Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kopi merupakan komoditas ekspor terpenting kedua dalam perdagangan global,
setelah minyak bumi. Kopi adalah komoditas pertanian yang diperdagangkan
paling meluas di dunia. Kopi dihasilkan oleh lebih dari 70 negara sedang
berkembang dimana 45 negara diantaranya memasok 97% produksi kopi dunia.
International Coffee Organization (ICO) menyatakan, pada tahun 2013, petani
kopi di seluruh dunia hanya akan memanen 145.194ribubag atau setara 8,7 juta
ton kopi. Suhu yang lebih tinggi dan curah hujan di bawah normal telah memicu
menjamurnya wabah jamur dan karat daun. Ia mengatakan, banyak petani juga
telah kehilangan 20 persen dari hasil panen mereka tahun ini. Harga kopi
berjangka jenis arabika yang diperdagangkan di ICE Futures, New York, Amerika
Serikat, turun 37 persen pada tahun 2012. Hal ini akibat melimpahnya produksi
kopi Brazil.Menyikap problem ini, pemerintah di negara-negara produsen kopi
telah
menyiapakan
anggaran
khusus.
Pemerintah
Guatemala
misalnya,
mengalokasikan anggaran 40 juta dolar AS untuk membantu petani mengatasi
kerugian. Sementara Presiden Chinchilla memastikan pemerintah Kosta Rika akan
memberikan bantuan kepada petani yang terkena dampak. Untuk memerangi
wabah jamur itu, petani kopi di negara-negara berkembang di Amerika Tengah
setidaknya membutuhkan dana 300 juta dolar AS.
Berikut adalah data negara produsen kopi dunia dan jenis kopi yang dihasilkan
tahun2013, dapat dilihat pada tabel 1:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Negara produsen kopi dunia dan jenis kopi yang dihasilkan tahun
2013
Produksi
No
Negara
Jenis Kopi
Ton
%
1
Brazil
2.949.120
35,83
Arabika > Robusta
2
Vietnam
1.650.000
14,5
Robusta > Arabika
3
Indonesia
700.020
6,8
Robusta > Arabika
4
Kolombia
660.000
6,35
Arabika
5
Ethopia
396.000
5,59
Arabika > Robusta
6
India
304.500
3,75
Arabika
7
Peru
260.040
3,61
Arabika > Robusta
8
Honduras
252.000
3,22
Arabika
9
Meksiko
234.000
2,96
Arabika
10
Uganda
216.000
2,94
Robusta > Arabika
11
Guatemala
187.800
2,45
Arabika
12
Nicaragua
900.000
1,38
Arabika
13
Costa Rica
86.220
1,34
Arabika
14
El Salvador
50.540
1,18
Robusta
15
Lainnya*
627.840
8,07
Robusta/Arabika
16
Dunia
8.711.640
100
Keterangan: > berarti lebih banyak, *) lebih dari 50 negara
Sumber: ICO (2013), http://www.ico.org.
Harga kopi Arabika di pasar Internasional dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan dan penurunan (berfluktuasi). Pada tahun 2013, harga kopi di terminal
New York mengalami penurunan, seperti dapat dilihat pada table 2 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Harga kopi Arabica di terminal New York Tahun 2013
Tahun
Harga Komposit ICO (US$/lbs)
Harga Kopi Arabika (US$/lbs)
2001
45.59
61.94
2002
47.74
60.43
2003
51.90
64.08
2004
62.15
80.15
2005
89.36
114.30
2006
95.75
113.95
2007
107.68
123.20
2008
124.25
138.32
2009
115.67
141.65
2010
147.24
194.40
2011
210.39
273.20
2012
156.34
187.52
2013
119.51
141.08
Sumber : ICO (2013), http//www.ico.com
Kopi menjadi salah satu komoditas ekspor penting dan penting pula artinya
sebagai sumber penghidupan petani kopi dan para pengusaha, yang berhubungan
dengan tata niaga kopi, dan karyawan perkebunan-perkebungan kopi. Sebagian
besar produksi kopi Indonesia merupakan komoditas perkebunan yang diekspor
ke pasar dunia.Selain itu, kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
memengang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia.Secara
Umum Kopi spesial Indonesia mempunyai full body dan keasaman relative
rendah . Setiap daerah pertumbuhan kopi di Indoneisa punya specific rasa dan
aroma yang khas. Alasan ke khasan kopi Indonesia adalah karena jenis tanah ,
ketinggian lahan, varietas kopi, dan metode proses kopi. Kombinasi antara alam
dan SDM merupakan faktor yang sangat mendukung pada kwalitas rasa dan kopi
dari setiap daerah. Indonesia adalah Negara kepulauan 17, 500 pulau , diantara
pulau pulau, hanya pulau besar yang punya ketinggian tertentu yang sangat cocok
untuk arabika. dari Timur sampai kebarat mulai dari Papua, Flores, Sulawesi,
Universitas Sumatera Utara
Bali, Java and Sumatra, merupakan tempat pertumbuhan kopi yang punya
kwalitas wahid. Dan sangat terkenal di dunia.
