jtptiain gdl ahmadsyams 4021 1 2304018
PENERAPAN AKAD IJARAH UNTUK BIAYA PENDIDIKAN
DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh:
AHMAD SYAMSUL MA’ARIEF
NIM: 042503018
PROGRAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG
2008
Dr. Imam Yahya, M.Ag
Perum Pandana Merdeka H/2
Ngaliyan Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks.
Hal
: Naskah Tugas Akhir
An. Sdr. Ahmad Syamsul Ma’arief
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya
kirim naskah Tugas Akhir saudara :
Nama
: AHMAD SYAMSUL MA’ARIEF
NIM
: 042503018
Judul
: PENERAPAN AKAD IJAROH UNTUK BIAYA PENDIDIKAN
DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir saudara tersebut dapat segera
diujikan.
Demikian harap menjadikan maklum
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Pembimbing,
Dr. Imam Yahya, M.Ag.
NIP. 150 275 331
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH PROGRAM D.III PERBANKAN SYARI’AH
JL. Prof. Dr. Hamka Km 02 Semarang Tel/Fax. (024) 601291
PENGESAHAN
Tugas Akhir : Ahmad Syamsul Ma’arief
NIM
: 042503018
Jurusan
: Diploma III Perbankan Syari'ah
Judul
: PENERAPAN AKAD IJAROH UNTUK BIAYA PENDIDIKAN
DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG
Telah diujikan oleh Dewan Penguji Program D III Perbankan Syari’ah Fakultas
Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus
dengan predikat cumlaude / baik / cukup pada tanggal: 29 Januari 2008
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun
akademik 2007/2008
Semarang, 29 Januari 2008
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Drs. H. Muhyiddin, M.Ag
NIP 150 216 809
Dr. Imam Yahya, M.Ag.
NIP 150 275 331
Penguji
Pembimbing
Nur Fatoni, M.Ag
NIP 150 299 490
Dr. Imam Yahya, M.Ag.
NIP 150 275 331
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas
Akhir ini tidak berisi materi yang
telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Semarang,
Deklarator,
Ahmad Syamsul Ma’arief
iv
MOTTO
Cukuplah bagi kami Allah, menjadi Tuhan kami dan Dialah sebaik-baik wakil
(yang membereskan semua urusan) (QS. Al-Imron : 173)
Bersama Air Mata Ada Senyuman, Bersama Duka Ada Kegembiraan, Bersama
Bencana Ada Karunia Dan Bersama Ujian Pasti Ada Kemenangan
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada :
o
Bapa Tarmudi dan I bu Chomisah “kasih sayangmu membuatku merasa tak
sendiri di dunia yang ramai ini”... I ni adalah sebagian perjuangan dari cita-citaku.
Doa dan dukunganmu senantiasa terus kuharapkan agar langkahku esok terus
maju.
o
Mas mip yang senantiasa memberi motivasi dan telah membimbing penulis untuk
mengerti arti hidup ini.
o
Sigit adik ku yang s”lalu menantikan kesuksesanku, jangan malas ingat
perjuangan masih panjang.
o
Kasihku yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayangnya dan selalu
mendampingiku, semoga kebahagiaan selalu Bersamamu
o
Teman – temanku angkatan 2004 dan
seluruh keluarga besar D3 Perbankan
Syari’ah..
o
Semua pihak yang telah membantu selama proses penulisan tugas akhir ini,
hingga tugas akhir ini terwujud.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah. Tuhan seru semesta alam yang telah meridlhoi dan
mengilhami selama masa penulisan. Tanpa rahmat dan ridlho–Nya penulis tidak
akan mampu untuk mempersembahkan sebuah karya tulis ilmiah ( Tugas akhir)
ini. Tidak lupa sholawat serta salam tidak henti-hentinya penulis haturkan kepada
kekasih Allah, junjungan kita nabi agung Muhammad SAW yang selalu
membimbing dan menunjukkan umatnya ke jalan yang benar.
Tugas akhir di susun untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program
studi Diploma III di fakultas syari'ah IAIN Walisongo Semarang, sebagai penulis
pemula tidak akan mudah untuk menulis sebuah tugas akhir yang bermutu tinggi
maka dengan kerendahan hati penulis akan menyajikan sebuah karya tulis atau
tugas akhir dengan judul " PENERAPAN AKAD IJAROH UNTUK BIAYA
PENDIDIKAN DI KJKS BMT WALISONGO SEMAANG”
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah banyak sekali
mendapatkan bantuan-bantuan dari beberapa pihak secara langsung maupun tidak
langsung.
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Prof. Dr. H. Abdul Jamil, M.A. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Bapak Drs. Muhyidin M.Ag. selaku Dekan Fakulats Syari’ah.
3. Bapak Dr. Imam Yahya, M. Ag, selaku Ketua Program D III Perbankan
Syari’ah. Sekaligus dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta
motivasi dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Nur yanto, selaku Manager KJKS BMT Walisongo Semarang beserta
staf dan karyawan yang berkenan memberikan data dan informasi.
5. Bapak Ibuku yang senantiasa memberikan restu dan doa yang tak hentihentinya.
vii
6. Seluruh dosen pengajar Program D III Perbankan Syari’ah
7. Semua pihak yang membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini. Penulis hanya
mampu menghaturkan sebuah ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas dari
hati sanubari yang paling dalam, serta iringan doa semoga Allah memberikan
rahmat dan keselamatan kepada kita semua. Amin.
Akhirnya,
semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca yang budiman.
Semarang,
Januari 2008
Penulis
Ahmad Syamsul Ma’arief
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
DEKLARASI ..................................................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................
4
1.3 Tujuan ......................................................................................
4
1.4 Manfaat ...................................................................................
4
1.5 Metode Penelitian ...................................................................
5
1.6 Sistematika Penulisan ..............................................................
7
BAB II KONDISI UMUM KJKS BMT WALISONGO
2.1 Sejarah Berdirinya KJKS BMT WALISONGO ..........................
9
2.2 Visi dan Misi KJKS BMT Walisongo ......................................... 10
2.3 Produk-produk Layanan KJKS BMT WALISONGO ................. 11
2.4 Struktur Organisasi ...................................................................... 15
2.5 Sistem Pengelolaan Usaha KJKS BMT Walisongo..................... 16
2.6 Persoalan yang di hadapi.............................................................. 17
ix
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian, Dasar Hukum, rukun dan Syarat Ijarah .................... 19
3.2 Prosedur Pengajuan Pembiayaan ................................................. 27
3.3 Prinsip Penilaian Pembiayaan ...................................................... 29
3.4 Praktek Pemberian Akad Al Ijarah Untuk Biaya Pendidikan di
PT BMT Walisongo Semarang .................................................... 33
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................. 42
4.2 Saran............................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang
untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syari’ah. Operasionalisasi BMI
kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka muncul
usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR
Syari’ah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasionalisasi
BMI tersebut. Di samping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang
hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan
akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi dari aspek syiar Islam
tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat, maka keberadaan
BMT diharapkan mampu mengatasi masalah ini lewat pemenuhan kebutuhankebutuhan ekonomi masyarakat.1
Baitul Maal Wat Tamwil atau lebih dikenal dengan BMT merupakan
salah satu bentuk lembaga keuangan Syari’ah non bank. Sebuah lembaga
keuangan Islam yang hadir di tengah-tengah carut marutnya perekonomian
kapitalis yang di terapkan di negeri ini, kini hadir dengan menawarkan sistem
baru sistem yang bebas dari riba.
Kendati demikian, implementasi prinsip-prinsip Syari’ah secara
teknis operasional masih dihadapkan pada sekian banyak permasalahan yang
1
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia, Cet.
Ke-1, 2003, hlm 85.
1
2
perlu segera dipecahkan. Salah satu di antaranya menyangkut kemampuan
analisa fiqh sebagian besar pengelola BMT yang belum memadai, sehingga
tak jarang dijumpai kasus seorang petugas BMT bingung memilih model
akad Syari’ah yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dan rencana alokasi
dana yang telah ditetapkan. Bahkan tak jarang petugas pembiayaan akhirnya
keliru menerapkan akad yang sebenarnya.
Atas dasar itulah, ketidakberdayaan petugas BMT dalam menentukan
akad yang benar sesuai Syari’ah, merupakan fenomena menarik sekaligus
permasalahan penting yang perlu dikaji secara mendalam oleh para ahli dan
praktisi BMT untuk dicarikan solusinya, dengan harapan kejadian seperti ini
tidak akan kembali terulang di masa mendatang pada saat eksistensi BMT
benar-benar diakui dan diterima publik sepenuh hati.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling berperan dalam
menunjang kemajuan suatu bangsa. Bagaimana jadinya kalau generasi masa
depan bangsa putus di tengah jalan dalam mengenyam pendidikan atau
bahkan mereka tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali. Pada saat
ini biaya pendidikan di Indonesia sangat tinggi dan kurang terjangkau oleh
masyarakat menengah ke bawah.
BMT yang pada dasarnya adalah mengemban misi sosial haruslah
ikut berperan serta dalam menangani masalah pendidikan ini. Salah satu
bentuknya ialah harus ada salah satu produk tertentu dari BMT, di mana
produk itu memberikan pembiayaan untuk menangani masalah pendidikan a/
biaya talangan untuk biaya pendidikan.
3
KJKS BMT Walisongo Semarang adalah salah satu Koperasi jasa
keuangan syari’ah yang menyalurkan pembiayaan untuk biaya pendidikan, di
mana bentuk penyaluran pembiayaan tersebut menggunakan skim al ijarah
yaitu akad atas dasar sewa menyewa. Padahal di dalam akad ijarah pihak
bank harus menyediakan barang untuk diambil manfaatnya atau hak guna
barang tersebut oleh nasabah dan bentuk barang yang disediakan BMT dalam
hal ini adalah uang. Sedangkan fungsi uang dalam islam sendiri adalah
sebagai alat tukar bukan sebagai barang komoditas. Selain itu, pendidikan
juga tidak menghasilkan output berupa materi (uang) yang dihasilkan adalah
berupa ilmu pengetahuan (science).
Akad ijarah diberikan untuk biaya pendidikan, memang suatu
implementasi yang masih kontroversi atau cukup dilematis di dalam
prakteknya. Di dalam menyalurkan dananya kepada masyarakat. Tetapi hal
ini sulit dihindarkan, permintaan pembiayaan untuk membiayai pendidikan
akan terus meningkat seiring pendidikan di Indonesia tergolong cukup mahal.
Masyarakat menengah ke bawah pasti akan lebih memilih menggunakan jasa
BMT sebagai alternatif untuk membantunya dalam menangani masalah biaya
pendidikan ini.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis ingin meneliti dan
mengangkatnya
di
dalam
penulisan
Tugas
Akhir
yang
berjudul
“PENERAPAN AKAD IJARAH UNTUK BIAYA PENDIDIKAN DI BMT
WALISONGO SEMARANG”
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengajuan pembiayaan dan prinsip penilaian pembiayaan
ijarah untuk biaya pendidikan di KJKS BMT Walisongo Semarang?
2. Bagaimana praktek akad ijarah untuk biaya pendidikan di KJKS BMT
Walisongo Semarang?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui
gambaran
tentang
prosedur
pemberian
pembiayaan Ijarah di KJKS BMT Walisongo Semarang.
2. Untuk mengetahui penerapan akad-akad syari’ah di dalam KJKS
BMT Walisongo Semarang antara teori dan prakteknya.
1.4.
Manfaat
Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Melatih
bekerja
dan
berpikir
kreatif
dengan
mencoba
mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama studi, serta
memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Ahli Madya pada
Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang.
5
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memperkenalkan eksistensi BMT di masyarakat
luas dan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tambahan
yang
dapat
dijadikan
sebagai
bahan
pertimbangan
untuk
meningkatkan usaha secara syari’ah.
1.5. Metode Penelitian
Untuk menyusun tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa
metode penelitian sebagai berikut:
1. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode
ini
merupakan
pengumpulan-pengumpulan
data
dengan cara mengamati langsung terhadap obyek tertentu yang
menjadi fokus penelitian dan mengetahui suasana kerja di KJKS BMT
Walisongo Semarang serta mencatat segala sesuatu yang berhubungan
dengan penerapan akad ijarah untuk biaya pendidikan.
b. Dokumentasi
Yaitu dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen
rapat,
agenda
dan
sebagainya.2
Dengan
metode
ini
penulis
mendapatkan data mengenai penerapan akad ijarah untuk biaya
pendidikan di KJKS BMT Walisongo Semarang.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Yogyakarta, Rineka Cipta, 1993, hlm. 202.
