Persepsi Pemilih Pemula Terhadap Partai Politik
BAB II
KOTA MEDAN
A. Letak Geografis
Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara juga kota terbesar
ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan pintu
gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para
wisatawan. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6%
dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan
dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil
dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis Kota Medan terletak
pada 3°30'-3°43' Lintang Utara dan 98°35'-98°44' Bujur Timur. Untuk itu
topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,537,5 meter di atas permukaan laut. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur
pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk
kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar
negeri (ekspor-impor). Letak geografis Medan ini telah mendorong perkembangan
kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat
Kota Medan saat ini.35
35
Wikipedia. Kota Medan. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan. diakses tanggal 07 Januari 2015.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1:
Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan
No
Kecamatan
Luas (Km2)
Persentase (%)
1
Medan Tuntungan
20,68
7,80
2
Medan Selayang
12,81
4,83
3
Medan Johor
14,58
5,50
4
Medan Amplas
11,19
4,22
5
Medan Denai
9,05
3,41
6
Medan Tembung
7,99
3,01
7
Medan Kota
5,27
1,99
8
Medan Area
5,52
2,08
9
Medan Baru
5,84
2,20
10
Medan Polonia
9,01
3,40
11
Medan Maimun
2,98
1,13
12
Medan Sunggal
15,44
5,83
13
Medan Helvetia
13,16
4,97
14
Medan Barat
6,82
2,57
15
Medan Petisah
5,33
2,01
16
Medan Timur
7,76
2,93
17
Medan Perjuangan
4,09
1,54
18
Medan Deli
20,84
7,86
19
Medan Labuhan
36,67
13,83
20
Medan Marelan
23,82
8,89
21
Medan Belawan
26,25
9,90
265,10
100
Jumlah
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
B. Demografi Penduduk
Berdasarkan
data
kependudukan
tahun
2005,
penduduk
Medan
diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar
dari pria (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui
merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan
mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan
demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah
2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659
perempuan. Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa
dengan dihitungnya jumlah penduduk penglaju (komuter). Sebagian besar
penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masingmasing 41% dan 37,8% dari total penduduk) Dilihat dari struktur umur penduduk,
Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun).
Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah
mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang
cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa,
perdagangan, maupun industri manufaktur.36
Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung
mengalami peningkatan tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah
0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan
penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004.
Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan
Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di
Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan
Penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan
36
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69
tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis.
Sebelum kedatangan bangsa asing ke wilayah Medan yang merupakan bagian dari
wilayah Sumatera Timur pada saat itu, penduduk Medan masih dihuni oleh sukusuku asli, seperti: Melayu, Simalungun, dan Karo. Namun, seiring dengan hadir
dan berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi
penduduk Medan berubah dengan hadirnya suku-suku pendatang, seperti Jawa,
Batak Toba, Cina, dan India. Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah
bercampur baur dengan penduduk asli sehingga Kota Medan sampai saat ini
dihuni oleh berbagai macam etnis, seperti: Melayu, Simalungun, Batak Toba,
Mandailing, Cina, Angkola, Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan lain sebagainya.
Suku-suku yang ada di Kota Medan ini hidup secara harmonis dan toleran antara
satu suku dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2:
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2009
No
Kecamatan
Laki Laki
Perempuan
Jumlah
1.
Medan Tuntungan
34.153
35.919
70.073
2.
Medan Johor
57.495
58.725
116.220
3.
Medan Amplas
57.127
58.029
115.156
4.
Medan Denai
69.746
70.194
139.939
5.
Medan Area
53.866
55.386
109.253
6.
Medan Kota
41.298
42.994
84.292
7.
Medan Maimun
28.212
29.646
57.859
8.
Medan Polonia
26.389
27.038
53.427
9.
Medan Baru
20.822
23.394
44.216
10. Medan Selayang
42.434
43.244
85.678
11. Medan Sunggal
54.452
56.216
110.667
12. Medan Helvetia
71.713
73.662
145.376
13. Medan Petisah
32.795
35.325
68.120
14. Medan Barat
38.513
40.585
79.098
15. Medan Timur
56.201
57.673
113.874
16. Medan Perjuangan
51.752
53.950
105.702
17. Medan Tembung
70.628
71.158
141.786
18. Medan Deli
75.246
74.830
150.076
19. Medan Labuhan
53.522
53.399
106.922
20. Medan Marelan
64.183
62.436
126.619
21. Medan Belawan
48.908
47.791
96.700
1.049.457
1.071.596
2.121.053
Kota Medan
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3:
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun
2009
Golongan Umur
Laki Laki
Perempuan
Jumlah
0-4
85.479
92.031
177.510
5-9
92.938
95.831
188.769
10-14
93.816
101.718
195.534
15-19
112.384
102.112
214.496
20-24
118.376
123.835
242.211
25-29
101.077
105.293
206.370
30-34
85.089
72.358
157.447
35-39
75.751
88.369
164.120
40-44
77.067
77.986
155.053
45-49
57.601
51.876
109.477
50-54
47.369
52.936
100.305
55-59
36.150
38.715
74.865
60-64
27.363
23.351
50.714
65-69
21.220
19.092
40.312
70-74
11.793
13.230
25.023
75+
5.984
12.863
18.847
Jumlah
1.049.457
1.071.596
2.121.053
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
C. Latar Belakang Historis
Kotamadya Medan awalnya adalah sebuah perkampungan kecil yang
dinamakan kampung Medan Putri. Letaknya berada di antara pertemuan Sungai
Deli dan Sungai Babura dan termasuk wilayah XII Kuta Hamparan Perak.37
Hadirnya perkebunan tembakau di wilayah Sumatera Timur telah membawa
37
Tengku Lukman Sinar. Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan: Litbang Seni Budaya Melayu. 1991. hal.
