Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Partai Politik

BAB II
KOTA MEDAN

A. Letak Geografis
Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara juga kota terbesar
ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan pintu
gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para
wisatawan. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6%
dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan
dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil
dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis Kota Medan terletak
pada 3°30'-3°43' Lintang Utara dan 98°35'-98°44' Bujur Timur. Untuk itu
topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,537,5 meter di atas permukaan laut. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur
pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk
kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar
negeri (ekspor-impor). Letak geografis Medan ini telah mendorong perkembangan
kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat
Kota Medan saat ini.35

35


Wikipedia. Kota Medan. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan. diakses tanggal 07 Januari 2015.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1:
Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan
No

Kecamatan

Luas (Km2)

Persentase (%)

1

Medan Tuntungan

20,68


7,80

2

Medan Selayang

12,81

4,83

3

Medan Johor

14,58

5,50

4


Medan Amplas

11,19

4,22

5

Medan Denai

9,05

3,41

6

Medan Tembung

7,99


3,01

7

Medan Kota

5,27

1,99

8

Medan Area

5,52

2,08

9


Medan Baru

5,84

2,20

10

Medan Polonia

9,01

3,40

11

Medan Maimun

2,98


1,13

12

Medan Sunggal

15,44

5,83

13

Medan Helvetia

13,16

4,97

14


Medan Barat

6,82

2,57

15

Medan Petisah

5,33

2,01

16

Medan Timur

7,76


2,93

17

Medan Perjuangan

4,09

1,54

18

Medan Deli

20,84

7,86

19


Medan Labuhan

36,67

13,83

20

Medan Marelan

23,82

8,89

21

Medan Belawan

26,25


9,90

265,10

100

Jumlah
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan

Universitas Sumatera Utara

B. Demografi Penduduk
Berdasarkan

data

kependudukan

tahun


2005,

penduduk

Medan

diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar
dari pria (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui
merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan
mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan
demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah
2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659
perempuan. Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa
dengan dihitungnya jumlah penduduk penglaju (komuter). Sebagian besar
penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masingmasing 41% dan 37,8% dari total penduduk) Dilihat dari struktur umur penduduk,
Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun).
Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah
mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang
cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa,
perdagangan, maupun industri manufaktur.36
Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung
mengalami peningkatan tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah
0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan
penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004.
Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan
Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di
Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan
Penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan

36

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69
tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis.
Sebelum kedatangan bangsa asing ke wilayah Medan yang merupakan bagian dari
wilayah Sumatera Timur pada saat itu, penduduk Medan masih dihuni oleh sukusuku asli, seperti: Melayu, Simalungun, dan Karo. Namun, seiring dengan hadir
dan berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi
penduduk Medan berubah dengan hadirnya suku-suku pendatang, seperti Jawa,
Batak Toba, Cina, dan India. Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah
bercampur baur dengan penduduk asli sehingga Kota Medan sampai saat ini
dihuni oleh berbagai macam etnis, seperti: Melayu, Simalungun, Batak Toba,
Mandailing, Cina, Angkola, Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan lain sebagainya.
Suku-suku yang ada di Kota Medan ini hidup secara harmonis dan toleran antara
satu suku dengan yang lain.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2:
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2009
No

Kecamatan

Laki Laki

Perempuan

Jumlah

1.

Medan Tuntungan

34.153

35.919

70.073

2.

Medan Johor

57.495

58.725

116.220

3.

Medan Amplas

57.127

58.029

115.156

4.

Medan Denai

69.746

70.194

139.939

5.

Medan Area

53.866

55.386

109.253

6.

Medan Kota

41.298

42.994

84.292

7.

Medan Maimun

28.212

29.646

57.859

8.

Medan Polonia

26.389

27.038

53.427

9.

Medan Baru

20.822

23.394

44.216

10. Medan Selayang

42.434

43.244

85.678

11. Medan Sunggal

54.452

56.216

110.667

12. Medan Helvetia

71.713

73.662

145.376

13. Medan Petisah

32.795

35.325

68.120

14. Medan Barat

38.513

40.585

79.098

15. Medan Timur

56.201

57.673

113.874

16. Medan Perjuangan

51.752

53.950

105.702

17. Medan Tembung

70.628

71.158

141.786

18. Medan Deli

75.246

74.830

150.076

19. Medan Labuhan

53.522

53.399

106.922

20. Medan Marelan

64.183

62.436

126.619

21. Medan Belawan

48.908

47.791

96.700

1.049.457

1.071.596

2.121.053

Kota Medan

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.3:
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun
2009
Golongan Umur

