Analisis Potensi Ekonomi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Nias Selatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Aspek kesejahteraan masyarakat suatu wilayah baik Nasional, Provinsi
maupun Kabupaten/Kota dapat diukur dari pertumbuhan ekonomi wilayah terkait,
pendapatan perkapita, laju inflasi, ketimpangan kemakmuran, pemerataan
pendapatan maupun ketimpangan regional. Suatu wilayah dikatakan maju dan
mengalami pembangunan daerah apabila telah memiliki tolak ukur tersebut di atas
dengan nilai tinggi dalam suatu periode secara berkelanjutan.
Sejak berlakunya otonomi daerah di Indonesia yang paling penting bagi
pembangunan daerah dewasa ini adalah meningkatnya motivasi antar daerah,
mengaktualisasikan diri sebagai daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi melalui pemberdayaan potensi ekonomi lokal dengan
mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang bersandarkan kepada kekuatankekuatan
daerah
dan
memanfaatkan
peluang-peluang
yang
ada
untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial yaitu kemakmuran dan keadilan (Tri, 2014).
Menurut Widodo (2006) pembangunan ekonomi akan optimal apabila
didasarkan pada keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keunggulan
kompetitif (competitive advantage). Keunggulan komparatif lebih menekankan
kepemilikan sumber ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan suatu daerah,
seperti kepemilikan sumber daya alam, sumber daya manusia, infrastruktur dan
lain-lain. Sedangkan keunggulan kompetitif lebih menekankan pada efisiensi
17
Universitas Sumatera Utara
pengelolaan (manajeman perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan) penggunaan
sumber daya-sumber daya tersebut dalam produksi, konsumsi dan distribusi.
Dalam pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah dibutuhkan
kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous
development), dengan menggunakan potensi sumber daya lokal. Identifikasi
sektor/ subsektor ekonomi potensial menjadi kebutuhan bagi optimalisasi proses
dan keberhasilan pembangunan ekonomi dimaksud. Pembangunan daerah harus
sesuai dengan kondisi potensial serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan
berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai
dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan
sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat
mengakibatkan
lambatnya
proses
pertumbuhan
ekonomi
daerah
yang
bersangkutan (Harahap, 2014).
Bila dilihat dari potensi ekonomi daerah, Kabupaten Nias Selatan merupakan
salah satu Kabupaten yang memiliki kekayaan sumber daya di Provinsi Sumatera
Utara. Dan tentu hasil kekayaan alam tersebut berkontribusi pada Produk
Domestik Regional Bruto di tingkat daerah maupun provinsi.
Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah
adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan. Kabupaten Nias Selatan merupakan
kabupaten yang memiliki PDRB atas harga berlaku yang terus meningkat dari
tahun ke tahun berdasarkan Tabel di bawah. Dimana pada tahun 2011 nilai PDRB
mencapai 2.442,56 milyar rupiah dan terus meningkat hingga tahun 2013
mencapai 2.947,37 milyar rupiah.