6
c. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada
tujuan penelitian. Tanya jawab tersebut dihadiri oleh dua orang atau
lebih secara fisik dan masing-masing pihak dapat menggunakan
saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancar.3
Wawancara
dilakukan dengan cara tanya jawab kepada bagian-bagian yang terkait
dengan tema yang diangkat di KJKS BMT Walisongo Semarang, hal
ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan atau salah pengertian
mengenai permasalahan yang diangkat.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumber yang diteliti, dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi.4 Dengan data ini
penulis mendapatkan gambaran umum tentang KJKS BMT Walisongo
Semarang dan data mengenai penerapan akad ijarah untuk biaya
pendidikan di KJKS BMT Walisongo Semarang.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung pembahasan dan
diperoleh dari orang lain baik berupa laporan-laporan, buku-buku,
3
4
Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, Yogyakarta, Andi Offset, 2004, hlm. 218.
Suharsimi Arikunto, Prosedur ....,hlm. 67.
7
maupun surat kabar.5 Dengan metode ini penulis mendapatkan data
lampiran slip angsuran, modul gambaran umum tentang KJKS BMT
Walisongo Semarang, modul panduan tentang produk-produk KJKS
BMT Walisongo Semarang dan brosur-brosurnya.
3. Analisa data
Dari data-data yang terkumpul, penulis berusaha menganalisa data
tersebut. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan teknik analisis
deskriptif, yaitu data-data yang diperoleh kemudian dituangkan dalam
bentuk kata-kata maupun gambar, kemudian dideskripsikan sehingga
dapat memberikan kejelasan kenyataan yang realistis.
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisi tentang : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian,
manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : KONDISI UMUM LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH
YANG DITELITI
Berisi tentang Sejarah berdirinya BMT Walisongo Semarang,
Perkembangan BMT Walisongo Semarang, Sistem Pengelolaan,
Visi dan Misi BMT Walisongo Semarang dan Produk-produk
BMT Walisongo Semarang, struktur organisasi di KJKS BMT
WALISONGO, analisa pembiayaan, serta analisis SWOT.
5
Ibid
8
BAB III
: PEMBAHASAN
Berisi tentang Pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat ijarah.
Prosedur pengajuan pembiayaan, Prinsip penilaian, Praktek
pemberian akad ijarah untuk biaya pendidikan Data ijaroh yang
untuk biaya pendidikan di BMT Walisongo
BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup tentang
topik yang diangkat penulis.
BAB II
GAMBARAN UMUM KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARI’AH (KJKS)
BMT WALISONGO SEMARANG
2.1 Sejarah Berdirinya KJKS BMT WALISONGO1
KJKS BMT Walisongo merupakan lembaga keuangan syari’ah yang
berdiri atas perpaduan atau sinergi antara dua lembaga yang saling
mendukung yaitu: lembaga akademisi (Program D3 Perbankan Syari’ah
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang) dengan lembaga praktisi
Koperasi Simpan Pinjam Syari’ah (KJKS Ben Taqwa Purwodadi) yang di
mana dari pihak IAIN secara akademik menyiapkan mahasiswanya untuk
bertindak lebih dalam mengembangkan wawasan tentang perbankan secara
riil. Sedangkan KJKS BMT Ben Taqwa merupakan salah satu koperasi
berbasis syari’ah yang menggeluti di bidang simpan pinjam sejak tahun
1997.
Secara manajemen, KJKS BMT Syari’ah Walisongo masih di bawah
kendali Team Communite Leader KJKS BMT Ben Taqwa. Namun secara
kelembagaan tanggung jawab dipegang penuh oleh pengurus BMT
Walisongo sendiri. Untuk mewujudkan lembaga keuangan syari’ah ini dapat
berkembang, maka diperlukan adanya Sumber Daya Insani (SDI) yang
memadai dan dapat memotivasi perkembangan ke depannya.
1
Profil Company KJKS BMT Syari’ah Walisongo
9
10
Perkembangan aset maupun jumlah nasabahnya pembiayaan,
khususnya nasabah ijarah di KJKS BMT Syari’ah Walisongo ini sudah
cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari mulai berdirinya usaha sampai sekarang.
Tambahnya pemberian aset dari pengurus yang semula aset awalnya sebesar
Rp 100.000.000,- per Mei ini menjadi Rp 1.018.985.428,87. Persentase ratarata kenaikan aset ini kurang lebihnya 36% per bulannya. Keadaan seperti
ini menjadi tolak ukur perkembangan usaha di BMT ini. Adapun jumlah
nasabah di BMT Walisongo per Januari sekarang ini sebanyak 552 nasabah.
Bagi permulaan suatu usaha dalam bidang keuangan, hal ini sudah termasuk
bagus, mengingat pendirian BMT ini masih tergolong baru.
Koperasi Simpan Pinjam Syari’ah (KJKS) BMT Walisongo yang
tepatnya didirikan pada tanggal 28 Nopember 2005 ini disahkan oleh Wakil
Gubernur Propinsi Jawa Tengah yaitu Bapak Ali Mufiz. Saat KJKS ini
sudah mendapatkan izin resmi sebagai badan hukum koperasi resmi yang
dicatat di Kepala Kantor Wilayah Departemen dan Pembinaan Pengusaha
Kecil Propinsi Jawa Tengah dengan Badan Hukum
BH/KDK.11/XI/ 2006
2.2 Visi dan Misi KJKS BMT Walisongo
A. Visi KSPS BMT BMT Walisongo
“ Solusi terbaik pemberdayaan umat“
B. Misi KJKS BMT WALISONGO
1. Pemberdayaan ummat dengan system Syari’ah.
Nomor 14119/
11
2. Mengutamakan pelayanan ummat denagan cepat, manah dan
berintegritas
3. Mengentaskan mustahiq menjadi muzaki.
4. Menjadikan Ban takwa sebagai pioner lembaga keuangan syariah pada
segmen kecil dan kecil bawah
2.3 Produk-produk Layanan KJKS BMT WALISONGO
Berikut ini jenis-jenis produk layanan KJKS BMT WALISONGO
yang ditawarkan kepada nasabah, berupa produk simpanan atau tabungan
dan produk pembiayaan.
A. Jenis-Jenis Produk Simpanan / Tabungan, sebagai berikut :
1.
Simpanan Berjangka (SI JANGKA)
Produk simpanan ini di dasarkan pada prinsip syari’ah dengan Akad
Wadi’ah Yadhamanah dan Mudharabah. Simpanan yang istimewa
ini
ditujukan
kepada
masyarakat
(Anggota)
yang
menginvenstasikan dananya jangka waktu yang relatif lama.
Jangka Waktu dan nisbah / perhitungan bagi hasil :
•
•
•
•
1 bulan Nisbah 31 : 69.
3 bulan Nisbah 34 : 66.
6 bulan Nisbah 37 : 63.
12 bulan Nisabah 40 : 60.
Setoran awal minimum Rp. 1.000.000,-
ingin
12
Keuntungan :
•
•
•
Tidak dibebani biaya Administrasi
Dapat dipakai sebagai jaminan pembiayaan di BMT Walisongo
Bisa ilayani dengan Antar-Jemput tabungan.
2. Simpanan Sukarela (SI RELA)
Simpanan yang hebat ini merupakan simpanan anggota yang
berdasarkan Akad Wadi’ah Yadhamanah dan Mudharabah. Atas seijin
penitip dana yang disimpan pada rekening. Si Rela dapat dimanfaatkan
oleh BMT.
Penarikan maupun penyetoran dari produk Si Rela dapat dilakukan
oleh pemegang rekening setiap saat / waktu-waku.
Setoran awal minimum Rp. 15.000,Setoran selanjutnya minimum Rp. 2.000,Perhitungan Bagi hasil dihitung per saldo rata-rata harian, dengan
Nisbah 20 : 80
Keuntungan :
•
•
•
Tidak dibebani biaya Administrasi
Dapat diambil sewaktu-waktu
Bisa dilayani dengan Antar-Jemput tabungan.
3. Simpanan Amanah
Simpanan amanah adalah investasi dana yang diperuntukkan untuk
tabungan Qurban dan tabungan Idul Fitri.
Setoran awal minimum Rp. 15.000,-
13
Perhitungan Bagi hasil dihitung per saldo rata-rata harian, dengan
Nisbah 20 : 80
Dapat diambil pada waktu Idul Adha dan Idul Fitri
4. Simpanan Haji
Simpanan Haji adalah investasi dana yang diperuntukkan untuk
tabungan Haji. Dan apabila saldo telah mencukupi untuk pendaftaran
ongkos naik Haji bias langsung di daftarkan.
Setoran awal minimum Rp. 500.000,5. Simpanan Beasiswa :
Simpanan Beasiswa adalah investasi dana yang diperuntukkan untuk
tabungan bagi pelajar dan mahasiswa.
Setoran awal minimum Rp. 15.000,Setoran selanjutnya minimum Rp. 2.000,-
B.
Produk Pembiayaan
KJKS BMT Walisongo memberikan pelayanan pembiayaan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat (anggota), akad pembiayaan antara lain :
1. Akad Mudharabah dan Musyarakah
Akad mudharabah dan musyarakah digunakan untuk modal usaha
dengan menggunakan perhitungan (Bagi hasil)
•
Al Mudharabah
Yaitu bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih, dimana
pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal
14
kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan.
•
Al Musyarakah
Yaitu semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di
mana mereka secara bersama-sama mencampurkan dana atau
memadukan seluruh bentuk sumber daya, baik yang berwujud
maupun
tidak
berwujud
dengan
tujuan
untuk
pembagian
keuntungan.
2. Akad Murabahah dan Bai’ Bithaman Ajil
Akad murabahah dan bai’ bitaman ajil digunakan untuk investasi (Jual
Beli)
•
Al Murabahah
Yaitu transaksi jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli, karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu
harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya.
•
Al Ijarah Mumtahia Bit Tamlik
Yaitu suatu transaksi yang dilandasi adanya perpindahan manfaat
atau sewa beli yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan.
3. Akad Ijarah
Akad ijarah digunakan untuk Sewa Barang/Jasa Ijarah
Akad Rahn
15
4. Akad Rahn digunakan untuk Jasa Gadai
1. Al Rahn (Gadai)
Yaitu pemberian pinjaman dengan agunan barang gadai.
Persyaratan umum
1. Beragama Islam
2. Memiliki usaha dan pekerjaan tetap
3. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan
4. Fotocopy KTP Suami-Istri 3 lembar
5. Fotocopoy KK 1 lembar
6. Fotocopy Jaminan :
•
Sertifikat dan SPPT (pajak tanah)+PBB (Pajak Bumi dan STNK
1 bendel.
•
Bersedia di survei
2.4 Struktur Organisasi
Struktur
organisasi
pada
BMT
Walisongo
Semarang
telah
menunjukkan garis wewenang dan garis tnaggung jawab secara sederhana,
fleksible dan tegas sehingga mencerminkan pemisahan fungsi dengan jelas.
Uraian kerja antar bagian pada Lembaga sehubungan dengan proses
pemberian pembiayaan adalah sebagai berikut: .
Kepungurusan dari struktur organisasi KJKS BMT Walisongo adalah
sebagai berikut :
16
Pengawas
: Drs. Nafis, M.A.
Anggota
: Drs. H. Satriyan Abd. Rahman
Dr. Abu Hapsin, Ph.D.
Ketua
: Prof. Dr. H. Muhibbin
Sekretaris
: Dr. Imam Yahya, MA
Wakil Sekretaris
: M. Saefullah, M.Ag
Bendahara
: Dra. Hj. Mujibatun
Manager Walisongo
: Nuryanto, SH
Pemasaran
: Didik Setyo Hanggono
: Hafidhoh
Pembukuan
: Hafidhoh
Teler
: Siti Nur Amiin
2.5 Sistem Pengelolaan Usaha KJKS BMT Walisongo
KJKS BMT Walisongo merupakan suatu lembaga keuangan syari’ah
dengan sistem “ Bagi Hasil” sesuai dengan hukum Islam, baik pada kegiatan
Baitul Tamwil (kegiatan ekonomi produktif), lebih-lebih pada kegiatan Baitul
Maalnya. Dan kegiatan di bidang keuangan, yaitu menghimpun dana
masyarakat atau simpanan (tabungan) dan menyalurkan dana ke masyarakat
atau simpanan (tabungan) atau pembiayaan (kredit). Strategi pencapaian visi
dan misi KJKS BMT Walisongo dengan skala prioritas pada :
1. Penanaman doktrin kelembagaan.
2. Penanaman doktrin pribadi.
17
3. Penanaman doktrin profesional.
Setiap karyawan atau karyawati harus menjadi pelayan nasabah dengan
mengedepankan
a. Kecepatan proses pelayanan.
b. Home banking.
c. Ingin menjadi malaikat.
2.6 Persoalan yang di hadapi
Dengan prinsip syari'ah yang menjadi dasar operasionalisasi, KJKS
BMT Walisongo juga mengalami banyak hambatan dan permasalahan yang
harus diselesaikan. Masalah tersebut meliputi :
1. Bidang Operasionalisasi
Sebagai
koperasi
jasa
keuangan
syari’ah
yang
operasionalisasinya menggunakan prinsip – prinsip syari’ah ternyata
tidak mudah karena keterbatasan sumber daya insani yang menguasai
pengetahuan tentang syari’ah.