Laki Laki

Perempuan

Jumlah

0-4

85.479

92.031

177.510

5-9

92.938

95.831

188.769

10-14

93.816

101.718

195.534

15-19

112.384

102.112

214.496

20-24

118.376

123.835

242.211

25-29

101.077

105.293

206.370

30-34

85.089

72.358

157.447

35-39

75.751

88.369

164.120

40-44

77.067

77.986

155.053

45-49

57.601

51.876

109.477

50-54

47.369

52.936

100.305

55-59

36.150

38.715

74.865

60-64

27.363

23.351

50.714

65-69

21.220

19.092

40.312

70-74

11.793

13.230

25.023

75+

5.984

12.863

18.847

Jumlah

1.049.457

1.071.596

2.121.053

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
C. Latar Belakang Historis
Kotamadya Medan awalnya adalah sebuah perkampungan kecil yang
dinamakan kampung Medan Putri. Letaknya berada di antara pertemuan Sungai
Deli dan Sungai Babura dan termasuk wilayah XII Kuta Hamparan Perak.37
Hadirnya perkebunan tembakau di wilayah Sumatera Timur telah membawa
37

Tengku Lukman Sinar. Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan: Litbang Seni Budaya Melayu. 1991. hal.
11‐12.

Universitas Sumatera Utara

perubahan yang signifikan baik dari segi ekonomi, sosial, dan demografi.
Keuntungan yang didapat dari perkebunan tembakau begitu besar sehingga
mempengaruhi perkembangan perekonomian di Sumatera Timur. Keuntungan itu
tidak hanya dirasakan oleh pihak pengusaha perkebunan saja tetapi juga dirasakan
oleh pihak sultan dan raja-raja yang berkuasa di Sumatera Timur.
Keuntungan yang didapat berkat hadirnya perkebunan tembakau di
Sumatera Timur telah mengangkat kondisi sosial-ekonomi pihak penguasa
Sumatera Timur. Sebelum kedatangan Belanda, para raja hidup dalam keadaan
melarat. Setelah kedatangan Belanda, gaya hidup pihak penguasa Sumatera Timur
pun berubah. Mereka tidak melewatkan sedikt waktu pun untuk mengadakan
pesta-pesta mewah untuk menyambut tamu-tamu Eropa. Selain itu, banyak orang
dari luar wilayah Sumatera Timur datang ke wilayah ini untuk mencari nafkah
sehingga mempengaruhi demografi Sumatera Timur pada saat itu.
Seiring dengan perkembangan perkebunan tembakau di Sumatera Timur,
pihak pengusaha perkebunan mulai memperkerjakan kuli-kuli Cina. Awalnya
pihak pengusaha mempekerjakan penduduk asli, yaitu Batak dan Melayu, tetapi
karena mereka cenderung malas bekerja maka pihak pengusaha tidak
mempekerjakan penduduk asli lagi. Namun pada akhirnya pihak pengusaha
mendatangkan kuli-kuli yang berasal dari Jawa dan India dengan sistem kontrak.
Dengan demikian komposisi penduduk wilayah Sumatera Timur tidak hanya
didiami oleh penduduk asli tetapi juga didami oleh suku-suku pendatang, seperti
Jawa, Cina, India, dan suku Batak Toba yang datang ke Sumatera Timur untuk
mencari nafkah.
Pada tahun 1887, Kesultanan Deli dipindahkan dari Labuhan ke Kota
Medan. Bersamaan dengan itu, Kota Medan dijadikan sebagai Ibukota
Karesidenan Sumatera Timur dengan luas wilayah 90.000 km². Dengan
dijadikannya Medan sebagai ibukota Karesidenan Sumatera Timur, maka Medan
menjadi pusat perekonomian Sumatera Timur. Di Kota Medan juga dibuka kantor