9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 PDRB ADHB menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
(milyar rupiah), Tahun 2012-2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Kabupaten/Kota
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhanbatu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang
Hasundutan
Pakpak Bharat
Samosir
Serdang Bedagai
Batubara
Padang Lawas
Utara
Padang Lawas
Labuhanbatu
Selatan
Labuhanbatu Utara
Nias Utara
Nias Barat
Sibolga
Tanjungbalai
Pematangsiantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai
Padangsidempuan
Gunungsitoli
Jumlah
2011
1.299,65
4.288,09
3.574,75
2.572,24
4.157,53
3.857,58
8.550,34
13.650,24
11.627,58
4.226,28
7.634,39
45.125,83
19.565,25
2.442,56
2.791,90
2012
1.439,73
4.851,57
3.988,80
2.880,75
4.564,75
4.395,21
9.602,61
15.376,29
13.055,30
4.731,42
8.512,71
50.674,73
22.166,50
2.678,83
3.179,57
2013
1.638,83
5.573,13
4.485,93
3.304,28
5.121,10
5.010,99
10.894,86
17.525,62
14.694,53
5.345,42
9.550,52
59.862,75
25.189,51
2.947,37
3.612,23
373,19
1.835,40
10.905,56
18.994,98
1.957,90
420,52
2.019,69
12.313,15
20.905,89
2.189,62
479,46
2.240,76
14.041,79
22.418,91
2.487,98
1.850,14
7.101,85
2.067,67
8.027,79
2.333,84
9.189,50
8.094,36
1.293,29
673,15
1.698,29
3.365,07
4.517,92
2.608,54
93.462,49
5.701,43
2.304,04
2.305,74
314.372,44
9.169,79
1.428,39
747,01
1.884,71
3.677,38
4.877,52
2.964,02
105.110,72
6.593,39
2.561,64
2.543,60
351.091,36
10.501,60
1.618,49
844,57
2.125,85
4.025,36
5.281,37
3.453,99
119.715,48
7.428,96
2.866,37
2.927,31
403.933,05
Sumber: Nias Selatan Dalam Angka, 2014
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari 33 Kabupaten/Kota di
provinsi Sumatera Utara dari tahun 2011 sampai dengan 2013 memiliki rata-rata
10
Universitas Sumatera Utara
yang sangat berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. PDRB tertinggi
ditunjukkan oleh daerah kota Medan lalu disusul Kabupaten Deli Serdang dan
Langkat. Sedangkan untuk Kabupaten Nias Selatan terlihat masih menunjukkan
angka PDRB yang cukup rendah dari tahun ke tahun secara keseluruhan.
Berdasarkan keputusan DPRD Kabupaten Nias Nomor: 02/KPTS/2000
tanggal 1 Mei 2000 tentang persetujuan pemekaran Kabupaten Nias menjadi dua
Kabupaten, Keputusan DPRD Propinsi Sumatera Utara Nomor: 19/K/2002
tanggal 25 Agustus 2002, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun
2002 tanggal 25 Februari 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2002 tanggal 28 Juli 2003, maka
Kabupaten Nias resmi dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Nias
dan Kabupaten Nias Selatan.
Setelah pemekaran, maka Kabupaten Nias Selatan terdiri atas cakupan
wilayah 18 Kecamatan, yaitu: Hibala, Pulau-Pulau Batu, Pulau-Pulau Batu Timur,
Telukdalam, Fanayama, Toma, Maniamolo, Mazino, Amandraya, Aromo, Lahusa,
Gomo, Susua, Mazo, Umbunasi, Lolomatua, Lolowau dan Hilimegai.
Kabupaten Nias Selatan kembali terjadi pemekaran, yang kemudian terdiri
dari 35 kecamatan, 459 desa dan 2 kelurahan. Kabupaten Nias Selatan memiliki
jumlah pulau sebanyak 104 pulau, diantaranya 21 pulau telah dihuni manusia dan
83 pulau belum dihuni oleh manusia. Kabupaten Nias Selatan sebagai daerah
pariwisata memiliki Desa wisata sebanyak 17 desa dan memiliki wisata alam lain
diantaranya air terjun dan lain sebagainya. Kabupaten Nias Selatan merupakan
daerah maritim penghasil ikan juga merupakan daerah penghasil tanaman
11
Universitas Sumatera Utara
pertanian seperti kelapa, karet, kakao, kelapa sawit yang juga masih dalam proses
pengambangan (Badan Pusat Statistik, 2014).
Kondisi alam/topografi Kabupaten Nias Selatan pada umumnya berbukitbukit yang sempit dan terjal serta pegunungannya di atas permukaan laut
bervariasi antara 0-800 m, terdiri dari dataran rendah sampai bergelombang
mencapai 20 %, dari tanah bergelombang sampai berbukit-bukit 28,8 % dan dari
berbukit sampai pegunungan 51,2 % dari keseluruhan luas daratan.
