Biaya Usaha Tani Dan Harga Referensi Daerah Komoditas Cabai Merah Di Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI
DAN KERANGKA PEMIIKIRAN
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Agronomi
Cabai atau lombok adalah tanaman semusim berbentuk perdu. Tanaman
ini berakar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Batangnya tidak
berbulu, tetapi banyak cabang. Daunnya panjang dengan ujung runcing (oblongus
acutus). Cabai berbunga sempurna dengan benang sarinya tidak berlekatan
(lepas). Umumnya bunga berwarna putih, namun ada pula yang ungu dan bunga
cabai berbentuk terompet kecil.
Buah yang masih muda berwarna hijau, tetapi ada pula yang putih
kekuningan. Buah tua umumnya berwarna merah atau kuning. Banyak biji di
dalam ruangan buah, daging buahnya berupa keping- keping tidak berair. Biji
tersebut melekat pada placenta. Buah cabai mengandung zat capsicin yang pedas
dan merangsang. Cabai mengandung minyak atheris yang memberi rasa pedas dan
panas. Selain itu, buah cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C ( nasir,
M. 1999).
Ada dua golongan tanaman cabai yang terkenal yaitu cabai besar
(Capisicum annuum L.) dan cabai kecil (Capisicum frutescens L.). Jenis cabai
yang termasuk ke dalam golongan cabai besar adalah cabai merah (Capisicum
annum L. var longum L. Sendt). Cabai tersebut buahnya panjang dengan ujungnya
10
Universitas Sumatera Utara
runcing dan posisinya menggantung pada ketiak daun. Ketika muda warna
buahnya hijau, setelah tua berubah menjadi merah (Anonymous. 2007a).
Cabai dapat dengan mudah ditanam, baik di dataran rendah maupun
dataran tinggi. Syarat agar tanaman cabai tumbuh baik adalah tanah berhumus
(subur), gembur, bersarang, dan pH tanahnya antara 5 - 6. Tanaman cabai tidak
tahan hujan, terutama pada waktu berbunga, karena bunga - bunganya akan mudah
gugur. Jika tanahnya kebanyakan air atau becek, tanaman mudah terserang
penyakit layu. Oleh karena itu, waktu tanam cabai yang baik ialah pada awal
musim kemarau. Namun cabai juga dapat ditanam pada saat musim penghujan
asalkan drainasenya baik.
1. Cara Tanam
Cabai dikembangbiakkan dengan biji yang diambil dari buah tua atau
yang berwarna merah. Biji tersebut disemaikan terlebih dahulu. Tanah
persemaian
ini
sebaiknya
dicampur
dengan
pupuk
kandang
supaya
bibitnya lekas besar. Biji akan tumbuh setelah empat sampai tujuh hari
kemudian. Untuk lahan seluas 1 hektar diperlukan 500 gram biji dengan daya
kecambah 75 persen.
Sebelum ditanam, tanah yang akan ditanami cabai dicangkul dan
diberi pupuk kandang. Pupuk kandang ini sebaiknya diletakkan di dalam lubang
kecil yang dibuat lurus dengan jarak antar lubang 50 - 60 cm dan jarak antar
baris 60 - 70 cm, tergantung kepada jenis yang akan ditanam. Setelah bibit
berumur 1-1,5 bulan (kira-kira tingginya 10 - 15 cm), bibit dipindahkan ke
11
Universitas Sumatera Utara
lubang tersedia. Satu bulan setelah tanam, tanaman diberi pupuk buatan. Pupuk
tersebut merupakan campuran urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 1 : 2 :
1 sebanyak 10 gram tiap tanaman. Oleh karena itu, diperlukan 150 kg urea,
300 kg TSP dan 150 kg KCL. Pada tanah tandus, pupuk urea dapat diberikan
sampai 200 kg per hektar. Pupuk buatan ini diberikan di sekeliling tanaman
sejauh 5 cm dari batangnya. Saat tanaman berumur dua bulan sebaiknya diberi
urea susulan 150 kg/ ha (Pracaya, 2003)
2. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan
membersihkan rumput
tanaman
cabai
pengganggu,
tidak
terlalu
menjaga
sulit,
dengan
ketersediaan
air,
cara
dan
memberantas hama serta penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman
cabai ialah lalat buah (Dacus ferrugineus), kutu daun (Myzus persicae), dan
tungu merah (Tetranycus sp.). Lalat buah merusak dengan menusuk buah cabai
hingga berguguran. Pemberantasan hama ini dengan penyemprotan Kelthane
0,1-0,2%.