11‐12.
Universitas Sumatera Utara
perubahan yang signifikan baik dari segi ekonomi, sosial, dan demografi.
Keuntungan yang didapat dari perkebunan tembakau begitu besar sehingga
mempengaruhi perkembangan perekonomian di Sumatera Timur. Keuntungan itu
tidak hanya dirasakan oleh pihak pengusaha perkebunan saja tetapi juga dirasakan
oleh pihak sultan dan raja-raja yang berkuasa di Sumatera Timur.
Keuntungan yang didapat berkat hadirnya perkebunan tembakau di
Sumatera Timur telah mengangkat kondisi sosial-ekonomi pihak penguasa
Sumatera Timur. Sebelum kedatangan Belanda, para raja hidup dalam keadaan
melarat. Setelah kedatangan Belanda, gaya hidup pihak penguasa Sumatera Timur
pun berubah. Mereka tidak melewatkan sedikt waktu pun untuk mengadakan
pesta-pesta mewah untuk menyambut tamu-tamu Eropa. Selain itu, banyak orang
dari luar wilayah Sumatera Timur datang ke wilayah ini untuk mencari nafkah
sehingga mempengaruhi demografi Sumatera Timur pada saat itu.
Seiring dengan perkembangan perkebunan tembakau di Sumatera Timur,
pihak pengusaha perkebunan mulai memperkerjakan kuli-kuli Cina. Awalnya
pihak pengusaha mempekerjakan penduduk asli, yaitu Batak dan Melayu, tetapi
karena mereka cenderung malas bekerja maka pihak pengusaha tidak
mempekerjakan penduduk asli lagi. Namun pada akhirnya pihak pengusaha
mendatangkan kuli-kuli yang berasal dari Jawa dan India dengan sistem kontrak.
Dengan demikian komposisi penduduk wilayah Sumatera Timur tidak hanya
didiami oleh penduduk asli tetapi juga didami oleh suku-suku pendatang, seperti
Jawa, Cina, India, dan suku Batak Toba yang datang ke Sumatera Timur untuk
mencari nafkah.
Pada tahun 1887, Kesultanan Deli dipindahkan dari Labuhan ke Kota
Medan. Bersamaan dengan itu, Kota Medan dijadikan sebagai Ibukota
Karesidenan Sumatera Timur dengan luas wilayah 90.000 km². Dengan
dijadikannya Medan sebagai ibukota Karesidenan Sumatera Timur, maka Medan
menjadi pusat perekonomian Sumatera Timur. Di Kota Medan juga dibuka kantor
Universitas Sumatera Utara
Chartered Bank pada tahun 1888 yang disusul oleh dibukanya kantor
Nederlandsche
Handel
Maatschaappij
pada tahun 1892. Perkembangan
perekonomian yang begitu pesat menyebabkan dibukanya Belawan sebagai
pelabuhan internasional. Ketika Medan dijadikan Ibukota Karesidenan Sumatera
Timur, tumbuh kampung-kampung yang baru: Kampung Petisah Hulu, Kampung
Petisah Hilir, Kampung Kesawan, dan Kampung Sungai Rengas. Kampungkampung ini dikepalai oleh seorang kepala kampung di bawah komando Kontrolir
di Labuhan. Kampung Petisah Hulu disatukan dengan Petisah Hilir yang dikepalai
oleh seorang Kepala Kampung. Kemudian, tumbuh lagi kampung yang baru,
yaitu: Kampung Aur dan Kampung Keling yang dikepalai oleh wakil Kepala
Kampung.38
Pada tahun 1918 status Medan beralih dari status ibukota Karesidenan
Sumatera Timur menjadi status Gementee (Kotapraja), tetapi kota Maksum dan
Sungai Kera tidak termasuk ke dalam wilayah Kotapraja. Kedua wilayah itu tetap
berada dalam kekuasaan Sultan Deli. Walikota Kotapraja Medan pada saat itu
adalah Baron Daniel Mackay. Selain itu, muncul pula tempat pemukiman baru
yang letaknya terpisah dari penduduk pribumi dan berdiam secara eksklusif.
Tempat pemukiman itu ditujukan untuk orang-orang Eropa dan orang-orang Cina.
Bahkan di kalangan penduduk pribumi ada juga yang membentuk kelompoknya
sendiri seperti kampung Mandailing. Pada masa itu penduduk Medan berjumlah
43.826 jiwa. Hal ini disebabkan penduduk pribumi telah bercampur-baur dengan
pendatang asing seperti orang Eropa, orang Cina, dan orang Asia lainnya.
Selanjutnya Medan mengalami perkembangan yang begitu pesat baik dari
segi ekonomi maupun pemerintahan. Setelah Indonesia merdeka, Kota Medan
menjadi kota otonom yang berada di bawah pengawasan Gubernur Sumatera. Hal
ini sesuai dengan ketetapan Gubernur No.103 pada tanggal 17 Mei 1946
mengenai pembentukan 15 kota otonom. Ketika Negara Sumatera Timur (NST)
38
Ibid. hal. 58.
Universitas Sumatera Utara
terbentuk, Medan dijadikan Stadsgemente.39 Seiring dengan terbentuknya Provinsi
Sumetara Utara maka pemerintahan Negara Sumatera Timur pun dihapuskan.
Provinsi Sumatera Utara yang telah terbentuk itu meliputi wilayah Karesidenan
Aceh,
Sumatera
Timur
dan
Tapanuli
dengan
Medan
sebagai
pusat
pemerintahannya. Tetapi pembentukan Provinsi Sumatera Utara menuai protes
dari kalangan masyarakat Aceh yang menginginkan wilayah Aceh menjadi satu
provinsi yang otonom dan tetap tunduk pada pemerintah pusat. Setelah melalui
perundingan, maka pada tahun 1956 Aceh tidak lagi menjadi bagian dari Provinsi
Sumatera Utara.