Dari total produksi, sekitar 67% kopi Indonesia diekspor sedangkan sisanya
(33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingkat konsumsi kopi dalam
negeri berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun 1989 adalah sebesar 500
gram/kapita/tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari AEKI tingkat konsumsi
kopi di Indonesia pada tahun 2012 telah mencapai 900 gram/kapita/tahun, data
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Data Konsumsi, Produksi, dan Produktivitas Kopi Indonesia
No
Tahun
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Kebutuhan
Kopi
(Kilogram)
Konsumsi Kopi
(Kg/kapita/tahun)
Produksi
(Kg/Kapita/
tahun)
Produktivitas
(Ton/ Ha)
1
2
3
4
5
2010
2011
2012
2013**
2014**
237,000,000
241,000,000
245,000,000
249,000,000
253,000,000
190,000,000
210,000,000
230,000,000
250,000,000
260,000,000
0.80
0.87
0.94
1.00
1.03
2,89
2,63
3,05
2,92
2,91
0,56
0,49
0,57
0,54
0,54
Sumber: Asosiasi Eksportir Dan Industri Kopi Indonesia
Keterangan:
** Estimasi
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat jumlah konsumsi kopi di Indonesia
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sementara jumlah produksi kopi di
Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan. Namun meskipun produksi kopi
berfluktuasi atau cenderung tidak stabil tetapi jumlah ini sudah mampu memenuhi
kebutuhan konsumsi
kopi Indonesia. Jika
dilihat dari data yang diperoleh
konsumsi kopi yang dibutuhkan Indonesia sebesar 0,80 kg/ kapita/tahun dengan
tingkat produksi 2,89 kg/kapita/tahun serta tingkat produktivitas sebesar 0,56
ton/Ha. Dalam
hal ini terjadi ketidakseimbangan antara kenaikan jumlah
Universitas Sumatera Utara
konsumsi dan produksi kopi jika dibandingkan dengan tingkat produktivitas
usahatani kopi yang menurun.Kopi merupakan komoditi penting secara global
jika dilihat dari nilai perdagangannya. Kopi memiliki kontribusi yang cukup besar
bagi perekonomian nasional khususnya sebagai sumber devisa, penyedia lapangan
kerja dan sebagai sumber pendapatan bagi petani ataupun pelaku ekonomi lainnya
yang terlibat baik dalam kegiatan on-farm maupun off-farm. Kopi merupakan
produk perkebunan yang mempunyai peluang pasar baik di dalam negeri maupun
luar negeri.Jenis produksi kopi Indonesia ini terdiri dari 75% merupakan jenis
kopi robusta, dan sekitar 25% kopi arabika. Sementara itu, ekspor kopi Indonesia
tahun ini diperkirakan sama seperti tahun lalu yang sekitar 400.000 ton. Selama
ini Indonesia mengekspor kopi ke lebih dari 80 negara. Diantaranya, Jerman,
Amerika Serikat, Jepang, Belgia, Italia, Inggris, Afrika, Timur Tengah, dan
negara-negara ASEAN seperti Filipina, Malaysia dan Singapura.Peluang dan
prospek kopi arabika di pasaran baik skala nasional maupun ekspor sangat
menjanjikan, sehingga pengembangan produksi kopi arabika di sejumlah daerah
di Indonesia harus didukung sepenuhnya. Volume dannilaiekspor kopi di
Indonesia, tahun 2000-2012 dapat dilihat pada tabel 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia 2012
Ekspor
Tahun
Volume (ton)
Nilai (000 US$)
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
340,887
250,818
325,009
323,52
344,077
445,829
413,5
321,404
468,749
510,898
432,721
338,817
326,256
188,493
223,916
258,795
294,113
503,836
586,877
636,319
991,458
824,015
812,36
1,019,513
2012
446,279
1,252,523
Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan, 2013
Pada tingkat nasional, Provinsi Sumatera Utara berada pada posisi keempatdalam
produksi total kopi arabika dan robusta. Produksi total Sumatera Utara padatahun
2010 mencapai 55 ribu ton. Produsen kopi terbesar di Indonesia adalahProvinsi