Penyakit yang sering mengancam tanaman cabai adalah penyakit
busuk buah. Penyakit ini disebabkan cendawan Collectrichum nigrum.
Cendawan Oeidium sp. menyebabkan penyakit gugur daun, sedangkan cendawan
Phytophthora capsici penyebab terjadinya penyakit busuk daun. Penyakit busuk
daun dan busuk buah tersebut dapat dicegah dengan disemprotkan Dithane M-45
atau Anthracol 0,2%. Penyakit utama yang sering menggagalkan tanaman cabai
12
Universitas Sumatera Utara
besar ialah penyakit yang disebabkan virus daun keriting
(TMV). Virus TMV
ditularkan kutu daun. Virus tersebut merusak daun muda sehingga menjadi
keriting atau menggulung dan mengecil. Penyakit ini sampai kini belum
dapat diberantas sehingga bila ada tanaman yang terserang lebih baik
dicabut dan dibuang agar tidak menular ke tanaman yang lain (setiadi, 1990).
3. Pemanenan
Pemungutan buah pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur
empat bulan. Tanaman yang baik dapat menghasilkan buah 4 - 10 ton buah per
hektar. Buah cabai mempunyai pasaran yang luas, baik dalam atau luar negeri.
Dalam bentuk olahan (sambal atau tepung) telah dipasarkan sampai Eropa dan
Amerika. Akan tetapi, harga cabai tidak stabil. Harga dapat berkisar antara
Rp.1.000, sampai Rp.15.000, per kilogram tergantung musim panen dan hari
besar (setiadi, 1990).
2.2 LANDASAN TEORI
Teori Produksi
Pengertian produksi adalah hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi
dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat
dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau
masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output
tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi,
13
Universitas Sumatera Utara
fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output
yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (Nasir, M. 1999).
Hubungan antara jumlah output (Q) dengan sejumlah input yang digunakan
dalam proses produksi (X1, X2, X3, ……Xn) secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut:
Q = f (X1 X2 X3............. Xn) (2.1)
Keterangan:
Q = output
X = input
Berdasarkan fungsi produksi di atas maka akan dapat diketahui hubungan
antara input dengan output, dan juga akan dapat diketahui hubungan antar input itu
sendiri.
Apabila input yang dipergunakan dalam proses produksi hanya terdiri atas modal (K)
dan tenaga kerja (L) maka fungsi produksi yang dimaksud dapat diformulasikan
menjadi:
Q = f (K, L)
Keterangan:
Q = output
K = input modal
L = input tenaga kerja
Fungsi produksi di atas menunjukkan maksimum output yang dapat
diproduksi dengan
14
Universitas Sumatera Utara
menggunakan kombinasi alternatif dari modal (K) dan tenaga kerja (L).
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara faktor-faktor yang dipergunakan
dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga,
baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk (Prajnanta, F. 2005) Secara
matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, ........ , Xn)
Dimana
Y = tingkat produksi atau output yang dihasilkan, dan X1, X2, X3, ........ , Xn adalah
berbagai faktor produksi atau input yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum,
hanya bisa menjelaskan bahwa produk yng dihasilkan tergantung dari faktor-faktor
produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan kuantitatif
mengenai hubungan antara produk dan faktor produksi tersebut. Untuk dapat
memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam
bentuknya yang spesifik antara lain:
a) Y = a + bX (fungsi linear)
b) Y = a +bX – cX2 (fungsi kuadratis)
c) Y = aX1 bX2 c X3
d (fungsi Cobb-Douglas)
Menurut (Setiadi, 1990), sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu
hukum yang disebut The Law of Diminishing Return atau hukum kenaikan hasil
15
Universitas Sumatera Utara
berkurang. Hukum ini menyatakan bahwa jika penggunaan satu macam input
ditambah sedang input-input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari
setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik tetapi
kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan. Hubungan
antara produk total, produk marginal dan produk rata-rata diperlihatkan dalam
gambar:
16
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Hubungan antara PT, PM dan PR
17
Universitas Sumatera Utara
Hubungan produk dan faktor produksi yang diperlihatkan pada pada gambar 1.