Tabel 1.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Nias Selatan, Tahun 2013
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Kecamatan
Hibala
Pulau Pulau Batu
Pulau Pulau Batu
Timur
Telukdalam
Fanayama
Toma
Maniamolo
Mazino
Amandraya
Aramo
Lahusa
Gomo
Susua
Mazo
Umbunasi
Lolomatua
Lolowau
Hilimegai
Jumlah
Luas
(km2)
461,01
138,83
267,54
Jumlah
Penduduk
9.696
16.529
2.520
52,50
77,83
33,70
46,34
30,41
91,03
62,78
145,89
77,32
22,15
33,25
29,03
108,36
122,24
24,99
1.825,20
29.656
20.135
8.182
13.662
8.442
17.363
7.903
35.661
25.445
15.190
15.387
8.004
25.557
30.731
5.905
295.968
Sumber: Nias Selatan Dalam Angka, 2014
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa masing-masing luas
wilayah dan jumlah penduduk pada 18 kecamatan di Kabupaten Nias Selatan
menunjukkan angka yang relatif berbeda. Pada tahun 2013, kecamatan Hibala
adalah memiliki wilayah terluas dibandingkan kecamatan lainnya sebesar 461,01
12
Universitas Sumatera Utara
km2 dan Susua adalah wilayah tersempit pada tahun tersebut 22,15 km2.
Sedangkan untuk jumlah penduduk kecamatan Lahusa memiliki populasi
terbanyak dibandingkan kecamatan lainnya sebesar 35.435 jiwa dan Pulau Pulau
Batu Timur merupakan kecamatan yang memiliki populasi terendah pada tahun
2013 sebesar 2.520 jiwa. Luas wilayah menentukan jumlah populasi tertentu
setiap kecamatan dalam kurun waktu tertentu.
Tabel 1.3 PDRB ADHB Menurut Kabupaten/Kota Sekepulauan Nias
Provinsi Sumatera Utara (milyar rupiah), Tahun 2011-2013
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Kabupaten/Kota
Nias
Nias Selatan
Nias Utara
Nias Barat
Gunungsitoli
Jumlah
2011
1.299,65
2.442,56
1.293,29
673,15
2.305,74
8.014,39
2012
1.439,73
2.678,83
1.428,39
747,01
2.543,60
8.837,56
2013
1.638,83
2.947,37
1.618,49
844,57
2.927,31
9.976,57
Sumber: Nias Selatan Dalam Angka, 2014
Berdasarkan Perpres No. 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan,
Penghapusan dan Penggabungan Daerah bahwa pemekaran daerah adalah
pemecahan Provinsi atau Kabupaten/Kota menjadi dua daerah atau lebih. Dengan
tujuan mewujudkan kemandirian daerah yang diantaranya: 1) meningkatkan
pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat. 2) memperkokoh basis ekonomi
rakyat. 3) mengatur perimbangan keuangan daerah dan pusat. 4) membuka
peluang dan lapangan pekerjaan, dan 5) memberikan peluang daerah mendapatkan
investor secara langsung.
Mengingat kemajuan ekonomi sekecamatan Kabupaten Nias Selatan akan
memberikan dampak kepada kemajuan ekonomi Kabupaten/Kota lainnya di
provinsi Sumatera Utara, maka penulis tertarik untuk menganalisis penentuan
sektor unggulan perekonomian wilayah dan pola perubahan serta pertumbuhan
13
Universitas Sumatera Utara
sektoral dalam perekonomian sekecamatan Kabupaten Nias Selatan dengan judul
“Analisis Potensi Ekonomi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Nias Selatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana perkembangan potensi ekonomi geografi wilayah kecamatan di
Kabupaten Nias Selatan di setiap sektor dan level komoditi ?
2.
Bagaimana
perkembangan
demografi
dan
ketenagakerjaan
wilayah
kecamatan di Kabupaten Nias Selatan ?
3.
Bagaimana perkembangan potensi dari komoditi kejenuhan wilayah
kecamatan di Kabupaten Nias Selatan ?