Dengan demikian, terjadi perubahan jumlah Daerah Otonom tingkat II,
yaitu 10 Kabupaten, 3 Kota besar termasuk Kota Medan, dan 3 kota kecil lainnya.
Melalui Keputusan Gubernur Propinsi Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU
ditetapkan bahwa sejak 21 September 1951, daerah kota Medan diperluas tiga kali
lipat dengan mengambil wilayah Kabupaten Deli dan Serdang. Keputusan tersebut
disusul oleh Maklumat Walikota Medan nomor 2 tanggal 29 September 1951
yang menetapkan luas kota Medan menjadi 5.130 Ha dan meliputi 4 kecamatan,
yaitu: Kecamatan Medan, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat,
dan Kecamatan Medan Baru. Empat kecamatan tersebut memiliki 59
Kepenghuluan.
Dalam perkembangan selanjutnya Medan yang telah menjadi Kotamadya,
mengalami perluasan daerah. Melalui Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1973
ditetapkan bahwa beberapa wilayah yang sudah menjadi bagian dari Kabupaten
Deli Serdang, dimasukkan ke dalam wilayah Kotamadya Medan, sehingga Medan
memiliki 11 Kecamatan dan 116 Kelurahan. Kemudian, melalui sebuah surat
persetujuan dari Mendagri pada tahun 1986, Kelurahan yang ada di Kotamadya
Medan ditambah menjadi 144 Kelurahan. Melalui Peraturan Pemerintah RI No.
59 tahun 1991 tentang pembentukan beberapa Kecamatan di Sumatera Utara,
39
Pemerintah Kota Medan. Sejarah Kota Medan. http://www.pemkomedan.go.id/selayang_sejarah.php.
diakses tanggal 07 Januari 2015.
Universitas Sumatera Utara
maka Kecamatan yang ada di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dimekarkan
menjadi 19 Kecamatan. Kemudian dua wilayah di Kotamadya Medan dimekarkan
menjadi wilayah Kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.35 tahun 1992 tentang pembentukan Kecamatan di Sumatera Utara.
Berdasarkan keputusan tersebut, Kecamatan di Kotamadya Medan yang semula
berjumlah 19 menjadi 21 Kecamatan. Dua Kecamatan yang mengalami
pemekaran tersebut adalah Kecamatan Medan Marelan dengan 4 Kelurahan dan
Kecamatan Medan Perjuangan dengan 9 Kelurahan.
D. KPU Kota Medan
Salah satu kebijakan dalam bidang politik dalam negeri yang tercantum
dalam Ketetapan MPR–RI Nomor IV/MPR/1999 tentang GBHN Tahun 19992004 adalah menyelenggarakan Pemilihan Umum secara berkualitas dengan
partisipasi rakyat seluas-luasnya atas dasar prinsip demokratis, langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, adil dan beradab yang dilaksanakan oleh Badan
Penyelenggaraan Independen dan Non Partisan selambat – lambatnya pada tahun
2004. Mengingat Pemilihan Umum merupakan salah satu program Nasional yang
harus dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secara kontinu, maka diperlukan
Institusi yang mempunyai wewenang secara khusus untuk menangani Pemilihan
Umum agar dapat berjalan sesuai dengan amanat Konstitusi. Institusi tersebut
bersifat tetap, nasional dan mandiri.40
Atas dasar pemikiran tersebut diatas, maka Pemerintah menyusun langkahlangkah mempersiapkan pembentukan Badan Penyelenggara Pemilu mulai dari
Pusat hingga Kabupaten/Kota. Implikasi langkah persiapan Pemerintah tersebut
adalah:
1. Menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2001 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum
40 Jessy Jujur Sihombing. Peran dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum Presiden Tahun 2009 . Medan: Universitas Sumatera Utara. 2014. hal. 47.
Universitas Sumatera Utara
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 81 tahun 2000
3. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Sekretariat
Umum Komisi Pemilihan Umum di Provinsi, Kabupaten/Kota.
Pembentukan Perwakilan Sekretariat Umum KPU (PS-KPU) di Kota
Medan didasarkan pada Keppres Nomor 67 Tahun 2002 dan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2002. Dengan demikian secara yuridis, terhitung
mulai tanggal 9 Oktober 2002, Perwakilan Sekretariat Umum KPU Kota Medan
telah terbentuk bersama dengan 30 (tiga puluh) Perwakilan Sekretariat Umum
KPU Provinsi dan 288 (dua ratus delapan puluh delapan) Perwakilan Sekretariat
Umum KPU Kabupaten serta 88 (delapan puluh delapan) Perwakilan Sekretariat
Umum KPU Kota di seluruh Indonesia.
Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, maka struktur organisasi Perwakilan
Sekretariat KPU di Provinsi dan Kabupaten/Kota mengalami perubahan
nomenklatur
menjadi
Sekretariat
KPU
Provinsi
dan
Sekretariat
KPU
Kabupaten/Kota. Perubahan nomenklatur dan struktural organisasi tersebut
dituangkan dalam Keputusan KPU Nomor 677 Tahun 2003.
Universitas Sumatera Utara
Visi KPU Kota Medan
Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan
Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,
demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.41
Misi KPU Kota Medan
a. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki
kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan
Pemilihan Umum.
b. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil,
akuntabel, edukatif dan beradab.
c. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih,
efisien dan efektif.
d. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil
dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam
Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang
demokratis.