mempunyai lima sifat (Epp & Malone, 1981) yaitu:
1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah (garis 0B), di mana produk marginal
semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
2. Pada titik balik atau inflection point B terjadi perubahan dari kenaikan hasil
bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai
maksimum (titik B’); produk rata-rata masih terus naik.
3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk
marginal menurun; produk rata-rata masih naiksebentar kemudian mencapai
maksimum pada titik C’, di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan
produk marginal. Setelah titik C’ produk ratarata menurun tetapi berada di atas
produk marginal.
4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama
dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga
negatif; produk rata-rata tetap positif. Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan
bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing
Return dapat dibagi ke dalam tiga tahap yaitu:
1. Produksi total dengan increasing returns,
2. Produksi total dengan decreasing returns, dan
3. Produksi total yang semakin menurun.
18
Universitas Sumatera Utara
Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk menghasilkan
produksi. Faktor produksi disebut dengan input. Faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi dibedakan menjadi 2 kelompok (Soekartawi, 1990), antara lain: (1) Faktor
biologi, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit,
varietas, pupuk, obat-obatan, gulma, dan sebagainya; (2) Faktor social ekonomi,
seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
resiko, dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya.
Input merupakan hal yang mutlak, karena proses produksi untuk
menghasilkan produk tertentu dibutuhkan sejumlah faktor produksi tertentu.
Misalnya untuk menghasilkan jagung dibutuhkan lahan, tenaga kerja, tanaman,
pupuk, pestisida, tanaman pelindung dan umur tanaman. Proses produksi menuntut
seorang pengusaha mampu menganalisa teknologi tertentu dan mengkombinasikan
berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu
seefisien mungkin.
Modal dalam arti luas dan umum adalah modal petani secara keseluruhan,
dengan memasukkan semua sumber ekonomi termasuk tanah di luar tenaga kerja.
Untuk menguji peran masing-masing faktor produksi, maka dari sejumlah faktor
produksi kita anggap variabel, sedangkan faktor produksi lainnya dianggap konstan
(Mubyarto, 1977).
19
Universitas Sumatera Utara
Teori Penetapan Harga
Menurut (Ginting, P. 2006) salah satu tujuan kebijakan harga pertanian adalah
menstabilkan harga produk pertanian untuk meningkatkan kegiatan usaha tani, serta
terciptanya harga pangan yang stabil bagi konsumen. Kebijakan harga pertanian dapat
dilakukan melalui berbagai instrumen yaitu kebijakan perdagangan, kebijakan nilai
tukar, pajak dan subsidi serta intervensi langsung. Secara tidak langsung stabilitas
harga dapat diterapkan melalui kebijakan pemasaran output dan kebijakan input.
Kebijakan input dapat dijalankan berupa subsidi harga sarana produksi yang
diberlakukan pemerintah terhadap pupuk, benih, pestisida dan kredit.
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang
diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh
perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah
dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang
tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga
tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu usahatani adalah menetapkan
harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap usahatani yaitu
didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal
dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan
(Soekartawi, 2003).
20
Universitas Sumatera Utara
Tidak semua produsen akan memperoleh keuntungan ekonomi karena hal ini
bergantung pada struktur dan biaya. Sekalipun harga sama untuk setiap produsen,
struktur beaya akan berbeda karena hal ini bergantung pada teknologi yang digunakan
dan manajemen dalam melakukan produksi. Dalam hal ini akan dijumpai produsen
yang hanya memperoleh keuntungan normal (di mana AC=P) sehingga TC=TR.