Masyarakat ternyata masih banyak yang tidak mengerti apakah
itu bank syari’ah dan masih menganggap bahwa bank islam dan
konvensional itu sama saja.
2. Bidang Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam
sebuah lembaga keuangan dengan adanya SDM yang handal maka
perkembangan lembaga keuangan akan terjamin demikian sebaliknya. Di
18
KJKS BMT Walisongo
mempunyai 4 tenaga kerja yang semuanya
berpendidikan D3 dengan pendidikan yang ini di harapkan bisa
mengembangkan usahanya.
Tapi sebagian karyawan masih minim pengalaman dalam
menjalankan tugas – tugasnya serta kurangnya pelatihan yang diterima
mengakibatkan
kendala
tersendiri
untuk
bisa
bersaing
dalam
mengembangkan skilnya dalam dunia perbankan terutama perbankan
syari'ah yang mana SDM di wajibkan tahu sistem syari'ah itu bagaimana,
serta menerapkannya di dunia perbankan.
3. Bidang Pemasaran
Bidang pemasaran mempunyai tugas untuk menawarkan produk
yang di miliki oleh lembaga keuangan tersebut, demikian juga dengan
KJKS BMT Walisongo mempunyai bidang pemasaran tapi bidang ini
mempunyai beberapa kendala dalam mengembangkan strateginya yaitu
sulitnya masyarakat di ajak untuk mengetahui sistem syari'ah karena
sebagian besar masyarakat menyamakan dengan bank konvensional
Tapi dibalik semua kekurangan dan hambatan yang dihadapi oleh
KJKS BMT Walisongo tampak kegigihan dan perjuangannya dalam
mensosialisasikan perkembangan lembaga keuangan syari’ah Dan usaha
untuk membantu mensejahterakan rakyat untuk keluar dari lingkaran
kemiskinan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian, Dasar Hukum, rukun dan Syarat Ijarah
A. Pengertian Ijarah
Al Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri1.
Barang
yang
mempunyai
banyak
manfaat
dan
selama
menggunakannya barang tersebut tidak mengalami perubahan atau
musnah. Manfaat yang diambil tidak berbentuk zatnya melainkan
sifatnya dan di bayar sewa, misalnya, rumah yang dikontrakkan/disewa
mobil disewa untuk perjalanan2.
B. Dasar Hukum
1. Al Qur’an
☺
1
⌧
M Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, Cet.
ke-1, 2001, hlm 117.
2
Tim Asbisindo, et al.. Standar Operasional Produk BPR Syari’ah (penghimpunan dana
penyaluran dana),1999,Penyaluran dana III hlm 48.
19
20
☺
☺
⌧
⌧
☺
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan
kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan
cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka
tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan
oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan.(Al Baqoroh: 233)3
Yang menjadi dalil dari ayat tersebut adalah ungkapan “apabila
kamu memberikan pembayaran yang patut “. Ungkapan tersebut
menunjukkan adanya jasa yang diberikan berkat kewajiban membayar
upah secara patut. Dalam hal ini termasuk di dalamnya jasa penyewaan
atau leasing4.
⌧
☺
3
⌧
Al Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, hlm 57.
M Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, Cet.
ke-1, 2001, hlm. 118.
4
21
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan
mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri
yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka
nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan
(anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan
jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan
(anak itu) untuknya.” (At-Tholak : 6)5
2. Al Hadits
ﱠﺎم ا ْﺮ
ا ْ وا ْﻄﻰ ا
( )روا ا ﺎ
و
ن ا ﱠ ﱠ ﺻ ﻰ ا اﷲ
ﻚاﱠ
ْ ﺎ
ْا
ا
Dari Anas Bin Malik sesunguhnya Rasulullah saw. Bersabda,”
berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada
tukang bekam itu”. (HR Ibnu Majah)6
3. Kaidah Fiqh; antara lain:
ﻰ ْﺮى
ْ ن ﺪلﱠ د
ْ ﺻ ﻓﻰ ا ْ ﺎ ت ْا ﺎ ﺔ ا ﱠ ا
ْ ا
"Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang mengharamkannya."7
4. Fatwa-fatwa
a. Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No: 09/DSN-MUI/IV/2000
Tentang Pembiayaan Ijarah
b. Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No: 27/DSN-MUI/III/2002
Tentang Al-Ijarah Al-Muntahiyah Bi Al-Tamlik
C. Rukun Ijarah
Adapun rukun Ijarah adalah sebagai berikut8:
5
Al Qur'an dan Terjemahannya...., hlm 946
Abi Abdillah Muhammad, Sunan Ibnu Majah, juz 2 , hal. 732 hadist ke-2164.
7
Tim Penulis DSN-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, edisi kedua,
Jakarta: BI-MUI, 2003, hlm 12
6
22
1. Penyewa (Musta’jir)
2. Pemilik manfaat (Mu’jir)
3. Obyek sewa (Ma’jur)
4. Harga sewa (Ujrah)
5. Ijab Qabul (shighot)
Berikut ini adalah Ketentuan Objek Ijarah dan kewajiban LKS
dan nasabah dalam pembiayaan Ijarah di dalam fatwa Dewan Syari'ah
Nasional No: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah, adalah
sebagai berikut:
D. Ketentuan Objek Ijarah
1. Obyek Ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.
2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan
dalam kontrak.
3. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak
diharamkan).
4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan
Syari’ah.
5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan
sengketa.
8
Tim Asbisindo, et al.. Standar Operasional Produk BPR Syari’ah (penghimpunan dana
penyaluran dana),1999,Penyaluran dana III hlm 51.
23
6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka
waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi
fisik.
7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah
kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat
dijadikan harga (tsaman) dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa
atau upah dalam Ijarah.
8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari
jenis yang sama dengan obyek kontrak.
E. Kewajiban LKS dan Nasabah
1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa:
a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang.
c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.
2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa:
a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga
keutuhan barang serta menggunakannya sesuai akad (kontrak).
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan
(tidak materiil).
c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari
penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak
penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab
atas kerusakan tersebut.
24
F. Syarat Ijarah
Syarat Ijarah
1. Baik Mu'jar atau musta'jir harus balig dan berakal.
2. Musta'jir harus benar-benar memiliki barang yang disewakan itu atau
mendapatkan wilayah untuk menyewakan barang itu.
3. Kedua pihak harus sama-sama ridho menjalankan akad.
4. Manfaat yang disewakan harus jelas keadaannya maupun lama
penyewaannya sehingga tidak menimbulkan persengketaan
5. Manfaat atau imbalan sewa harus dapat dipenuhi secara nyata dan
secara syar'i. Misalnya tidak diperbolehkan menyewakan mobil yang
dicuri orang atau perempuan haid untuk menyapu masjid.
6. Manfaat yang dapat dinikmati dari sewa harus halal atau mubah
karena ada kaidah " menyewakan sesuatu untuk kemaksiatan adalah
haram hukumnya".
7. Pekerjaan yang diupahkan itu tidak merupakan suatu kewajiban yang
harus dilakukan oleh orang yang diupah sebelum terjadinya akad
seperti menyewa orang untuk sholat
8. Upah harus berupah harta yang secara syar'i bernilai.
9.
Barang yang disewakan tidak cacat yang dapat merugikan pihak
penyewa..
Berakhirnya akad Ijarah
25
1. Salah satu pihak meninggal dunia (Hanafi); jika barang yang
disewakan itu berupa hewan maka kematiannya mengakhiri akad
Ijarah (Jumhur).
2. Kedua pihak membatalkan akad dengan iqolah.
3.
Barang yang disewakan hancur atau rusak.
4.
Masa berlakunya akad telah selesai.
Aspek Teknis Ijarah
Implementasi Ijaroh9
Tujuan
1. Memberikan fasilitas kepada nasabah yang membutuhkan manfaat atas
barang atau jasa dengan pembayaran tangguh
2. Obyek sewa:
a. Properti
b. Alat transportasi
c. Alat-alat berat
d. Multi
jasa
(pendidikan,
kepariwisataan dan lain-lain)
e. Dan lain-lain
3. Spesifikasi obyek sewa
9
Ibid, hal.53
kesehatan,
ketenagakerjaan,
dan
26
a. Jumlah, ukuran, dan jenis obyek sewa harus diketahui jelas serta
tercantum dalam akad
b. Obyek sewa dapat berupa barang yang dimiliki atau barang yang
diperoleh dengan menyewa dari pihak lain untuk kepentingan nasabah
c. Obyek dan manfaat barang sewa harus dapat dinilai dan di identifikasi
secara spesifik dan dinyatakan dengan jelas termasuk pembayaran
sewa dan jangka waktunya
4. Pemilik sewa (BMT)
a. BMT wajib menyediakan barang sewa, menjamin pemenuhan kualitas
dan kuantitas barang sewa serta ketepatan waktu penyediaan barang
sewa sesuai kesepakatan
b. BMT dapat mewakilkan kepada nasabah untuk mencarikan barang
yang akan disewa oleh nasabah
5. Penyewa (Nasabah)
a. Nasabah dilarang menyewakan kembali barang yang disewanya
b. Nasabah wajib menjaga keutuhan barang sewa
c. Nasabah tidak bertanggung jawab atas kerusakan barang sewa yang
terjadi bukan karena pelanggaran perjanjian atau kelalaian nasabah
6. Sewa (Ujrah)
a. Nasabah membayar sewa sesuai kesepakatan besarnya sewa (ujrah)
harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan
dalam bentuk prosentase
b. Besarnya sewa dapat ditinjau sesuai dengan kesepakatan
27
c. Apabila periode pembayaran nasabah kurang dari satu tahun, maka
sewa diakui sebagai pendapatan BMT setiap pembayaran sewa
d. Dalam hal periode pembayaran nasabah lebih dari satu tahun, maka
sewa diakui sebagai pendapatan secara proporsional secara jangka
waktu
e. Apabila obyek sewa bukan milik BMT , maka pendapatan BMT
merupakan selisih antara harga perolehan sewa dengan harga sewa
Gambar 3.1:
Skema Teknis Al Ijaroh
PENJUAL
SUPLIER
OBYEK
B. Milik
NASABAH
SEWA
3. Sewa Beli
2. Beli Obyek Sewa
A. Milik
1.Butuh Obyek Sewa
BMT
3.2. Prosedur Pengajuan Pembiayaan
a. Syarat-syarat Pengajuan Pembiayaan
1. mengisi formulir yang disediakan
2. melampirkan fotocopy KTP Suami istri/fotocopy orang tua bila
masih lajang
3. melampirkan fotocopy Kartu Keluarga (KK)
28
4. melampirkan fotocopy jaminan (BPKB milik sendiri, sertifikat Hak
milik dan SPPT PBB-nya, Ijasah (Hanya untuk biaya pendidikan).
5. persetujuan potong gaji dari bendahara, bila angsuran dengan cara
potong gaji
6. persyaratan lain bila dianggap perlu
7. bersedia disurvei dan BMT Walisongo berhak menolak permohonan
pembiayaan tanpa memberikan alasan
8.
b. Prosedur Pengajuan Pembiayaan
1. Nasabah melengkapi Surat Permohonan Pembiayaan (SPP) yang di
dapat dari costumer servis, melampirkan identitas diri dan Surat
Pernyataan Agunan (SPA). Agunan dapat berupa BPKB, Sertifikat
Tanah, atau dokumen lainnya yang disetujui oleh BMT.
2. Petugas Administrasi Pembiayaan mencatat dan memberi nomor
register pada SPP yang masuk. Setelah itu, SPP diajukan pada pejabat
berwenang untuk mendapatkan disposisi.
3. Kemudian bagian pembiayaan menyurvei ke lokasi rumah atau usaha
nasabah, melakukan wawancara dengan nasabah, mencocokkan data
pada Surat Permohonan Pembiayaan (SPP) dengan kondisi nasabah
yang sesungguhnya, kemudian memeriksa kelengkapan pembukuan
biaya sekolah, Surat Keputusan registrasi atau daftar ulang untuk
biaya pendidikan dan dokumen lain yang dibutuhkan. Hasil survei
29
selanjutnya direkam dalam Laporan Hasil Pemeriksaan SPP untuk di
analisis dan diteruskan kepada Direksi.
4. Pihak
Direksi
selanjutnya
mempertimbangkan
hasil
analisis
pembiayaan dan memutuskan apakah pembiayaan disetujui untuk
direalisasikan atau tidak.
5. Untuk pembiayaan yang disetujui, bagian pembiayaan kemudian
mempersiapkan Akad Pembiayaan (AP) Ijarah dan berbagai dokumen
yang dibutuhkan yaitu : Slip Setoran (SSt), Surat Pernyataan
Menerima Pembiayaan (SPMP), Kuitansi Realisasi Pembiayaan
(KRP), Kartu Pembayaran Angsuran (KPA) dan Kartu Pembiayaan
(KP). SPA diteruskan kepada notaris untuk diperiksa keabsahan dan
kebenarannya.