4.
Bagaimana daya dukung pasar input dan output wilayah kecamatan di
Kabupaten Nias Selatan ?
5.
Bagaimana kesempatan kerja, infrastruktur dasar dan kelembagaan wilayah
kecamatan di Kabupaten Nias Selatan ?
6.
Bagaimana membangkitkan kegiatan ekonomi kedepan dan kebelakang
wilayah kecamatan di Kabupaten Nias Selatan ?
7.
Bagaimana keterkaitan daerah untuk wilayah kecamatan di Kabupaten Nias
Selatan dengan daerah lainnya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka ditetapkan tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menganalisis :
14
Universitas Sumatera Utara
1.
Perkembangan potensi ekonomi geografi wilayah kecamatan di Kabupaten
Nias Selatan di setiap sektor dan level komoditi.
2.
Perkembangan demografi dan ketenagakerjaan wilayah kecamatan di
Kabupaten Nias Selatan.
3.
Perkembangan potensi dari komoditi kejenuhan di kecamatan Kabupaten
Nias Selatan.
4.
Daya dukung pasar input dan output wilayah kecamatan di Kabupaten Nias
Selatan.
5.
Kesempatan kerja, infrastruktur dasar dan kelembagaan wilayah kecamatan di
Kabupaten Nias Selatan.
6.
Bagaimana membangkitkan kegiatan ekonomi kedepan dan kebelakang
wilayah kecamatan di Kabupaten Nias Selatan.
7.
Keterkaitan daerah untuk wilayah kecamatan di Kabupaten Nias Selatan
dengan daerah lainnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi pemerintah, untuk mengevaluasi arah kebijakan ekonomi pemerintah
daerah, terutama dalam rangka perencanaan ekonomi makro regional
khususnya kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Nias Selatan.
2.
Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk
penetapan kebijakan yang akan datang yang berkaitan dengan pembangunan
regional khususnya wilayah kecamatan di Kabupaten Nias Selatan.
15
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Aspek kesejahteraan masyarakat suatu wilayah baik Nasional, Provinsi
maupun Kabupaten/Kota dapat diukur dari pertumbuhan ekonomi wilayah terkait,
pendapatan perkapita, laju inflasi, ketimpangan kemakmuran, pemerataan
pendapatan maupun ketimpangan regional. Suatu wilayah dikatakan maju dan
mengalami pembangunan daerah apabila telah memiliki tolak ukur tersebut di atas
dengan nilai tinggi dalam suatu periode secara berkelanjutan.
Sejak berlakunya otonomi daerah di Indonesia yang paling penting bagi
pembangunan daerah dewasa ini adalah meningkatnya motivasi antar daerah,
mengaktualisasikan diri sebagai daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi melalui pemberdayaan potensi ekonomi lokal dengan
mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang bersandarkan kepada kekuatankekuatan
daerah
dan
memanfaatkan
peluang-peluang
yang
ada
untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial yaitu kemakmuran dan keadilan (Tri, 2014).
Menurut Widodo (2006) pembangunan ekonomi akan optimal apabila
didasarkan pada keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keunggulan
kompetitif (competitive advantage). Keunggulan komparatif lebih menekankan
kepemilikan sumber ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan suatu daerah,
seperti kepemilikan sumber daya alam, sumber daya manusia, infrastruktur dan
lain-lain. Sedangkan keunggulan kompetitif lebih menekankan pada efisiensi
17
Universitas Sumatera Utara
pengelolaan (manajeman perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan) penggunaan
sumber daya-sumber daya tersebut dalam produksi, konsumsi dan distribusi.
Dalam pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah dibutuhkan
kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous
development), dengan menggunakan potensi sumber daya lokal. Identifikasi
sektor/ subsektor ekonomi potensial menjadi kebutuhan bagi optimalisasi proses
dan keberhasilan pembangunan ekonomi dimaksud. Pembangunan daerah harus
sesuai dengan kondisi potensial serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan
berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai
dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan
sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat
mengakibatkan
lambatnya
proses
pertumbuhan
ekonomi
daerah
yang
bersangkutan (Harahap, 2014).