Dikatakan keuntungan normal karena produsen telah membebamkan keuntungan per
unit Q pada harga pasar yang terjadi. Dalam kasus ini P=AC (Amir, 2004).
P
C
AC
MC
P
B
AR=MR=P
0
Q
Q1
Gambar 2. Kurva Normal Profit
21
Universitas Sumatera Utara
Keterangan Gambar 1:
a) Pada harga OP, output yang dihasilkan OQ1, biaya rata-rata Q1B.
b) Pada titik B, AC = MC = MR = P.
c) TR = Luas segi empat OQ1BP, TR = luas segi empat OQ1BP, TR = TC.
d) Keuntungan = TR = TC = 0, keuntungan normal.
Salah satu metode untuk menetapkan harga jual menurut (Mei, Theresia. M.H.
2006) adalah dengan metode fixed percentage margin. Di sini margin dihitung atau
ditentukan berdasarkan suatu persentase di tingkat eceran. Secara aljabar adalah
sebagai berikut. Pr = Pf + M , di mana Pr adalah harga jual, Pf adalah harga di tingkat
petani, dan M adalah margin atau keuntungan.
`
Pemerintah turut campur dalam perekonomian negara kita. Salah satu bentuk
turut campur tangan pemerintah dalam perekonomian yaitu dalam menentukan harga
agar dianggap adil baik produsen maupun konsumen. Patokan harga yang dibuat oleh
pemerintah itu tidak lain untuk mewujudkan pendekatan antara konsumen dan
produsen dalam pembentukan harga yang riil. (Soekartawi 2006)
Menurut (Nurliah, Elly. 2002) bentuk campur tangan pemerintah tersebut
adalah melalui penetapan harga eceran tertinggi, penetapan harga terendah, pajak atau
melalui subsidi. Beberapa macam harga yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu :
Harga eceran tertinggi (ceiling price)
22
Universitas Sumatera Utara
Harga eceran tertinggi (ceiling price), adalah harga tertinggi yang ditetapkan
oleh pemerintah yang bertujuan untuk melindungi konsumen. Dimana pemerintah
menetapkan harga maksimum suatu barang. Penjual tidak diperbolehkan menetapkan
harga di atas harga maksimum tersebut.
Adanya penetapan harga eceran tertinggi menyebabkan kelebihan permintaan,
yang dapat diatasi dengan impor atau usaha-usaha lain terkait peningkatan produksi /
layanan jasa. Harga eceran tertinggi bertujuan untuk mencapai tingkat harga yang
tidak merugikan produsen maupun konsumen. Dari uraian tersebut penetapan harga
eceran tertinggi akan memberikan pengaruh pada menurunnya harga pasar, tercipta
kelebihan permintaan atau kekurangan penawaran, menurunkan kuantitas yang
diperjualbelikan, dan menurunkan penerimaan produsen.
Price
Demand
Supply
Excess demand
Harga Batas Atas (ceiling price)
P1
0
Q1
Q2
Quantity
Gambar 3. Kebijakan Harga Tertinggi (ceiling price)
Harga eceran terendah (floor price)
23
Universitas Sumatera Utara
Harga eceran terendah (floor price) adalah harga terendah yan ditetapkan oleh
pemerintah yang bertujuan untuk melindungi produsen. Dimana pemerintah
menetapan harga terendah khususnya pada komoditas-komoditas tertentu. Misalnya
pemerintah menetapkan harga terendah pembelian gabah kering dari para petani. Para
pembeli (umumnya para tengkulak) tidak diperbolehkan membeli gabah di bawah
harga yang telah ditetapkan pemerintah tersebut.