6. Apabila hasil survei menunjukkan bahwa pembiayaan tidak layak
sehingga tidak dapat di realisasi, maka bagian pembiayaan akan
melakukan survei ulang kepada nasabah. Dalam hal ini, nasabah
dapat mengganti agunan apabila agunan nasabah tidak disetujui.
7. Setelah semua dokumen yang diperlukan siap, pihak BMT
menandatangani
akad
bersama
nasabah
si
hadapan
notaris.
Selanjutnya AP, SSt, SPMP, KRP, dan KPA diarsipkan oleh bagian
pembiayaan.
8. Dokumen yang lain yaitu SPMP, SSt, dan KRP diteruskan ke bagian
kassa untuk pencairan dana pembiayaan.
30
9. Bagian Kassa menyerahkan uang tunai dan seluruh dokumen lembar
2 kepada nasabah.
10. SPMP, SSt, KRP kemudian diteruskan ke bagian akuntansi untuk
dicatat dan diarsipkan.
3.3. Prinsip Penilaian Pembiayaan
Ketika nasabah mengajukan pembiayaan, maka pihak BMT akan
menilai terdahulu kepada pihak calon nasabah. Penilaian ini yang
nantinya akan menjadi dasar bagi BMT untuk memutuskan apakah
pembiayaan yang diajukan layak direalisasikan atau tidak Dan jaminan
yang diberikan kepada BMT hanya dijadikan untuk berjaga-jaga apabila
pembiayaan yang diberikan macet. Adapun prinsip-prinsip penilaiannya
adalah sebagai berikut :
Syarat 5 C tersebut yaitu
1. Character
Adalah sifat atau watak calon nasabah untuk memberi keyakinan
bahwa calon nasabah benar-benar dapat dipercaya. Character
mengukur “Kemauan” calon nasabah mengembalikan pembiayaan.
2. Capasity
Menilai kemampuan mengelola bisnis dan kemampuan mencari laba
sehingga
akan
mencerminkan
mengembalikan pembiayaan.
3. Capital
kemampuan
calon
nasabah
31
Bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang
dimiliki calon nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai BMT
4. Collateral
Adalah jaminan fisik atau non fisik yang diberikan calon nasabah
sebagai pelindung BMT dari risiko kerugian atau ketika nasabah
tidak mau mengembalikan pinjaman..
5. Condition
BMT juga perlu menilai kondisi ekonomi saat ini dan prediksi
prospek usaha di masa yang akan datang.
Syarat 7 P tersebut yaitu
1. Personality
Adalah menilai karakter, kepribadian atau tingkah laku calon
nasabah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan calon nasabah berdasarkan modal,
loyalitas serta karakter. Sehingga calon nasabah pada suatu
klasifikasi akan mendapatkan fasilitas pembiayaan yang berbeda
dengan calon nasabah klasifikasi lain.
3. Purpose
Untuk mengetahui tujuan calon nasabah mengambil pembiayaan.
4. Prospect
32
Untuk menilai usaha calon nasabah di masa mendatang
menguntungkan atau tidak.
5. Payment
Adalah bagaimana cara atau dari sumber mana saja calon
nasabah akan mengambil pembiayaan.
6. Profitability
Untuk menganalisis kemampuan nasabah mencari laba atau
keuntungan.
7. Protection
Untuk menjaga pembiayaan melalui suatu perlindungan seperti
jaminan barang atau asuransi.
Syarat 3 R tersebut yaitu
1. Return
Yaitu hasil yang diperoleh oleh debitur, artinya Perolehan
tersebut mencukupi untuk membayar pembiayaan beserta bagi
hasil atau margin keuntungan.
2. Repayment
Yaitu kemampuan pihak debitur untuk membayar kembali.
3. Risk Bearing Ability
Yaitu kemampuan menanggung risiko. Misalnya jika terjadi halhal yang di luar antisipasi kedua belah pihak (pembiayaan
macet), untuk itu harus diperhitungkan apakah jaminan sudah
cukup aman untuk mencukupi risiko tersebut.
33
Penilaian Pembiayaan dengan Studi Kelayakan, yaitu :
1. Aspek Hukum
Untuk menilai keabsahan dan keaslian berbagai dokumen milik
calon nasabah.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Untuk menilai prospek usaha saat ini maupun usaha di masa
yang akan datang.
3. Aspek Keuangan
Untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan
mengelola usaha melalui pertimbangan rasio-rasio keuangan.
4. Aspek Operasi atau Teknis
Untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan kapasitas
produksi yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimiliki.
5. Aspek Manajemen
Untuk menilai kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan calon nasabah.
6. Aspek Ekonomi dan Sosial
Untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dari
usaha calon nasabah terhadap masyarakat.
7. Aspek AMDAL
Menilai dampak lingkungan yang akan timbul akibat adanya
usaha calon nasabah serta pencegahan terhadap dampak tersebut.
34
3.4. Praktek Pemberian Akad Al Ijarah Untuk Biaya Pendidikan di BMT
Walisongo semarang
Al Ijarah Multi jasa adalah bentuk produk jasa yang ada di BMT
Walisongo Semarang. Produk ini membiayai berbagai jasa layanan. Di
antaranya adalah untuk biaya kesehatan dan untuk biaya pendidikan .
Layanan kesehatan digunakan untuk biaya seperti; biaya rawat inap
rumah sakit dan biaya dokter. Sedangkan untuk layanan pendidikan
digunakan untuk biaya sekolah seperti; Biaya Masuk, biaya SPP, uang
gedung, biaya seragam dan biaya lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan
pendidikan.
Berikut ini adalah data nasabah pembiayaan Ijarah untuk biaya
pendidikan di KJKS Walisongo Semarang10;
Tahun
Jumlah Nasabah Kisaran Plafon
2006
9
Rp 85.500.000,00
2007
7
Rp 7.500.000.,00
Berikut ini adalah contoh pemberian akad pembiayaan untuk
membiayai biaya pendidikan.
Contoh :
Seorang nasabah akan melakukan pembiayaan kepada BMT untuk
membiayai pendidikan anaknya untuk melanjutkan sekolah di perguruan
tinggi sebesar Rp 1.000.000,00. biaya ini digunakan untuk biaya masuk
10
Data sampai dengan bulan Oktober 2007
35
perguruan, seperti; biaya SPP dalam satu semester, uang gedung, dan biaya
seragam. Dengan jangka waktu pengembalian 6 bulan.
Pada saat Pra pemberian akad, BMT melakukan analisis terdahulu
terhadap calon nasabah dengan melihat ; berapa kebutuhan dana yang
sangat diperlukan oleh nasabah untuk membiayai pendidikan, bagaimana
dan berapa kemampuan nasabah untuk mengangsur terhadap jumlah dana
yang diberikan untuk membiayai pendidikan. Dengan tetap melihat pada
prinsip penilaian calon nasabah. Ketika semua analisis tersebut terpenuhi
maka BMT bisa menyetujui pembiayaan yang diajukan nasabah sesuai
kebutuhan dengan memberikan akad Ijarah Multijasa karena untuk
membiayai pendidikan. Dan Nasabah di bebankan membayar Angsuran
pokok {AP}, cadangan resiko {CR} yaitu guna untuk mengantisipasi
apabila nasabah adalah membayar angsuran tiap bulan tidak sesuai dengan
jadwal pembayaran yang telah di berikan oleh lembaga keuangan syariah
kepada nasabah , tetapi apabila nasabah membayar sesuai pada waktunya
maka CR akan di kembalikan lagi kepada nasabah. Dan yang terakhir
adalah Ujrah. berikut ini adalah perhitungan ketika pengajuan sudah di
cairkan;
a. Angsuran pokok perbulan
AP= Plafon / Jangka waktu
Contoh. AP = 1.000.000 : 6 bln
= 166.667,
b. Cadangan Resiko
36
Contoh. CR = Plafon / jangka waktu x 10%
= 1.000.000 : 6 bln x 10%
= 16.666
c. Ujrah
Contoh. Ujrah = Jangka waktu + 1 : 2 x plafon x nisbah
Ujrah
=6 blb + 2 :1 x 1.000.000 x 3,5%
= 12.250
Jadi, pembiayaan untuk biaya pendidikan dengan
akad Ijarah seperti
contoh di atas dengan plafon Rp 1.000.000,00 maka sewa yang harus di
bayar adalah sebesar Rp,00. Dengan demikian total angsuran perbulannya.
Berdasarkan contoh di atas, angsuran yang harus dikembalikan oleh nasabah
untuk akad Ijarah adalah pokok pembiayaan ditambah dengan ujrahnya.
Dengan kata lain, maka obyek sewa setiap bulannya akan berkurang sesuai
kesepakatan semula karena setiap bulan harus mengangsur pokoknya juga, di
samping membayar ujrahnya. Sehingga pada saat jatuh tempo akhir
angsuran objek sewa yang diberikan akan menjadi nol. Padahal perhitungan
ujrahnya adalah di awal akad diberikan atau pada saat pencairan obyek sewa.
Akan tetapi, harus mengembalikan obyek sewanya setiap bulan sedangkan
perhitungan ujrahnya di awal akad.
Ketika pengajuan untuk biaya pendidikan harus diberikan akad Ijarah
karena dikatakan bahwa nasabah itu mampu atau bukan termasuk dari
37
kelompok fuqoro (orang fakir) dan masakin (orang miskin) yang lebih
idealnya diberikan akad dari pos qardul hasan ataupun dana dari ZIS (zakat,
infak dan sodaqoh), padahal pendidikan tidak menghasilkan keuntungan
materi berupa uang akan tetapi memberikan materi. Selain itu juga yang
disediakan pihak BMT adalah berupa uang karena BMT tidak memiliki
barang atau jasa yang disewakan selain uang, padahal di dalam ketentuan
dari akad Al Ijarah haruslah ada barang atau jasa yang akan disewakan.
Akan tetapi dalam praktek pemberian akad Al Ijarah bentuk barang atau
jasa yang di sewakan adalah sewa tempat atas gedung atau BMT dikatakan
melakukan sewa tempat atas gedung yang ditempati untuk kegiatan
belajar11, gedung ini bukanlah kepemilikan BMT, di dalam ketentuannya
juga barang yang disewakan haruslah dalam kepemilikan sendiri/hak milik
sendiri12. maka hal ini akan menimbulkan problematika atas pemberian
akad Ijarah tersebut, di antaranya sebagai berikut:
1. Uang Bukan Sebagai Barang Komoditi
Di dalam konsep Islam, uang tidak termasuk dalam fungsi utilitas
karena manfaat yang kita dapatkan bukan dari uang itu secara langsung,
melainkan dari fungsinya sebagai perantara untuk mengubah suatu
barang menjadi barang yang lain.
Ibnu Tamiyah dalam kitabnya (Majmu Fatwa Syaikhul Islam)
menyampaikan lima butir peringatan penting mengenai uang sebagai
komoditi, yakni :
11
12
Hasil wawancara dengan pihak Marketing KJKS BMT Walisongo Semarang.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.09 tahun 2000 tentang pembiayaan Ijarah
38
1. Perdagangan uang akan memicu inflasi;
2. Hilangnya kepercayaan orang terhadap stabilitas nilai mata uang akan
mengurungkan niat orang untuk melakukan kontrak jangka panjang,
dan menzalimi
golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap
seperti pegawai/ karyawan;
3. Perdagangan dalam negeri akan menurun karena kekhawatiran
stabilitas nilai uang;
4. Perdagangan internasional akan menurun;
5. Logam berharga (emas & perak) yang sebelumnya menjadi nilai
intrinstik mata uang akan mengalir keluar negeri.
Dalam sistem ekonomi konvensional dikenal adanya 3 fungsi uang, yaitu
1. Medium of Exchange
2. Unit of Account
3. Store of Value
Sedangkan dalam ekonomi Islam, hanya dikenal adanya 2 fungsi :
1. Medium of Exchange (for transaction)
2. Unit of Account
Dalam Islam, fungsi pertama ini jelas bahwa uang hanya berfungsi
sebagai medium of exchange. Uang menjadi media untuk merubah
barang dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain, sehingga uang tidak
bisa dijadikan komoditi. Fungsi kedua dari uang dalam Islam adalah
sebagai unit of account13.
13
http://www.halalguide.info/content/view/335/46/, Senin, 19 Juli 2006
39
Imam Ghazali mengatakan bahwa dalam ekonomi barter sekalipun
uang tetap diperlukan. Seandainya uang tersebut tidak diterima sebagai
medium of exchange, uang tetap diperlukan sebagai unit of account,
misalnya untuk mengetahui apakah 3 buah topi sama dengan 1 durian?.
Fungsi ketiga dari uang sebagai store of value. Ketika teori konvensional
memasukkan satu dari fungsi uang adalah sebagai store of value di mana
termasuk
juga
adanya
motif
money
demand
for
speculation.
