Evaluasi Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Matiti, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

11

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Laju kerusakan hutan di Indonesia yang sangat tinggi hingga saat ini tidak
berimbang dengan kemampuan pemulihannya yang rendah. Untuk mengatasi
masalah ini, pemerintah mencoba sistem pengelolaan hutan yang melibatkan
masyarakat sebagai aktor utamanya yaitu PHBM (Pengelolaan hutan berbasis
masyarakat). Asumsinya adalah apabila masyarakat (lokal) diberi peran dalam hal
ketersediaan sumberdaya alam di masa datang, maka mereka akan ikut
melindunginya terlebih dengan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat tersebut.
Skema PHBM dibedakan berdasarkan status kawasannya yaitu kawasan hutan
negara dan hutan hak. Skema PHBM di kawasan hutan negara antara lain adalah
Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD)
dan Hutan Adat, sedangkan skema PHBM di hutan hak milik adalah Hutan
Rakyat (HR).
Skema-skema PHBM tersebut diharapkan mampu mengurangi laju
kerusakan hutan di Indonesia. Selain untuk kepentingan ekologi, manfaat lainnya
adalah dari segi ekonomi yaitu demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal serta fungsi sosial karena perlu adanya keseimbangan antara kepentingan

ekonomi masyarakat dengan kepentingan ekologi sebagai dua elemen penting
dalam pengelolaan hutan secara lestari.
Dolok Sanggul yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Humbang
Hasundutan adalah salah satu daerah di Sumatera Utara yang masyarakatnya
banyak menggunakan lahan hak milik mereka menjadi hutan rakyat. Pada tahun

1
Universitas Sumatera Utara

12

2012 di Dolok Sanggul resmi didirikan suatu unit kelola hutan rakyat yaitu
Koperasi Serba Usaha (KSU) Hutan Mas. Masyarakat yang menjadi anggota
KSU Hutan Mas ini terdiri dari tiga desa yaitu Desa Matiti I, Desa Matiti II dan
Desa Sosor Tambok. KSU Hutan Mas merupakan unit usaha yang pertama kali
menerapkan Standar Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) di Provinsi Sumatera
Utara. Keberhasilan mendapatkan SVLK ini merupakan suatu jawaban atas
tantangan permintaan pasar global yang menginginkan kayu dari sumber yang
legal. Disamping itu, manfaat penerapannya adalah untuk menyelamatkan hutan
dari pembalakan liar, menekan laju deforestasi, juga menekan merosotnya

cadangan karbon.
Pengelolaan hutan rakyat oleh KSU Hutan Mas di Dolok Sanggul ini perlu
dievaluasi bagaimana efektifitas dan efesiensinya terhadap tujuan awal
pembangunan PHBM yaitu terkait kelestarian hutan yang dikelola. Evaluasi atau
penilaian kelestarian hutan di suatu daerah dapat ditinjau dari beberapa prinsip
pengelolaan hutan oleh masyarakat secara lestari (PHML) yang dikemukakan
Ritchie, dkk. (2001). Ada empat prinsip PHML yang disebutkan yaitu
kesejahteraan masyarakat terjamin, kesejahteraan rakyat terjamin, kesehatan hutan
terjamin, dan yang terakhir yaitu lingkungan eksternal mendukung PHML.

Rumusan Masalah
Salah satu tujuan PHBM adalah terjaminnya kelestarian hutan yang
dikelola oleh masyarakat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terkait kelestarian hutan rakyat di Kecamatan Dolok Sanggul yang akan

Universitas Sumatera Utara

13

dikaji berdasarkan kriteria dan indikator dari Ritchie, dkk., (2001) yakni prinsip

PHML ketiga yaitu kesehatan hutan terjamin, dimana prinsip ini memberikan
gambaran bahwa seluruh lansekap ada dalam kondisi yang baik sebagai hasil dari
sistem pengelolaan yang ditetapkan dan prinsip PHML keempat yaitu lingkungan
eksternal mendukung PHML, dimana prinsip ini menangkap ide bahwa dalam
upaya pengelolaan secara lestari, masyarakat didukung oleh badan-badan
eksternal seperti pemerintah beserta lembaganya dan LSM.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi pengelolaan
hutan rakyat di Desa Matiti, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang
Hasundutan oleh Koperasi Serba Usaha (KSU) Hutan Mas berdasarkan kriteria
dan indikator PHML dengan prinsip kesehatan hutan terjamin dan lingkungan
eksternal mendukung PHML menurut Ritchie, dkk., (2001).
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai:
1.

Bahan masukan kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya mengenai
kondisi hutan rakyat serta sebagai bahan pertimbangan demi merumuskan
strategi pengembangan hutan rakyat di Dolok Sanggul.


2.

Sebagai bahan informasi bagi masyarakat sekitar hutan mengenai tingkat
kelestarian hutan rakyat.

Universitas Sumatera Utara

14

Batasan Penelitian
1. Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat pemilik
hutan rakyat anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Hutan Mas.
2. Kriteria dan indikator (K&I) yang dipakai dalam evaluasi pengelolaan hutan
rakyat adalah prinsip kesehatan hutan terjamin dan prinsip lingkungan
eksternal mendukung PMHL menurut Ritchie, dkk., (2001).

Universitas Sumatera Utara