24
Universitas Sumatera Utara
Price
excess supply
Supply
Harga Batas Bawah ( floor price )
Demand
0
Q1
Q2
Quantity
Gambar 4. Kebijakan Harga Terendah ( floor price )
25
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI
DAN KERANGKA PEMIIKIRAN
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Agronomi
Cabai atau lombok adalah tanaman semusim berbentuk perdu. Tanaman
ini berakar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Batangnya tidak
berbulu, tetapi banyak cabang. Daunnya panjang dengan ujung runcing (oblongus
acutus). Cabai berbunga sempurna dengan benang sarinya tidak berlekatan
(lepas). Umumnya bunga berwarna putih, namun ada pula yang ungu dan bunga
cabai berbentuk terompet kecil.
Buah yang masih muda berwarna hijau, tetapi ada pula yang putih
kekuningan. Buah tua umumnya berwarna merah atau kuning. Banyak biji di
dalam ruangan buah, daging buahnya berupa keping- keping tidak berair. Biji
tersebut melekat pada placenta. Buah cabai mengandung zat capsicin yang pedas
dan merangsang. Cabai mengandung minyak atheris yang memberi rasa pedas dan
panas. Selain itu, buah cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C ( nasir,
M. 1999).
Ada dua golongan tanaman cabai yang terkenal yaitu cabai besar
(Capisicum annuum L.) dan cabai kecil (Capisicum frutescens L.). Jenis cabai
yang termasuk ke dalam golongan cabai besar adalah cabai merah (Capisicum
annum L. var longum L. Sendt). Cabai tersebut buahnya panjang dengan ujungnya
10
Universitas Sumatera Utara
runcing dan posisinya menggantung pada ketiak daun. Ketika muda warna
buahnya hijau, setelah tua berubah menjadi merah (Anonymous. 2007a).
Cabai dapat dengan mudah ditanam, baik di dataran rendah maupun
dataran tinggi. Syarat agar tanaman cabai tumbuh baik adalah tanah berhumus
(subur), gembur, bersarang, dan pH tanahnya antara 5 - 6. Tanaman cabai tidak
tahan hujan, terutama pada waktu berbunga, karena bunga - bunganya akan mudah
gugur. Jika tanahnya kebanyakan air atau becek, tanaman mudah terserang
penyakit layu. Oleh karena itu, waktu tanam cabai yang baik ialah pada awal
musim kemarau. Namun cabai juga dapat ditanam pada saat musim penghujan
asalkan drainasenya baik.
1. Cara Tanam
Cabai dikembangbiakkan dengan biji yang diambil dari buah tua atau
yang berwarna merah. Biji tersebut disemaikan terlebih dahulu. Tanah
persemaian
ini
sebaiknya
dicampur
dengan
pupuk
kandang
supaya
bibitnya lekas besar. Biji akan tumbuh setelah empat sampai tujuh hari
kemudian. Untuk lahan seluas 1 hektar diperlukan 500 gram biji dengan daya
kecambah 75 persen.
Sebelum ditanam, tanah yang akan ditanami cabai dicangkul dan
diberi pupuk kandang. Pupuk kandang ini sebaiknya diletakkan di dalam lubang
kecil yang dibuat lurus dengan jarak antar lubang 50 - 60 cm dan jarak antar
baris 60 - 70 cm, tergantung kepada jenis yang akan ditanam. Setelah bibit
berumur 1-1,5 bulan (kira-kira tingginya 10 - 15 cm), bibit dipindahkan ke
11
Universitas Sumatera Utara
lubang tersedia. Satu bulan setelah tanam, tanaman diberi pupuk buatan. Pupuk
tersebut merupakan campuran urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 1 : 2 :
1 sebanyak 10 gram tiap tanaman. Oleh karena itu, diperlukan 150 kg urea,
300 kg TSP dan 150 kg KCL. Pada tanah tandus, pupuk urea dapat diberikan
sampai 200 kg per hektar. Pupuk buatan ini diberikan di sekeliling tanaman
sejauh 5 cm dari batangnya. Saat tanaman berumur dua bulan sebaiknya diberi
urea susulan 150 kg/ ha (Pracaya, 2003)
2. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan
membersihkan rumput
tanaman
cabai
pengganggu,
tidak
terlalu
menjaga
sulit,
dengan
ketersediaan
air,
cara
dan
memberantas hama serta penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman
cabai ialah lalat buah (Dacus ferrugineus), kutu daun (Myzus persicae), dan
tungu merah (Tetranycus sp.). Lalat buah merusak dengan menusuk buah cabai
hingga berguguran. Pemberantasan hama ini dengan penyemprotan Kelthane
0,1-0,2%.
