Analisis dan Karakterisasi Kitosan Bead Manik dengan Ikatan Silang Glutaraldehida Sebagai Adsorben untuk Menurunkan Kadar Ion Logamcadmium(Cd2+)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Dewasa ini aplikasi kitin dan kitosan sangat banyak dan meluas. Dibidang industri
kitin dan kitosan berperan antara lain sebagai koagulan polielektrolit pengolahan
limbah cair ,pengikat dan penjerap ion logam, mikroorganisme, mikroalga,
pewarna residu pestisida, lemak, tanin, dan lain sebagainya, sementara dibidang
pertanian dan pangan kitin dan kitosan digunakan antara lain untuk pencampuran
ransum pakan ternak, antimikrob, anti jamur serat bahan pangan, penstabilisasi
pembentuk gel, pembentuk tekstur, pengental, pengemulsi produk olahan pangan,
pembawa zat aditif makanan. Sedangkan dalam bidang farmasi dan kedokteran
kitosan dapat digunakan sebagai bahan pembuat obat-obatan, anti tumor, anti
virus, pembuluh darah kulit dan ginjal sintetik, aditif kosmetik, anti infeksi,
pembalut luka dan benang bedah yang mudah diserap (Sugita, 2009)
Modifikasi kitosan sebagai adsorben dapat berada dalam berbagai bentuk, antara
lain bentuk butir, serpih, hidrogel, membran(film). Kitosan sebagai adsorben

sering dimanfaatkan untuk proses adsorpsi ion logam berat. . Kemampuan kitin
dan kitosan dalam mengadsorpsi logam berat dipengaruhi oleh jumlah gugus –
NH2 yang ditunjukkan oleh derajat deasetilasi. Kitosan dapat disintesis menjadi
kitosan bead yang tidak larut dalam asam sehingga dapat dimanfaatkan lebih luas.
Adanya asam lemah encer dalam matriks kitosan bead menyebabkan gugus –NH2
kitosan bead memiliki afinitas lebih tinggi dibanding kitosan. Afinitas yang
dimiliki kitosan bead menyebabkan meningkatnya kemampuan kitosan bead
dalam mengadsorpsi logam berat. Kemampuan penjerapan dapat ditingkatkan
dengan penambahan agen pengikat silang seperti glutaraldehida (Rao et al, 2008)

Universitas Sumatera Utara

Berbagai modifikasi kitosan telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang salah
satunya sebagai adsorben logam-logam berat seperti penelitian oleh Antuni, dkk
melakukan penelitian mengenai “Penggunaan kitosan dari cangkang udang untuk
penjerapan berbagai logam berat dan diperoleh hasil efesiensi penjerapan kitosan
yang optimum berturut-turut untuk logam Cr, Fe, Cu, Ni dan Zn adalah 98,44%
untuk berat kitosan 0,375 gram), 99,21% (0,5 gram); 58,62% (0,375 gram);
99,65% (0,375); 56% (0,5 gram) dan pada tahun 2012 Indah, L melakukan
Modifikasi kitosan menjadi kitosan glutaraldehid untuk meningkatkan daya serap

terhadap ion logam (Cu2+) mengalami penurunan konsentrasi sebesar 73%.

Berdasarkan latar belakang ini peneliti tertarik untuk memodifikasi kitosan
dengan mengikatsilangkannya dengan Glutaraldehida untuk penyerapan logam
Cadmium (Cd2+) berdasarkan variasi waktu.

1.2.

Permasalahan
1. Bagaimana modifikasi kitosan menjadi kitosan bead yang terikatsilang
dengan Glutaraldehida?
2. Bagaimana pengaruh daya serap kitosan terhadap logam berat Cd 2+?
3. Berapakah waktu kontak optimum penyerapan ion Cd 2+ menggunakan
kitosan bead yang diikatsilang dengan Glutaraldehida

1.3.
1.
2.
3.
4.

5.

Pembatasan Masalah
Sampel yang digunakan adalah kitosan dari limbah kulit udang
Modifikasi kitosan dibuat menjadi kitosan bentuk bead/manik
Kitosan bead diikatsilangkan dengan menggunakan Glutaraldehida
Konsentrasi ion Cd2+ yang digunakan dalam percobaan adalah
5 mg/L sebanyak 50 mL
Penyerapan logam berdasarkan perbandingan variasi waktu kontak

Universitas Sumatera Utara

1.4.

Tujuan Penelitian
1

Untuk mengetahui modifikasi kitosan menjadi kitosan bead yang
terikatsilang dengan Glutaraldehida.
2 Untuk mengetahui pengaruh daya serap kitosan bead Glutaraldehid

terhadap logam berat Cd2+ .
3 Untuk mengetahui waktu kontak optimum
penyerapan ion Cd 2+
menggunakan kitosan bead Glutaraldehida.

1.5.

Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah

satu informasi ilmiah bahwa modifikasi kitosan bead/manik yang diikatsilangkan
hlutaraldehida untuk penanggulangan pencemaran logam berat

seperti logam

Cd2+ berdasarkan waktu kontak optimum.

1.6.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Analisis
gugus fungsi menggunakan spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR)
di Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Gajah Mada. Analisa logam Cadmium dilakukan di Badan Riset
Nasional dan Standarisasi(BARISTAND) Medan.

Universitas Sumatera Utara

1.7.

Metodologi Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen laboratorium.
2. Pembuatan kitosan bead/manik dengan cara menimbang kitosan dan
dilarutkan dalam asam asetat 5% dengan ratio perbandingan 1:40 dan
selanjutnya diteteskan dalam larutan NaOH 2 M hingga terbentuk
bead. kemudian dicuci dengan aquades dan dikeringkan. Kitosan bead
diikatsilangkan dengan glutaraldehida dan perendaman selama 24 jam
dengan perbandingan 1,5 ml/g kitosan bead. Hasil dikarakterisasi

dengan spektrofotometer FTIR.
3. Analisa logam Cd2+ sebelum dan sesudah penyerapan dengan kitosan
dianalisa dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Variabel terikat meliputi:
a) Konsentrasi ion Cd2+ yang digunakan adalah 5 mg/L
b) Volume ion Cd2+ yang digunakan pada penyerapan adalah 50 mL
c) Metode penyerapan dengan menggunakan alat kolom berdasarkan
perendaman variasi waktu kontak
2. Variabel bebas meliputi
a) Waktu kontak yang digunakan pada proses penyerapan adalah
15, 30, 45,dan 60 menit.

Universitas Sumatera Utara