41
KPU Kota Medan, Visi dan Misi KPU, http://kpud-medankota.go.id/visi-misi.html, diakses tanggal 07
Januari 2015.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1:
Struktur Organisasi KPU Kota Medan Tahun 2014
Yenni Chairiah Rambe
Ketua KPU Kota Medan
Pandapotan Tamba
Ketua Divisi Teknis
(Anggota)
Edy Suhartono
Ketua Divisi Sosialisasi
(Anggota)
Irwansyah
Ketua Divisi SDM, Perencanaan
Keuangan dan Logistik
(Anggota)
Agussyah Ramadani Damanik
Ketua Divisi Hukum Dan Hupmas
(Anggota)
Sumber: diolah dari website KPU Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
E. Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Medan
Kota Medan memiliki 21 Sekolah Menengah Atas Negeri yang
menjangkau seluruh daerah di Kota Medan. Adapun daftar seluruh Sekolah
Menengah Atas Negeri tersebut adalah:
1. SMA Negeri 1 Medan
Alamat: Jl. Teuku Cik Ditiro No. 1, Medan Polonia
Kepala Sekolah: Drs. Ahmad Siregar42
2. SMA Negeri 2 Medan
Alamat: Jl. Karangsari No. 435, Medan Polonia
Kepala Sekolah: Dra. Hj. Safrimi, M. Pd43
3. SMA Negeri 3 Medan
Alamat: Jl. Budi Kemasyarakatan No. 3, Medan Barat
Kepala Sekolah: Drs. Sahlan Daulay, M. Pd44
4. SMA Negeri 4 Medan
Alamat: Jl. Gelas No. 12, Medan Petisah
Kepala Sekolah: Drs. Ramly, M. Pd45
5. SMA Negeri 5 Medan
Alamat: Jl. Pelajar No. 17, Medan Kota
Kepala Sekolah: Drs. Haris H. Simamora, M. Si46
6. SMA Negeri 6 Medan
Alamat: Jl. Ansari No. 34, Medan Kota
Kepala Sekolah: Dra. Hj. Erlinda47
7. SMA Negeri 7 Medan
Alamat: Jl. Timor No. 36, Medan Timur
Kepala Sekolah: Drs. M. Daud Lubis48
42
SMA Negeri 1 Medan. http://www.smansamedan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
SMA Negeri 2 Medan. http://sman2medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
44 SMA Negeri 3 Medan. http://www.sman3medan.net/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
45 SMA Negeri 4 Medan. http://sman4medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
46 Wikipedia. SMA Negeri 5 Medan . http://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_5_Medan. diakses tanggal 08
Januari 2015.
47 SMA Negeri 6 Medan. http://www.sman6medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
48 SD Negeri 060959. Alamat SMA se-Kota Medan . http://sdn060959.blogspot.com/2013/05/alamat-sma-sekota-medan.html. diakses tanggal 08 Januari 2015.
43
Universitas Sumatera Utara
8. SMA Negeri 8 Medan
Alamat: Jl. Sampali No. 23, Medan Area
Kepala Sekolah: Drs. Sudirman, M. Si49
9. SMA Negeri 9 Medan
Alamat: Jl. Sei Mati, Medan Labuhan
Kepala Sekolah: Sofyan, S. Pd
10. SMA Negeri 10 Medan
Alamat: Jl. Tilak No. 108, Medan Kota
Kepala Sekolah: Drs. H. Sufrizal Tanjung
11. SMA Negeri 11 Medan
Alamat: Jl. Pertiwi No. 93, Medan Tembung
Kepala Sekolah: Drs. Karapatan Lumbantoruan, M. Pd50
12. SMA Negeri 12 Medan
Alamat: Jl. Cempaka No. 75, Medan Helvetia
Kepala Sekolah: Drs. Jasmen Tampubolon, M. Si51
13. SMA Negeri 13 Medan
Alamat: Jl. Brigjend Zein Hamid Km. 7, Medan Johor
Kepala Sekolah: Drs. Ilyas, S. Pd52
14. SMA Negeri 14 Medan
Alamat: Jl. Pelajar Timur Ujung, Medan Denai
Kepala Sekolah: Drs. Gultom, M. Pd
15. SMA Negeri 15 Medan
Alamat: Jl. Pembangunan No. 7, Medan Sunggal
Kepala Sekolah: Drs. Darwin Siregar
16. SMA Negeri 16 Medan
Alamat: Jl. Kapten Rahmad Buddin, Medan Marelan
Kepala Sekolah: Sri Irawati, S. Pd
17. SMA Negeri 17 Medan
Alamat: Jl. Jamin Ginting Km. 13,5, Medan Tuntungan
Kepala Sekolah: Drs. Karbin Tarigan
49
Ibid.
SMA Negeri 11 Medan. http://sman11medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
51 Wikipedia. SMA Negeri 12 Medan . http://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_12_Medan. diakses tanggal
08 Januari 2015.
52 SD Negeri 060959. Op. Cit.
50
Universitas Sumatera Utara
18. SMA Negeri 18 Medan
Alamat: Jl. Wahidin No. 15a, Medan Kota
Kepala Sekolah: Dra. Yurmaini Siregar
19. SMA Negeri 19 Medan
Alamat: Jl. Seruai, Medan Labuhan
Kepala Sekolah: Renata Nasution, S. Pd, M. Si53
20. SMA Negeri 20 Medan
Alamat: Jl. Besar Bagan Deli, Medan Belawan
Kepala Sekolah: Mukhlis, S. Pd54
21. SMA Negeri 21 Medan
Alamat: Jl. Kramat Indah/Selambo Ujung, Medan Denai
Kepala Sekolah: Drs. Salon Sinaga, M. Si55
53
SMA Negeri 19 Medan. http://sman19medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
SMA Negeri 20 Medan. http://sman20medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