Bila dilihat dari potensi ekonomi daerah, Kabupaten Nias Selatan merupakan
salah satu Kabupaten yang memiliki kekayaan sumber daya di Provinsi Sumatera
Utara. Dan tentu hasil kekayaan alam tersebut berkontribusi pada Produk
Domestik Regional Bruto di tingkat daerah maupun provinsi.
Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah
adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan. Kabupaten Nias Selatan merupakan
kabupaten yang memiliki PDRB atas harga berlaku yang terus meningkat dari
tahun ke tahun berdasarkan Tabel di bawah. Dimana pada tahun 2011 nilai PDRB
mencapai 2.442,56 milyar rupiah dan terus meningkat hingga tahun 2013
mencapai 2.947,37 milyar rupiah.
9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 PDRB ADHB menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
(milyar rupiah), Tahun 2012-2014
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Kabupaten/Kota
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhanbatu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang
Hasundutan
Pakpak Bharat
Samosir
Serdang Bedagai
Batubara
Padang Lawas
Utara
Padang Lawas
Labuhanbatu
Selatan
Labuhanbatu Utara
Nias Utara
Nias Barat
Sibolga
Tanjungbalai
Pematangsiantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai
Padangsidempuan
Gunungsitoli
Jumlah
2011
1.299,65
4.288,09
3.574,75
2.572,24
4.157,53
3.857,58
8.550,34
13.650,24
11.627,58
4.226,28
7.634,39
45.125,83
19.565,25
2.442,56
2.791,90
2012
1.439,73
4.851,57
3.988,80
2.880,75
4.564,75
4.395,21
9.602,61
15.376,29
13.055,30
4.731,42
8.512,71
50.674,73
22.166,50
2.678,83
3.179,57
2013
1.638,83
5.573,13
4.485,93
3.304,28
5.121,10
5.010,99
10.894,86
17.525,62
14.694,53
5.345,42
9.550,52
59.862,75
25.189,51
2.947,37
3.612,23
373,19
1.835,40
10.905,56
18.994,98
1.957,90
420,52
2.019,69
12.313,15
20.905,89
2.189,62
479,46
2.240,76
14.041,79
22.418,91
2.487,98
1.850,14
7.101,85
2.067,67
8.027,79
2.333,84
9.189,50
8.094,36
1.293,29
673,15
1.698,29
3.365,07
4.517,92
2.608,54
93.462,49
5.701,43
2.304,04
2.305,74
314.372,44
9.169,79
1.428,39
747,01
1.884,71
3.677,38
4.877,52
2.964,02
105.110,72
6.593,39
2.561,64
2.543,60
351.091,36
10.501,60
1.618,49
844,57
2.125,85
4.025,36
5.281,37
3.453,99
119.715,48
7.428,96
2.866,37
2.927,31
403.933,05
Sumber: Nias Selatan Dalam Angka, 2014
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari 33 Kabupaten/Kota di
provinsi Sumatera Utara dari tahun 2011 sampai dengan 2013 memiliki rata-rata
10
Universitas Sumatera Utara
yang sangat berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. PDRB tertinggi
ditunjukkan oleh daerah kota Medan lalu disusul Kabupaten Deli Serdang dan
Langkat. Sedangkan untuk Kabupaten Nias Selatan terlihat masih menunjukkan
angka PDRB yang cukup rendah dari tahun ke tahun secara keseluruhan.
Berdasarkan keputusan DPRD Kabupaten Nias Nomor: 02/KPTS/2000
tanggal 1 Mei 2000 tentang persetujuan pemekaran Kabupaten Nias menjadi dua
Kabupaten, Keputusan DPRD Propinsi Sumatera Utara Nomor: 19/K/2002
tanggal 25 Agustus 2002, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun
2002 tanggal 25 Februari 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2002 tanggal 28 Juli 2003, maka
Kabupaten Nias resmi dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Nias
dan Kabupaten Nias Selatan.