Universitas Sumatera Utara

Chartered Bank pada tahun 1888 yang disusul oleh dibukanya kantor
Nederlandsche

Handel

Maatschaappij

pada tahun 1892. Perkembangan

perekonomian yang begitu pesat menyebabkan dibukanya Belawan sebagai
pelabuhan internasional. Ketika Medan dijadikan Ibukota Karesidenan Sumatera
Timur, tumbuh kampung-kampung yang baru: Kampung Petisah Hulu, Kampung
Petisah Hilir, Kampung Kesawan, dan Kampung Sungai Rengas. Kampungkampung ini dikepalai oleh seorang kepala kampung di bawah komando Kontrolir
di Labuhan. Kampung Petisah Hulu disatukan dengan Petisah Hilir yang dikepalai
oleh seorang Kepala Kampung. Kemudian, tumbuh lagi kampung yang baru,
yaitu: Kampung Aur dan Kampung Keling yang dikepalai oleh wakil Kepala
Kampung.38
Pada tahun 1918 status Medan beralih dari status ibukota Karesidenan
Sumatera Timur menjadi status Gementee (Kotapraja), tetapi kota Maksum dan
Sungai Kera tidak termasuk ke dalam wilayah Kotapraja. Kedua wilayah itu tetap
berada dalam kekuasaan Sultan Deli. Walikota Kotapraja Medan pada saat itu
adalah Baron Daniel Mackay. Selain itu, muncul pula tempat pemukiman baru
yang letaknya terpisah dari penduduk pribumi dan berdiam secara eksklusif.
Tempat pemukiman itu ditujukan untuk orang-orang Eropa dan orang-orang Cina.
Bahkan di kalangan penduduk pribumi ada juga yang membentuk kelompoknya
sendiri seperti kampung Mandailing. Pada masa itu penduduk Medan berjumlah
43.826 jiwa. Hal ini disebabkan penduduk pribumi telah bercampur-baur dengan
pendatang asing seperti orang Eropa, orang Cina, dan orang Asia lainnya.
Selanjutnya Medan mengalami perkembangan yang begitu pesat baik dari
segi ekonomi maupun pemerintahan. Setelah Indonesia merdeka, Kota Medan
menjadi kota otonom yang berada di bawah pengawasan Gubernur Sumatera. Hal
ini sesuai dengan ketetapan Gubernur No.103 pada tanggal 17 Mei 1946
mengenai pembentukan 15 kota otonom. Ketika Negara Sumatera Timur (NST)

38

Ibid. hal. 58.

Universitas Sumatera Utara

terbentuk, Medan dijadikan Stadsgemente.39 Seiring dengan terbentuknya Provinsi
Sumetara Utara maka pemerintahan Negara Sumatera Timur pun dihapuskan.
Provinsi Sumatera Utara yang telah terbentuk itu meliputi wilayah Karesidenan
Aceh,

Sumatera

Timur

dan

Tapanuli

dengan

Medan

sebagai

pusat

pemerintahannya. Tetapi pembentukan Provinsi Sumatera Utara menuai protes
dari kalangan masyarakat Aceh yang menginginkan wilayah Aceh menjadi satu
provinsi yang otonom dan tetap tunduk pada pemerintah pusat. Setelah melalui
perundingan, maka pada tahun 1956 Aceh tidak lagi menjadi bagian dari Provinsi
Sumatera Utara.
Dengan demikian, terjadi perubahan jumlah Daerah Otonom tingkat II,
yaitu 10 Kabupaten, 3 Kota besar termasuk Kota Medan, dan 3 kota kecil lainnya.
Melalui Keputusan Gubernur Propinsi Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU
ditetapkan bahwa sejak 21 September 1951, daerah kota Medan diperluas tiga kali
lipat dengan mengambil wilayah Kabupaten Deli dan Serdang. Keputusan tersebut
disusul oleh Maklumat Walikota Medan nomor 2 tanggal 29 September 1951
yang menetapkan luas kota Medan menjadi 5.130 Ha dan meliputi 4 kecamatan,
yaitu: Kecamatan Medan, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat,
dan Kecamatan Medan Baru. Empat kecamatan tersebut memiliki 59
Kepenghuluan.
Dalam perkembangan selanjutnya Medan yang telah menjadi Kotamadya,
mengalami perluasan daerah. Melalui Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1973
ditetapkan bahwa beberapa wilayah yang sudah menjadi bagian dari Kabupaten
Deli Serdang, dimasukkan ke dalam wilayah Kotamadya Medan, sehingga Medan
memiliki 11 Kecamatan dan 116 Kelurahan. Kemudian, melalui sebuah surat
persetujuan dari Mendagri pada tahun 1986, Kelurahan yang ada di Kotamadya
Medan ditambah menjadi 144 Kelurahan. Melalui Peraturan Pemerintah RI No.
59 tahun 1991 tentang pembentukan beberapa Kecamatan di Sumatera Utara,
39

Pemerintah Kota Medan. Sejarah Kota Medan. http://www.pemkomedan.go.id/selayang_sejarah.php.
diakses tanggal 07 Januari 2015.