Hal ini tidak diperbolehkan dalam Islam. Islam memperbolehkan uang
untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga, namun menolak uang untuk
spekulas
DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh:
AHMAD SYAMSUL MA’ARIEF
NIM: 042503018
PROGRAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG
2008
Dr. Imam Yahya, M.Ag
Perum Pandana Merdeka H/2
Ngaliyan Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks.
Hal
: Naskah Tugas Akhir
An. Sdr. Ahmad Syamsul Ma’arief
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya
kirim naskah Tugas Akhir saudara :
Nama
: AHMAD SYAMSUL MA’ARIEF
NIM
: 042503018
Judul
: PENERAPAN AKAD IJAROH UNTUK BIAYA PENDIDIKAN
DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir saudara tersebut dapat segera
diujikan.
Demikian harap menjadikan maklum
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Pembimbing,
Dr. Imam Yahya, M.Ag.
NIP. 150 275 331
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH PROGRAM D.III PERBANKAN SYARI’AH
JL. Prof. Dr. Hamka Km 02 Semarang Tel/Fax. (024) 601291
PENGESAHAN
Tugas Akhir : Ahmad Syamsul Ma’arief
NIM
: 042503018
Jurusan
: Diploma III Perbankan Syari'ah
Judul
: PENERAPAN AKAD IJAROH UNTUK BIAYA PENDIDIKAN
DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG
Telah diujikan oleh Dewan Penguji Program D III Perbankan Syari’ah Fakultas
Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus
dengan predikat cumlaude / baik / cukup pada tanggal: 29 Januari 2008
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun
akademik 2007/2008
Semarang, 29 Januari 2008
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Drs. H. Muhyiddin, M.Ag
NIP 150 216 809
Dr. Imam Yahya, M.Ag.
NIP 150 275 331
Penguji
Pembimbing
Nur Fatoni, M.Ag
NIP 150 299 490
Dr. Imam Yahya, M.Ag.
NIP 150 275 331
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas
Akhir ini tidak berisi materi yang
telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Semarang,
Deklarator,
Ahmad Syamsul Ma’arief
iv
MOTTO
Cukuplah bagi kami Allah, menjadi Tuhan kami dan Dialah sebaik-baik wakil
(yang membereskan semua urusan) (QS. Al-Imron : 173)
Bersama Air Mata Ada Senyuman, Bersama Duka Ada Kegembiraan, Bersama
Bencana Ada Karunia Dan Bersama Ujian Pasti Ada Kemenangan
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada :
o
Bapa Tarmudi dan I bu Chomisah “kasih sayangmu membuatku merasa tak
sendiri di dunia yang ramai ini”... I ni adalah sebagian perjuangan dari cita-citaku.
Doa dan dukunganmu senantiasa terus kuharapkan agar langkahku esok terus
maju.
o
Mas mip yang senantiasa memberi motivasi dan telah membimbing penulis untuk
mengerti arti hidup ini.
o
Sigit adik ku yang s”lalu menantikan kesuksesanku, jangan malas ingat
perjuangan masih panjang.
o
Kasihku yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayangnya dan selalu
mendampingiku, semoga kebahagiaan selalu Bersamamu
o
Teman – temanku angkatan 2004 dan
seluruh keluarga besar D3 Perbankan
Syari’ah..
o
Semua pihak yang telah membantu selama proses penulisan tugas akhir ini,
hingga tugas akhir ini terwujud.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah. Tuhan seru semesta alam yang telah meridlhoi dan
mengilhami selama masa penulisan. Tanpa rahmat dan ridlho–Nya penulis tidak
akan mampu untuk mempersembahkan sebuah karya tulis ilmiah ( Tugas akhir)
ini. Tidak lupa sholawat serta salam tidak henti-hentinya penulis haturkan kepada
kekasih Allah, junjungan kita nabi agung Muhammad SAW yang selalu
membimbing dan menunjukkan umatnya ke jalan yang benar.
Tugas akhir di susun untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program
studi Diploma III di fakultas syari'ah IAIN Walisongo Semarang, sebagai penulis
pemula tidak akan mudah untuk menulis sebuah tugas akhir yang bermutu tinggi
maka dengan kerendahan hati penulis akan menyajikan sebuah karya tulis atau
tugas akhir dengan judul " PENERAPAN AKAD IJAROH UNTUK BIAYA
PENDIDIKAN DI KJKS BMT WALISONGO SEMAANG”
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah banyak sekali
mendapatkan bantuan-bantuan dari beberapa pihak secara langsung maupun tidak
langsung.
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Prof. Dr. H. Abdul Jamil, M.A. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Bapak Drs. Muhyidin M.Ag. selaku Dekan Fakulats Syari’ah.
3. Bapak Dr. Imam Yahya, M. Ag, selaku Ketua Program D III Perbankan
Syari’ah. Sekaligus dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta
motivasi dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Nur yanto, selaku Manager KJKS BMT Walisongo Semarang beserta
staf dan karyawan yang berkenan memberikan data dan informasi.
5. Bapak Ibuku yang senantiasa memberikan restu dan doa yang tak hentihentinya.
vii
6. Seluruh dosen pengajar Program D III Perbankan Syari’ah
7. Semua pihak yang membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini. Penulis hanya
mampu menghaturkan sebuah ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas dari
hati sanubari yang paling dalam, serta iringan doa semoga Allah memberikan
rahmat dan keselamatan kepada kita semua. Amin.
Akhirnya,
semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca yang budiman.
Semarang,
Januari 2008
Penulis
Ahmad Syamsul Ma’arief
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
DEKLARASI ..................................................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................
4
1.3 Tujuan ......................................................................................
4
1.4 Manfaat ...................................................................................
4
1.5 Metode Penelitian ...................................................................
5
1.6 Sistematika Penulisan ..............................................................
7
BAB II KONDISI UMUM KJKS BMT WALISONGO
2.1 Sejarah Berdirinya KJKS BMT WALISONGO ..........................
9
2.2 Visi dan Misi KJKS BMT Walisongo ......................................... 10
2.3 Produk-produk Layanan KJKS BMT WALISONGO ................. 11
2.4 Struktur Organisasi ...................................................................... 15
2.5 Sistem Pengelolaan Usaha KJKS BMT Walisongo..................... 16
2.6 Persoalan yang di hadapi.............................................................. 17
ix
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian, Dasar Hukum, rukun dan Syarat Ijarah .................... 19
3.2 Prosedur Pengajuan Pembiayaan ................................................. 27
3.3 Prinsip Penilaian Pembiayaan ...................................................... 29
3.4 Praktek Pemberian Akad Al Ijarah Untuk Biaya Pendidikan di
PT BMT Walisongo Semarang .................................................... 33
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................. 42
4.2 Saran............................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang
untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syari’ah. Operasionalisasi BMI
kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka muncul
usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR
Syari’ah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasionalisasi
BMI tersebut. Di samping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang
hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan
akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi dari aspek syiar Islam
tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat, maka keberadaan
BMT diharapkan mampu mengatasi masalah ini lewat pemenuhan kebutuhankebutuhan ekonomi masyarakat.1
Baitul Maal Wat Tamwil atau lebih dikenal dengan BMT merupakan
salah satu bentuk lembaga keuangan Syari’ah non bank. Sebuah lembaga
keuangan Islam yang hadir di tengah-tengah carut marutnya perekonomian
kapitalis yang di terapkan di negeri ini, kini hadir dengan menawarkan sistem
baru sistem yang bebas dari riba.
Kendati demikian, implementasi prinsip-prinsip Syari’ah secara
teknis operasional masih dihadapkan pada sekian banyak permasalahan yang
1
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonisia, Cet.
Ke-1, 2003, hlm 85.
1
2
perlu segera dipecahkan. Salah satu di antaranya menyangkut kemampuan
analisa fiqh sebagian besar pengelola BMT yang belum memadai, sehingga
tak jarang dijumpai kasus seorang petugas BMT bingung memilih model
akad Syari’ah yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dan rencana alokasi
dana yang telah ditetapkan. Bahkan tak jarang petugas pembiayaan akhirnya
keliru menerapkan akad yang sebenarnya.
Atas dasar itulah, ketidakberdayaan petugas BMT dalam menentukan
akad yang benar sesuai Syari’ah, merupakan fenomena menarik sekaligus
permasalahan penting yang perlu dikaji secara mendalam oleh para ahli dan
praktisi BMT untuk dicarikan solusinya, dengan harapan kejadian seperti ini
tidak akan kembali terulang di masa mendatang pada saat eksistensi BMT
benar-benar diakui dan diterima publik sepenuh hati.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling berperan dalam
menunjang kemajuan suatu bangsa. Bagaimana jadinya kalau generasi masa
depan bangsa putus di tengah jalan dalam mengenyam pendidikan atau
bahkan mereka tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali. Pada saat
ini biaya pendidikan di Indonesia sangat tinggi dan kurang terjangkau oleh
masyarakat menengah ke bawah.
BMT yang pada dasarnya adalah mengemban misi sosial haruslah
ikut berperan serta dalam menangani masalah pendidikan ini. Salah satu
bentuknya ialah harus ada salah satu produk tertentu dari BMT, di mana
produk itu memberikan pembiayaan untuk menangani masalah pendidikan a/
biaya talangan untuk biaya pendidikan.
3
KJKS BMT Walisongo Semarang adalah salah satu Koperasi jasa
keuangan syari’ah yang menyalurkan pembiayaan untuk biaya pendidikan, di
mana bentuk penyaluran pembiayaan tersebut menggunakan skim al ijarah
yaitu akad atas dasar sewa menyewa. Padahal di dalam akad ijarah pihak
bank harus menyediakan barang untuk diambil manfaatnya atau hak guna
barang tersebut oleh nasabah dan bentuk barang yang disediakan BMT dalam
hal ini adalah uang. Sedangkan fungsi uang dalam islam sendiri adalah
sebagai alat tukar bukan sebagai barang komoditas. Selain itu, pendidikan
juga tidak menghasilkan output berupa materi (uang) yang dihasilkan adalah
berupa ilmu pengetahuan (science).
Akad ijarah diberikan untuk biaya pendidikan, memang suatu
implementasi yang masih kontroversi atau cukup dilematis di dalam
prakteknya. Di dalam menyalurkan dananya kepada masyarakat. Tetapi hal
ini sulit dihindarkan, permintaan pembiayaan untuk membiayai pendidikan
akan terus meningkat seiring pendidikan di Indonesia tergolong cukup mahal.
Masyarakat menengah ke bawah pasti akan lebih memilih menggunakan jasa
BMT sebagai alternatif untuk membantunya dalam menangani masalah biaya
pendidikan ini.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis ingin meneliti dan
mengangkatnya
di
dalam
penulisan
Tugas
Akhir
yang
berjudul
“PENERAPAN AKAD IJARAH UNTUK BIAYA PENDIDIKAN DI BMT
WALISONGO SEMARANG”
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengajuan pembiayaan dan prinsip penilaian pembiayaan
ijarah untuk biaya pendidikan di KJKS BMT Walisongo Semarang?
2. Bagaimana praktek akad ijarah untuk biaya pendidikan di KJKS BMT
Walisongo Semarang?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui
gambaran
tentang
prosedur
pemberian
pembiayaan Ijarah di KJKS BMT Walisongo Semarang.
2. Untuk mengetahui penerapan akad-akad syari’ah di dalam KJKS
BMT Walisongo Semarang antara teori dan prakteknya.
1.4.
Manfaat
Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Melatih
bekerja
dan
berpikir
kreatif
dengan
mencoba
mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama studi, serta
memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Ahli Madya pada
Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang.
5
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memperkenalkan eksistensi BMT di masyarakat
luas dan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tambahan
yang
dapat
dijadikan
sebagai
bahan
pertimbangan
untuk
meningkatkan usaha secara syari’ah.
1.5. Metode Penelitian
Untuk menyusun tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa
metode penelitian sebagai berikut:
1. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode
ini
merupakan
pengumpulan-pengumpulan
data
dengan cara mengamati langsung terhadap obyek tertentu yang
menjadi fokus penelitian dan mengetahui suasana kerja di KJKS BMT
Walisongo Semarang serta mencatat segala sesuatu yang berhubungan
dengan penerapan akad ijarah untuk biaya pendidikan.
b. Dokumentasi
Yaitu dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen
rapat,
agenda
dan
sebagainya.2
Dengan
metode
ini
penulis
mendapatkan data mengenai penerapan akad ijarah untuk biaya
pendidikan di KJKS BMT Walisongo Semarang.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Yogyakarta, Rineka Cipta, 1993, hlm. 202.