Setelah pemekaran, maka Kabupaten Nias Selatan terdiri atas cakupan
wilayah 18 Kecamatan, yaitu: Hibala, Pulau-Pulau Batu, Pulau-Pulau Batu Timur,
Telukdalam, Fanayama, Toma, Maniamolo, Mazino, Amandraya, Aromo, Lahusa,
Gomo, Susua, Mazo, Umbunasi, Lolomatua, Lolowau dan Hilimegai.
Kabupaten Nias Selatan kembali terjadi pemekaran, yang kemudian terdiri
dari 35 kecamatan, 459 desa dan 2 kelurahan. Kabupaten Nias Selatan memiliki
jumlah pulau sebanyak 104 pulau, diantaranya 21 pulau telah dihuni manusia dan
83 pulau belum dihuni oleh manusia. Kabupaten Nias Selatan sebagai daerah
pariwisata memiliki Desa wisata sebanyak 17 desa dan memiliki wisata alam lain
diantaranya air terjun dan lain sebagainya. Kabupaten Nias Selatan merupakan
daerah maritim penghasil ikan juga merupakan daerah penghasil tanaman
11
Universitas Sumatera Utara
pertanian seperti kelapa, karet, kakao, kelapa sawit yang juga masih dalam proses
pengambangan (Badan Pusat Statistik, 2014).
Kondisi alam/topografi Kabupaten Nias Selatan pada umumnya berbukitbukit yang sempit dan terjal serta pegunungannya di atas permukaan laut
bervariasi antara 0-800 m, terdiri dari dataran rendah sampai bergelombang
mencapai 20 %, dari tanah bergelombang sampai berbukit-bukit 28,8 % dan dari
berbukit sampai pegunungan 51,2 % dari keseluruhan luas daratan.
Tabel 1.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Nias Selatan, Tahun 2013
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Kecamatan
Hibala
Pulau Pulau Batu
Pulau Pulau Batu
Timur
Telukdalam
Fanayama
Toma
Maniamolo
Mazino
Amandraya
Aramo
Lahusa
Gomo
Susua
Mazo
Umbunasi
Lolomatua
Lolowau
Hilimegai
Jumlah
Luas
(km2)
461,01
138,83
267,54
Jumlah
Penduduk
9.696
16.529
2.520
52,50
77,83
33,70
46,34
30,41
91,03
62,78
145,89
77,32
22,15
33,25
29,03
108,36
122,24
24,99
1.825,20
29.656
20.135
8.182
13.662
8.442
17.363
7.903
35.661
25.445
15.190
15.387
8.004
25.557
30.731
5.905
295.968
Sumber: Nias Selatan Dalam Angka, 2014
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa masing-masing luas
wilayah dan jumlah penduduk pada 18 kecamatan di Kabupaten Nias Selatan
menunjukkan angka yang relatif berbeda. Pada tahun 2013, kecamatan Hibala
adalah memiliki wilayah terluas dibandingkan kecamatan lainnya sebesar 461,01
12
Universitas Sumatera Utara
km2 dan Susua adalah wilayah tersempit pada tahun tersebut 22,15 km2.
Sedangkan untuk jumlah penduduk kecamatan Lahusa memiliki populasi
terbanyak dibandingkan kecamatan lainnya sebesar 35.435 jiwa dan Pulau Pulau
Batu Timur merupakan kecamatan yang memiliki populasi terendah pada tahun
2013 sebesar 2.520 jiwa. Luas wilayah menentukan jumlah populasi tertentu
setiap kecamatan dalam kurun waktu tertentu.