Penyakit yang sering mengancam tanaman cabai adalah penyakit
busuk buah. Penyakit ini disebabkan cendawan Collectrichum nigrum.
Cendawan Oeidium sp. menyebabkan penyakit gugur daun, sedangkan cendawan
Phytophthora capsici penyebab terjadinya penyakit busuk daun. Penyakit busuk
daun dan busuk buah tersebut dapat dicegah dengan disemprotkan Dithane M-45
atau Anthracol 0,2%. Penyakit utama yang sering menggagalkan tanaman cabai
12
Universitas Sumatera Utara
besar ialah penyakit yang disebabkan virus daun keriting
(TMV). Virus TMV
ditularkan kutu daun. Virus tersebut merusak daun muda sehingga menjadi
keriting atau menggulung dan mengecil. Penyakit ini sampai kini belum
dapat diberantas sehingga bila ada tanaman yang terserang lebih baik
dicabut dan dibuang agar tidak menular ke tanaman yang lain (setiadi, 1990).
3. Pemanenan
Pemungutan buah pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur
empat bulan. Tanaman yang baik dapat menghasilkan buah 4 - 10 ton buah per
hektar. Buah cabai mempunyai pasaran yang luas, baik dalam atau luar negeri.
Dalam bentuk olahan (sambal atau tepung) telah dipasarkan sampai Eropa dan
Amerika. Akan tetapi, harga cabai tidak stabil. Harga dapat berkisar antara
Rp.1.000, sampai Rp.15.000, per kilogram tergantung musim panen dan hari
besar (setiadi, 1990).
2.2 LANDASAN TEORI
Teori Produksi
Pengertian produksi adalah hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi
dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat
dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau
masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output
tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi,
13
Universitas Sumatera Utara
fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output
yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (Nasir, M. 1999).
Hubungan antara jumlah output (Q) dengan sejumlah input yang digunakan
dalam proses produksi (X1, X2, X3, ……Xn) secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut:
Q = f (X1 X2 X3............. Xn) (2.1)
Keterangan:
Q = output
X = input
Berdasarkan fungsi produksi di atas maka akan dapat diketahui hubungan
antara input dengan output, dan juga akan dapat diketahui hubungan antar input itu
sendiri.
Apabila input yang dipergunakan dalam proses produksi hanya terdiri atas modal (K)
dan tenaga kerja (L) maka fungsi produksi yang dimaksud dapat diformulasikan
menjadi:
Q = f (K, L)
Keterangan:
Q = output
K = input modal
L = input tenaga kerja
Fungsi produksi di atas menunjukkan maksimum output yang dapat
diproduksi dengan
14
Universitas Sumatera Utara
menggunakan kombinasi alternatif dari modal (K) dan tenaga kerja (L).
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara faktor-faktor yang dipergunakan
dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga,
baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk (Prajnanta, F. 2005) Secara
matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, ........ , Xn)
Dimana
Y = tingkat produksi atau output yang dihasilkan, dan X1, X2, X3, ........ , Xn adalah
berbagai faktor produksi atau input yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum,
hanya bisa menjelaskan bahwa produk yng dihasilkan tergantung dari faktor-faktor
produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan kuantitatif
mengenai hubungan antara produk dan faktor produksi tersebut. Untuk dapat
memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam
bentuknya yang spesifik antara lain:
a) Y = a + bX (fungsi linear)
b) Y = a +bX – cX2 (fungsi kuadratis)
c) Y = aX1 bX2 c X3
d (fungsi Cobb-Douglas)
Menurut (Setiadi, 1990), sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu
hukum yang disebut The Law of Diminishing Return atau hukum kenaikan hasil
15
Universitas Sumatera Utara
berkurang. Hukum ini menyatakan bahwa jika penggunaan satu macam input
ditambah sedang input-input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari
setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik tetapi
kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan. Hubungan
antara produk total, produk marginal dan produk rata-rata diperlihatkan dalam
gambar:
16
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Hubungan antara PT, PM dan PR
17
Universitas Sumatera Utara
Hubungan produk dan faktor produksi yang diperlihatkan pada pada gambar 1.