55 SD Negeri 060959. Op. Cit.
54
Universitas Sumatera Utara
KOTA MEDAN
A. Letak Geografis
Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara juga kota terbesar
ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan pintu
gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para
wisatawan. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6%
dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan
dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil
dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis Kota Medan terletak
pada 3°30'-3°43' Lintang Utara dan 98°35'-98°44' Bujur Timur. Untuk itu
topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,537,5 meter di atas permukaan laut. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur
pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk
kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar
negeri (ekspor-impor). Letak geografis Medan ini telah mendorong perkembangan
kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat
Kota Medan saat ini.35
35
Wikipedia. Kota Medan. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan. diakses tanggal 07 Januari 2015.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1:
Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan
No
Kecamatan
Luas (Km2)
Persentase (%)
1
Medan Tuntungan
20,68
7,80
2
Medan Selayang
12,81
4,83
3
Medan Johor
14,58
5,50
4
Medan Amplas
11,19
4,22
5
Medan Denai
9,05
3,41
6
Medan Tembung
7,99
3,01
7
Medan Kota
5,27
1,99
8
Medan Area
5,52
2,08
9
Medan Baru
5,84
2,20
10
Medan Polonia
9,01
3,40
11
Medan Maimun
2,98
1,13
12
Medan Sunggal
15,44
5,83
13
Medan Helvetia
13,16
4,97
14
Medan Barat
6,82
2,57
15
Medan Petisah
5,33
2,01
16
Medan Timur
7,76
2,93
17
Medan Perjuangan
4,09
1,54
18
Medan Deli
20,84
7,86
19
Medan Labuhan
36,67
13,83
20
Medan Marelan
23,82
8,89
21
Medan Belawan
26,25
9,90
265,10
100
Jumlah
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
B. Demografi Penduduk
Berdasarkan
data
kependudukan
tahun
2005,
penduduk
Medan
diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar
dari pria (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui
merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan
mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan
demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah
2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659
perempuan. Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa
dengan dihitungnya jumlah penduduk penglaju (komuter). Sebagian besar
penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masingmasing 41% dan 37,8% dari total penduduk) Dilihat dari struktur umur penduduk,
Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun).
Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah
mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang
cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa,
perdagangan, maupun industri manufaktur.36
Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung
mengalami peningkatan tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah
0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan
penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004.
Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan
Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di
Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan
Penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan
36
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69
tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis.
Sebelum kedatangan bangsa asing ke wilayah Medan yang merupakan bagian dari
wilayah Sumatera Timur pada saat itu, penduduk Medan masih dihuni oleh sukusuku asli, seperti: Melayu, Simalungun, dan Karo. Namun, seiring dengan hadir
dan berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi
penduduk Medan berubah dengan hadirnya suku-suku pendatang, seperti Jawa,
Batak Toba, Cina, dan India. Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah
bercampur baur dengan penduduk asli sehingga Kota Medan sampai saat ini
dihuni oleh berbagai macam etnis, seperti: Melayu, Simalungun, Batak Toba,
Mandailing, Cina, Angkola, Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan lain sebagainya.
Suku-suku yang ada di Kota Medan ini hidup secara harmonis dan toleran antara
satu suku dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2:
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2009
No
Kecamatan
Laki Laki
Perempuan
Jumlah
1.
Medan Tuntungan
34.153
35.919
70.073
2.
Medan Johor
57.495
58.725
116.220
3.
Medan Amplas
57.127
58.029
115.156
4.
Medan Denai
69.746
70.194
139.939
5.
Medan Area
53.866
55.386
109.253
6.
Medan Kota
41.298
42.994
84.292
7.
Medan Maimun
28.212
29.646
57.859
8.
Medan Polonia
26.389
27.038
53.427
9.
Medan Baru
20.822
23.394
44.216
10. Medan Selayang
42.434
43.244
85.678
11. Medan Sunggal
54.452
56.216
110.667
12. Medan Helvetia
71.713
73.662
145.376
13. Medan Petisah
32.795
35.325
68.120
14. Medan Barat
38.513
40.585
79.098
15. Medan Timur
56.201
57.673
113.874
16. Medan Perjuangan
51.752
53.950
105.702
17. Medan Tembung
70.628
71.158
141.786
18. Medan Deli
75.246
74.830
150.076
19. Medan Labuhan
53.522
53.399
106.922
20. Medan Marelan
64.183
62.436
126.619
21. Medan Belawan
48.908
47.791
96.700
1.049.457
1.071.596
2.121.053
Kota Medan
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3:
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun
2009
Golongan Umur
Laki Laki
Perempuan
Jumlah
0-4
85.479
92.031
177.510
5-9
92.938
95.831
188.769
10-14
93.816
101.718
195.534
15-19
112.384
102.112
214.496
20-24
118.376
123.835
242.211
25-29
101.077
105.293
206.370
30-34
85.089
72.358
157.447
35-39
75.751
88.369
164.120
40-44
77.067
77.986
155.053
45-49
57.601
51.876
109.477
50-54
47.369
52.936
100.305
55-59
36.150
38.715
74.865
60-64
27.363
23.351
50.714
65-69
21.220
19.092
40.312
70-74
11.793
13.230
25.023
75+
5.984
12.863
18.847
Jumlah
1.049.457
1.071.596
2.121.053
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
C. Latar Belakang Historis
Kotamadya Medan awalnya adalah sebuah perkampungan kecil yang
dinamakan kampung Medan Putri. Letaknya berada di antara pertemuan Sungai
Deli dan Sungai Babura dan termasuk wilayah XII Kuta Hamparan Perak.37
Hadirnya perkebunan tembakau di wilayah Sumatera Timur telah membawa
37
Tengku Lukman Sinar. Sejarah Medan Tempo Doeloe. Medan: Litbang Seni Budaya Melayu. 1991. hal.
11‐12.