Lampung (145 ribu ton), disusul Sumatera Selatan (138 ribu ton) danBengkulu
(hampir 56 ribu ton). Dari sisi produktivitas, Provinsi Sumatera Utaradengan
produktivitas 1.022 kg/ha/tahun, menempati posisi kedua setelah NADdengan
produktivitas sebesar 1.158 kg/ha/tahun. Secara nasional, produktivitas kopidi
Indonesia adalah 780 kg/ha/tahun dalam bentuk kopi biji. Kabupaten penghasil
kopi arabika yang utama di Sumatera Utara adalah
Kabupaten Dairi, Tapanuli Utara, Simalungun, Karo, Humbang Hasundutan, Toba
Samosir, Samosir, dan Pakpak Bharat. Tabel 5 menyajikan kabupaten penghasil
kopi arabika di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Luas kebun, dan produktivitas kopi arabikadi Sumatera Utara
menurut kabupaten tahun 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kota/Kabupaten
Luas Areal (Ha)
Tapanuli Utara
8.662
Simalungun
4.830
Dairi
7.902
Humbahas
6.972
Karo
4.381
Tobasa
1.841
Samosir
2.506
Pakpak Barat
1.164
Deli Serdang
669
Madina
496
Jumlah
38.297
Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka 2013
Produksi (ton)
10.727
9.474
8.541
5.981
4.962
2.986
1.901
1.133
550
1.422
47.677
Kopi di Kabupaten Humbanghasudutan diperkirakan ditanam pertama kali di
daerah Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan Dologsanggul, Paranginan, Pollung,
Onanganjang (Ketinggian rata rata 1400-1700 mdpl) sekitar tahun 1800-an
dimana sudah ditemukan di Kecamatan ini varietas local yang sudah berusia
ratusan tahun. Dan juga Pemerintah Hindia Belanda di Batavia (Jawa)
memperluas penananam kopi arabica sampai ke daerah Sumatra Utara,
pegunungan Bukit barisan sekitar danau toba pada tahun 1800-an.
Kopi yang ditanam pertama kali adalah varietas Arabica (Tipyca) yang kemudian
dalam dalam bahasa local sering disebut varietas Lasuna, Garunggang, Djember.
Kemudian kopi Robusta juga masuk tahun 1900-an dan tahun 1988 ditemukan
varietas local unggul dari kecamatan Paranginan yaitu Varietas Sigarar Utang
(Arabica) yang
menjadi varietas nasional (Surat Keputusan Mentan no:
205/Kpts/SR.120/4/2005) Diperkirakan perkawinan silang alam dari Varietas
Typica (Lasuna) dengan Catimor dan akhir akhir ini ditanam luas sampai ke
kabupaten Sekitar Humbanghasundutan seperti, Taput, Tobasa, Simalungun,
Pakpak barat, Dairi dan Karo.
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah data Luas areal tanaman dan produksi perkebunan kopi Kabupaten
Humbang Hasundutan tahun 2008-2012, dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 6.Data Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi di Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2008-2012.
No
Tahun
Luas Tanaman (Ha)
Produksi (ton)
2008
7.540,00
6.234,38
1
2009
7.006,50
5.506,30
2
2010
7.089,50
5.680,10
3
2011
11.221,30
5.934,62
4
2012
11.248,30
5.981,82
5
Sumber: Data Statistik Perkebunan Sumatera Utara , 2013
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Berapa besar pendapatan bersih usahatani kopi arabika di daerah penelitian?
2. Bagaimana pengaruh harga di terminal New York terhadap harga di tingkat
petani dan pendapatan petani kopi di Kecamatan Lintongnihuta ?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis berapa besar pendapatan bersih usahatani kopi arabika di
daerah penelitian.
2. Untuk menganalisis pengaruh harga di terminal New York terhadap harga di
tingkat petani dan pendapatan petani kopi di Kecamatan Lintongnihuta.
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan
bagi petani kopi.
2.
Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan
dalam menentukan harga kopi dan pengembangan usaha tani kopi.
3.
Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak – pihak yang tertarik terhadap
penelitian
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kopi merupakan komoditas ekspor terpenting kedua dalam perdagangan global,
setelah minyak bumi. Kopi adalah komoditas pertanian yang diperdagangkan
paling meluas di dunia. Kopi dihasilkan oleh lebih dari 70 negara sedang
berkembang dimana 45 negara diantaranya memasok 97% produksi kopi dunia.
International Coffee Organization (ICO) menyatakan, pada tahun 2013, petani
kopi di seluruh dunia hanya akan memanen 145.194ribubag atau setara 8,7 juta
ton kopi. Suhu yang lebih tinggi dan curah hujan di bawah normal telah memicu
menjamurnya wabah jamur dan karat daun. Ia mengatakan, banyak petani juga
telah kehilangan 20 persen dari hasil panen mereka tahun ini. Harga kopi
berjangka jenis arabika yang diperdagangkan di ICE Futures, New York, Amerika
Serikat, turun 37 persen pada tahun 2012. Hal ini akibat melimpahnya produksi
kopi Brazil.Menyikap problem ini, pemerintah di negara-negara produsen kopi
telah
menyiapakan
anggaran
khusus.
Pemerintah
Guatemala
misalnya,
mengalokasikan anggaran 40 juta dolar AS untuk membantu petani mengatasi
kerugian. Sementara Presiden Chinchilla memastikan pemerintah Kosta Rika akan
memberikan bantuan kepada petani yang terkena dampak. Untuk memerangi
wabah jamur itu, petani kopi di negara-negara berkembang di Amerika Tengah
setidaknya membutuhkan dana 300 juta dolar AS.
Berikut adalah data negara produsen kopi dunia dan jenis kopi yang dihasilkan
tahun2013, dapat dilihat pada tabel 1:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Negara produsen kopi dunia dan jenis kopi yang dihasilkan tahun
2013
Produksi
No
Negara
Jenis Kopi
Ton
%
1
Brazil
2.949.120
35,83
Arabika > Robusta
2
Vietnam
1.650.000
14,5
Robusta > Arabika
3
Indonesia
700.020
6,8
Robusta > Arabika
4
Kolombia
660.000
6,35
Arabika
5
Ethopia
396.000
5,59
Arabika > Robusta
6
India
304.500
3,75
Arabika
7
Peru
260.040
3,61
Arabika > Robusta
8
Honduras
252.000
3,22
Arabika
9
Meksiko
234.000
2,96
Arabika
10
Uganda
216.000
2,94
Robusta > Arabika
11
Guatemala
187.800
2,45
Arabika
12
Nicaragua
900.000
1,38
Arabika
13
Costa Rica
86.220
1,34
Arabika
14
El Salvador
50.540
1,18
Robusta
15
Lainnya*
627.840
8,07
Robusta/Arabika
16
Dunia
8.711.640
100
Keterangan: > berarti lebih banyak, *) lebih dari 50 negara
Sumber: ICO (2013), http://www.ico.org.
Harga kopi Arabika di pasar Internasional dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan dan penurunan (berfluktuasi). Pada tahun 2013, harga kopi di terminal
New York mengalami penurunan, seperti dapat dilihat pada table 2 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Harga kopi Arabica di terminal New York Tahun 2013
Tahun
Harga Komposit ICO (US$/lbs)
Harga Kopi Arabika (US$/lbs)
2001
45.59
61.94
2002
47.74
60.43
2003
51.90
64.08
2004
62.15
80.15
2005
89.36
114.30
2006
95.75
113.95
2007
107.68
123.20
2008
124.25
138.32
2009
115.67
141.65
2010
147.24
194.40
2011
210.39
273.20
2012
156.34
187.52
2013
119.51
141.08
Sumber : ICO (2013), http//www.ico.com
Kopi menjadi salah satu komoditas ekspor penting dan penting pula artinya
sebagai sumber penghidupan petani kopi dan para pengusaha, yang berhubungan
dengan tata niaga kopi, dan karyawan perkebunan-perkebungan kopi. Sebagian
besar produksi kopi Indonesia merupakan komoditas perkebunan yang diekspor
ke pasar dunia.Selain itu, kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
memengang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia.Secara
Umum Kopi spesial Indonesia mempunyai full body dan keasaman relative
rendah . Setiap daerah pertumbuhan kopi di Indoneisa punya specific rasa dan
aroma yang khas. Alasan ke khasan kopi Indonesia adalah karena jenis tanah ,
ketinggian lahan, varietas kopi, dan metode proses kopi. Kombinasi antara alam
dan SDM merupakan faktor yang sangat mendukung pada kwalitas rasa dan kopi
dari setiap daerah. Indonesia adalah Negara kepulauan 17, 500 pulau , diantara
pulau pulau, hanya pulau besar yang punya ketinggian tertentu yang sangat cocok
untuk arabika. dari Timur sampai kebarat mulai dari Papua, Flores, Sulawesi,
Universitas Sumatera Utara
Bali, Java and Sumatra, merupakan tempat pertumbuhan kopi yang punya
kwalitas wahid. Dan sangat terkenal di dunia.