Tabel 1.3 PDRB ADHB Menurut Kabupaten/Kota Sekepulauan Nias
Provinsi Sumatera Utara (milyar rupiah), Tahun 2011-2013
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Kabupaten/Kota
Nias
Nias Selatan
Nias Utara
Nias Barat
Gunungsitoli
Jumlah
2011
1.299,65
2.442,56
1.293,29
673,15
2.305,74
8.014,39
2012
1.439,73
2.678,83
1.428,39
747,01
2.543,60
8.837,56
2013
1.638,83
2.947,37
1.618,49
844,57
2.927,31
9.976,57
Sumber: Nias Selatan Dalam Angka, 2014
Berdasarkan Perpres No. 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan,
Penghapusan dan Penggabungan Daerah bahwa pemekaran daerah adalah
pemecahan Provinsi atau Kabupaten/Kota menjadi dua daerah atau lebih. Dengan
tujuan mewujudkan kemandirian daerah yang diantaranya: 1) meningkatkan
pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat. 2) memperkokoh basis ekonomi
rakyat. 3) mengatur perimbangan keuangan daerah dan pusat. 4) membuka
peluang dan lapangan pekerjaan, dan 5) memberikan peluang daerah mendapatkan
investor secara langsung.
Mengingat kemajuan ekonomi sekecamatan Kabupaten Nias Selatan akan
memberikan dampak kepada kemajuan ekonomi Kabupaten/Kota lainnya di
provinsi Sumatera Utara, maka penulis tertarik untuk menganalisis penentuan
sektor unggulan perekonomian wilayah dan pola perubahan serta pertumbuhan
13
Universitas Sumatera Utara
sektoral dalam perekonomian sekecamatan Kabupaten Nias Selatan dengan judul
“Analisis Potensi Ekonomi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Nias Selatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana perkembangan potensi ekonomi geografi wilayah kecamatan di
Kabupaten Nias Selatan di setiap sektor dan level komoditi ?
2.
Bagaimana
perkembangan
demografi
dan
ketenagakerjaan
wilayah
kecamatan di Kabupaten Nias Selatan ?
3.
Bagaimana perkembangan potensi dari komoditi kejenuhan wilayah
kecamatan di Kabupaten Nias Selatan ?
4.
Bagaimana daya dukung pasar input dan output wilayah kecamatan di
Kabupaten Nias Selatan ?
5.
Bagaimana kesempatan kerja, infrastruktur dasar dan kelembagaan wilayah
kecamatan di Kabupaten Nias Selatan ?
6.
Bagaimana membangkitkan kegiatan ekonomi kedepan dan kebelakang
wilayah kecamatan di Kabupaten Nias Selatan ?
7.
Bagaimana keterkaitan daerah untuk wilayah kecamatan di Kabupaten Nias
Selatan dengan daerah lainnya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka ditetapkan tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menganalisis :
14
Universitas Sumatera Utara
1.
Perkembangan potensi ekonomi geografi wilayah kecamatan di Kabupaten
Nias Selatan di setiap sektor dan level komoditi.
2.
Perkembangan demografi dan ketenagakerjaan wilayah kecamatan di
Kabupaten Nias Selatan.
3.
Perkembangan potensi dari komoditi kejenuhan di kecamatan Kabupaten
Nias Selatan.
4.
Daya dukung pasar input dan output wilayah kecamatan di Kabupaten Nias
Selatan.
5.
Kesempatan kerja, infrastruktur dasar dan kelembagaan wilayah kecamatan di
Kabupaten Nias Selatan.
6.
Bagaimana membangkitkan kegiatan ekonomi kedepan dan kebelakang
wilayah kecamatan di Kabupaten Nias Selatan.
7.
Keterkaitan daerah untuk wilayah kecamatan di Kabupaten Nias Selatan
dengan daerah lainnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi pemerintah, untuk mengevaluasi arah kebijakan ekonomi pemerintah
daerah, terutama dalam rangka perencanaan ekonomi makro regional
khususnya kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Nias Selatan.
2.
Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk
penetapan kebijakan yang akan datang yang berkaitan dengan pembangunan
regional khususnya wilayah kecamatan di Kabupaten Nias Selatan.
15
Universitas Sumatera Utara