6
c. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada
tujuan penelitian. Tanya jawab tersebut dihadiri oleh dua orang atau
lebih secara fisik dan masing-masing pihak dapat menggunakan
saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancar.3
Wawancara
dilakukan dengan cara tanya jawab kepada bagian-bagian yang terkait
dengan tema yang diangkat di KJKS BMT Walisongo Semarang, hal
ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan atau salah pengertian
mengenai permasalahan yang diangkat.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumber yang diteliti, dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi.4 Dengan data ini
penulis mendapatkan gambaran umum tentang KJKS BMT Walisongo
Semarang dan data mengenai penerapan akad ijarah untuk biaya
pendidikan di KJKS BMT Walisongo Semarang.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung pembahasan dan
diperoleh dari orang lain baik berupa laporan-laporan, buku-buku,
3
4
Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, Yogyakarta, Andi Offset, 2004, hlm. 218.
Suharsimi Arikunto, Prosedur ....,hlm. 67.
7
maupun surat kabar.5 Dengan metode ini penulis mendapatkan data
lampiran slip angsuran, modul gambaran umum tentang KJKS BMT
Walisongo Semarang, modul panduan tentang produk-produk KJKS
BMT Walisongo Semarang dan brosur-brosurnya.
3. Analisa data
Dari data-data yang terkumpul, penulis berusaha menganalisa data
tersebut. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan teknik analisis
deskriptif, yaitu data-data yang diperoleh kemudian dituangkan dalam
bentuk kata-kata maupun gambar, kemudian dideskripsikan sehingga
dapat memberikan kejelasan kenyataan yang realistis.
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisi tentang : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian,
manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : KONDISI UMUM LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH
YANG DITELITI
Berisi tentang Sejarah berdirinya BMT Walisongo Semarang,
Perkembangan BMT Walisongo Semarang, Sistem Pengelolaan,
Visi dan Misi BMT Walisongo Semarang dan Produk-produk
BMT Walisongo Semarang, struktur organisasi di KJKS BMT
WALISONGO, analisa pembiayaan, serta analisis SWOT.
5
Ibid
8
BAB III
: PEMBAHASAN
Berisi tentang Pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat ijarah.
Prosedur pengajuan pembiayaan, Prinsip penilaian, Praktek
pemberian akad ijarah untuk biaya pendidikan Data ijaroh yang
untuk biaya pendidikan di BMT Walisongo
BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup tentang
topik yang diangkat penulis.
BAB II
GAMBARAN UMUM KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARI’AH (KJKS)
BMT WALISONGO SEMARANG
2.1 Sejarah Berdirinya KJKS BMT WALISONGO1
KJKS BMT Walisongo merupakan lembaga keuangan syari’ah yang
berdiri atas perpaduan atau sinergi antara dua lembaga yang saling
mendukung yaitu: lembaga akademisi (Program D3 Perbankan Syari’ah
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang) dengan lembaga praktisi
Koperasi Simpan Pinjam Syari’ah (KJKS Ben Taqwa Purwodadi) yang di
mana dari pihak IAIN secara akademik menyiapkan mahasiswanya untuk
bertindak lebih dalam mengembangkan wawasan tentang perbankan secara
riil. Sedangkan KJKS BMT Ben Taqwa merupakan salah satu koperasi
berbasis syari’ah yang menggeluti di bidang simpan pinjam sejak tahun
1997.
Secara manajemen, KJKS BMT Syari’ah Walisongo masih di bawah
kendali Team Communite Leader KJKS BMT Ben Taqwa. Namun secara
kelembagaan tanggung jawab dipegang penuh oleh pengurus BMT
Walisongo sendiri. Untuk mewujudkan lembaga keuangan syari’ah ini dapat
berkembang, maka diperlukan adanya Sumber Daya Insani (SDI) yang
memadai dan dapat memotivasi perkembangan ke depannya.
1
Profil Company KJKS BMT Syari’ah Walisongo
9
10
Perkembangan aset maupun jumlah nasabahnya pembiayaan,
khususnya nasabah ijarah di KJKS BMT Syari’ah Walisongo ini sudah
cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari mulai berdirinya usaha sampai sekarang.
Tambahnya pemberian aset dari pengurus yang semula aset awalnya sebesar
Rp 100.000.000,- per Mei ini menjadi Rp 1.018.985.428,87. Persentase ratarata kenaikan aset ini kurang lebihnya 36% per bulannya. Keadaan seperti
ini menjadi tolak ukur perkembangan usaha di BMT ini. Adapun jumlah
nasabah di BMT Walisongo per Januari sekarang ini sebanyak 552 nasabah.
Bagi permulaan suatu usaha dalam bidang keuangan, hal ini sudah termasuk
bagus, mengingat pendirian BMT ini masih tergolong baru.
Koperasi Simpan Pinjam Syari’ah (KJKS) BMT Walisongo yang
tepatnya didirikan pada tanggal 28 Nopember 2005 ini disahkan oleh Wakil
Gubernur Propinsi Jawa Tengah yaitu Bapak Ali Mufiz. Saat KJKS ini
sudah mendapatkan izin resmi sebagai badan hukum koperasi resmi yang
dicatat di Kepala Kantor Wilayah Departemen dan Pembinaan Pengusaha
Kecil Propinsi Jawa Tengah dengan Badan Hukum
BH/KDK.11/XI/ 2006
2.2 Visi dan Misi KJKS BMT Walisongo
A. Visi KSPS BMT BMT Walisongo
“ Solusi terbaik pemberdayaan umat“
B. Misi KJKS BMT WALISONGO
1. Pemberdayaan ummat dengan system Syari’ah.
Nomor 14119/
11
2. Mengutamakan pelayanan ummat denagan cepat, manah dan
berintegritas
3. Mengentaskan mustahiq menjadi muzaki.
4. Menjadikan Ban takwa sebagai pioner lembaga keuangan syariah pada
segmen kecil dan kecil bawah
2.3 Produk-produk Layanan KJKS BMT WALISONGO
Berikut ini jenis-jenis produk layanan KJKS BMT WALISONGO
yang ditawarkan kepada nasabah, berupa produk simpanan atau tabungan
dan produk pembiayaan.
A. Jenis-Jenis Produk Simpanan / Tabungan, sebagai berikut :
1.
Simpanan Berjangka (SI JANGKA)
Produk simpanan ini di dasarkan pada prinsip syari’ah dengan Akad
Wadi’ah Yadhamanah dan Mudharabah. Simpanan yang istimewa
ini
ditujukan
kepada
masyarakat
(Anggota)
yang
menginvenstasikan dananya jangka waktu yang relatif lama.
Jangka Waktu dan nisbah / perhitungan bagi hasil :
•
•
•
•
1 bulan Nisbah 31 : 69.
3 bulan Nisbah 34 : 66.
6 bulan Nisbah 37 : 63.
12 bulan Nisabah 40 : 60.
Setoran awal minimum Rp. 1.000.000,-
ingin
12
Keuntungan :
•
•
•
Tidak dibebani biaya Administrasi
Dapat dipakai sebagai jaminan pembiayaan di BMT Walisongo
Bisa ilayani dengan Antar-Jemput tabungan.
2. Simpanan Sukarela (SI RELA)
Simpanan yang hebat ini merupakan simpanan anggota yang
berdasarkan Akad Wadi’ah Yadhamanah dan Mudharabah. Atas seijin
penitip dana yang disimpan pada rekening. Si Rela dapat dimanfaatkan
oleh BMT.
Penarikan maupun penyetoran dari produk Si Rela dapat dilakukan
oleh pemegang rekening setiap saat / waktu-waku.
Setoran awal minimum Rp. 15.000,Setoran selanjutnya minimum Rp. 2.000,Perhitungan Bagi hasil dihitung per saldo rata-rata harian, dengan
Nisbah 20 : 80
Keuntungan :
•
•
•
Tidak dibebani biaya Administrasi
Dapat diambil sewaktu-waktu
Bisa dilayani dengan Antar-Jemput tabungan.
3. Simpanan Amanah
Simpanan amanah adalah investasi dana yang diperuntukkan untuk
tabungan Qurban dan tabungan Idul Fitri.
Setoran awal minimum Rp. 15.000,-
13
Perhitungan Bagi hasil dihitung per saldo rata-rata harian, dengan
Nisbah 20 : 80
Dapat diambil pada waktu Idul Adha dan Idul Fitri
4. Simpanan Haji
Simpanan Haji adalah investasi dana yang diperuntukkan untuk
tabungan Haji. Dan apabila saldo telah mencukupi untuk pendaftaran
ongkos naik Haji bias langsung di daftarkan.
Setoran awal minimum Rp. 500.000,5. Simpanan Beasiswa :
Simpanan Beasiswa adalah investasi dana yang diperuntukkan untuk
tabungan bagi pelajar dan mahasiswa.
Setoran awal minimum Rp. 15.000,Setoran selanjutnya minimum Rp. 2.000,-
B.
Produk Pembiayaan
KJKS BMT Walisongo memberikan pelayanan pembiayaan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat (anggota), akad pembiayaan antara lain :
1. Akad Mudharabah dan Musyarakah
Akad mudharabah dan musyarakah digunakan untuk modal usaha
dengan menggunakan perhitungan (Bagi hasil)
•
Al Mudharabah
Yaitu bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih, dimana
pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal
14
kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan.
•
Al Musyarakah
Yaitu semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di
mana mereka secara bersama-sama mencampurkan dana atau
memadukan seluruh bentuk sumber daya, baik yang berwujud
maupun
tidak
berwujud
dengan
tujuan
untuk
pembagian
keuntungan.
2. Akad Murabahah dan Bai’ Bithaman Ajil
Akad murabahah dan bai’ bitaman ajil digunakan untuk investasi (Jual
Beli)
•
Al Murabahah
Yaitu transaksi jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli, karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu
harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya.
•
Al Ijarah Mumtahia Bit Tamlik
Yaitu suatu transaksi yang dilandasi adanya perpindahan manfaat
atau sewa beli yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan.
3. Akad Ijarah
Akad ijarah digunakan untuk Sewa Barang/Jasa Ijarah
Akad Rahn
15
4. Akad Rahn digunakan untuk Jasa Gadai
1. Al Rahn (Gadai)
Yaitu pemberian pinjaman dengan agunan barang gadai.
Persyaratan umum
1. Beragama Islam
2. Memiliki usaha dan pekerjaan tetap
3. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan
4. Fotocopy KTP Suami-Istri 3 lembar
5. Fotocopoy KK 1 lembar
6. Fotocopy Jaminan :
•
Sertifikat dan SPPT (pajak tanah)+PBB (Pajak Bumi dan STNK
1 bendel.
•
Bersedia di survei
2.4 Struktur Organisasi
Struktur
organisasi
pada
BMT
Walisongo
Semarang
telah
menunjukkan garis wewenang dan garis tnaggung jawab secara sederhana,
fleksible dan tegas sehingga mencerminkan pemisahan fungsi dengan jelas.
Uraian kerja antar bagian pada Lembaga sehubungan dengan proses
pemberian pembiayaan adalah sebagai berikut: .
Kepungurusan dari struktur organisasi KJKS BMT Walisongo adalah
sebagai berikut :
16
Pengawas
: Drs. Nafis, M.A.
Anggota
: Drs. H. Satriyan Abd. Rahman
Dr. Abu Hapsin, Ph.D.
Ketua
: Prof. Dr. H. Muhibbin
Sekretaris
: Dr. Imam Yahya, MA
Wakil Sekretaris
: M. Saefullah, M.Ag
Bendahara
: Dra. Hj. Mujibatun
Manager Walisongo
: Nuryanto, SH
Pemasaran
: Didik Setyo Hanggono
: Hafidhoh
Pembukuan
: Hafidhoh
Teler
: Siti Nur Amiin
2.5 Sistem Pengelolaan Usaha KJKS BMT Walisongo
KJKS BMT Walisongo merupakan suatu lembaga keuangan syari’ah
dengan sistem “ Bagi Hasil” sesuai dengan hukum Islam, baik pada kegiatan
Baitul Tamwil (kegiatan ekonomi produktif), lebih-lebih pada kegiatan Baitul
Maalnya. Dan kegiatan di bidang keuangan, yaitu menghimpun dana
masyarakat atau simpanan (tabungan) dan menyalurkan dana ke masyarakat
atau simpanan (tabungan) atau pembiayaan (kredit). Strategi pencapaian visi
dan misi KJKS BMT Walisongo dengan skala prioritas pada :
1. Penanaman doktrin kelembagaan.
2. Penanaman doktrin pribadi.
17
3. Penanaman doktrin profesional.
Setiap karyawan atau karyawati harus menjadi pelayan nasabah dengan
mengedepankan
a. Kecepatan proses pelayanan.
b. Home banking.
c. Ingin menjadi malaikat.
2.6 Persoalan yang di hadapi
Dengan prinsip syari'ah yang menjadi dasar operasionalisasi, KJKS
BMT Walisongo juga mengalami banyak hambatan dan permasalahan yang
harus diselesaikan. Masalah tersebut meliputi :
1. Bidang Operasionalisasi
Sebagai
koperasi
jasa
keuangan
syari’ah
yang
operasionalisasinya menggunakan prinsip – prinsip syari’ah ternyata
tidak mudah karena keterbatasan sumber daya insani yang menguasai
pengetahuan tentang syari’ah.