Dari total produksi, sekitar 67% kopi Indonesia diekspor sedangkan sisanya
(33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingkat konsumsi kopi dalam
negeri berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun 1989 adalah sebesar 500
gram/kapita/tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari AEKI tingkat konsumsi
kopi di Indonesia pada tahun 2012 telah mencapai 900 gram/kapita/tahun, data
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Data Konsumsi, Produksi, dan Produktivitas Kopi Indonesia
No
Tahun
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Kebutuhan
Kopi
(Kilogram)
Konsumsi Kopi
(Kg/kapita/tahun)
Produksi
(Kg/Kapita/
tahun)
Produktivitas
(Ton/ Ha)
1
2
3
4
5
2010
2011
2012
2013**
2014**
237,000,000
241,000,000
245,000,000
249,000,000
253,000,000
190,000,000
210,000,000
230,000,000
250,000,000
260,000,000
0.80
0.87
0.94
1.00
1.03
2,89
2,63
3,05
2,92
2,91
0,56
0,49
0,57
0,54
0,54
Sumber: Asosiasi Eksportir Dan Industri Kopi Indonesia
Keterangan:
** Estimasi
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat jumlah konsumsi kopi di Indonesia
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sementara jumlah produksi kopi di
Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan. Namun meskipun produksi kopi
berfluktuasi atau cenderung tidak stabil tetapi jumlah ini sudah mampu memenuhi
kebutuhan konsumsi
kopi Indonesia. Jika
dilihat dari data yang diperoleh
konsumsi kopi yang dibutuhkan Indonesia sebesar 0,80 kg/ kapita/tahun dengan
tingkat produksi 2,89 kg/kapita/tahun serta tingkat produktivitas sebesar 0,56
ton/Ha. Dalam
hal ini terjadi ketidakseimbangan antara kenaikan jumlah
Universitas Sumatera Utara
konsumsi dan produksi kopi jika dibandingkan dengan tingkat produktivitas
usahatani kopi yang menurun.Kopi merupakan komoditi penting secara global
jika dilihat dari nilai perdagangannya. Kopi memiliki kontribusi yang cukup besar
bagi perekonomian nasional khususnya sebagai sumber devisa, penyedia lapangan
kerja dan sebagai sumber pendapatan bagi petani ataupun pelaku ekonomi lainnya
yang terlibat baik dalam kegiatan on-farm maupun off-farm. Kopi merupakan
produk perkebunan yang mempunyai peluang pasar baik di dalam negeri maupun
luar negeri.Jenis produksi kopi Indonesia ini terdiri dari 75% merupakan jenis
kopi robusta, dan sekitar 25% kopi arabika. Sementara itu, ekspor kopi Indonesia
tahun ini diperkirakan sama seperti tahun lalu yang sekitar 400.000 ton. Selama
ini Indonesia mengekspor kopi ke lebih dari 80 negara. Diantaranya, Jerman,
Amerika Serikat, Jepang, Belgia, Italia, Inggris, Afrika, Timur Tengah, dan
negara-negara ASEAN seperti Filipina, Malaysia dan Singapura.Peluang dan
prospek kopi arabika di pasaran baik skala nasional maupun ekspor sangat
menjanjikan, sehingga pengembangan produksi kopi arabika di sejumlah daerah
di Indonesia harus didukung sepenuhnya. Volume dannilaiekspor kopi di
Indonesia, tahun 2000-2012 dapat dilihat pada tabel 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia 2012
Ekspor
Tahun
Volume (ton)
Nilai (000 US$)
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
340,887
250,818
325,009
323,52
344,077
445,829
413,5
321,404
468,749
510,898
432,721
338,817
326,256
188,493
223,916
258,795
294,113
503,836
586,877
636,319
991,458
824,015
812,36
1,019,513
2012
446,279
1,252,523
Sumber: Direktorat Jendral Perkebunan, 2013
Pada tingkat nasional, Provinsi Sumatera Utara berada pada posisi keempatdalam
produksi total kopi arabika dan robusta. Produksi total Sumatera Utara padatahun
2010 mencapai 55 ribu ton. Produsen kopi terbesar di Indonesia adalahProvinsi
Lampung (145 ribu ton), disusul Sumatera Selatan (138 ribu ton) danBengkulu
