

b. Barang Agunan di asuransi

Jakarta, 21 Agustus 2014


(6)

Lampiran.

Struktur Organisasi

Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati

a. Consumer Processing a. Financing Support a. Administration

Assistant Assistant Assistant

b. Collection Assistant b. Operational Assistant

a. Sales Officer a. Teller

b. Sales Assistant b. Customer Servis

Branch Manager Muhammad Syarif SME Financing Head Suci Business Manager Elvita Operational Manager Bambang Sutopo Customer Service Head Noni Halimi General Affairs Head Ermawan Susanto Operational Head Iis Apriyanti Sub Branch Office/Cash Office Consumer Sales Head Luana Consumer Processing Head Wahyudi Hidayat KCP UIN Joko Sutrisno KCP Bintaro Hariadi KCP Cilandak

Mutia F Nunjang

KCP Tebet

Rahmat Basuki

KCP Kalibata

Firli Febianto Setiawan

KCP Polim

Lisa Chandrawati

KCP Juanda