mempunyai lima sifat (Epp & Malone, 1981) yaitu:
1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah (garis 0B), di mana produk marginal
semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
2. Pada titik balik atau inflection point B terjadi perubahan dari kenaikan hasil
bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai
maksimum (titik B’); produk rata-rata masih terus naik.
3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk
marginal menurun; produk rata-rata masih naiksebentar kemudian mencapai
maksimum pada titik C’, di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan
produk marginal. Setelah titik C’ produk ratarata menurun tetapi berada di atas
produk marginal.
4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama
dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga
negatif; produk rata-rata tetap positif. Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan
bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing
Return dapat dibagi ke dalam tiga tahap yaitu:
1. Produksi total dengan increasing returns,
2. Produksi total dengan decreasing returns, dan
3. Produksi total yang semakin menurun.
18
Universitas Sumatera Utara
Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk menghasilkan
produksi. Faktor produksi disebut dengan input. Faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi dibedakan menjadi 2 kelompok (Soekartawi, 1990), antara lain: (1) Faktor
biologi, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit,
varietas, pupuk, obat-obatan, gulma, dan sebagainya; (2) Faktor social ekonomi,
seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
resiko, dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya.
Input merupakan hal yang mutlak, karena proses produksi untuk
menghasilkan produk tertentu dibutuhkan sejumlah faktor produksi tertentu.
Misalnya untuk menghasilkan jagung dibutuhkan lahan, tenaga kerja, tanaman,
pupuk, pestisida, tanaman pelindung dan umur tanaman. Proses produksi menuntut
seorang pengusaha mampu menganalisa teknologi tertentu dan mengkombinasikan
berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu
seefisien mungkin.
Modal dalam arti luas dan umum adalah modal petani secara keseluruhan,
dengan memasukkan semua sumber ekonomi termasuk tanah di luar tenaga kerja.
Untuk menguji peran masing-masing faktor produksi, maka dari sejumlah faktor
produksi kita anggap variabel, sedangkan faktor produksi lainnya dianggap konstan
(Mubyarto, 1977).
19
Universitas Sumatera Utara
Teori Penetapan Harga
Menurut (Ginting, P. 2006) salah satu tujuan kebijakan harga pertanian adalah
menstabilkan harga produk pertanian untuk meningkatkan kegiatan usaha tani, serta
terciptanya harga pangan yang stabil bagi konsumen. Kebijakan harga pertanian dapat
dilakukan melalui berbagai instrumen yaitu kebijakan perdagangan, kebijakan nilai
tukar, pajak dan subsidi serta intervensi langsung. Secara tidak langsung stabilitas
harga dapat diterapkan melalui kebijakan pemasaran output dan kebijakan input.
Kebijakan input dapat dijalankan berupa subsidi harga sarana produksi yang
diberlakukan pemerintah terhadap pupuk, benih, pestisida dan kredit.
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang
diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh
perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah
dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang
tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga
tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu usahatani adalah menetapkan
harga. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap usahatani yaitu
didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal
dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan
(Soekartawi, 2003).
20
Universitas Sumatera Utara
Tidak semua produsen akan memperoleh keuntungan ekonomi karena hal ini
bergantung pada struktur dan biaya. Sekalipun harga sama untuk setiap produsen,
struktur beaya akan berbeda karena hal ini bergantung pada teknologi yang digunakan
dan manajemen dalam melakukan produksi. Dalam hal ini akan dijumpai produsen
yang hanya memperoleh keuntungan normal (di mana AC=P) sehingga TC=TR.