(hampir 56 ribu ton). Dari sisi produktivitas, Provinsi Sumatera Utaradengan
produktivitas 1.022 kg/ha/tahun, menempati posisi kedua setelah NADdengan
produktivitas sebesar 1.158 kg/ha/tahun. Secara nasional, produktivitas kopidi
Indonesia adalah 780 kg/ha/tahun dalam bentuk kopi biji. Kabupaten penghasil
kopi arabika yang utama di Sumatera Utara adalah
Kabupaten Dairi, Tapanuli Utara, Simalungun, Karo, Humbang Hasundutan, Toba
Samosir, Samosir, dan Pakpak Bharat. Tabel 5 menyajikan kabupaten penghasil
kopi arabika di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Luas kebun, dan produktivitas kopi arabikadi Sumatera Utara
menurut kabupaten tahun 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kota/Kabupaten
Luas Areal (Ha)
Tapanuli Utara
8.662
Simalungun
4.830
Dairi
7.902
Humbahas
6.972
Karo
4.381
Tobasa
1.841
Samosir
2.506
Pakpak Barat
1.164
Deli Serdang
669
Madina
496
Jumlah
38.297
Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka 2013
Produksi (ton)
10.727
9.474
8.541
5.981
4.962
2.986
1.901
1.133
550
1.422
47.677
Kopi di Kabupaten Humbanghasudutan diperkirakan ditanam pertama kali di
daerah Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan Dologsanggul, Paranginan, Pollung,
Onanganjang (Ketinggian rata rata 1400-1700 mdpl) sekitar tahun 1800-an
dimana sudah ditemukan di Kecamatan ini varietas local yang sudah berusia
ratusan tahun. Dan juga Pemerintah Hindia Belanda di Batavia (Jawa)
memperluas penananam kopi arabica sampai ke daerah Sumatra Utara,
pegunungan Bukit barisan sekitar danau toba pada tahun 1800-an.
Kopi yang ditanam pertama kali adalah varietas Arabica (Tipyca) yang kemudian
dalam dalam bahasa local sering disebut varietas Lasuna, Garunggang, Djember.
Kemudian kopi Robusta juga masuk tahun 1900-an dan tahun 1988 ditemukan
varietas local unggul dari kecamatan Paranginan yaitu Varietas Sigarar Utang
(Arabica) yang
menjadi varietas nasional (Surat Keputusan Mentan no:
205/Kpts/SR.120/4/2005) Diperkirakan perkawinan silang alam dari Varietas
Typica (Lasuna) dengan Catimor dan akhir akhir ini ditanam luas sampai ke
kabupaten Sekitar Humbanghasundutan seperti, Taput, Tobasa, Simalungun,
Pakpak barat, Dairi dan Karo.
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah data Luas areal tanaman dan produksi perkebunan kopi Kabupaten
Humbang Hasundutan tahun 2008-2012, dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 6.Data Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi di Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2008-2012.
No
Tahun
Luas Tanaman (Ha)
Produksi (ton)
2008
7.540,00
6.234,38
1
2009
7.006,50
5.506,30
2
2010
7.089,50
5.680,10
3
2011
11.221,30
5.934,62
4
2012
11.248,30
5.981,82
5
Sumber: Data Statistik Perkebunan Sumatera Utara , 2013
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Berapa besar pendapatan bersih usahatani kopi arabika di daerah penelitian?
2. Bagaimana pengaruh harga di terminal New York terhadap harga di tingkat
petani dan pendapatan petani kopi di Kecamatan Lintongnihuta ?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis berapa besar pendapatan bersih usahatani kopi arabika di
daerah penelitian.
2. Untuk menganalisis pengaruh harga di terminal New York terhadap harga di
tingkat petani dan pendapatan petani kopi di Kecamatan Lintongnihuta.
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan
bagi petani kopi.
2.
Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan
dalam menentukan harga kopi dan pengembangan usaha tani kopi.
3.
Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak – pihak yang tertarik terhadap
penelitian
Universitas Sumatera Utara