Universitas Sumatera Utara
perubahan yang signifikan baik dari segi ekonomi, sosial, dan demografi.
Keuntungan yang didapat dari perkebunan tembakau begitu besar sehingga
mempengaruhi perkembangan perekonomian di Sumatera Timur. Keuntungan itu
tidak hanya dirasakan oleh pihak pengusaha perkebunan saja tetapi juga dirasakan
oleh pihak sultan dan raja-raja yang berkuasa di Sumatera Timur.
Keuntungan yang didapat berkat hadirnya perkebunan tembakau di
Sumatera Timur telah mengangkat kondisi sosial-ekonomi pihak penguasa
Sumatera Timur. Sebelum kedatangan Belanda, para raja hidup dalam keadaan
melarat. Setelah kedatangan Belanda, gaya hidup pihak penguasa Sumatera Timur
pun berubah. Mereka tidak melewatkan sedikt waktu pun untuk mengadakan
pesta-pesta mewah untuk menyambut tamu-tamu Eropa. Selain itu, banyak orang
dari luar wilayah Sumatera Timur datang ke wilayah ini untuk mencari nafkah
sehingga mempengaruhi demografi Sumatera Timur pada saat itu.
Seiring dengan perkembangan perkebunan tembakau di Sumatera Timur,
pihak pengusaha perkebunan mulai memperkerjakan kuli-kuli Cina. Awalnya
pihak pengusaha mempekerjakan penduduk asli, yaitu Batak dan Melayu, tetapi
karena mereka cenderung malas bekerja maka pihak pengusaha tidak
mempekerjakan penduduk asli lagi. Namun pada akhirnya pihak pengusaha
mendatangkan kuli-kuli yang berasal dari Jawa dan India dengan sistem kontrak.
Dengan demikian komposisi penduduk wilayah Sumatera Timur tidak hanya
didiami oleh penduduk asli tetapi juga didami oleh suku-suku pendatang, seperti
Jawa, Cina, India, dan suku Batak Toba yang datang ke Sumatera Timur untuk
mencari nafkah.
Pada tahun 1887, Kesultanan Deli dipindahkan dari Labuhan ke Kota
Medan. Bersamaan dengan itu, Kota Medan dijadikan sebagai Ibukota
Karesidenan Sumatera Timur dengan luas wilayah 90.000 km². Dengan
dijadikannya Medan sebagai ibukota Karesidenan Sumatera Timur, maka Medan
menjadi pusat perekonomian Sumatera Timur. Di Kota Medan juga dibuka kantor
Universitas Sumatera Utara
Chartered Bank pada tahun 1888 yang disusul oleh dibukanya kantor
Nederlandsche
Handel
Maatschaappij
pada tahun 1892. Perkembangan
perekonomian yang begitu pesat menyebabkan dibukanya Belawan sebagai
pelabuhan internasional. Ketika Medan dijadikan Ibukota Karesidenan Sumatera
Timur, tumbuh kampung-kampung yang baru: Kampung Petisah Hulu, Kampung
Petisah Hilir, Kampung Kesawan, dan Kampung Sungai Rengas. Kampungkampung ini dikepalai oleh seorang kepala kampung di bawah komando Kontrolir
di Labuhan. Kampung Petisah Hulu disatukan dengan Petisah Hilir yang dikepalai
oleh seorang Kepala Kampung. Kemudian, tumbuh lagi kampung yang baru,
yaitu: Kampung Aur dan Kampung Keling yang dikepalai oleh wakil Kepala
Kampung.38
Pada tahun 1918 status Medan beralih dari status ibukota Karesidenan
Sumatera Timur menjadi status Gementee (Kotapraja), tetapi kota Maksum dan
Sungai Kera tidak termasuk ke dalam wilayah Kotapraja. Kedua wilayah itu tetap
berada dalam kekuasaan Sultan Deli. Walikota Kotapraja Medan pada saat itu
adalah Baron Daniel Mackay. Selain itu, muncul pula tempat pemukiman baru
yang letaknya terpisah dari penduduk pribumi dan berdiam secara eksklusif.
Tempat pemukiman itu ditujukan untuk orang-orang Eropa dan orang-orang Cina.
Bahkan di kalangan penduduk pribumi ada juga yang membentuk kelompoknya
sendiri seperti kampung Mandailing. Pada masa itu penduduk Medan berjumlah
43.826 jiwa. Hal ini disebabkan penduduk pribumi telah bercampur-baur dengan
pendatang asing seperti orang Eropa, orang Cina, dan orang Asia lainnya.
Selanjutnya Medan mengalami perkembangan yang begitu pesat baik dari
segi ekonomi maupun pemerintahan. Setelah Indonesia merdeka, Kota Medan
menjadi kota otonom yang berada di bawah pengawasan Gubernur Sumatera. Hal
ini sesuai dengan ketetapan Gubernur No.103 pada tanggal 17 Mei 1946
mengenai pembentukan 15 kota otonom. Ketika Negara Sumatera Timur (NST)
38
Ibid. hal. 58.
Universitas Sumatera Utara
terbentuk, Medan dijadikan Stadsgemente.39 Seiring dengan terbentuknya Provinsi
Sumetara Utara maka pemerintahan Negara Sumatera Timur pun dihapuskan.
Provinsi Sumatera Utara yang telah terbentuk itu meliputi wilayah Karesidenan
Aceh,
Sumatera
Timur
dan
Tapanuli
dengan
Medan
sebagai
pusat
pemerintahannya. Tetapi pembentukan Provinsi Sumatera Utara menuai protes
dari kalangan masyarakat Aceh yang menginginkan wilayah Aceh menjadi satu
provinsi yang otonom dan tetap tunduk pada pemerintah pusat. Setelah melalui
perundingan, maka pada tahun 1956 Aceh tidak lagi menjadi bagian dari Provinsi
Sumatera Utara.