Masyarakat ternyata masih banyak yang tidak mengerti apakah
itu bank syari’ah dan masih menganggap bahwa bank islam dan
konvensional itu sama saja.
2. Bidang Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam
sebuah lembaga keuangan dengan adanya SDM yang handal maka
perkembangan lembaga keuangan akan terjamin demikian sebaliknya. Di
18
KJKS BMT Walisongo
mempunyai 4 tenaga kerja yang semuanya
berpendidikan D3 dengan pendidikan yang ini di harapkan bisa
mengembangkan usahanya.
Tapi sebagian karyawan masih minim pengalaman dalam
menjalankan tugas – tugasnya serta kurangnya pelatihan yang diterima
mengakibatkan
kendala
tersendiri
untuk
bisa
bersaing
dalam
mengembangkan skilnya dalam dunia perbankan terutama perbankan
syari'ah yang mana SDM di wajibkan tahu sistem syari'ah itu bagaimana,
serta menerapkannya di dunia perbankan.
3. Bidang Pemasaran
Bidang pemasaran mempunyai tugas untuk menawarkan produk
yang di miliki oleh lembaga keuangan tersebut, demikian juga dengan
KJKS BMT Walisongo mempunyai bidang pemasaran tapi bidang ini
mempunyai beberapa kendala dalam mengembangkan strateginya yaitu
sulitnya masyarakat di ajak untuk mengetahui sistem syari'ah karena
sebagian besar masyarakat menyamakan dengan bank konvensional
Tapi dibalik semua kekurangan dan hambatan yang dihadapi oleh
KJKS BMT Walisongo tampak kegigihan dan perjuangannya dalam
mensosialisasikan perkembangan lembaga keuangan syari’ah Dan usaha
untuk membantu mensejahterakan rakyat untuk keluar dari lingkaran
kemiskinan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian, Dasar Hukum, rukun dan Syarat Ijarah
A. Pengertian Ijarah
Al Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri1.
Barang
yang
mempunyai
banyak
manfaat
dan
selama
menggunakannya barang tersebut tidak mengalami perubahan atau
musnah. Manfaat yang diambil tidak berbentuk zatnya melainkan
sifatnya dan di bayar sewa, misalnya, rumah yang dikontrakkan/disewa
mobil disewa untuk perjalanan2.
B. Dasar Hukum
1. Al Qur’an
☺
1
⌧
M Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, Cet.
ke-1, 2001, hlm 117.
2
Tim Asbisindo, et al.. Standar Operasional Produk BPR Syari’ah (penghimpunan dana
penyaluran dana),1999,Penyaluran dana III hlm 48.
19
20
☺
☺
⌧
⌧
☺
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan
kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan
cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka
tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan
oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan.(Al Baqoroh: 233)3
Yang menjadi dalil dari ayat tersebut adalah ungkapan “apabila
kamu memberikan pembayaran yang patut “. Ungkapan tersebut
menunjukkan adanya jasa yang diberikan berkat kewajiban membayar
upah secara patut. Dalam hal ini termasuk di dalamnya jasa penyewaan
atau leasing4.
⌧
☺
3
⌧
Al Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, hlm 57.
M Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, Cet.
ke-1, 2001, hlm. 118.
4
21
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan
mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri
yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka
nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan
(anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan
jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan
(anak itu) untuknya.” (At-Tholak : 6)5
2. Al Hadits
ﱠﺎم ا ْﺮ
ا ْ وا ْﻄﻰ ا
( )روا ا ﺎ
و
ن ا ﱠ ﱠ ﺻ ﻰ ا اﷲ
ﻚاﱠ
ْ ﺎ
ْا
ا
Dari Anas Bin Malik sesunguhnya Rasulullah saw. Bersabda,”
berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada
tukang bekam itu”. (HR Ibnu Majah)6
3. Kaidah Fiqh; antara lain:
ﻰ ْﺮى
ْ ن ﺪلﱠ د
ْ ﺻ ﻓﻰ ا ْ ﺎ ت ْا ﺎ ﺔ ا ﱠ ا
ْ ا
"Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang mengharamkannya."7
4. Fatwa-fatwa
a. Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No: 09/DSN-MUI/IV/2000
Tentang Pembiayaan Ijarah
b. Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No: 27/DSN-MUI/III/2002
Tentang Al-Ijarah Al-Muntahiyah Bi Al-Tamlik
C. Rukun Ijarah
Adapun rukun Ijarah adalah sebagai berikut8:
5
Al Qur'an dan Terjemahannya...., hlm 946
Abi Abdillah Muhammad, Sunan Ibnu Majah, juz 2 , hal. 732 hadist ke-2164.
7
Tim Penulis DSN-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, edisi kedua,
Jakarta: BI-MUI, 2003, hlm 12
6
22
1. Penyewa (Musta’jir)
2. Pemilik manfaat (Mu’jir)
3. Obyek sewa (Ma’jur)
4. Harga sewa (Ujrah)
5. Ijab Qabul (shighot)
Berikut ini adalah Ketentuan Objek Ijarah dan kewajiban LKS
dan nasabah dalam pembiayaan Ijarah di dalam fatwa Dewan Syari'ah
Nasional No: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah, adalah
sebagai berikut:
D. Ketentuan Objek Ijarah
1. Obyek Ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.
2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan
dalam kontrak.
3. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak
diharamkan).
4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan
Syari’ah.
5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan
sengketa.
8
Tim Asbisindo, et al.. Standar Operasional Produk BPR Syari’ah (penghimpunan dana
penyaluran dana),1999,Penyaluran dana III hlm 51.
23
6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka
waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi
fisik.
7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah
kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat
dijadikan harga (tsaman) dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa
atau upah dalam Ijarah.
8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari
jenis yang sama dengan obyek kontrak.
E. Kewajiban LKS dan Nasabah
1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa:
a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang.
c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.
2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa:
a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga
keutuhan barang serta menggunakannya sesuai akad (kontrak).
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan
(tidak materiil).
c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari
penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak
penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab
atas kerusakan tersebut.
24
F. Syarat Ijarah
Syarat Ijarah
1. Baik Mu'jar atau musta'jir harus balig dan berakal.
2. Musta'jir harus benar-benar memiliki barang yang disewakan itu atau
mendapatkan wilayah untuk menyewakan barang itu.
3. Kedua pihak harus sama-sama ridho menjalankan akad.
4. Manfaat yang disewakan harus jelas keadaannya maupun lama
penyewaannya sehingga tidak menimbulkan persengketaan
5. Manfaat atau imbalan sewa harus dapat dipenuhi secara nyata dan
secara syar'i. Misalnya tidak diperbolehkan menyewakan mobil yang
dicuri orang atau perempuan haid untuk menyapu masjid.
6. Manfaat yang dapat dinikmati dari sewa harus halal atau mubah
karena ada kaidah " menyewakan sesuatu untuk kemaksiatan adalah
haram hukumnya".
7. Pekerjaan yang diupahkan itu tidak merupakan suatu kewajiban yang
harus dilakukan oleh orang yang diupah sebelum terjadinya akad
seperti menyewa orang untuk sholat
8. Upah harus berupah harta yang secara syar'i bernilai.
9.
Barang yang disewakan tidak cacat yang dapat merugikan pihak
penyewa..
Berakhirnya akad Ijarah
25
1. Salah satu pihak meninggal dunia (Hanafi); jika barang yang
disewakan itu berupa hewan maka kematiannya mengakhiri akad
Ijarah (Jumhur).
2. Kedua pihak membatalkan akad dengan iqolah.
3.
Barang yang disewakan hancur atau rusak.
4.
Masa berlakunya akad telah selesai.
Aspek Teknis Ijarah
Implementasi Ijaroh9
Tujuan
1. Memberikan fasilitas kepada nasabah yang membutuhkan manfaat atas
barang atau jasa dengan pembayaran tangguh
2. Obyek sewa:
a. Properti
b. Alat transportasi
c. Alat-alat berat
d. Multi
jasa
(pendidikan,
kepariwisataan dan lain-lain)
e. Dan lain-lain
3. Spesifikasi obyek sewa
9
Ibid, hal.53
kesehatan,
ketenagakerjaan,
dan
26
a. Jumlah, ukuran, dan jenis obyek sewa harus diketahui jelas serta
tercantum dalam akad
b. Obyek sewa dapat berupa barang yang dimiliki atau barang yang
diperoleh dengan menyewa dari pihak lain untuk kepentingan nasabah
c. Obyek dan manfaat barang sewa harus dapat dinilai dan di identifikasi
secara spesifik dan dinyatakan dengan jelas termasuk pembayaran
sewa dan jangka waktunya
4. Pemilik sewa (BMT)
a. BMT wajib menyediakan barang sewa, menjamin pemenuhan kualitas
dan kuantitas barang sewa serta ketepatan waktu penyediaan barang
sewa sesuai kesepakatan
b. BMT dapat mewakilkan kepada nasabah untuk mencarikan barang
yang akan disewa oleh nasabah
5. Penyewa (Nasabah)
a. Nasabah dilarang menyewakan kembali barang yang disewanya
b. Nasabah wajib menjaga keutuhan barang sewa
c. Nasabah tidak bertanggung jawab atas kerusakan barang sewa yang
terjadi bukan karena pelanggaran perjanjian atau kelalaian nasabah
6. Sewa (Ujrah)
a. Nasabah membayar sewa sesuai kesepakatan besarnya sewa (ujrah)
harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan
dalam bentuk prosentase
b. Besarnya sewa dapat ditinjau sesuai dengan kesepakatan
27
c. Apabila periode pembayaran nasabah kurang dari satu tahun, maka
sewa diakui sebagai pendapatan BMT setiap pembayaran sewa
d. Dalam hal periode pembayaran nasabah lebih dari satu tahun, maka
sewa diakui sebagai pendapatan secara proporsional secara jangka
waktu
e. Apabila obyek sewa bukan milik BMT , maka pendapatan BMT
merupakan selisih antara harga perolehan sewa dengan harga sewa
Gambar 3.1:
Skema Teknis Al Ijaroh
PENJUAL
SUPLIER
OBYEK
B. Milik
NASABAH
SEWA
3. Sewa Beli
2. Beli Obyek Sewa
A. Milik
1.Butuh Obyek Sewa
BMT
3.2. Prosedur Pengajuan Pembiayaan
a. Syarat-syarat Pengajuan Pembiayaan
1. mengisi formulir yang disediakan
2. melampirkan fotocopy KTP Suami istri/fotocopy orang tua bila
masih lajang
3. melampirkan fotocopy Kartu Keluarga (KK)
28
4. melampirkan fotocopy jaminan (BPKB milik sendiri, sertifikat Hak
milik dan SPPT PBB-nya, Ijasah (Hanya untuk biaya pendidikan).
5. persetujuan potong gaji dari bendahara, bila angsuran dengan cara
potong gaji
6. persyaratan lain bila dianggap perlu
7. bersedia disurvei dan BMT Walisongo berhak menolak permohonan
pembiayaan tanpa memberikan alasan
8.
b. Prosedur Pengajuan Pembiayaan
1. Nasabah melengkapi Surat Permohonan Pembiayaan (SPP) yang di
dapat dari costumer servis, melampirkan identitas diri dan Surat
Pernyataan Agunan (SPA). Agunan dapat berupa BPKB, Sertifikat
Tanah, atau dokumen lainnya yang disetujui oleh BMT.
2. Petugas Administrasi Pembiayaan mencatat dan memberi nomor
register pada SPP yang masuk. Setelah itu, SPP diajukan pada pejabat
berwenang untuk mendapatkan disposisi.
3. Kemudian bagian pembiayaan menyurvei ke lokasi rumah atau usaha
nasabah, melakukan wawancara dengan nasabah, mencocokkan data
pada Surat Permohonan Pembiayaan (SPP) dengan kondisi nasabah
yang sesungguhnya, kemudian memeriksa kelengkapan pembukuan
biaya sekolah, Surat Keputusan registrasi atau daftar ulang untuk
biaya pendidikan dan dokumen lain yang dibutuhkan. Hasil survei
29
selanjutnya direkam dalam Laporan Hasil Pemeriksaan SPP untuk di
analisis dan diteruskan kepada Direksi.
4. Pihak
Direksi
selanjutnya
mempertimbangkan
hasil
analisis
pembiayaan dan memutuskan apakah pembiayaan disetujui untuk
direalisasikan atau tidak.
5. Untuk pembiayaan yang disetujui, bagian pembiayaan kemudian
mempersiapkan Akad Pembiayaan (AP) Ijarah dan berbagai dokumen
yang dibutuhkan yaitu : Slip Setoran (SSt), Surat Pernyataan
Menerima Pembiayaan (SPMP), Kuitansi Realisasi Pembiayaan
(KRP), Kartu Pembayaran Angsuran (KPA) dan Kartu Pembiayaan
(KP). SPA diteruskan kepada notaris untuk diperiksa keabsahan dan
kebenarannya.