Universitas Sumatera Utara

maka Kecamatan yang ada di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dimekarkan
menjadi 19 Kecamatan. Kemudian dua wilayah di Kotamadya Medan dimekarkan
menjadi wilayah Kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.35 tahun 1992 tentang pembentukan Kecamatan di Sumatera Utara.
Berdasarkan keputusan tersebut, Kecamatan di Kotamadya Medan yang semula
berjumlah 19 menjadi 21 Kecamatan. Dua Kecamatan yang mengalami
pemekaran tersebut adalah Kecamatan Medan Marelan dengan 4 Kelurahan dan
Kecamatan Medan Perjuangan dengan 9 Kelurahan.
D. KPU Kota Medan
Salah satu kebijakan dalam bidang politik dalam negeri yang tercantum
dalam Ketetapan MPR–RI Nomor IV/MPR/1999 tentang GBHN Tahun 19992004 adalah menyelenggarakan Pemilihan Umum secara berkualitas dengan
partisipasi rakyat seluas-luasnya atas dasar prinsip demokratis, langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, adil dan beradab yang dilaksanakan oleh Badan
Penyelenggaraan Independen dan Non Partisan selambat – lambatnya pada tahun
2004. Mengingat Pemilihan Umum merupakan salah satu program Nasional yang
harus dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secara kontinu, maka diperlukan
Institusi yang mempunyai wewenang secara khusus untuk menangani Pemilihan
Umum agar dapat berjalan sesuai dengan amanat Konstitusi. Institusi tersebut
bersifat tetap, nasional dan mandiri.40
Atas dasar pemikiran tersebut diatas, maka Pemerintah menyusun langkahlangkah mempersiapkan pembentukan Badan Penyelenggara Pemilu mulai dari
Pusat hingga Kabupaten/Kota. Implikasi langkah persiapan Pemerintah tersebut
adalah:
1. Menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2001 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum
40 Jessy Jujur Sihombing. Peran dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum Presiden Tahun 2009 . Medan: Universitas Sumatera Utara. 2014. hal. 47.

Universitas Sumatera Utara

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 81 tahun 2000
3. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Sekretariat
Umum Komisi Pemilihan Umum di Provinsi, Kabupaten/Kota.
Pembentukan Perwakilan Sekretariat Umum KPU (PS-KPU) di Kota
Medan didasarkan pada Keppres Nomor 67 Tahun 2002 dan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2002. Dengan demikian secara yuridis, terhitung
mulai tanggal 9 Oktober 2002, Perwakilan Sekretariat Umum KPU Kota Medan
telah terbentuk bersama dengan 30 (tiga puluh) Perwakilan Sekretariat Umum
KPU Provinsi dan 288 (dua ratus delapan puluh delapan) Perwakilan Sekretariat
Umum KPU Kabupaten serta 88 (delapan puluh delapan) Perwakilan Sekretariat
Umum KPU Kota di seluruh Indonesia.
Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, maka struktur organisasi Perwakilan
Sekretariat KPU di Provinsi dan Kabupaten/Kota mengalami perubahan
nomenklatur

menjadi

Sekretariat

KPU

Provinsi

dan

Sekretariat

KPU

Kabupaten/Kota. Perubahan nomenklatur dan struktural organisasi tersebut
dituangkan dalam Keputusan KPU Nomor 677 Tahun 2003.

Universitas Sumatera Utara

Visi KPU Kota Medan
Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan
Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,
demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.41
Misi KPU Kota Medan
a. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki
kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan
Pemilihan Umum.
b. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil,
akuntabel, edukatif dan beradab.
c. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih,
efisien dan efektif.
d. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil
dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam
Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang
demokratis.

41

KPU Kota Medan, Visi dan Misi KPU, http://kpud-medankota.go.id/visi-misi.html, diakses tanggal 07
Januari 2015.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1:
Struktur Organisasi KPU Kota Medan Tahun 2014

Yenni Chairiah Rambe
Ketua KPU Kota Medan

Pandapotan Tamba
Ketua Divisi Teknis
(Anggota)

Edy Suhartono
Ketua Divisi Sosialisasi
(Anggota)

Irwansyah
Ketua Divisi SDM, Perencanaan
Keuangan dan Logistik
(Anggota)

Agussyah Ramadani Damanik
Ketua Divisi Hukum Dan Hupmas
(Anggota)