Dikatakan keuntungan normal karena produsen telah membebamkan keuntungan per
unit Q pada harga pasar yang terjadi. Dalam kasus ini P=AC (Amir, 2004).
P
C
AC
MC
P
B
AR=MR=P
0
Q
Q1
Gambar 2. Kurva Normal Profit
21
Universitas Sumatera Utara
Keterangan Gambar 1:
a) Pada harga OP, output yang dihasilkan OQ1, biaya rata-rata Q1B.
b) Pada titik B, AC = MC = MR = P.
c) TR = Luas segi empat OQ1BP, TR = luas segi empat OQ1BP, TR = TC.
d) Keuntungan = TR = TC = 0, keuntungan normal.
Salah satu metode untuk menetapkan harga jual menurut (Mei, Theresia. M.H.
2006) adalah dengan metode fixed percentage margin. Di sini margin dihitung atau
ditentukan berdasarkan suatu persentase di tingkat eceran. Secara aljabar adalah
sebagai berikut. Pr = Pf + M , di mana Pr adalah harga jual, Pf adalah harga di tingkat
petani, dan M adalah margin atau keuntungan.
`
Pemerintah turut campur dalam perekonomian negara kita. Salah satu bentuk
turut campur tangan pemerintah dalam perekonomian yaitu dalam menentukan harga
agar dianggap adil baik produsen maupun konsumen. Patokan harga yang dibuat oleh
pemerintah itu tidak lain untuk mewujudkan pendekatan antara konsumen dan
produsen dalam pembentukan harga yang riil. (Soekartawi 2006)
Menurut (Nurliah, Elly. 2002) bentuk campur tangan pemerintah tersebut
adalah melalui penetapan harga eceran tertinggi, penetapan harga terendah, pajak atau
melalui subsidi. Beberapa macam harga yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu :
Harga eceran tertinggi (ceiling price)
22
Universitas Sumatera Utara
Harga eceran tertinggi (ceiling price), adalah harga tertinggi yang ditetapkan
oleh pemerintah yang bertujuan untuk melindungi konsumen. Dimana pemerintah
menetapkan harga maksimum suatu barang. Penjual tidak diperbolehkan menetapkan
harga di atas harga maksimum tersebut.
Adanya penetapan harga eceran tertinggi menyebabkan kelebihan permintaan,
yang dapat diatasi dengan impor atau usaha-usaha lain terkait peningkatan produksi /
layanan jasa. Harga eceran tertinggi bertujuan untuk mencapai tingkat harga yang
tidak merugikan produsen maupun konsumen. Dari uraian tersebut penetapan harga
eceran tertinggi akan memberikan pengaruh pada menurunnya harga pasar, tercipta
kelebihan permintaan atau kekurangan penawaran, menurunkan kuantitas yang
diperjualbelikan, dan menurunkan penerimaan produsen.
Price
Demand
Supply
Excess demand
Harga Batas Atas (ceiling price)
P1
0
Q1
Q2
Quantity
Gambar 3. Kebijakan Harga Tertinggi (ceiling price)
Harga eceran terendah (floor price)
23
Universitas Sumatera Utara
Harga eceran terendah (floor price) adalah harga terendah yan ditetapkan oleh
pemerintah yang bertujuan untuk melindungi produsen. Dimana pemerintah
menetapan harga terendah khususnya pada komoditas-komoditas tertentu. Misalnya
pemerintah menetapkan harga terendah pembelian gabah kering dari para petani. Para
pembeli (umumnya para tengkulak) tidak diperbolehkan membeli gabah di bawah
harga yang telah ditetapkan pemerintah tersebut.
24
Universitas Sumatera Utara
Price
excess supply
Supply
Harga Batas Bawah ( floor price )
Demand
0
Q1
Q2
Quantity
Gambar 4. Kebijakan Harga Terendah ( floor price )
25
Universitas Sumatera Utara