Dengan demikian, terjadi perubahan jumlah Daerah Otonom tingkat II,
yaitu 10 Kabupaten, 3 Kota besar termasuk Kota Medan, dan 3 kota kecil lainnya.
Melalui Keputusan Gubernur Propinsi Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU
ditetapkan bahwa sejak 21 September 1951, daerah kota Medan diperluas tiga kali
lipat dengan mengambil wilayah Kabupaten Deli dan Serdang. Keputusan tersebut
disusul oleh Maklumat Walikota Medan nomor 2 tanggal 29 September 1951
yang menetapkan luas kota Medan menjadi 5.130 Ha dan meliputi 4 kecamatan,
yaitu: Kecamatan Medan, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat,
dan Kecamatan Medan Baru. Empat kecamatan tersebut memiliki 59
Kepenghuluan.
Dalam perkembangan selanjutnya Medan yang telah menjadi Kotamadya,
mengalami perluasan daerah. Melalui Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1973
ditetapkan bahwa beberapa wilayah yang sudah menjadi bagian dari Kabupaten
Deli Serdang, dimasukkan ke dalam wilayah Kotamadya Medan, sehingga Medan
memiliki 11 Kecamatan dan 116 Kelurahan. Kemudian, melalui sebuah surat
persetujuan dari Mendagri pada tahun 1986, Kelurahan yang ada di Kotamadya
Medan ditambah menjadi 144 Kelurahan. Melalui Peraturan Pemerintah RI No.
59 tahun 1991 tentang pembentukan beberapa Kecamatan di Sumatera Utara,
39
Pemerintah Kota Medan. Sejarah Kota Medan. http://www.pemkomedan.go.id/selayang_sejarah.php.
diakses tanggal 07 Januari 2015.
Universitas Sumatera Utara
maka Kecamatan yang ada di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dimekarkan
menjadi 19 Kecamatan. Kemudian dua wilayah di Kotamadya Medan dimekarkan
menjadi wilayah Kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.35 tahun 1992 tentang pembentukan Kecamatan di Sumatera Utara.
Berdasarkan keputusan tersebut, Kecamatan di Kotamadya Medan yang semula
berjumlah 19 menjadi 21 Kecamatan. Dua Kecamatan yang mengalami
pemekaran tersebut adalah Kecamatan Medan Marelan dengan 4 Kelurahan dan
Kecamatan Medan Perjuangan dengan 9 Kelurahan.
D. KPU Kota Medan
Salah satu kebijakan dalam bidang politik dalam negeri yang tercantum
dalam Ketetapan MPR–RI Nomor IV/MPR/1999 tentang GBHN Tahun 19992004 adalah menyelenggarakan Pemilihan Umum secara berkualitas dengan
partisipasi rakyat seluas-luasnya atas dasar prinsip demokratis, langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, adil dan beradab yang dilaksanakan oleh Badan
Penyelenggaraan Independen dan Non Partisan selambat – lambatnya pada tahun
2004. Mengingat Pemilihan Umum merupakan salah satu program Nasional yang
harus dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secara kontinu, maka diperlukan
Institusi yang mempunyai wewenang secara khusus untuk menangani Pemilihan
Umum agar dapat berjalan sesuai dengan amanat Konstitusi. Institusi tersebut
bersifat tetap, nasional dan mandiri.40
Atas dasar pemikiran tersebut diatas, maka Pemerintah menyusun langkahlangkah mempersiapkan pembentukan Badan Penyelenggara Pemilu mulai dari
Pusat hingga Kabupaten/Kota. Implikasi langkah persiapan Pemerintah tersebut
adalah:
1. Menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
2001 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum
40 Jessy Jujur Sihombing. Peran dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum Presiden Tahun 2009 . Medan: Universitas Sumatera Utara. 2014. hal. 47.
Universitas Sumatera Utara
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 81 tahun 2000
3. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Sekretariat
Umum Komisi Pemilihan Umum di Provinsi, Kabupaten/Kota.
Pembentukan Perwakilan Sekretariat Umum KPU (PS-KPU) di Kota
Medan didasarkan pada Keppres Nomor 67 Tahun 2002 dan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2002. Dengan demikian secara yuridis, terhitung
mulai tanggal 9 Oktober 2002, Perwakilan Sekretariat Umum KPU Kota Medan
telah terbentuk bersama dengan 30 (tiga puluh) Perwakilan Sekretariat Umum
KPU Provinsi dan 288 (dua ratus delapan puluh delapan) Perwakilan Sekretariat
Umum KPU Kabupaten serta 88 (delapan puluh delapan) Perwakilan Sekretariat
Umum KPU Kota di seluruh Indonesia.
Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, maka struktur organisasi Perwakilan
Sekretariat KPU di Provinsi dan Kabupaten/Kota mengalami perubahan
nomenklatur
menjadi
Sekretariat
KPU
Provinsi
dan
Sekretariat
KPU
Kabupaten/Kota. Perubahan nomenklatur dan struktural organisasi tersebut
dituangkan dalam Keputusan KPU Nomor 677 Tahun 2003.
Universitas Sumatera Utara
Visi KPU Kota Medan
Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan
Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,
demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.41
Misi KPU Kota Medan
a. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki
kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan
Pemilihan Umum.
b. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil,
akuntabel, edukatif dan beradab.
c. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih,
efisien dan efektif.
d. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil
dan setara, serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam
Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang
demokratis.