Sumber: diolah dari website KPU Kota Medan

Universitas Sumatera Utara

E. Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Medan
Kota Medan memiliki 21 Sekolah Menengah Atas Negeri yang
menjangkau seluruh daerah di Kota Medan. Adapun daftar seluruh Sekolah
Menengah Atas Negeri tersebut adalah:
1. SMA Negeri 1 Medan
Alamat: Jl. Teuku Cik Ditiro No. 1, Medan Polonia
Kepala Sekolah: Drs. Ahmad Siregar42
2. SMA Negeri 2 Medan
Alamat: Jl. Karangsari No. 435, Medan Polonia
Kepala Sekolah: Dra. Hj. Safrimi, M. Pd43
3. SMA Negeri 3 Medan
Alamat: Jl. Budi Kemasyarakatan No. 3, Medan Barat
Kepala Sekolah: Drs. Sahlan Daulay, M. Pd44
4. SMA Negeri 4 Medan
Alamat: Jl. Gelas No. 12, Medan Petisah
Kepala Sekolah: Drs. Ramly, M. Pd45
5. SMA Negeri 5 Medan
Alamat: Jl. Pelajar No. 17, Medan Kota
Kepala Sekolah: Drs. Haris H. Simamora, M. Si46
6. SMA Negeri 6 Medan
Alamat: Jl. Ansari No. 34, Medan Kota
Kepala Sekolah: Dra. Hj. Erlinda47
7. SMA Negeri 7 Medan
Alamat: Jl. Timor No. 36, Medan Timur
Kepala Sekolah: Drs. M. Daud Lubis48

42

SMA Negeri 1 Medan. http://www.smansamedan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
SMA Negeri 2 Medan. http://sman2medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
44 SMA Negeri 3 Medan. http://www.sman3medan.net/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
45 SMA Negeri 4 Medan. http://sman4medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
46 Wikipedia. SMA Negeri 5 Medan . http://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_5_Medan. diakses tanggal 08
Januari 2015.
47 SMA Negeri 6 Medan. http://www.sman6medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
48 SD Negeri 060959. Alamat SMA se-Kota Medan . http://sdn060959.blogspot.com/2013/05/alamat-sma-sekota-medan.html. diakses tanggal 08 Januari 2015.
43

Universitas Sumatera Utara

8. SMA Negeri 8 Medan
Alamat: Jl. Sampali No. 23, Medan Area
Kepala Sekolah: Drs. Sudirman, M. Si49
9. SMA Negeri 9 Medan
Alamat: Jl. Sei Mati, Medan Labuhan
Kepala Sekolah: Sofyan, S. Pd
10. SMA Negeri 10 Medan
Alamat: Jl. Tilak No. 108, Medan Kota
Kepala Sekolah: Drs. H. Sufrizal Tanjung
11. SMA Negeri 11 Medan
Alamat: Jl. Pertiwi No. 93, Medan Tembung
Kepala Sekolah: Drs. Karapatan Lumbantoruan, M. Pd50
12. SMA Negeri 12 Medan
Alamat: Jl. Cempaka No. 75, Medan Helvetia
Kepala Sekolah: Drs. Jasmen Tampubolon, M. Si51
13. SMA Negeri 13 Medan
Alamat: Jl. Brigjend Zein Hamid Km. 7, Medan Johor
Kepala Sekolah: Drs. Ilyas, S. Pd52
14. SMA Negeri 14 Medan
Alamat: Jl. Pelajar Timur Ujung, Medan Denai
Kepala Sekolah: Drs. Gultom, M. Pd
15. SMA Negeri 15 Medan
Alamat: Jl. Pembangunan No. 7, Medan Sunggal
Kepala Sekolah: Drs. Darwin Siregar
16. SMA Negeri 16 Medan
Alamat: Jl. Kapten Rahmad Buddin, Medan Marelan
Kepala Sekolah: Sri Irawati, S. Pd
17. SMA Negeri 17 Medan
Alamat: Jl. Jamin Ginting Km. 13,5, Medan Tuntungan
Kepala Sekolah: Drs. Karbin Tarigan

49

Ibid.
SMA Negeri 11 Medan. http://sman11medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
51 Wikipedia. SMA Negeri 12 Medan . http://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_12_Medan. diakses tanggal
08 Januari 2015.
52 SD Negeri 060959. Op. Cit.

50

Universitas Sumatera Utara

18. SMA Negeri 18 Medan
Alamat: Jl. Wahidin No. 15a, Medan Kota
Kepala Sekolah: Dra. Yurmaini Siregar
19. SMA Negeri 19 Medan
Alamat: Jl. Seruai, Medan Labuhan
Kepala Sekolah: Renata Nasution, S. Pd, M. Si53
20. SMA Negeri 20 Medan
Alamat: Jl. Besar Bagan Deli, Medan Belawan
Kepala Sekolah: Mukhlis, S. Pd54
21. SMA Negeri 21 Medan
Alamat: Jl. Kramat Indah/Selambo Ujung, Medan Denai
Kepala Sekolah: Drs. Salon Sinaga, M. Si55

53

SMA Negeri 19 Medan. http://sman19medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
SMA Negeri 20 Medan. http://sman20medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
55 SD Negeri 060959. Op. Cit.
54

Universitas Sumatera Utara