6. Apabila hasil survei menunjukkan bahwa pembiayaan tidak layak
sehingga tidak dapat di realisasi, maka bagian pembiayaan akan
melakukan survei ulang kepada nasabah. Dalam hal ini, nasabah
dapat mengganti agunan apabila agunan nasabah tidak disetujui.
7. Setelah semua dokumen yang diperlukan siap, pihak BMT
menandatangani
akad
bersama
nasabah
si
hadapan
notaris.
Selanjutnya AP, SSt, SPMP, KRP, dan KPA diarsipkan oleh bagian
pembiayaan.
8. Dokumen yang lain yaitu SPMP, SSt, dan KRP diteruskan ke bagian
kassa untuk pencairan dana pembiayaan.
30
9. Bagian Kassa menyerahkan uang tunai dan seluruh dokumen lembar
2 kepada nasabah.
10. SPMP, SSt, KRP kemudian diteruskan ke bagian akuntansi untuk
dicatat dan diarsipkan.
3.3. Prinsip Penilaian Pembiayaan
Ketika nasabah mengajukan pembiayaan, maka pihak BMT akan
menilai terdahulu kepada pihak calon nasabah. Penilaian ini yang
nantinya akan menjadi dasar bagi BMT untuk memutuskan apakah
pembiayaan yang diajukan layak direalisasikan atau tidak Dan jaminan
yang diberikan kepada BMT hanya dijadikan untuk berjaga-jaga apabila
pembiayaan yang diberikan macet. Adapun prinsip-prinsip penilaiannya
adalah sebagai berikut :
Syarat 5 C tersebut yaitu
1. Character
Adalah sifat atau watak calon nasabah untuk memberi keyakinan
bahwa calon nasabah benar-benar dapat dipercaya. Character
mengukur “Kemauan” calon nasabah mengembalikan pembiayaan.
2. Capasity
Menilai kemampuan mengelola bisnis dan kemampuan mencari laba
sehingga
akan
mencerminkan
mengembalikan pembiayaan.
3. Capital
kemampuan
calon
nasabah
31
Bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang
dimiliki calon nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai BMT
4. Collateral
Adalah jaminan fisik atau non fisik yang diberikan calon nasabah
sebagai pelindung BMT dari risiko kerugian atau ketika nasabah
tidak mau mengembalikan pinjaman..
5. Condition
BMT juga perlu menilai kondisi ekonomi saat ini dan prediksi
prospek usaha di masa yang akan datang.
Syarat 7 P tersebut yaitu
1. Personality
Adalah menilai karakter, kepribadian atau tingkah laku calon
nasabah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan calon nasabah berdasarkan modal,
loyalitas serta karakter. Sehingga calon nasabah pada suatu
klasifikasi akan mendapatkan fasilitas pembiayaan yang berbeda
dengan calon nasabah klasifikasi lain.
3. Purpose
Untuk mengetahui tujuan calon nasabah mengambil pembiayaan.
4. Prospect
32
Untuk menilai usaha calon nasabah di masa mendatang
menguntungkan atau tidak.
5. Payment
Adalah bagaimana cara atau dari sumber mana saja calon
nasabah akan mengambil pembiayaan.
6. Profitability
Untuk menganalisis kemampuan nasabah mencari laba atau
keuntungan.
7. Protection
Untuk menjaga pembiayaan melalui suatu perlindungan seperti
jaminan barang atau asuransi.
Syarat 3 R tersebut yaitu
1. Return
Yaitu hasil yang diperoleh oleh debitur, artinya Perolehan
tersebut mencukupi untuk membayar pembiayaan beserta bagi
hasil atau margin keuntungan.
2. Repayment
Yaitu kemampuan pihak debitur untuk membayar kembali.
3. Risk Bearing Ability
Yaitu kemampuan menanggung risiko. Misalnya jika terjadi halhal yang di luar antisipasi kedua belah pihak (pembiayaan
macet), untuk itu harus diperhitungkan apakah jaminan sudah
cukup aman untuk mencukupi risiko tersebut.
33
Penilaian Pembiayaan dengan Studi Kelayakan, yaitu :
1. Aspek Hukum
Untuk menilai keabsahan dan keaslian berbagai dokumen milik
calon nasabah.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Untuk menilai prospek usaha saat ini maupun usaha di masa
yang akan datang.
3. Aspek Keuangan
Untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan
mengelola usaha melalui pertimbangan rasio-rasio keuangan.
4. Aspek Operasi atau Teknis
Untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan kapasitas
produksi yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimiliki.
5. Aspek Manajemen
Untuk menilai kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan calon nasabah.
6. Aspek Ekonomi dan Sosial
Untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dari
usaha calon nasabah terhadap masyarakat.
7. Aspek AMDAL
Menilai dampak lingkungan yang akan timbul akibat adanya
usaha calon nasabah serta pencegahan terhadap dampak tersebut.
34
3.4. Praktek Pemberian Akad Al Ijarah Untuk Biaya Pendidikan di BMT
Walisongo semarang
Al Ijarah Multi jasa adalah bentuk produk jasa yang ada di BMT
Walisongo Semarang. Produk ini membiayai berbagai jasa layanan. Di
antaranya adalah untuk biaya kesehatan dan untuk biaya pendidikan .
Layanan kesehatan digunakan untuk biaya seperti; biaya rawat inap
rumah sakit dan biaya dokter. Sedangkan untuk layanan pendidikan
digunakan untuk biaya sekolah seperti; Biaya Masuk, biaya SPP, uang
gedung, biaya seragam dan biaya lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan
pendidikan.
Berikut ini adalah data nasabah pembiayaan Ijarah untuk biaya
pendidikan di KJKS Walisongo Semarang10;
Tahun
Jumlah Nasabah Kisaran Plafon
2006
9
Rp 85.500.000,00
2007
7
Rp 7.500.000.,00
Berikut ini adalah contoh pemberian akad pembiayaan untuk
membiayai biaya pendidikan.
Contoh :
Seorang nasabah akan melakukan pembiayaan kepada BMT untuk
membiayai pendidikan anaknya untuk melanjutkan sekolah di perguruan
tinggi sebesar Rp 1.000.000,00. biaya ini digunakan untuk biaya masuk
10
Data sampai dengan bulan Oktober 2007
35
perguruan, seperti; biaya SPP dalam satu semester, uang gedung, dan biaya
seragam. Dengan jangka waktu pengembalian 6 bulan.
Pada saat Pra pemberian akad, BMT melakukan analisis terdahulu
terhadap calon nasabah dengan melihat ; berapa kebutuhan dana yang
sangat diperlukan oleh nasabah untuk membiayai pendidikan, bagaimana
dan berapa kemampuan nasabah untuk mengangsur terhadap jumlah dana
yang diberikan untuk membiayai pendidikan. Dengan tetap melihat pada
prinsip penilaian calon nasabah. Ketika semua analisis tersebut terpenuhi
maka BMT bisa menyetujui pembiayaan yang diajukan nasabah sesuai
kebutuhan dengan memberikan akad Ijarah Multijasa karena untuk
membiayai pendidikan. Dan Nasabah di bebankan membayar Angsuran
pokok {AP}, cadangan resiko {CR} yaitu guna untuk mengantisipasi
apabila nasabah adalah membayar angsuran tiap bulan tidak sesuai dengan
jadwal pembayaran yang telah di berikan oleh lembaga keuangan syariah
kepada nasabah , tetapi apabila nasabah membayar sesuai pada waktunya
maka CR akan di kembalikan lagi kepada nasabah. Dan yang terakhir
adalah Ujrah. berikut ini adalah perhitungan ketika pengajuan sudah di
cairkan;
a. Angsuran pokok perbulan
AP= Plafon / Jangka waktu
Contoh. AP = 1.000.000 : 6 bln
= 166.667,
b. Cadangan Resiko
36
Contoh. CR = Plafon / jangka waktu x 10%
= 1.000.000 : 6 bln x 10%
= 16.666
c. Ujrah
Contoh. Ujrah = Jangka waktu + 1 : 2 x plafon x nisbah
Ujrah
=6 blb + 2 :1 x 1.000.000 x 3,5%
= 12.250
Jadi, pembiayaan untuk biaya pendidikan dengan
akad Ijarah seperti
contoh di atas dengan plafon Rp 1.000.000,00 maka sewa yang harus di
bayar adalah sebesar Rp,00. Dengan demikian total angsuran perbulannya.
Berdasarkan contoh di atas, angsuran yang harus dikembalikan oleh nasabah
untuk akad Ijarah adalah pokok pembiayaan ditambah dengan ujrahnya.
Dengan kata lain, maka obyek sewa setiap bulannya akan berkurang sesuai
kesepakatan semula karena setiap bulan harus mengangsur pokoknya juga, di
samping membayar ujrahnya. Sehingga pada saat jatuh tempo akhir
angsuran objek sewa yang diberikan akan menjadi nol. Padahal perhitungan
ujrahnya adalah di awal akad diberikan atau pada saat pencairan obyek sewa.
Akan tetapi, harus mengembalikan obyek sewanya setiap bulan sedangkan
perhitungan ujrahnya di awal akad.
Ketika pengajuan untuk biaya pendidikan harus diberikan akad Ijarah
karena dikatakan bahwa nasabah itu mampu atau bukan termasuk dari
37
kelompok fuqoro (orang fakir) dan masakin (orang miskin) yang lebih
idealnya diberikan akad dari pos qardul hasan ataupun dana dari ZIS (zakat,
infak dan sodaqoh), padahal pendidikan tidak menghasilkan keuntungan
materi berupa uang akan tetapi memberikan materi. Selain itu juga yang
disediakan pihak BMT adalah berupa uang karena BMT tidak memiliki
barang atau jasa yang disewakan selain uang, padahal di dalam ketentuan
dari akad Al Ijarah haruslah ada barang atau jasa yang akan disewakan.
Akan tetapi dalam praktek pemberian akad Al Ijarah bentuk barang atau
jasa yang di sewakan adalah sewa tempat atas gedung atau BMT dikatakan
melakukan sewa tempat atas gedung yang ditempati untuk kegiatan
belajar11, gedung ini bukanlah kepemilikan BMT, di dalam ketentuannya
juga barang yang disewakan haruslah dalam kepemilikan sendiri/hak milik
sendiri12. maka hal ini akan menimbulkan problematika atas pemberian
akad Ijarah tersebut, di antaranya sebagai berikut:
1. Uang Bukan Sebagai Barang Komoditi
Di dalam konsep Islam, uang tidak termasuk dalam fungsi utilitas
karena manfaat yang kita dapatkan bukan dari uang itu secara langsung,
melainkan dari fungsinya sebagai perantara untuk mengubah suatu
barang menjadi barang yang lain.
Ibnu Tamiyah dalam kitabnya (Majmu Fatwa Syaikhul Islam)
menyampaikan lima butir peringatan penting mengenai uang sebagai
komoditi, yakni :
11
12
Hasil wawancara dengan pihak Marketing KJKS BMT Walisongo Semarang.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.09 tahun 2000 tentang pembiayaan Ijarah
38
1. Perdagangan uang akan memicu inflasi;
2. Hilangnya kepercayaan orang terhadap stabilitas nilai mata uang akan
mengurungkan niat orang untuk melakukan kontrak jangka panjang,
dan menzalimi
golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap
seperti pegawai/ karyawan;
3. Perdagangan dalam negeri akan menurun karena kekhawatiran
stabilitas nilai uang;
4. Perdagangan internasional akan menurun;
5. Logam berharga (emas & perak) yang sebelumnya menjadi nilai
intrinstik mata uang akan mengalir keluar negeri.
Dalam sistem ekonomi konvensional dikenal adanya 3 fungsi uang, yaitu
1. Medium of Exchange
2. Unit of Account
3. Store of Value
Sedangkan dalam ekonomi Islam, hanya dikenal adanya 2 fungsi :
1. Medium of Exchange (for transaction)
2. Unit of Account
Dalam Islam, fungsi pertama ini jelas bahwa uang hanya berfungsi
sebagai medium of exchange. Uang menjadi media untuk merubah
barang dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain, sehingga uang tidak
bisa dijadikan komoditi. Fungsi kedua dari uang dalam Islam adalah
sebagai unit of account13.
13
http://www.halalguide.info/content/view/335/46/, Senin, 19 Juli 2006
39
Imam Ghazali mengatakan bahwa dalam ekonomi barter sekalipun
uang tetap diperlukan. Seandainya uang tersebut tidak diterima sebagai
medium of exchange, uang tetap diperlukan sebagai unit of account,
misalnya untuk mengetahui apakah 3 buah topi sama dengan 1 durian?.
Fungsi ketiga dari uang sebagai store of value. Ketika teori konvensional
memasukkan satu dari fungsi uang adalah sebagai store of value di mana
termasuk
juga
adanya
motif
money
demand
for
speculation.
Hal ini tidak diperbolehkan dalam Islam. Islam memperbolehkan uang
untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga, namun menolak uang untuk
spekulas