41
KPU Kota Medan, Visi dan Misi KPU, http://kpud-medankota.go.id/visi-misi.html, diakses tanggal 07
Januari 2015.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1:
Struktur Organisasi KPU Kota Medan Tahun 2014
Yenni Chairiah Rambe
Ketua KPU Kota Medan
Pandapotan Tamba
Ketua Divisi Teknis
(Anggota)
Edy Suhartono
Ketua Divisi Sosialisasi
(Anggota)
Irwansyah
Ketua Divisi SDM, Perencanaan
Keuangan dan Logistik
(Anggota)
Agussyah Ramadani Damanik
Ketua Divisi Hukum Dan Hupmas
(Anggota)
Sumber: diolah dari website KPU Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
E. Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Medan
Kota Medan memiliki 21 Sekolah Menengah Atas Negeri yang
menjangkau seluruh daerah di Kota Medan. Adapun daftar seluruh Sekolah
Menengah Atas Negeri tersebut adalah:
1. SMA Negeri 1 Medan
Alamat: Jl. Teuku Cik Ditiro No. 1, Medan Polonia
Kepala Sekolah: Drs. Ahmad Siregar42
2. SMA Negeri 2 Medan
Alamat: Jl. Karangsari No. 435, Medan Polonia
Kepala Sekolah: Dra. Hj. Safrimi, M. Pd43
3. SMA Negeri 3 Medan
Alamat: Jl. Budi Kemasyarakatan No. 3, Medan Barat
Kepala Sekolah: Drs. Sahlan Daulay, M. Pd44
4. SMA Negeri 4 Medan
Alamat: Jl. Gelas No. 12, Medan Petisah
Kepala Sekolah: Drs. Ramly, M. Pd45
5. SMA Negeri 5 Medan
Alamat: Jl. Pelajar No. 17, Medan Kota
Kepala Sekolah: Drs. Haris H. Simamora, M. Si46
6. SMA Negeri 6 Medan
Alamat: Jl. Ansari No. 34, Medan Kota
Kepala Sekolah: Dra. Hj. Erlinda47
7. SMA Negeri 7 Medan
Alamat: Jl. Timor No. 36, Medan Timur
Kepala Sekolah: Drs. M. Daud Lubis48
42
SMA Negeri 1 Medan. http://www.smansamedan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
SMA Negeri 2 Medan. http://sman2medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
44 SMA Negeri 3 Medan. http://www.sman3medan.net/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
45 SMA Negeri 4 Medan. http://sman4medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
46 Wikipedia. SMA Negeri 5 Medan . http://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_5_Medan. diakses tanggal 08
Januari 2015.
47 SMA Negeri 6 Medan. http://www.sman6medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
48 SD Negeri 060959. Alamat SMA se-Kota Medan . http://sdn060959.blogspot.com/2013/05/alamat-sma-sekota-medan.html. diakses tanggal 08 Januari 2015.
43
Universitas Sumatera Utara
8. SMA Negeri 8 Medan
Alamat: Jl. Sampali No. 23, Medan Area
Kepala Sekolah: Drs. Sudirman, M. Si49
9. SMA Negeri 9 Medan
Alamat: Jl. Sei Mati, Medan Labuhan
Kepala Sekolah: Sofyan, S. Pd
10. SMA Negeri 10 Medan
Alamat: Jl. Tilak No. 108, Medan Kota
Kepala Sekolah: Drs. H. Sufrizal Tanjung
11. SMA Negeri 11 Medan
Alamat: Jl. Pertiwi No. 93, Medan Tembung
Kepala Sekolah: Drs. Karapatan Lumbantoruan, M. Pd50
12. SMA Negeri 12 Medan
Alamat: Jl. Cempaka No. 75, Medan Helvetia
Kepala Sekolah: Drs. Jasmen Tampubolon, M. Si51
13. SMA Negeri 13 Medan
Alamat: Jl. Brigjend Zein Hamid Km. 7, Medan Johor
Kepala Sekolah: Drs. Ilyas, S. Pd52
14. SMA Negeri 14 Medan
Alamat: Jl. Pelajar Timur Ujung, Medan Denai
Kepala Sekolah: Drs. Gultom, M. Pd
15. SMA Negeri 15 Medan
Alamat: Jl. Pembangunan No. 7, Medan Sunggal
Kepala Sekolah: Drs. Darwin Siregar
16. SMA Negeri 16 Medan
Alamat: Jl. Kapten Rahmad Buddin, Medan Marelan
Kepala Sekolah: Sri Irawati, S. Pd
17. SMA Negeri 17 Medan
Alamat: Jl. Jamin Ginting Km. 13,5, Medan Tuntungan
Kepala Sekolah: Drs. Karbin Tarigan
49
Ibid.
SMA Negeri 11 Medan. http://sman11medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
51 Wikipedia. SMA Negeri 12 Medan . http://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_12_Medan. diakses tanggal
08 Januari 2015.
52 SD Negeri 060959. Op. Cit.
50
Universitas Sumatera Utara
18. SMA Negeri 18 Medan
Alamat: Jl. Wahidin No. 15a, Medan Kota
Kepala Sekolah: Dra. Yurmaini Siregar
19. SMA Negeri 19 Medan
Alamat: Jl. Seruai, Medan Labuhan
Kepala Sekolah: Renata Nasution, S. Pd, M. Si53
20. SMA Negeri 20 Medan
Alamat: Jl. Besar Bagan Deli, Medan Belawan
Kepala Sekolah: Mukhlis, S. Pd54
21. SMA Negeri 21 Medan
Alamat: Jl. Kramat Indah/Selambo Ujung, Medan Denai
Kepala Sekolah: Drs. Salon Sinaga, M. Si55
53
SMA Negeri 19 Medan. http://sman19medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
SMA Negeri 20 Medan. http://sman20medan.sch.id/. diakses tanggal 08 Januari 2015.
55 SD Negeri 060959. Op. Cit.
54
Universitas Sumatera Utara